Makalah presentasi sdm 1 (mata kuliah Psikologi SDM, Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana,...
-
Upload
andreskurniawan -
Category
Documents
-
view
1.673 -
download
1
Transcript of Makalah presentasi sdm 1 (mata kuliah Psikologi SDM, Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana,...
PSIKOLOGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Mutasi Karyawan
Disusun Oleh :
Andres Kurniawan
Singgih Prasetya 46110010002
Fakultas Psikologi
Universitas Mercu Buana
Jakarta
2013
1. Pendahuluan
Dalam sebuah perusahaan atau organisasi biasanya status
karyawan tidak tetap dan secara konstan mengalami perubahan.
Terkadang perubahan tersebut dapat mengarah keatas atau ke bawah.
Selain itu, demi mengembangkan sumber daya manusianya sebuah
perusahaan atau organisasi terus melakukan berbagai kebijakan agar
mendapatkan sumber daya manusia yang kompeten, sesuai dengan
kriteria yang telah di tentukan dan tentu saja demi pencapai tujuan
perusahaan tersebut. Dari sekian banyak kebijakan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mengembangkan SDMnya salah satu caranya adalah
dengan melakukan mutasi karyawan, baik dari satu tugas dipindahkan
ketugas yang lain maupun dari satu tempat ke tempat yang lain.
2. Pengertian Mutasi
Dalam dunia ketenega kerjaan mutasi karyawan merupakan hal
yang tidak asing lagi. Beberapa perusahaan pasti melakukan kebijakan
tersebut demi mendapatkan karyawan yang bekerja sesuai dengan
kompetensi dan pengalamannya. Adapun pengertian mutasi yang
dikemukakan oleh Sastrohadiwiryo (dalam Samsudin : 2006 ) yakni
mutasi adalah kegiatan ketenagakerjaan yang berhubungan dengan
proses pemindahan fungsi, tanggung jawab, dan status ketenagakerjaan
tenaga kerja ke situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga kerja yang
bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat
memberikan prestasi kerja yang semaksimal mungkin kepada organisasi.
Kemudian menurut Syadam (dalam Samsudin : 2006) mutasi
dalam manajemen sumber daya manusia dapat mencakup 2 hal yaitu: a.)
kegiatan pemindahan karyawan dari satu tempat kerja ke tempat yang
baru dan sering disebut juga alih tempat (tour of area); b.) kegiatan
pemindahan karyawan dari satu tugas ke tugas yang lain dalam satu unit
kerja yang sama atau dalam organisasi yang sering disebut dengan istilah
alih tugas (tour of duty). Sedangkan Sadili (dalam Samsudin : 2006)
berpendapat bahwa mutasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan
proses pemindahan fungsi, tanggung jawab, dan status ketenaga kerjaan
karyawan ke situasi tertentu dengan tujuan agar karyawan yang
bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat
memberikan prestasi dan kontribusi kerja yang maksimal pada organisasi.
Jadi kegiatan memindahkan pegawai dari suatu tempat kerja ketempat
kerjaa yang lain dinamakan mutasi.
Selain ketiga tokoh diatas, Nitisemito (dalam Samsudin : 2006)
menjelaskan bahwa mutasi atau pemindahan adalah merupakan suatu
kegiatan rutin dari suatu organisasi untuk dapat melaksanakan prinsip
“the right man in the right place” atau orang yang tepat pada tempat yang
tepat. Dengan demikian, mutasi yang dijalankan organisasi agar
pekerjaan daapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien. Suatu mutasi
yang tidak dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi maka mutasi yang
dijalanka tersebut tidak akan mempunyai arti lagi, bahkan mungkin justru
akan merugikan organisasi yang bersangkutan. Untuk itu dalam
menlaksanakan mutasi harus didasarkan pertimbangan yang matang.
Adapun tujuan mutasi terutama agar tugas pekerjaan dapat dilaksanakan
secara lebih efektif dan efisien.
Dari keempat pendapat yang dikemukakan oleh tokoh – tokoh
diatas maka dapat dikatakan mutasi adalah pemindahan
posisi/jabatan/tempat/pekerjaan/yang dilakukan baik secara horizontal
maupun vertical (promosi dan demosi) (Hasibuan : 2005) didalam suatu
organisasi untuk mengembangkan diri karyawan dan meningkatkan
produktifitas, efektifitas dan efisiensi pekerjaan yang dilakukan oleh
karyawan serta untuk menempatkan karyawan pada perkerjaan yang
sesuai dengan kemampuan, dan kompetensi karyawan tersebut.
3. Tujuan Mutasi
Setiap kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan pasti memiliki
tujuannya masing – masing. Baik untuk perusahaan itu sendiri maupun
bagi para karyawannya. Berkaitan dengan tujuan dari mutasi ini ada
beberapa tokoh yang mengungkapkan pendapatnya mengenai tujuan dari
mutasi yang dilakukan oleh perusahaan. Syadam (dalam Samsudin :
2006) mengatakan bahwa tujuan mutasi adalah
a. Menempatkan karyawan yang sesuai dengan organisasi.
b. Meningkatkan semangat dan kegairahan karyawan.
c. Upaya pengembangan karyawan.
d. Sebagai tindakan preventif dalam upaya mengamankan karaywan
dan organisasi.
Adapun menurut Samsudin (2006; 255) tujuan mutasi yaitu tenaga
kerja yang dimutasikan berarti mereka diberikan kesempatan untuk
meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitas kerjanya,
sekaligus mengembangkan karier dirinya untuk lebih maju. Kegiatan juga
dapat menghilangkan rasa jenuh dalam melaksanakan tugas dari
pekerjaan yang itu – itu saja dan beralih kekondisi kerja yang lebih baru.
Selain itu mutasi terjadi karena tenaga kerja kurang mampu
melaksanakan tugas dan pekerjaannya, untuk itu karyawan dimutasikan
agar kemampuan karyawan tersebut dapat berkembang. Mutasi juga
dimaksudkan untuk menjamin kepercayaan para karyawan bahwa
manajemen memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan
diri maupun kompensasi yang harus diberikan kepada karyawan tersebut.
Mutasi juga bertujuan untuk menggantikan tugas dan pekerjaan karyawan
yang meninggal dunia, keluar dari pekerjaan tersebut, atau karena kondisi
fisik dan psikisnya sudah tidak sesuai dengan tugas dan pekerjaan
tersebut.
Lebih jauh lagi Hasibuan (2005: 102) memmberikan penjelasan
mengenai tujuan dari mutasi tersebut antara lain :
1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
2. Untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan
komposisi pekerjaan dengan jabatan.
3. Untuk memperluas dan menambah pengetahuan karyawan.
4. Untuk menghilangkan rasa jenuh atau bosan terhadap
pekerjaannya.
5. Untuk memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya
meningkatkan karier yang lebih tinggi.
6. Untuk melaksanakan hukuman atau sanksi atas pelanggaran -
pelanggaran yang di lakukannya.
7. Untuk memberikan pengakuan dan imbalan terhadap prestasinya.
8. Untuk alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui
persaingan terbuka.
9. Untuk tindakan pengamanan yang lebih baik.
10. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik karyawan.
11. Untuk mengatasi perselisihan antar sesama karyawan.
4. Jenis Mutasi.
Jenis mutasi dapat di bedakan menjadi dua sumber (Hasibuan : 2005) :
1. Mutasi atas keinginan Tenaga kerja
Terkadang secara spontanitas tenaga kerja mengajukan
keinginannya untuk dipindahkan ke tempat kerja lain yang ada dalam
lingkungan perusahaan. Berbagai alasan sering mereka kemukakan,
misalnya tugas dan pekerjaan yang saat ini mereka kerjakan kurang
sesuai dengan keinginannya, lingkungan kerja kurang
menggairahkan, dan alasan- alasan lainnya.
Menurut sifatnya, keinginan mutasi tenaga kerja dapat di bedakan
menjadi dua jenis, yaitu;
a. Mutasi jangka panjang.
Tenaga kerja di pindahkan ke tempat atau status ketenagakerjaan
lain dalam waktu lama dan sifatnya tetap. Hal ini bisa terjadi apabila
misalnya tenaga kerja yang di gantikan meninggal dunia, keluar dari
perusahaan, atau mungkin di promosikan pada jabatan yang lebih
tinggi.
b. Mutasi jangka pendek
Tenaga kerja mengajukan permohonan kepada manajemen agar
mereka di pindahkan pada posisi ketenagakerjaan yang lain meskipun
sifatnya jangka pendek. Hal ini terjadi karena beberapa sebab,
misalnya tenaga kerja mengikuti program pendidikan dan pelatihan,
penataran, seminar, cuti, menderita sakit, berlibur dan sejenisnya.
2. Mutasi atas kebijakan manajemen
Manajemen sumber daya manusia yang bijaksana akan
memprogramkan kegiatan ini, baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya di peruntukan karena
tuntutan yang mendesak, sedangkan dalam jangka panjang dalam
usaha menjaga kontinuitas produksi maupun kontinuitas perusahaan
secara makro.
a. Mutasi jangka panjang
Manajemen tenaga kerja memutasikan tenaga kerja dalam
jangka panjang yang sifatnya tetap dan konstan, kegiatan ini
timbul karena beberapa kemungkinan, misalnya tenaga kerja yang
biasanya memikul tugas dan pekerjaan sebelumnya meninggal,
mengundurkan diri dari perusahaan atau di promosikan pada
jabatan yang lebih tinggi.
b. Mutasi jangka pendek
Manajemen tenaga kerja memutasikan tenaga kerja dalam
jangka pendek, sehingga dalam batas waktu yang telah di
tetapkan mereka di kembalikan ke tempat kerja dan status
ketenagakerjaan sebelumnya. Kegiatan ini timbul karena
beberapa kemungkinan misalnya, tenaga kerja yang biasanya
memikul tugas dan pekerjaan sebelumnya sakit, mengikuti
program pendidikan dan pelatihan, penataran, lokakarya, berlibur
dan sejenisnya.
5. Ruang Lingkup Mutasi
Ruang lingkup mutasi mencakup semua perubahan posisi atau
pekerjaan / tempat karyawan, baik secara horizontal maupun vertikal
yang di lakukan karena alasan personal transfer ataupun production
transfer di dalam suatu organisasi.
1. Mutasi horizontal (job rotation/ transfer) artinya perubahan
tempat atau jabatan karyawan tetapi masih pada
ranking yang sama di dalam organisasi itu. Mutasi
horizontal mencakup “mutasi tempat dan mutasi jabatan”.
a. Mutasi tempat (tour of area) adalah perubahan tempat
kerja, tetapi tanpa perubahan jabatan/ posisi/
golongannya. Sebabnya adalah karena rasa bosan
atau tidak cocok pada suatu tempat baik karena
kesehatan maupun pergaulan yang kurang baik.
b. Mutasi jabatan (tour of duty) adalah perubahan jabatan
atau penempatan pada posisi semula.
2. Mutasi cara vertikal adalah perubahan
posisi/jabatan/pekerjaan, promosi atau demosi, sehingga
kewajiban dan kekuasaannya juga berubah. Jadi promosi
berarti menaikkan pangkat/jabatan, sedang demosi adalah
penurunan pangkat/jabatan seseorang.
6. Faktor- faktor Dasar Mutasi.
Dalam mengadakan program mutasi, tenaga kerja harus
mempertimbangkan faktor- faktor yang dipandang objektif dan rasional,
antara lain karena kebijakan dan peraturan manajer, prinsip the right man
on the right job, untuk meningkatkan moral kerja, sebagai media
kompetensi yang rasional untuk promosi, mengurangi labour turnover,
dan harus terkoordinasi.
a. Mutasi Disebabkan Kebijakan dan Peraturan Manajer
Pelaksanaan mutasi tenaga kerja berdasarkan perencanaan
sebelumnya oleh perusahaan menurut kebijakan dan peraturan yang
telah di tetapkan manajer. Perlunya kebijakan dan peraturan tersebut
betul- betul memberikan keyakinan bahwa efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas kerja para tenaga kerja dapat ditingkatkan.
b. Mutasi Atas Dasar Prinsip The Right Man on The Right Job
Pelaksanaan seleksi tenaga kerja dilaksanakan untuk memenuhi
tuntutan atas prinsip tersebut. Penempatannya pun dilaksanakan
dengan cara yang paling menguntungkan berbagai pihak dan
seobjektif mungkin. Harapan yang hendak dicapai dengan langkah
tersebut adalah untuk menempatkan tenaga kerja pada pekerjaan
yang tepat.
c. Mutasi Sebagai Tindakan untuk Meningkatkan Moral Kerja
Prinsip the right man on the right job bukan merupakan program
yang keberhasilannya abadi karena karakter dan kemampuan orang
tidaklah stabil. Suatu tugas dan pekerjaan bersifat kontinu yang di
berikan kepada seorang tenaga kerja mungkin dapat menimbulkan
rasa bosan sehingga berpengaruh terhadap penurunan moral tenaga
kerja. Dalam kondisi demikian, jika tindakan untuk memberikan
pekerjaan dengan kemampuan lebih tinggi belum mengijinkan karena
beberapa pertimbangan rasional, salah satu teknik yang harus
ditempuh adalah dengan cara memutasikan tenaga kerja yang
bersangkutan. Akan tetapi, pelaksanaan mutasi harus
mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi pada waktu
mendatang. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya perlu
mempertimbangkan yang matang dan cermat.
d. Mutasi sebagai Media Kompetisi yang Rasional
Dengan kompetisi yang rasional diharapkan kemajuan individu
tenaga kerja akan lebih cepat tercapai. Oleh karena itu, kompetisi
antar-tenaga kerja dalam perusahaan harus dapat diciptakan. Dengan
demikian, tenaga kerja baru akan termotivasi untuk memiliki prestasi
lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja lama.
e. Mutasi sebagai Langkah untuk Promosi.
Mutasi dimaksudkan sebagai pemindahan pada jenjang horizontal
lama dengan tugas dan pekerjaan sebelumnya, sedangkan promosi
dimaksudkan sebagai pemilihan pada tingkatan vertikal lebih tinggi
dengan tugas dan pekerjaan sebelumnya. Tenaga kerja yang
direncanakan untuk promosi memerlukan penambahan pengalaman,
pengetahuan, dan keahlian dalam bidang kerja yang menjadi
tanggung jawabnya. Oleh karena itu, untuk memperoleh hal tersebut
salah satu cara yang harus di tempuh oleh manajemen adalah
memutasikan tenaga kerja yang bersangkutan di beberapa pekerjaan
yang akan dipromosikan.
f. Mutasi untuk Mengurangi Labour Turnover
Apabila rasa kebosanan terhadap tugas dan pekerjaan yang
setiap hari dipikul oleh seorang tenaga kerja mencapai tingkat
maksimum, dampak negatif atas kondisi ini bukan hanya akan
menurunkan moral kerja, tetapi lebih dari itu dapat menimbulkan
keinginan tenaga kerja yang bersangkutan untuk keluar dari
perusahaan. Untuk menanggulangi kondisi ini, jika pelaksanaan
promosi belum memungkinkan, mutasi merupakan salah satu cara
yang harus di tempuh. Tingkat labour turnover yang rendah
barangkali tidak begitu merugikan perusahaan, tetapi labour turnover
yang tinggi dapat mengantarkan perusahaan pada kebangkrutan jika
tidak segera ditanggulangi dengan tepat sesuai dengan
kemampuannya.
g. Mutasi Harus Terkoordinasi
Pelaksanaan program mutasi hendaknya dilakukan secara
terkoordinasi karena mutasi yang dilakukan umumnya menyangkut
aktivitas lainnya secara berantai. Oleh sebab itu, mutasi hendaknya
dilakukan secara terkoordinasi karena mutasi adalah suatu gerakan
yang berputar.
7. Cara- cara Mutasi
Ada dua cara mutasi yang dilakukan di dalam suatu organisasi, yaitu
cara tidak ilmiah dan cara ilmiah :
1) Cara tidak ilmiah
Mutasi dengan cara tidak ilmiah dilakukan :
1. Tidak didasarkan kepada norma / standar kriteria tertentu
2. Berorientasi semata- mata kepada masa kerja dan ijazah,
bukan atas prestasi atau faktor- faktor riil.
3. Berorientasi kepada banyaknya anggaran yang tersedia,
bukan atas kebutuhan riil karyawan
4. Berdasarkan spoil system atau landasan kekeluargaan.
2) Cara ilmiah
Mutasi dengan cara ilmiah dilakukan:
1. Berdasarkan norma atau standar kriteria tertentu, seperti
analis pekerjaan
2. Berorientasi pada kebutuhan yang riil / nyata
3. Berorientasi pada formasi riil kepegawaian
4. Berorientasi kepada tujuan yang beraneka ragam
5. Berdasarkan objektivitas yang dapat dipertanggung jawabkan.
8. Kesimpulan
Mutasi adalah pemindahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan/yang
dilakukan baik secara horizontal maupun vertical (promosi dan demosi)
didalam suatu organisasi. Tujuan utamanya adalah untuk
mengembangkan dan memberikan pengalaman kepada karyawan demi
tercapainya visi dan misi organisasi tersebu Prinsip dasar dari mutasi
adalah the right man in the right job yang artinya bahwa orang yang tepat
untuk pekerjaan ayng tepat agar dapat mempermudah karyawan dalam
bekerja pada bidang yang memang sudah menjadi kompetensi dan ia
kuasai.
Mutasi yang dilakukan pun harus memiliki dasar – dasar yang
jelas agar mutasi yang dilakukan oleh perusahaan tepat sasaran dan
sesuai dengan kebutuhan yang memang diperlukan oleh perusahaan
tersebut.
Daftar Pustaka
Samsudin, Sadili, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.
Kadarisman, M, 2012. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajawali Pers.
Hasibuan, Malayu S.P, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/viewFile/173/155