makalah-SDLC.bu-putri.doc
-
Upload
kenyol-mahendra -
Category
Documents
-
view
1.805 -
download
396
Transcript of makalah-SDLC.bu-putri.doc
MAKALAH
System Development Life Cycle (SDLC)
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Pengembangan Sistem Informasi
Dosen Pengampu : Putri Kurnia Handayani, M.Kom
Disusun Oleh :
1. Prionaka Luthfi Mahendra (201253077)
2. Wisnu Anshori (201253079)
3. Nila Amali (201253084)
4. Abdul Wahab (201253085)
5. Yulia Muspita Sari (201253026)
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang bertema
“System Development Life Cycle (SDLC)” pada mata Kuliah Pengembangan
Sistem Informasi.
Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan
kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami
sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Kudus, 12 Maret 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam dunia teknologi sekarang pengembangan dalam bidang informatika
telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan perkembangan ini,
dalam bidang informatika tidak hanya pengembangan program perangkat lunak
saja, melainkan pengambangan dalam bidang suatu permodelan yang bersifat
komplek.
Dalam pembuatan sebuah perangkat lunak yang haruslah memiliki Teknik
analisa kebutuhan dan teknik permodelan yang baik, supaya terwujudnya suatu
perangkat lunak yang baik. Dengan hal tersebut maka diperlukan suatu
pengenalan mengenai permodelan dalam suatu pembangunan suatu Perangkat
Lunak (Software). Terdapat banyak permodelan mengenai pembangunan suatu
Perangkat lunak seperti SDLC. Yang dimana dari model ini memiliki macam
macam model lainnya.
Berdasarkan tugas yang kami peroleh, kami hanya membatasi penjelasan
mengenai permodelan ini, hanya memberikan konsep mengenai model dari SDLC
yang mencakup model Waterfall, Prototype, dan RAD
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang masalah diatas,
kami dihadapkan untuk menganalisa mengenai konsep dari permodelan perangkat
lunak yakni System Development Life Cycle (SDLC) yang mencakupi Waterfall,
Prototype, dan RAD.
1.3. Batasan Masalah
Dalam makalah yang kami buat ini, kami hanya akan membahas secara
khusus mengenai konsep dari permodelan perangkat lunak yakni System
Development Life Cycle (SDLC) yang mencakupi Waterfall, Prototype, dan
RAD.
1.4. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas makalah dari mata kuliah Pengembangan Sistem
Informasi.
2. Memahami lebih mendalam akan konsep permodelan SDLC baik dalam
hal, penjelasan, kekurangan, dan kelebihan.
1.5. Tinjauan Pustaka
Hanif Al Fatta M.kom menjelaskan dalam penilitiannya bahwa Beberapa
pendekatan pengembangan system diperkenalkan untuk mengatasi kelemahan pada
metode SDLC. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan
tersendiri. Metode re-usable misalnya sangat cocok untuk pengembangan system dimana
kita sudah memiliki system yang similar. Sedangkan prototyping sangat tepat untuk
pengembangan system dengan durasi proyek yang sangat pendek. Dengan mengetahui
beberapa pendekatan ini kita bisa memilih metode yan paling tepat untuk
mengembangkan sistem sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Beberapa tool seperti
CASE bisa juga digunakan untuk mempermudah pengembangan sistem informasi yang
kita lakukan. Beberapa pendekatan pengembangan system diperkenalkan untuk mengatasi
kelemahan pada metode SDLC. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri. Metode re-usable misalnya sangat cocok untuk pengembangan
system dimana kita sudah memiliki system yang similar. Sedangkan prototyping sangat
tepat untuk pengembangan system dengan durasi proyek yang sangat pendek. Dengan
mengetahui beberapa pendekatan ini kita bisa memilih metode yan paling tepat untuk
mengembangkan sistem sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Beberapa tool seperti
CASE bisa juga digunakan untuk mempermudah pengembangan sistem informasi yang
kita lakukan.
Dalam peilitian ini kami menjelaskan dan menganalisa mengenai konsep
dari permodelan perangkat lunak yakni System Development Life Cycle (SDLC)
yang mencakupi Waterfall, Prototype, dan RAD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian SDLC
System Development Life Cycle (SDLC) adalah proses yang digunakan
oleh analis sistem untuk mengembangkan sistem informasi mulai dari peren-
canaan, pentuan kebutuhan, perancangan, validasi, sampai pelatihan, dan penyera-
han kepada konsumen.
SDLC merupakan alur kerja yang biasa dipakai oleh perusahaan-perusa-
haan vendor software dalam mengembangkan software aplikasi produksinya.
SDLC tidak hanya penting untuk proses produksinya softwarenya saja, namun ter-
lebih juga penting untuk proses maintenance software itu sendiri.
2.2 Tahapan dalam SDLC
Setiap pengembang mempunyai strategi yang berlainan, namun demikian,
pada dasarnya siklus hidup pengembangan sistem informasi terdapat 5 (lima)
tahapan, yaitu :
1. Perencanaan Sistem ( Systems Planning)
2. Analisis Sistem (System Analysis)
3. Perancangan Sistem (System Design)
4. Implementasi Sistem (System Implementation)
5. Penggunaan sistem (System Utilization)
2.2.1. Tahap Perencanaan Sistem
Perencanaan sistem merupakan tahap paling awal yang memberikan
pedoman dalam melakukan langkah selanjutnya. Perencanaan sistem dapat
terdiri : perencanaan jangka pendek meliputi periode 1 s.d. 2 tahun dan
perencanaan jangka panjang meliputi periode sampai dengan 5 tahun.
Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan system
Proses Perencanaan Sistem dapat dikelompokkan dalam 3 proses utama
yaitu :
a. Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf peren-
cana sistem.
b. Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan dan di-
lakukan oleh komite pengarah.
c. Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan
oleh analis system.
2.2.2. Tahap Analisis Sistem
Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-
kesempatan, hambatan-hambatan yangterjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang
diharapkan sehingga dapat diusulkanperbaikan-perbaikan.
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena
kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap
selanjutnya langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan
langkah-langkahyang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang
akan dikembangkan ditahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis
sistem ruang lingkup tugasnya lebih terinci. Didalam tahap analisis sistem
terdapat langkah-langkah dasar yang harusdilakukan oleh Analis Sistem Yaitu :
a. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah, mengindentifikasikan
penyebab masalah; mengidentifikasikan titik keputusan; mengidenti-
fikasikan personil-personil kunci.
b. Understand yaitu memahami kerja dari sistem yang ada, menentukan
jenis penelitian; merencanakan jadual penelitian; Mengatur jadual
wawancara; Mengatur jadual observasi; Mengatur jadual pengambilan
sampel; Membuat penugasan penelitian; Membuat agenda wawancara;
Mengumpulkan hasil penelitian
c. Analyze Yaitu Menganalis Sistem, Menganalisis kelemahan Sistem;
Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen.
d. Report yaitu membuat laporan hasil analisis yang tujuannya :Memberi
laporan bahwa analisis telah selesai dilakukan; Meluruskan kesalah-
pengertian mengenai apa yangtelah ditemukan dan dianalisisoleh
analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen; Meminta penda-
pat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen; Meminta persetu-
juan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya.
2.2.3. Tahap Perancangan Sistem
Tahap perancangan sistem ini mempunyai tujuan utama yaitu untuk
memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem; untuk memberikan gambaran yang
jelas dan rancang bangun yang lengkap kepadapemrogram komputer dan ahli-ahli
teknik lainnya yang terlibat. Tahap perancangan sistem merupakan tahap
penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Untuk sistem
berbasis komputer biasanyadalam rancangan ada spesifikasi jenis peralatan yang
akan digunakan.
Adapun langkah-langkah dalam tahap perancangan sistem ini tahap-
tahapnya meliputi :
a. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci: analis bekerja
samadengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem
baru dengan alat-alat yang telah dijelaskan dalam modul teknis.
Penggambaran dilakukan dari yang besar dan secara bertahap se-
cararinci dengan pendekatan top-down dan ini biasanya dilakukan
untukrancangan terstruktur (structured design).
b. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem:
analisharus mengidentifikasikan konfigurasi (bukan merek atau
model)peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik
bagi sistemuntuk menyelesaikan pemrosesan.
c. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem: analis
bekerjabersama manajer mengevaluasi berbagai alternatif dan dip-
ilih yangpaling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kin-
erja, dengankendala-kendala yang ada.
d. Memilih konfigurasi yang terbaik: analis mengevaluasi se-
muakonfigurasi subsistem dengan menyesuaikan kombinasi perala-
tansehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal.
Setelahdianalisis kemudian direkomendasikan kepada manajer un-
tukdisetujui. Persetujuan dilakukan oleh Komite pengarah SIM.
e. Menyetujui usulan penerapan: analisis menyiapkan usulan pen-
erapan yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harusdi-
lakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.
f. Menyetujui atau menolak penerapan sistem: jika keuntungan
darisistem melebihi biayanya, penerapan akan disetujui.
2.2.4. Tahap Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan kegiatan untuk memperoleh dan
mengintegrasikan sumberdaya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu
sistem yangbekerja.
Adapun langkah-langkah dalam tahap implementasi sistem ini meliputi :
a. Merencanakan penerapan sebelum sistem baru digunakan, manajer
dan spesialis informasi memahami dengan baik pekerjaan yangdiper-
lukan untuk menerapkan rancangan sistem.
b. Mengumumkan penerapan proyek penerapan diumumkan kepada-
para pegawai dengan cara yang sama seperti penelitian sistem.Tujuan-
nya untuk menginformasikan pegawai mengenai keputusanuntuk men-
erapkan sistem baru dan meminta kerjasama pegawai.
c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras: rancangan sistem dise-
diakan bagi para pemasok berbagai jenis peralatan komputer yang ter-
dapat pada konfigurasi yang disetujui. Setiap pemasok diberikanre-
quest for proposal (RFP).
d. Mendapatkan sumberdaya perangkat lunak: dapat membuat sendiri
oleh programmer dari dokumen yang disiapkan analis sistem atau-
menggunakan perangkat lunak aplikasi jadi (prewritten application-
software).
e. Menyiapkan database: DBA bertanggungjawab untuk semua
kegiatanyang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan
database.
f. Menyiapkan fasilitas fisik: fasilitas di sini adalah lantai yangditing-
gikan, pengendalian suhu ruangan dan kelembaban khusus,keamanan,
peralatan pendeteksi api dan pemadam kebakaran, dsb.
g. Mendidik peserta dan pemakai: baik peserta (operator pemasukan-
data, pegawai coding, dan administrasi) dan pemakai harus dididikten-
tang peran mereka dalam sistem. Pendidikan sebaiknya setelahsiklus
hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajarimulai diter-
apkan.
h. Masuk ke sistem baru: proses menggantikan sistem lama ke sistem-
baru disebut cutover. Ada 4 pendekatan dasar: percontohan (pilot
project), serentak, bertahap, dan paralel.
2.2.5. Tahap Penggunaan Sistem
langkah – langkah penggunaan sistem ( System Implementation ) adalah :
a. Menggunakan sistem. Pemakai menggunakan sistem untukmen-
capai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
b. Audit sistem. Penelitian apakah sistem baru memenuhi kriteriakin-
erja. Studi ini disebut “penelaahan setelah penerapan” (postimple-
mentation).
c. Memelihara sistem. Selama manajer menggunakan sistem, berba-
gai modifikasi dibuat sehingga sistem terus memberikandukungan
yang diperlukan. Modifikasi ini disebut pemeliharaansistem. Ada
tiga alasan untuk pemeliharaan :Memperbaiki kesalahan; Menjaga
kemutakhiran sistemdan Meningkatkan sistem.
2.3. Model Waterfall
Model waterfall adalah proses pengembangan perangkat lunak tradisional
yang umum digunakan dalam proyek-proyek perangkat lunak yang paling
pembangunan. Ini adalah model sekuensial, sehingga penyelesaian satu set
kegiatan menyebabkan dimulainya aktivitas berikutnya. Hal ini disebut waterfall
karena proses mengalir "secara sistematis dari satu tahap ke tahap lainnya dalam
mode ke bawah. Membentuk kerangka kerja untuk pengembangan perangkat
lunak. Beberapa varian dari model ada, setiap label yang berbeda menggunakan
untuk setiap tahap. Secara umum, bagaimanapun, model ini dianggap memiliki
enam tahap yang berbeda seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1 yaitu: analisis
Kebutuhan, desain, implementasi, verifikasi, instalasi dan pemeliharaan
Gambar 2.1 Tahap Waterfall
1. Kebutuhan berbasis Pengujian
Tahap ini melibatkan pengumpulan informasi mengenai solusi akhir dari
kebutuhan pelanggan pelanggan dan pemahaman. Ini melibatkan definisi yang
jelas tentang tujuan pelanggan, harapan terhadap proyek dan masalah produk
akhir diharapkan untuk memecahkan.
2. Desain
Tahap desain melibatkan mendefinisikan perangkat keras dan perangkat
lunak arsitektur, menentukan kinerja dan parameter keamanan, merancang
kontainer penyimpanan data dan kendala, memilih IDE dan bahasa pemrograman,
dan menunjukkan strategi untuk menghadapi masalah-masalah seperti penanganan
eksepsi, pengelolaan sumber daya dan konektivitas antarmuka.
3. Implementasi
Di sinilah perkembangan aktual sistem terjadi sesuai dengan spesifikasi
desain. Langkah ini dilakukan oleh pengembang, desainer interface dan
stakeholder lainnya dengan menggunakan alat seperti compiler, debugger,
penerjemah dan editor media. Output dari langkah ini adalah komponen produk
satu atau lebih yang dibangun berdasarkan standar yang telah ditetapkan coding
dan perbaikan, pengujian dan terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan arsitektur
system.
4. Pengujian: Verifikasi dan Validasi
Pada fase ini kedua komponen individu dan solusi terintegrasi yang
diverifikasi untuk melihat itu adalah bug gratis dan memenuhi spesifikasi
kebutuhan perangkat lunak. Tester adalah stakeholder yang terlibat dalam fase
model. Uji kasus ditulis untuk mengevaluasi apakah sistem sepenuhnya atau
sebagian memenuhi persyaratan sistem. Pengujian dapat dikategorikan ke dalam
unit testing (dilakukan pada modul tertentu kode), sistem pengujian (untuk
melihat bagaimana sistem bereaksi ketika semua modul yang terintegrasi) dan
penerimaan pengujian (dilakukan dengan atau nama pelanggan untuk melihat
apakah semua kebutuhan pelanggan puas). Cacat yang ditemukan pada tahap ini
diberikan sebagai umpan balik kepada para pengembang yang pada gilirannya
memperbaiki masalah.
5. Maintenance
a. Instalasi
Langkah ini melibatkan penyusunan sistem atau produk untuk instalasi
dan penggunaan di lokasi pelanggan. Pengiriman produk dilakukan melalui
internet atau melalui metode fisik. Sejumlah revisi biasanya ditandai
samping diserahkan untuk memfasilitasi update atau perubahan pada tahap
berikutnya.
b. Pemeliharaan
Tahap ini melibatkan membuat modifikasi pada sistem atau
komponen individu untuk mengubah atribut atau meningkatkan kinerja
system.
2.4. Model Prototyping
Prototype adalah proses membangun sebuah sistem dalam sebuah model.
Dalam pengertian sistem informasi prototype digunakan untuk membantu sistem
desain yang akan dibangun sistem informasi secara intitusi dan mudah diubah
untuk end user, prototipe merupakan bagian dari proses iterative phase analisa
dari metodologi SDLC ( Sistem Development Life Cycle).
Metode ini digunakan pada keadaan:
1. Permasalahan sistem yang tidak jelas
Adakalanya user tidak dapat mendefinisikan dengan jelas tentang
kebutuhan dan keinginannya terhadap sistem yang akan dikembangkan. Hal
tersebut membawa dampak timbulnya ketidak pastian pada pengembang
terhadap apa yang akan dilakukan.
2. Kebutuhan dialog User-komputer yang Interaktif.
Untuk membuat sistem yang menghendaki suatu dialog yang baik, ramah,
dan mudah cantara user dengan komputer.
3. Sistem diminati oleh banyak pemakai
Untuk mencari kesamaan persepsi dari banyak pemakai sehingga
diperoleh kesepakatan tenyang sistem yang akan dikembangkan.
4. User berkeinginan sistem cepat selesai
Untuk mengakomodir keinginan user supaya sistem cepat selesai dan
terlihat bentuk kerja sistemnya.
5. Kebutuhan user selalu berubah-ubah
User sulit menjelaskan kebutuhannya secara baik, sehingga menimbulkan
keinginan yang selalu berubah-ubah. Untuk itu dapat dibantu dengan
memberikan gambaran sistem yang akan dibuat melalui prototype yang
diajukan oleh pengembang
2.4.1. Keuntungan dari Prototipe
a. Mengurangi waktu dalam pengembangan sistem
b. Mengurangi dan efisiensi dalam biaya.
c. Kebutuhan user akan dipenuhi disini, karena dengan proses iterasi semua
kebutuhan user akan diketahui semua dengan adanya feedback dari user.
d. Dengan adanya feedback dari user, secara iterasi kebutuhan akan
kedepannya dapat direncanakan, selain itu user dan developer dapat
mengetahui project secara jelas dan tepat.
2.4.2. Kekurangan dari Prototipe
Hasil analisa tidak detail karena hanya mengenai pembahasan yang sedang
difokuskan dengan user. Tidak ketahap selanjutnya.
a. Pengembang menjadi berfokuskan pada prototype yang telah dibuat.
b. Pengembangan sistem dapat menjadi lama dalam penyelesainnya
c. User akan terlalu mengharapkan sistem yang sama yang ada di prototype
2.5. Model RAD (Rapid Application Development)
Model RAD (Rapid Application Development) merupakan metode
pengembangan sistem secara linear sequential yang menekankan pada siklus
pengembangan yang sangat singkat. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses
RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang
utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek (kira-kira 60-90 hari). Pemakai
sistem dapat mendefinisikan kebutuhan perangkat lunak dengan baik. Pemakai
sistem bersedia meluangkan waktu yang cukup untuk berkomunikasi intensif
dengan pengembang sehubungan dengan pengembangan perangkat lunak
2.5.1. Pendekatan Model Rapid Application Development
Model RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu
singkat yang dicapai dengan menerapkan :
1. Component based construction ( pemrograman berbasis komponen ).
2. Penekanan pada penggunaan ulang (reuse) komponen perangkat lunak
yang telah ada.
3. Pembangkitan kode program otomatis/semi otomatis.
4. Multiple team (banyak tim), tiap tim menyelesaikan satu tugas yang
selevel tapi tidak sama. Banyaknya tim tergantung dari area dan
komplekstasnya sistem yang dibangun.
2.5.2. Kelemahan Metode Rad
a. Untuk proyek dengan skala besar, RAD membutuhkan sumber daya manu-
sia yang cukup untuk membentuk sejumlah tim RAD.
b. RAD membutuhkan pengembang dan pemakai yang mempunyai komit-
men untuk melaksanakan aktivitas melengkapi sistem dalam kerangka
waktu yang singkat.
c. Akan menimbulkan masalah jika sistem tidak dapat dibuat secara modular.
d. RAD tidak cocok digunakan untuk sistem yang mempunyai resiko teknik
yang tinggi
e. Proyek akan menemukan kendala bila Tim pengembang gagal menentukan
pemodel data (Kesulitan Integrasi sistem)
2.5.3. Keuntungan Metode RAD
RAD mempunyai keuntungan yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Sangat berguna dilakukan pada kondisi user tidak memahami
kebutuhankebutuhan apa saja yang digunakan pada proses pengembangan
perangkat lunak.
b. RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi
mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada
(reusable object) sehingga pengembang tidak perlu membuat dari awal lagi
dan waktu lebih singkat berkisar antara 60 hari90 hari.
c. Karena mempunyai kemampuan untuk menggunakan komponen yang
sudah ada dan waktu yang lebih singkat maka membuat biaya menjadi
lebih rendah dalam menggunakan RAD
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. System Development Life Cycle (SDLC) adalah proses yang digunakan
oleh analis sistem untuk mengembangkan sistem informasi mulai dari
perencanaan, pentuan kebutuhan, perancangan, validasi, sampai pelatihan,
dan penyerahan kepada konsumen.
2. Model waterfall adalah proses pengembangan perangkat lunak tradisional
yang umum digunakan dalam proyek-proyek perangkat lunak yang paling
pembangunan. Ini adalah model sekuensial, sehingga penyelesaian satu set
kegiatan menyebabkan dimulainya aktivitas berikutnya.
3. Prototype adalah proses membangun sebuah sistem dalam sebuah model.
Dalam pengertian sistem informasi prototype digunakan untuk membantu
sistem desain yang akan dibangun sistem informasi secara intitusi dan
mudah diubah untuk end user.
4. Model RAD (Rapid Application Development) merupakan metode
pengembangan sistem secara linear sequential yang menekankan pada
siklus pengembangan yang sangat singkat.
3.2 Saran
1. Penulis mengharapkan makalah ini dapat membantu pembaca dalam lebih
memahami mengenai Metode Pengembangan Sistem SDLC.
2. Bagi mahasiswa berikutnya yang akan mengangkat topik yang sama,
supaya dapat lebih mengembangkan penjelasan dalam hal landasan teori,
batasan masalah dan pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Fahrurrozi1, I. (2010). Proses Pemodelan Software Dengan Metode Waterfall Dan
Extreme Programming. Studi Perbandingan.
M.kom, H. A. (2010). Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Sistem.
Setiawan, A. (2011). Rapid Application Development.