Makalah Seminar Kepemimpinan by Irpan Dani, S.pd
-
Upload
inggrissmpmanonjaya -
Category
Documents
-
view
344 -
download
2
Transcript of Makalah Seminar Kepemimpinan by Irpan Dani, S.pd
BAB I
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan tantangan kehidupan global,
pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena
pendidikan merupakan salah satu penentu mutu sumber daya
manusia. Dewasa ini keunggulan suatu bangsa tidak lagi
ditandai melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada
keunggulan sumber daya manusia . Mutu sumber daya
manusia berkorelasi positif dengan mutu pendidikan, mutu
pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi yang baik,
memenuhi syarat, dan segala komponen yang terdapat
dalam pendidikan, komponen-komponen tersebut adalah
masukan, proses, keluarga, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana serta biaya.
Mutu pendidikan tercapai apabila masukan, proses,
keluarga, guru, sarana dan prasarana serta biaya apabila
seluruh komponenen memenuhi syarat. Namun dari beberapa
komponen tersebut yang lebih berperan adalah tenaga
kependidikan yang bermutu yaitu tenaga kependidikan yang
mampu menjawab tantangan-tantangan dan bertanggung
jawab. Tenaga kependidikan pada masa yang mendatang
akan semakin komplek, sehingga menuntut tenaga
kependidikan untuk senantiasa melakukan berbagai
peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya.
1
Pendidikan yang bermutu sangat membutuhkan tenaga
kependidikan yang profesional.
Tenaga kependidikan mempunyai peran yang strategis
dalam pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan karakter
peserta didik. Oleh karena itu tenaga kependidikan yang
profesional akan melaksanakan tugasnya secara profesional
pula sehingga menghasilkan lulusan yang bermutu. Menjadi
tenaga kependidikan yang profesional tidak akan terwujud
begitu saja tanpa adanya upaya untuk meningkatkannya,
adapun salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan
mengembangkan profesionalisme tenga kependidikan
tersebut. Ini membutuhkan dukungan dari semua pihak
terutama yang memiliki peran penting adalah kepala sekolah,
dimana kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang
berhubungan langsung dengan pelaksanaan program
pendidikan disekolah.
Ketercapaian tujuan pendidikan sangat tergantung
pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah yang
merupakan salah satu pimpinan sekolah. Kepala sekolah
merupakan pejabat yang profesional dalam organisasi
sekolah yang bertugas mengatur seluruh kegiatan organisasi
dan dengan seluruh perangkat yang terlibat dalam organisasi
pendidikan tersebut sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai. Dengan keprofesionanalan kepala sekolah ini
2
pengembangan dapat dengan mudah dilakukan karena
sesuai dengan fungsinya, kepala sekolah harus memahami
kebutuhan sekolah yang ia pimpin sehingga sekolah itu
menjadi sekolah yang qualified.
Banyak faktor penghambat tercapainya kulitas keprofisionalan
kepemimpinan kepala sekoalah seperti proses
pengangkatannya tidak transfaran, rendahnya mental kepala
sekolah yang ditandai dengan kurangnya motivasi dan
semangat serta kurang disiplin dalam melakukn tugas, dan
sering datang terlambat, wawasan kepala sekolah yang masih
sempit sehingga dalam kepala sekolah tersebut tidak memiliki
visi untuk memajukan organisasi yang ia pimpin, serta banyak
faktor lainnya yang menghambat tumbuhnya kepala sekolah
yang profesional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ini
semua menggambarkan rendahnya produktifitas kerja kepala
sekolah yang berimplikasi juga pada mutu ( input, proses,
dan output ) pendidikan. Berdasarkan urain tersebut penulis
tertarik mengkaji “ Kepemimpinan Visioner Kepla Sekolah “
3
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kajian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran
tentang kepemimpinan visioner kepala sekolah.
2. Untuk mengetahui bagaimana tolok ukur kinerja
kepala sekolah yang visioner itu.
C. Manfaat Penulisan.
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui bagaimana gambaran
tentang kepemimpinan visioner kepala sekolah.
2. Dapat mengetahui bagaimana tolok ukur
kepemimpinan visioner kepala sekolah.
4
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Stogdil ( Vethzal Rivai dan Sylviana Murni; 284 ),
kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas
kelompok dalam rangka pemuasan dan pencapaian tujuan.
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi
prilaku orang-orang agar bekerja sama menuju kepada suatu tujuan
tertentu yang mereka inginkan bersama ( Siagian )
Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang
lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan
kelompok ( George Terry ).
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-
kegiatan seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai
tujuan di dalam usahanya mencapai tujuan di dalam suatu situasi
tertentu ( Blanchard ).
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi pihak lain berbuat sesuai dengan kehendak orang
lain, meskipun pihak lain itu tidak menghendakinya ( Vethzal Rivai
dan Sylviana Murni )
5
B. Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah inti manajemen, demikian pendapat
para ahli tentang kedudukan sentral kepemimpinan dalam
manajemen. Beberapa teori berusaha menjawab tentang
kemungkinan seseorang disebut sebagai pemimpin. Penelitian
mengenai konsep kepemimpinan berkembang diberbagai negara,
terutama dinegara maju. Dari berbagai penelitian lahirlah teori-teori
kepemimpinan, yang masing-masing teori mengutamakan sudut
pandang atau pendekatan sesuai dengan tujuan penelitiannya dan
latar belakang profesinya. Diantara teori kepemimpinan seperti yang
dijelaskan oleh Vethzal Rivai dan Sylviana Murni dalam bukunya
yang berjudul Education Management adalah :
1. Teori Sifat
Teori ini berpendapat bahwa seorang pemimpin itu
dikenal melalui sifat-sifat pribadinya. Seorang pemimpin pada
umumnya akan ditentukan oleh sifat-sifat jasmaniah dan
rohaniahnya. Berikut ini beberapa pendapat tentang sifat-sifat
yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin :
1) Sosrokartono berpendapat bahwa seorang pemimpin
harus memiliki sifat-sifat : kaya tanpa mempunyai harta
benda ( sugih tanpa banda ), memberi tanpa
kehilangan ( weweh tanpa kelangan ). Sifat-sifat ini
didasarkan kepada filsafat dan nilai-nilai budaya jawa.
6
2) Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa seorang
pemimpin itu harus ; Ingarso sung tulodo, Ing madio
mangun karso, Tutwuri Handayani.
3) Ruslan Abdul Gani berpendapat bahwa seorang
pemimpin itu harus memenuhi persyaratan, seperti
watak, kepribadian, kejiwaan, ilmu pengetahuan,
kecakapan, tingkah laku.
4) Jhon Millet mengemukakan empat sifat yang perlu
dimiliki oleh seorang pemimpin; kemampuan melihat
organisasi sebagai suatu keseluruhan, kemampuan
mengambil keputusan, kemampuan melimpahkan tahu
mendelegasikanwewenang dan kejujuran.
2. Teori Prilaku
Teori ini menekankan kepada analisis prilaku
kepemimpinan, mengidentifikasi elemen-elemen
kepemimpinan ( perilaku, prilaku pengikut, dan situasi
lingkungan ) yang dapat dikaji, dipelajari dan dilaksanakan.
Pada umumnya kepemimpinan itu dapat dipandang sebagai
suatu proses, melalui orang lain yang dipengaruhi oleh
pimpinan tersebut mencapai tujuan organisasi.
3. Teori Tiga Dimensi
Teori ini dikemukakan oleh WJ. Reddin. Ia
mengemukakan bahwa prilaku kepemimpinan itu memiliki tiga
pola dasar berikut :
7
1) Berorientasi kepada tugas
2) Berorientasi kepada hubungan kerja
3) Berorientasi kepada hasil atau efektivitas.
Berdasarkan ketiga pola tersebut menghasilkan lima gaya
kepemimpinan, yaitu birokrat, kompromi, minoritas, otokrat,
develover, eksekutif.
4. Teori Kepemimpinan Situasional ( Paul Hersey dan Kenneth
Blanchard )
Teori ini berpendapat bahwa gaya kepemimpinan
yang paling efektif adalah kepemimpinan yang disesuaikan
dengan tingkat. Gaya kepemimpinan seseorang cenderung
mengikuti situasi artinya seorang pemimpin dalam
menjalankan kepemimpinan ditentukan oleh situasi tertentu.
Yang dimaksud dengan situasi adalah lingkungan
kepemimpinan termasuk di dalamnya pengaruh nilai-nilai
hidup, nilai-nilai budaya situasi kerja dan tingkat kematangan
bawahan .
C. Pengertian Kepemimpinan Visioner ( Visionary Leadershif )
Robbins,2001 ( wahyudi, 2009:24) kepemimpinan visioner
adalah kemampuan pemimpin untuk menciptakan dan
mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,atraktif
tentang masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasional
yang terus bertumbuh dan meningkat sampai saat ini.
8
Komariah, 2005 ( wahyudi, 2009:24) kepemimpinan visioner
( Visionary Leadrship ) dapat diartikan sebagai kemampuan
pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengkomunikasikan,
mensosialisasikan, mentransformasikan dan mengimplementasikan
pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai
hasil interaksi sosial diantara angota organisasi dan stakeholders
yang di yakini sebagai cita-cita organisasi dimasa depan yang harus
dicapai melalui komitmen semua personil.
Wahyudi ( 2009 ), kepemimpinan visioner ( visionary
leadership ) adalah kemampuan pemimpin untuk mencetuskan ide
atau gagasan suatu visi selanjutnya melalui dialog yang kritis dengan
unsur pimpinan lainnya merumuskan masa depan organisasi yang
dicita-citakan yang harus dicapai melalui komitmen semua anggota
organisasi melalui proses sosialisasi, transformasi,implementasi
gagasan ideal oleh pemimpin organisasi.
Seth Kahan ( 2002 ), menjelaskan bahwa pemimpin yang
visioner melibatkan kesanggupan, kemampuan, kepiawaian yang
luar biasa untuk menawarkan kesuksesan dan kejayaan dimasa
depan. Seorang pemimpin yang visioner mampu mengantisipasi
segala kejadian yang mungkin timbul, mengelola masa depan dan
mendorong orang lain untuk berbuat dengan cara-cara yang tepat.
Corinne Mc Launghlin ( 2002 ), mendefinisikan pemimpin
visioner ( Visionary Leaders ) adalah mereka yang mampu
9
membangun “ fajar baru “ ( a new dawn ) bekerja dengan intuisi dan
imajinasi, penghayatan, dan boldness. Mereka menghadirkan
tantangan sebagai upaya memberikan yang terbaik untuk organisasi
dan menjadikan sebagai sesuatu yang menggugah untuk mencapai
tujuan organisasi. Mereka bekerja dengan kekuatan penuh dan
tercerahkan dengan tujuan yang lebih tinggi, pandangan jauh
kedepan. Mereka adalah para sosial inovator, agen perubah,
memandang sesuatu dengan utuh ( big picture ) dan selalu berfikir
strategis.
D. Karakteristik Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner meimiliki ciri yang menggambarkan
segala sikap yang menunjukan kepemimpinan yang berorientasi
kepada pencapaian visi, jauh memandang ke depan dan terbiasa
menghadapi segala tantangan dan beresiko. Diantara ciri-ciri utama
kepemimpinan visioner adalah :
1. Berwawasan kemasa depan, bertindak sebagai inovator,
berorientasi the best performance untuk pemberdayaan,
kesanggupan untuk memberikan arahan konkrit yang
sistematis.
2. Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri,
tidak peragu dan selalu siap menghadapi resiko. Pada saat
yang bersamaan, pimpinan visioner juga menunjukan
perhitungan yang cermat, teliti dan akurat. Memandang
10
sumber daya terutama sumber daya manusia sebagai aset
yang sangat berharga dan memberikan perhatian dan
perlindungan yang baik terhadap mereka.
3. Mampu menggalang orang lain untuk bekerja keras dan
kerjasama dalam menggapai tujuan, menjadi model ( teladan )
yang secara konsisten menunjukan nilai-nilai
kepemimpinannya, memberikan umpan balik positif, selalu
menghargai kerja keras dan prestasi yang ditunjukan oleh
siapapun yang telah memberi kontribusi.
4. Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan
menggugah, mengelola “ mimpi “ menjadi kenyataan,
mengajak orang lain untuk berubah, bergerak ke “ New place “
mampu memberi inspirasi, memotivasi orang lain untuk
bekerja lebih kreatif dan bekerja lebih keras untuk
mendapatkan situasi dan kondisi yang lebih baik.
5. Mampu mengubah visi ke dalam aksi, menjelaskan dengan
baik maksud visi kepada orang lain, dan secara pribadi sangat
kommited terhadap visi tersebut.
6. Berpegang erat kepada nilai-nilai spiritual diyakininya.memiliki
integritas kepribadian yang kuat, memancarkan energi,
vitalitas dan kemauan yang membara untuk selalu berdiri
pada posisi yang segaris dengan nilai-nilai spiritual. Menjadi
orang yang terdepan dan pertama dalam menerapkan nilai-
11
nilai luhur, sebagaimana yang diungkapkan oleh Mahatma
Gandhi “ I must first be the change I want to see in my wotrd “.
7. Membangun hubungan ( relationship ) secara efektif, memberi
penghargaan dan respek. Sangat peduli kepada orang lain
( bawahan ), memandang orang lain sebagai aset berharga
yang harus diperhatikan, memperlakukan mereka dengan baik
dan hangat layaknya keluarga. Sangat responship terhadap
segala kebutuhan orang lain dan membantu mereka
berkembang, mandiri dan membimbing menemukan jalan
masa depan mereka.
8. Inovativ dan proaktif dalam menemukan “ dunia baru “ .
membantu mengubah dari cara berfikir yang konvensional ke
paradigma baru yang dinamis. Melakukan terobosan-
terobosan berfikir yang kreatif dan produktif. Lebih bersifat
antisifpatif dalam mengayunkan langkah perubahan,
ketimbang sekedar reaktif terhadap kejadian-kejadian.
Berupaya sedapat mungkin menggunakan pendekatan “ win-
win “ ketimbang “ win- lose “
Keterampilan yang diperlukan berkaitan dengan efektivitas
dalam peren visioner sebagaimana dikemukakan oleh Robbin,2002
( wahyudi: 2009 ) adalah sebagai berikut :
Kemampuan untuk menjelaskan kepada orang lain. Pemimpin
perlu menjelaskan visi dilihat dari segi tindakan-tindakan yang
12
dituntut dan sasaran-sasaran melalui komunikasi lisan dan
tertulis yang jelas.
Mampu untuk mengungkapkan visi tidak hanya secara verbal
melainkan melalui prilaku pemimpin. Ini berarti perilaku
pemimpin yang secara berkesinambungan mendorong
pencapaian visi.
Mampu memperluas visi kepada konteks kepemimpinan yang
lebih luas, ini berarti merupakan kemampuan untuk
mengurutkan aktivitas-aktivitas sehingga visi dapat diterapkan
pada berbagi situasi pekerjaan pada suatu organisasi.
E. Pengertian Kepala Sekolah
Wahjosumijo ( 2002:83 ) mengartikan kepala sekolah
adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas
untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan
proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi
antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang diberi
pelajaran.
Rahman dkk ( 2006: 106 ) mengemukakan bahwa
kepala sekolah adalah guru ( jabatan fungsional ) yang
diangkat menduduki jabatan struktural ( kepala sekolah ) di
sekolah.
Berdasarkan beberapa pengertan diatas disimpulkan
bahwa kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai
kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada
13
pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara
maksimal untuk mencapai tujuan bersama.
F. Kompetensi Kepala Sekolah.
Kompetensi kepala sekolah adalah pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direflesikan kepala
sekolah dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara
konsisten yang kemungkinan menjadi kompeten atau
berkemampuan dalam mengambil keputusan tentang
penyediaan, pemanfaatan dan peningkatan potensi
sumberdaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah ( wahyudi, 2009 : 2009 ).
Kompetensi kepala sekolah sebagaimana tertulis dala
Peraturan Mentri Pendidikan nasional Nomor 13 tahun 2007,
tentang Standar kepala Sekolah/ Madrasah adalah:
1). Kompetensi kepribadian, 2). Kompetensi manajerial, 3)
Kompetensi kewirausahaan, 4) Kompetensi supervisi, dan
5) Kompetensi Sosial.
Kompetensi kepala sekolah sebagaimana yang
dipersyaratkan dalam Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 ,
tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah belum cukup
menjamin keberhasilan sekolah dalam mencapai visi dan misi
yang ditetapkan. Karena itu perlu ditambah dengan
kompetensi-kompetensi lain yang berkaitan dengan fungsi
kepala sekolah seperti yang dikemukakan mulyasa, 2004
14
( Wahyudi 2009 : 36 ) adalah : (a) merumuskan visi,
(b) merencanakan program, (c) komunikasi dan kerjasama,
(d) hubungan masyarakat, (e) mengelola sumberdaya
serkolah, (f) mengambil keputusan,(g) mengelola konflik.
15
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah.
Setiap jabatan menggambarkan status diemban
pemegangnya. Status itu, pada gilirannya memunjukan peran yang
harus dilakukan pejabatnya. Peran utama yang harus diemban oleh
kepala sekolah yang membedakan dari jabatan-jabatan kepala
lainnya adalah peran sebagai pemimpin sekolah. Kepemimpinan
pendidikan mengacu kepada kualitas tertentu yang harus dimiliki
kepala sekolah untuk mengemban tanggungjawabnya secara
berhasil. Kepala sekolah harus tahu persis apa yang ingin dicapainya
( visi ) dan bagaimana mencapainya ( misi ). Kepala sekolah yang
visioner sangat memahami betapa pentingnya mengajak semua
pihak terkait dalam sekolahnya untuk bersama-sama mewujudkan
visi yang dirumuskan bersama. Implikasi sifat visioner kepala
sekolah harus mempunyai sejumlah kompetensi untuk
melaksanakan misi guna mewujudkan visi itu, dan selanjutnya
kepala sekolah harus memiliki sejumlah karakter tertentu untuk
menunjukan integritasnya.
a. Visi dan Misi
Visi sekolah diperlukan untuk membimbing dan
mengarahkan pencapaian tujuan sekolah. Seperti dijelaskan
oleh Nanus, 1992 ( wahyudi, 2009 : 36 ) visi adalah masa
16
depan yang realistis, dapat dipercaya, dan menarik bagi
organisas. Visi merupakan pernyatan tujuan organisasi;
sebuah masa depan organisasi yang lebih baik, lebih berhasil,
karena itu visi merupakan kunci energi manusia , kunci atribut
pemimpin dan pembuat kebijakan.
Kepala sekolah yang visioner berusaha mengetahui
visi sekolahnya. Jika belum ada, mereka akan berusaha
merumuskan dengan melibatkan semua pihak yang
berkepentingan . Dalam perumusan visi kepala sekolah yang
visioner akan mengetahui elemen visi kepemimpinan dan
manajemen sekolah. Colwelt dan Spinks (1993)
mengemukakan bahwa visi kepemimpinan dan manajemen
memiliki beberapa elemen yaitu , (1) concept of self
manajemen: artinya visi harus menuju konsep pengelolaan
sendiri menurut kebutuhan sekolah dan masyarakat, (2)
Penstrukturan sistem sekolah; visi harus mengarah ke bentuk
organisasi baru dengan mengadaptasi peraturan, hubungan
dan tanggung jawab sebagai kenyataan budaya
berkelanjutan, (3) ciri pengajaran sebagai suatu profesi; visi
diarahkan pada peningkatan profesionalisme yang belum
pernah terjadi sebelumnya di sekolah negeri, seperti profesi
kesehatan dan hukum.
Visi itu kemudian disosialisakan sehingga menjadi
cita-cita bersama. Selanjutnya ia akan berusaha secara
17
konsisten untuk terus berupaya menggalang komitmen untuk
mewujudkan visi itu. Ia tidak akan berdiam diri membiarkan
visi itu menjadi rumusan indah yang menghiasi dinding
kantornya.
b. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan yang
diperlihatkan seseorang, ketika melakukan sesuatu.
Memahami visi dan misi serta memiliki integritas yang baik
saja belum cukup. Kepala sekolah yang visioner agar berhasil
akan memiliki kompetensi yang diisyaratkan untuk dapat
mengemban tanggung jawab dengan baik dan
benar.Kompetensi yang dimiliki kepala sekolah yang visioner
adalah sebagai berikut ( CCSSO, 2002 )
1) Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan
pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasikan
dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah.
2) Membantu, membina, dan mempertahankan
lingkungan dan program pengajaran yang kondusif bagi
proses belajar peserta didik dan pertumbuhan
profisional para guru dan staf.
3) Menjamin bahwa manajemen organisasi dan
pengoprasian sumber daya sekolah digunakan untuk
menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat,
efesien, dan efektif.
18
4) Bekerjasama dengan orang tua murid dan anggota
masyarakat, menanggapi kepentingan dan kebutuhan
komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber
daya masyarakat.
5) Memberi contoh ( teladan ) tindakan berintegritas.
6) Memahami, menanggapi, dan mempengaruhi
lingkungan politik, sosial, ekonomi, dfan budaya yang
lebih luas.
c. Integritas
Integritas adalah ketaatan pada nilai-nilai moral dan
etika yang diyakini seseorang dan membentuk prilakunya
sebagai manusia yang berbakat dan bermartabat. Kepala
sekolah yang visioner akan memiliki integritas yang tinggi.
Setiuadaknya ada sejumlah ciri yang menggambarkan
integritas kepala sekolah; dapat dipercaya, konsisten, komit,
bertanggung jawab, dan secara emosional terkendali.
1) Dapat dipercaya ( amanah ). Seoarang kepala sekolah
haruslah orang yang dapat dipercaya. Kepercayaan itu
diperolehnya secara sukarela, tidak dengan meminta
apalagi memaksa orang lain untuk percaya kepadanya.
Kepala sekolah yang dapat dipercaya memiliki
kejujuran yang tidak diragukan.
2) Konsisten. Kepala sekolah yang konsisten dapat
diandalkan. Kepala sekolah ini tidak manca mencle,
19
perbuatannya taat asas dengan perkataanya. Ia
mengoprasionalkan kebijakan pendidikan secara tegas
dan bijaksana, dan tidak perlu menjadi anggota
bunglon sosial untuk mengamankan kebijakan itu.
3) Komit. Kepala sekolah yang komit, terikat secara
emosional dan intelektual untuk mengabdikan diri
sepenuhnya bagi kepentingan anak didiknya. Kepala
sekolah seperti ini tahu persis bahwa tanggung jawab
tidak mungkin dapat di pikul setengah-setengah.
4) Bertanggung jawab. Kepala sekolah memiliki
kewajiaban sosial, hukum, dan moral dalam
menjalankan perannya. Kepala sekolah yang
berintegritas tidak akan menghindar apalagi lari dari
tanggung jawabnya. Kepala sekolah yang
mengutamakan kepentingan anak didiknya sadar betul
bahwa secara sosial, hukum, dan moral ia harus
berprilaku yang adapat dipertanggung jawabkan.
5) Secara emosional terkendali. Kepala sekolah yang
berkecerdasan emosi tinggi sangat menyadari
pengaruh emosinya dan emosi orang lain terhadap
proses pemikirannya dan interaksinya terhadap orang
lain. Kepala sekolah seperti ini mampu mengaitkan
emosi dengan penalaran, menggunakan emosi untuk
memfasilitasi penalaran dan secara cerdas menalarkan
20
emosi. Dengan kata lain, ia menyadari bahwa
kemampuan kognitif seseorang diperkaya dengan
emosi dan perlunya emosi dikelola secara kognitif.
B. Tolok Ukur Kinerja Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah.
Persoalan sekarang adalah apa ukuran kinerja yang
dapat disimak dari kepala yang visioner serta apa saja
pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki untuk
berkinerja seperti itu ? Untuk dapat mengetahui kinerja kepala
sekolah yang visioner kita lihat kompetensi yang telah dibahas
yang harus dimiliki oleh kepala sekolah tersebut.
a. Mempasilitasi penyusunan, penyebarluasan , dan
pelaksanaan visi dan misi pembelajaran yang
dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh
komunitas kepala sekolah. Ukuran kinerja yang dapat
diidentifikasi bagi kompetensi ini adalah :
1) Visi dan misi disusun bersama-sama dengan
pihak-pihak yang berkepentingan.
2) Staf, orang tua siswa, dan anggota masyarakat
memahami visi dan misi sekolah.
3) Pihak-pihak berkepentingan yakin bahwa inti visi
sekolah dipakai sebagai pedoman bagi semua
yang terlibat dalam ukuran sekolah.
4) Kontribusi anggota komunitas sekolah dalam
perwujudan visi itu dihargai.
21
5) Pihak-pihak yang berkepentingan memerima
informasi tentang kemajuan upaya pencapaian
visi sekolah.
6) Komunitas sekolah terlibat aktif dalam upaya
peningkatan sekolah.
7) Program, rencana, dan kegiatan sekolah telah
tersusun berdasarkan visi sekolah.
8) Rencana berdasarkan tujuan dan strategi yang
jelas dilaksanakan.
9) Data penilaian pembelajaran peserta didik
digunakan untuk menyusun misi dan tujuan
sekolah.
10)Data demografi murid dan keluarganya
digunakan untuk menyusun misi dan tujuan
sekolah.
11)Hambatan pencapaian misi dapat ditanggulangi.
12)Pengadaan sumber daya yang diperlukan untuk
mendukung implementasi misi dan tujuan
sekolah telah diupayakan.
13)Sumber daya yang ada untuk mendukung visi
dan tujuan telah digunakan dengan efektif dan
efesien.
14)Visi, misi, dan rencana telah dipantau,
dievaluasi, dan direvisi secara teratur.
22
b. Kepala sekolah harus dapat memastikan adanya
lingkungan yang kondusif. Ukuran kinerja yang dapat
diidentifikasi adalah :
1) Semua orang diperlakukan secara adil, setara,
berharkat, dan bermartabat.
2) Pengembangan profesional berfokus pada
pembelajaran peserta didik sesuai dengan visi
dan tujuan sekolah.
3) Peserta didik dan staf sekolah dihargai dan
dipandang penting.
4) Hambatan belajar diidentifikasi, diklarifikasi, dan
ditanggulangi.
5) Keberagaman adalah pengembangan
pengalaman belajar disimak dan
dipertimbangkan.
6) Belajar seumur hidup didorong dan diberi
contoh.
7) Terbangun budaya harapan tinggi bagi kinerja
diri sendiri, peserta didik, dan staf.
8) Digunakan teknologi dalam proses
pembelajaran.
9) Tersedianya kesempatan beragam untuk belajar
bagi peserta didik.
23
10)Prestasi peserta didik dan staf diakui dan
dirayakan.
11)Sekolah ditata dan diarahkan untuk mencapai
keberhasilan peserta didik.
12)Program kurikulum, ko-kurikulum, dan ekstra
kurikulum dirancang, dolaksanakan dan
disempurnakan secara berkala.
13)Hasil riset, pendapat guru, dan rekomendasi dari
anggota masyarakat terpelajar digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan penting.
14)Budaya sekolah dievaluasi secara teratur.
15)Hasil belajar peserta didik dinilai dengan
menggunakan berbagai teknik.
16)Staf dan peserta didik diberi peluang
menggunakan berbagai sumber informasi
tentang prestasi.
17)Berbagai cara supervisi dan evaluasi
dimanfaatkan.
18)Tersusunnya program-program untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik dan keluarganya.
c. Kepala sekolah harus dapat memastikan bahwa apa
pun prinsip-prinsip dan teknik manajemen organisasi
dan pengorganisasian sumber daya sekolah yang
diterapkan semata-mata digunakan bagi kepentingan
24
peserta didik. Ukuran kinerjanya yang dapat
diidentifikasi adalah :
1) Pengetahuan tentang pembelajaran,
pengajaran, dan pengembangan peserta didik
digunakan dalam keputusan manajemen
sekolah.
2) Prosedur oprasional digunakan dan dikelola
untuk memaksimalkan peluang keberhasilan
belajar. Diterapkan teknik baru yang
menguntungkan.
3) Tersusunnya dengan baik rencana dan prosedur
oprasional untuk mencapai visi dan tujuan
sekolah.
4) Kesepakatan kontrak sekolah dikelola secara
efektif.
5) Bangunan dan fasilitas sekolah dioprasikan
secara umum, aman, efesien, dan efektif.
6) Waktu dikelola untuk memaksimalkan
pencapaian tujuan organisasi.
7) Teridentifikasinya masalah dan peluang
potensial.
8) Setiap masalah ditanggulangi secara tepat
waktu.
25
9) Sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
dikelola untuk mencapai tujuan sekolah.
10)Sistem organiksasi dipantau dan dimodifikasi
secara teratur sesuai dengan kebutuhan.
11)Pihak-pihak berkepentingan dilibatkan dalam
keputusan yang mempengaruhi sekolah.
12)Tanggung jawab dibagi-bagi untuk
memaksimalkan akuntabilaitas.
13)Diterapkan perangkaan masalah yang efektif
dan keterampilan pemecahan masalah.
14)Diterapkan keterampilan solusi dan konflik
secara efektif.
15)Diterapkan proses kelompok yang efektif dan
keterampilan-keterampilan konsensus.
16)Terpeliharanya lingkungan sekolah yang aman,
bersih, indah, dan menyenangkan.
17)Fungsi-fungsi sumber daya manusia dijamin
untuk mendukung pencapaian tujuan sekolah.
18)Terpeliharanya kerahasiaan dokumen sekolah.
d. Kepala sekolah harus menyadari bahwa tujuan sekolah
tidak mungkin dicapai tanpa melibatkan semua pihak
yang berkepentingan, utamanya para orang tua siswa.
Ukuran kinerja yang dapat diidentifikasi adalah :
26
1) Diutamakan kemunculan yang sering,
keterlibatan aktif dan komunikasi dengan
masyarakat luas.
2) Terbinanya hubungan dengan para pemimpin
masyarakat.
3) Digunakannya informasi dari keluarga dan
masyarakat.
4) Terciptanya hubungan dengan organisasi bisnis,
agama, politik, pemerintah.
5) Disikapinya dengan baik orang-orang dan
kelompok yang memiliki nilai-nilai dan opini yang
bertentangan.
6) Sekolah dan masyarakat diusahakan saling
mengisi dalam hal sumber daya.
7) Diamankannya sumber daya masyarakat untuk
membantu sekolah memecahkan masalah dan
mencapai tujuan.
8) Terciptanya kemitraan dengan dunia bisnis,
lembaga pendidikan lain, kelompok masyarakat
sekitar untuk memperkuat program dukungan
pencapaian tujuan sekolah.
9) Anggota masyarakat diperlikan secara sama.
10)Diakui dan dihargai keberagaman.
11)Tercipta dan terbinanya hubungan media efektif.
27
12)Diadakan program hubungan masyarakat yang
komperhensif.
13)Digunakan sumber daya publik secara tepat dan
bijaksana.
14)Adanya contoh kolaborasi masyarakat bagi staf.
15)Diaiadakan kesempatan yang layak bagi staf
untuk mengembangkan keterampilan
berkolaborasi.
e. Kepala sekolah harus memberi contoh ( teladan )
tindakan berintegritas. Ukuran kinerja yang dapat
diidentifikasi adalah :
1) Diperagakan kode etik pribadi dan profesional.
2) Diperlihatkan nilai-nilai, keyakinan, dan sikap
yang mengilhami munculnya tingkat kinerja yang
tinggi.
3) Diperlihatkan contoh prilaku yang dapat
diteladani.
4) Dipertimbangkannya dampak praktek manajerial
terhadap orang lain.
5) Dipertanggung jawabkannya pelaksanaan oprasi
sekolah.
6) Digunakan pengaruh jabatan untuk
meningkatkan program pendidikan dan bukan
untuk kepentingan pribadi.
28
7) Orang lain diperlakukan dengan adil, sederajat,
berharkat dan bermartabat.
8) Hak-hak dan keberhasilan peserta didik dan staf
dilindungi.
9) Terlihat adanya apresiasi terhadap dan
kepekaan atas adanya keragaman dalam
komunitas sekolah.
10)Wewenang orang lain diakui dan dihormati.
11)Nilai-nilai yang hidup di kalangan komunitas
sekolah yang beragam diperiksa dan
dipertimbangkan.
12)Ditegakkannya integritas dan prilaku yang etis
dalam komunitas sekolah.
13)Dipenuhinya kewajiaban hukum dan perjanjian.
14)Dilaksanakannya hukum dan prosedur secara
adil dan bijaksana.
f. Kepala seolah perlu menyadari bahwa kehidupan
disekolah adalah bagian dari lingkungan kehidupan
yang lebih luas. Ukuran kinerja yang dapat diidentifikasi
adalah :
1) Tampak adanya upaya sungguh-sungguh untuk
mempengaruhi lingkungan operasi sekolah bagi
kepentingan peserta didik dan keluarganya.
29
2) Terjadinya komunikasi dikalangan komunitas
sekolah tentang kecenderungan isu, dan
kemungkinan perubahan dalam lingkungan
oprasi sekolah.
3) Diadakannya dialog terus-menerus dengan
wakil-wakil kelompok asyarakat.
4) Difungsikannya komunitas sekolah sesuai
dengan kebijakan, hukum, dan peraturan yang
ditetapkan oleh pemerintah daerah dan pusat.
5) Adanya upaya mempengaruhi pembentukan
kebijakan publik untuk menyediakan pendidikan
yang bermutu.
6) Dikembangkannya jalur komunikasi dengan para
pengambil keputusan di luar komunitas sekolah.
30
BAB IV
KESIMPULAN
Kepemimpinan khususnya kepemimpinan pendidikan akan
selalu menarik dibicarakan dan masih terbuka diekplorasikan
sehingga bisa ditemukan teori atau gaya yang lebih efektif karena
kepemimpinan berkaitan dengan kondisi yang tengah berkembang.
Kepemimpinan visioner adalah pemimpin yang mampu
membangkitkan inspirasi serta berusaha agar orang-orang yang
dipimpinnya bergairah dalam bekerja, akan tetapi bervokus pada visi
dibalik tugas sehari-hari.
Dari berbagai gaya kepemimpinan, maka kepemimpinan
visioner adalah gaya kepemimpinan yang efektif dan memiliki
resonansi untuk menggerakan koleganya bersama-sama menuju
tujuan.
Ciri dari kepemimpinan visioner tercermin dalam gaya dan
kemampuannya menjadi sutradara sekaligus pemain dalam sebuah
drama mengembangkan kontrak ( perjanjian ) yang memandu
koleganya mengejar keberhasilan secara profesional kemampuan
transformasi institusi kemampuan praktik refleksi setiap selesai
melakukan pekerjaan kemampuan berempeti.
31
Kepemimpinan visioner sangat mungkin diterapkan dalam
dunia pendidikan kita dan diperkirakan dapat mengatasi problem
pendidikan yang tengah kita hadapi. Kepemimpinan visioner kepala
sekoah dapat diukur kinerjanya dari kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang kepala sekolah.
32
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. ( 2009 ).Strategic Manjemen for Educational Manajemen
(Manajemen Strategik Untuk Pendidikan ).Bandung. Alfabeta
Veitzhal Rivai dan Sylviana Murni. ( 2009 ). Education Management
Analisis Teori dan Praktik. Jakarta. Rajagrafindo Persada.
Rohiat. ( 2009 ). Manajemen Sekolah teori dan Praktek. Bandung.
Refika Aditama.
Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun.( 2007).
Perencanaan Pendidikan Suatu pendekatan Komperhensif.
Bandung. Remaja Rosdakarya.
Wahyudi.(2009).Kepemimpinan Kepala sekolah Dalam Organisasi
Pembelajaran ( Learning Organization ). Bandung. Alfabeta.
33