Makalah proses belajar

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan berupaya memahami keadaan dan perilaku manusia, sedangkan belajar merupakan kegiatan manusia yang berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Agar kegiatan belajar tersebut memperoleh hasil yang maksimal sesuai harapan, maka manusia tersebut membutuhkan suatu pemahaman tentang psikologi. Dari sinilah dapat diketahui kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, para ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar. Belajar senantiasa merupakan kegiatan yang berlangsung di dalam suatu proses dan terarah kepencapaian suatu tujuan tertentu. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara sempurna maka membutuhakan hasil yang maksimal dari suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas secara luas mengenai proses 1

Transcript of Makalah proses belajar

Page 1: Makalah proses belajar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-

faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses

pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Psikologi sebagai

ilmu pengetahuan berupaya memahami keadaan dan perilaku manusia, sedangkan

belajar merupakan kegiatan manusia yang berhubungan dengan diri sendiri, orang

lain, dan lingkungan. Agar kegiatan belajar tersebut memperoleh hasil yang maksimal

sesuai harapan, maka manusia tersebut membutuhkan suatu pemahaman tentang

psikologi. Dari sinilah dapat diketahui kaitan yang sangat kuat antara psikologi

pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, para ahli psikologi pendidikan

menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar.

Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-

persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan

tindakan belajar.

Belajar senantiasa merupakan kegiatan yang berlangsung di dalam suatu proses

dan terarah kepencapaian suatu tujuan tertentu. Agar tujuan tersebut dapat tercapai

secara sempurna maka membutuhakan hasil yang maksimal dari suatu proses

pembelajaran. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas secara luas mengenai

proses pembelajaran dan pembagiannya, sehingga akan didapatkan hasil yang

maksimal dalam kegiatan belajar tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan proses belajar dan pembagiannya ?

2. Apa yang dimaksud dengan perhatian dalam proses belajar ?

3. Apa yang dimaksud dengan memori dalam proses belajar ?

4. Apa yang dimaksud dengan elaborasi dalam proses belajar ?

5. Apa yang dimaksud dengan berpikir dalam proses belajar ?

6. Apa yang dimaksud dengan problem solving dalam proses belajar ?

1

Page 2: Makalah proses belajar

BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Belajar dan Pembagiannya

Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti

“berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan

yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin (1972), proses

adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.1

Menurut Harold Spears, belajar adalah (mengamati, membaca, meniru, mencoba

sendiri tentang sesuatu, mendengarkan, mengikuti petunjuk), aktifitas yang

menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya.

Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif,

afektif, dan psikiomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Perubahan tersebut

bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang maju dari pada keadaan

sebelumnya. Proses belajar melibatkan proses-proses mental internal yang terjadi

berdasarkan latihan, pengalaman dan interaksi sosial.2

Proses belajar dibagi menjadi:

1. Perhatian

2. Memori

3. Elaborasi

4. Berfikir

5. Problem solving

B. Pengertian Perhatian Dalam Proses Belajar

Perhatian (attention) yaitu sebagai salah satu aktifitas psikis. Perhatian merupakan

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada

suatu sekumpulan obyek. Misalnya, ketika seseorang yang sedang memerhatikan

suatu benda, maka seluruh aktifitas individu dicurahkan atau dikonsentrasikan pada

benda tersebut.

Ditinjau dari berbagai segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam,

yaitu:

1. Ditinjau dari segi timbulya perhatian, maka perhatian dibedakan atas perhatian

spontan dan tidak spontan. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul 1 Dr. Muhibin Syah, M.Ed., Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010, hlm. 17.2 Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si., Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014, hlm.

50.

2

Page 3: Makalah proses belajar

dengan sendirinya (bersifat pasif). Sedangkan perhatian tidak spontan adalah

perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, sehingga harus ada kemauan yang

menimbulkannya (bersifat aktif).

2. Ditinjau dari segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat yang

bersamaan, maka perhatian dibedakaan atas perhatian yang sempit dan perhatian

yang luas. Perhatian yang sempit adalah perhatian individu pada suatu saat yang

hanya memerhatikan objek yang sedikit. Sedangkan perhatian yang luas adalah

perhatian individu pada suatu saat yang dapat memerhatikan objek yang banyak

sekaligus.3

C. Pengertian Memori Dalam Proses Belajar

Memori atau ingatan adalah retensi informasi. Para psikolog pendidikan

mempelajari bagaimana informasi diletakkan atau disimpan dalam memori,

bagaimana ia dipertahankan atau disimpan setelah disandikan (encoded), dan

bagaimana ia ditemukan atau diungkap kembali untuk tujuan tertentu di kemudian

hari. Memori membuat diri kita terasa berkesinambungan. Tanpa memori, seseorang

tidak mampu menghubungkan apa yang terjadi kemarin dengan apa yang mereka

alami sekarang. Dewasa ini, para psikolog pendidikan menyatakan bahwa adalah

penting untuk tidak memandang memori dari segi bagaimana anak menambah sesuatu

ke dalam ingatan, tetapi harus dilihat dari segi bagaimana anak menyusun memori

mereka (Schacter, 2001).

Bagian utama dari pembahasan ini akan difokuskan pada encoding (penyandian),

penyimpanan, dan pengambilan (retrieval). Mengkaji memori dari sudut pandang ini

akan membantu seseorang memahaminya dengan lebih baik.

Pemrosesan Informasi dalam Memori:

1. Penyandian (Encoding)

Dalam bahasa sehari-hari, encoding banyak kemiripan dengan atensi dan

pembelajaran. Saat murid mendengarkan guru bicara, menonton film, atau

3 Drs. H. Baharuddin, M.Pdi., Psikologi pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010, hlm. 178-180

3

ENCODINGmemasukkan

informasi ke dalam memori

PENYIMPANANmempertahankan

informasi dari waktu ke waktu

PENGAMBILANmengambil

informasi dari gudang memori

Page 4: Makalah proses belajar

mendengarkan musik, dia sedang menyandikan informasi ke dalam memori. Ada

enam konsep yang berhubungan dengan encoding, yaitu:

a. Atensi, yaitu mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental.

b. Pengulangan, yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi

lebih lama berada di dalam memori.

c. Pemrosesan mendalam, teori level pemrosesan menyatakan bahwa

pemrosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, di

mana pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang lebih

kuat.

d. Elaborasi, yaitu ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.

e. Mengkontruksi citra (imaji),

f. Penataan (organisasi), apabila murid menata informasi ketika mereka

menyandikannya, maka memori mereka akan banyak terbantu. Strategi

penataan memori yang baik adalah dengan pengemasan (chunking) yaitu

dengan mengelompokkan informasi menjadi unit-unit yang dapat diingat

sebagai satu unit tunggal.

2. Penyimpanan

Setelah murid menyandikan informasi, mereka perlu mempertahankan atau

menyimpan informasi. Di antara aspek paling menonjol dari penyimpanan

memori adalah tiga simpanan utama, yang berhubungan dengan tiga kerangka

waktu yang berbeda: memori sensori (yang berlangsung hanya beberapa detik),

working memory atau memori jangka pendek (bertahan sekitar 30 detik), dan

memori jangka panjang (bertahan sampai seumur hidup).

a. Memori sensori, yaitu memori yang mempertahankan informasi dari dunia

dalam bentuk sensoris aslinya hanya selama beberapa saat, tidak lebih lama

dari pada waktu seseorang menerima sensasi visual, suara, dan sensasi

lainnya.

b. Memori jangka pendek, yaitu sisitem memori berkapasitas terbatas di mana

informasi dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali informasi itu diulang atau

diproses lebih lanjut, di mana dalam kasus itu daya tahan simpanannya bisa

lebih lama. Dibandingkan dengan memori sensori, memori jangka pendek

kapasitasnya terbatas tapi durasinya relatif lebih panjang..

c. Memori jangka panjang, yaitu tipe memori yang menyimpan banyak

informasi selama periode waktu yang lama secara relatif permanen.

4

Page 5: Makalah proses belajar

Klasifikasi isi memori jangka panjang:

1) Memori deklaratif, yaitu rekoleksi atau pengingatan kembali informasi

secara sadar, seperti fakta spesifik atau kejadian yang dapat

dikomunikasikan secara verbal. Memori ini dibagi atas:

a) Memori episodik, yaitu retensi informasi tantang di mana dan kapan

terjadinya suatu peristiwa dalam hidup.

b) Memori semantik, yaitu peengetahuan umum murid tentang dunia,

mencakup pengetahuan tentang pelajaran di sekolah, tentang bidang

keahlian yang berbeda dan pengetahuan sehari-hari tentang makna

kata, orang terkenal, tempat penting dan hal umum.

2) Memori prosedural, yaitu pengetahuan nondeklaratif dalam bentuk

keterampilan dan operasi kognitif. Memori ini tidak dapat secara sadar

diingat kembali, setidaknya dalam bentuk fakta atau kejadian spesifik.

3. Mengambil kembali

Ketika kita mengambil sesuatu dari “gudang data” mental, kita akan

menelusuri gudang memori kita untuk mencari informasi yang relevan. Seperti

halnya dengan penyandian, pencarian ini bisa otomatis atau bisa juga

membutuhkan beberapa usaha. Posisi item dalam suatu daftar juga memengaruhi

tingkat kemudahan dan kesulitan dalam mengingat. Efek posisi serial menyatakan

bahwa orang lebih mudah mengingat item yang ada di awal dan akhir dari suatu

daftar dari pada item yang ada di tengah. Faktor lain memengaruhi pengambilan

informasi adalah sifat dari petunjuk yang digunakan orang untuk mendongkrak

memori mereka (Allan, dkk. 2001).

Konsiderasi lain dalam memahami pengambilan informasi adalah prinsip

spesifitas penyandian, yaitu prinsip yang menyatakan bahwa asosiasi yang

dibentuk pada saat penyandian atau pembelajaran cenderung akan menjadi

petunjuk yang efektif untuk pengambilan kembali (Hannon & Craik, 2001).

Semakin banyak melakukan elaborasi dalam menyandikan informasi, maka

semakin baik seseorang dalam mengingat informasi.4

D. Pengertian Elaborasi Dalam Proses Belajar

Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian. Jadi, saat

penyajian konsep demokrasi kepada murid, mereka kemungkinan akan mengingatnya 4 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 312-329

5

Page 6: Makalah proses belajar

dengan lebih baik jika mereka diberi contoh yang bagus dari demokrasi. Mencari

contoh adalah cara yang bagus untuk mengelaborasi informasi.

Penggunaan elaborasi berubah seiring dengan perkembangan (Schneider &

Pressley, 1997). Remaja lebih mungkin menggunakan elaborasi secara spontan

ketimbang anak-anak. Anak SD bisa diajari menggunakan elaborasi pada satu tugas

belajarnya, tetapi dibandingkan dengan remaja, mereka mungkin tidak menggunakan

elaborasi untuk tugas belajar lain. Walau demikian, elaborasi verbal dapat menjadi

strategi memori yang efektif bahkan untuk anak SD. Salah satu alasan kenapa

elaborasi bisa bekerja dengan baik dalam menyandikan informasi adalah karena

elaborasi menambahkan perbedaan dalam kode memori (Ellis, 1987).5

Elaborasi merupakan kegiatan proses pembelajaran yang dapat memberikan

kemudahan atau fasilitas kepada peserta didik dalam menuju tercapaianya tujuan yang

telah ditetapkan. Menurut Alwi Suparman (1999), elaborasi merupakan strategi

pembelajaran, perpaduan-perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian

materi pelajaran, peserta didik, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam

proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Briggs dan Gagne mengemukakan Sembilan strategi untuk kegiatan

intruksional yaitu:

1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian;

2. Menjelaskan tujuan intruksional kepada peserta didik;

3. Meningatkan kompetisi pra syarat;

4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep);

5. Memberikan petunjuk belajar;

6. Menentukan penampilan peserta didik;

7. Memberi umpan baik;

8. Menilai penampilan;

9. Menyimpulkan.6

E. Pengertian Berpikir Dalam Proses Belajar

5 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 316-317.6 Drs. B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009, hlm. 195.

6

Page 7: Makalah proses belajar

Berpikir adalah memanipulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi

dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir

secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.

Penalaran adalah pemikiran yang logis menggunakan logika induksi dan deduksi

untuk menghasilkan kesimpulan.

1. Penalaran Induktif, yaitu penalaran dari hal-hal spesifik ke umum. Yakni

mengambil kesimpulan (membentuk konsep) tentang semua anggota suatu

kategori berdasarkan observasi dari beberapa anggota (Markman & Gentner,

2001)

2. Penalaran Deduksi, yaitu penalaran dari umum ke spesifik.

Pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, dan melibatkan evaluasi

bukti. Beberapa keterampilan berpikir kritis yang digunakan untuk membantu

perkembangan murid, yaitu:

a. Berpikiran terbuka

b. Rasa ingin tahu intelektual

c. Perencanaan dan strategi

d. Kehati-hatian intelektual

Pembuatan keputusan adalah pemikiran di mana individu mengevaluasi berbagai

pilihan dari sekian banyak pilihan tersebut.

Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan

tidak biasa dan menghasilkan solusi yang unik atas suatu problem. Salah satu tujuan

pengajaran adalah membantu murid menjadi lebih kreatif. Strategi yang bisa

mengilhami kreativitas murid antara lain brainstorming, memberi murid lingkungan

yang memicu kreativitas, tidak terlalu mengatur murid, mendorong motivasi internal,

mendorong pemikiran yang fleksibel dan menarik, dan memperkenalkan murid

dengan orang-orang kreatif.

Brainstorming adalah teknik di mana sekelompok orang di dorong untuk

menghasilkan ide kreatif, saling bertukar gagasan, dan mengatakan apa saja yang ada

dipikiran mereka yang tampak relevan dengan isu tertentu.7

F. Pengertian Problem Solving Dalam Proses Belajar7 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 357-368

7

Page 8: Makalah proses belajar

Pemecahan masalah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk

mencapai suatu tujuan. Langkah-langkah dalam pemecahan problem adalah:

1. Mencari dan memahami masalah.

2. Menyusun strategi pemecahan problem yang baik.

Strategi yang efektif untuk memecahkan masalah adalah:

a. Menentukan subtujuan (subgoaling) adalah menentukan tujuan intermediate

(perantara) yang membuat murid bisa berada dalam posisi yang lebih baik

untuk mencapai tujuan atau solusi final.

b. Menggunakan algoritma, algoritma adalah strategi yang menjamin solusi atas

satu persoalan. Bentuk algoritma berbeda-beda, seperti formula, instruksi, dan

mencoba semua kemungkinan solusi.

c. Analisis cara-tujuan adalah sebuah heuristik (strategi atau kaidah praktis yang

dapat menunjukkan solusi atas suatu masalah tapi tidak menjamin solusi) di

mana seseorang mengidentifikasi tujuan dari suatu masalah, menilai situasi

yang ada sekarang, dan mengevaluasi apa-apa yang dibutuhkan (cara) untuk

mengurangi perbedaan antara dua kondisi tersebut. Nama lain dari analisis

cara-tujuan adalah reduksi perbedaan. Analisis ini juga dapat menggunakan

subgoaling.

3. Mengeksplorasi solusi.

4. Memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu.

Dalam usaha memecahkan problem terdapat beberapa rintangan yang kita temui

diantaranya adalah fiksasi, kurang motivasi dan persistensi, serta kontrol emosional

yng kurang memadai.

Fiksasi adalah menggunakan strategi sebelumnya dan gagal untuk melihat

problem dari sudut pandang baru yang segar. Keterpakuan fungsional adalah jenis

fiksasi di mana individu gagal memecahkan masalah karena dia menganggap elemen-

elemen problem itu hanya dari sudut pandang fungsinya.8

8 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 368-374

8

Page 9: Makalah proses belajar

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan

psikiomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Proses belajar dibagi atas perhatian,

memori, elaborasi, berfikir dan problem solving.

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu

yang ditujukan kepada suatu sekumpulan obyek. Perhatian dibagi berdasarkan segi

timbulya perhatian dan segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat

yang bersamaan.

Memori atau ingatan merupakan retensi informasi. Pemrosesan Informasi dalam

Memori terdiri atas penyandian (Encoding), penyimpanan dan pengambilan informasi

kembali.

Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian. Menurut

Briggs dan Gagne terdapat Sembilan strategi untuk kegiatan intruksional, diantaranya

memberikan motivasi atau menarik perhatian, menjelaskan tujuan intruksional kepada

peserta didik, meningatkan kompetisi pra syarat, memberikan stimulus (masalah,

topik, dan konsep), memberikan petunjuk belajar dan lain sebagainya.

Berpikir adalah memanipulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi

dalam memori. Berfikir sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan

berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.

Pemecahan masalah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk

mencapai suatu tujuan. Langkah-langkah dalam pemecahan problem adalah mencari

dan memahami masalah, menyusun strategi pemecahan problem yang baik,

mengeksplorasi solusi, dan memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan

solusi dari waktu ke waktu.

9

Page 10: Makalah proses belajar

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. 2010. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Pendidikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

10