MAKALAH sampel

download MAKALAH sampel

of 13

Transcript of MAKALAH sampel

  • 8/13/2019 MAKALAH sampel

    1/13

    M K L HRM KOLOGI

    DISUSUN OLEH :

    NAMA : APIESTARIA

    NIM :022001D10012

    KELAS : 1 A

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................1

    HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................2

    DAFTAR ISI ............................................................................................3

    KATA PENGANTAR .............................................................................4

  • 8/13/2019 MAKALAH sampel

    2/13

    BAB I : PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ....................................................4

    1.2 Tujuan .................................................................4

    1.3 Permasalahan ......................................................4

    1.4 Metode ................................................................4

    BAB II : PEMBAHASAN

    A.Bentuk Sedian Obat .5

    B.Farmakokinetik & Farmakodinamik..6

    C. Prinsip & Teknik Pemberian Obat7

    D. Jenis Obat11

    BAB III : PENUTUP

    1.1 Kesimpulan ..............................................................20

    1.2 Saran ........................................................................20

    DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................21

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

    rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan.

    Melalui makalah ini,kita dapat mengetahui tentang macam-macam obat dan fungsinya,

    beserta, dosis dan efek sampingnya

    Pembuatan makalah ini menggunakan metode kepustakaan,serta data-data saya peroleh

    dari beberapa sumber dan pemikiran yang saya gabungkan menjadi sebuah makalah yang

    semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

    Saya menyadari akan kelemahan dan kekurangan dari makalah ini.Oleh sebab itu,saya

    membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,agar makalah ini akan semakin baik

    sajiannya.

    Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

    Penulis,

    APIESTARIA

  • 8/13/2019 MAKALAH sampel

    3/13

    NIM:022001D10012

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangDi zaman yang serba modern ini. Banyak orang-orang menggunakan obat-obat tanpa

    memperhatikan fungsi,dosis,serta efek samping dari obat yang mereka konsumsi.

    1.2 TujuanPembuatan makalah ini adalah untuk memperkenalkan kepada pembaca tentangmacam-

    macam obat dan cara penggunaannya beserta efek sampingnya.

    1.3 PermasalahanBanyaknya penyalahgunaan obat-obatan yang menyebabkan berbagai macam penyakit

    bahkan kematian,karena pemakaian yang tidak sesuai dengan ajuran yang di berikan tenaga medis.

    1.4 Metode

    Dalam pembuatan makalah ini saya menggunakan metode kepustakaan.Pertama-tama data di himpun dari berbagai sumber yang erat kaitannya dengan judul yang

    telah diperoleh menjadi satu kesatuan.

    Setelah itu saya menggabungkan sesuai dengan pemikiran dan kemampuan yang saya

    miliki,sehingga makalah ini dapat terselesaikan seperti adanya sekarang.

    BAB IIPEMBAHASAN

    A. BENTUK SEDIAAN OBAT ORAL

    Tablet : Hisap, salut, effervescent, bukal, sublingual dll

    Kapsul : Cangkang keras, Cangkang lunak

    Cairan : suspensi, sirup, elixir, emulsi dll

    Topikal :krim, salep (unguenta), gel, lotion, linimentum,

    Parenteral : iv (intravena), sc (subcutan), im (intramuscular), id(intradermal), intrakardiak, intraspinal, intraarticular

  • 8/13/2019 MAKALAH sampel

    4/13

    Suppositoral : Rektal, Vaginal

    Transdermal : Obat obat hormon,

    INSTILASI : Tetes mata, tetes telinga, tetes hidung

    Pemilihan Bentuk Sediaan Obat berdasarkan :

    1. Faktor Penyakit

    2. Faktor Pasien

    3. Faktor Obat

    a. BENTUK SEDIAAN OBAT (BSO)

    1. Bentuk Sediaan Solida (Padat)

    2. Bentuk Sediaan Semi Solida (setengah Padat)

    3. Bentuk Sediaan Liquida (Cair)

    B. FARMAKOKINETIK & FARMAKODINAMIK

    Farmakokinetik merupakan istilah yang menggambarkan bagaimana tubuh mengolah obat,

    kecepatan obat itu diserap (absorpsi), jumlah obat yang diserap tubuh (bioavailability), jumlah obat

    yang beredar dalam darah (distribusi), di metabolisme oleh tubuh, dan akhirnya dibuang dari tubuh

    (Eksresi )Farmakodinamik menggambarkan bagaimana obat bekerja dan mempengaruhi tubuh, melibatkan

    reseptor, post-reseptor dan interaksi kimia

    Farmakokinetik dan farmakodinamik membantu menjelaskan hubungan antara dosis dan efek dari

    obat.

  • 8/13/2019 MAKALAH sampel

    5/13

    C. PRINSIP DAN

    TEKNIKPEMBERIAN

    OBAT

    Klasifikasi

    Per oral (po), Sublingual

    Secara Suntikan /

    Parenteral (Intracutan,

    Subcutan, Intramuskuler,

    Intravena )

    Rectal

    Intra Vaginal

    Obat Luar

    ( Topikal,Melalui Paru-

    paru / Inhalasi )

    1. Per oral

    Cara pemberian obat yang paling umum dilakukan Adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi

    rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.

    Keuntungan: praktis, aman, dan ekonomis

    Kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang tibul biasanya lambat, tidak efektif jika

    pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika rasanya

    pahit (rasa jadi tidak enak), iritasi pada saluran cerna

    2. Sublingual

    Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.

    Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah

    merupakan pusat dari sakit.

    Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan

    kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.

    3. Parenteral

    Adalah cara pemberiaan obat tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung

    ke pembuluh darah

    Keuntungan :

    efek timbul lebih cepat dan teratur

    dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah

    sangat berguna dalam keadaan darurat.

    Kerugian : dibutuhkan kondisi asepsis, menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomis, membutuhkan tenaga

    medis.

    Meliputi: Intracutan, intravena (iv), subcutan (sc), dan intramuscular (im),

    4. Intracutan

    Prinsipnya memasukan obat kedalam jaringan kulit

    Merupakan pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis,

    secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.

    intracutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat yang disuntikan agar

    menghindarkan pasien dari efek alergi obat (dengan skin test), menentukan diagnosa terhadap

    penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes).

    5. Subcutan

    Pemberian obat secara subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitupada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis

    Farmakokinetik sangat tergantung

    pada :

    usia,

    seks,

    genetik,

    dan kondisi kesehatan seseorang.

    Farmakodinamik dipengaruhi oleh

    perubahan fisiologis tubuh seperti :

    proses penuaan,

    penyakit ,

    adanya obat lain

  • 8/13/2019 MAKALAH sampel

    6/13

    Jenis obat yang lazim diberikan secara SC

    1. Vaksin 3. Narkotik 5. Heparin

    2. Obat-obatan pre operasi 4. Insulin

    Pemberian obat melalui subkutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang

    digunakan untuk mengontrol kadar gula darah

    Pada pemakaian injeksi subkutan untuk jangka waktu yang alam, maka injeksi perlu direncanakan

    untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda.

    Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan.

    Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama.

    Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit atau

    dalam bentuk suspensi.

    Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor juga dapat memperlambat absorpsinya.

    6. Intramusculer

    Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot.

    Tujuan : pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan subcutan

    Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal (dengan posisi berbaring),dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid), daerah ini digunakan dalam penyuntikan

    dikarenakan massa otot yang besar, vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf.

    Pemberian obat secara Intramusculer sangat dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam

    air yang menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi obat .

    Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin akan mengendap di tempat suntikan sehingga

    absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur.

    Obat yang larut dalam air lebih cepat diabsorpsi

    7. Intravena

    Pengertian : Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena waktu cepat

    sehingga obat langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.

    Tujuan :

    1. Memasukkan obat secara cepat

    2. Mempercepat penyerapan obat

    Lokasi yang digunkan untuk penyuntikan :

    1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica )

    2. Pada tungkai (vena saphenosus)

    3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak

    4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak

    1. Pemberian Obat Intravena Melalui Selang

    2. Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung (via Wadah)Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah

    cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar

    terapetik dalam darah.

    8. Rectal

    Pemberian Obat via Anus / Rektum / Rectal, Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan

    obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik.

    Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek

    terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.

    Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi

    secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria

    dengan berfungsi mendilatasi bronkus.

  • 8/13/2019 MAKALAH sampel

    7/13

    Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dnding rektal yang melewati sfingter ani interna.

    Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.

    9. Intra Vaginal

    Pemberian Obat per Vagina, Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui

    vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau

    serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati

    infeksi lokal.

    10. Topikal

    Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes telinga dan lain-

    lain.

    Pemberian Obat pada Kulit

    Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan

    hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat

    kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.

    Pemberian Obat pada Telinga

    Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini padaumumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah (otitis media),

    dapat berupa obat antibiotik.

    Pemberian Obat pada Hidung

    Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan ada seseorang

    dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.

    Pemberian Obat pada Mata

    Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata digunakan

    untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran

    refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk

    menghilangkan iritasi mata.

    Pada Dewasa

    1. Cucilah tangan anda.

    2. Jangan memegang mulut botol atau ujung penetes.

    3. Melihatlah ke arah atas.

    4. Tariklah pelupuk mata bawah ke bawah sehingga membentuk kantung (lihat gambar ).

    5. Peganglah penetes sedekat mungkin dengan kantung tanpa menyentuh mata atau kantung

    tersebut.

    Teteskan obat sejumlah yang tertulis di etiket.

    7. Pejamkan mata selama 2 menit. Jangan memejamkan mata terlalu rapat atau berkedip terlalu

    sering.

    8. Cairan obat yang berlebih bisa dihilangkan dengan tissue9. Jika anda menggunakan lebih dari satu macam tetes mata, tunggulah paling sedikit 5 menit

    sebelum meneteskan obat yang lainnya

    10. Obat tetes mata dapat menimbulkan rasa pedih selama beberapa menit. Jika tetap berlanjut

    berkonsultasilah kepada dokter anda.

    Pada Anak-anak

    1. Baringkanlah anak terlentang dengan kepala tegak menghadap ke atas.

    2. Suruhlah ia memejamkan mata.

    3. Teteskan obat sesuai yang tertulis di etiket pada ujung mata sebelah dalam (dekat hidung).

    11. Inhalasi

    Adalah cara pemberian obat dengan cara disemprotkan ke dalam mulut. Kelebihan dari pemberian

    obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol,

  • 8/13/2019 MAKALAH sampel

    8/13

    terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus. Untuk obat yang

    diberikan dengan cara inhalasi ini obat yang dalam keadaan gas atau uap yang akan diabsorpsi akan

    sangat cepat bergerak melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan.

    D. JENIS OBAT

    1. ANALGESIK

    Senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau menekan rasa nyeri, tanpa memiliki

    kerja anestesi umum.

    Analgetik dibagi menjadi 2 macam:

    1. Analgetik yang berkhasiat kuat

    bekerja pada pusat (kelompok opiat)

    2. Analgetik yang berkhasiat lemah (sampai sedang)

    bekerja pada perifer dengan sifat antipiretik dan

    kebanyakan memiliki sifat antiinflamasi atau

    antireumatik

    A. Analgesik Narkotik ( opiat )

    senyawa yang dapat menekan fungsi system syaraf pusat secara selektif, digunakan untuk

    mengurangi rasa sakit, yang moderat maupun berat seperti rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit

    kanker, serangan jantung akut, sesudah operasi dan kolik usus atau ginjal.

    Pemberian obat secara terus-menerus menimbulkan ketergantungan fisik dan mental atau

    kecanduan, dan efek ini terjadi secara cepat

    Analgesik narkotik dibagi menjadi 3 kelas, yi:

    1. Agonis Kodein, fentanil, heroin, meferidin, metadon, morfin, Sulfentil, tramadol

    2. Agonis-antagonis levalorfan, nalbuphine, pentazocine

    3. Antagonis nalokson, naltrekson

    Aksi Morfin dan agonis lainnya

    SSP mengantuk, sedatif, analgesia

    Dosis awal menyebabkan mual krn stimulasi lgsg kemoreseptor di medula oblongata

    Mata miosis

    Pernafasan depresi pernafasan

    Sistem kardiovaskular postural hipotensi

    Gastrointestinal menurunkan motilitas gastrointestinal, meningkatkan tonus spincterspasme

    biliary

    Saluran Genitouria menurunkan kontraksi otot polos Saluran Genitouria dan mengakibatkan retensi

    urine

    1. Analgetika-antipiretika

    a. Turunan anilin dan para-aminofenol.

    asetaminofen/PCT, asetanilid, fenasetin.

    b. Turunan 5-pirazolon

    antipirin, amidopirin, metampiron

    2) Analgetika-antiinflamasi

    a. Turunan asam salisilat aspirin

    b. Turunan 5-Pirazolidindion fenil butazon, oksifenbutazon

    c. Turunan asam N-arilantranilat asam mefenamat

    d. Turunan asam aril-asetat ibuprofene. Turunan asam heteroaril-asetat indometasin

  • 8/13/2019 MAKALAH sampel

    9/13

    f. Turunan Oksikam Piroksikam,meloxicam

    g. Turunan lain-lain Benzidamin HCL (Tantum)

    2. ANTIARITMIA

    Obat-obat antiaritmia Tipe I

    1a : quinidin, prokainamida, disopiramid

    1b : lidokain, meksiletin, tokainid

    1c : flekainid, propafenon, moricizine

    Tipe IIb

    Beta blockers : Atenolol, propanolol,bisoprolol,metoprolol

    Tipe III

    Amiodaron, bretilium, sotalol, dofetilide, ibutilide

    Tipe IVb

    Verapamil, diltiazem

    Tipe II

    u/ aritmia yg ditimbulkan atau diperburuk o/ stimulasi syaraf otonom simpatis

    Bermanfaat pada aritmia yg berasal / yg disebabkan o/ ansietas, stress, atau olahraga

    Tipe III

    Memperpanjang potensial aksi

    Memblokade ion Kalium

    AmiodaronWaktu paruh panjang

    Bretiliumonset cepat, waktu paruh pendek

    Efek toksik perlu diperhatikan

    Tipe III

    Memperpanjang potensial aksi Memblokade ion Kalium

    AmiodaronWaktu paruh panjang

    Bretiliumonset cepat, waktu paruh pendek

    Efek toksik perlu diperhatikan

    3. OBAT ANTIHIPERTENSI

    Tujuan Terapi

    Menurunkan TD sampai tidak mengganggu fungsi ginjal, otak, jantung, maupun kualitas

    hidup pasien secara umum

    Mencegah morbiditas dan mortalitas Target umum TD adalah < 140/90 mmHg

    Target pada pasien DM atau CKD

  • 8/13/2019 MAKALAH sampel

    10/13

    Obat-obat ini menghambat enzim pengkonversi angiotensin (ACE) yang mengubah angiotensin I

    menjadi angiotensin II vasodilatasi

    ESO yang sering terjadi adalah batuk kering (akibat bradikinin yg dimetabolisme oleh ACE)

    Contoh:

    Benazepril, Captopril, Enalapril, Fosinopril, Lisinopril, Moexipril, Perindopril, Quinapril,

    Ramipril, Trandolapril

    2. CCB

    (Calsium Channel Blocker)

    3. Bukan firstline, hanya sebagai terapi tambahan namun sangat efektif sbg antihipertensi

    4. Jenis:

    5. * dihidropiridin

    6. Amlodipine, Felodipine, Isradipine,Nicardipine, Nifedipine, Nisoldipine

    7. * nondihidropiridin

    8. Diltiazem, Verapamil

    3. BETA BLOCKER

    memiliki efek kronotropik dan ionotropik negatif pada jantung yang dapat mengurangi curahjantung.

    Contoh:

    * non selektif -blocker (1/2)

    propanolol, betaxolol, bisoprolol, nadolol, timolol

    * selektif 1

    Atenolol, metoprolol

    b. ALPHA BLOCKER

    selektif memblok adrenoreseptor 1,yang berguna untuk pengobatan hipertensi

    Contoh: prazosin, terazosin, doksazosin, dan bunazosin

    4. ARB/AIIRA

    5. Mekanisme kerja:

    6. Akan berikatan dengan reseptor angiotensin II shg angiotensin II tdk dapat

    berikatan dg reseptornya relaksasi otot polos vasodilatasi

    7. Contoh:

    8. Candesartan, Eprosartan, Irbesartan, Losartan, Olmesartan, Telmisartan,

    Valsartan

    4. VASODILATOR LANGSUNG

    Arteri

    hidralazin, minoksidil, diazoksid

    Arteri dan vena

    nitroprusid

    5. JENIS OBAT INOTROPIK

    1. DIGOKSIN

    2. DOBUTAMIN

    3. DOPAMIN

    4. AMRINON & MILRINON

    A. DIGOKSIN

    Merupakan suatu glikosida yang diekstrak dari daun foxglove (Digitalis sp.)

    Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung pada pasien gagal jantungAjuvan bersama ACEI dan diuretik memperbaiki morbiditas

  • 8/13/2019 MAKALAH sampel

    11/13

    Efek samping: Digoksin indeks terapi sempit hati2 dalam pemberian dosis

    Aritmia sering terjadi penghentian obat, suplementasi kalium, pemberian obat anti aritmia

    (fenitoin/lidokain)

    B. DOBUTAMIN

    Merupakan senyawa reseptor 1 dan 2 efek vasodilatasi

    Memiliki efek inotropik yang cukup poten tanpa menghasilkan perubahan signifikan pada denyut

    jantung

    Efek samping : resiko aritmia

    C. AMRINON & MILRINON

    Merupakan senyawa derivat bipiridin yang memiliki kemampuan menginhibisi fosfodiesterase

    III dan menghasilkan efek inotropik positif dan vasodilatasi

    INODILATOR

    DOSIS:

    * Amrinon : 0,75mg/kg selama 2-3mnt (loading dose) lanjut infus dosis 5-10mcg/kg/min

    * Milrinon : 50 mcg/kg selama 10mnt (loading dose) lanjut infus dosis 0,5mcg/kg/min

    Harus dibawah pengawasan ketat untuk pasien gagal jantung yg hipotensif

    Efek samping:

    * efek hemodinamik (ex:hipotensi)

    * aritmia

    * trombositopenia

    6. JENIS ANTIANEMIA

    1. Produk yang Mengandung Besi

    Ex : Fero sulfat (Iberet)

    Fero fumarat (Hemobion)

    Fero glukonat (Sangobion)2. EPOETIN ALFA

    menstimulasi eritropoesis pasien anemia dengan gagalginjal yg sedang menjalani dialisis

    sehingga akan mengurangi kebutuhan akan darah transfusi pada pasien tersebut

    Sediaan beredar:

    Epoglobin, Epotrex-NP, Eprex, Leucogen, Leukokine dll

    3. VITAMIN B-12 (Sianokobalamin)

    berperan dalam pembentukan sel darah merah melalui aktivasi koenzim asam folat.

    Indikasi:

    Defisiensi Vit B-12

    Peningkatan kebutuhan Vit B12 seperti pada saat kehamilan, anemia hemolitik, pendarahan, penyakit

    hati dan ginjal

    Sediaan beredar:

    Sianokobalamin (Generik), Etacobalamin dll

    4. ASAM FOLAT

    Berperan dalam menstimulasi produksi sel darah merah, sel darah putih dan platelet pada anemia

    megaloblastik

    Gejala muncul pada anemia defisiensi asam folat:

    Penurunan berat badan, diare, berkurangnya kemampuan untuk berolahraga

    Alkohol penyebab terbanyak defisiensi asam folat

    Sediaan beredar:

    Folic acid (generik), Folavit, Folamil, Folac, Folas

  • 8/13/2019 MAKALAH sampel

    12/13

    7. ANTIANGINA

    Obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit angina pektoris

    terjadi ketidakseimbangan antara penyediaan oksigen dan kebutuhan oksigen (insufisiensi koroner)

    Timbul rasa nyeri tertekan pada belakang tulang dada, yang menyebar sampai ke pundak dan

    lengan atas kiri.

    1. Angina stabil

    angina tidak timbul pada keadaan istirahat, namun saat aktivitas tubuh yang meningkat

    kebutuhan oksigen meningkat serangan angina

    2. Angina tak stabil

    serangan timbul pada beban yang kecil atau bahkan dalam keadaan istirahat

    Terjadi akibat fisura atau erosi plak ateromatosa yang dsertai agregasi platelet

    8. ANTIDIARE

    Obat Antidiare

    1. Antimotility (Opiat)

    2. Adsorben

    3. Antisecretori (Bismuth Subsalisilat)

    4. Ocreotid

    5. Probiotik

    Farmakologi

    antiemetik

    Merupakan obat-obat yang digunakan untuk menekan rangsang muntah dan muntah itu

    sendiri

    Mual dan muntah dapat terjadi pada keadaan : mabuk perjalanan , kehamilan , penyakit lambung,hepatitis dan akibat penggunaan kemoterapi.

    Muntah yg tak terkendali dapat mengakibatkan dehidrasi , ketidak seimbangan metabolisme

    pengurangan masukan makanan.

    9. LAXATIVE

    1. Senyawa yang dapat melunkkan feses dalam 1-3hari

    metilselulosa, psylium, emolien laktulosa, sorbitol, manitol

    2. Senyawa yang dapat menghasilkan feses lunak/ semifluid dalam 6-12jam

    bisakodil (oral), fenolftalin, magnesium sulfat dosis rendah , senna,

    3. Senyawa yang mempermudah pengosongan usus dalam 1-6 jam

    magnesium sitrat, magnesium hidroksida, bisakodil (rektal), polietilenglikol

  • 8/13/2019 MAKALAH sampel

    13/13

    BAB III

    PENUTUP

    1.1 KesimpulanJadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda, begitu pila dengan

    obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat juga mempunyai efek sampingnya masing-

    masing.

    1.2 SaranSebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat tersebut sesuai

    dengan penyakit yang diderita , jangan menggunakan obat kurang atau melebihi batasnya