Makalah Seminar Kerja Praktik

15
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK DAN JARINGAN 150 kV MENGGUNAKAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA GAS SF6 DI GARDU INDUK 150 kV KEBASEN PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT TEGAL Oleh : JOHAN RAHMAT FAUZI H1C008039 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK PURBALINGGA 2011

Transcript of Makalah Seminar Kerja Praktik

Page 1: Makalah Seminar Kerja Praktik

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK

SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK DAN JARINGAN 150 kV

MENGGUNAKAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA GAS SF6

DI GARDU INDUK 150 kV KEBASEN PT. PLN (PERSERO)

P3B JB UPT TEGAL

Oleh :

JOHAN RAHMAT FAUZI

H1C008039

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

PURBALINGGA

2011

Page 2: Makalah Seminar Kerja Praktik

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Listrik dalam kehidupan manusia sehari-hari merupakan suatu kebutuhan dimana daya

listrik yang dibutuhkan dalam keadaan aman dan kontinuitas yang tinggi sesuai dengan

persyaratan beban-beban dipasang. Pentingnya energi listrik dalam kehidupan manusia

tergambar dalam suatu kenyataan bahwa intensitas energi listrik dalam masyarakat, telah pula

digunakan sebagai indikator dalam mengukur taraf hidup masyarakat yang bersangkutan,

sehingga semakin bertambah konsumsi energi listrik, berkapita di dalam suatu masyarakat

menunjukan kenaikan standar kehidupan masyarakat.

Peningkatan efisiensi dan mutu tersebut dapat dimulai dari pembangkitan, transmisi

dan distribusi, dengan berbagai cara agar tidak terjadi gangguan yang nantinya akan

menghambat efisiensi dan mutu tersebut. Sistem tenaga listrik yang baik dapat menyalurkan

listrik yang diinginkan dari mulai pembangkitan sampai digunakan oleh masing – masing

pengguna listrik.

Sistem transmisi merupakan bagian dari suatu sistem tenaga listrik yang menyalurkan

atau mentransmisikan energi listrik dari pusat - pusat pembangkit ke Gardu-Gardu Induk atau

dari Gardu Induk yang satu ke Gardu Induk yang lain. Permasalahan yang dihadapi dalam

sistem transmisi listrik adalah pengamanan atau proteksi untuk peralatan – peralatan listrik

pada sistem transmisi listrik ataupun pada Gardu Induk itu sendiri agar tidak terjadi hal yang

tidak diinginkan.

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dalam bidang kelistrikan, dewasa

ini dipasang sebuah alat yaitu pemutus tenaga (PMT) di setiap Gardu Induk. PMT adalah

saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus / daya listrik

sesuai rantingnya jika terdapat gangguan pada Gardu Induk atau alat transmisi lainnya, PMT

digunakan untuk memutuskan hubungan secara otomatis. Salah satu jenis PMT yang ada

sekarang ini adalah dengan menggunakan media gas SF6 (Sulphur Hexafloride).

1.2. Maksud danTujuan

Dalam kurikulum jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Soedirman, Kerja

Praktik merupakan suatu kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa sebagai

syarat kelulusan tingkat strata satu yang berbobot 2 Satuan Kredit Semester (SKS). Yang

dimaksud Kerja Praktik disini adalah Mahasiswa melakukan kegiatan bekerja di suatu

perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang sesuai dengan bidang studi yang diminatinya.

Page 3: Makalah Seminar Kerja Praktik

Kerja praktik yang dilakukan di Gardu Induk 150 kV Kebasen, PT. PLN (PERSERO)

P3B JB UPT Tegal bertujuan untuk:

1. Mengetahui konsep dasar Gardu Induk, komponen (bagian - bagian) listrik Gardu

Induk.

2. Mengetahui fungsi peralatan proteksi Gardu Induk dan jaringan 150 kV.

3. Mengetahui komponen peralatan PMT gas SF6.

4. Mengetahui keunggulan PMT media gas SF6 dibandingkan PMT jenis lain untuk

proteksi Gardu Induk.

1.3. Ruang Lingkup

Untuk menghidari terlampau luasnya ruang lingkup pembahasan dan agar tercapainya

suatu hasil yang jelas maka dalam penyusunan laporan kerja praktik ini permasalahan yang

akan dibahas meliputi: sistem proteksi Gardu Induk dan jaringan 150 kV menggunakan

pemutus tenaga (PMT) media gas SF6.

II. PROTEKSI GARDU INDUK DAN JARINGAN 150 kV MENGGUNAKAN

PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA GAS SF6

2.1. Sistem Proteksi Jaringan

Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit, jaringan

transmisi (gardu induk dan jaringan) dan jaringan distribusi. Jaringan tenaga listrik terdiri dari

banyak peralatan yang berbeda jenis dan karakteristik dan secara fisik dipisahkan oleh

pemutus tenaga (PMT).

PMT berfungsi untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian jaringan dengan

bagian lain, baik jaringan dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terganggu. Bagian-

bagian jaringan tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau lebih.

Gambar 2.1. Jaringan sistem tenaga listrik

Dalam usaha untuk meningkatkan keandalan penyediaan energi listrik, kebutuhan

sistem proteksi yang memadai tidak dapat dihindarkan. Sistem proteksi terdiri dari peralatan

Page 4: Makalah Seminar Kerja Praktik

CT, PT, PMT, catu daya DC/AC, relai proteksi, teleproteksi yang diintegrasikan dalam suatu

rangkaian wiring. Di samping itu diperlukan juga peralatan pendukung untuk kemudahan

operasi dan evaluasi seperti sistem recorder, sistem scada dan indikasi relay (announciator).

Secara sederhana salah satu contoh sistem proteksi untuk jaringan sebagai berikut :

Gambar 2.2. Sistem proteksi jaringan

Fungsi peralatan proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan

bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat serta sekaligus

mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar.

Sistem Proteksi harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Sensitif yaitu mampu merasakan gangguan sekecil apapun.

2. Andal yaitu akan bekerja bila diperlukan (dependability) dan tidak akan bekerja bila

tidak diperlukan (security).

3. Selektif yaitu mampu memisahkan jaringan yang terganggu saja.

4. Cepat yaitu mampu bekerja secepat-cepatnya.

2.2. Pemutus Tenaga (PMT) di Gardu Induk 150 kV

Pemutus tenaga (PMT) merupakan suatu alat otomatis yang mampu memutus /

menutup rangkaian pada semua kondisi yaitu kondisi gangguan maupun kondisi normal, atau

dapat juga sebagai alat yang dibutuhkan untuk mengontrol jaringan tenaga listrik dengan

membuka circuit dengan menutup circuit (sebagai sakelar) dengan membawa beban secara

pengawasan manual atau otomatis, sedangkan jika dalam keadaan gangguan atau keadaan

Page 5: Makalah Seminar Kerja Praktik

tidak normal PMT dapat membuka dengan bantuan rele yang mendeteksi, sehingga gangguan

dapat dipisahkan.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT untuk proteksi saluran tenaga

listrik adalah sebagai berikut:

1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.

2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun

terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.

3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung

singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan,

dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.

Pemutus tenaga (PMT) yang dikaji berada di lokasi switch yard Gardu Induk 150 kV

Kebasen. PMT yang digunakan di Gardu Induk 150 kV Kebasen pada jaringan 150 kV

merupakan PMT tegangan tinggi (High Voltage Cicuit Breaker) dengan range tegangan 35 s.d

245 kV (berdasarkan SPLN 1.1995 – 3.5). Dengan range tersebut, diharapkan PMT ini

mampu menjadi sebuah proteksi / pengaman yang baik.

Di GI – GI yang ada di Jawa dan Bali banyak yang menggunakan PMT jenis gas SF6

karena PMT jenis SF6 ini banyak keunggulannya dibandingkan PMT jenis lain. Di Gardu

Induk 150 kV Kebasen terdapat empat bay yang menggunakan PMT jenis gas SF6.

Diantaranya adalah bay kapasitor, bay transmisi Pemalang I, bay Transformator III dan bay

transformator IV.

Gambar 2.3. Single line diagram Gardu Induk 150 kV Kebasen

Page 6: Makalah Seminar Kerja Praktik

2.3. PMT Media Gas SF6

2.3.1. Penggunaan Gas Sulphur Hexa Fluorida (SF6)

Sulphur Hexa Fluorida (SF6) merupakan suatu gas bentukan antara unsur sulphur

dengan fluor dengan reaksi eksotermis :

S + 3 F2 SF6 + 262 kilo kalori.

Gas SF6 merupakan gas terberat yang mempunyai massa jenis 6.139 kg/m3 yaitu

sekitar 5 kali berat udara pada suhu 0o celcius dan tekanan 1 atmosfir. Sifat gas SF6 murni

adalah tidak berbau, tidak berwarna, tidak beracun, tidak mudah terbakar, sifat tidak merusak

metal, plastik dan bermacam-macam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga

tegangan tinggi. Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi

(2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan.

2.3.2. Keunggulan PMT Gas SF6

PMT gas SF6 ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan pada

rangkaian bertegangan sampai 765 kV. Sementara itu, keunggulan PMT gas SF6 dilihat dari

keuntungan sifat-sifat dari gas SF6 di atas dibandingkan dengan PMT jenis lain untuk

mengamankan Gardu Induk dan jaringan yaitu :

1. Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan mekanismenya. Pada

prinsipnya, SF6 sebagai pemadam busur api adalah tanpa memerlukan energi untuk

mengkompresikannya, namun semata-mata karena pengaruh panas busur api yang

terjadi.

2. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat dengan

mudah dideteksi.

3. Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya kembali

setelah pemadaman adalah menyeluruh.

4. Mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, setelah arus bunga api

listrik melalui titik nol.

5. Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada PMT konduktivitas tetap rendah

dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi kemungkinan busur api tidak

stabil dengan demikian ada pemotongan arus dan menimbulkan tegangan antar kontak.

6. Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga penguraiannya menjadikan

dielektriknya naik secara bertahap.

7. Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan dengan

adanya hal ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya rendah.

8. Selain itu PMT jenis ini simpel (tidak makan tempat)

Page 7: Makalah Seminar Kerja Praktik

2.3.3. Bagian-Bagian Utama PMT Gas SF6

Gambar 2.4. Bagian-bagian utama PMT gas SF6

1. Penghantar Arus Listrik (Electrical Current Carrying)

Electrical current carrying berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar

arus listrik ini terdiri dari ruang pemutus tenaga dan terminal utama.

a. Ruang Pemutus Tenaga (Circuit Breaker Compartment)

Ruang pemutus tenaga berfungsi sebagai tempat / ruang terjadinya proses

membuka atau menutup kontak PMT.

Gambar 2.5. Kontruksi ruang pemadaman PMT gas SF6

Di dalam ruangan ini terdapat kontak – kontak :

Kontak tetap (fixed contact)

Kontak tetap dibagi dalam dua bagian yaitu kontak tetap atas (upper fixed

contact) yang terdiri dari bagian penyangga kontak tetap dan jari-jari kontak tetap

dan kontak tetap bawah (lower fixed contact).

Page 8: Makalah Seminar Kerja Praktik

Kontak tetap atas ini dihubungkan ke terminal atas. Kontak tetap bawah

terletak di bagian dalam torak tetap juga terpasang torak tetap dan dihubungkan ke

terminal bagian bawah.

Kontak bergerak (moving contact).

Kontak bergerak terdiri dari tabung kontak bergerak, silinder bergerak jari-jari

kontak busur ujung kontak dan nozzle dari bahan isolasi.

b. Terminal utama

Terminal utama merupakan bagian dari PMT yang merupakan titik

sambungan/koneksi antara PMT dengan konduktor luar dan berfungsi untuk

mengalirkan arus dari atau ke konduktor luar.

Gambar 2.6. Terminal utama

2. Media Pemadam Busur Api

Berfungsi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat PMT

bekerja membuka atau menutup. Pada PMT gas SF6 ini media pemadam busur apinya

adalah gas Sulphur Hexa Flourida (SF6).

3. Bagian Penyangga (Supporting Compartment)

Bagian penyangga terbuat dati bahan porselin yang dipasang vertikal pada

rangka (frame tank) dan fungsinya sebagai penyangga dari ruangan pemutus tenaga.

Di dalam bagian ini terdapat batang penggerak dari bahan isolasi (isolating rod) dari

mekanis penggerak pemutus tenaga. Sedangkan gas SF6 di dalam penyangga

berfungsi untuk mengisolasi antara bagian-bagian yang bertegangan dengan badan

(body).

Gambar 2.7. Isolator penyangga

Page 9: Makalah Seminar Kerja Praktik

4. Mekanisme Penggerak (Operating Mechanism)

Mekanisme penggerak berfungsi menggerakkan kontak bergerak untuk

pemutusan dan penutupan dari PMT.

Pada PMT media gas SF6 mekanisme penggeraknya terdiri dari :

a. Mekanisme penggerak PMT pegas (spring)

Mekanis penggerak PMT dengan menggunakan pegas (spring) terdiri dari 2

macam, yaitu :

Pegas pilin (helical spring)

PMT jenis ini menggunakan pegas pilin sebagai sumber tenaga

penggerak yang di tarik atau di regangkan oleh motor melalui rantai.

Gambar 2.8. Sistem pegas pilin (helical)

Pegas gulung (scroll spring)

PMT ini menggunakan pegas gulung untuk sumber tenaga penggerak

yang di putar oleh motor melalui roda gigi.

Gambar 2.9. Sistem pegas gulung (scroll)

b. Mekanik Penggerak Jenis Hidrolik

Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan dari beberapa

komponen mekanik, elektrik dan hydraulic oil yang dirangkai sedemikian rupa

sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk membuka dan menutup PMT.

Page 10: Makalah Seminar Kerja Praktik

Gambar 2.10. Mekanik penggerak jenis hidrolik

c. Mekanisme Penggerak Jenis Pneumatic

Sistem Pnuematic pada pemutus tenaga (PMT) adalah merupakan salah satu

sistem penggerak kontak (moving contact) dari PMT yang menggunakan media

udara kempa sebagai energi penggeraknya. Pada beberapa PMT tekanan sistem

udara ini mencapai 30 bar, akan tetapi tekanan udara nominal bisa lebih besar atau

lebih kecil dari 30 bar bervariasi tergantung tipe dan merk PMT tersebut.

5. Control / Auxiliary Circuit

Control / Auxiliary Circuit terdiri dari :

a. Lemari mekanik / control

Lemari mekanik / control berfungsi untuk melindungi peralatan tegangan

rendah dan sebagai tempat secondary equipment.

Gambar 2.11. Lemari mekanik / control

b. Terminal dan Wiring control

Terminal dan Wiring control berfungsi sebagai terminal wiring kontrol PMT

serta memberikan trigger pada mekanik penggerak untuk operasi PMT.

Page 11: Makalah Seminar Kerja Praktik

Gambar 2.12. Terminal dan Wiring control6. Struktur Mekanik

Terdiri dari struktur besi / beton serta pondasi sebagai dudukan struktur

peralatan pemutus (PMT). Struktur Mekanik berfungsi sebagai tempat didudukannya

PMT SF6.

Strukturbeton

Strukturbaja / besi

Pondasi

Gambar 2.13. Struktur Mekanik

7. Sistem Pentanahan / Grounding

Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem

pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai

sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dan lain-lain. Fungsi pentanahan peralatan

listrik adalah untuk menghindari bahaya tegangan sentuh bila terjadi gangguan

atau kegagalan isolasi pada peralatan / instalasi dan pengaman terhadap peralatan.

Gambar 2.14. Sistem pentanahan PMT gas SF6

Page 12: Makalah Seminar Kerja Praktik

2.4. Pengoperasian PMT Gas SF6

Pemutus tenaga (PMT) Gas SF6 dioperasikan adalah untuk membebaskan peralatan

gardu induk pada kondisi normal atau saat kondisi gangguan agar tidak bertegangan atau

sebaliknya. Pembebasan atau pemasukan tegangan pada peralatan gardu induk dinamakan

manuver. Manuver dilaksanakan sesuai ijin dari pusat / region, dan akan dicatat SOP dari

pengoperasian manuver tersebut. Pengoperasian PMT itu sendiri bisa diremote / dikendalikan

dari pusat atau region oleh dispanser, ataupun bisa dilakukan manual dari gardu induk itu

sendiri, tergantung dari kesepakatan komunikasi sebelum dilaksanakan proses manuver.

Dalam proses manuver, PMT tidak bekerja sendiri tetapi ada peralatan yang

dinamakan pemisah (PMS). PMS ini berfungsi untuk memisahkan peralatan yang ada di

gardu induk dengan kondisi tidak berbeban.

Berikut proses pengoperasian PMT gas SF6 yang terdiri dari pembukaan jaringan

yang berarti pembebasan tegangan dan penutupan jaringan yang berarti pemberian tegangan.

1. Pembukaan Jaringan

Pembukaan jaringan atau pembebasan tegangan dilakukan apabila ada suatu gangguan

yang terjadi pada peralatan di dalam maupun di luar gardu induk atau dalam sistem

transmisi, dan juga apabila akan diadakan proses pemeliharaan peralatan-peralatan di

dalam maupun di luar lingkup gardu induk.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembukaan jaringan :

a. PMT dioperasikan terlebih dahulu, baru kemudian pemisah-pemisahnya.

b. Sebelum pemisah dikeluarkan / dioperasikan harus diperiksa apakah PMT sudah

terbuka sempurna.

Urutan pembukaan jaringan adalah sebagai berikut :

a. PMT dikeluarkan (1)

b. PMS busbar dikeluarkan (2)

c. PMS line dikeluarkan (3)

d. PMS tanah dimasukkan (4)

Gambar 2.15. Diagram satu garis urutan pembukaan jaringan.

Page 13: Makalah Seminar Kerja Praktik

2. Penutupan Jaringan

Penutupan jaringan dilakukan setelah peralatan yang ada di dalam maupun di luar

gardu induk telah selesai dilaksanakan pemeliharaan ataupun jaringan telah berada dalam

kondisi siap diberi tegangan kembali.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penutupan jaringan :

a. PMT dioperasikan setelah pemisah-pemisahnya dimasukkan.

b. Setelah PMT dimasukkan diperiksa apakah terjadi kebocoran isolasi (misal

kebocoran gas SF6) pada PMT.

Urutan penutupan jaringan adalah sebagai berkut:

a. PMS tanah dikeluarkan (1)

b. PMS busbar dimasukkan (2)

c. PMS line dimasukkan (3)

d. PMT dimasukkan (4)

Gambar 2.16. Diagram satu garis urutan penutupan jaringan

III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pelaksanaan kerja praktik ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Fungsi peralatan proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan

bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat serta sekaligus

mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar,

salah satu proteksi pada Gardu Induk adalah menggunakan pemutus tenaga (PMT).

2. PMT merupakan suatu alat otomatis yang mampu memutus atau menutup rangkaian

pada semua kondisi yaitu kondisi gangguan maupun kondisi normal, salah satunya

yaitu PMT menggunakan media gas SF6 yang dapat digunakan untuk memutus arus

sampai 40 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV.

Page 14: Makalah Seminar Kerja Praktik

3. Keunggulan PMT gas SF6 dengan PMT jenis lain adalah :

a. Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan mekanismenya.

Pada prinsipnya, SF6 sebagai pemadam busur api adalah tanpa memerlukan energi

untuk mengkompresikannya, namun semata-mata karena pengaruh panas busur api

yang terjadi.

b. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat

dengan mudah dideteksi.

c. Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya kembali

setelah pemadaman adalah menyeluruh.

d. Mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, setelah arus bunga api

listrik melalui titik nol.

e. Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada PMT konduktivitas tetap

rendah dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi kemungkinan

busur api tidak stabil dengan demikian ada pemotongan arus dan menimbulkan

tegangan antar kontak.

f. Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga penguraiannya menjadikan

dielektriknya naik secara bertahap.

g. Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan dengan

adanya hal ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya rendah.

h. Selain itu PMT jenis ini simpel (tidak makan tempat).

4. PMT gas SF6 bekerja berdasarkan jenis mekanisme penggerak kontak bergeraknya.

Diantaranya menggunakan penggerak pegas (spring), penggerak jenis hidrolik dan

penggerak jenis pneumatic.

3.2. Saran

Sebagai alat pengaman jaringan, baik dalam kondisi normal ataupun saat terjadi

gangguan, PMT gas SF6 perlu dijaga kondisinya sesuai agar alat ini dapat bekerja dengan

baik. Maka diperlukan pemeliharaan yang baik sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang

ada. Diantaranya berdasarkan fungsinya dan kondisi peralatan bertegangan atau tidak

pemeliharaan dapat dikelompokkan menjadi :

1. In Service / Visual Inspection adalah inspeksi / pemeriksaan terhadap peralatan yang

dilaksanakan dalam keadaan peralatan beroperasi/bertegangan (on-line).

2. In Service Measurement / On Line Montoring merupakan pengukuran yang dilakukan

pada periode tertentu dalam keadaan peralatan bertegangan (On Line).

Page 15: Makalah Seminar Kerja Praktik

3. Shutdown Measurement / Shutdown Function Check merupakan pengukuran yang

dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan peralatan tidak bertegangan (Off Line).

4. Overhaul adalah pemeliharaan yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam

tiga tahun atau lebih berdasarkan manual instruction, ketentuan pabrikan atau

pengalaman / ketentuan unit setempat.

5. Pasca Relokasi / Pasca Gangguan merupakan pekerjaan pemeliharaan yang

dilaksanakan pasca gangguan atau relokasi peralatan, misalnya karena bencana alam /

gempa.

DAFTAR PUSTAKA

http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/10/jenis-jenis-circuit-breaker-sakelar.html ;Diakses

Minggu, 16 April 2011 pukul 20.00 WIB

Muslim, Supari dkk. 2008, Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Jilid 1 untuk SMK. Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.

PT. PLN (Persero) P3B, Nomor : NO. P3B/O&M PMT/001.01 Edisi Pertama, 2006. Panduan

Pemeliharaan Pemutus Tenaga. PT. PLN (Persero) P3B: Jakarta.

......................, Nomor : NO. P3B/OMPROT/01/TDSR Edisi Pertama, 2006. Pelatihan O&M

Relai Proteksi Jaringan. PT. PLN (Persero) P3B: Jakarta.

......................, Nomor : NO.114/DIR/2010, 2010. Buku Petunjuk Operasi dan Memelihara

Peralatan Pemutus Tenaga. PT. PLN (Persero) P3B: Jakarta.

Woerjardjo, Ir, Her Pekik Hargono, BE. 1982, Pemutus Tenaga dan Pemisah, PLN

Pembangkitan Jawa Barat dan Jakarta. Jakarta.