Makalah Radio D1
-
Upload
farah-alvira -
Category
Documents
-
view
328 -
download
18
description
Transcript of Makalah Radio D1
MAKALAH
RADIOGRAFI STRUKTUR ANATOMI NORMAL DAN KELAINAN
KONGENITAL RONGGA MULUT
Disusun untuk memenuhi tugas praktikum Radiologi Gigi dan Mulut
Blok Penyakit Dentomaksilofasial II
Oleh : Kelompok D 1
1. Yuniko Dimas Ardi Ansyah 141610101068
2. Arimbi Gupitasari 141610101069
3. Firdiana retno H. 141610101070
4. Maqdisi Firdaus Ali 141610101071
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
Latar Belakang
Rahang adalah salah satu dari dua struktur yang membentuk, atau
berada di dekat jalan masuk, ke mulut. Fungsi utama rahang adalah untuk
pemasukan makanan, pintu masuk ke mulut, dan atau pemrosesan awal
makanan (mengunyah). Istilah rahang juga secara umum digunakan untuk
keseluruhan struktur yang membentuk rongga mulut dan berfungsi membuka
dan menutup mulut. Rahang terbagi menjadi 2, yaitu Rahang atas (Os
Maxilla) dan Rahang bawah (Os Mandibulla).
Radiografi adalah alat yang digunakan dalam menegakkan diagnosis,
rencana pengobatan penyakit, dan evaluasi terhadap penyakit umum maupun
penyakit mulut tertentu. Radiologi merupakan salah satu unit penunjang medis
yang berfungsi sebagai alat penegak diagnosis berbagai jenis kelainan,
misalnya kelainan kongenital di rongga mulut.
Kelainan kongenital pada bayi baru lahir dapat berupa satu jenis
kelainan saja atau dapat pula berupa beberapa kelainan kongenital secara
bersamaan sebagai kelainan kongenital multipel. Terkadang suatu kelainan
kongenital belum ditemukan atau belum terlihat pada waktu bayi lahir, tetapi
baru ditemukan beberapa waktu setelah kelahiran bayi. Sebaliknya, dengan
kemajuan teknologi kedokteran, suatu kelainan kongenital telah diketahui
selama kehidupan fetus. Salah satu cara yang digunakan adalah radiografi.
Dengan menggunakan teknik radiografi, dapat mengetahui struktur
yang tidak dapat dilihat secara visual. Sehingga teknik ini dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosa dalam menangani suatu penyakit termasuk kelainan
kongenital dan membedakannya dengan struktur normal yang ada di rongga
mulut. Pengetahuan dasar mengenai anatomi normal rongga mulut mutlak
diperlukan dalam menginterpretasi hasil radiografi. Struktur radiopak yang
normal dan patologis, serta benda asing diluar dari bidang fokus dapat
memberikan efek pada hasil radiografi yang mana akan menghambat
interpretasi atau bahkan menyebabkan kesimpulan diagnosis yang salah.
Sehubungan dengan pentingnya teknik radiografi dalam menegakkan
diagnosa, kami membuat makalah ini untuk membantu dalam mengetahui
gambaran radiografi kelainan kongenital di rongga mulut.
1. Foramen Mentale
Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula.
Melalui foramen ini keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena dan
nervus mentalis yang merupakan cabang nervus alveolaris inferior. Foramen
mentale ini terletak bilateral pada anterolateral rahang bawah sampai ke alveolar
margin. Lokasi foramen mentale juga berubah seiring dengan perubahan
usia.Pada masa anak-anak sebelum erupsi gigi, biasanya foramen mentale
ditemukan lebih dekat dengan ridge alveolar, ketika gigi sudah mulai erupsi
foramen mental emulai turun ke tengah-tengah antara margin atas dan batas
bawah dan pada orang dewasa yang sudah mempunyai gigi dalam waktu yang
lama, foramen mentale bergerak agak dekat dengan perbatasan inferior secara
relative.
Source: Source: Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Jilid 1, Edisi 23.
Gambaran Klinis
Foramen mentale terletak di antara apeks gigi premolar pertama dan
premolar kedua. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan oleh tanda panah
pada gingiva normal.
Gambaran Rdiografi Foramen Mentale
Foramen mental biasanya terdapat pada batas anterior dari kanalis
mandibularis yang terlihat pada radiografi periapikal. Kepadatan gambaran
foramen 'bervariasi, seperti halnya bentuk dan batas-batasnya . Bisa jadi bulat,
lonjong, atau sangat tidak teratur dan sebagian atau seluruhnya berlapis radiopak.
Foramen ini terlihat sekitar antara border mandibula dan crest alveolar, biasanya
di wilayah apeks dari premolar
Source: Oral Radiology Principles and Interpretation, Edisi 6
Foramen Incisivus
Merupakan tempat masuknya nervus naso palatine dan pembuluh darah
naso palatina berada di tengah dari palatum dibelakang insisvus sentral. Lokasi
terletak di antara akar atau apikal insisif sentral rahang atas. Radiodensiti bulatan
radiolusen dengan batas difuse yang kurang jelas.
Gambar Radiograf Foramen Incisivum
Sumber : Oral Radiology- Principles and
Interpretation - Mosby; 6 edition
Kanalis Mandibula
Kanalis mandibula merupakan saluran yang memanjang dari foramen
mandibularis yang terletak pada permukaan medial ramus. Kanalis ini dilewati
oleh vena alveolaris inferior, arteri alveolaris inferior, dan nervus alveolaris
inferior. Selain itu kanalis ini dilalui oleh cabang nervus trigeminus yaitu nervus
mandibularis. Kanalis internal berjalan melintang melalui bagian tengah rahang
bawah dari posterior ke anterior. Kanalis ini menuju ke bawah secara miring
dalam ramus dan horizontal dalam corpus mandibula. Foramen mandibularis
tempat jalan masuk kanalis bagian posterior ramus dan bagian depan corpus
mandibula sebagai jalan keluarnya. Kanalis mandibula ini terletak pada mandibula
bagian kanan dan kiri dengan lebar sekitar 3-4 mm.
Gambar. Tengkorak wajah, Viscerocranium; gigi susu, Dentes decidui
Source: Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Jilid 1, Edisi 23.
Gambaran radiografi kanalis mandibula tampak sebagai radiolusen linear dengan
batas radiopak. Kadang-kadang batasnya terlihat hanya sebagian atau tidak sama
sekali. Aliran kanal dapat terlihat antara foramen mandibula dan foramen mental.
Hanya jarang sekali terdapat pada radiograf dimana kelanjutannya ke anterior ke
arah midline. (White SC, Pharoah MJ. 2009)
Kanalis Nutrisi
Kanalis nutrisi merupakan struktur anatomi pada tulang alveolar. Kanalis ini
merupakan jalan masuk pembuluh darah dan nervus.lebar kurang dari 1 mm, dan
panjang vertikal di bawah apikal gigi.terlihat seperti garis vertikal yang radiolusen
di bawah akar gigi. Mudah dilihat di regio anterior.
Gambar radiograf periapikal mandibula kanan region posterior. Keterangan :1. Linea oblique externa2. Linea oblique interna3. Canalis mandibularis / canalis alveolaris inferior4. Fossa submandibular5. Trigonal retromolar
(Robert P. langlais. 2009. Exercises in oral radiology and interpretation 4th Edition. )
Fossa Submandibula
Fossa submandibula atau fovea mandibula merupakan suatu cekungan pada sisi
medial badan mandibuladi bawah garis mylohyoid. Fossa submandibular ini
merupakan tempat untuk kelenjar submandibula.
Source: Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Jilid 1, Edisi 23.
Gambaran Radiografi Fossa Submandibula
Gambar radiograf periapikal regio anterior mandibular (1)radiograf periapikal mandibula kanan regio posterior sisi lingual (2). tanda panah: kanal nutrient, garis radiolusen vertical dibawah apeks gigi insisiv (1) kanal nutrient dibawah apeks gigi molar 1. (White SC, Pharoah MJ. Oral radiology : principles and interpretation. 6th ed.)
Radiograph pada gambaran Radiography Fossa Submandibula, yang
ditandai dengan gambaran radiolusens yang tidak jelas dan jarang terdapat
trabekula.
Source: Oral Radiology
Principles and Interpretation,
Edisi 6
Genial Tubercles
Gambar Rahang Bawah, Mandibula; tampak bawah (90%)
Source: Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Jilid 1, Edisi 23.
Genial Tubercles ini juga dapat disebut sebagai spina mentalis. Letaknya
berada di permukaan lingual dari mandibula, sedikit di atas batas inferior dan di
dekat midline. Bentukan berupa tonjolan, seperti bentuk spin, sering terbagi atas
prominansia kanan dan kiri dan prominansia superior dan inferior. Genial
Tubercles merupakan tempat perlekatan dari m. Genioglossus pada bagian
superiornya, dan m. Geniohyoid pada bagian inferiornya.
Gambaran Radiografi Genial Tubercles
Radiopak berupa tonjolan pada bagian lingual mandibula di regio insisivus.
Radiopak seperti cincin dan ada titik lusen pada bagian tengahnya. Lebih jelas dengan
radiografi oklusal
Source: Oral Radiology Principles and Interpretation, Edisi 6
Linea oblique Interna
Lokasi Linea Oblique Interna terdapat pada rahang bawah tepatnya pada bagian
posterior yang memanjang sebelah kanan dan kiri, di area lingual, berupa garis
radiopak melintang sepanjang molar bawah. Ukuran dari linea oblique interna
untuk setiap orang akan berbeda – beda tergantung dari kondisi rahang atau
bentuk mandibulanya. Jumlah linea oblique interna ada dua buah yakni pada
bagian kanan dan kiri mandibula.
Gambar radiograf periapikal regio posterior sisi lingual. keterangan :
1. Linea oblik interna2. Foramen mentalis3. Fossa submandibular4. Border mandibular5. Fixer stains
(Robert P. langlais. 2009. Exercises in oral radiology and interpretation 4th Edition. )
Linea Oblique Eksterna
Linea oblique eksterna terletak di rahang bawah kanan dan kiri di daerah
posterior dari gigi molar dari arah anterior ramus asenden mandibula kea rah
molar. Terdapat 2 buah linea oblique eksterna pada mandibula kanan dan kiri.
Ukuran dari linea oblique eksterna ini sesuai dengan bentuk dari mandibula dan
jika ditinjau dari radiodensiti yang normal yaitu berupa gambaran garis radiopak
dari arah anterior ramus asenden mandibula kearah molar yang dapat dilihat pada
gambar dibawah. Teknik foto radiografi yang digunakan biasanya adalah Teknik
bitewing.
Linea oblique eksterna merupakan kelanjutan dari border anterior ramus
mandibula, mengikuti lajur antero inferior lateral dari prosesus alveolar; relatif
menonjol pada bagian atas dan menjorok jauh di permukaan luar mandibula di
daerah molar ketiga. (White SC, Pharoah MJ. 2009)
Gambaran radiografi linea
oblique eksterna (ditunjukkan
anak panah)
Secara radiografi kadang tampak sangat jelas dan tampak pada akar gigi
molar, tergantung sudut pengambilan.
Linea Oblique Eksterna hampir sama dengan linea oblique interna,
perbedaannya linea ini terletak di pinggir luar (eksterna) mandibula, tepatnya di
daerah posterior dari gigi molar dari arah anterior ramus asenden mandibula ke
arah molar Pada gambar di bawah ini ditunjukkan oleh nomor 1 dengan
radiodensity yang radiopak.
Gambaran Klinis
Gambar Radiograf periapikal mandibula kanan region posterior sisi bukal. tanda panah :linea oblique eksterna berupa tonjolan yang menjorok dari border anterior ke daerah molar ketiga. (White SC, Pharoah MJ. Oral radiology : principles and interpretation. 6th ed.)
Mental ridge
Mental ridge merupakan bentukan berupa garis tebal yang terletak pada
rahang bawah bagian anterior pada daerah lingual. Mental ridge berjumlah 1 dan
terletak pada rahang bawah. Selain itu mental ridge memiliki ketebalan sekitar 3-4
mm. Ditinjau dari radiodensitas normal, mental ridge berupa garis radiopak yang
tebal yang melintang di daerah apikal dari gigi geligi anterior rahang bawah yang
dapat dilihat pada gambar dibawah. Teknik foto radiografi yang digunakan
biasanya adalah teknik radiografi oklusal rahang bawah (90H).
Gambaran Radiografi Mental Ridge
Mental ridge terkadang terlihat sebagai garis radiopak berupa garis tebal
sepanjang bagian anterior rahang bawah ( dari insisifus ke premolar). Sering
superimposed dengan apeks gigi anterior. Pada radiografi periapikal, gambaran
mental ridge ini terlihat seperti dua garis bilateral yang mengarah forward dan
upward menuju arah midline. Biasanya, garis radipaque ini terlihat meluas dari
area premolar di tiap sisi dan menuju midline. Pada gambar di bawah ini
ditunjukkan anak panah nomor 2.
Foramen Lingualis
Foramen lingualis merupkan suatu saluran untuk pembuluh darah dan
saraf guna menginnervasi mandibula dan mengangkut zat-zat yang dibutuhkan
oleh mandibula. Foramen lingualis terdapat pada permukaan lingual dari garis
tengah mandibula di wilayah spina entalis. Seringkali ada dua atau bahkan
lebih foramen tersebut. Foramen superior berisi bundel neurovaskular dari
arteri lingual dan saraf, sedangkan foramen inferior disuplai dari sublingual
atau arteri submental dan dari saraf milohioid. Foramen lingualis biasanya
divisualisasikan sebagai radiolusen bulat kanal tunggal dengan batas jelas
terletak di garis tengah di bawah apeks dari gigi insisiv. (White SC, Pharoah
MJ. 2009)
Keterangan :
2. Mental ridge
3. Kanalis lingualis
4. Border mandibula
(Source: Bahan ajar ”Radiografi Anatomi Lanmark Rongga Mulut”, drg. Peni Pujiastuti, M.Kes)
Gambar Mandibula yang menunjukkan adanya foramen lingualisSource: Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Jilid 1, Edisi 23.
Pada gambar di atas adalah gambar radiologi dari tulang mandibula
dimana pada gambar tersebut terdapat gambaran radiolusen berupa foramen
lingualis. Foramen lingualis terletak di antara superior dan inferior dari
mandibula, tepatnya berada di bawah gigi insisivus bawah central. Foramen
lingualis dapat dilihat menggunakan radiografi dengan radiologi periapikal.
Penampakan yang terlihat pada radiologi dari foramen lingualis adalah radiolusen
dengan batas kortikal tipis hingga tebal.
Sutura Intermaxillaris
Sutura ini biasanya tampak pada teknik radiografi intraoral sebagai garis
radiolusen pada midline diantara dua bagian premaxilla. Dimulai dari alveolar
crest yang berada diantara insisivus sentral naik keatas hingga bagian anterior
spina nasalis dan berlanjut ke belakang diantara palatum dan sampai sisi posterior
dari palatum durum. Juga didapati struktur normal berbentuk V dibatasi dengan
dua batas radiopak tulang kortikal. (White, Stuart and Michael J.Pharoah. 2004.
Oral Radiology Principles And Interpretation Fifth Edition. USA: Mosby)
Sutura intermaxillaris terletak memanjang di tengah palatum di antara
gigi- gigi insisivus sentral rahang atas dan membagi palatum menjadi 2 bagian
kanan dan kiri. Pada gambaran radiografi terlihat garis radiolusen tipis dengan
batas radiopak.
Border Mandibula
Border mandibula merupakan batas tepi mandibula. Secara radiografi border
mandibula tampak garis radiopak tebal pada tepi mandibula. Pada gambar di
bawah ini ditunjukkan anak panah nomor 4.
Keterangan:
2. Mental ridge
3. kanalis lingualis
4. Border mandibula
Source: Bahan ajar ”Radiografi
Anatomi Lanmark Rongga Mulut”,
drg. Peni Pujiastuti, M.Kes
Pada radiograph terlihat sebagai garis radiopaque tebal di bagian anterior
(low jaw border) sedangkan bagian posterior (upper border) lebih terlihat tipis.
Taudontism
Taurodontia adalah pelebaran ruang pulpa dengan karakteristik seperti
tanduk sapi. Gigi mempunyai panjang normal dengan perbandingan mahkota dan
akar gigi yang tidak normal. Taurodontia merupakan kelainan atau anomali
dengan rongga pulpa yang membesar dan jarak CEJ menuju bifurkasi bertambah
besar. Ukuran mahkota dan panjang gigi normal namun panjang akar memendek
sehingga terlihat akarnya menebal. Banyak terjadi pada gigi molar dan ruang
pulpa terlihat silindris. Etiologi dari taurodonsia adalah kelainan herediter yang
dapat ditemukan pada beberapa sindrom yaitu tricodentoosseous sindrom (TDO)
dan otodental dysplasia.
Posterior
border
jaw
Anterior border jaw Anterior border jaw
Badan gigi yang mengalami taurodontism memanjang dan akarnya
pendek. Kamar pulpa dari gigi taurodontism meluas dari posisi normal pada
mahkota sampai panjang badan gigi yang memanjang, menyebabkan dasar pulpa
yang terletak lebih ke apikal.
Taurodontism dapat terjadi pada gigi mana saja baik permanen maupun
desidui. Bagaimanapun, hal ini sering terjadi pada molar dan lebih jarang terjadi
pada premolar. Tampilan teurodontism dapat terlihat pada satu gigi atau beberapa
gigi.
Pada gambar diatas menunjukkan badan gigi terlihat memanjang dengan
akar yang pendek. Kamar pulpa memanjang dan posisi furkasi lebih ke apikal.
Hipoplasia Enamel
Enamel hipoplasia adalah defisiensi kualitas enamel karena terjadinya
penyimpangan selama perkembangan dan dapat terjadi pada pembentukan pit,
groove, atau area yang lebih besar. Hipoplasia email merupakan istilah untuk
menunjukkan pembentukan defek sempurna pada email yang menghasilkan cacat
menyeluruh atau perubahan dalam bentuk. Hipoplasia email dapat mengenai gigi
susu atau tetap.
Etiologi enamel hipoplasia:
Gambaran Radiografis
Taurodonsia
1. Penyakit defisiensi vitamin D (Rickets), anak dengan celah bibir/langit-
langit, Down syndrome, kelainan jantung bawaan, penyakit gangguan
metabolisme, cerebral palsy, dll.
2. Gangguan pada masa kelahiran, seperti kelahiran sulit (bayi kurang oksigen),
berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, kernikterus (kuning patologis pada
bayi), dll.
3. Penyakit infeksi pada masa kehamilan (demam tinggi, infeksi sitomegalovirus,
rubela, toksoplasmosis) atau infeksi berat pada masa bayi dan anak.
4. Infeksi dan trauma pada gigi susu dapat berakibat hipoplasia email pada gigi
tetap penggantinya.
Pemeriksaan radiografi hypoplasia enamel menggunakan foto panoramic
terlihat enamel yang tipis dengan gambaran radiopak yang kurang dari normalnya.
Tampak bentukan yang ireguler pada mahkota karena menipisnya atau hilangnya
email.
Enamel Pearl
Enamel pearl adalah kondisi enamel yang ditemukan pada lokasi yang
tidak seharusnya, seperti pada permukaan akar gigi. Enamel pearl jarang
ditemukan pada gigi dengan akar tunggal. Lokasi yang paling sering ditemukan
adanya enamel pearl adalah daerah furkasi akar molar ketiga rahang atas dan
bawah.
Enamel pearl yang terbentuk pada dasarnya berasal dari epithelial root
sheath of Hertwig. Sesudah tahap pembentukan dentin di daerah akar gigi,
epithelial root sheet akan hancur dan bergerak menjauh dari permukaan akar
sehingga sel-sel dari dental sac berkontak dengan pre dentin untuk berdiferensiasi
menjadi sementoblasts dan mulailah proses deposisi sementum. Namun, jika sel-
sel epithelial root sheath of Hertwig tetap menempel pada predentin, mereka dapat
berdiferensiasi menjadi ameloblasts dan berdeposit menjadi enamel. Tetesan
seperti enamel tersebut disebut juga Enamel Pearls.
4. Dilaserasi
Dilaserasi merupakan penyimpangan pertumbuhan gigi sehingga
hubungan aksial antara mahkota dan akar berubah sehingga gigi melengkung
membentuk kurva atau sudut. Lengkungan dapat terbentuk dibagian mana saja
tergantung seberapa jauh pembentukan gigi pada saat terkena trauma. Kadang gigi
yang mengalami dilaserasi dapat mengalami kesulitan untuk tumbuh ke posisi
yang normal dalam rongga mulut sehingga harus dilakukan pencabutan. Pada
radiograf terlihat akar yang melengkung tidak pada tempatnya.
Amelogenesis imperfecta
Amelogenesis Imperfecta merupakan kelainan herediter yang tampak
sebagai perubahan pengaturan atau struktur gen yang berhubungan dengan email.
Ditemukan dalam bentuk hipoklasifikasi enamel, hipoklasifikasi email, hipoplasia
email atau keduanya namun dentin dan pulpa normal. Baik gigi susu maupun
tetap dapat terserang.
Secara klinis dapat bervariasi barupa ceruk, lekukan, defek horizontal atau
vertikal dan tidak ada hubungannya dengan kronologis perkembangannya. Tipe
yang paling umum adalahhipoklasifikasi yang bervariasi dan ketebalan gigi
normal, bewarna coklat, rapuh serta lunak. Kalkulus dapat terbentuk banyak sekali
pada daerah yang rusak sehingga menyebabkan fraktur email menjauhi dentin.
Begitu email fraktur, dentin terlihat terlihat sehingga cepat rusak, meninggalkan
hanya akar.
Pada radiogram tampak email hampir tak terlihat, seperti bayangan atau
sama sekali tidak ada. Ketebalan enamel bisa menyamai dentin. Radiodensitas
dari enamel dan dentin sangat dekat atau mirip, maka sulit membedakannya.
Odontodisplasia
Odontodysplasia adalah kelainan terlokalisasi yang hanya mengenai sekelompok
gigi yang berdekatan dalam satu lengkung rahang. Pada keadaan ini, terlihat
adanya malformasi dan kalsifikasi yang buruk. Gigi mempunyai lapisan email
yang tipis, hipoplasi dan hipokalsifikasi. Selain itu lapisan dentinnya tipis, tidak
sebanding dengan lapisan predentin yang tebal dan rongga pulpa yang besar.
Kelainan ini biasanya mengenai gigi sulung dan gigi permanen. Etiologi dari
anomali gigi ini masih belum pasti, meskipun beberapa faktor seperti trauma lokal
atau infeksi, obat-obatan teratogenik, ketidakcocokan-Rh, radiasi, kerusakan saraf,
gangguan metabolik dan gizi, kekurangan vitamin, kerusakan saraf, dan lain-lain.
Secara radiograf, lapisan email dan dentin terlihat radiolusen. . Lapisan
dentinnya tipis, tidak sebanding dengan lapisan predentin yang tebal dan rongga
pulpa yang besar.
Dens invaginatus
Kelainan ini ditandai dengan adanya invaginasi mahkota gigi dan akar
pada saat sebelum kalsifikasi terjadi. Dikenal ada dua bentuk dens invaginatus,
yaitu dens invaginatus koronal dan dens invaginatus radikuler. Pada umumnya
invaginasi yang terjadi cukup besar sehingga terlihat seperti gigi di dalam gigi.
Oleh karena itu kelainan ini dikenal juga sebagai dens in dente. Secara Radiograf
terlihat jelas bentukan gigi didalam gigi.
Dens Evaginatus
Dens evaginatus adalah suatu anomali pertumbuhan, terdiri dari tonjol
ekstra yang langsing, runcing pada permukaan oklusal atau ridge bukal triangular.
Dens Evaginatus diduga berkembang dari proliferasi dan pelipatan abnormal dari
inner epithel layer dan sel ectomesenchymal yg terletak di bawah papilla dental
ke retikulum stellata enamel organ selama tahap bel stage pembentukan gigi.
Hasil pembentukan di definisikan sebagai tuberkulum atau elevasi padat tambahan
pada beberapa bagian permukaan mahkota . Pada radiograf terlihat bentukan
radiopak yang menonjol pada mahkota gigi.
Supernumerary teeth
Istilah yang menunjukkan gigi tetap atau sulung kelebihan. Hal itu kira-
kira 8 kali lebih sering di maksila daripada di mandibular dan paling sering pada
gigi-geligi tetap.
‘
Gambaran Klinis Supernumerary Teeth (mesiondens) berada di antara gigi
insisivus sentral.
Sumber: Jurnal “Anomali Gigi pada Pasien Anak”
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara 2009
Gigi kelebihan paling umum adalah mesiodens yang terletak baik erupsi
maupun impaksi diantara kedua insisivus sentral atas. Dapat mempunyai ukuran
dan bentuk yang normal, tetapi biasanya merupakan sebuah gigi kecil dengan
mahkota berbentuk konus dan akar pendek.
Mesiodens
Mesiodens merupakan keliainan konenital dimana gigi berlebihan yang
terbentuk pada daerah gigi insisif
.
Gejala Klinis
Bentuknya menyerupai gigi asli yang lebih sering terjadi pada gigi tetap
dibandingkan gigi susu. Elementnya sering berbentuk kerucut dan terletak
diantara dua incisive lateral.
Hasil Foto Radiologi
Pada daerah gigi insisif depan atas terdapat gigi berlebih
Distomolar
Distomolar adalah kelainan jumlah gigi yang berlebih di bagian distal
molar ke 3 rahang atas dan atau rahang bawah.Merupakan kelainan
supernumerary teeth kedua yang paling sering terjadi. Distomolar ini tidak
menghambat erupsi gigi permanen molar 1 dan molar 2.
Gejala Klinis
Apabila dilihat dengan foto rontgen tampak pasien memiliki 4 gigi molar,
karena terdapat gigi tambahan di bagian distal gigi molar ke-3.Bentuk dan ukuran
distomolar dapat menyerupai bentuk dan ukuran normal gigi molar ataupun dapat
memiliki bentuk yang belum sempurna dan ukuran yang lebih kecil.
Hasil Foto Radiologi
Distomolar
Distomolar terlihat pada gigi yang berelasi dengan gigi molar ke 3 rahang
bawah. Distomolar dapat erupsi atau impaksi
Paramolar
Paramolar adalah kelainan jumlah gigi yang berlebih di bagian mesio
bukal M2 dan M3 rahang atas maupun rahang bawah.
Gejala Klinis
Sama dengan distomolar, bentuk dan ukuran paramolar dapat menyerupai
bentuk dan ukuran normal gigi molar ataupun dapat memiliki bentuk yang belum
sempurna dan ukuran yang lebih kecil.
Hasil Foto Radiologi
Geminasi
Gemination (geminasi) adalah suatu keadaan di mana satu benih gigi
mengalami proses pemisahan yang tidak sempurna pada saat perkembangannya,
sehingga mahkotanya tampak terbelah tapi memiliki satu akar. Kelainan ini
disebabkan karena faktor herediter.
Gambaran klinis dari geminasi adalah mahkota gigi yang mengalami
geminasi terlihat lebih lebar daripada gigi normal, dengan cekungan pada tengah-
tengah mahkota, membujur dari puncak mahkota sampai leher mahkota
gigi.Jumlah gigi normal. Kelainan ini dapat terjadi pada gigi susu maupun gigi
tetap.
Pada pemeriksaan radiografi, tampak bahwa pada gigi yang mengalami
geminasi terdapat outline yang radiopak pada daerah yang mengalami invaginasi.
Gambar klinis geminasi Radiograf geminasi
Concrescence
Concrescence terjadi ketika akar dari dua atau lebih gigi baik gigi permanen
maupun gigi desidui berfusi pada sementum. Jika kondisi ini terjadi selama
perkembangan, sering disebut sebagai true concrescence. Jika kondisi ini terjadi
kemudian, disebut acquired concrescence.
Concrescence merupakan keabnormalan gigi yang terjadi pada tahap aposisi
dan maturasi, dan faktor etiologinya adalah injuri traumatic atau gigi yang
crowded.
Gambara Klinis Concrescence dan Gambaran Radiografis Concrescence
Sumber: Radiology Principles and Interpretation. 6th Ed.
Microdontia
Merupakan suatu gigi yang memiliki ukuran yang lebih kecil daripada gigi
normal. Microdonsia sering terjadi pada gigi-gigi permanen dibandingkan gigi-
gigi sulung. Selain itu juga lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki.
Microdontia lokal yang hanya mengenai satu atau beberapa gigi lebih sering
ditemui daripada yang mengenai seluruh gigi. Microdontia sering terjadi pada gigi
insisif dua rahang atas dan gigi molar tiga rahang atas. Mahkota gigi yang
mengalami microdontia tampak lebih kecil daripada ukuran yang normal. Gigi
tersebut dapat berbentuk kerucut atau sama seperti gigi normal hanya dengan
ukuran yang lebih kecil.
Etiologi
1. Microdontia yang mengenai seluruh gigi jarang terjadi dan bisa ditemukan
pada kelainan yang diturunkan dari orangtua (kongenital hypopituitarism).
Radiasi atau perawatan kemoterapi saat pembentukan gigi
2. Adanya mutasi pada gen tertentu pada microdontia lokal
3. Bagian dari sindroma tertentu (penyakit yang terdiri dari beberapa gejala yang
timbul bersama-sama), seperti sindroma trisomy 21 atau sindroma ectodermal
dysplasia. Selain itu microdontia juga sering ditemui pada kelainan cleft lip and
palate (bibir sumbing dan celah pada langit-langit rongga mulut).
Macam
Ada 3 tipe :
1. True generalized mirodontia
- ukuran rahang normal
- semua gigi kecil, crown pendek, bentuk seperti palu (insisal lebih kecil
dari bagian servikal)
- diastema
2. Relatif generalized microdontia
- ukuran gigi normal/sedikit lebih kecil, ukuran rahang lebih besar
terdapat diastema
3. Single microdontia
- hanya pada satu gigi, sering pada gigi I-2 dan M-3
Hasil Foto Radiologi
Akar gigi umumnya lebih kecil dan relatif lebih pendek dari gigi yang
normal
Pertanyaan :
1. Bagaimana cara membedakan enamel pada gambaran hypoplasia enamel dan
hipokalsifikasi enamel ? (Nakhita Lintang, 141610101085)
Pada hypoplasia enamel terlihat gambaran radiopak yang kurang dari normalnya,
sedangkan pada hipokalsifikasi enamel terlihat gambaran radiopak enamel
menyerupai radiopak pada dentin sehingga sulit dibedakan.
2. Bagaimana cara membedakan gambaran radiolusen pada amelogenesis
imperfect dengan radiolusen karies? (Sepma viraticha, 141610101084)
Pada amelogenesis gambaran radiolusen menyeluruh seluruh gigi tidak dapat
dibedakan enamel dan dentinnya, apabila karies jarang sekali terjadi karies yang
sama pada seluruh gigi, sehingga berbeda dengan amelogenesis imperfect.
3. Mengapa taurodism terjadi pada semua gigi? (Rudy ramadhana,
141610101088)
Taurodism yang terjadi pada semua gigi dapat disebabkan oleh factor sistemik
atau kelainan lain seperti sindrom down. Namun harus dibedakan dengan gigi
sulung.