Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

34
Sejarah dan Perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat Pharmacy Programe Sains and Math Departement Halu Oleo University Nurramadhani.A.Sida (F1F1 11 114) KELAS A GENAP

Transcript of Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

Page 1: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

Sejarah dan Perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat

P h a r m a c y P r o g r a m eS a i n s a n d M a t h D e p a r t e m e n tH a l u O l e o U n i v e r s i t y

Nurramadhani.A.Sida

(F1F1 11 114)

KELAS A GENAP

Page 2: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas segala limpahan Rahmat dan

Hidayah_Nya berupa islam, iman, ilmu, dan kesehatan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan makalah “Sejarah dan Perkembangan Ilmu Kesehatan

Masyarakat” ini.

Penulis telah maksimal dalam menyempurnakan makalah ini, namun

sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, penulis menerima setiap kritik

dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah

hasanah ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Kendari, September 2013

Penulis

Page 3: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

DAFTAR ISI

Page 4: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak abad ke 19 istilah ilmu pengetahuan telah dikenal dan istilah

tersebut dikembang luaskan menjadi beberapa cabang ilmu. Dari setiap

cabang ilmu, akan lahir ilmu-ilmu baru yang masih saling berkaitan, salah

satunya ilmu kesehatan. Ilmu kesehatan awalnya merupakan 1 cabang ilmu

dan kemudian berkembang menjadi beberapa subcabang ilmu yang masih

membahas topik yang sama yaitu kesehatan. Ilmu kesehatan masyarakat

merupakan salah satu contoh dari perluasan cabang ilmu kesehatan dan

merupakan gabungan dari ilmu sanitasi dan kedokteran, tidak salah bila

materi yang dipaparkan pada ilmu ini banyak mengenai penyakit dan

manajemen sanitasi lingkungan.

Lahir dan berkembangnya suatu ilmu pengetahuan tidak lepas dari

hasil pemikiran para ahli yang pada akhirnya merumuskan hasil pemikirannya

berdasarkan bukti-bukti menjadi suatu ilmu. Keseluruhan proses hingga

terbentuknya ilmu pengetahuan dirangkum dalam sejarah, dan menjadi

seorang pelajar selain mnegetahui ilmu yang telah ada juga perlu mengetahui

sejarah ditemukan ilmu tersebut. Hal ini berlaku untuk semua jenis cabang

ilmu, begitu pula untuk ilmu kesehatan masyarakat.

Page 5: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana sejarah lahirnya ilmu kesehatan masyarakat ?

b. Bagaimana perkembangan kesehatan masyarakat pada periode sebelum

pengetahuan lahir dan setelah pengetahuan lahir ?

c. Bagaimana proses masuk dan berkembangnya ilmu kesehatan masyarakat

di Indonesia ?

C. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui sejarah lahirnya ilmu kesehatan masyarakat

b. Untuk mengetahui perkembangan kesehatan masyarakat pada periode

sebelum pengetahuan lahir dan setelah pengetahuan lahir

c. Untuk mengetahui proses masuk dan berkembangnya ilmu kesehatan

masyarakat di Indonesia

Page 6: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

BAB IIPEMBAHASAN

A. Sejarah Lahirnya Ilmu Kesehatan Masyarakat

Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2 tokoh metologi

Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut

Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai

meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya

tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan

bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik.

Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai isterinya juga

telah melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan Higeia

dalam pendekatan / penanganan masalah kesehatan adalah, Asclepius melakukan

pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada

seseorang. Sedangkan Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan

masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, menghindari makanan / minuman

beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan melakukan

olahraga.

Apabila orang yang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan

melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya

tersebut, antara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan

yang baik daripada dengan pengobatan atau pembedahan. Dari cerita mitos

Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut, akhirnya muncul 2 aliran atau pendekatan

dalam menangani masalah-masalah kesehatan. Kelompok atau aliran pertama

Page 7: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut

pendekatan kuratif (pengobatan). Kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter,

dokter gigi, psikiater dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan

penyakit baik fisik, psikis, mental maupun sosial. Sedangkan kelompok kedua,

seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan

penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadinya penyakit.

Kedalam kelompok ini termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-

lulusan sekolah atau institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang.

Dalam perkembangan selanjutnya maka seolah-olah timbul garis pemisah

antara kedua kelompok profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health

care) dan pelayanan pencegahan atau preventif (preventive health care). Kedua

kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan yang dilakukan antara lain

sebagai berikut. Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap

sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya

sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan

pasien atau sasaran cenderung jauh. Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau

pasien adalah masyarakat (bukan perorangan) masalah-masalah yang ditangani

pada umumnya juga masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan

masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat

(sasaran) lebih bersifat kemitraan tidak seperti antara dokter-pasien.

Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada

umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang

menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada

Page 8: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

pasien datang, berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa

masalah kesehatan adalah adanya penyakit.Sedangkan kelompok preventif lebih

mengutamakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah

tetapi mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat tidak hanya menunggu

pasien datang di kantor atau di tempat praktek mereka, tetapi harus turun ke

masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan

melakukan tindakan. Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan

menangani klien atau pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien

hanya dilihat secara parsial, padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis

dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya.Sedangkan

pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan

pendekatan yang holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena

terganggunya sistem biologi individual tetapi dalam konteks yang luas, aspek

biologis, psikologis dan sosial. Dengan demikian pendekatannya pun tidak

individual dan parsial tetapi harus secara menyeluruh atau holistik.

B. Periode-Periode Perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Sejarah panjang perkembangan masyarakat, tidak hanya dimulai pada

munculnya ilmu pengetahuan saja melainkan sudah dimulai sebelum

berkembangnya ilmu pengetahuan moderen. Oleh sebab itu, akan sedikit

diuraikan perkembangan kesehatan masyarakat sebelum perkembangan ilmu

Page 9: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

pengetahuan (pre-scientific period) dan sesudah ilmu pengetahuan itu

berkembang (scientific period).

Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (pre-scientific period)

Dari kebudayaan yang paling luas yakni Babylonia, Mesir, Yunani dan

Roma telah tercatat bahwa manusia telah melakukan usaha untuk menanggulangi

masalah-masalah kesehatan masyarakat dan penyakit. Telah ditemukan pula

bahwa pada zaman tersebut tercatat dokumen-dokumen tertulis, bahkan peraturan-

peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah atau drainase

pemukiman pembangunan kota, pengaturan air minum, dan sebagainya.

Pada zaman ini juga diperoleh catatan bahwa telah dibangun tempat pembuangan

kotoran (latrin) umum, meskipun alasan dibuatnya latrine tersebut bukan karena

kesehatan. Dibangunnya latri umum pada saat itu bukan karena tinja atau kotoran

manusia dapat menularkan penyakit tetapi tinja menimbulkan bau tak enak dan

pandangan yang tidak menyedapkan. Demikian juga masyarakat membuat sumur

pada waktu itu dengan alasan bahwa minum air kali yang mengalir sudah kotor itu

terasa tidak enak, bukan karena minum air kali dapat menyebabkan penyakit.

Dari dokumen lain tercatat bahwa pada zaman Romawi kuno telah

dikeluarkan suatu peraturan yang mengharuskan masyarakat mencatatkan

pembangunan rumah, melaporkan adanya binatang-binatang yang berbahaya, dan

binatang-binatang piaraan yang menimbulkan bau, dan sebagainya.

Bahkan pada waktu itu telah ada keharusan pemerintah kerajaan untuk melakukan

supervisi atau peninjauan kepada tempat-tempat minuman (public bar), warung

makan, tempat-tempat prostitusi dan sebagainya.

Page 10: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

Kemudian pada permulaan abad pertama sampai kira-kira abad ke-7

kesehatan masyarakat makin dirasakan kepentingannya karena berbagai macam

penyakit menular mulai menyerang sebagian besar penduduk dan telah menjadi

epidemi bahkan di beberapa tempat telah menjadi endemi. Penyakit kolera telah

tercatat sejak abad ke-7 menyebar dari Asia khususnya Timur Tengah dan Asia

Selatan ke Afrika. India disebutkan sejak abad ke-7 tersebut telah menjadi pusat

endemi kolera. Disamping itu lepra juga telah menyebar mulai dari Mesir ke Asia

Kecil dan Eropa melalui para emigran. Upaya-upaya untuk mengatasi epidemi dan

endemi penyakit-penyakit tersebut, orang telah mulai memperhatikan masalah

lingkungan, terutama hygiene dan sanitasi lingkungan. Pembuangan kotoran

manusia (latrin), pengusahaan air minum yang bersih, pembuangan sampah,

ventilasi rumah telah tercatat menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada

waktu itu. Pada abad ke-14 mulai terjadi wabah pes yang paling dahsyat, di China

dan India. Pada tahun 1340 tercatat 13.000.000 orang meninggal karena wabah

pes, dan di India, Mesir dan Gaza dilaporkan bahwa 13.000 orang meninggal tiap

hari karena pes. Menurut catatan, jumlah meninggal karena wabah pes di seluruh

dunia waktu itu mencapai lebih dari 60.000.000 orang. Oleh sebab itu waktu itu

disebut “the Black Death”. Keadaan atau wabah penyakit-penyakit menular ini

berlangsung sampai menjelang abad ke-18. Disamping wabah pes, wabah kolera

dan tipus masih berlangsung.

Telah tercatat bahwa pada tahun 1603 lebih dari 1 diantara 6 orang

meninggal, dan pada tahun 1663 sekitar 1 diantara 5 orang meninggal karena

penyakit menular. Pada tahun 1759, 70.000 orang penduduk kepulauan Cyprus

Page 11: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

meninggal karena penyakit menular. Penyakit-penyakit lain yang menjadi wabah

pada waktu itu antara lain difteri, tipus, disentri dan sebagainya. Dari catatan-

catatan tersebut di atas dapat dilihat bahwa masalah kesehatan masyarakat

khususnya penyebaran-penyebaran penyakit menular sudah begitu meluas dan

dahsyat, namun upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara

menyeluruh belum dilakukan oleh orang pada zamannya.

Periode Ilmu Pengetahuan

Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19

mempunyai dampak yang luas terhadap segala aspek kehidupan manusia,

termasuk kesehatan. Kalau pada abad-abad sebelumnya masalah kesehatan

khususnya penyakit hanya dilihat sebagai fenomena biologis dan pendekatan yang

dilakukan hanya secara biologis yang sempit, maka mulai abad ke-19 masalah

kesehatan adalah masalah yang kompleks. Oleh sebab itu pendekatan masalah

kesehatan harus dilakukan secara komprehensif, multisektoral. Disamping itu

pada abad ilmu pengetahuan ini juga mulai ditemukan berbagai macam penyebab

penyakit dan vaksin sebagai pencegah penyakit. Louis Pasteur telah berhasil

menemukan vaksin untuk mencegah penyakit cacar, Joseph Lister menemukan

asam carbol (Carbolic Acid) untuk sterilisasi ruang operasi dan William Marton

menemukan ether sebagai anestesi pada waktu operasi.

Penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah mulai

dilakukan pada tahun 1832 di Inggris. Pada waktu itu sebagian besar rakyat

Inggris terserang epidemi (wabah) kolera, terutama terjadi pada masyarakat yang

Page 12: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

tinggal di perkotaan yang miskin. Kemudian parlemen Inggris membentuk komisi

untuk penyelidikan dan penanganan masalah wabah kolera ini. Edwin Chadwich

seorang pakar sosial (social scientist) sebagai ketua komisi ini akhirnya

melaporkan hasil penyelidikannya sebagai berikut : Masyarakat hidup di suatu

kondisi sanitasi yang jelek, sumur penduduk berdekatan dengan aliran air kotor

dan pembuangan kotoran manusia. Air limbah yang mengalir terbuka tidak

teratur, makanan yang dijual di pasar banyak dirubung lalat dan kecoa. Disamping

itu ditemukan sebagian besar masyarakat miskin, bekerja rata-rata 14 jam per hari,

dengan gaji yang dibawah kebutuhan hidup. Sehingga sebagian masyarakat tidak

mampu membeli makanan yang bergizi. Laporan Chadwich ini dilengkapi dengan

analisis data statistik yang bagus dan sahih. Berdasarkan laporan hasil

penyelidikan Chadwich ini, akhirnya parlemen mengeluarkan undang-undang

yang isinya mengatur upaya-upaya peningkatan kesehatan penduduk, termasuk

sanitasi lingkungan, sanitasi tempat-tempat kerja, pabrik dan sebagainya.

Pada tahun 1848, John Simon diangkat oleh pemerintah Inggris untuk

menangani masalah kesehatan penduduk (masyarakat). Pada akhir abad ke-19 dan

awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga kesehatan yang

profesional. Pada tahun 1893 John Hopkins, seorang pedagang wiski dari

Baltimore Amerika mempelopori berdirinya universitas dan didalamnya terdapat

sekolah (Fakultas) Kedokteran. Mulai tahun 1908 sekolah kedokteran mulai

menyebar ke Eropa, Canada dan sebagainya. Dari kurikulum sekolah-sekolah

kedokteran tersebut terlihat bahwa kesehatan masyarakat sudah diperhatikan.

Mulai tahun kedua para mahasiswa sudah mulai melakukan kegiatan penerapan

Page 13: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

ilmu di masyarakat. Pengembangan kurikulum sekolah kedokteran sudah

didasarkan kepada suatu asumsi bahwa penyakit dan kesehatan itu merupakan

hasil interaksi yang dinamis antara faktor genetik, lingkungan fisik, lingkungan

sosial (termasuk kondisi kerja), kebiasaan perorangan dan pelayanan kedokteran /

kesehatan.

Dari segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 1855 pemerintah

Amerika telah membentuk Departemen Kesehatan yang pertama kali. Fungsi

departemen ini adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk

(public), termasuk perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan. Departemen

kesehatan ini sebenarnya merupakan peningkatan departemen kesehatan kota

yang telah dibentuk di masing-masing kota, seperti Baltimor telah terbentuk pada

tahun 1798, South Carolina tahun 1813, Philadelphia tahun 1818, dan sebagainya.

Pada tahun 1872 telah diadakan pertemuan orang-orang yang mempunyai

perhatian kesehatan masyarakat baik dari universitas maupun dari pemerintah di

kota New York. Pertemuan tersebut menghasilkan Asosiasi Kesehatan

Masyarakat Amerika (American Public Health Association).

3. Proses Masuk dan Berkembangnya Ilmu Kesehatan Masyarakat Di

Indonesia

Bapak kesehatan Masyarakat adalah Edwin Chadwich, ia adalah orang

yang mula mula tertarik kepada kematian yang terjadi di kalangan masyarakat

kota kota besar di Inggris. Dari pengamatannya yang teliti dapat menghimpun

Page 14: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

data yang berkaitan dengan penyakit, sehingga angka kematian pada golongan

masyarakat dapat dicatat dengan sangat teliti. Bertitik tolak dari penelitiannya, ia

terjun lebih dalam lagi dalam bidang kesehatan masyarakat.

Generasi generasi setelah Chadwick adalah Winslow yang menjadi

muridnya, yang kemudian dikenal sebagai Pembina kesehatan Masyarakat

Modern(public health modern). Ia menciptakan defenisi untuk kesehatan

masyarakat yang diterima oleh WHO, yang kemudian lahirlah berbagai defenisi

sehat, balasan-balasan tentang usaha usaha pokok kesehatan (basic health service).

Pengaruh defenisi kesehatan masyarakat dari Winshlow kemudian akan membawa

pengaruh dalam perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesi.

Barton membagi 4 tingkatan kesehatan, yaitu Tingkat I : Pelaksanaan

kesehatan masyarakat dlakukan melalui cara cara pengobatan di klinik. Tingkat II

: Pelaksanan kesehatan Masyarakat sudah di perluas melalui cara cara pengobatan

di poliklinik, BKIA, maupun RS, Dari upaya pengobatan kuratif di kembangkan

pula pengobatan preventif pada unit unit tersebut. Tingkat III : Pelaksanaan

kesehatan masyarakat telah dikembangkan berbagai usaha usaha pokok kesehatan

(basic Health Service) secara bersamaan, semuanya dikordinasi secara

menyeluruh yang di kenal dengan istilah Pelayanan kesehatan Terintegrasi.

Tingkat IV : Pada tingkat ini kesehatan masyarakat pelaksanaannya sudah

berorintasi secara lintas sektoral dan multidisiplin.

Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak

pemerintahan Belanda pada abad ke-16. Kesehatan masyarakat di Indonesia pada

Page 15: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

waktu itu dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang

sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Kolera masuk di Indonesia tahun 1927

dan tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor di Indonesia kemudian pada tahun 1948

cacar masuk ke Indonesia melalui Singapura dan mulai berkembang di Indonesia.

Sehingga berawal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada

waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Namun demikian di

bidang kesehatan masyarakat yang lain pada tahun 1807 pada waktu pemerintahan

Gubernur Jenderal Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek

persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka penurunan angka kematian bayi

yang tinggi pada waktu itu. Akan tetapi upaya ini tidak berlangsung lama karena

langkanya tenaga pelatih kebidanan kemudian pada tahun 1930 dimulai lagi

dengan didaftarnya para dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan.

Selanjutnya baru pada tahun 1952 pada zaman kemerdekaan pelatihan secara

cermat dukun bayi tersebut dilaksanakan lagi. Pada tahun 1851 sekolah dokter

Jawa didirikan oleh dr. Bosch, kepala pelayanan kesehatan sipil dan militer dan

dr. Bleeker di Indonesia. Kemudian sekolah ini terkenal dengan nama STOVIA

(School Tot Oplelding Van Indiche Arsten) atau sekolah untuk pendidikan dokter

pribumi. Setelah itu pada tahun 1913 didirikan sekolah dokter yang kedua di

Surabaya dengan nama NIAS (Nederland Indische Arsten School).

Pada tahun 1927, STOVIA berubah menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya

sejak berdirinya Universitas Indonesia tahun 1947 berubah menjadi Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Kedua sekolah tersebut mempunyai andil yang

sangat besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang

Page 16: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia. Tidak kalah pentingnya dalam

mengembangkan kesehatan masyarakat di Indonesia adalah berdirinya Pusat

Laboratorium Kedokteran di Bandung pada tahun 1888. Kemudian pada tahun

1938, pusat laboratorium ini berubah menjadi Lembaga Eykman dan selanjutnya

disusul didirikan laboratorium lain di Medan, Semarang, Makassar, Surabaya dan

Yogyakarta. Laboratorium-laboratorium ini mempunyai peranan yang sangat

penting dalam rangka menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra,

cacar dan sebagainya bahkan untuk bidang kesehatan masyarakat yang lain seperti

gizi dan sanitasi.

Pada tahun 1922 pes masuk Indonesia dan pada tahun 1933, 1934 dan

1935 terjadi epidemi di beberapa tempat, terutama di pulau Jawa. Kemudian mulai

tahun 1935 dilakukan program pemberantasan pes ini dengan melakukan

penyemprotan DDT terhadap rumah-rumah penduduk dan juga vaksinasi massal.

Tercatat pada tahun 1941, 15.000.000 orang telah memperoleh suntikan vaksinasi.

Pada tahun 1925, Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda

melakukan pengamatan terhadap masalah tingginya angka kematian dan kesakitan

di Banyumas-Purwokerto pada waktu itu. Dari hasil pengamatan dan analisisnya

tersebut ini menyimpulkan bahwa penyebab tingginya angka kematian dan

kesakitan ini adalah karena jeleknya kondisi sanitasi lingkungan. Masyarakat pada

waktu itu membuang kotorannya di sembarang tempat, di kebun, selokan, kali

bahkan di pinggir jalan padahal mereka mengambil air minum juga dari kali.

Selanjutnya ia berkesimpulan bahwa kondisi sanitasi lingkungan ini disebabkan

karena perilaku penduduk. Oleh sebab itu, untuk memulai upaya kesehatan

Page 17: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

masyarakat, Hydrich mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan

propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan. Sampai sekarang usaha Hydrich

ini dianggap sebagai awal kesehatan masyarakat di Indonesia.

Memasuki zaman kemerdekaan, salah satu tonggak penting perkembangan

kesehatan masyarakat di Indonesia adalah diperkenalkannya Konsep Bandung

(Bandung Plan) pada tahun 1951 oleh dr. Y. Leimena dan dr. Patah, yang

selanjutnya dikenal dengan Patah-Leimena. Dalam konsep ini mulai

diperkenalkan bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan

preventif tidak dapat dipisahkan. Hal ini berarti dalam mengembangkan sistem

pelayanan kesehatan di Indonesia kedua aspek ini tidak boleh dipisahkan, baik di

rumah sakit maupun di puskesmas.

Selanjutnya pada tahun 1956 dimulai kegiatan pengembangan kesehatan

sebagai bagian dari upaya pengembangan kesehatan masyarakat. Pada tahun 1956

ini oleh dr. Y. Sulianti didirikan Proyek Bekasi (tepatnya Lemah Abang) sebagai

proyek percontohan atau model pelayanan bagi pengembangan kesehatan

masyarakat pedesaan di Indonesia dan sebagai pusat pelatihan tenaga kesehatan.

Proyek ini disamping sebagai model atau konsep keterpaduan antara pelayanan

kesehatan pedesaan dan pelayanan medis, juga menekankan pada pendekatan tim

dalam pengelolaan program kesehatan. Untuk melancarkan penerapan konsep

pelayanan terpadu ini terpilih 8 desa wilayah pengembangan masyarakat yaitu

Inderapura (Sumatera Utara), Lampung, Bojong Loa (Jawa Barat), Sleman (Jawa

Tengah), Godean (Yogyakarta), Mojosari (Jawa Timur), Kesiman (Bali) dan

Barabai (Kalimantan Selatan). Kedelapan wilayah tersebut merupakan cikal bakal

Page 18: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

sistem puskesmas sekarang ini. Pada bulan November 1967, dilakukan seminar

yang membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai

dengan kondisi dan kemampuan rakyat Indonesia. Pada waktu itu dibahas konsep

puskesmas yang dibawakan oleh dr. Achmad Dipodilogo yang mengacu kepada

konsep Bandung dan Proyek Bekasi. Kesimpulan seminar ini adalah

disepakatinya sistem puskesmas yang terdiri dari tipe A, B, dan C. Dengan

menggunakan hasil-hasil seminar tersebut, Departemen Kesehatan menyiapkan

rencana induk pelayanan kesehatan terpadu di Indonesia. Akhirnya pada tahun

1968 dalam rapat kerja kesehatan nasional, dicetuskan bahwa puskesmas adalah

merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu yang kemudian dikembangkan

oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan

kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu,

menyeluruh dan mudah dijangkau dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian

kecamatan, di kotamadya atau kabupaten

Kegiatan pokok puskesmas mencakup : kesehatan ibu dan anak, keluarga

berencana, gizi, kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit menular, penyuluhan

kesehatan masyarakat, pengobatan, perawatan kesehatan masyarakat, usaha

kesehatan gizi, usaha kesehatan sekolah, usaha kesehatan jiwa, laboratorium,

pencatatan dan pelaporan.

Pada tahun 1969, sistem puskesmas hanya disepakati 2 saja, yakni tipe A

dan B dimana tipe A dikelola oleh dokter sedangkan tipe B hanya dikelola oleh

paramedis. Dengan adanya perkembangan tenaga medis maka akhirnya pada

Page 19: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

tahun 1979 tidak diadakan perbedaan puskesmas tipe A atau tipe B, hanya ada

satu tipe puskesmas yang dikepalai oleh seorang dokter.

Pada tahun 1979 juga dikembangkan 1 piranti manajerial guna penilaian

puskesmas yakni stratifikasi puskesmas sehingga dibedakan adanya :

1. Strata 1 : puskesmas dengan prestasi sangat baik

2. strata 2 : puskesmas dengan prestasi rata-rata atau standar

3. Strata 3 : puskesmas dengan prestasi dibawah rata-rata

Selanjutnya puskesmas juga dilengkapi dengan 2 piranti manajerial yang

lain, yakni micro planning untuk perencanaan dan lokakarya mini (Lokmin) untuk

pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim. Akhirnya pada

tahun 1984 tanggung jawab puskesmas ditingkatkan lagi dengan berkembangnya

program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana (Posyandu).

Program ini mencakup :

1. Kesehatan ibu dan anak

2. Keluarga berencan

3. Gizi

4. Penanggulangan penyakit diare

5. imunisasi

Page 20: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

BAB III

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini :

1. Kesehatan masyarakat telah dikenal sejak metologi Yunani dan diperkenalkan

oleh seorang dokter bernama Asclepius dan istrinya Higeia

2. Kesehatan masyarakat sebelum periode Ilmu pengetahuan telah diterapkan

sejak zaman Romawi dna baru pada abad ke 7 kesehatan masyarakat baru

dirasakan keberadaannya, sedangkan perkembangan kesehatan masyarakat

pada perode ilmu pengetahuan dimulai sejak ilmu pengetahuan diterapkan

yaitu pada abad ke 19.

3. Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak

pemerintahan Belanda pada abad ke-16. Kesehatan masyarakat di Indonesia

pada waktu itu dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera

yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu.

Page 21: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM

DAFTAR PUSTAKA

Page 22: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM
Page 23: Makalah Sejarah Dan Perkembangan IKM