Makalah Seminar Kerja Praktik
Transcript of Makalah Seminar Kerja Praktik
![Page 1: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/1.jpg)
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK
SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK DAN JARINGAN 150 kV
MENGGUNAKAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA GAS SF6
DI GARDU INDUK 150 kV KEBASEN PT. PLN (PERSERO)
P3B JB UPT TEGAL
Oleh :
JOHAN RAHMAT FAUZI
H1C008039
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
PURBALINGGA
2011
![Page 2: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/2.jpg)
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Listrik dalam kehidupan manusia sehari-hari merupakan suatu kebutuhan dimana daya
listrik yang dibutuhkan dalam keadaan aman dan kontinuitas yang tinggi sesuai dengan
persyaratan beban-beban dipasang. Pentingnya energi listrik dalam kehidupan manusia
tergambar dalam suatu kenyataan bahwa intensitas energi listrik dalam masyarakat, telah pula
digunakan sebagai indikator dalam mengukur taraf hidup masyarakat yang bersangkutan,
sehingga semakin bertambah konsumsi energi listrik, berkapita di dalam suatu masyarakat
menunjukan kenaikan standar kehidupan masyarakat.
Peningkatan efisiensi dan mutu tersebut dapat dimulai dari pembangkitan, transmisi
dan distribusi, dengan berbagai cara agar tidak terjadi gangguan yang nantinya akan
menghambat efisiensi dan mutu tersebut. Sistem tenaga listrik yang baik dapat menyalurkan
listrik yang diinginkan dari mulai pembangkitan sampai digunakan oleh masing – masing
pengguna listrik.
Sistem transmisi merupakan bagian dari suatu sistem tenaga listrik yang menyalurkan
atau mentransmisikan energi listrik dari pusat - pusat pembangkit ke Gardu-Gardu Induk atau
dari Gardu Induk yang satu ke Gardu Induk yang lain. Permasalahan yang dihadapi dalam
sistem transmisi listrik adalah pengamanan atau proteksi untuk peralatan – peralatan listrik
pada sistem transmisi listrik ataupun pada Gardu Induk itu sendiri agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan.
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dalam bidang kelistrikan, dewasa
ini dipasang sebuah alat yaitu pemutus tenaga (PMT) di setiap Gardu Induk. PMT adalah
saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus / daya listrik
sesuai rantingnya jika terdapat gangguan pada Gardu Induk atau alat transmisi lainnya, PMT
digunakan untuk memutuskan hubungan secara otomatis. Salah satu jenis PMT yang ada
sekarang ini adalah dengan menggunakan media gas SF6 (Sulphur Hexafloride).
1.2. Maksud danTujuan
Dalam kurikulum jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Soedirman, Kerja
Praktik merupakan suatu kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa sebagai
syarat kelulusan tingkat strata satu yang berbobot 2 Satuan Kredit Semester (SKS). Yang
dimaksud Kerja Praktik disini adalah Mahasiswa melakukan kegiatan bekerja di suatu
perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang sesuai dengan bidang studi yang diminatinya.
![Page 3: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/3.jpg)
Kerja praktik yang dilakukan di Gardu Induk 150 kV Kebasen, PT. PLN (PERSERO)
P3B JB UPT Tegal bertujuan untuk:
1. Mengetahui konsep dasar Gardu Induk, komponen (bagian - bagian) listrik Gardu
Induk.
2. Mengetahui fungsi peralatan proteksi Gardu Induk dan jaringan 150 kV.
3. Mengetahui komponen peralatan PMT gas SF6.
4. Mengetahui keunggulan PMT media gas SF6 dibandingkan PMT jenis lain untuk
proteksi Gardu Induk.
1.3. Ruang Lingkup
Untuk menghidari terlampau luasnya ruang lingkup pembahasan dan agar tercapainya
suatu hasil yang jelas maka dalam penyusunan laporan kerja praktik ini permasalahan yang
akan dibahas meliputi: sistem proteksi Gardu Induk dan jaringan 150 kV menggunakan
pemutus tenaga (PMT) media gas SF6.
II. PROTEKSI GARDU INDUK DAN JARINGAN 150 kV MENGGUNAKAN
PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA GAS SF6
2.1. Sistem Proteksi Jaringan
Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit, jaringan
transmisi (gardu induk dan jaringan) dan jaringan distribusi. Jaringan tenaga listrik terdiri dari
banyak peralatan yang berbeda jenis dan karakteristik dan secara fisik dipisahkan oleh
pemutus tenaga (PMT).
PMT berfungsi untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian jaringan dengan
bagian lain, baik jaringan dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terganggu. Bagian-
bagian jaringan tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau lebih.
Gambar 2.1. Jaringan sistem tenaga listrik
Dalam usaha untuk meningkatkan keandalan penyediaan energi listrik, kebutuhan
sistem proteksi yang memadai tidak dapat dihindarkan. Sistem proteksi terdiri dari peralatan
![Page 4: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/4.jpg)
CT, PT, PMT, catu daya DC/AC, relai proteksi, teleproteksi yang diintegrasikan dalam suatu
rangkaian wiring. Di samping itu diperlukan juga peralatan pendukung untuk kemudahan
operasi dan evaluasi seperti sistem recorder, sistem scada dan indikasi relay (announciator).
Secara sederhana salah satu contoh sistem proteksi untuk jaringan sebagai berikut :
Gambar 2.2. Sistem proteksi jaringan
Fungsi peralatan proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan
bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat serta sekaligus
mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar.
Sistem Proteksi harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Sensitif yaitu mampu merasakan gangguan sekecil apapun.
2. Andal yaitu akan bekerja bila diperlukan (dependability) dan tidak akan bekerja bila
tidak diperlukan (security).
3. Selektif yaitu mampu memisahkan jaringan yang terganggu saja.
4. Cepat yaitu mampu bekerja secepat-cepatnya.
2.2. Pemutus Tenaga (PMT) di Gardu Induk 150 kV
Pemutus tenaga (PMT) merupakan suatu alat otomatis yang mampu memutus /
menutup rangkaian pada semua kondisi yaitu kondisi gangguan maupun kondisi normal, atau
dapat juga sebagai alat yang dibutuhkan untuk mengontrol jaringan tenaga listrik dengan
membuka circuit dengan menutup circuit (sebagai sakelar) dengan membawa beban secara
pengawasan manual atau otomatis, sedangkan jika dalam keadaan gangguan atau keadaan
![Page 5: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/5.jpg)
tidak normal PMT dapat membuka dengan bantuan rele yang mendeteksi, sehingga gangguan
dapat dipisahkan.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT untuk proteksi saluran tenaga
listrik adalah sebagai berikut:
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.
2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun
terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung
singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan,
dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.
Pemutus tenaga (PMT) yang dikaji berada di lokasi switch yard Gardu Induk 150 kV
Kebasen. PMT yang digunakan di Gardu Induk 150 kV Kebasen pada jaringan 150 kV
merupakan PMT tegangan tinggi (High Voltage Cicuit Breaker) dengan range tegangan 35 s.d
245 kV (berdasarkan SPLN 1.1995 – 3.5). Dengan range tersebut, diharapkan PMT ini
mampu menjadi sebuah proteksi / pengaman yang baik.
Di GI – GI yang ada di Jawa dan Bali banyak yang menggunakan PMT jenis gas SF6
karena PMT jenis SF6 ini banyak keunggulannya dibandingkan PMT jenis lain. Di Gardu
Induk 150 kV Kebasen terdapat empat bay yang menggunakan PMT jenis gas SF6.
Diantaranya adalah bay kapasitor, bay transmisi Pemalang I, bay Transformator III dan bay
transformator IV.
Gambar 2.3. Single line diagram Gardu Induk 150 kV Kebasen
![Page 6: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/6.jpg)
2.3. PMT Media Gas SF6
2.3.1. Penggunaan Gas Sulphur Hexa Fluorida (SF6)
Sulphur Hexa Fluorida (SF6) merupakan suatu gas bentukan antara unsur sulphur
dengan fluor dengan reaksi eksotermis :
S + 3 F2 SF6 + 262 kilo kalori.
Gas SF6 merupakan gas terberat yang mempunyai massa jenis 6.139 kg/m3 yaitu
sekitar 5 kali berat udara pada suhu 0o celcius dan tekanan 1 atmosfir. Sifat gas SF6 murni
adalah tidak berbau, tidak berwarna, tidak beracun, tidak mudah terbakar, sifat tidak merusak
metal, plastik dan bermacam-macam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga
tegangan tinggi. Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi
(2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan.
2.3.2. Keunggulan PMT Gas SF6
PMT gas SF6 ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan pada
rangkaian bertegangan sampai 765 kV. Sementara itu, keunggulan PMT gas SF6 dilihat dari
keuntungan sifat-sifat dari gas SF6 di atas dibandingkan dengan PMT jenis lain untuk
mengamankan Gardu Induk dan jaringan yaitu :
1. Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan mekanismenya. Pada
prinsipnya, SF6 sebagai pemadam busur api adalah tanpa memerlukan energi untuk
mengkompresikannya, namun semata-mata karena pengaruh panas busur api yang
terjadi.
2. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat dengan
mudah dideteksi.
3. Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya kembali
setelah pemadaman adalah menyeluruh.
4. Mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, setelah arus bunga api
listrik melalui titik nol.
5. Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada PMT konduktivitas tetap rendah
dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi kemungkinan busur api tidak
stabil dengan demikian ada pemotongan arus dan menimbulkan tegangan antar kontak.
6. Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga penguraiannya menjadikan
dielektriknya naik secara bertahap.
7. Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan dengan
adanya hal ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya rendah.
8. Selain itu PMT jenis ini simpel (tidak makan tempat)
![Page 7: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/7.jpg)
2.3.3. Bagian-Bagian Utama PMT Gas SF6
Gambar 2.4. Bagian-bagian utama PMT gas SF6
1. Penghantar Arus Listrik (Electrical Current Carrying)
Electrical current carrying berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar
arus listrik ini terdiri dari ruang pemutus tenaga dan terminal utama.
a. Ruang Pemutus Tenaga (Circuit Breaker Compartment)
Ruang pemutus tenaga berfungsi sebagai tempat / ruang terjadinya proses
membuka atau menutup kontak PMT.
Gambar 2.5. Kontruksi ruang pemadaman PMT gas SF6
Di dalam ruangan ini terdapat kontak – kontak :
Kontak tetap (fixed contact)
Kontak tetap dibagi dalam dua bagian yaitu kontak tetap atas (upper fixed
contact) yang terdiri dari bagian penyangga kontak tetap dan jari-jari kontak tetap
dan kontak tetap bawah (lower fixed contact).
![Page 8: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/8.jpg)
Kontak tetap atas ini dihubungkan ke terminal atas. Kontak tetap bawah
terletak di bagian dalam torak tetap juga terpasang torak tetap dan dihubungkan ke
terminal bagian bawah.
Kontak bergerak (moving contact).
Kontak bergerak terdiri dari tabung kontak bergerak, silinder bergerak jari-jari
kontak busur ujung kontak dan nozzle dari bahan isolasi.
b. Terminal utama
Terminal utama merupakan bagian dari PMT yang merupakan titik
sambungan/koneksi antara PMT dengan konduktor luar dan berfungsi untuk
mengalirkan arus dari atau ke konduktor luar.
Gambar 2.6. Terminal utama
2. Media Pemadam Busur Api
Berfungsi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat PMT
bekerja membuka atau menutup. Pada PMT gas SF6 ini media pemadam busur apinya
adalah gas Sulphur Hexa Flourida (SF6).
3. Bagian Penyangga (Supporting Compartment)
Bagian penyangga terbuat dati bahan porselin yang dipasang vertikal pada
rangka (frame tank) dan fungsinya sebagai penyangga dari ruangan pemutus tenaga.
Di dalam bagian ini terdapat batang penggerak dari bahan isolasi (isolating rod) dari
mekanis penggerak pemutus tenaga. Sedangkan gas SF6 di dalam penyangga
berfungsi untuk mengisolasi antara bagian-bagian yang bertegangan dengan badan
(body).
Gambar 2.7. Isolator penyangga
![Page 9: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/9.jpg)
4. Mekanisme Penggerak (Operating Mechanism)
Mekanisme penggerak berfungsi menggerakkan kontak bergerak untuk
pemutusan dan penutupan dari PMT.
Pada PMT media gas SF6 mekanisme penggeraknya terdiri dari :
a. Mekanisme penggerak PMT pegas (spring)
Mekanis penggerak PMT dengan menggunakan pegas (spring) terdiri dari 2
macam, yaitu :
Pegas pilin (helical spring)
PMT jenis ini menggunakan pegas pilin sebagai sumber tenaga
penggerak yang di tarik atau di regangkan oleh motor melalui rantai.
Gambar 2.8. Sistem pegas pilin (helical)
Pegas gulung (scroll spring)
PMT ini menggunakan pegas gulung untuk sumber tenaga penggerak
yang di putar oleh motor melalui roda gigi.
Gambar 2.9. Sistem pegas gulung (scroll)
b. Mekanik Penggerak Jenis Hidrolik
Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan dari beberapa
komponen mekanik, elektrik dan hydraulic oil yang dirangkai sedemikian rupa
sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk membuka dan menutup PMT.
![Page 10: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/10.jpg)
Gambar 2.10. Mekanik penggerak jenis hidrolik
c. Mekanisme Penggerak Jenis Pneumatic
Sistem Pnuematic pada pemutus tenaga (PMT) adalah merupakan salah satu
sistem penggerak kontak (moving contact) dari PMT yang menggunakan media
udara kempa sebagai energi penggeraknya. Pada beberapa PMT tekanan sistem
udara ini mencapai 30 bar, akan tetapi tekanan udara nominal bisa lebih besar atau
lebih kecil dari 30 bar bervariasi tergantung tipe dan merk PMT tersebut.
5. Control / Auxiliary Circuit
Control / Auxiliary Circuit terdiri dari :
a. Lemari mekanik / control
Lemari mekanik / control berfungsi untuk melindungi peralatan tegangan
rendah dan sebagai tempat secondary equipment.
Gambar 2.11. Lemari mekanik / control
b. Terminal dan Wiring control
Terminal dan Wiring control berfungsi sebagai terminal wiring kontrol PMT
serta memberikan trigger pada mekanik penggerak untuk operasi PMT.
![Page 11: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/11.jpg)
Gambar 2.12. Terminal dan Wiring control6. Struktur Mekanik
Terdiri dari struktur besi / beton serta pondasi sebagai dudukan struktur
peralatan pemutus (PMT). Struktur Mekanik berfungsi sebagai tempat didudukannya
PMT SF6.
Strukturbeton
Strukturbaja / besi
Pondasi
Gambar 2.13. Struktur Mekanik
7. Sistem Pentanahan / Grounding
Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem
pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai
sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dan lain-lain. Fungsi pentanahan peralatan
listrik adalah untuk menghindari bahaya tegangan sentuh bila terjadi gangguan
atau kegagalan isolasi pada peralatan / instalasi dan pengaman terhadap peralatan.
Gambar 2.14. Sistem pentanahan PMT gas SF6
![Page 12: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/12.jpg)
2.4. Pengoperasian PMT Gas SF6
Pemutus tenaga (PMT) Gas SF6 dioperasikan adalah untuk membebaskan peralatan
gardu induk pada kondisi normal atau saat kondisi gangguan agar tidak bertegangan atau
sebaliknya. Pembebasan atau pemasukan tegangan pada peralatan gardu induk dinamakan
manuver. Manuver dilaksanakan sesuai ijin dari pusat / region, dan akan dicatat SOP dari
pengoperasian manuver tersebut. Pengoperasian PMT itu sendiri bisa diremote / dikendalikan
dari pusat atau region oleh dispanser, ataupun bisa dilakukan manual dari gardu induk itu
sendiri, tergantung dari kesepakatan komunikasi sebelum dilaksanakan proses manuver.
Dalam proses manuver, PMT tidak bekerja sendiri tetapi ada peralatan yang
dinamakan pemisah (PMS). PMS ini berfungsi untuk memisahkan peralatan yang ada di
gardu induk dengan kondisi tidak berbeban.
Berikut proses pengoperasian PMT gas SF6 yang terdiri dari pembukaan jaringan
yang berarti pembebasan tegangan dan penutupan jaringan yang berarti pemberian tegangan.
1. Pembukaan Jaringan
Pembukaan jaringan atau pembebasan tegangan dilakukan apabila ada suatu gangguan
yang terjadi pada peralatan di dalam maupun di luar gardu induk atau dalam sistem
transmisi, dan juga apabila akan diadakan proses pemeliharaan peralatan-peralatan di
dalam maupun di luar lingkup gardu induk.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembukaan jaringan :
a. PMT dioperasikan terlebih dahulu, baru kemudian pemisah-pemisahnya.
b. Sebelum pemisah dikeluarkan / dioperasikan harus diperiksa apakah PMT sudah
terbuka sempurna.
Urutan pembukaan jaringan adalah sebagai berikut :
a. PMT dikeluarkan (1)
b. PMS busbar dikeluarkan (2)
c. PMS line dikeluarkan (3)
d. PMS tanah dimasukkan (4)
Gambar 2.15. Diagram satu garis urutan pembukaan jaringan.
![Page 13: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/13.jpg)
2. Penutupan Jaringan
Penutupan jaringan dilakukan setelah peralatan yang ada di dalam maupun di luar
gardu induk telah selesai dilaksanakan pemeliharaan ataupun jaringan telah berada dalam
kondisi siap diberi tegangan kembali.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penutupan jaringan :
a. PMT dioperasikan setelah pemisah-pemisahnya dimasukkan.
b. Setelah PMT dimasukkan diperiksa apakah terjadi kebocoran isolasi (misal
kebocoran gas SF6) pada PMT.
Urutan penutupan jaringan adalah sebagai berkut:
a. PMS tanah dikeluarkan (1)
b. PMS busbar dimasukkan (2)
c. PMS line dimasukkan (3)
d. PMT dimasukkan (4)
Gambar 2.16. Diagram satu garis urutan penutupan jaringan
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pelaksanaan kerja praktik ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Fungsi peralatan proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan
bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat serta sekaligus
mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar,
salah satu proteksi pada Gardu Induk adalah menggunakan pemutus tenaga (PMT).
2. PMT merupakan suatu alat otomatis yang mampu memutus atau menutup rangkaian
pada semua kondisi yaitu kondisi gangguan maupun kondisi normal, salah satunya
yaitu PMT menggunakan media gas SF6 yang dapat digunakan untuk memutus arus
sampai 40 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV.
![Page 14: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/14.jpg)
3. Keunggulan PMT gas SF6 dengan PMT jenis lain adalah :
a. Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan mekanismenya.
Pada prinsipnya, SF6 sebagai pemadam busur api adalah tanpa memerlukan energi
untuk mengkompresikannya, namun semata-mata karena pengaruh panas busur api
yang terjadi.
b. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat
dengan mudah dideteksi.
c. Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya kembali
setelah pemadaman adalah menyeluruh.
d. Mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, setelah arus bunga api
listrik melalui titik nol.
e. Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada PMT konduktivitas tetap
rendah dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi kemungkinan
busur api tidak stabil dengan demikian ada pemotongan arus dan menimbulkan
tegangan antar kontak.
f. Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga penguraiannya menjadikan
dielektriknya naik secara bertahap.
g. Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan dengan
adanya hal ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya rendah.
h. Selain itu PMT jenis ini simpel (tidak makan tempat).
4. PMT gas SF6 bekerja berdasarkan jenis mekanisme penggerak kontak bergeraknya.
Diantaranya menggunakan penggerak pegas (spring), penggerak jenis hidrolik dan
penggerak jenis pneumatic.
3.2. Saran
Sebagai alat pengaman jaringan, baik dalam kondisi normal ataupun saat terjadi
gangguan, PMT gas SF6 perlu dijaga kondisinya sesuai agar alat ini dapat bekerja dengan
baik. Maka diperlukan pemeliharaan yang baik sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang
ada. Diantaranya berdasarkan fungsinya dan kondisi peralatan bertegangan atau tidak
pemeliharaan dapat dikelompokkan menjadi :
1. In Service / Visual Inspection adalah inspeksi / pemeriksaan terhadap peralatan yang
dilaksanakan dalam keadaan peralatan beroperasi/bertegangan (on-line).
2. In Service Measurement / On Line Montoring merupakan pengukuran yang dilakukan
pada periode tertentu dalam keadaan peralatan bertegangan (On Line).
![Page 15: Makalah Seminar Kerja Praktik](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050802/55cf9843550346d03396947d/html5/thumbnails/15.jpg)
3. Shutdown Measurement / Shutdown Function Check merupakan pengukuran yang
dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan peralatan tidak bertegangan (Off Line).
4. Overhaul adalah pemeliharaan yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam
tiga tahun atau lebih berdasarkan manual instruction, ketentuan pabrikan atau
pengalaman / ketentuan unit setempat.
5. Pasca Relokasi / Pasca Gangguan merupakan pekerjaan pemeliharaan yang
dilaksanakan pasca gangguan atau relokasi peralatan, misalnya karena bencana alam /
gempa.
DAFTAR PUSTAKA
http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/10/jenis-jenis-circuit-breaker-sakelar.html ;Diakses
Minggu, 16 April 2011 pukul 20.00 WIB
Muslim, Supari dkk. 2008, Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Jilid 1 untuk SMK. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
PT. PLN (Persero) P3B, Nomor : NO. P3B/O&M PMT/001.01 Edisi Pertama, 2006. Panduan
Pemeliharaan Pemutus Tenaga. PT. PLN (Persero) P3B: Jakarta.
......................, Nomor : NO. P3B/OMPROT/01/TDSR Edisi Pertama, 2006. Pelatihan O&M
Relai Proteksi Jaringan. PT. PLN (Persero) P3B: Jakarta.
......................, Nomor : NO.114/DIR/2010, 2010. Buku Petunjuk Operasi dan Memelihara
Peralatan Pemutus Tenaga. PT. PLN (Persero) P3B: Jakarta.
Woerjardjo, Ir, Her Pekik Hargono, BE. 1982, Pemutus Tenaga dan Pemisah, PLN
Pembangkitan Jawa Barat dan Jakarta. Jakarta.