MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang secara sepintas setiap perilaku yang merugikan atau menimbulkan korban pada pihak orang lain dapat di sebut sebagai perilaku agresif . perilaku suami yang tega membunuh istri dan anak-anaknya atau perilaku massa yang merusak rumah warga sipil jelas tergolong perilaku agresif . akan tetapi , jika ada polisi yang membuang tembakan ke atas untuk mencegah amukan massa , apakah perbuatan itu masih tergolong agresif ? bagaimana jika peluru polisi meminta korban jiwa ? bagaimana kalow polisi itu menembak mati teroris yang sedang menyandra penumpang kapal terbang ? Contoh lain , apakah dokter gigi yang mengebor gigi anda sehingga anda kesakitan juga agresif ? bagaimana dengan ibu yang memukuli anaknya yg bandel ? apakah kaki anda jika terinjak di bus kota yang penuh sesak , anda marah karena menganggap yang meng-injak kaki anda itu agresif ?apalagi kalaw anda laki-laki , sedang yang menginjak kaki anda gadis yang cantik . apakah dia agresif ? sebaliknya , jika di bus kosong, tiba-tiba anda didekati oleh gadis cantik yang melotot kepada anda dan tiba-tiba pula menginjak kaki anda sambil tetap melotot kepada anda , apakah ini yang disebut agresif? Ternyata , perilaku agresif itu banyak ragamnya . yang lebih membuat rumit adalah bahwa satu perilaku yang sama ( misalnya , menginjak kaki ) dapat dianggap tidak agresif ( jika terjadi dibus yang penuh sesak )tetapi dapat juga dianggap agresif ( jika terjadi dibus yang lengang ) dengan demikian peran kognisi sangat besar dalam menentukan

Transcript of MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

Page 1: MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakangsecara sepintas setiap perilaku yang merugikan atau menimbulkan korban pada pihak

orang lain dapat di sebut sebagai perilaku agresif . perilaku suami yang tega membunuh

istri dan anak-anaknya atau perilaku massa yang merusak rumah warga sipil jelas

tergolong perilaku agresif . akan tetapi , jika ada polisi yang membuang tembakan ke atas

untuk mencegah amukan massa , apakah perbuatan itu masih tergolong agresif ?

bagaimana jika peluru polisi meminta korban jiwa ? bagaimana kalow polisi itu

menembak mati teroris yang sedang menyandra penumpang kapal terbang ?

Contoh lain , apakah dokter gigi yang mengebor gigi anda sehingga anda kesakitan

juga agresif ? bagaimana dengan ibu yang memukuli anaknya yg bandel ? apakah kaki

anda jika terinjak di bus kota yang penuh sesak , anda marah karena menganggap yang

meng-injak kaki anda itu agresif ?apalagi kalaw anda laki-laki , sedang yang menginjak

kaki anda gadis yang cantik . apakah dia agresif ? sebaliknya , jika di bus kosong, tiba-

tiba anda didekati oleh gadis cantik yang melotot kepada anda dan tiba-tiba pula

menginjak kaki anda sambil tetap melotot kepada anda , apakah ini yang disebut agresif?

Ternyata , perilaku agresif itu banyak ragamnya . yang lebih membuat rumit

adalah bahwa satu perilaku yang sama ( misalnya , menginjak kaki ) dapat dianggap tidak

agresif ( jika terjadi dibus yang penuh sesak )tetapi dapat juga dianggap agresif ( jika

terjadi dibus yang lengang ) dengan demikian peran kognisi sangat besar dalam

menentukan apakah suatu perbuatan dianggap agresif ( jika diberi atribusi internal ) atau

tidak agresif ( dalam hal atribusi ekternal ) dengan atribusi internal yang dimaksud adlah

niat , intense , motif , atau kesegajaan untuk menyakiti atau merugikan orang lain . dalam

atribusi ekternal , perbuatan dilakukan karena desakan situasi , tidak ada pilihan lain atau

tidak sengaja ( dokter gigi misalnya , tidak mempunyai pilihan lain dari mengebor gigi

anda untuk mengobati gigi anda ).

Dengan demikian , Apa yang dimaksud dengan agresi ?

Page 2: MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AGRESI

Istilah agresi seringkali di sama artikan dengan agresif. Agresif adalah merupakan

kata sifat dari agresi. Istilah agresif seringkali digunakan secara luas untuk menerangkan

sejumlah besar tingkah laku yang memiliki dasar motivasional yang berbeda-beda dan

sama sekali tidak mempresentasikan agresif atau tidak dapat disebut agresif dalam

pengertian yang sesungguhnya. Dengan penggunaan istilah agresif yang simpang siur

atau tidak konsisten, penguraian tingkah laku khususnya tingkah laku yang termasuk ke

dalam kategori agresif menjadi kabur, dan karenanya menjadi sulit untuk memahami apa

dan bagaimana sesungguhnya yang disebut tingkah laku agresif atau agresi itu

(Koeswara,1988).

Agresif menurut Baron (dalam Koeswara,1998) adalah tingkah laku yang dijalankan

oleh individu dengan tujuan melukai atau mencelakakan individu lain. Myers (dalam

Adriani,1985) mengatakan tingkah laku agresif adalah tingkah laku fisik atau verbal

untuk melukai orang lain. Menurut Dollar dan Miler (dalam

Sarwono, 1988) Agresi merupakan pelampiasan dari perasaan frustasi. Menurut

Berkowitz (1987), agresi merupakan suatu bentuk perilaku yang mempunyai niat tertentu

untuk melukai secara fisik atau psikologis pada diri orang lain. Murray (dalam Hall dan

Lindzey,1981) mengatakan bahwa agresi adalah suatu cara untuk mengatasi perlawanan

dengan kuat atau menghukum orang lain.

Menurut Aronson (dalam Koeswara,1988) agresi adalah tingkah laku yang dijalankan

oleh individu dengan maksud melukai atau mencelakakan individu lain dengan atau tanpa

tujuan tertentu.

Murray dan Fine (dalam Sarwono, 1988) mendefinisikan agresi sebagai tingkah laku

kekerasan secara fisik ataupun secara verbal terhadap induvidu lain atau terhadap objek-

objek.

Menurut Atkinson dkk (1981) agresi adalah tingkah laku yang diharapkan untuk

merugikan orang lain, perilaku yang dimaksud untuk melukai orang lain (baik secara

fisik atau verbal) atau merusak harta benda.

Berbagai perumusan agresi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa tingkah laku agresi merupakan tingkah laku pelampiasan dari perasaan

frustasi untuk mengatasi perlawanan dengan kuat atau menghukum orang lain,

yang ditujukan untuk melukai pihak lain secara fisik maupun psikologis pada

orang lain yang dapat dilakukan secara fisik maupun verbal.

Page 3: MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

B. JENIS-JENIS AGRESI

Karena agresi banyak macamnya , sementara dampaknya dapat sangat serius pda

korban , kita perlu membedakan berbagai jenis agresi sehingga kita dapat membedakan

perilaku agresif mana yang merugikan , mana yang kurang merugikan dan bahkan yang

justru diperlupakan dalam masyarakat , jadi agresi tidak selalu berdampak negatif .

Secara umum Myers (1996) membagi agresi dalam dua jenis yaitu :

1. Agresi rasa benci atau agresi emosi ( hostile aggression )

Ungkapan kemarahan dan ditandai dengan emosi yang tinggi . perilaku dalam

jenis agresi ini adlah tujuan dr agresi itu sendiri , jadi , agresi jenis ini disebut juga

dengan agresi panas . akibat dr agresi jenis ini tidak dipikirkan oleh pelaku dan

pelaku memang tidak peduli jika akibat perbuatannya lebih bnyak menimbulkan

kerugian dari pada manfaatnya.

2. Agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain ( instrumental aggression )

Pada umumnya tidak disertai dengan emosi . bahkan , antara pelaku dan

korban kadang-kadang tidak ada hubungan pribadi . agresi disini adlah merupakan

sarana untuk mencapai tujuan lain . serdadu membunuh untuk merebut wilayah

musuh sesuai perintah komandan . teroris menyandra penumpang kapal terbang untuk

menuntut uang paksa bagi organisasinya . polisi menembak kaki tahanan yang

mencoba untuk kabur dan sebagainya .

Dengan demikian kedua jenis agresi itu bereda karena tujuan yang mendasarinya . jenis

pertama semata –mata untuk meluapkan emosi sedangkan jenis yang kedua adalah

dilakukan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang lain . Walaupun demikian ,

memang kedua jenis agresi tidak selalu dapat dibedakan dengan tegas .

Page 4: MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

C. TEORI-TEORI AGRESI

Banyak ahli yang mengemukakan teori tentang agresi. Teori agresi, menurut para

ahli ada yang berpendapat bahwa agresi adalah sebuah perilaku yang diturunkan

(biologis), agresi adalah sebuah perilaku yang di pelajari (lingkungan) ataupun perilaku

agresi karena hasil dari sebuah keputusan (kognitif). Teori agresi terbagi dalam beberapa

kelompok, yaitu:

Teori Bawaan

Teori Bawaan atau bakat ini terdiri atas teori Psikoanalisa dan teori Biologi.

1. Teori Naluri, Freud dalam teori Psikoanalisis klasiknya mengemukakan bahwa agresi

adalah satu dari dua naluri dasar manusia. Naluri agresi atau tanatos ini merupakan

pasangan dari naluri seksual atau eros. Naluri seks berfungsi untuk melanjutkan

keturunan sedangkan naluri agresi berfungsi mempertahankan jenis. Kedua naluri

tersebut berada dalam alam ketidaksadaran, khususnya pada bagian dari kepribadian yang

disebut Id yang pada prinsipnya selalu ingin agar kemauannya dituruti (prinsip

kesenangan atau Pleasure Principle) dan terletak pada bagian lain dari kepribadian yang

dinamakan Super Ego yang mewakili norma-norma yang ada dalam masyarakat dan Ego

yang berhadapan dengan kenyataan.

2. Teori Biologi, teori biologi ini menjelaskan perilaku agresi, baik dari proses faal maupun

teori genetika (illmu keturunan). Proses faal adalah proses tertentu yang terjadi otak dan

susunan saraf pusat. Menurut tim American Psychological Association (1993), kenakalan

remaja lebih banyak terdapat pada remaja pria, karena jumlah testosteron meningkat

sejak usia 25 tahun. Produksi testosteron yang lebih besar ditemukan pada remaja dan

dewasa yang nakal, terlibat kejahatan, peminum, dan penyalah guna obat dibanding pada

remaja dan dewasa biasa.

Page 5: MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

Teori Lingkungan

Inti dari teori lingkungan adalah perilaku agresi merupakan reaksi terhadap peristiwa atau

stimulus yang terjadi di lingkungan.

1. Teori Frustrasi-Agresi Klasik, yaitu agresi dipicu oleh frustrasi. Frustrasi artinya adalah

hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan. Berdasarkan teori tersebut, agresi

merupakan pelampiasan dari perasaan frustrasi.

2. Teori Frustrasi-Agresi Baru, yaitu frustrasi menimbulkan kemarahan dan emosi, kondisi

marah tersebut memicu agresi. Marah timbul jika sumber frustrasi dinilai mempunyai

alternatif perilaku lain daripada yang menimbulkan frustrasi itu.

3. Teori Belajar Sosial, yaitu lebih memperhatikan faktor tarikan dari luar. Bandura

menekankan kenyataan bahwa perilaku agresi, perbuatan yang berbahaya, perbuatan

yang tidak pasti dapat dikatakan sebagai hasil bentuk dari pelajaran perilaku sosial.

Bandura menerangkan agresi dapat dipelajari dan terbentuk pada individu- individu

hanya dengan meniru atau mencontoh agresi yang dilakukan oleh orang lain atau model

yang diamatinya, walaupun hanya sepintas dan tanpa penguatan.

Teori Kognitif

Teori kognitif ini memusatkan proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat

penggolongan (kategorisasi), pemberian sifat-sifat (atribusi), penilaian, dan pembuatan

keputusan.

Page 6: MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

D. KONSEP AGRESI

Agresi mempunyai 3 perbedaan definisi, diantaranya:

1.      Pendekatan behavioristik

Agresi merupakan perilaku yang melukai orang lain. Suatu tindakan jika

didasari atau bertujuan untuk melukai orang lain, maka bukan dikatakan sebagai

agresi. Sebab, agresi adalah suatu bentuk tindakan yang dimaksudkan untuk

melukai orang lain.

2.      Agresi prososial dan antisosial

Artinya bahwa tidak semua agresi berupa suatu tindakan yang akan

berakibat buruk, akan tetapi agresi juga merupakan suatu bentuk tindakan yang

baik dan disetujui oleh norma sosial.

3.      Perilaku agresif dan perasaan agresif

Artinya bahwa tidak semua perilaku yang nampak pada diri seseorang

merupakan cerminan dari isi hati. Perasaan marah dalam diri seseorang sekalipun

tidak terlampiaskan dalam bentuk tindakan termasuk dalam perasaan agresi.

Page 7: MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

E. MACAM-MACAM AGRESI

Berikut ini adalah beberapa macam-macam agresi, antara lain:

1.      Agresi emosi, merupakan ungkapan kemarahan dan ditandai oleh emosi yang tinggi.

Agresi emosi ini bisa mengakibatkan kerugian bagi orang lain. Tujuan dari agresi ini

adalah untuk melampiaskan emosi yang bergejolak dalam diri seseorang dan dapat

berakibat sangat fatal, apabila emosinya tidak terkendali.

2.      Agresi instrumental, agresi instrumental adalah suatu tindakan agresi yang tidak

disertai emosi.

3.      Perilaku melukai dan maksud melukai, hal ini dapat dikatakan jenis agresi karena

agresi merupakan suatu tindakan yang melukai dan memang bermaksud untuk

melukai.

4.      Perilaku agresif antisosial dan prososial, suatu perilaku agresif yang sesuai dengan

norma sosial dan suatu perilaku yang tidak semudah dengan membalikkan telapak

tangan.

5.      Perilaku dan perasaan agresif, suatu perilaku agresif dapat dilihat dari perilaku yang

nampak dan juga pada perilaku yang tersembunyi.

F. Bentuk Agresi

Bentuk Agresi Contoh

Fisik, aktif, langsung Menikam, memukul, atau menembak orang lain

Fisik, aktif, tak langsung Membuat perangkap untuk orang lain, menyewa

seorang pembunuh untuk membunuh.

Fisik, pasif, langsung Secara fisik mencegah orang lain memperoleh tujuan

atau tindakan yang diinginkan (seperti aksi duduk

dalam demonstrasi)

Fisik, pasif, tak langsung Menolak melakukan tugas-tugas yang seharusnya

Verbal, aktif, langsung Menghina orang lain

Verbal, aktif, tak langsung Menyebarkan gossip atau rumor jahat tentang orang

Page 8: MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

lain

Verbal, pasif, langsung Menolak berbicara kepada orang lain, menolak

menjawab pertanyaan, dll

Verbal, pasif, tak langsung Tidak mau membuat komentar verbal (misal:menolak

berbicara ke orang yang menyerang dirinya bila dia

dikritik secara tidak fair)

G. PENYEBAB PERILAKU AGRESI

1.      Frustrasi

Frustrasi adalah terhalangnya seseorang oleh sesuatu hal dalam mencapai

suatu tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan atau tindakan tertentu. Teori

hipotesis frustrasi-agresi dipelopori oleh lima orang ahli yaitu Dollard, Doob,

Miller, Mowrer, dan Sears pada tahun 1939. Pada mulanya mereka menyatakan

bahwa dalam setiap frustrasi selalu menimbulkan perilaku agresi.Pada tahun

1941, Miller menyatakan bahwa frustrasi menimbulkan sejumlah respon yang

berbeda dan tidak selalu menimbulkan perilaku agresi, perilaku agresi hanya salah

satu bentuk respon yang muncul.Watson, Kulik dan Brown (dalam Soedardjo dan

Helmi) menyatakan bahwa frustrasi yang muncul akibat faktor luar menimbulkan

perilaku agresi yang lebih besar dibandingkan dengan halangan yang disebabkan

diri sendiri. Hasil penelitian Burnstein dan Worchel menyatakan bahwa frustasi

yang menetap akan mendorong perilaku agresi. Dalam hal ini, orang siap

melakukan perilaku agresi karena orang menahan ekspresi agresi. Frustasi yang

disebabkan situasi yang tidak menentu (uncertaint) akan memicu perilaku agresi

lebih besar dibandingkan dengan frustasi karena situasi yang menentu.

2.      Faktor Biologis

Beberapa faktor biologis yang bisa mempengaruhi perilaku agresi adalah

gen, aktivitas otak, hormon, dan abnormalitas. Penelitian menunjukkan bahwa

gen berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mengatur perilaku

Page 9: MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

agresi. Menurut perspektif biologis, perilaku agresi disebabkan oleh

meningkatnya hormon testosteron, 17-estradiol dan estrone. Peningkatan hormon

testosteron saja ternyata tidak mampu memunculkan perilaku agresi secara

langsung. Hormon testosteron dalam hal ini bertindak sebagai anteseden,

sehingga perlu ada pemicu dari luar. Hasil penelitian mengenai peningkatan

hormon testosteron terhadap meningkatnya perilaku agresi ini tidak konsisten.

Pada anak laki-laki memang meningkat perilaku agresinya, hal ini tidak

ditemukan pada anak perempuan.

3.      Kesenjangan Generasi

Adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak dengan

orang tuanya dapat terlihat dalam bentuk kegagalan hubungan komunikasi. Hal

ini diyakini sebagai salah satu penyebab timbulnya perilaku agresi pada anak.

4.      Lingkungan

Beberapa faktor lingkungan seperti kemiskinan, anonimitas dan suhu

udara yang terlalu panas juga berperan dalam pembentukan perilaku agresi. Bila

seorang anak dibesarkan dalam lingkungan kemiskinan, maka perilaku agresi

mereka secara alami mengalami penguatan.

5.      Proses Pendisiplinan yang Keliru

Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama

yang dilakukan dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai

pengaruh buruk bagi remaja. Pendidikan disiplin seperti itu akan membuat remaja

menjadi seorang penakut, tidak ramah dengan orang lain, dan membenci orang

yang memberi hukuman, kehilangan spontanitas serta inisiatif dan pada akhirnya

melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi kepada orang lain.

6.      Insting

Menurut Sigmund Freud, setiap orang mempunyai insting bawaan untuk

berperilaku agresi. Agresi merupakan derivasi insting mati (thanatos) yang harus

disalurkan untuk menyeimbangkannya dengan insting hidup (eros). Eros dan

thanatos ini harus diseimbangkan untuk menstabilkan mental.

Page 10: MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

7.      Penilaian Kognitif

Teori ini menjelaskan bahwa reaksi individu terhadap stimulus agresi

sangat bergantung pada cara stimulus itu diinterpretasi oleh individu. Sebagai

contoh, frustrasi dapat menyebabkan timbulnya perilaku agresi jika frustrasi itu

diinterpretasi oleh individu sebagai gangguan terhadap aktivitas yang ingin

dicapainya.

8.      Kompetisi Sosial

Menurut perspektif sosiobiologi, perilaku agresi berkembang karena

adanya kompetisi sosial yaitu kompetisi terhadap sumber daya. Dalam hal ini satu

macam sumber daya yang dipandang terbatas, diperebutkan oleh dua belah pihak.

Perilaku agresi menurut perspektif ini merupakan sesuatu yang fundamental

karena merupakan strategi adaptasi dalam kehidupannya. Dalam pandangan ini

manusia diharapkan bertindak agresif ketika sumber daya yang penting itu

terbatas, ketika mengalami ketidaknyamanan, ketika sistem sosial tidak berjalan

dengan baik, dan ketika ada ancaman dari pihak luar. Hal ini dilakukan dalam

rangka mempertahankan kelangsungan hidup manusia.

H. Mengurangi Perilaku Agresif

Sears menyatakan bahwa perilaku agresif dapat dikurangi melalui beberapa hal

sebagai berikut:

1.      Hukuman dan pembalasan, suatu hukuman atau pembalasan atas perbuatan

agresif yang telah dilakukan orang lain itu dapat mengurangi perilaku agresif pada

seseorang. Dengan adanya hukuman dan pembalasan, maka secara tidak langsung orang

akan merasa takut untuk melakukan perilaku agresif.

2.      Mengurangi frustasi, frustasi merupakan suatu perilaku dimana seseorang sudah

merasa tidak mampu untuk melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan kemampuan

mereka. Frustasi yang dialami oleh seseorang dapat menimbulkan perilaku agresi. Orang

yang frustasi maka akan mudah sekali marah, sehingga ia akan mudah sekali melakukan

Page 11: MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

agresi terhadap orang lain di sekitar mereka dan bisa melukai orang lain di sekitarnya.

Maka, kejadian frustasi yang dialami oleh seseorang perlu dikurangi agar perilaku agresi

juga dapat berkurang intensitasnya.

3.      Hambatan yang dipelajari, belajar mengendalikan perilaku agresif pada diri

endiri, bukan karena takut untuk dihukum atau karena ancaman. Seseorang harus mampu

memilah perilaku agresi yang akan dikeluarkan atau yang akan ditekan kemunculannya,

sesuai dengan situasi dan kondisinya.

4.      Pengalihan, pemindahan agresi pada sasaran pengganti. Maksudnya, perilkau

agresi perlu dialihkan kepada suatu hal, misalnya benda mati, agar nantinya perilaku

agresi tidak akan melukai fisik orang lain.

5.      Katarsis, jika seseorang merasa marah dan ingin melampiaskannya maka

tindakan yang dilakukan selanjutnya akan mengurangi intensitas perasaannya.

BAB III

Page 12: MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tingkah laku agresi merupakan tingkah laku pelampiasan dari perasaan frustasi

untuk mengatasi perlawanan dengan kuat atau menghukum orang lain, yang ditujukan

untuk melukai pihak lain secara fisik maupun psikologis pada orang lain yang dapat

dilakukan secara fisik maupun verbal.

Menurut Myers (1996) jenis agresi ada 2 macam yaitu :

1. agresi rasa benci atau emosi ( hostile aggression )

2. agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lain ( instrumentaL

aggression )

Teori-teori agresi :

1. Teori bawaan :- teori naluri

- teori biologi

2. Teori Lingkungan : - teori frustasi agresi klasik

- teori frustasi agresi baru

- teori belajar sosial

3. Teori kognisi

Pengaruh terhadap agresi antara lain :

1.      Frustrasi

2.      Faktor Biologis

3.      Kesenjangan Generasi

4.      Lingkungan

5.      Proses Pendisiplinan yang Keliru

6.      Insting

7.      Penilaian Kognitif

8.      Kompetisi Sosial

Cara mengurangi agresi antara lain :

Page 13: MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

1.      Hukuman dan pembalasan,

2.      Mengurangi frustasi,

3.      Hambatan yang dipelajari,

4.      Pengalihan,

5.      Katarsis.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

Sugiyo. 2006. Psikologi Sosial. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

http://zakirputrasadani.wordpress.com/2012/01/17/psikologi-sosial-terhadap-perilaku-agresi/n

(diunduh pada tanggal 19 November 2012 pukul 09.30 WIB)

http://www.psychologymania.com/2012/06/teori-teori-agresi.html (diunduh pada tanggal 24

November 2012 pukul 14.30 WIB)

Sarwono, sarlito wirawan. Psikologi social individu dan teori-teori psikologi social . Jakarta : Balai pustaka, 2002 .

Feist Jess & J Gregory .Teori kepribadian. Jakarta:Salemba humanika.2009.