Makalah Ria

48
“TEKNIK PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAN FUNGSI DARI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI” KARYA TULIS Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Lulus Mata Kuliah ILMU PERUNDANG-UNDANGAN Oleh : RIA HAMERLIN 02011381320014 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

description

m,kn.kknnk

Transcript of Makalah Ria

Page 1: Makalah Ria

“TEKNIK PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAN

FUNGSI DARI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI”

KARYA TULIS

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Lulus Mata Kuliah

ILMU PERUNDANG-UNDANGAN

Oleh :

RIA HAMERLIN

02011381320014

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2015

Page 2: Makalah Ria

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan

Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya, yang berjudul “ Teknik

Pembentukan Peraturan Daerah Provinsi dan Fungsi Dibentuknya Peraturan

Daerah Provinsi “ sebagai tugas akhir mata kuliah ilmu perundang-undangan.

Seperti yang kita ketahui , dalam pembentukan peraturan daerah provinsi

tentunya menggunakan tahap-tahap pembentukannya . serta pembentukannya itu

sendiri mempunyai fungsi khusus untuk pembatasan kewenangan daerah dalam

mengelolah daerahnya.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari banyak kekurangan yang

disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan yang dimiliki , oleh sebab itu dengan

segala kerendahan hati , penulis membuka diri atas segala tegur sapa dan kritik

yang dapat menyempurnakan makalah ini.

Demikianlah penulisan ini dibuat, diharapkan semoga penulisan ini dapat

memberikan pengetahuan baru dan manfaat bagi kita semua.

Palembang,2015

Penulis

Ria Hamerlin

Page 3: Makalah Ria

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB 1................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

C. Maksud dan Tujuan..................................................................................................3

D. Metode penulisan.....................................................................................................3

BAB II...............................................................................................................................4

TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4

A.Jenis dan Hierarki peraturan perundang-undangan....................................................4

B.Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan..................................................4

C.Asas yang berkaitan dengan materi muatan...............................................................6

D.Pembentukan Perda yang baik..................................................................................8

E. Asas Pembentukan Peraturan Negara Yang Baik.....................................................9

F. Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang Patut....................10

G. Lembaga yang Membentuk Peraturan Daerah Provinsi..........................................11

H. Materi Muatan Peraturan Daerah Provinsi.............................................................12

BAB III............................................................................................................................12

PEMBAHASAN..............................................................................................................12

TEKNIK PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN..................12

A.Perencanaan............................................................................................................12

B.Penyusunan.............................................................................................................18

C.Pembahasan.............................................................................................................22

D. Pengesahan atau Penetapan....................................................................................23

E. Pengundangan.........................................................................................................25

Penyebarluasan Prolegda , Rancangan Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan Daerah

Kabupaten/Kota , dan Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

.........................................................................................................................................27

FUNGSI DIBENTUKNYA PERATURAN DAERAH PROVINSI................................29

Page 4: Makalah Ria

iv

BAB IV............................................................................................................................31

PENUTUP.......................................................................................................................31

A.Kesimpulan.............................................................................................................31

B.Saran.......................................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................32

Page 5: Makalah Ria

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan perundang-undangan dalam konteks negara indonesia adalah

peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang

berwenang dan mengikat secara umum. Menurut sistem hukum indonesia ,

peraturan perundang-undangan (hukum tertulis disusun dalam suatu tingkatan

yang disbut hierarki peraturan perundang-undangan . tata urutan menunjukkan

tingkat-tingkat daripada masing-masing bentuk yang bersangkutan dimana diebut

lebih dahulu mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada bentuk-bentuk yang

terseebut belakangan (dibawahnya) . disamping itu tata urutan mengadung

konsekuensi bentuk hukum peraturan atau ketetapan yang yang lebih rendah tidak

boleh mengandung materi yang bertentangan dengan materi yang dimuat dalam

suatu peraturan yang bentuknya lebih tinggi . adanya sistem hierarki bertujuan

untuk memerjelas kedudukan hukum dan kekuatan mnegikat secara hukum oleh

tiap-tiap produk peraturan perundang-undangan dalam sistem tata hukum nasional

. peraturan daerah tidak dapat disebut sebagai produk regulatif atau axecutive acts

seperti hal nya peraturan pemerintah atau peraturan presiden .peraturan daerah

seperti hal nya undang-undang , kedua-duanya merupakan produk legislatif

(legislative acts).halnya undang-undang menempatkan lembaga dewan perwakilan

daerah (DPRD) sebagai organ utama (main organ) pembentuk peraturan daerah

itu sendiri . 1

Dalam proses pembuatan nya baik peraturan daerah maupun undang-undang

kedua-duanya tunduk dan patuh pada kaidah-kaidah hukum sebagaimana

dimaksud dalam undang-undang no.12 tahun 2011/UU P3. Hanya aja undang-

1 King faisal sulaiman,SH,LLM,dialektika pengujian peraturan daerah pasca otonomi

daerah,yogyakarta:pustaka pelajar,2014,hal:69

Page 6: Makalah Ria

2

undang memiliki keberlakuan yuridis secara nasional sedangkan peraturan daerah

hanya mempunyai daya jangkau atau keberlakuan yuridis yang terbatas pada

wilayah hukum pemerintahan daerah yang berangkutan . oleh karena itu , setiap

produk peraturan daerah yang merupakan produk legislatif tersebut , senyatanya

tidak boleh diubah apalagi dibatalkan sepihak oleh pemerintah daerah (pihak

eksekutif) tanpa adanya persetujuan dari lembaga perwakilan rakyat yang

membentuknya yakni DPRD pada level masing-masing daerah . tugas pembantu

daerah selaku (gubernur/bupati/walikota) adalah melaksanakan peraturan daerah

sebagaimana mestinya dalam rangka menjalankan roda pembangunan daerah . 2

Pasal 18 Ayat (1) berisi bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi

atas daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota , yang

tiap-tiap provinsi , kabupaten , dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah ,

yang diatur dengan undang-undang . Pembagian wilayah negara menjadi daerah

propinsi dan di dalam daerah propinsi terdiri dari daerah Kabupaten/Kota,

sekaligus sebagai pemerintahan daerah, sebagaimana diatur dalam Ayat (2) “

Pemerintahan daerah provinsi , daerah kabupaten , dan kota mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan ”. Sebagai kelengkapan penyelenggaraan Pemerintahan dan

merupakan unsur pemerintahan daerah, maka dibentuk lembaga perwakilan rakyat

daerah, sebagai mana ditentukan pada Ayat (3) “ Pemerintahan daerah provinsi ,

daerah kabupaten , dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang

anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum ”.

Dalam rangka melaksanakan otonomi luas di daerah, maka pemerintahan

daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk

melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Keberadaan peraturan daerah

merupakan wujud pelaksanaan dari pemberian kewenangan kepada daerah dalam

mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri, karena ada bagian dari urusan-

urusan daerah selain diatur dalam undang-undang dan harus diatur lebih lanjut

dengan peraturan daerah.

2 Ibid,hal.71-72

Page 7: Makalah Ria

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam

tulisan ini adalah :

1. Bagaimana tata urutan pembentukan peraturan daerah provinsi ?

2. Mengapa peraturan daerah provinsi masuk dalam hierarki peraturan

perundang-undangan ?

C. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud penulisan  dalam makalah ini yaitu sebagai salah satu

tugas pemenuhan syarat dari mata kuliah Ilmu Perundang-Undangan.

Dalam melakukan penulisan makalah ini, hal yang menjadi tujuan penulisan

adalah sebagai berikut:

Secara umum, penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan

bagi kami dan pembaca tentang Peraturan Daerah.

Secara khusus, penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui  tentang

pokok-pokok Peraturan Daerah.

D. Metode penulisan

Dalam penulisan makalh ini saya menggunakan metode penulisan

normatif yang mana penelitian ini dilakukan berdasarkan perundang-

undangan.yang didalamnya mengkaju mengenai asas-asas peraturan perundang-

undangan , asas-asas meteri muatan,pengertian,lembaga yang membentuk,teknik

pembentukan seta fungsi dibentuknya peraturan daerah provinsi tersebut.

Page 8: Makalah Ria

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Jenis dan Hierarki peraturan perundang-undangan

Menurut UU No. 12 tahun 2011 jenis dan hierarki diatur dalam pasal 7,

yaitu :

1. Undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945

2. Ketetapan majelis permusyawaratan rakyat

3. Undang-undang/peraturan pemerintah pengganti undang-undang

4. Peraturan pemerintah

5. Peraturan presiden

6. Peraturan daerah provinsi

7. Peraturan daerah kabupaten/kota3

B.Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Pasal 5

Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus dilakukan

berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik ,

yang meliputi :

a. kejelasan tujuan

Yang dimaksud dengan “ asas kejelasan tujuan ” adalah bahwa setiap

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus mempunyai tujuan

yang jelas yang hendak dicapai .

b. kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat

3 Ahmad yani,pembentukan peraturan perundang-undangan yang responsif,bandung:citra

umbara,2014,hal:18

Page 9: Makalah Ria

5

Yang dimaksud dengan “ asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang

tepat ” adalah bahwa setiap jenis Peraturan Perundang-undangan harus

dibuat oleh lembaga negara atau pejabat Pembentuk Peraturan Perundang-

undangan yang berwenang . Peraturan Perundang-undangan tersebut dapat

dibatalkan atau batal demi hukum apabila dibuat oleh lembaga negara atau

pejabat yang tidak berwenang .sebagai contoh Peraturan Perundang-

undangan yang jenisnya Undang-Undang dibentuk oleh DPR dengan

Persetujuan bersama Presiden .

c. kesesuaian antara jenis , hierarki , dan materi muatan

Yang dimaksud dengan “ asas kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi

muatan ” adalah bahwa dalam Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat

sesuai dengan jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan .

d. dapat dilaksanakan

Yang dimaksud dengan “ asas dapat dilaksanakan ” adalah bahwa setiap

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus memperhitungkan

efektivitas Peraturan Perundangundangan tersebut di dalam masyarakat ,

baik secara filosofis ,sosiologis , maupun yuridis .

e. kedayagunaan dan kehasilgunaan

Yang dimaksud dengan “ asas kedayagunaan dan kehasilgunaan ” adalah

bahwa setiap Peraturan Perundangundangan dibuat karena memang benar-

benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan

bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara.

f. kejelasan rumusan

Yang dimaksud dengan “ asas kejelasan rumusan ” adalah bahwa setiap

Peraturan Perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis

penyusunan Peraturan Perundang-undangan, sistematika , pilihan kata atau

Page 10: Makalah Ria

6

istilah , serta bahasa hukum yang jelas dan mudah dimengerti sehingga

tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

g. keterbukaan

Yang dimaksud dengan “ asas keterbukaan ” adalah bahwa dalam

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mulai dari perencanaan ,

penyusunan , pembahasan , pengesahan atau penetapan , dan

pengundangan bersifat transparan dan terbuka . Dengan demikian , seluruh

lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk

memberikan masukan dalam Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan.4

C.Asas yang berkaitan dengan materi muatan

Peraturan Perundang-undangan ada dalam Ketentuan Pasal 6 ayat (1) UU No.

12 tahun 2011 , yaitu :

a. Asas Pengayoman , artinya setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-

Undangan harus berfungsi memberikan perlindungan untuk menciptakan

ketentraman masyarakat .

b. Asas Kemanusiaan , artinya setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-

undangan harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi

manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk

Indonesia secara proposional .

c. Asas Kebangsaan , artinya setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-

undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang

majemuk dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia .

4 Penjelasan Pasal 5 Undang-Undang No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan

Page 11: Makalah Ria

7

d. Asas Kekeluargaan , artinya setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-

undangan harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam

setiap pengambilan keputusan .

e. Asas Kenusantaraan , artinya setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-

undangan senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia

dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan yang dibuat di daerah

merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 .

f. Asas Bhinneka Tunggal Ika , artinya setiap Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan harus memperhatikan keragaman penduduk , agama ,

suku dan golongan , kondisi khusus daerah, serta budaya dalam kehidupan

bermasyarakat , berbangsa dan bernegara .

g. Asas Keadilan , artinya setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan

harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara .

h. Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan , artinya setiap

Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh memuat hal yang

bersifat membedakan berdasarkan latar belakang , antara lain , agama , suku ,

ras , golongan , gender atau status sosial .

i. Asas Ketertiban dan Kepastian Hukum , artinya setiap Materi Muatan

Peraturan Perundang-undangan harus dapat mewujudkan ketertiban dalam

masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum .

j. Asas Keseimbangan , keserasian , dan keselarasan , artinya setiap Materi

Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan keseimbangan ,

keserasian , dan keselarasan , antara kepentingan individu , masyarakat , dan

kepentingan bangsa dan negara .5

5 Penjelasan Pasal 6 Undang-Undang No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan

Page 12: Makalah Ria

8

D.Pembentukan Perda yang baik

harus berdasarkan pada asas pembentukan peraturan perundang-undangan

sebagai berikut :

a. kejelasan tujuan , yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan perundang

undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai .

b. kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat , yaitu setiap jenis

peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga/pejabat

pembentuk peraturan perundang-undangan yang berwenang dan dapat

dibatalkan atau batal demi hukum bila dibuat oleh lembaga/pejabat yang

tidak berwenang .

c. kesesuaian antara jenis dan materi muatan , yaitu dalam pembentukan

peraturan perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi

muatan yang tepat dengan jenis peraturan perundang-undangan .

d. dapat dilaksanakan , yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan perundang

undangan harus memperhatikan efektifitas peraturan perundang-undangan

tersebut di dalam masyarakat , baik secara filosofis , yuridis maupun

sosiologis .

e. kedayagunaan dan kehasilgunaan , yaitu setiap peraturan perundang

undangan dibuat karena memang benarbenar dibutuhkan dan bermanfaat

dalam mengatur kehidupan bermasayarakat , berbangsa dan bernegara .

f. kejelasan rumusan , yaitu setiap peraturan perundang-undangan harus

memenuhi persyaratan teknis penyusunan , sistematika dan pilihan kata

atau terminologi , serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti

sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam

pelaksanaannya .

g. keterbukaan , yaitu dalam proses pembentukan peraturan perundang-

undangan mulai dari perencanaan , persiapan , penyusunan dan

pembahasan bersifat transparan dan terbuka . Dengan demikian seluruh

lapisan masyarakat mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk

Page 13: Makalah Ria

9

memberikan masukan dalam proses pembuatan peraturan perundang-

undangan .

E. Asas Pembentukan Peraturan Negara Yang Baik

Menurut I. C. Van der Vlies di dalam bukunya yang berjudul “Het

wetsbegrip en beginselen van behoorlijke regelgeving” asas-asas dalam

pembentukan perundang-undangan yang baik dibagi ke dalam asas-asas yang

formal dan yang material yaitu :

Asas-asas yang formal meliputi :

1. asas tujuan yang jelas (beginsel van duidelijke doelstelling)

2. asas organ/lembaga yang tepat (beginsel van het juiste orgaan)

3. asas perlunya pengaturan (het noodzakelijkheids beginsel)

4. asas dapatnya dilaksanakan (het beginsel van uitvoerbaarheid)

5. asas konsensus (het beginsel van consensus)6

Asas-asas yang materiil mencakup :

1. asas tentang terminologi dan sistematika yang benar (het beginsel van

duidelijke terminologi en duidelijke systematiek)

2. asas tentang dapat dikenali (het beginsel van de kenbaarheid)

3. asas perlakuan yang sama dalam hukum (het rechtsgelijkheidsbeginsel)

4. asas kepastian hukum (het rechtszekerheidsbeginsel)

5. asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan individual (het beginsel van dev

individuele rechtsbedeling)7

6 Aziz syamsuddin,proses dan teknik penyusunan undang-undang,jakarta:sinar

grafika,2013,hal.347 I. C. Van der Vlies dalam Maria Farida Indrati S, Ilmu Perundang-Undangan (Jenis, fungsi, dan

materi muatan), Yogyakarta : Kanisius, 2007, hal. 253-254

Page 14: Makalah Ria

10

F. Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang Patut

menurut A. Hamid S. Attamimi, pembentukan peraturan perundang-

undangan Indonesia yang patut adalah sebagai berikut :

a. Cita Hukum Indonesia

b. Asas Negara Berdasarkan Atas Hukum dan Asas Pemerintahan Berdasar

Sistem Konstitusi

c. Asas-asas lainnya8

asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang patut itu meliputi

juga :

1. asas tujuan yang jelas

2. asas perlunya pengaturan

3. asas organ/lembaga dan meteri muatan yang tepat

4. asas dapatnya dilaksanakan

5. asas dapatnya dikenali

6. asas perlakuan yang sama dalam hukum

7. asas kepastian hukum

8. asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan individual

Sehingga apabila asas-asas tersebut dibagi ke dalam asas Formal dan asas

Materiil, sebagai berikut :

a. Asas-asas formal , meliputi :

1) Asas tujuan yang jelas

8 A. Hamid S. Attamimi, dalam Maria Farida Indrati S, Ilmu Perundang-Undangan (Jenis, fungsi,

dan materi muatan), Yogyakarta : Kanisius, 2007 hal. 254

Page 15: Makalah Ria

11

2) Asas perlunya pengaturan

3) Asas organ/lembaga yang tepat

4) Asas materi muatan yang tepat

5) Asas dapatnya dilaksanakan, dan

6) Asas dapatnya dikenali

b. Asas-asas materiil , meliputi :

1) Asas sesuai dengan Cita Hukum Indonesia dan Norma Fundamental

Negara

2) Asas sesuai dengan Hukum Dasar Negara

3) Asas sesuai dengan prinsip-prinsip Negara berdasar atas Hukum. Dan

4) Asas sesuai dengan prinsip-prinsip Pemerintahan Berdasar Sistem

Konstitusi9

G. Lembaga yang Membentuk Peraturan Daerah Provinsi

Pasal 1

Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang

dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan

bersama Gubernur .10

9 Ibid, hal. 25610 Penjelasan pasal 1 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 16: Makalah Ria

12

H. Materi Muatan Peraturan Daerah Provinsi

Pasal 14

Materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah

Kabupaten / Kota berisi materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi

daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau

penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi .11

BAB III

PEMBAHASAN

TEKNIK PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

A.Perencanaan

Secara hierarki , perencanaan diatur dalam pasal 32-38 UU No.12 tahun

2011. Adapun isi nya sebagai berikut :

Pasal 32

Perencanaan penyusunan Peraturan Daerah Provinsi dilakukan dalam Prolegda

Provinsi .12

Pasal 3311 Penjelasan pasal 14 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan12 Penjelasan pasal 32 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 17: Makalah Ria

13

(1) Prolegda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 memuat program

pembentukan Peraturan Daerah Provinsi dengan judul Rancangan

Peraturan Daerah Provinsi , materi yang diatur , dan keterkaitannya dengan

Peraturan Perundang-undangan lainnya .

(2) Materi yang diatur serta keterkaitannya dengan Peraturan Perundang-

undangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

keterangan mengenai konsepsi Rancangan Peraturan Daerah

Provinsi yang meliputi :

a. latar belakang dan tujuan penyusunan

b. sasaran yang ingin diwujudkan

c. pokok pikiran , lingkup , atau objek yang akan diatur

d. jangkauan dan arah pengaturan.

(3) Materi yang diatur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah

melalui pengkajian dan penyelarasan dituangkan dalam Naskah

Akademik . 13

Pasal 34

(1) Penyusunan Prolegda Provinsi dilaksanakan oleh DPRD Provinsi dan

Pemerintah Daerah Provinsi .

(2) Prolegda Provinsi ditetapkan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun

berdasarkan skala prioritas pembentukan Rancangan Peraturan Daerah

Provinsi .

(3) Penyusunan dan penetapan Prolegda Provinsi dilakukan setiap tahun

sebelum penetapan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi .14

13 Penjelasan pasal 33 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan14 Penjelasan pasal 34 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 18: Makalah Ria

14

Pasal 35

Dalam penyusunan Prolegda Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34

ayat (1) , penyusunan daftar rancangan peraturan daerah provinsi didasarkan atas :

a. perintah Peraturan Perundang-undangan lebih tinggi

b. rencana pembangunan daerah

c. penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan; dan

d. aspirasi masyarakat daerah .15

Pasal 36

(1) Penyusunan Prolegda Provinsi antara DPRD Provinsi dan Pemerintah Daerah

Provinsi dikoordinasikan oleh DPRD Provinsi melalui alat kelengkapan

DPRD Provinsi yang khusus menangani bidang legislasi .

(2) Penyusunan Prolegda Provinsi di lingkungan DPRD Provinsi dikoordinasikan

oleh alat kelengkapan DPRD Provinsi yang khusus menangani bidang

legislasi .

(3) Penyusunan Prolegda Provinsi di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi

dikoordinasikan oleh biro hukum dan dapat mengikutsertakan instansi

vertikal terkait .

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan Prolegda Provinsi di

lingkungan DPRD Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur

dengan Peraturan DPRD Provinsi .

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan Prolegda Provinsi di

lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

diatur dengan Peraturan Gubernur .16

Pasal 37

15 Penjelasan pasal 35 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan16 Penjelasan pasal 36 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 19: Makalah Ria

15

(1) Hasil penyusunan Prolegda Provinsi antara DPRD Provinsi dan Pemerintah

Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) disepakati

menjadi Prolegda Provinsi dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPRD

Provinsi

(2) Prolegda Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan

Keputusan DPRD Provinsi .17

Pasal 38

(1) Dalam Prolegda Provinsi dapat dimuat daftar kumulatif terbuka yang terdiri

atas :

a. akibat putusan Mahkamah Agung; dan

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi .

(2) Dalam keadaan tertentu, DPRD Provinsi atau Gubernur dapat mengajukan

Rancangan Peraturan

Daerah Provinsi di luar Prolegda Provinsi :

a. untuk mengatasi keadaan luar biasa , keadaan konflik , atau bencana alam;

b. akibat kerja sama dengan pihak lain; dan

c. keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi atas suatu

Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang dapat disetujui bersama oleh alat

kelengkapan DPRD Provinsi yang khusus menangani bidang legislasi dan biro

hukum .18

Dalam buku badriyah khaleed , Perencanaan penyusunan peraturan daerah

provinsi dilakukan dalam prolegda provinsi . Prolegda memuat program

pembentukan peraturan daerah provinsi dengan judul rancangan peraturan daerah

17 Penjelasan pasal 37 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan18 Penjelasan pasal 38 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 20: Makalah Ria

16

provinsi , materi yang diatur dan keterkaitannya dengan peraturan perundang-

undangan lainnya . materi yang diatur serta keterkaitannya dengan peraturan

perundang-undangan lainnya merupakan keterangan mengenai konsepsi

rancangan peraturan daerah provinsi yang meliputi :

a. Latar belakang dan tujuan penyusunan

b. Sasaran yang ingin diwujudkan

c. Pokok pikiran, lingkup, atau objek yang akan diatur

d. Jangkauan dan arah pengaturan

Materi yang diatur telah melalui pengkajian dan penyelarasan dituangkan

dalam naskah akademik . pengkajian dan penyelarasan adalah proses untuk

mengetahui keterkaitan materi yang akan diatur dengan peraturan perundang-

undangan lainnya yang vertikal atau horizontal sehingga dapat mencegah tumpang

tindih pengaturan atau kewenangan .

Penyusunan prolegda provinsi dilaksanakan oleh DPRD provinsi dan

pemerintah daerah provinsi . prolegda provinsi ditetapkan untuk jangka waktu 1

tahun berdasarkan skala prioitas pembentukan rancangan peraturan daerah

provinsi. Penyusunan dan penetapan prolegda provinsi dilakukan setiap tahun

sebelum penetapan rancangan peraturan daerah provinsi tentang anggaran

pendapatan dan belanja daerah provinsi .

Dalam penyusunan prolegda provinsi , penyusunan daftar randangan

peraturan daerah provinsi didasarkan atas :

a. Perintah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

b. Rencana pembangunan daerah

c. Penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan

d. Aspirasi masyarakat daerah

Penyusunan prolegda provinsi antara DPRD provinsi dan pemerintahan daerah

provinsi dikoordinasi DPRD provinsi melalui alat kelengkapan DPRD provinsi

yang khusus menangani bidang legislasi . penyususnan prolegda provinsi

dilingkungan DPRD provinsi dikoordinasikan alat kelengkapan DPRD khusus

Page 21: Makalah Ria

17

yang menangani bidang legislasi . penyusunan prolegda provinsi dilingkungan

pemerintahan daerah provinsi dikordinasi biro hukum dan dapat mengikutsertakan

instansi vertikal terkait . Instansi vertikal terkait antara lain instansi vertikal dari

kementrian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang hukum .19

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan prolegda provinsi

dilingkungan DPRD provinsi diatur dengan peraturan DPRD provinsi . ketentan

lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan prolegda provinsi di lingkungan

pemerintah daerah provinsi diatur dengan peraturan gubernur. Hasil penyusunan

prolegda provinsi antara DPRD provinsi dan pemerintah daerah provinsi

disepakati menjadi prolegda provinsi dan ditetapkan dalam rapat aripurna DPRD

provinsi . prolegda provinsi ditetapkan dengan keputusan DPRD provinsi . dalam

prolegda provini dapat dimuat daftar komulatif terbuka yang terdiri dari :

a. Akibat keputusan mahkamah agung

b. Anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi

Dalam keadaan tertentu , DPRD provinsi atau gubernur dapat mengajukan

rancangan peraturan daerah provinsi diluar prolegda provinsi :

a. Untuk mengatasi keadaan luar biasa , keadaan konflik , atau bencana alam

b. Akibat kerja sama dengan pihak lain

c. Keadaan tertentu lainnnya yang memastikan adanya urgansi atas suatu

rancangan peraturan daerah provinsi yang dapat disetujui bersama oleh

alat kelengkapan DPRD provinsi yang khusus menangani bidang legislasi

dan biro hukum .20

B.Penyusunan

19 Badriyah khaleed,legislative drafting,yogyakarta:pustaka yustisia,2014,hal:1520 Ibid,hal.16

Page 22: Makalah Ria

18

Secara hierarki , penyusunan diatur dalam pasal 56-62 UU No.12 tahun

2011 . adapun isi nya sebagai berikut :

Pasal 56

(1) Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dapat berasal dari DPRD Provinsi atau

Gubernur .

(2) Rancangan Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disertai dengan penjelasan atau keterangan dan/atau Naskah Akademik .

(3) Dalam hal Rancangan Peraturan Daerah Provinsi mengenai :

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

b. pencabutan Peraturan Daerah Provinsi; atau

c. perubahan Peraturan Daerah Provinsi yang hanya terbatas mengubah beberapa

materi , disertai dengan keterangan yang memuat pokok pikiran dan materi

muatan yang diatur .21

Pasal 57

(1) Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Provinsi

dilakukan sesuai dengan teknik penyusunan Naskah Akademik .

(2) Ketentuan mengenai teknik penyusunan Naskah Akademik sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Undang-Undang ini .22

Pasal 58

21 Penjelasan pasal 56 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan22 Penjelasan pasal 57 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 23: Makalah Ria

19

(1) Pengharmonisasian , pembulatan , dan pemantapan konsepsi Rancangan

Peraturan Daerah Provinsi yang berasal dari DPRD Provinsi dikoordinasikan oleh

alat kelengkapan DPRD Provinsi yang khusus menangani bidang legislasi .

(2) Pengharmonisasian , pembulatan , dan pemantapan konsepsi Rancangan

Peraturan Daerah Provinsi yang berasal dari Gubernur dikoordinasikan oleh biro

hukum dan dapat mengikutsertakan instansi vertikal dari kementerian yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum .23

Pasal 59

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan Rancangan Peraturan

Daerah Provinsi yang berasal dari Gubernur diatur dengan Peraturan Presiden .24

Pasal 60

(1) Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dapat diajukan oleh anggota , komisi ,

gabungan komisi , atau alat kelengkapan DPRD Provinsi yang khusus menangani

bidang legislasi .

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara mempersiapkan Rancangan

Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam

Peraturan DPRD Provinsi .25

Pasal 61

23 Penjelasan pasal 58 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

24 Penjelasan pasal 59 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan25 Penjelasan pasal 60 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 24: Makalah Ria

20

(1) Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang telah disiapkan oleh DPRD

Provinsi disampaikan dengan surat pimpinan DPRD Provinsi kepada Gubernur .

(2) Rancangan Peraturan Daerah yang telah disiapkan oleh Gubernur disampaikan

dengan surat pengantar Gubernur kepada pimpinan DPRD Provinsi .26

Pasal 62

Apabila dalam satu masa sidang DPRD Provinsi dan Gubernur menyampaikan

Rancangan Peraturan Daerah Provinsi mengenai materi yang sama , yang dibahas

adalah Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang disampaikan oleh DPRD

Provinsi dan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang disampaikan oleh

Gubernur digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan .27

Dalam buku badriyah khaleed , Rancangan Peraturan Daerah Provinsi

dapat berasal dari DPRD Provinsi atau Gubernur . Rancangan Peraturan Daerah

Provinsi disertai dengan penjelasan atau keterangan dan/atau Naskah Akademik .

Dalam hal Rancangan Peraturan Daerah Provinsi mengenai :

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

b. pencabutan Peraturan Daerah Provinsi

c. perubahan Peraturan Daerah Provinsi yang hanya terbatas mengubah beberapa

materi , disertai dengan keterangan yang memuat pokok pikiran dan materi

muatan yang diatur .

Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Provinsi

dilakukan sesuai dengan teknik penyusunan Naskah Akademik .

26 Penjelasan pasal 61 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan27 Penjelasan pasal 62 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 25: Makalah Ria

21

Pengharmonisasian , pembulatan , dan pemantapan konsepsi Rancangan

Peraturan Daerah Provinsi yang berasal dari DPRD Provinsi dikoordinasikan oleh

alat kelengkapan DPRD Provinsi yang khusus menangani bidang legislasi .

Pengharmonisasian , pembulatan , dan pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan

Daerah Provinsi yang berasal dari Gubernur dikoordinasikan oleh biro hukum dan

dapat mengikutsertakan instansi vertikal dari kementerian yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum .

Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dapat diajukan oleh anggota ,

komisi , gabungan komisi , atau alat kelengkapan DPRD Provinsi yang khusus

menangani bidang legislasi . Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang telah

disiapkan oleh DPRD Provinsi disampaikan dengan surat pimpinan DPRD

Provinsi kepada Gubernur . Rancangan Peraturan Daerah yang telah disiapkan

oleh Gubernur disampaikan dengan surat pengantar Gubernur kepada pimpinan

DPRD Provinsi .28 Apabila dalam satu masa sidang DPRD Provinsi dan Gubernur

menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi mengenai materi yang sama

, yang dibahas adalah Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang disampaikan

oleh DPRD Provinsi dan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang disampaikan

oleh Gubernur digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan .29

C.Pembahasan

Secara hierarki , pembahasan diatur dalam pasal 75-76 UU No.12 tahun

2011 . adapun isi nya sebagai berikut :

Pasal 75

28 Badriyah khaleed,legislative drafting,yogyakarta:pustaka yustisia,2014,hal:2229 Ibid,hal.23

Page 26: Makalah Ria

22

(1) Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dilakukan oleh DPRD

Provinsi bersama Gubernur .

(2) Pembahasan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui

tingkat-tingkat pembicaraan .

(3) Tingkat-tingkat pembicaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan

dalam rapat komisi/panitia/badan/alat kelengkapan DPRD Provinsi yang khusus

menangani bidang legislasi dan rapat paripurna .

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembahasan Rancangan Peraturan

Daerah Provinsi diatur dengan Peraturan DPRD Provinsi .30

Pasal 76

(1) Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dapat ditarik kembali sebelum dibahas

bersama oleh DPRD Provinsi dan Gubernur .

(2) Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang sedang dibahas hanya dapat

ditarik kembali berdasarkan persetujuan bersama DPRD Provinsi dan Gubernur .

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penarikan kembali Rancangan

Peraturan Daerah Provinsi diatur dengan Peraturan DPRD Provinsi .31

Dalam buku badriyah khaleed , Rancangan peraturan daerah provinsi yang

telah disetujui bersama oleh DPRD provinsi dan gubernur disampaikan oleh

pimpinan DPRD provinsi kepada gubernur untuk ditetapkan menjadi peraturan

daerah provinsi . Penyampaian rancangan peraturan daerah provinsi dilakukan

dalam jangka waktu paling lama tujuh hari terhitung sejak tanggal persetujuan

bersama .

Rancangan peratuan daerah provinsi ditetapkan oleh gubernur dengan

membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak

30 Penjelasan pasal 75 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan31 Penjelasan pasal 76 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 27: Makalah Ria

23

rencana peraturan daerah provinsi tersebut disetujui oleh DPRD provinsi dan

gubernur . dalam hal rancangan peraturan daerah provinsi tidak ditandatangani

oleh gubernur dalam waktu paling lama 30 hari sejak rancangan peraturan daerah

provinsi tersebut disetujui bersama ,32 rancangan peraturan daerah provinsi

tersebut sah menjadi peraturan daerah provinsi dan wajib diundangkan. Dalam hal

sahnya rancangan peraturan daerah , kalimat pengesahannya berbunyi : peraturan

daerah ini dinyatakan sah . kalimat pengesahan yang berbunyi harus dibubuhkan

pada halaman terakhir peraturan daerah provinsi sebelum pengundangan naskah

peraturan daerah provinsi dalam lembaran daerah .33

D. Pengesahan atau Penetapan

Secara hierarki , pengesahan dan penetapan diatur dalam pasal 78-79 UU

No.12 tahun 2011 . adapun isi nya sebagai berikut :

Pasal 78

(1) Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang telah disetujui bersama oleh

DPRD Provinsi dan Gubernur disampaikan oleh pimpinan DPRD Provinsi kepada

Gubernur untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Provinsi .

(2) Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung

sejak tanggal persetujuan bersama .34

Pasal 79

32 Badriyah khaleed,legislative drafting,yogyakarta:pustaka yustisia,2014,hal:2833 Ibid,hal.2934 Penjelasan pasal 78 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 28: Makalah Ria

24

(1) Rancangan Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78

ditetapkan oleh Gubernur dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka

waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak Rancangan Peraturan Daerah

Provinsi tersebut disetujui bersama oleh DPRD Provinsi dan Gubernur .

(2) Dalam hal Rancangan Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tidak ditandatangani oleh Gubernur dalam waktu paling lama 30 (tiga

puluh) hari sejak Rancangan Peraturan Daerah Provinsi tersebut disetujui bersama

, Rancangan Peraturan Daerah Provinsi tersebut sah menjadi Peraturan Daerah

Provinsi dan wajib diundangkan .

(3) Dalam hal sahnya Rancangan Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) , kalimat pengesahannya berbunyi : Peraturan Daerah ini

dinyatakan sah .

(4) Kalimat pengesahan yang berbunyi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus

dibubuhkan pada halaman terakhir Peraturan Daerah Provinsi sebelum

pengundangan naskah Peraturan Daerah Provinsi dalam Lembaran Daerah .35

E. Pengundangan

Secara hierarki , pengundangan diatur dalam pasal 82-87 UU No.12 tahun

2011 . adapun isi nya sebagai berikut :

Pasal 81

Agar setiap orang mengetahuinya , Peraturan Perundangundangan harus

diundangkan dengan menempatkannya dalam :

a. Lembaran Negara Republik Indonesia

b. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

c. Berita Negara Republik Indonesia

d. Tambahan Berita Negara Republik Indonesia

35 Penjelasan pasal 79 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 29: Makalah Ria

25

e. Lembaran Daerah

f. Tambahan Lembaran Daerah; atau

g. Berita Daerah .36

Pasal 82

Peraturan Perundang-undangan yang diundangkan dalam Lembaran Negara

Republik Indonesia , meliputi :

a. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

b. Peraturan Pemerintah;

c. Peraturan Presiden; dan

d. Peraturan Perundang-undangan lain yang menurut Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku harus diundangkan dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia .37

Pasal 83

Peraturan Perundang-undangan yang diundangkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia meliputi Peraturan Perundang-undangan yang menurut Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku harus diundangkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia .38

Pasal 84

36 Penjelasan pasal 81 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan37 Penjelasan pasal 82 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan38 Penjelasan pasal 83 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 30: Makalah Ria

26

(1) Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia memuat penjelasan

Peraturan Perundang-undangan yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia .

(2) Tambahan Berita Negara Republik Indonesia memuat penjelasan Peraturan

Perundang-undangan yang dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia .39

Pasal 85

Pengundangan Peraturan Perundang-undangan dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia atau Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 82 dan Pasal 83 dilaksanakan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang hukum .40

Pasal 86

(1) Peraturan Perundang-undangan yang diundangkan dalam Lembaran Daerah

adalah Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota .

(2) Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati/Walikota diundangkan dalam Berita

Daerah .

(3) Pengundangan Peraturan Perundang-undangan dalam Lembaran Daerah dan

Berita Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan oleh

Sekretaris Daerah .41

Pasal 87

39 Penjelasan pasal 84 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan40 Penjelasan pasal 85 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan41 Penjelasan pasal 86 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 31: Makalah Ria

27

Peraturan Perundang-undangan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat

pada tanggal diundangkan , kecuali ditentukan lain di dalam Peraturan Perundang-

undangan yang bersangkutan .42

Penyebarluasan Prolegda , Rancangan Peraturan Daerah Provinsi atau

Peraturan Daerah Kabupaten/Kota , dan Peraturan Daerah Provinsi atau

Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Secara hierarki , penyebarluasan diatur dalam pasal 92-94 UU No.12

tahun 2011 . adapun isi nya sebagai berikut :

Pasal 92

(1) Penyebarluasan Prolegda dilakukan oleh DPRD dan Pemerintah Daerah sejak

penyusunan Prolegda , penyusunan Rancangan Peraturan Daerah , pembahasan

Rancangan Peraturan Daerah , hingga Pengundangan Peraturan Daerah .

(2) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk dapat

memberikan informasi dan/atau memperoleh masukan masyarakat dan para

pemangku kepentingan .43

Pasal 93

(1) Penyebarluasan Prolegda dilakukan bersama oleh DPRD dan Pemerintah

Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota yang dikoordinasikan oleh alat kelengkapan

DPRD yang khusus menangani bidang legislasi .

(2) Penyebarluasan Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari DPRD

dilaksanakan oleh alat kelengkapan DPRD .

42 Penjelasan pasal 87 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan43 Penjelasan pasal 92 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 32: Makalah Ria

28

(3) Penyebarluasan Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari Gubernur atau

Bupati/Walikota dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah .44

Pasal 94

Penyebarluasan Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

yang telah diundangkan dalam Lembaran Daerah dilakukan bersama oleh DPRD

dan Pemerintah Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota .45

Dalam buku badriyah khaleed, Penyebarluasan Prolegda dilakukan oleh

DPRD dan Pemerintah Daerah sejak penyusunan Prolegda , penyusunan

Rancangan Peraturan Daerah , pembahasan Rancangan Peraturan Daerah , hingga

Pengundangan Peraturan Daerah . penyebarluasan adalah kegiatan menyampaikan

informasi kepada masyarakat mengenai prolegda , rancangan peraturan daerah

provinsi , atau rancangan peraturan daerah kab/kota yang sedang disusun , dibahas

dan telah diundangkan agar masyarakat dapat memberikan masukan atau

tanggapan terhadap peraturan daerah tersebut atau memahami peraturan daerah

provinsi atau peraturan daerah kab/kota yang telah diundangkan . penyebarluasan

peraturan perundang-undangan tersebut dilakukan misalnya melalui media

elektronik dan/atau media cetak .

Penyebarluasan dilakukan untuk dapat memberkikan memberikan

informasi dan/atau memperoleh masukan masyarakat dan para pemangku

kepentingan . Penyebarluasan Prolegda dilakukan bersama oleh DPRD dan

Pemerintah Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota yang dikoordinasikan oleh alat

kelengkapan DPRD yang khusus menangani bidang legislasi. Penyebarluasan

Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari DPRD dilaksanakan oleh alat

44 Penjelasan pasal 93 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan45 Penjelasan pasal 94 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan

Page 33: Makalah Ria

29

kelengkapan DPRD . Penyebarluasan Rancangan Peraturan Daerah yang berasal

dari Gubernur atau Bupati/Walikota dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah .

Penyebarluasan Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan Daerah

Kabupaten/Kota yang telah diundangkan dalam Lembaran Daerah dilakukan

bersama oleh DPRD dan Pemerintah Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota .46

FUNGSI DIBENTUKNYA PERATURAN DAERAH PROVINSI

Tiap-tiap daerah otonom baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota

diberikan kewenangan yang seluas-luasnya dan disertai dengan pemberian hak

dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem

penyelenggaraan pemerintahan Negara . Hal ini dilakukan agar masing-masing

daerah otonom mampu menerjemahkan keinginannya untuk maju dan

berkembang dengan mengedepankan kepentingan masyarakat demi terciptanya

kemakmuran rakyat , dengan memperhatikan keunggulan dan ciri khas masing-

masing daerah otonom . melalui otonomi diharapkan daerah akan lebih mandiri

dalam menentukan seluruh kegiatannya dan pemerintah pusat diharap tidak

terlalu aktif mengatur daerah . 47

Peraturan daerah provinsi mulai ada dalam hierarki perundang-undangan

pada UU No.10 tahn 2004 . Dalam UU No.12 tahun 2011 peraturan daerah

provinsi tetap ada . Peraturan daerah provinsi ini menjadi sangat penting karena

selain merupakan penjabaran dari peraturan perundang-undangan yang berada di

atasnya atau yang lebih tinggi , peraturan daerah ini juga harus memperhatikan

kebutuhan dan perkembangan daerah yang bersangkutan , artinya dengan

diterbitkannya peraturan daerah provinsi ini jangan sampai mengakibatkan

terganggunya kerukunan antar warga masyarakat , terganggunya pelayanan

umum, dan ketentraman/ketertiban umum serta menimbulkan kebijakan yang

bersifat diskriminatif .46 Badriyah khaleed,legislative drafting,yogyakarta:pustaka yustisia,2014,hal:3347 HAW.widjaja,otonomi daerah dan daerah otonom,jakarta:PT.Raja Grafindo

Persada,2003,hal:7

Page 34: Makalah Ria

30

Fungsi dari peraturan daerah provinsi dapat kita temukan dalam materi

muatan pasal 14 UU No.12 tahun 2011 yang menyatakan bahwa “ peraturan

daerah provinsi berisi materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi

darah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau

penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi ” .48

Penjelasan ketentuan umum no.8 UU No.23 tahun 2014 “DPRD selaku

penyelenggara pemerintahan daerah mambuat perda sebagai dasar hukum bagi

daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah sesuai dengan kondisi dan

aspirasi masyarakat serta kekhasan dari daerah tersebut . perda yang dibuat oleh

daerah hanya berlaku dalam batas-batas yurisdiksi daerah yang bersangkutan .49

Dalam bab IX bagian kesatu perda pasal 236 UU No.12 tahun 2011 ayat 1

“untuk menyelenggarakan otonomi daerah dan tugas pembantu , daerah

membentuk perda” . serta ayat 3 yang menyatakan perda berisi materi muatan

mengenai : a. Penyelenggaaan otonomi daerah dan tugas pembantu b. Penjabaran

lebih lanjut ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi .50

BAB IV

PENUTUP

48 Penjelasan pasal 14 UU No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan49 Penjelasan ketentuan umum no 8 UU No.23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah50 Penjelasan BAB IX pasal 236 UU No.23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah

Page 35: Makalah Ria

31

A.Kesimpulan

Peraturan daerah provinsi adalah peraturan perundang-undangan yang

dibentuk oleh dewan pewakilan rakyat daerah dengan persetujuan bersama

gubernur .

adapun tahap-tahap pembentukan peraturan perundang-undangan ialah :

a. Perencanaan

b. Penyusunan

c. Pembahasan

d. Pengesahan atau penetapan

e. Pengundangan

Peraturan daerah provinsi ini dibentuk untuk menyelenggrakan otonomi

daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau

pejabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. perda

dibentuk sebagai dasar hukum bagi daerah dalam menyelenggarakan otonomi

daerah sesuai dengan kondisi dan aspirasi masyarakat serta kekhasan dari daerah

tersebut.perda yang dibuat oleh daerah hanya berlaku dalam batas-batas yurisdiksi

daerah yang bersangkutan. Disamping itu fungsi peraturan daerah provinsi juga

untuk menyelenggarakan ketentuan tentang fungsi anggaran dari DPRD provinsi

dalam rangka menetapkan APBD , pengelolaan keuangan daerah dll.

B.Saran

Dalam melakukan pembentukan peraturan daerah provinsi haruslah

menggunakan tahap-tahap pembentukan yang telah diatur dalam UU No.12 tahun

2014 . karena UU yang dibentuk tanpa berdasarkan tahap-tahap sebagaimana yang

telah diatur dapat melahirkan UU yang tidak baik dalam konteks isi nya maupun

penjabaran konkitnya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 36: Makalah Ria

32

DAFTAR PUSTAKA

1. UU no.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan

2. UU No.23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

3. Badriyah khaleed,S.H.2014.legislative drafting:teori dan praktik penyusunan

peraturan perundang-undangan.pustaka yustisia:yogyakarta.

4. King faisal sulaiman,2014.Dialetika Pengujian Peratuan Daerah Pasca

Otonomi Daerah.pustaka pelajar:yogyakarta.

5. Aziz Syamsuddin,2013,Proses dan Teknik Penyusunan Undang-Undang.Sinar

Grafika:Jakarta Timur.

6. HAW.widjaja.2002.otonomi daerah dan daerah otonom.PT.Raja Grafindo

Persada:jakarta

7. Maria farida indrati soeprapto,2007,ilmu perundang-undangan (buku

I:jenis,fungsi,dan materi muatan).kanisius:yogyakarta

8. Ahmad yani,2014.pembentukan peraturan perundang-undangan yang

responsif,citra umbara:bandung