MAKALAH RINGKASAN

14

Click here to load reader

Transcript of MAKALAH RINGKASAN

Page 1: MAKALAH RINGKASAN

MAKALAH RINGKASAN

SOSIOLOGI EKONOMI

INTERAKSI EKONOMI DAN SOSIAL

Disusun Oleh :

MUHAMMAD NURNPM: 075310248

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2009

Page 2: MAKALAH RINGKASAN

INTERAKSI EKONOMI

Awal tahun 1960-an Raul Prebisch berhasil membangun dan menyebarkan konsep Strategi Substitusi Impor. Strategi ini diilhami oleh suatu kondisi ketidakseimbangan hubungan antara negara maju (centre) dengan negara berkembang (periphery). Pola hubungan antara kedua kelompok negara ini adalah hubungan dominan-tergantung, dimana negara maju pada posisi dominan dan negara berkembang pada posisi tergantung.

Indonesia termasuk salah satu negara yang mengadopsi strategi ini. Strategi

industrialisasi substitusi impor (ISI) yang diterapkan oleh pemerintahan Orde Baru terpusat

pada pulau Jawa. Hal ini dapat dilihat dari sebaran industri manufaktur, dimana lebih dari

80% industri manufaktur Indonesia berlokasi di pulau Jawa. Strategi industrialisasi substitusi

impor ini diterapkan Indonesia hingga pertengan dekade 1980. Selama strategi ISI diterapkan

Indonesia telah berhasil mengubah struktur ekonominya, dari struktur ekonomi yang semula

didominasi oleh sektor pertanian menjadi struktur ekonomi yang didominasi oleh sektor

industri manufaktur. Seiring dengan itu, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia juga mencapai

tingkat yang cukup tinggi.

Perubahan struktur ekonomi dan tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai

Indonesia pada masa itu terjadi pada level nasional; sedangkan pada level daerah, tidak

semua daerah memperoleh manfaat dari strategi tersebut, terutama daerah-daerah di luar

pulau Jawa. Malah strategi yang diterapkan tersebut, secara bertahap telah memperlebar

kesenjangan ekonomi antara pulau Jawa dengan pulau-pulau besar lainnya. Telah terbangun

pula pola hubungan antara pulau Jawa dengan pulau-pulau lainnya dengan pola dominan-

tergantung, dimana pulau Jawa (sebagai centre) pada posisi dominan dan pulau-pulau lainnya

(sebagai periphery) pada posisi tergantung.

Interaksi Ekonomi Antar Daerah

Interaksi ekonomi antar daerah berlangsung melalui perdagangan antar daerah. Daerah

yang memperoleh manfaat dari perdagangan tersebut adalah daerah yang nilai ekspornya

lebih besar dari nilai impor. Besar kecilnya nilai ekspor tergantung pada harga dari jenis

barang yang diekspor dan volume ekspor. Sementara itu, besarnya volume ekspor suatu

wilayah tergantung pada tingkat kebutuhan wilayah pengimpor, baik untuk keperluan

konsumsi maupun untuk keperluan produksi. Besarnya kebutuhan impor suatu daerah untuk

Page 3: MAKALAH RINGKASAN

tujuan produksi, tergantung pada seberapa besar keterkaitan (linkages) antara sektor-sektor

produksi di daerah pengimpor terhadap sektor-sektor produksi di daerah pengekspor.

Interlinkages, keterkaitan antar sektor antar daerah, menentukan pola ketergantungan

ekonomi antar daerah. Ketergantungan ekonomi antar daerah dapat dikelompokkan ke dalam

tiga pola. Pertama, pola “dominan-tergantung” (dependence). Pola ini mempunyai ciri

interaksi antara wilayah dominan dan wilayah yang tergantung, di mana wilayah dominan

memperoleh keuntungan yang lebih besar dalam interaksi ekonomi, bahkan cenderung

mengeksploitasi wilayah yang tergantung untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar

lagi. Dengan demikian, pola ini akan menimbulkan ketimpangan ekonomi antarwilayah yang

semakin besar. Kedua, pola “centre-periphery” (konsep interdependence), di mana sektor

industri (moderen) umumnya berada di wilayah perkotaan sebagai wilayah centre dan sektor

primer (tradisional) yang umumnya berada di wilayah pedesaan atau pinggiran kota sebagai

wilayah periphery. Pola ini menunjukkan bahwa wilayah periphery menghasilkan dan

memasok bahan baku (input) ke wilayah centre, sehingga kemajuan ekonomi wilayah centre

akan menarik kemajuan ekonomi wilayah periphery ke tingkat yang lebih maju. Hal yang

serupa juga terjadi apabila ekonomi wilayah periphery mengalami pertumbuhan maka

permintaan akan hasil produksi wilayah centre akan meningkatkan, yang kemudian

mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah centre. Pola interaksi semacam ini pun tidak luput

dari kemungkinan terjadinya kesenjangan ekonomi antarwilayah, manakala nilai tukar (term

of trade) sektor primer semakin rendah. Ketiga, pola yang serupa dengan pola interaksi

ekonomi antara sesama negara industri maju. Pola ini menunjukkan interaksi ekonomi

antarwilayah yang saling menguntungkan secara berimbang.

Kesenjangan Ekonomi Antar Daerah di Indonesia

Studi empirik yang berkaitan dengan interaksi ekonomi antar daerah di Indonesia,

dilakukan oleh beberapa pihak dengan pembagian wilayah yang berbeda dan kurun waktu

yang berbeda, namun menunjukkan fenomena kesenjangan ekonomi antar daerah di

Indonesia yang kurang-lebih serupa.

Wuryanto (1996) menggunakan model Computable General Equilibrium (CGE)

membagi wilayah studi menjadi wilayah makro Jawa dan wilayah makro Luar Jawa, dan

setiap wilayah makro dibagi lagi menjadi wilayah mikro. Wilayah makro Jawa terdiri atas

Page 4: MAKALAH RINGKASAN

tiga wilayah mikro, yakni : Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Sedangkan wilayah makro

Luar Jawa terdiri atas empat wilayah mikro, yakni : Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan

Pulau-pulau lainnya. Hadi (2001) menggunakan model Interregional Accounting Matrix

(IRSAM) membagi wilayah studi menjadi Kawasan Barat Indonesia (meliputi Jawa dan

Sumatera) dan Kawasan Timur Indonesia. Achjar et el (2003) menggunakan model IRSAM

dengan wilayah studi Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lainnya di

Luar Jawa. Sedangkan Alim (2006) menggunakan model IRSAM dengan wilayah studi Jawa

dan Sumatera.

Secara umum, hasil studi empirik sebagaimana disebutkan di atas menunjukkan bahwa

melebarnya kesenjangan ekonomi antar daerah antara lain bersumber dari hal-hal sebagai

berikut :

1. Lebih dari 80 persen industri manufaktur yang didirikan di Indonesia berlokasi di Jawa

dan di Sumatera sekitar 12 - 13 persen dengan kontribusi nilai tambah yang kurang lebih

sama; sedangkan sisanya yang kurang dari 10 persen (antara 7–8 persen) berada di

wilayah lainnya.

2. Daerah-daerah Luar Jawa pada umumnya mengekspor produk-produk primer ke Jawa dan

mengimpor produk-produk sekunder dari Jawa, dimana nilai impor daerah Luar Jawa

jauh lebih besar daripada nilai ekspornya. Hal yang demikian membuat neraca

perdagangan daerah-daerah Luar Jawa mengalami defisit, sedangkan neraca perdagangan

Jawa mengalami surplus. Ketimpangan neraca perdagangan ini menjadi semakin parah

manakala harga relatif produk-produk primer semakin rendah terhadap produk-produk

sekunder.

3. Kegiatan produksi sektor-sektor ekonomi di Luar Jawa sangat bergantung pada input

yang berasal dari Jawa, sedangkan sebaliknya tidak. Hal ini mengakibatkan efek

multiplier yang diterima perekonomian Jawa atas kemajuan ekonomi daerah-daerah Luar

Jawa sangat besar, sedangkan sebaliknya tidak. Dengan kata lain spillover effect yang

ditimbuhkan oleh kemajuan ekonomi daerah-daerah Luar Jawa terhadap perekonomian

Jawa jauh lebih besar daripada sebaliknya. Kondisi ini membuat kesenjangan ekonomi

antar daerah menjadi semakin melebar.

Kesenjangan ekonomi antar daerah yang sangat ekstrim akan sangat mudah

menimbukan konflik vertikal maupun konflik horizontal, yang pada gilirannya akan

mengakibatkan terpecahnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, upaya

Page 5: MAKALAH RINGKASAN

untuk mengatasi kesenjangan ekonomi antar daerah secara dini merupakan suatu keharusan,

yang berarti menjadi prioritas utama dalam pembangunan ekonomi, baik pada tingkat

nasional maupun daerah.

Sedangkan menurut saya dari interaksi ekonomi itu sendiri adalah adanya suatu

hubungan antara satu dengan yang lain yang saling berinteraksi atau berhubungan untuk

mencapi suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini interaksi ini dilakukan lebih dari satu orang

yang saling bekerja sama untuk melakukan suatu kegiatan dalam bidang ekonomi dalam

kehidupan sehari-hari. Di dalam interaksi ini, manusia memperhatikan keadaan ekonomi

antara dua belah pihak yang saling membutuhkan satu sama lain dalam bidang ekonomi dan

melakukannya dalam suatu daerah atau masyarakat.

Sebagai contohnya, seseorang yang melakukan jual beli dalam suatu kegiatan ekonomi.

Misalnya membeli kebutuhan sehari-hari, membeli pakaian dan makanan dalam daerah

pasar.

Apabila didalam suatu kehidupan masyarakat tidak adanya interaksi ekonomi maka

bisa dipastikan perekonomian didaerah itu akan buruk dikarnakan tidak adanya hubungan

atau komunikasi dalam bidang ekonomi antara yang satu dengan yang lain. Dan semakin

baiknya interaksi ekonomi di daerah tersebut, maka semakin baik pula perekonomian

didaerah tersebut. Begitu juga didalam suatu Negara diperlukan adanya suatu interaksi

ekonomi yang sangat bagus, misalnya antara negara yang satu dengan yang lain yang saling

bekerjasama didalam bidang ekonomi.

Sebagai contohnya ekspor impor antar negara. Dengan begitu perekonomian dalam

nergara tersebut akan tumbuh baik dan berkembang. Tapi apabila interaksi ekonominya

tidak baik maka perekonomian negara tersebut akan tidak baik juga.

Jadi interaksi ekonomi dalam kehidupan kita sangat penting, dan harus tetap dijaga

dalam kehidupan ekonomi sekarang ini. Semakin baik interaksi ekonomi maka semakin baik

pula perekonomian kita ataupun ekonomi pribadi kita sendiri.

Page 6: MAKALAH RINGKASAN

INTERAKSI SOSIAL

Pergaulan hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan

atau golongan dengan golongan. Dengan demikian terdapat dua unsur pokok dalam sosiologi,

yaitu manusia dan hubungan sosial (masyarakat). Terdapat berbagai pendapat tentang

kedudukan individu dan masyarakat ini. Di satu pihak ada yang berpendapat bahwa individu

lebih dominan daripada masyarakat, tetapi di pihak lain berpendapat bahwa masyarakat lebih

dominan daripada individu. Sementara itu terdapat pendapat yang mengambil posisi tengah

yang mengatakan bahwa antara individu dan masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi.

Sejumlah kritik diajukan kepada sosiologi, yaitu 1) sosiologi adalah ilmu yang sulit, 2)

sosiologi hanya merupakan kumpulan dari berbagai kajian ilmu sosial lainnya, dan 3) tidak

ada lapangan yang khusus bagi sosiologi karena objeknya telah banyak digarap oleh ilmu-

ilmu sosial lainnya.

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis.

Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan

individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara

kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan

sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang

menggunakannya

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak

terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian

makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya.

Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap

makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai

sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak

sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan

sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan

reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal

Page 7: MAKALAH RINGKASAN

yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial.

Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik,

adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin,

usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan

berbusana, dan wacana.

Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang

dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi

ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak

sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan

mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat

mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang

dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum

memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi

atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha

bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau

beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi

keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia

berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.

Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan

suatu proses di mana pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan

kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok

Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk

persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di

mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui

bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang

sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan

suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya

dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Page 8: MAKALAH RINGKASAN

Untuk tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan

tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan untuk

mendekatkan meliputi tahapan memulai (initiating), menjajaki (experimenting),

meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan (bonding).

Sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan (differentiating),

membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari (avoiding), dan

memutuskan (terminating).

Pendekatan interaksi lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurut Erving Goffman.

Melalui pendekatan ini Erving Goffman menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk

menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Konsep-konsepnya dalam

pendekatan ini mencakup tempat berlangsungnya interaksi sosial yang disebut dengan social

establishment, tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back region/backstage,

tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut front region, individu yang

melihat interaksi tersebut disebut audience, penampilan dari pihak-pihak yang melakukan

interaksi disebut dengan team of performers, dan orang yang tidak melihat interaksi tersebut

disebut dengan outsider.

Macam-macam dari Interaksi Sosial :

1. Interaksi antara individu dan individu

2. Interaksi antara individu dan kelompok

3. Interaksi antara kelompok dan kelompok

Ciri-ciri dari Interaksi Sosial :

1. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang

2. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak social

3. Mempunyai maksud yang jelas

4. Dilaksanakan dalam suatu pola system social

Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang

Page 9: MAKALAH RINGKASAN

menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor :

1. Imitasi

Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku

2. Sugesti

Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.

3. Identifikasi

Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.

4. Proses simpati

Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.

Sedangkan menurut saya interaksi social adalah suatu hubungan atau komunikasi antara dua orang atau lebih yang saling berhubungan dalam kegiatan tertentu. Interaksi social juga berarti hubugan social antara individu dengan individu lainya yang saling membutuhkan yang saling timbale balik, memberikan respon untuk suatu tujuan. Selain itu juga interaksi juga bisa diartikan adanya komunikasi antara individu dengan masyarakat. Apabila individu itu melakukan interaksi social dengan baik dalam suatu masyarakat, maka masyarakat tersebut harmonis, aman dan tentram.

Sebagai contohnya seseorang yang sopan, ramah dan tidak sombong dalam suatu lingkungan tempat tinggalnya, selalu baik sesama semua orang. Dan yang menerima

Page 10: MAKALAH RINGKASAN

interaksi tersebut juga melakukan hal yang sama dengan yang lainnya. Maka dipastikan interaksi social dalam lingkungan tersebut akan baik dan terjaga keharmonisan dalam masyarakat tersebut. Brgitu juga antara RT dan wargany yang selalu melakukan interaksi social dengan baik, antara pimpinan dan bawahan, ataupun antara wakil rakyat dengan rakyat itu sendiri.

Semakin baik interaksi social dilakukan maka semakin baik hubungan komunikasi didalam masyarakat ataupun negara.

Sama halnya dengan interaksi ekonomi, interaksi social juga sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila interaksi social baik maka hubungan kemasyarakatan kita akan baik juga dan dinamis.