Makalah Ragilut

21
PENDAHULUAN Tubuh manusia terdiri dari bermacam-macam organ tubuh dan rongga mulut merupakan salahsatu bagian tubuh yang cukup unim sehubungan dengan kesehatan seseorang, karena rongga mulut merupakan pintu pertama masuknya bahan-bahan kebutuhan untuk pertumbuhan individu yang sempurna serta kesehatan yang optimal. Masalah higi dan mulut memang tidak termasuk dalamdaftarpenyakit yang mematikan. Kondisi inilah yang membuat sebagian masyarakat mengesampingka. Upaya mencegah bahkan juga mengobati penyakit gigi dan mulut, padahal berbagai kelainan rongga mulut dapat merupakan manifestasi suatu penyakit seperti diabetes, sindrom caushing, thalassemia, osteoporosis, sklereoisis sistemik progresif, hipofosfatasia, hiperparatiroidisme, hipoparatirodisme, rakhitis. Selain keadaan sistemik yang dapat mempengaruhi keadaan rongga mulut, keadaan pada rongga mulut pun dapat mempengaruhi keadaan sistemik. Sejak dahulu telah diketahui hubungan antara kesehatan rongga mulut dengan kesehatan sistemik, sehingga kejadian pada rongga mulut tidak dapat dipisahkan dengan keadaan sistemik. Banyak penyakit sistemik yang mempunyai manifestasi di rongga mulut. Rongga mulut dapat menjadi jendela tubuh kita karena banyak manifestasi pada rongga mulut yang menyertai penyakit sistemik. Kami telah mempelajari beberapa makalah/artikel/jurnal dan menggambarkan manifestasi mulut dari beberapa penyakit sistemik. Banyak lesi pada mukosa mulut, lidah, gingiva, gigi, 1 | Page

description

Fakultas Kedokteran Gigi

Transcript of Makalah Ragilut

PENDAHULUAN

Tubuh manusia terdiri dari bermacam-macam organ tubuh dan rongga mulut merupakan

salahsatu bagian tubuh yang cukup unim sehubungan dengan kesehatan seseorang, karena

rongga mulut merupakan pintu pertama masuknya bahan-bahan kebutuhan untuk pertumbuhan

individu yang sempurna serta kesehatan yang optimal. Masalah higi dan mulut memang tidak

termasuk dalamdaftarpenyakit yang mematikan. Kondisi inilah yang membuat sebagian

masyarakat mengesampingka. Upaya mencegah bahkan juga mengobati penyakit gigi dan mulut,

padahal berbagai kelainan rongga mulut dapat merupakan manifestasi suatu penyakit seperti

diabetes, sindrom caushing, thalassemia, osteoporosis, sklereoisis sistemik progresif,

hipofosfatasia, hiperparatiroidisme, hipoparatirodisme, rakhitis. Selain keadaan sistemik yang

dapat mempengaruhi keadaan rongga mulut, keadaan pada rongga mulut pun dapat

mempengaruhi keadaan sistemik. Sejak dahulu telah diketahui hubungan antara kesehatan

rongga mulut dengan kesehatan sistemik, sehingga kejadian pada rongga mulut tidak dapat

dipisahkan dengan keadaan sistemik. Banyak penyakit sistemik yang mempunyai manifestasi di

rongga mulut. Rongga mulut dapat menjadi jendela tubuh kita karena banyak manifestasi pada

rongga mulut yang menyertai penyakit sistemik. Kami telah mempelajari beberapa

makalah/artikel/jurnal dan menggambarkan manifestasi mulut dari beberapa penyakit sistemik.

Banyak lesi pada mukosa mulut, lidah, gingiva, gigi, periodontal, glandula salivarius, tulang

wajah, kulit disekitar mulut yang terkait dengan penyakit sistemik umum. Untuk menegakkan

diagnosa kelainan rongga mulut akibat penyakit sistemik diperlukan pemeriksaan penunjang

yaitu radiografi. Radiografi pada kedokteran gigi dibagi menjadi intra oral dan ekstra oral.

Radiografi ekstra oral yang sering digunakan salah satunya adalah radiografi panoramik.

Radiografi panoramik dapat digunakan untuk melihat kelainan dan penyakit rongga mulut, serta

untuk melihat dan mendeteksi manifestasi penyakit sistemik pada rongga mulut. Manifestasi

penyakit sistemik tersebur antara lain yaitu sindrom caushing, thalassemia, osteoporosis,

sklereoisis sistemik progresif, hipofosfatasia, hiperparatiroidisme, hipoparatirodisme, rakhitis.

Makalah ini bertujuan untuk melihat gambaran radiografi kelainan rongga mulut akibat penyakit

sistemik. Adapun penyakit sistemik yang dibahas pada makalah ini yaitu diabetes, sindrom

1 | P a g e

caushing, thalassemia, osteoporosis, sklereoisis sistemik progresif, hipofosfatasia,

hiperparatiroidisme, hipoparatirodisme, rakhitis.

2 | P a g e

PEMBAHASAN

OSTEOPOROSIS

Osteoporosis adalah gangguan metabolic pada tulang yang paling sering terjadi dan

merupakan penyebab osteopenia. Osteoporosis paling sering ditemukan pada wanita pasca

menopause di mana penurunan estrogen seringkali disertai dengan penurunan asupan kalsium.

Ini merupakan keadaan penyakit metabolisme rangka di mana kecepatan pembentukan matrik

tulang tertekan dan tidak mampu untuk mengkompensasi resorpsi yang berlebihan. Kelainan ini

ditandai dengan berkurangnya massa tulang secara progresif atau cepat. Pada osteoporosis rasio

tulang yang termineralisasi dengan matrik yang tidak termineralisasi adalah normal, tetapi massa

per unit volume tulang adaah menurun.

Manifestasi klinisnya, Osteoporosis adalah gangguan menyeluruh yang lebih sering

mengenai tulang trabekula dibandingkan tulang kortikal. Walaupun sebagian besar pasien

dengan osteoporosis tidak menderita akibat penyakit sistemik dasar, gangguan tertentu

menyebabkan penurunan densitas mineral yang dapat menjadi terlihat di mandibula dan tulang

alveolar. Osteoporosis mandiula biasanya dimanifestasikan oleh penurunan trabekulasi. Tidak

adanya asupan kalsium, tidak adanya adsorpsi kalsium, defisiensi laktosa, tidak adaya sirkulasi

darah, dan estrogen yang rendah semuanya berperan dalam meningkatkan osteoporosis bersama

dengan ketuaan.

Sebagian besar penyakit sistemik yang menyebabkan oteoorosis juga menghasilkan

enurunan trabekulasi pada mandibula. Ini dapat diobservasi padaa penyakit cushing dan

hipertiroidisme. Demineralisasi yang berhubungan dengan hiperparatiroidisme dapat

menyebabkan gambaran pecahan kaca pada tulang dan hilangnya lamina dura.

3 | P a g e

Gambaran Radiologi

4 | P a g e

SKLEROSIS SISTEMIK PROGRESIF

Sklerosis sistemik progresif merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan adanya

sklerosis difus dari kulit, saluran gastrointestinal, otot jantung, paru-paru dan ginjal. Manifestasi

klinisnya terjadi kekuan dan penipisan bibir. Kolagenisasi dapat berkembang sehingga

menyebabkan mikrostomia. Ketidakmampuan pasien untuk membuka mulutnya dapat

mengganggu hygiene oral, pengunyahan, bicara, dan pemasangan prosthesis. Temuan

roentgenografik yang umumnya menyertai sklerosis sistemik adalah pelebaran ruang ligamentum

periodontal, biasanya di gigi posterior. Gigi pada pasien dengan sklerosis sistemik cenderung

tetap kuat, walaupun pasien tersebut menunjukkan penebalan ligamentum periodontal.

Gejala klinis yang muncul antara lain vasokonstriksi dari pembuluh darah kecil,

pembengkakan jari, penebalan kulit, kontraktur jari, nyeri sendi dan disfagia. Patofisiologi dari

sklerosis sistemik adalah kerusakan endotel dan vaskular yang memicu aktivasi fibroblas yang

menghasilkan peningkatan dari kolagen dan produksi matriks ekstraseluler lainnya. Pada kulit,

sklerosis sistemik ditandai dengan adanya penimbunan kolagen di dermis, penipisan epidermis,

hilangnya konjugasi interpapilar, atrofi dari lapisan pada dermis yang pada akhirnya akan

menyebabkan fibrosis pada kulit, raynaud’s phenomenon, dan ulkus kutaneus.

5 | P a g e

Gambaran Radiografi

Gambaran Radiografi dengan teknik panoramic

Gambaran Radiografi dengan teknik periapikal

6 | P a g e

SINDROMA CHUSING

Sindroma cushing terjadi akibat peningkatan kadar kortisol endogen maupun eksogen didalam

sirkulasi. Sindroma cushing spontan tidak lazim dan mungkin berasal dari hipofisis atau adrenal.

Ini empat kali lebih lazim pada wanita dan bisa terjadi pada anak-anak, ketika karsnoma korteks

adrenal lebih lazim.

Sebaliknya, sindroma cushing iatrogenic lazim ditemukan, biasanya karena dosis tinggi

kortikosteroid yang diperlukan untuk mengobati kelainan radang dan imunologis. Kadang-

kadang terapi penggantian yang berlebihan diberikan pada pasien hipoadrenalisme.

Gambaran klinis utama dari sindrom cushing adalah obesitas, hipertensi, kelemahan otot,

banyak memar, diabetes mellitus, kelambatan pertumbuhan. Perubahan penyebaran lemak ikut

menyebabkan wajah bundar (moon face) dan perut membuncit, dan juga bantalan lemak tebal di

daerah supraklavikular.

Gambaran radiografi sindrom cushing adalah sama seperti pada osteoporosis umum, yang

mungkin memiliki pola tulang granular. Selain itu juga dapat menyebakan demineralisasi yang

akan berakibat terjadinya fraktur patologis. Gigi dapat erupsi sebelum waktunya dan hilangnya

sebagian lamina dura mungkin terjadi.

7 | P a g e

Gambaran Radiografi

8 | P a g e

HIPERPARATIROIDISME

Hiperparatiroidisme primer ditandai oleh hipersekresi hormone paratiroid dari kelenjar

paratiroid yang hiperplastik, adenoma paratiroid, dan adenokarsinoma. Pada keadaan

hiperplastik,umumnya tejadi peningkatan jumlah jaringan paratiroid dalam bentuk pembesaran

ukuran dan jumlah sel. Keadaan abnormal yang paling sering terjadi umumnya berupa

peningkatan kadar parathormon dan hiperkalsemia dengan hipesekresi kelenjar paratiroid dan

menjadi kurang peka terhadap efek supesif atau negative dari peningkatan kadar kalsium serum

atau ekstraseluler.

Etiologi

Umumnya tidak diketahui. Diduga disebabkan oleh radiasi. Oleh karena peenyakit ini

lebih sering terjadi pada wanita pascamenopause, kemungkinan menurunnya hormone estrogen

turut berperan dalam terjadinya penyakit ini. Dapat juga bersifat herediter pada penderita dengan

satu atau beberapa sindrom neoplasma kelenjar endokrin.

Gambaran Radiografi

Gambaran Radiografi dengan teknik oklusal

9 | P a g e

10 | P a g e

HIPOPARATIROIDISME

Hipoparatiroidsm adalah kelainan kondisi dimana terjadi kekurangan sekresi

PTH. Biasanya dikarenakan kerusakan atau pengambilan kelenjar parathyroid pada waktu

operasi thyroid.

Tanda dan gejala hipoparatiroidsm ini termasuk diantaranya adalah perubahan

neurologis meliputi kegelisahan atau depresi,epilepsi parkinsonisme.

Gambaran radiologi yang tampak adanya perubahan yang paling dasar adalah basal

ganglia.Jika disangkut pautkan pada manifestasi di rongga mulut adalah tampaknya

hipoplasia dental enamel,resorbsi akar eksternal,erupsi yang terhambat dan dilaserasi akar.

11 | P a g e

Gambaran Radiografi

Gambaran Radiografi dengan teknik periapikal

12 | P a g e

HIPOFOSFATASIA

Kelainan herediter ini diturunkan dengan cara autosomal resesif, merupakan suatu

keadaan kekurangan alkali fosfatase yang jarang terjadi. Tulang panjang menunjukkan

kadar mineralisasi yang tidak cukup. Reduksi kadar alkalin fosfatase dalam serum dan

adanya fosfoetanoamin dalam urine. Kadar alkalin fosfatase jaringan berkurang.

Gambaran Klinis

Gambaran klinis utama dan karakteristik adalah perbesaran ruang pulpa gigi susu,

hilangnya tulang alveolar bagian anterior mandibula dan maksila, hipoplasia atau aplasia

sementum pada permukaan akar. Pembentukan akar dapat berkurang terutama kea rah

apeks. Mahkota mengalami perubahan seperti pada penyakit riketsia, terutama ditandai

oleh hipoplasia email. Keadaan ini merupakan penyebab tanggalnya gigi susu yang

terlalu dini.

13 | P a g e

Gambaran Radiologi

Perubahan radiograf yang terlihat pada gigi : antara gigi sulung dan permanen keduanya mempunyai lapisan enamel yang tipis, ruang pulpa yang besar, dan saluran akar. Kemungkinan gigi dapat mengalami hypoplasia dan mengalami tanggal prematur.

14 | P a g e

RAKHITIS

Rakhitis adalah pelunakan tulang yang menyebabkan patah tulang dan kelainan bentuk. Penyakit ini ditandai dengan gagalnya pembuatan kalsium untuk disimpan didalam tulang.

Etilogi

1. Kekurangan Vitamin D

2. Genetic

3. Kurang sinar matahari

Pada rakhitis, dinding kanalis mandibula menjadi tipis. Perubahan di rahang umumnya terjadi setelah perubahan tulang rusuk dan tulang panjang. Pada bagian cancellous dari rahang, trabekula semakin berkurang kepadatan, jumlah, dan ketebalannya. Dalam kasus yang parah, rahang tampak begitu radiolusen, menandakan bahwa gigi telah kehilangan jaringan yang mendukungnya. Rakhitis pada masa bayi atau anak usia dini dapat mengakibatkan hipoplasia enamel, dan pada umumnya penyakit ini terjadi sebelum anak berusia 3 tahun.

15 | P a g e

Gambaran Radiografi

Gambaran Radiografi dengan teknik lateral

Gambaran Radiografi dengan teknik bitewing

16 | P a g e

THALASEMIA

Thalasemia adalah sekelompok pemyakit herediter yang terjadi akibat ketidakseimbangan pembentukan salah satu dari keempat rantai asam amino yang mengakibatkan kerusakan dalam sintesis hemoglobin. Bentuk heterozigot penyakit ini (Thalassemia Minor) masih bersifat ringan, sedangkan bentuk homozigot (Thalassemia Major) berat dan bersifat letal, karena hemoglobin pada penderita tidak terbentuk sama sekali.

.Gambaran klinis penyakit dalam bentuk parah, pada masa bayi dan waktu kelangsungan hidup dapat menjadi pendek. Pada wajah, tulang pipi menonjol dan premaxilla protrusive, menghasilkan bentukan wajah menyerupai tikus. Bentuk ringan dari penyakit terjadi pada orang dewasa.

Gambaran radiografi pada rahang terdapat adanya ekspansi rahang atas yang mengakibatkan maloklusi. Rahang tampak radiolusen, dengan penipisan perbatasan kortikal dan pembesaran trabekula dan bertekstur kasar, Lamina dura tipis, dan akar gigi mungkin pendek.

17 | P a g e

Gambaran Radiografi

18 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

1 rose, Louis f and Donald kaye. 1996. Internal medicine for dentistry. Philadelphia: Mosbi company Ebook drg. Janti Sudiono, MDSc, “Gangguan tumbuh kembang dentokranofacial”

19 | P a g e