Makalah print.doc

74
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Geografi adalah ilmu yang menguraikan tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna serta basil-basil yang diperoleh dari bumi (Bisri Mustofa, 2007). Geografi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan (Prof. Bintarto, 1981). Planet Bumi merupakan satu-satunya planet di Galaksi Bima Sakti yang berpenghuni. Planet Bumi dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup yang bergam dan tersebar diseluruh penjuru. Keragaman ini disebabkan oleh kondisi fisik diwilayah yang bersangkutan. Keragaman ini biasa disebut dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup. Keanekaragam hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan. Biogeografi adalah ilmu yang berasal dari cabang biologi yang mempelajari tentang keanekaragaman 1 | Biogeografi

Transcript of Makalah print.doc

Page 1: Makalah print.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geografi adalah ilmu yang menguraikan tentang permukaan bumi,

iklim, penduduk, flora, fauna serta basil-basil yang diperoleh dari bumi (Bisri

Mustofa, 2007).   Geografi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan

kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang

menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui

pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan

program, proses, dan keberhasilan pembangunan (Prof. Bintarto, 1981).

Planet Bumi merupakan satu-satunya planet di Galaksi Bima Sakti

yang berpenghuni. Planet Bumi dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup

yang bergam dan tersebar diseluruh penjuru. Keragaman ini disebabkan oleh

kondisi fisik diwilayah yang bersangkutan. Keragaman ini biasa disebut

dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas.

Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya keseragaman

dan keanekaragaman untuk sifat atau  ciri makhluk hidup. Keanekaragam

hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan.

Biogeografi adalah ilmu yang berasal dari cabang biologi yang

mempelajari tentang keanekaragaman hayati serta tentang penyebaran spesies

(biologi), organisme, dan ekosistem dalam ruang geografis dan melalui waktu

geologi. Organisme dan komunitas biologis ini bervariasi dan sangat teratur

yang dipengaruhi radien lintang geografis, isolasi elevasi, dan area habitat.

Biografi ini menjelaskan bagaimana proses keanekaragaman tersebut berasal,

berubah dan mengapa bisa membuatnya hilang. Biogeografi merupakan

bidang ilmu integratif berdasarkan penyelidikan yang menyatukan antara

konsep dengan informasi dari ekologi, evolusi biologi, geologi, dan geografi

fisik.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai salah

satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Selain

letaknya yang berada di kawasan iklim tropis topografi dan sejarah Indonesia

1 | B i o g e o g r a f i

Page 2: Makalah print.doc

memiliki andil yang besar dalam keadaan biodiversitas makhuk hidup di

Indonesia. Begitu pula dengan Taman Nasional Alas Purwo. Taman Nasional

ini memiliki sebutan sebagai Afrikanya Indonesia. Maka, tidak salah lagi jika

keanekaragaman flora dan fauna ditempat ini beragam. Begitu pula dengan

habitatnya mulai dari ekosistem pantai, gua, savana, dan juga hutan tropis.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu

penyusun bermaksud untuk membuat laporan dengan judul “Analisis

Biogeografi Di Taman Nasional Alas Purwo Kabupaten Banyuwangi”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka yang menjadi

rumusan masalah dalam laporan ini adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan Biogeografi?

2. Bagaimana gambaran umum Taman Nasional Alas Purwo?

3. Bagaimana keadaan biogeografi di Pantai Trianggulasi Taman Nasional

Alas Purwo?

4. Bagaimana keadaan biogeografi di Sadengan Taman Nasional Alas

Purwo?

5. Bagaimana keadaan biogeografi di Jalur Burung Berkicau Taman

Nasional Alas Purwo?

6. Bagaimana keadaan biogeografi di formasi Hutan Bambu Taman

Nasional Alas Purwo?

7. Bagaimana keadaan biogeografi di Pantai Parang Ireng dan Pantai

Plengkung Taman Nasional Alas Purwo?

8. Bagaimana keadaan biogeografi di Ngagelan Taman Nasional Alas

Purwo?

9. Bagaimana keadaan biogeografi di hutan mangrove bedul Taman

Nasional Alas Purwo?

B. Tujuan

2 | B i o g e o g r a f i

Page 3: Makalah print.doc

Untuk memberikan arahan yang jelas mengenai laporan ini maka dalam

sebuah laporan harus terdapat tujuan. Dengan begitu yang menjadi tujuan dari

laporan ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan Biogeografi

2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum Taman Nasional Alas

Purwo

3. Untuk mengetahui bagaimana keadaan biogeografi di Pantai Trianggulasi

Taman Nasional Alas Purwo

4. Untuk mengetahui bagaimana keadaan biogeografi di Sadengan Taman

Nasional Alas Purwo

5. Untuk mengetahui bagaimana keadaan biogeografi di Jalur Burung

Berkicau Taman Nasional Alas Purwo

6. Untuk mengetahui bagaimana keadaan biogeografi di formasi Hutan

Bambu Taman Nasional Alas Purwo

7. Untuk mengetahui bagaimana keadaan biogeografi di Pantai Parang

Ireng dan Pantai Plengkung Taman Nasional Alas Purwo

8. Untuk mnegetahui bagaimana keadaan biogeografi di Ngagelan Taman

Nasional Alas Purwo

9. Untuk mengetahui bagaimana keadaan biogeografi di hutan mangrove

bedul Taman Nasional Alas Purwo

C. Manfaat

Laporan ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik

secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoritis laporan ini berguna

sebagai pengembangan pengetahuan dalam mata kuliah Biogeografi. Secara

praktis laporan ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. penulis, sebagai wahana menambah ilmu pengetahuan dan

pengembangan kemampuan dalam mata kuliah Biogeografi.

2. pembaca, sebagai media informasi tentang Biogeografi di Taman

Nasional Alas Purwo Kabupaten Banyuwangi.

D. Struktur Organisasi Bab

3 | B i o g e o g r a f i

Page 4: Makalah print.doc

Laporan ini terdiri dari 3 bab, yaitu BAB I Pendahuluan yang

meliputi; latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan

struktur organisasi bab.

Lalu BAB II Analisis Biogeografi Di Taman Nasional Alas Purwo

Kabupaten Banyuwangi.

Lalu yang terakhir adalah BAB III Penutup meliputi Simpulan dan

juga Saran.

Untuk melengkapi laporan ini, dalam laporan ini juga dibubuhkan

daftar pustaka.

BAB II

4 | B i o g e o g r a f i

Page 5: Makalah print.doc

ANALISIS BIOGEOGRAFI DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

KABUPATEN BANYUWANGI

A. Biogeografi

1. Pengertian Biogeografi

Biogeografi adalah bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha

untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi.

Selain itu biogeografi adalah cabang dari biologi yang mempelajari

tentang keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu (Wikipedia

Indonesia). Ada pula yang meyebutkan bahwa biogeografi adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari sebaran secara spesial makhluk hidup

pada saat yang lalu dan saat ini.

Biogeografi adalah ilmu yang berasal dari cabang biologi yang

mempelajari tentang keaneka ragaman hayati serta tentang penyebaran

spesies (biologi), organisme, dan ekosistem dalam ruang geografis dan

melalui waktu geologi. Organisme dan komunitas biologis ini bervariasi

dan sangat teratur yang dipengaruhi radien lintang geografis, isolasi

elevasi, dan area habitat.

Biogeografi merupakan bidang ilmu integratif berdasarkan

penyelidikan yang menyatukan antara konsep dengan informasi dari

ekologi, evolusi biologi, geologi, dan geografi fisik. Biografi ini

menjelaskan bagaimana proses keanekaragaman tersebut berasal,

berubah dan mengapa bisa membuatnya hilang.

2. Macam-macam Biogeografi

Secara umum biogeografi teridiri dari dua macam yaitu Geografi

tumbuhan (fitogeografi) dan Geografi hewan (zoogeografi). Keduanya

merupakan bagian dari ilmu pengetahuan biogeografi yang mempelajari

studi dan deskripsi perbedaan fenomena distribusi vegetasi di bumi

termasuk semua faktor yang mengubah permukaan bumi oleh faktor

fisik, iklim, atau oleh interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.

Sedangkan adapula macam lain dari biogeografi yang diungkapkan

oleh para pakar biogeografi yang meliputi;

5 | B i o g e o g r a f i

Page 6: Makalah print.doc

a. Biogeografi Sejarah

Dalam biogeografi sejarah menekankan terutama pada sejarah

evolusi (perkembangan) dari kelompok-kelompok organisme.

b. Biogeografi Ekologi

Memusatkan pada interaksi organisme pada saat ini dengan

lingkungan fisik dan interaksi satu sama lainnya serta untuk

memahami bagaimana hubungan-hubungan ini mempengaruhi

dimana spesies dan takson yang lebih luar ditemukan pada masa

sekarang.

4. Daerah-daerah Biogeografi di Dunia

Daerah-daerah biogeografi di dunia dengan beberapa organisme

yang khas, meliputi:

a. Australia

Organisme tipe Australia diantaranya didaerah Australia, Irian,

Selandia Baru, dan kepulauan di Samudera Pasifik. Hewan yang

dapat ditemukan diwilayah ini misalnya semua Monotremata,

Marsupialia (mammalia tidak berplasenta/mammalia berkantung),

Rodentia, kelelawar, burung kaswari, burung cenderawasih, jenis-

jenis burung kakaktua, ikan paru-paru australia dan burung kiwi.

b. Oriental

Tipe Oriental terdapat di daerah Asia bagian selatan pegunungan

Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa,

Kalirnantan, Sulawesi, dan Filipina. Hewan yang dapat dijumpai

diantaranya adalah siamang, orang utan, gajah, badak, burung merak.

c. Ethiopia

Tipe Ethiopia ini berada di Afrika, Magaskar dan pulau - pulau

sekitar Afrika. Makhluk hidup tipe Ethiopia adalah gajah afrika,

gorilla, simpanse, badak afrika, singa, kuda nil, zebra, jerapah,

burung onta.

d. Neotropik

Tipe Neotropik tersebar di Amerika Selatan dan Tengah, Meksiko

6 | B i o g e o g r a f i

Page 7: Makalah print.doc

dan Hindia Barat. Makhluk hidup tipe ini diantaranya adalah

armadillo, kelelawar vampire, burung kolibri.

e. Neartik

Tipe Neartik berada di Amerika Utara dari dataran tinggi Meksiko

sampai kawasan kutub utara dan Greenland. Mkahluk hidupnya

terdiri atas kambing gunung, karibon, tikus air (Beaves).

f. Paleartik

Eurasia sebelah selatan ke Himalaya, Afghanistan, Iran dan Afrika

bagian utara dari gurun Sahara. Misalnya: Landak, Babi hutan dan

Rusa kecil.

5. Penyebab Keadaan Biogeografi di Indonesia

Biogeografi Indonesia adalah penghalang geografi (barrier) / sawar

yang merupakan faktor penghambat persebaran organisme. Sawar ada 3

macam, yaitu:

a. Sawar iklim yang meliputi temperature rata-rata, kelembaban,

musim, sinar matahari, dll.

b. Sawar biologis yaitu adanya persaingan, penyakit, predator dan

makanan yang tersedia.

c. Sawar fisik seperti gunung yang tertinggi, gurun pasir, sungai, lautan

yang dapat membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies.

Adanya isololasi geografi juga menyebabkan perbedaan susunan

organisme di suatu daerah sehingga menyebabkan suatu organisme hanya

ada di suatu tempat tertentu. Hambatan geografis berdasarkan proses

alam yang menyebabkan keadaan biogeografi Indonesia berubah yaitu

pada masa pleistosin terjadi perubahan permukaan air laut di seluruh

dunia disebabkan karena mencairnya lapisan es dan gletser sehingga

permukaan air laut naik kurang lebih 150 m.

Hal ini mengakibatkan perubahan-perubahan daratan Indonesia, di

Indonesia bagian barat daratan sunda tenggelam dan hanya bagian yang

tinggi dari lipatan pegunungan yang tertinggal sebagai kepulauan selain

itu di Indonesia bagian timur daratan sahul juga tenggelam. Papua

7 | B i o g e o g r a f i

Page 8: Makalah print.doc

terpisah dari Australia dan membentuk laut Arafuru dan daerah daerah

yang tinggi membentuk pulau-pulau seperti kepulauan aru dan daerah

kepala burung di Papua. Jadi Indonesia memiliki kesamaan fauna dengan

wilayah Australian dan oriental karena pada jaman dahulu sebelum

mencairnya lapisan es dan gletser Indonesia dan kedua wilayah tersebut

menyatu. Hal ini lah yang menyebabkan fauna Indonesia memiliki

banyak kesamaan dengan wilayah Australian dan oriental.

6. Fitogeografi

a. Pengertian Fitogeografi

Secara luas. yang dimaksud fitogeografi adalah suatu kajian

tentang sebaran makhluk hidup di bumi pada saat yang lalu dan pada

saat ini. Shukla dan Chandel (1996) mendefinisikan "fitogeografi

sebagai suatu kajian tentang migrasi dan penyebaran tumbuh-

tumbuhan di daratan atau perairan. Penelaahan tentang penyebaran

tumbuhan di bumi pertama kali dikemukakan oleh Alexannder von

Humboldt pada tahun 1808 (Misra, 1980).

Secara deskriptif, fitogeografi adalah “studi dan deskripsi

tentang perbedaan fenomena distribusi tumbuhan di bumi, mencakup

semua hal yang mengubah atau mempengaruhi permukaan bumi,

baik oleh pengaruh fisik, iklim atau interaksi dari makhluk hidup ke

lingkungannya" (Potunin, 1994).

Secara umum pembahasan fitogeografi adalah tumbuhan di

seluruh permukaan bumi yang mencakup komposisi, produktivitas

setempat dan terutama distribusinya, Distribusi vegetasi dapat

ditelaah secara terpisah-pisah berdasarkan jenis-jenisnya atau secara

bersama sebagai suatu kesatuan masyarakat tumbuhan, dengan

maksud memperoleh pemahaman tentang perbedaan vegetasi di

berbagai wilayah di bumi.

Biogeografi Sejarah atau Biogeografi Ekologi berusaha

menjelaskan dan memahami berbagai pola distribusi suatu jenis

8 | B i o g e o g r a f i

Page 9: Makalah print.doc

organisme atau kelompok taksa organisme yang lebih luas.

Fitogeografi merupakan pengetahuan sintesis yang sebagian besar

ditunjang oleh ilmu pengetahuan lain, seperti ekologi, biologi

populasi, sistematik, evolusi, geologi dan sejarah alam.

Pada umumnya penelaahan tentang fitogeografi mempunyai

hubungan yang erat dengan analisis dan penjelasan tentang pola

distribusi tumbuhan dan makhluk hidup lainnya di bumi, yang

variasi jenis-jenisnya sebagian besar dipengaruhi lingkunpan fisik

tempat tumbuhnya yang berlangsung pada saat ini dan masa yang

lalu. Faktor fisik, antara lain adalah iklim dan tipe tanah di suatu

habitat terestris, dan variasi suhu, salinitas, cahaya dan tekanan air di

suatu habitat perairan.

Penelaahan dalam fitogeografi pada umumnya dititikberatkan

pada kelompok organisme sebagai "unit kehidupan" dalam

kelompok taksa tertentu seperti kelompok tumbuhan dalam suku

atau famili. Pola distribusi tumbuhan dapat mempunyai sebaran yang

luas atau hanya pada tertentu. Sifat distribusinya dapat berhubungan

atau sarnbung-menyamhung dengan wilayah lainnya ("continue"),

atau dapat pula terpisah dengan wilayah lain yang berjauhan

("discontinue" atau " disjunct"). Berdasarkan pada ada tidaknya

tumbuh-tumbuhan di berbagai wilayah bumi maka terdapat distribusi

3 kelompok taksa tumbuhan, yaitu:

a. Tumbuhan yang Tersebar Luas

Tumbuhan yang tersebar luas ("wides") adalah kelompok taksa

tumbuhan yang penyebarannya hampir terdapat di seluruh dunia di

wilayah yang memiliki bermacam-macam zona iklim. Tumbuhan

demikian yang sebarannya luas dinamakan "tumbuhan kosmopolit".

Conloh adalah Taraxacum officinale, Chenopodium album atau

Plantago mayor dan jenis tumbuhan dari suku Gramineae (Cox dan

Moore, 1993; Shukla dan Chandel, 1996).

9 | B i o g e o g r a f i

Page 10: Makalah print.doc

Tumbuhan kosmopolit yang tersebar luas di daerah tropis dinamakan

tumbuhan "pantropis" contohnya adalah kelompok tumbuhan yang

termasuk suku Zingiberaceae yang terdapat di beberapa kepulauan

dan daratan Asia. Sedangkan tumbuhan yang tersebar secara luas di

daerah beriklim dingin di wilayah zona artik dan zona alpin, dikenal

sebagai tumbuhan "artik-alpin", contohnya adalah tumbuhan lumut

atau rerumputan seperti Carex sp, dan Eriophomm spp atau

pepohonan berlumut yang dinamakan "elfin wood" dan

"krummholz" (Polunin, 1994).

b. Tumbuhan Endemik

Tumbuhan endemik adalah tumbuhan yang jenis-jenisnya tumbuh di

wilayah terbatas dan terdapat pada daerah yang tidak terlalu luas.

Daerah sebarannya pada umumnya dibatasi oleh adanya penghalang

("barrier"), seperti lembah, bukit atau pulau. Dikenal beberapa tipe

tumbuhan endemik yaitu tumbuhan "endemik benua", "endemik

regional" atau "endemik setempat/ lokal". Tumbuhan endemik dapat

berasal dari jenis tumbuhan purba yang tersebar luas yang sampai

saat ini mampu bertahan dan beradaptasi pada wilayah yang terbatas.

Tumbuhan jenis ini kemudian menjadi tumbuhan endemik karena

sebarannya yang sempit. Contohnya adalah Ginko biloba (di Jepang

dan China), Sequioa sempervirens (di suatu lembah di pantai

Califonia) atau Agathis australis dan Metasequioa sp, yang

diperkirakan merupakan spesies tunggal yang tumbuh di suatu

lembah di China. Tumbuhan endemik purba tersebut dinamakan

tumbuhan "paleoendemik" atau "epibion".

Jenis tumbuhan endemik lainnya adalah tumbuhan masa kini

(modern) yang dalam proses evolusinya tidak mempunyai

kesempatan dan waktu yang cukup untuk tersebar secara luas

melalui migrasi (Shukla dan Chandel, 1996). Contohnya antara lain

atau Eleusine coracana (Gramineae), Mecanopsis sp. (Papaveraceae),

10 | B i o g e o g r a f i

Page 11: Makalah print.doc

Piper longum (Piperaceae) atau Rafflesia arnoldii, Tumbuhan

demikian dinamakan tumbuhan "neoendemik".

c. Tumbuhan Discontinu

Tumbuhan discontinue adalah tumbuhan yang terpisah pada dua atau

lebih wilayah yang berjarak puluhan, ratusan atau ribuan kilometer

oleh adanya penghalang yang terdiri dari pegunungan atau gunung

yang tinggi di daratan atau pulau-pulau di laut. Contoh tumbuhan

discontinue, antara lain Empetrum nigrum, Larrea tridentata,

Phacelia magellanica atau Sanigula cranicaulis. Tumbuhan

discontinue terdapat, antara lain karena:

1) tumbuhannya berevolusi di beberapa wilayah yang sesuai

dengan amplitude ekologinya, tetapi gagal bermigrasi dari

habitat aslinya oleh adanya penghalang tertentu;

2) tumbuhan yang jenis-jenisnya pada suatu saat pada masa lalu

yang tersebar luas, kemudian oleh karena kondisi lingkungannya

berubah akan lenyap atau rnusnah. Tetapi di antara jenis

tumbuhan tersebut terdaptl jenis yang dapat beradaptasi dan

mampu bertahan; sehingga akhirnya pada wilayah atau habitat

tertentu akan terbentuk kantung-kantung discontinue;

3) iklim yang berubah dalam skala evolusi juga dapat

menyebabkan adanya discontinue karena pada umumnya

tumbuhan mempunyai kebutuhan iklim tertentu akan

menemukan kehidupannya. Misalnya walaupun secara terpisah,

tumbuhan yang terdapat di wilayah artik mempunyai kesamaan

jenis dan bentuk hidup dengan tumbuhan wilayah alpin dengan

kondisi iklim yang serupa. Contohnya, Salix spp. dan Silen spp.

adalah tumbuhan discontinue yang tumbuh di wilayah artik,

wilayah alpin atau wilayah artik alpin;

4) secara geologis daratan di masa lampau sekarang sangat berbeda

dengan daratan masa kini. Menurut teori "paparan benua"

("continental drifts") wilayah yang terdapat sekarang seperti di

11 | B i o g e o g r a f i

Page 12: Makalah print.doc

Amerika Selatan, Afrika, India, Polinesia, Australia dan

Antartika, pada "era meozoicum” menjadi satu benua yang luas

yang dinamakan Gondwana dan memiliki karakteristik flora dan

fauna yang spesifik dengan flora dan faunanya yang discontinue.

Oleh adanya gerakan lempengan bumi maka daratan Gondwana

kemudian pecah dan terpisah menjadi wilayah tersebut (Brown

dan Gibson, 1983).

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan

Tumbuhan Dimuka Bumi

Tumbuhan merupakan produsen dimuka bumi yang

menjadi sumber utama makanan makhluk hidup. Keberadaan

tumbuhan dimuka bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

iklim, tanah, topografi, biotik, dan termasuk manusia

didalamnya. Berikut ini adalah penjelasan dari pengaruh faktor-

faktor tersebut yang mempengaruhi keberadaan tumbuhan:

1) Faktor Iklim

Faktor iklim dapat disebut juga sebagi faktor klimatik.

Dalam hal ini faktor yang mempengaruhi keberadaan

tumbuhan adalah unsur-unsur iklim. Unsur iklim ini

meliputi penyinaran, suhu, kelembaban, curah hujan, angin,

evapotranspirasi. Namun, dari sekian anyak unsur iklim

yang memberikan pengaruh paling dominan terhadap

keberadaan tumbuhan dalah penyinaran, sihu, dan juga

curah hujan.

2) Penyinaran matahari

Dalam hal ini penyinaran matahari atau sinar matahari

berguna bahkan sangat penting sekali bagi tumbuhan untuk

melakukan proses fotosintesis. Sepertiyang telah diketahui

tumbuhan merupakanprodusen yang bersifat autotrof.

Autotrof merupakan kemampuan tumbuhan untuk membuat

makanan sendiri. Dengan begitu tumbuhan akan

12 | B i o g e o g r a f i

Page 13: Makalah print.doc

mengahsilkan karbohidrat dari proses fotosintesis tersebut.

Berikut ini adalah proses fotosintesis:

Cahaya Matahari

CO2 + H2O C6H12O6 + O2

Klorofil

Selain itu posisi Indonesia yang berada di daerah kahtulistiwa

menyebabkan perbedaan ketebalan troposfer. Di wilayah

khatlistiwa wilayah troposfer memiliki ketebalan sekitar 16 km

yng merupakan ketebalan troposfer yang paling tebal. Kedaan

seperti ini disebabkan pergerakkan bumi yaitu rotasi bumi. Hal ini

menjadikan Indonesia mengalami penyinaran, suhu, kelembaban,

dan curah hujan yang tinggi. Keadaan tersebut menguntungkan

Indonesia karean dengan begitu Indonesia memiliki biodiversitas

tumbuhan yang tinggi pula.

3) Suhu

Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari

dengan intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap

wilayah. Daerah-daerah yang berada pada zona lintang iklim

tropis, menerima penyinaran matahari setiap tahunnya relatif

lebih banyak jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya.

Selain posisi lintang, faktor kondisi geografis lainnya yang

mempengaruhi tingkat intensitas penyinaran matahari antara lain

kemiringan sudut datang sinar matahari, ketinggian tempat, jarak

suatu wilayah dari permukaan laut, kerapatan penutupan lahan

dengan tumbuhan, dan kedalaman laut. Perbedaan intensitas

penyinaran matahari menyebabkan variasi suhu udara di muka

bumi.

Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan

tumbuhan, karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan

suhu lingkungan hidup ideal atau optimal, serta tingkat toleransi

yang berbeda-beda di antara satu dan lainnya. Misalnya, flora

13 | B i o g e o g r a f i

Page 14: Makalah print.doc

yang hidup di kawasan kutub memiliki tingkat ketahanan dan

toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan suhu yang tajam

antara siang dan malam jika dibandingkan dengan flora tropis.

Pada wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu

dingin atau panas merupakan habitat yang sangat baik atau

optimal bagi sebagian besar kehidupan organisme, baik manusia,

hewan, maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu yang terlalu

panas atau dingin merupakan salah satu kendala bagi makhluk

hidup.

Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah

satu faktor pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi

lintang, ketinggian tempat, dan kondisi topografinya. Oleh karena

itu, sistem penamaan habitat flora seringkali sama dengan kondisi

iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang,

vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.

Selain itu pengaruh suhu erat kaitannya dengan keadaan

kelembaban. Kelembaban merupakan faktor lain yang

berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di muka bumi

adalah kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air

yang terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara

berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di

muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok hidup di

wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang

hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang

tinggi.

Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan

dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu

sebagai berikut.

a) Xerophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap

lingkungan hidup yang kering atau gersang (kelembapan

14 | B i o g e o g r a f i

Page 15: Makalah print.doc

udara sangat rendah), seperti kaktus dan beberapa jenis

rumput gurun.

b) Mesophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di

lingkungan yang lembap, seperti anggrek dan jamur

(cendawan).

c) Hygrophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup

di lingkungan yang basah, seperti eceng gondok, selada air,

dan teratai.

d) Tropophyta, yaitu jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi

terhadap perubahan musim kemarau dan penghujan.

Tropophyta merupakan flora khas di daerah iklim muson

tropis, seperti pohon jati.

Kedaan suhu yang tinggi di Indonesia menjadikan Indonesia

memiliki kelembaban yang tinggi pula. Sehingga dengan begitu

Indonesia enjadikan keadaan yang mempunyai pertumbuhan

jamur yang cepat dan bervariasi.

4) Curah hujan

Curah hujan menjadi faktor yang penting karena setiap makhluk

hidup memerlukan air karena air merupakan kebutuhan utama

setiap makhluk hidup. Rata-rata tumbhan membutuhkan endapan

hujan sebesar 60-100. Berdasarkan pengelompokkan yang dibuat

oleh Oldeman buan dibagai menjadi tiga yaitu bulan basah

(>100), lembab (60-100), kering (<60). Perbedaan curah hujan

tiap-tiap wilayah permukaan bumi menghasilkan karakteristik

vegetasi dan juga menyebabkan perbedaan jenis hewan yang

mendiaminya. Hal ini disebabkan tumbuh-tumbuhan merupakan

produsen yang menyediakan sumber makanan bagi hewan.

Wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada

umumnya merupakan kawasan yang dihuni oleh aneka spesies

dengan jumlah dan jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan

wilayah yang relatif lebih kering.

15 | B i o g e o g r a f i

Page 16: Makalah print.doc

Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi

merupakan wilayah yang secara alamiah tertutup oleh kawasan

hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis flora dan

fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi. Tingkat intensitas curah

hujan pada suatu wilayah akan membentuk karakteristik yang

khas bagi formasi-formasi vegetasi (tumbuhan) di muka bumi.

Karakter vegetasi yang menutupi hutan hujan tropis sangat jauh

berbeda dengan vegetasi yang menutupi kawasan muson, stepa,

atau gurun. Karakter vegetasi di wilayah muson didominasi oleh

tumbuhan gugur daun untuk menjaga kelembapan saat musim

kemarau. Wilayah gurun didominasi oleh jenis tumbuhan yang

sangat tahan terhadap kekeringan. Kekhasan pola dan

karakteristik vegetasi ini tentunya mengakibatkan adanya hewan-

hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu. Selain itu

ketersedan air menyebabkan 3 jenis tumhbuhan yang dipengaruhi

oleh ketersediaan air:

a) Hidrofit, yaitu keadaan tanaman yang hidup dilingkungan

yang basah atau banyak air seperti teratai, kangkung, dan

lain-lain.

b) Higrofit, yaitu keadaan tanaman yang hidup dilingkungan

yang lembab atau cukup air.

c) Serofit, yaitu keadaan tanaman yang dapat atau mampu

bertahan hidup pada lingkungan yang kering atau kekurangan

air.

5) Faktor Tanah

Tanah merupakan media tumbuh dan berkembangnya tanaman.

Pembentukkan tanah dipengaruhi oleh bebrapa faktorseperti bahan

organik, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Ketersedaan tanah akan

mengikuti topografinya. Semekin landai tempat tersebut maka

semakin tebal pula tanahnya. Dalam hal ini tanah ilmu yang akan

dipelajari adalah edapologi karena membahas mengenai kesuburan

16 | B i o g e o g r a f i

Page 17: Makalah print.doc

tanah. Faktor edafik ini meliputi sifat kimia tanah yang terdiri atas

nutrisi dan unsur hara.

Dalam unsur hara tedapat unsur esensial yang dibutuhkan oleh

tanaman. Unsur esensialini terbagi menjadi dua yaitu hara makro dan

hara mikro. Hara makro dibutuhkan tanamn dalam julah yang banyak

yang terdiri atas N, P, K, Ca, Mg, S. Namun hara mikro adalah

kebalikannnya yaitu dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang

sedikit sperti Al, Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl. Berikut ini adalah

indikator dari keseburan yaitu

1) N,P,K unsur ini memiliki korelas langsung dengan tumbuhan dan

merupakan unsur terbanyak dalam melihat kesuburan. Unsur N

merupakan unsur terbanyak di Bumi yaitu sekitar 80%.

Kebradaan unsur N ini mempengaruhi kesuburan yang

indikatornya atau yang dipengaruhinya adalah daun. Kemudian

unsur K, unsur K ini mempengaruhi anatomi batang tanaman

artiya apabila tanaman tersebut banyak menyerap K maka batang

tanaman tersebut akan kokoh. Lalu unsur P akan mempengaruhi

peristiwa reproduksi tanaman seperti bunga dan buah.

2) Bahan Organik. Bahan organik ini berasal dari sisa-sisa

kehidupan organisme. Dikstsksn sebagai bahan organik adalah

ketika organisme yang mat menjadisampah atau seresah

kemudian dihancurkan atau mengalami dekomposisi oleh

pengurai atau bakteri. Bakteri ini pada mumnya adalah bakteri

detritus. Keberadaan bahan organik ini adalah fungsi sebagai

penyedia bahan baku dari N, P, K. Untuk mengetahui keberadaan

bahan organik dapat digunakan H2O2 (Hidrogen Peroksida)

dengan indikator apabila ketika diteteskan mengahsilkan banyk

buih maka ketersediaan hara tanah tersebut dapat dikatakan baik.

3) Kemampuan Penukaran Kation.tanah memiliki muatan negatif

dan positif. Kation yang baik maka ketersediaan hara akan baik

pula.

17 | B i o g e o g r a f i

Page 18: Makalah print.doc

4) pH tanah. pH merupakan derajat keasaman tanah. pH tanah yang

netral akan memiliki unsur hara makro yang banyak namun unsur

hara mikro sedikit. Dan apabila tanah dalam keadaan asam maka

dapat dikatakan sebagai toskin atau racun bagi tanaman tersebut.

6) Faktor Topografi

Faktor fisiografi berkaitan dengan persebaran makhluk hidup adalah

ketinggian tempat dan bentuk wilayah. Hal ini berkaitan dengan gejala

gradien thermometrik, di mana suhu udara akan mengalami penurunan

sekitar 0,5oC–0,6oC setiap wilayah naik 100 meter dari permukaan

laut. Adanya penurunan suhu ini sangat berpengaruh terhadap pola

persebaran jenis tumbuhan. Sebab organisme memiliki keterbatasan

daya adaptasi terhadap suhu lingkungan di sekitarnya. Selain itu hal

ini akan meyebabkan terjadinya stratifikasi tanaman dimana apabila

semakin tinggi suatu tempat maka tumbuhan yang ditemui akan

semakin sedikit jumlah dan jenisnya. Bahkan terkadanga apabila

semakin tinggi tempat tersebut hanya dapat ditemukan lumut saja.

Oleh karena itu, jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pantai akan

berbeda dengan yang hidup pada wilayah dataran tinggi atau

pegunungan. Selain itu landform tersebut akan mempengaruhi

anatomi dari tanaman yang ada karena semakin tinggi lokasinya maka

tanaman yang dijumpai akan semakin pendek.

7) Faktor Biotik termasuk Manusia

Manusia adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap

keberadaan flora dan fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya

menjaga kelestarian maupun mengubah tatanan kehidupan flora dan

fauna. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari,

manusia berusaha mengolah dan memanfaatkan lingkungan hidup di

sekitarnya semaksimal mungkin, walaupun terkadang dapat merusak

kelestarian alam. Misalnya, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, dalam waktu yang relatif singkat manusia mampu

18 | B i o g e o g r a f i

Page 19: Makalah print.doc

mengubah kawasan hutan menjadi daerah permukiman dan areal

pertanian. Perubahan fungsi lahan tersebut berakibat terhadap

kestabilan ekosistem yang secara alamiah telah terjalin dalam periode

jangka waktu yang lama.

c. Distribusi Tumbuhan

Dalam distribusi tumbuahn terdapat dua istilah yang sangat

identik yaitu dispersal dan migrasi. Menurut kamus lengkap Biologi

(2002:354) migrasi yaitu pola distribusi tata ruang individu yang satu

relative terhadap yang lain dalam populasi. Proses migrasi pada

tumbuhan di pengaruhi factor kemampuanya berevolusi, kemampuanya

dalam menyesuaikan dirinya untuk mempertahankan hidupnya,

melakukan persebaran untuk tumbuh dan hidup seperti spora yang

terbang di tiup angin, dan sifat yang dimiliki kosolitnes mempunyai

kemampuan menyebar secara luas.

Salah satu factor yang mempengaruhi penyebaran tumbuhan di

permukaan bumi adalah tinggi rendahnya permukaan bumi. Permukaan

bumi terdiri dari berbagai macam relief, seperti pegunungan, dataran

rendah, perbukitan dan daerah pantai. Perbedaan tinggi-rendah

permukaan bumi mengakibatkan variasi suhu udara. Variasi suhu udara

mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan. Hutan yang terdapat di

daerah pegunungan banyak dipengaruhi oleh ketinggian tempat.

Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari

ketinggiannya dari permukaan laut (elevasi). Menurut Fr. Junghuhn

seorang penyelidik bangsa Jerman membedakan jenis tumbuh-

tumbuhan berdasarkan ketinggian tempatnya adalah:

1) Tingkat tropis setinggi 700 m, terdiri atas tumbuh-tumbuhan tropis,

2) Tingkat subtropis hingga 1.000 m, sudah mulai tidak ada tumbuh-

tumbuhan hutan dataran      rendah,

19 | B i o g e o g r a f i

Page 20: Makalah print.doc

3) Ketinggian 1.000-2.000 m, terdapat tumbuh-tumbuhan dari iklim

sedang. Daerah ini banyak terdapat kabut, pohon-pohonnya telah

ditumbuhi lumut (hutan kabut dan hutan lumut),

4) Lebih tinggi dari 2.000 m, hanya sedikit pohon, dan hanya terdapat

belukar dan rumput (Novi Silvia Hardiany : 2013).

Berdasarkan factor yang menjadi perantara dalam penyebarannya,

migrasi dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal atau melalui perantara.

Jenis ini dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu berdasarkan

bantuan angin, bantuan air, bantuan hewan, dan bantuan manusia.

1) Dengan Bantuan Angin (Anemokori)

Anemokori (Anemos berarti angin dan chorein berarti penyebaran)

akan berlangsung efektif jika alat kembang biak yang dipencarkan

mengalami modifikasi yang mendukung gerak pemencaran.

Tumbuhan yang dipengaruhi oleh angin pada umumnya adalah

tumbuhan spora, tumbuhan dengan biji yang berbulu, dan biji

bernetuk baling-baling sehingga dapat diterbangkan. Contohnya

adalah lumut, paku, biji mahoni, spenifex littorus, randu, kapas, dll.

2) Dengan Bantuan Air

Pemencaran dengan bantuan air (hidrokori) terjadi melalui air

sungai maupun air laut. Setiap jenis benih yang ringan

berkemungkinan untuk dipencarkan oleh air secara efektif sampai

batas kemampuannya untuk mengapung dan mempertahankan daya

untuk berkecambah, yaitu ketika benih jenuh akan air dan

tenggelam atau menjadi busuk (gagal). Persyaratan utama dalam

pemencaran oleh air adalah daya apung yang cukup dan

impermeabilitas bagi air. Tumbuhan yang pemencarannya dengan

bantuan air  memiliki struktur buah yang terdiri dari 3 lapis kulit,

yaitu:

1) Eksokarp,kulit yang paling luar mengilap,tipis dan kuat.

2) Mesokarp, kulit yang tengah yang tebal berisi rongga udara

sehingga biji menjadi ringan dan   mengambang di air.

20 | B i o g e o g r a f i

Page 21: Makalah print.doc

3) Endokarp, kulit yang paling dalam kuat dan keras yang

berfungsi untuk melindungi embrio.

Selain itu masih ada beberapa ciri tanaman yang bijinya di

pencarkan oleh air, yaitu:

1) Memiliki tempurung yang kuat, tahan lama dan pada air serta

mampu menahan korosi dari air garam.

2) Benih memiliki kantong udara sehingga mampu untuk

mengapung.

3) Cadangan makanan cenderung lebih keras dan dalam jumlah

yang agak banyak.

4) Tumbuhan yang di pencarkan oleh air adalah tanaman yang

umumnya tumbuh dekat air.

Cara utama pemencaran tanaman oleh air adalah:

1) Arus laut. Arus laut dapat menyebabkan pemencaran jarak

jauh yang sangat efektif untuk jenis benih yang mampu

mengapung selama waktu yang panjang tanpa menjadi jenuh

oleh air dan juga termasuk dalam jenis tumbuhan (benih

normal) yang mampu hidup di daerah pesisir sehingga dapat

tinggal menetap di bawah kondisi kadar garam tinggi (pantai

berpasir, berlumpur).

2) Sungai dan Selokan. Sungai dan selokan biasa mengangkut

buah, biji dan bagian-bagian lain pada tumbuh-tumbuhan yang

terkadang bergerak jauh hingga ke laut. Pemencaran dengan

air hanya terbatas pada arah aliaran air dan daratan yang

bersangkutan, dikaraenakan benih yang tumbuh tidak mampu

mencakup ke area yang lebih luas (bukan tumbuhan pantai

atau laut sehingga tidak mampu bertahan jika terlalu lama

mengapung di samudera).

3) Penghanyutan oleh Hujan, Banjir dan Danau. Air hujan tidak

hanya memercikan ke luar biji atau spora dari organ-organ

yang terbuka, tetapi jika membentuk aliran dapat membawa

21 | B i o g e o g r a f i

Page 22: Makalah print.doc

biji atau spora lebih jauh daripada factor yang lain. Hampir

setiap tumbuhan dapat dipencarkan secara drastic oleh banjir,

seperti penumbangan pohon dan pengangkutan semua jenis

reruntuhan yang dapat mencapai jarak cukup jauh hingga

terdampar di dataran banjir berlumpur yang cocok untuk

ditempati oleh tumbuhan yang mengadakan migrasi.Pada

danau cara pemencaran dan jenis-jenis tumbuhan yang

dipencarkan hampir sama dengan yang terjadi di sungai-

sungai, tetapi terdapat lebih banyak keterbatasan pemencaran

bagi jenis-jenis tumbuhan akuatik dan semi akuatik, dan jarak

pemencaran pendek.

4) Gunung Es atau Gumpalan Es. Es yang mengapung ke arah

hilir di sungai-sungai atau hanyut ke danau memilki peranan

penting sebagai pengangkut benih yang tidak dapat

mengapung. Sebagai contoh Puccinellia phryganodes. Selain

pemencaran dapat dilakukan oleh air tidak semua hal tersebut

dapat dilakukan dikarenakan adanya penghambat jalannya

pemencaran, antara lain tidak tersedianya air yang cukup,

setiap rintangan penghalang gerak air, pembekuan yang terjadi

hingga dasar air, samudera yang luas bagi benih yang tidak

dapat mengapung dan hidup lama, begitupula pengaruh iklim

yang berbeda sehingga tidak sesuai untuk menetapkan

tumbuhan yang ditransportasikan.

Contoh penyebaran tanaman oleh air adalah spora ganggang, spora

terdiri dari zoospora dan aplanospora. Selain spora beberapa contoh

tanaman lainnya yaitu kelapa (Cocos nucifera), nyamplung

(Calophylum sp.), eceng gondok, teratai, ketapang, dan bakau.

c.   Dengan Bantuan Manusia (Antropokori)

Manusia secara sengaja atau tidak sengaja dapat memencarkan alat

perkembangbiakan tumbuhan. Manusia merupakan penyebab

perubahan vegetasi yang paling aktif, termasuk pemencaran

22 | B i o g e o g r a f i

Page 23: Makalah print.doc

tumbuhan. Apalagi di jaman modern. Dengan perjalanan di dunia

dalam jumlah yang kian lama semakin besar dan dengan kecepatan

dan kemudahan yang terus-menerus meningkat, manusia selalu

mengangkut benih tumbuhan baik sengaja maupun tidak diketahui.

Sebagai contoh manusia secara sengaja mendatangkan kina dari

Amerika Selatan, kopi dan kelapa sawit dari Afrika ke Indonesia.

Secara tidak sengaja, manusia memakan buah yang bijinya tidak

tercerna dan dikeluarkan bersama kotoran, dapat pula biji rumput-

rumputan yang menempel pada baju/celana. Akibatnya, hanya

sedikit tempat di bumi ini yang vegetasi dan flora

penyusunnyatidak menunjukan adanya bekas campur tangan

manusia.

Pada waktunya tanda-tanda adanya campur tangan manusia akan

semakin hilang, namun campur tangan ini sudah semakin luas dan

mengaburkan tumbuhan-tumbuhan endemic disuatu daerah dan

semakin mengaburkan daerah asal tumbuhan.

d. Dengan Bantuan Hewan

Terdapat empat kelompok hewan yang biasanya membnatu proses

migrasi dari tanamn yaitu burung (Ornitokori), Kelelawar

(Kriptokori), Serangga (Entomokori), dan mamalia.

1) Burung (Ornitokori) yaitu melalui biji yang dimakan kemuidan

biji tersebut dikeluarkan bersamaan dengan feses. Biasanya

yaitu pada tumbuhan dengan biji yang berukuran relatif kecil

seperti pohon beringin.

2) Kelelawar (Kriptokori) yaitu melalui biji yang dimakan

kemuidan biji tersebut dikeluarkan bersamaan dengan feses.

Biasanya yaitu pada tumbuhan terlebih jenis buah-buahan yang

menjadi makanan utama kelelawar. Dengan biji yang

berukuran relatif kecil seperti jambu biji, sawo.

3) Serangga (Entomokori), pada umumnya serangga memiliki

bulu halus pada kakinya sehingga terkadang melalui bulu-bulu

23 | B i o g e o g r a f i

Page 24: Makalah print.doc

tersebut terdapat biji-biji yang berukuran sangat kecil

menempel. Contohnya yaitu semut yang mencari makan pada

bunga sedap malam, kupu-kupu yang mencari makan pada

bunga.

4) Mamalia, pada mamalia pada umunya adalah melalui feses

saat melkukan ekskresi. Namun tidak semua mamalia yang

dapat membantu dalam proses ini yaitu hanya pada mamalia

herbivora dan sebagian omnivora. Contohnya luwak yang

memakan biji kopi dan buah aren.

Dispersal yaitu sebuah pemencaran namun anak tidak jauh dari

tumbuhan induknya karena faktor internal. Jadi artinya tanaman

tersebut akan mengumpul disitu saja. Berdasarkan proses migrasi dan

dispersal maka akan terjadi persebaran pada tumbuhan. Maka dari area

persebaran tumbuhan dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:

a. Kosmopolitan, jenis-jenis tumbuhan yang kosmopolitan teragih di

seluruh dunia. Tumbuh-tumbuhan itu sekurang-kurangnya harus

terdapat di keenam benua yang dihuni secara luas. Sesungguhnya,

diluar gulma pada pembudidaya tanaman yang mengikuti manusia,

yang dapat disebut sebagai kosmopolit atau semi kosmopolit

kiranya hanya terbatas pada tumbuhan spora (Cryptogamae) saja.

Jenis vegetasi kosmopolitan yang disebabkan oleh curah hujan

yang sangat tinggi. Wilayah ini didominasi oleh hutan hujan tropis

yang lebat dengan spesies tumbuhan yang khas seperti kayu

meranti yang keras seperti pohon deptirokarpus dan berbagai

macam anggrek. 

b. Endemik, tumbuhan endemik hanya dapat ditemukan ditempat-

tempat tertentu sehingga dapat menjadi ciri khas tempat tersebut

contohnya dalah Raflesia Arnoldi di Bengkulu.

c. Relik, merupakan tumbuhan yang mendekati kepunahan atau

langka bahkan bisa saja punah apabila tidak dilindungi.

24 | B i o g e o g r a f i

Page 25: Makalah print.doc

d. Fosil, yaitu tumbuhan tersebut sudah tidak ada yang ada hanya

tinggal sisanya saja yang telah menjadi fosil.

6. Zoogeografi

a. Pengertian Zoogeografi

Zoogeografi adalah cabang ilmu biogeografi yang

mempelajari hal ihwal penyebaran hewan di muka bumi.

Berdasarkan ilmu ini dapat diketahui bahwa jenis binatang tertentu

saja yang dapat menyebar ke seluruh penjuru bumi, sedangkan

sebagian jenis binatang hanya hidup pada wilayah dengan kondisi

dan karakteristik tertentu saja.

Zoogeografi adalah ilmu tentang penyebaran hewan hidup di

Bumi (di darat maupun di laut), dan pendahulunya (dalam ruang

dan waktu). Ilmu ini adalah cabang dari ilmu zoologi, dan berkaitan

dengan geografi dan geologi.

b. Faktor Pendorong Terjadinya Zoogeografi

1) Faktor Tekanan

Tekanan dapat disebabkan oleh padatnya populasi.

Tersedianya makanan yang melimpah ruah dan ruang

(teritorial) yang luas menyebabkan sebagian organisme

melakukan migrasi (pindah) untuk menghindari kompetisi,

terutama kompetisi intraspesies.

2) Faktor Transportasi

Transportasi baik berupa transportasi darat, laut dan udara

dapat menjadi sarana suatu kelompok hewan untuk menempati

suatu wilayah baru. Misalnya melalui kapal laut, kelompok

tikus dapat berpindah dari satu pulau ke pulau lain.

3) Faktor Perdagangan Satwa

Jual beli satwa antar pulau atau antar benua merupakan salah

satu penyebab terjadinya persebaran hewan di dunia.

4) Faktor Rusaknya Habitat/ Ekosistem Asal

25 | B i o g e o g r a f i

Page 26: Makalah print.doc

Rusaknya habitat/ekosistem asal dapat disebabkan oleh

bencana alam (gunung meletus, banjir badang, angina putting

beliung, dll). Dengan rusaknya habitat/ekosistem asal maka

memaksa hewan yang selamat untuk mencari habitat baru.

5) Faktor Tersedianya Makanan

Makanan yang semakin berkurang karena berbagai sebab dapat

mendorong sebagian besar populasi bermigrasi untuk

menghindari bencana kelaparan.

6) Faktor Predator

Serangan dari populasi predator ganas dapat mendorong

populasi mangsa untuk bermigrasi menjauh (menyelamatkan

diri).

7) Faktor Parasit

Parasit dapat menyebabkan sebagian populasi yang masih

sehat bermigrasi menjauh.

8) Faktor Penyakit

Penyakit ganas dapat menyebabkan wabah sehingga

menyebabkan sebagian populasi yang sehat bermigrasi untuk

menyelamatkan diri.

9) Faktor Kompetiton

Saingan yang diperoleh dari populasi kompetitor yang terlalu

kuat dan dominan menjadi pendorong populasi yang kalah

bermigrasi menyingkir.

10) Faktor Iklim

Perubahan iklim berkala yang sangat ekstrim mendorong

populasi yang tidak mampu beradaptasi tetapi mempunyai

daya jelajah yang sangat tinggi untuk bermigrasi ke daerah

yang lebih sesuai untuk hidupnya. Misalnya pada daerah yang

memiliki 4 musim, pada musim dingin, bangsa burung

melakukan migrasi.

11) Faktor Manusia

26 | B i o g e o g r a f i

Page 27: Makalah print.doc

Eksploitasi habitat yang dilakukan manusia secara membabi

buta seperti penebangan hutan secara liar dapat menyebabkan

rusaknya ekosistem suatu populasi. Hal tersebut memacu

hewan untuk keluar dari hutan seperti ke perkampungan

penduduk.

12) Faktor Mencari Pasangan

Pada saat musim kawin, hewan jantan yang mengalami ekstrus

(birahi) akan pergi ke tempat/ daerah yang terdapat hewan

betina untuk melakukan kopulasi (perkawinan)

13) Faktor Jembatan/ Teruzan

Jembatan penghubung antar pulau ataupun teruzan antar benua

dapat menjadi sarana bagi hewan untuk melakukan migrasi

terutama bagi hewan darat.

14) Faktor Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan dapat berupa pencemaran air, udara,

maupun tanah. Pencemaran dapat menyebabkan tercemarnya

lingkungan yang berbahaya bagi kelangsungan hidup hewan di

daerah tersebut. Sehingga memacu hewan untuk mencari

tempat yang tidak tercemar.

15) Faktor Potensi Berbiak yang Tinggi

Daya dukung lingkungan pada daerah asal tidak

memungkinkan hewan untukberbiak secara optimal. Untuk itu,

hewan akan mencari tempat baru yang mendukung untuk

berbiak secara optimal.

16) Faktor Ruang di Tempat Asal

Ruang/ daerah territorial di tempat asal yang semakin

menyempit mendorong hewan untuk mencari daerah territorial

yang lebih luas.

27 | B i o g e o g r a f i

Page 28: Makalah print.doc

7. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia

a. Persebaran Fauna di Indonesia

1) Fauna Indonesia Barat

Fauna Indonesia barat adalah berbagai jenis hewan yang terdapat

di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di

sekitarnya. Macam-macam fauna Indonesia barat sebagai berikut.

Tabel 2.1 Fauna Indonesia Barat

Sumber: Makalah Biodiversitas, Universitas Airlangga

Pulau Jenis Fauna

Sumatera gajah, harimau, tapir, badak, orang utan, kera, pelanduk, siamang,

kijang, ular, kambing, burung kakaktua, kutilang, tekukur, dan

gereja

Jawa harimau, badak, tapir, domba, kambing, rusa, kerbau liar,

monyet, ular, musang, burung gereja dan burung belibis.

Kalimantan  orang utan, kukang, monyet bekantan, kijang, musang, pelanduk,

buaya, burung elang, pekakak, kakatua, rajawali, serta ular

piton dan kobra.

 

b. Fauna Indonesia Tengah

Fauna Indonesia tengah meliputi berbagai jenis hewan yang terdapat

di pulau Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara. Fauna Indonesia

tengah sebagai berikut.

Tabel 2.2 Fauna Indonesia Tengah

Sumber: Makalah Biodiversitas, Universitas Airlangga

Pulau Jenis Fauna

Sulawesi dan

sekitarnya

rusa, anoa, musang, dan monyet

Kepulauan Nusa

tenggara

sapi, rusa, komodo, domba, burung kakaktua, jalak, dan

nuri

 

c. Fauna Indonesia Timur

28 | B i o g e o g r a f i

Page 29: Makalah print.doc

Fauna Indonesia timur meliputi jenis-jenis fauna yang ditemukan

di Papua, Maluku, dan pulau-pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia

timur bercorak australis. Berikut ini fauna Indonesia timur.

Tabel 2.3 Fauna Indonesia Timur

Sumber: Makalah Biodiversitas, Universitas Airlangga

Pulau Jenis Fauna

Maluku kuskus, burung nuri, dan cenderawasih

Papua dan sekitarnya rusa, kanguru, burung cenderawasih, kakaktua raja,

kasuari, dan parkit.

 

b. Pesebaran flora di Indonesia

Tanah yang subur menyebabkan berbagai jenis tanaman dapat

tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia. Flora Indonesia terdiri dari

sekitar 4.000 jenis pohon, 1.500 jenis paku pakuan, dan 5.000 jenis

anggrek.

1) Flora Indonesia barat

Flora Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis tanaman

yang tumbuh di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, dan pulau-pulau

kecil di sekitarnya. Jenis flora Indonesia bagian barat memiliki

persamaan dengan tumbuhan yang terdapat di Asia.

Tabel 2.4 Flora Indonesia Barat

Sumber: Makalah Biodiversitas, Universitas Airlangga

Pulau Jenis Flora

Sumatera pinus, kamper, meranti, kayu besi, kayu manis, beringin, dan

raflesia

Jawa jati meranti, mahoni, beringin, pinang, bunga anggrek, dan

bugenvil

Kalimantan  ramin, kamper, meranti, besi, jelutung, bakau, pinus, dan rotan

2) Flora Indonesia tengah

29 | B i o g e o g r a f i

Page 30: Makalah print.doc

Flora Indonesia tengah meliputi tumbuhan yang terdapat di

Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Nusa Tenggara

terdapat padang rumput alami yang baik untuk daerah peternakan.

Penyebabnya adalah curah hujan yang rendah.  

Tabel 2.5 Flora Indonesia Tengah

Sumber: Makalah Biodiversitas, Universitas Airlangga

Pulau Jenis Flora

Sulawesi eboni, kayu besi, pinus, kayu hitam, rotan, dan beberapa jenis

bunga anggrek

Nusa Tenggara jati, sandelwood, akasia, cendana, dan beberapa jenis bunga

anggrek

Maluku sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu putih, dan

anggrek

3) Flora Indonesia timur

Flora Indonesia bagian timur adalah tumbuhan yang hidup di

pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang sering

dijumpai di Papua adalah jenis conifera seperti agatis alba dan obi.

Di daerah dataran rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan bakau.

B. Taman Nasional Alas Purwo

Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah perwakilan tipe

ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa. Letak geografis Taman

Nasional Alas Purwo adalah 8°25’ - 8°47’ LS, 114°20’ - 114°36’ BT. Secara

administratif Taman Nasional Alas Purwo terletak di Kabupaten Banyuwangi,

Provinsi Jawa Timur.

Secara keseluruhan luas Taman Nasional Alas Purwo adalah 43.420

hektar. Taman Nasional Alas Purwo memiliki temperatur udara yang berkisar

antara 27°C - 30°C. Curah hujan di Taman Nasional alas purwo cukup tinggi

yaitu sekitar 1.000 - 1.500mm/tahun.

30 | B i o g e o g r a f i

Page 31: Makalah print.doc

Secara umum Kawasan Taman Nasional Alas Purwo mempunyai

topografi landai yang membentang dari ketinggian mulai dari 0 – 322 m dpl

dengan puncak tertinggi Gunung Lingga Manis. Areal curam berkembang

pada batugamping berumur Miosen-Pliosen yang terangkat ke permukaan

karena ada interaksi antara Lempeng Samudera Hindia (oceanic plate) yang

bertemu dengan Lempeng Eurasia (continental plate). Proses pengangkatan

yang terjadi pada Pleistosen Tengah terus berlanjut dengan intensitas yang

tidak selalu sama mengakibatkan daerah Semenanjung Blambangan terangkat

pada ketinggian lebih dari 100 m dpl. beberapa bagian puncak bukit karst

terangkat sampai ketinggian 300 m dpl. Sejak terangkat ke permukaan,

batugamping mulai mengalami karstifikasi.

Secara fisiografis Taman Nasional Alas Purwo terdiri atas 4 unit

bentuklahan yaitu, bentuk lahan fluvial, bentuk lahan organik, bentuk lahan

marin dan bentuk lahan karst. Bentuklahan fluvial menempati daerah bagian

barat kawasan memanjang dari Teluk Pangpang sampai ke Pantai Triangulasi.

Bentuk lahan organik menempati bagian tepi taman nasional, terbagi menjadi

dua yaitu daerah mangrove dan terumbu karang dengan luas yang belum

dapat dipastikan karena bersifat sangat dinamik utamanya dipengaruhi oleh

pasang-surut air laut. Bentuk lahan marin menempati bagian tepi berasosiasi

dengan bentuklahan organik, terbagi menjadi 5 macam bentukan yaitu; Bura,

dataran pasang surut, lagun, beting gisik dan gerong laut (marine notch).

Bentuk lahan karst menempati sebagian besar wilayah ini, mulai dari Gunung

Sembulungan, Tanjung Purwo, Tanjung Bantenan dan Teluk Banyubiru,

terbagi menjadi 3 bentukan utama yaitu; perbukitan gamping terkarstifikasi

awal, perbukitan gamping terkarstifikasi muda, dan perbukitan gamping

terkarstifikasi dewasa. Formasi geologi pembentuk kawasan Taman Nasional

Alas Purwo berumur Meosen atas, terdiri dari batuan berkapur dan batuan

berasam. Pada batuan berkapur terjadi proses karstifikasi yang tidak

sempurna, karena faktor iklim yang kurang mendukung (relatif kering), serta

batuan kapur yang diperkirakan terintrusi oleh batuan lain. Jenis batuan kapur

31 | B i o g e o g r a f i

Page 32: Makalah print.doc

ini menyebabkan terjadinya sejumlah gua di kawasan Taman Nasional Alas

Purwo. Tidak kurang dari 44 buah gua telah teridentifikasi di dalam kawasan.

Keadaan tanah hampir keseluruhan merupakan jenis tanah liat berpasir

dan sebagian kecil berupa tanah lempung. Sungai di kawasan Taman

Nasional Alas Purwo umumnya dangkal dan pendek. Sungai yang mengalir

sepanjang tahun hanya terdapat di bagian Barat Taman Nasional yaitu Sungai

Segoro Anak dan Sunglon Ombo. Mata air banyak terdapat di daerah Gunung

Kuncur, Gunung Kunci, Goa Basori, dan Sendang Srengenge.

C. Pantai Trianggulasi

Pantai Trianggulasi adalah salah satu dari beberapa pantai yang ada di

aman Nasional Alas Purwo. Nama Trianggulasi diambil dari nama titik ikat

dalam pengukuran dan pemetaan yang terletak ± 500 dari utara pantai.

Trianggulasi merupakan salah satu pantai yang mempunyai formasi hutan

pantai yang masih lengkap, didominasi pohon nyampung (Calophyllum

inophyllum), bogem (Baringtonia asiatica) dan pandan laut (Pandanus

tectorius).

Kondisi pasirnya berwarna hitam dan memiliki butir yang sangat

halus. Pantai seperti ini tidak cocok apabila digunakan untuk rebahan atau

kegiatan berenang. Warna pasir dapat teridentifikasi bahwa pantai tersebut

terdapat pasir besi meski tidak sebanyak di Pantai Selatan Tasikmalaya

didaerah Cipatujah.

Pantai ini tergolong memiliki terumbu karang yang sedikit karena

terlihat dari tidak adanya breakers yang besar. Hal ini disebabkan terdapat

sungai yang bermuara ke Pantai ini sehingga warna air sungai yang keruh

menyebabkan air dilaut menjadi keruh dan matahari tidak dapat menembus ke

dasar laut sehingga terumbu karang tidak tumbuh di pantai ini.

Biasanya pada bulan April-November digunakan oleh 4 jenis penyu

yang ada di Alas Purwo untuk bertelur (penyu belimbing, sisik, abu-abu dan

hijau). Selain Penyu di pantai Trianggulasi dapat dengan mudah ditemukan

32 | B i o g e o g r a f i

Page 33: Makalah print.doc

satwa seperti kera abu-abu, lutung, tupai, bajing, musang, rusa, kijang, babi

hutan, dan biawak.

D. Sadengan

Sadegan merupakan lokasi yang dipilih dalam pengelolaan sebagai

habitat para satwa termasuk Banteng, burung Merak (Pavo muticus),

beberapa jenis Bangau, Elang, babi hutan (Sus scrofa), kijang (Muntiacus

muntjak), macan tutul (Panthera pardus), lutung (Tracypithecus auratus),

monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Sadengan ini mempunyai luas

kurang lebih 84 hektar, namun yang baru dibuka untuk menjadi padang

savanna baru setengahnya atau kurang lebih 40 hektar. Padang savanna ini

mempunyai batas berupa pagar kayu untuk membatasi antara pengunjung dan

hewan agar mempunyai jarak yang aman untuk mengamati hewan yang ada

di sana.

Dalam pengelolaannya Sadengan juga dibagi kedalam blok-blok.

Adapun pembagian blok yang ada di Sadengan yakni Blok A1 seluas 7,29

Ha, Blok A2 seluas 15,60 Ha, Blok A3 seluas 14,20 Ha, Blok B1 seluas 13,17

Ha dan Blok B2 seluas 15,96 Ha, Blok B3 seluas 18 Ha dengan total luas

pengelolaan Sadengan kurang lebih 84,220 Ha. Tujuan dari pembagian blok-

blok ini adalah untuk mempermudah pengelolaan dan monitoringnya. Tiap-

tiap blok mendapatkan perlakuan yang berbeda tergantung pada kebutuhan

kawasan bagi masing-masing blok. Disana tersedia menara yang terdiri dari 3

lantai untuk mengamati binatang yang ada di sana terutama banteng. Banteng

dan berbagai macam binatang yang ada di sana memakan berbagai jenis

rumput yang ada di sana, sedangkan air yang tersedia masih sangat melimpah.

Banteng yang ada di Taman Nasional Alas Purwo merupakan jenis

Banteng Jawa (Bos Javanicus). Jenis kelamin banteng ini dapat teridentifikasi

dari warna bokong banteng. Banteng jantan memiliki warna bokong hitam,

dan bokong warna merah adalah betina. Ukuran banteng di Taman Nasional

Alas Purwo lebih kecil jika dibandingkan dengan yang terdapat di Taman

Nasional Baluran. Di Sadengan waktu terbaik untuk mengamati Banteng

33 | B i o g e o g r a f i

Page 34: Makalah print.doc

yaitu sekitar pukul 06.00-09.00 WIB atau sore hari sekitar pukul 15.30-17.00

WIB.

Gb. 1 Banteng di Sadengan

E. Jalur Burung Berkicau

Jalur burung berkicau adalah jalur yang ada di Taman Nasional Alas

Purwo dimana para peneliti ataupun pengunjung dapat mengamati berbagai

jenis burung yaitu sekitar 302 jenis burung. Jalur ini memiliki rute perjalanan

kurang lebih 1,5 km dan hanya diperbolehkan berjalan kaki. Di tempat ini

pengunjung atau peneliti tidak diperbolehkan mengeluarkan suara yang

terlalu keras. Beberapa jenis burung yang ada di sini yaitu Elang Jawa, Ayam

Hutan merah (Gallus gallus), Jalak Putih, Blekok sawah Kangkareng

(Antracoceros coronatus), Rangkok (Buceros undulatus), Merak (Pavo

muticus) dan Cekakak jawa (Halcyon cyanoventris) dan masih banyak lagi.

Ada beberapa jenis flora yang ada di sana salah satunya adalah Vikus, salah

satu pohon terbesar yang ada di sana dan beberapa jenis benalu.

Namun sayangnya, beberapa jenis burung yang dulunya terdapat di

Jalur Burung Berkicau kini sudah tidak ada atau sudah jarang ditemui. Ini

dikarenakan ada beberapa peneliti yang tidak bertanggung jawab atau

mengusik para burung tersebut sehingga burung-burung tersebut pergi ke

tempat lain. Namun ada juga yang sedang melakukan migrasi, dan akan

kembali lagi ke Taman Nasional Alas Purwo.

Dalam meneliti, sebaiknya dilakukan pada jam-jam tertentu yaitu

jam 03.00-05.00, dimana para burung tersebut sedang mencari makan dan

sebaiknya pula dilakukan maksimal 2 orang saja. Jika terlalu banyak manusia,

maka para burung tersebut akan merasa terganggu dan pergi.

34 | B i o g e o g r a f i

Page 35: Makalah print.doc

Gb. 2 Merak (Pavo muticus)

F. Formasi Hutan Bambu

Hutan bambu tersebut ada di kawasan Pos Pancur, yang merupakan

pos paling timur dari Taman Nasional Alas Purwo atau bisa dibilang inilah

ujungnya Banyuwangi. Pos pancur hanya berjarak sekitar 2 km dari Pantai G-

Land, yang merupakan tempatnya peselancar dunia menaklukan ombak

setinggi 6 meter. Untuk menuju hutan bambu, wisatawan harus terlebih dulu

memarkirkan kendaraan di Pos Pancur. Fasilitas di Pos pancur lengkap, ada

tempat parkir luas, musala dan warung makan. Setelah itu, bisa berjalan kaki

menuju hutan bambu yang searah dengan Gua Istana.

Hutan bambu ini mungkin sekitar 500 meter dari Pos Pancur. Lihatlah,

di kiri kanan jalan banyak bambu yang panjang dan melengkung. Ditambah

dengan suasana yang masih alami, tidak ada manusia atau pos penjagaan di

dalam hutan bambu, suasananya makin terasa magis.Beberapa kali, kicauan

burung terdengar dari atas pepohonan yang tinggi. Makin banyak bambu yang

menutupi jalan dan harus menundukan kepala melewati beberapa bambu yang

melengkung. Bambu-bambu di dalam hutannya merupakan jenis bambu

jajang. Hutan bambu memang menjadi jalan yang bakal dilalui bagi

wisatawan yang mau ke Gua Istana. Meski begitu, jangan lewatkan momen

melewati hutan bambu begitu saja.

Hutan bambu di Taman Nasional Alas Purwo merupakan ekosistem

yang mendominasi kawasan. Dominansi bambu pada tipe ekosistem hutan

hujan dataran rendah ini tidaklah mengherankan karena bambu merupakan

salah satu jenis tumbuhan yang mencirikan kawasan karst. Perakaran bambu

35 | B i o g e o g r a f i

Page 36: Makalah print.doc

yang bersifat oksidatif sangat cocok tumbuh di kawasan TN Alas Purwo yang

sebagaian besar kawasannya merupakan kawasan karst dengan topografi

landai hingga terjal. Penyebaran hutan bambu di kawasan hampir di seluruh

kawasan terutama di sepanjang tepi kawasan taman nasional dan

mengelompok di bagian tengah kawasan yang merupakan zona inti.

Ditemukan paling tidak 10 (sepuluh) jenis bambu, yaitu bambu ampel

(Bambusa vulgaris), bambu wuluh (Schizostrachyum iraten), bambu rampal

(Schizostrachyum zollingeri), bambu apus (Gigantochloa apus), bambu

gesing (Bambusa spinosa), bambu jajang (Gigantochloa hasskarliana),

bambu jalar (Dinochloa sp ), bambu jawa (Gigantochloa atter), bambu ori

(Bambusa arundinacea), pring manggong (Bambusa jacobsii). Diantara 10

jenis tersebut 2 jenis diantaranya merupakan jenis endemik, yaitu Pring

Manggong (Bambusa jacobsii) endemik TN Alas Purwo dan Bambu Jalar

(Dinochloa matmat) yang merupakan endemik Pulau Jawa.

Gb. 3 Bambu Jajang (Gigantochloa hasskarliana)

36 | B i o g e o g r a f i

Page 37: Makalah print.doc

Gb. 4 Daun Bambu jajang

Gb. 5 Bambu Gesing (Bambusa spinosa)

Gb. 6 Daun Bambu Gesing

37 | B i o g e o g r a f i

Page 38: Makalah print.doc

G. Pantai Parang Ireng dan Pantai Plengkung

Pantai Parang Ireng letaknya berada sebelum Pantai Plengkung atau

yang biasa disebut Pantai G-Land. Lokasinya tidak jauh dari Pantai

Plengkung, atau lebih dikenal dengan sebutan Pantai G-Land. Jaraknya

sekitar 2-3 kilometer sebelum Pantai G-Land.

Pantai Parang Ireng ini bisa dibilang pantai yang masih perawan,

karena jarang pengunjung yang datang ke pantai ini. Pantai Parang Ireng

cukup luas dengan kontur pasir putih sedikit kecoklatan berbentuk bulat

seperti butiran merica.

Di sekitar pantai juga terdapat suatu struktur batuan berwarna hitam

indah yang menghiasi pesisir pantai, yang merupakan terumbu karang yang

telah mati. Struktur batuan ini menambah suatu pemandangan indah di pesisir

pantai, menghiasi dan melengkapi pantai sehingga terlihat menakjubkan.

Pantai ini sangat bersih, tidak ada sampah yang berserakan di pantai ini

dikarenakan tidak banyak pengunjung yang datang ke pantai ini.

Intensitas cahaya yang didapatkan dilikasi ini adalah sedikit dengan

nilai rata-rata 20 Yang menaakibatkan temperatur udara di daerah sekitar

cukup rendah yaitu sebesar 280C. Kelembaban udara pun merupakan faktor

penting juga terutama dalam menentukan ada atau tidak nya jenis tumbuhan

pada suatu habitat dan dengan kelembaban tersebut pada daerah kali ini

ditemukan banyak jenis  pohon dan juga jenis tumbuhan lain baik itu berupa

rumput, semak, liana ataupun seedling (anakan). Keadaan iklim meliputi

intensitas cahaya,suhu/temperatur udara dan kelembaban udara. Berdasarkan

hasil pengukuran plot pengamatan kali ini intensitas yang didapat adalah 20

lux hal ini dikarenakan keadaaan penutupan tajuk pohon yang menutupi lantai

hutan, dan memiliki temperatur udara yang rendah, yaitu rata-rata 28 c. Hal

ini dikarenakan cahaya yang memasuki lantai tidak begitu banyak dan

kelembaban rata-ratanya adalah 86 %.

Faktor fisiografi meliputi ketinggian, kemiringan dan tekanan udara.

Namun pada pengamatan kali ini hanya dilakukan perhitungan ketinggiannya

saja yaitu sebesar 20 m dpl, oleh karena itu jenis tumbuhan yang hidup disini

38 | B i o g e o g r a f i

Page 39: Makalah print.doc

umumnya berupa tumbuhan pantai atau tumbuhan khas dataran rendah.

Dengan kondisi tanah yang cenderung rata. Faktor edafik dapat berupa

kondisi tanah dilokasi pengamatan, tanah pada tempat yang berbeda akan

mempunyai sifat,struktur dan komponen yang berbeda,  perbedaan-perbedaan

ini akan membawa pengaruh pada keadaan vegetasi yang akan membedakan

suatu vegetasi dengan vegetasi lainnya. Faktor edafik yang diukur pada plot

pengamatan adalah temperatur tanah, kelembaban tanah dan seresah.

kelembaban rata-rata tanahnya adalah 85%. pH tanah cenderung netral, yaitu

sebesar 5. Sedangkan dilihat dari produksi seresahnya, hampir seluruh lantai

hutan tertutui oleh seresah, yaitu antara 70-100%, dengan ketebalan 1-4 cm.

seresah berperan dalam daur ulang hara daun serta berguna dalam

menyuburkan tanah. Faktor biotik meliputi kompetisi, pemangsaan,

simbiosis,aktivitas hewan dan manusia. Oleh karena itu tumbuhan yang

mampu bersaing dapat lebih  bertahan hidup didaerah sekitar dan jumlah yang

ditemukannya cenderung lebih banyak.

Sedangkan peranan hewan disekitar bagi vegetasi diantaranya adalah

membantu penyebaran biji, pemencaran biji oleh beberapa jenis hewan dapat

memungkinkan tumbuhan menyebar ke tempat yang baru misalnya monyet

siamang yang dapat ditemuka di sekitar lokasi pengamatan. Spesies monyet

siamang yang berlalu lalang dapat membantu untuk penyebaran biji dari sisa

buah-buahan yang dimakan hewan tersebut. Adapun beberapa jenis burung

disekitar yang belum diketahui jenisnya pun dapat membantu penyebaran

biji-biji tersebut, membantu penyerbukan. Beberapa hewan dapat melakukan

penyerbukan pada jenis tumbuhan tertentu, misalnya kupu-kupu yaitu spesies

yang banyak ditemukan didaerah sekitar dalam jumlah yang besar sebagai

spesies yang berperan penting bagi  penyerbukan bagi bunga-bunga dari

tumbuhan yang berada di kawasan tersebut.

Beberapa jenis tumbuhan lain yang mudah ditemukan adalah

Ketapang (Terminalia catappa), Lempeni (Ardicia humilis), pandan laut

(Pandanus odoratissimus), Keben (Baringtonia asiatica). Nyamplung

(Callophylum inophylum), Sawo kecik (Manilkara kauki), dan masih banyak

39 | B i o g e o g r a f i

Page 40: Makalah print.doc

lagi. Pohon sawo kecik ini adalah tumbuhan endemik di Taman Nasional

Alas Purwo.

Gb. 7 Ketapang (Terminalia catappa)

Gb. 8 Pandan Laut (Pandanus odoratissimus)

H. Ngagelan

Ngagelan merupakan pusat pemelihan tukik-tukik atau anakan penyu

yang menetas, sebagian besar tukik tersebut akan langsung diplepasliarkan ke

pantai sedangkan sisanya dipelihara selama beberapa bulan untuk

kepentingan riset dan atraksi pelepas liaran.

40 | B i o g e o g r a f i

Page 41: Makalah print.doc

Gb. 9 Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)

Disana terdapat empat jenis penyu yaitu: Penyu Abu-Abu

(Lepidochelys olivaceae), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu

Belimbing (Dermochelys coreacea), dan Penyu Hijau (Chelonia mydas).

Penyu Abu-Abu merupakan penyu yang paling dominan dan penyu

Belimbing merupakan penyu yang populasinya paling sedikit di Taman

Nasional Alas Purwo.

Pengelolaan penyu di Ngagelan ini sudah dikelola mulai dari tahun

1986 yang dikelola oleh Pusat Penetasan Penyu Semi Alami (PPSA). Pada

awalnya hanya terdapat 4 buah telur penyu yang dimiliki oleh PPSA.

Namun dengan pengelolaan yang baik, populasi penyu ini semakin

bertambah. Pencarian telur penyu dilakukan oleh pengelola dengan

melakukan penelusuran sepanjang perjalanan 18 km, diperkirakan dari

Pantai Pancur hingga Pantai Cungur. Penelusuran telur penyu ini dilakukan

pada malam hari dan setiap malam dilakukan pencarian telur penyu.

Terdapat tanda jika di sebuah tempat tersebut memiliki telur penyu yakni

terdapat tutupan pasir atau tawuran pasir. Telur penyu biasanya ditemukan

di pasir kering.

Setelah telur penyu ditemukan, langsung dialihkan ke tempat

penetasan. Terdapat tiga musim dalam pencarian telur penyu, pada musim

awal biasanya ditemukan 130 hingga 160 telur, pada musim kedua terdapat

80 hingga 90 telur, dan pada musim ketiga terdapat 50 hingga 60 telur.

41 | B i o g e o g r a f i

Page 42: Makalah print.doc

Musim kesatu merupakan puncaknya penemuan telur penyu atau sekitar

bulan april hingga Juli.

Gb. 10 Telur penyu yang sudah menetas

Penetasan telur terjadi selama 40 hari tergantung untuk masing-

masing spesies. Penetasan telur ini sangat ditentukan oleh temperatur. Telur

penyu harus dihangatkan dalam suhu sekitar 290C sampai 310C. Jika tidak,

biasanya mengalami keterlambatan dalam penetasan.

Saat telur menetas, tukik (anak penyu) akan berjuang naik ke

permukaan sarang pasir dan menuju laut. Yang tidak dapat keluar dari

sarang akan mati tertimbun atau dimakan pemangsa antara lain biawak

(Varianus salivator) dan babi hutan (Suv scrova). Anak penyu atau tukik

yang sudah lahir diberi makan ikan yang sudah dipotong-potong kecil atau

dicincang dengan tiap harinya diberi makan seperempat badan tukik

tersebut. Setelah berumur tiga bulan tukik ini dilepas.

Ancaman yang dihadapi tukik ketika berhasil keluar dari sarang

adalah pemangsa, diantaranya musang, gagak, camar (Halilatus

leucogaster) dan manusia. Jika mereka keluar terlalu siang suhu permukaan

pasir akan memanas, mereka bisa mati kelelahan atau dehidrasi. Karena

situlah pelalar malam, yakni para penjaga pos Ngagelan bertugas

memindahkan telur-telur tersebut dan sarang asli ke tempat pembinaan

populasi penyu semi alami (di tanam kembali ke sarang buatan). Hal

42 | B i o g e o g r a f i

Page 43: Makalah print.doc

tersebut bertujuan untuk mengurangi resiko tingkat kematian tukik pasca

peneluran.

Penyu biasanya bertelur ketika berumur 20 tahun. Penyu melakukan

perkawinan di laut, namun untuk peneluran dan penetasannya mereka

membutuhkan daratan (pantai). Penyu betina akan naik ke pantai jika waktu

bertelur telah tiba, mengubur sarang telur, membuat sarang tipuan, dan

kembali ke laut. Mereka naik pada malam hari untuk menghindari predator

maupun gangguan-gangguan lainnya.

I. Hutan Mangrove

Mangrove Bedul yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Alas

Purwo terdapat di wilayah daerah hilir dari DAS Stail yang membentuk rawa

air payau yang sering disebut kawasan Segara Anakan yang mempunyai

panjang 18 kilometer dengan luas 2300 hektar serta tumbuhan mangrove

yang masih alami dengan ketebalan bibir pantai rata-rata 300 meter.

Gb. 11 Hutan Mangrove Bedul

Hutan Mangrove di Bedul ini terbentuk secara alami. Kawasan hutan

Mangrove di Bedul merupakan hutan mangrove terluas yang masih tersisa di

Jawa. Keindahan lokasi ini dari keutuhan dan kealamian hutan mangove yang

ada dan menjadi tempat untuk mencari makan dan berkembang biak beberapa

jenis burung air (bangau tong-tong, pecuk ular, trinil, raja udang dan lain-

lain) serta beberapa jenis burung migran.

43 | B i o g e o g r a f i

Page 44: Makalah print.doc

Hutan mangrove ini juga menjad ihabitat aneka satwa seperti monyet,

biawak, burung bangau, elang laut dan blibis. Bahkan pada bulan-bulan

tertentu terdapat burung migran dari Australia, diantaranya cekakak suci

(Halycon chloris/Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut (Merops

philippinus), trinil pantai (Catis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa

glareola).

Gb. 12 Ikan Glodok

Formasi Mangrove di kawasan Taman Nasional Alas Purwo sebagian

besar terdapat di sepanjang Sungai Segoro Anak, terdapat di beberapa Blok

Hutan seperti Blok Pondok Welit, Teluk Pangpang dan Perpat. Dari hasil

identifikasi yang dilakukan oleh Taman Nasional Alas Purwo, di temukan

tidak kurang dari 26 jenis mangrove dan termasuk dalam 13 famili yang

sebagian besar didominasi oleh beberapa jenis mangrove seperti Rhizophora

apiculata, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorhyza, Avicennia marina,

Xylocarpus granatum, Sonneratia alba, dan Sonneratia caseolaris. Terdapat

dua jenis tumbuhan mangrove yang termasuk dalam jenis langka global yaitu

Ceriops decandra dan Scyphiphora hydrophyllacea.

Hutan mangrove ini berfungsi untuk mencegah abrasi dan sebagai

habitat hidup hewan-hewan air seperti ikan. Jenis hewan air yang banyak

ditemui diantaranya ikan glomo, ikan pucung, ikan bekuku, ikan kakap, ikan

glodok. Selain itu Bedul merupakan salah satu tempat yang digunakan

masyarakat untuk mencari kerang, udang, kepiting dan ikan yang ada disana

dengan menggunakan alat tangkap tradisional sehingga kegiatan tersebut

merupakan salah satu atraksi wisata di Bedul.

44 | B i o g e o g r a f i

Page 45: Makalah print.doc

Hutan mangrove merupakan kawasan yang dipengaruhi oleh pasang

surut. Ancaman yang di hadapi oleh hutan magrove disini adalah ulah tangan

manusia. Tetapi selain itu juga terdapat ancaman alami yang di hadapi oleh

hutan mangrove ini, yakni angin dan air. Untuk penanganan ancaman yang

dipengaruhi oleh tangan manusia adalah dilarangnya pengambilan tanaman

mangrove yang ada. Di hutan mangrove Bedul sendiri, tidak menerima

penanaman jenis mangrove baru yang dibawa dari luar karena disini

melakukan perkembangan mangrove masih banyak dan melakukan

pelestarian di dalam kawasan.

Dalam pengembangan Blok Bedul, Balai Taman Nasional Alas Purwo

bekerjasama dengan Desa Sumbersari yang didasarkan pada “Pengembangan

Wisata Alam Terbatas Blok Bedul”. Pengembangan pariwisata di Blok Bedul

diarahkan untuk wisata berwawasan lingkungan (ecotourism), yang

mengedepankan prinsip-prinsip konservasi.

BAB V

PENUTUP

45 | B i o g e o g r a f i

Page 46: Makalah print.doc

A. Kesimpulan

Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran secara

spesial makhluk hidup pada saat zaman dahulu dan saat ini. Biogeografi ini

merupakan bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan

distribusi organisme di permukaan bumi.

Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) merupakan salah satu taman

nasional yang ada di Jawa Timur. Lebih tepatnya Taan Nasional Alas Purwo

ini berada di Kabupaten Banyuwangi.

Taman Nasional Alas Purwo memiliki ekosistem yanag cukup lengkap

dengan keaneka ragaman makhluk hidup yang beragam. Ekosistem yang ada di

tempat ini diantaranya adalah padang savana di Sadengan, ekosistem hutan

tropis, ekosistem hutan bambu, ekosistem mangrove, dan juga ekosistem

pantai.

B. Saran

Adapun saran atau rekomendasi yang diberikan untuk daerah tersebut

adalah tetap jadikan Taman Nasional sebagaimana mestinya. Taman Nasional

Alas Purwo ini merupakan tempat yang nyaman untuk satwa dan tumbuhan

hidup dengan nyaman. Maka, disarankan bagi para pengunjung untuk tidak

merusak tempat ini agar ekosistem di Taman Nasional Alas Purwo tetap

terjaga. Dengan begitu, dengan segala kekhasannya dan fenomenanya Taman

Nasional Alas Puurwo menjadi laboratorium biogeografi di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

46 | B i o g e o g r a f i

Page 47: Makalah print.doc

Analistiana , dkk. 2014. Keanekaragaman Hayati, Biogeografi, Klasifikasi dan

Taksonomi. Makalah, Program Studi S1, Universitas Pekalongan.

Anonim. 2010. Arti Konservasi Lingkungan Hidup. [Online]. Tersedia di:

http://okpganespa.blogspot.com/2010/10/arti-konservasi-lingkungan

hidup.html#sthash.X48cq7ao.dpuf. Diakses tanggal 23 Mei 2015

Anonim. 2011. Definisi geografi menurut para ahli. [Online]. Tersedia di:

http://indo-geografi.blogspot.com/2011/12/definisi-geografi-menurut-para-

ahli.html. Diakses tanggal 25 Mei 2015

Boby Hertanto, Hendrik. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sebaran

Flora Dan Fauna. [Online]. Tersedia di:

http://geoenviron.blogspot.com/2014/07/faktor-faktor-yang-

mempengaruhi-sebaran.html. Diakses tanggal: 23 Mei 2015

Campbell. 1952. Bilogi Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Faisolhezim. 2014. Biodiversitas. Makalah, Program Studi S1, Universitas

Airlangga.

Faujia, Anna. 2013. Pengertian Biogeografi. [Online]. Tersedia di:

http://faujiahnna.blogspot.com/2013/12/pengertian-biogeografi.html.

Diakses tanggal 23 Mei 2015

Ghozaliq. 2013. Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna.

[Online]. Tersedia di: http://ghozaliq.com/2013/07/18/faktor-yang-

mempengaruhi-persebaran-flora-dan-fauna/. Diakses tanggal 23 Mei 2015

Heranita, dahlia. 2012. Fitogeografi. [Online]. Tersedia di:

http://dahliaheranita.blogspot.com/2012/06/fitogeografi_13.html. Diakses

tanggal 23 Mei 2015

47 | B i o g e o g r a f i

Page 48: Makalah print.doc

Herianova. 2012. Pemencaran tumbuhan oleh air. [Online]. Tersedia di:

https://fitogeografi.wordpress.com/2012/10/22/penencaran-tumbuhan-

oleh-air/. Diakss tanggal 23 Mei 2015

Steenis, C. G. G. J. van. (1992). Flora. PT. Pradnya Paramita : Jakarta.

Departemen Kehutanan. [Online]. Tersedia di:

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_alasp

urwo.htm. Diakses tanggal 23 Mei 2015

Fauzi, Ahmad. 2015. Taman Nasional Alas Purwo. [Online]. Tersedia di:

http://afffauzi.blogspot.com/2015/02/taman-nasional-alas-purwo-

tnap.html. Diakses tanggal 23 Mei 2015

Hidayat, Hana Hunafa. 2013. Analisis Vegetasi Pohon dengan Metode Kuadrat di

Hutan Pantai Parang Ireng- Resort Pancur Taman Nasional Alas Purwo

(TNAP) Banyuwangi. Laporan KKL, Program Studi Biologi, Universitas

Padjajaran

48 | B i o g e o g r a f i