Makalah Polimer Bab. 1 Pendahuluan (2013)
Transcript of Makalah Polimer Bab. 1 Pendahuluan (2013)
Makalah Teknologi Polimer
PENGENALAN POLIMER
Disusun Oleh :
Adilla Melia Agustin
M. Rizki Zuriadi
Novia Azzahra
Suhendri
Yuliana
Program Studi Sarjana Teknik Kimia
Universitas Riau
2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala
puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik. shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni
nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Polimer, yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah
ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Pengenalan Polimer” yang memiliki peran penting bagi
manusia. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.
Pekanbaru, 13 Maret 2013
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Polimer........................................................................................................ 2
2.2 Sejarah Polimer..............................................................................................................2
2.3 Klasifikasi Polimer........................................................................................................ 4
2.4 Manfaat dan Dampak Polimer.......................................................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................16
3.2 Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR ISI.......................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita hidup dalam era polimer. Bahan-bahan polimer alam yang sejak dahulu telah
dikenal dan dimanfaatkan, seperti kapas, wol, dan damar. Polimer sintesis dikenal mulai
tahun 1925, dan setelah hipotesis makromolekul yang di kemukakan oleh Staudinger
mendapat hadiah Nobel pada tahun 1955, teknologi polimer mulai berkembang pesat.
Beberapa contoh polimer sintesis yang ada dalam kehidupan sehari-hari, antara lain
serat-serat tekstil poliester dan nilon, plastik polietilena untuk botol susu, karet untuk ban
mobil dan plastik poliuretana untuk jantung buatan. Penggunaan polimer pada bidang industri
begitu besar seperti yang digunakan dalam industri rumah tangga, otomotif, pesawat terbang
dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa yang disebut dengan Polimer?
3. Sejarah Polimer?
4. Klasifikasi Polimer?
5. Manfaat Polimer?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Polimer
Polimer adalah molekul besar yang tersusun secara berulang dari molekul molekul kecil
yang saling berikatan. Polimer merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang secara
aplikatif. Kertas, plastik, ban, serat-serat alamiah, merupakan produk-produk polimer.
Polimer, merupakan ilmu yang sangat menarik untuk dipelajari. Polimer merupakan ilmu
yang sangat dinamis. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pengetahuan yang baik tentang
konsep-konsep dasar polimer, guna dapat memahami dan mengembangkan ilmu polimer.
Selanjutnya, konsep dasar tersebut dapat dikembangkan untuk mengukur dan menganalisis
bobot molekul polimer. Teknik pemisahan dan pengukuran sampel polimer merupakan
pengetahuan yang tidak kalah pentingnya untuk dikuasai. Dalam bab ini, sasaran tersebut
dapat dicapai oleh pembaca, dengan memahami dan mencermati secara teliti materi dan soal-
soal yang ditawarkan.
2.2 Sejarah Polimer
Polimer, sebenarnya sudah ada dan digunakan manusia sejak berabad-abad yang lalu.
Polimer - polimer yang sudah digunakan itu adalah jenis polimer alam seperti selulosa, pati,
protein, wol, dan karet. Istilah polimer pertama kali digunakan oleh kimiawan dari Swedia,
Berzelius (1833). Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit – unit berulang
sederhana. Nama ini diturunkan dari bahasa Yunani Poly, yang berarti “banyak” dan mer,
yang berarti “bagian”. Sedangkan industri polimer (polimer sintesis) baru dikembangkan
beberapa puluh tahun terakhir ini.
Berkembangnya industri polimer ini diawali ketika Charles Goodyear dari Amerika
Serikat berhasil menemukan vulkanisasi pada tahun 1839. Setelah itu berbagai modifikasi
polimer pun mulai berkembang seperti:
Pada tahun 1870 Modifikasi selulosa dengan asam nitrat
Pada tahun 1907 Ditemukan damar fenolik
Pada tahun 1930 Ditemukan Poli fenol etena atau Polistirena
Pada tahun 1933 Ditemukan Polietena atau Polietilena di laboratorium
ICI di Winnington, Chesire
2
Sejak saat itu sejumlah terobosan baru banyak dilakukan untuk menciptakan berbagai
sistim polimer baru maupun pengembangan sistem polimer yang telah ada. Hasilnya tampak
sebagai produk industri polimer yang begitu beragam sebagaimana yang terlihat sekarang ini.
Hingga pada tahun 1970 sudah terdapat lebih dari 25 produk polimer, dan pada tahun 1980
polimer mencapai 2 juta m3 tiap tahunnya, melebihi produksi kayu dan baja. Dengan
berkembangnya industri polimer, ternyata membawa dampak positif terhadap jumlah
pengangguran. Hal ini disebabkan karena industri polimer menyerap banyak tenaga kerja.
Karena sifatnya yang karakteristik maka bahan polimer sangat disukai. Sifat - sifat polimer
yang karakteristik ini antara lain:
Mudah diolah untuk berbagai macam produk pada suhu rendah dengan biaya murah.
Ringan; maksudnya rasio bobot/volumenya kecil.
Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif.
Bersifat isolator yang baik terhadap panas dan listrik.
Berguna untuk bahan komponen khusus karena sifatnya yang elastis dan plastis.
Berat molekulnya besar sehingga kestabilan dimensinya tinggi.
Berkembangnya industri polimer turut menentukan perkembangan ekonomi suatu
negara. Semakin besar penggunaan polimer, menunjukkan semakin pesat perkembangan
ekonomi suatu negara. Berikut ini Tabel 1.1 produksi bahan polimer yang digunakan di
berbagai negara.
Tabel 1.1. Produksi polimer (dalam ribuan ton)
Kanada
Polimer 1976 1977 1978 1979
Poli(etena) 300,9 345,0 477,5 591,0
Poli(feniletena) - 90,5 - 119,7
Poli(kloroetena) 75,9 00,7 98,7 152,4
Jepang
Polimer 1976 1977 1978 1979
Poli(etena) 1392 1467 1767 2165
Poli(feniletena) 876 900 1032 1227
Poli(kloroetena) 1044 1030 1204 1583
3
Inggris
Polimer 1976 1977 1978 1979
Poli(etena) 473,1 487,2 427,3 459,9
Poli(feniletena) 238,6 228,6 184,2 220,4
Poli(kloroetena) 415,9 385,1 409,1 425,0
Jerman
Polimer 1976 1977 1978 1979
Poli(etena) 1466,9 1431,1 1518,6 1587,6
Poli(feniletena) 962,9 894,9 1003,8 1085,9
Amerika Serikat
Polimer 1976 1977 1978 1979
Poli(etena) 4054,2 4591,7 5130 5807,4
Poli(feniletena) 2139,1 2382,7 2595,9 2775,5
2.3 Klasifikasi Polimer
Polimer dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Berdasarkan Sumber
Berdasarkan sumbernya polimer dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu :
Polimer Alam, yaitu polimer yang terjadi secara alami. Polimer alam adalah
senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme makhluk hidup. Contoh
sederhana polimer alam adalah karet alam, pati, selulosa dan protein.
Jumlahnya yang terbatas dan sifat polimer alam yang kurang stabil, mudah
menyerap air, tidak stabil karena pemanasan dan sukar dibentuk menyebabkan
penggunaannya amat terbatas. Polimer alam adalah polimer yang terdapat di
alam dan berasal dari makhluk hidup. Contoh polimer alam dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
4
Tabel 1.2 Contoh Polimer Alam
No Polimer Monomer Polimerisasi Contoh1. Pati/amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian, akar umbi2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, Kayu, Kapas
3. ProteinAsam amino
KondensasiSusu, daging, telur,
wol, sutera
4. Asam nukleat Nukleotida KondensasiMolekul DNA dan
RNA (sel)5. Karet alam Isoprena Adisi Getah pohon karet
Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet
alam kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut
dapat terjadi karena karet alam tidak tahan terhadap minyak bensin atau
minyak tanah serta lama terbuka di udara. Contoh lain, sutera dan wol
merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga wol dan sutera
cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air),
sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi
polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Polimer Semi Sintetik, yaitu polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi
polimer alam dan bahan kimia. Contoh: selulosa nitrat (yang dikenal lewat
misnomer nitroselulosa) yang dipasarkan di bawah nama - nama “Celluloid”
dan “guncotton”.
Polimer sintesis, yakni polimer yang dibuat melalui polimerisasi dari
monomer - monomer polimer. Polimer sintesis sesungguhnya yang pertama
kali digunakan dalam skala komersial adalah dammar Fenol formaldehida.
Dikembangkan pada permulaan tahun 1900-an oleh kimiawan kelahiran
Belgia Leo Baekeland (yang telah memperoleh banyak sukses dengan
penemuannya mengenai kertas foto sensitif cahaya), dan dikenal secara
komersial sebagai bakelit. Sampai dekade 1920-an bakelit merupakan salah
satu jenis dari produk - produk konsumsi yang dipakai luas, dan penemuannya
5
meraih visibilitas yang paling mewah, yakni dimunculkan di kulit muka
majalah Time.
Perbedaan utama dari polimer alam dan polimer sintetik adalah, mudah
tidaknya sebuah polimer di degradasi atau dirombak oleh mikroba. Polimer
sintetik sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Sifat-sifat polimer sintetik sangat
ditentukan oleh struktur polimernya seperti; panjangnya rantai; gaya antar
molekul; percabangan; dan ikatan silang antar rantai polimer.
Pertambahan panjang rantai utama polimer diikuti dengan meningkatnya gaya
antar molekul monomer. Hal ini yang menyebabkan meningkatnya kekuatan
dan titik leleh sebuah polimer. Polimer yang memiliki banyak cabang,
kekuatannya menurun dan hal ini juga menyebabkan titik lelehnya semakin
rendah. Beberapa polimer memiliki ikatan silang antar rantai, hal ini akan
membuat polimer yang bersifat kaku dan membentuk bahan yang keras.
Makin banyak ikatan. silang makin kaku polimer yang dihasilkan dan polimer
akan semakin mudah patah.
Jenis polimer yang memiliki ikatan silang ini merupakan plastik termosetting.
Jenis plastik ini hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu hanya pada saat
pembuatannya. Jika plastik ini pecah atau rusak tidak dapat disambung
kembali. Pemanasan selanjutnya menyebabkan rusaknya atau terbongkarnya
ikatan silang antar rantai polimer, sehingga susunan molekul polimer berubah
atau rusak. Plastik jenis yang lain memiliki sifat sebagai termoplastik, yaitu
plastik yang dapat dipanaskan secara berulang-ulang. Sifat ini disebabkan
karena tidak adanya ikatan silang antar rantai polimernya. Jika polimer ini
rusak atau pecah, kita dapat menyambungnya kembali dengan cara
dipanaskan, contoh polimer termoplastik adalah polietilen.
2) Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya
Dibagi atas 3 kelompok yaitu:
Polimer Linier, yaitu polimer yang tersusun dengan unit ulang berikatan satu
sama lainnya membentuk rantai polimer yang panjang. Polimer ini biasanya
dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam keadaan padat pada temperatur
normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur)
atau termoplastik seperti gelas). Contoh polietilena, poli(vinil klorida) atau
6
PVC, poli(metil metakrilat) (juga dikenal sebagai PMMA, Lucite, Plexiglas,
atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan nylon 66.
Gambar 1. Struktur polimer linier
Polimer Bercabang, yaitu polimer yang terbentuk jika beberapa unit ulang
membentuk cabang pada rantai utama.
Gambar 2. Struktur polimer bercabang
Polimer Berikatan Silang (Cross – linking), yaitu polimer yang terbentuk
karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai
utamanya. Jika sambungan silang terjadi ke berbagai arah maka akan
terbentuk sambung silang tiga dimensi yang sering disebut polimer jaringan.
Gambar 3. Struktur polimer berikatan silang
Adakalanya pembentukan sambungan silang dilakukan dengan sengaja melalui
proses industri untuk mengubah sifat polimer, sebagaimana terjadi pada proses
vulkanisasi karet. Banyak sistem polimer sifatnya sangat ditentukan oleh
7
pembentukan jaringan tiga dimensi, seperti misalnya bakelit yang merupakan damar
mengeras – bahang fenol – metanal. Dalam sistem polimer seperti itu pembentukan
sambungan silang tiga dimensi terjadi pada tahap akhir produksi. Proses ini
memberikan sifat kaku dan keras kepada polimer. Jika tahap akhir produksi
melibatkan penggunaan panas, polimer tergolong mengeras – bahang dan polimer
disebut dimatangkan. Akan tetapi, beberapa sistem polimer dapat dimatangkan pada
keadaan dingin dan karena itu tergolong polimer mengeras – dingin. Polimer lurus
(hanya mengandung sedikit sekali sambungan silang, atau bahkan tidak ada sama
sekali) dapat dilunakkan dan dibentuk melalui pemanasan. Polimer seperti itu disebut
polimer lentur – bahang.
3) Berdasarkan Reaksi Polimerisasi
Dibagi 2 yaitu :
Poliadisi, yaitu polimer yang terjadi karena reaksi adisi. Reaksi adisi atau
reaksi rantai adalah reaksi penambahan (satu sama lain) molekul-molekul
monomer berikatan rangkap atau siklis biasanya dengan adanya suatu pemicu
berupa radikal bebas atau ion.
Contohnya dapat dilihat pada reaksi berikut:
Etilena CH2 = CH2 -[CH2CH2]-
Tetraflioro- CF2 = CF2 -[CF2CF2]-
Metilena
CH2 = CH2 - CH2CH2 -
Stirena
Metilmetakrilat
CH3 CH3
CH2 = C – CO2CH3 - CH2C – CO2CH2 –
Butadiena
CH2 = CH – CH = CH2 - CH2CH = CHCH2 –
Polikondensasi, yaitu polimer yang terjadi karena reaksi kondensasi/reaksi
bertahap. Mekanisme reaksi polimer kondensasi identik dengan reaksi
kondensasi senyawa bobot molekul rendah yaitu: reaksi dua gugus aktif dari 2
molekul monomer yang berbeda berinteraksi dengan melepaskan molekul
kecil. Contohnya H2O. Bila hasil polimer dan pereaksi (monomer) berbeda
8
fase, reaksi akan terus berlangsung sampai salah satu pereaksi habis. Contoh
terkenal dari polimerisasi kondensasi ini adalah pembentukan protein dari
asam amino.
Contoh lainnya dapat dilihat pada reaksi berikut:
Etilena glikol HOCH2CH2OH – OCH2CH2 –
Asam 4-hidroksi HOCH2 CO2H
4) Berdasarkan Jenis Monomer
Dibagi atas dua kelompok :
Homopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari penggabungan
monomer sejenis dengan unit berulang yang sama.
Kopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari beberapa jenis monomer yang
berbeda.
Kopolimer ini dibagi lagi atas empat kelompok yaitu:
Kopolimer acak.
Dalam kopolimer acak, sejumlah kesatuan berulang yang berbeda
tersusun secara acak dalam rantai polimer.
- A - B - B - A - B - A - A - A - B - A -
Kopolimer silang teratur.
Dalam kopolimer silang teratur kesatuan berulang yang berbeda
berselang - seling secara teratur dalam rantai polimer.
- A - B - A - B - A - B - A - B - A – B – A -
Kopolimer blok.
Dalam kopolimer blok kelompok suatu kesatuan berulang berselang -
seling dengan kelompok kesatuan berulang lainnya dalam rantai
polimer.
- A - A - A - B - B - B - A - A - A – B –
Kopolimer cabang/Graft Copolimer.
Yaitu kopolimer dengan rantai utama terdiri dari satuan berulang yang
sejenis dan rantai cabang monomer yang sejenis.
9
B B
B B
- A – A – A – A – A – A – A – A – A – A
B
B
5) Berdasarkan Sifat Termal
Dibagi 2 yaitu :
Termoplastik, Hal ini disebabkan karena polimer - polimer tersebut tidak
berikatan silang (linier atau bercabang) biasanya bisa larut dalam beberapa
pelarut.
Termoset, yaitu polimer yang tidak mau mencair atau meleleh jika dipanaskan.
Polimer - polimer termoset tidak bisa dibentuk dan tidak dapat larut karena
pengikatan silang, menyebabkan kenaikan berat molekul yang besar.
Contohnya dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut:
Tipe Singkatan Kegunaan Khas
Fenol-formaldehida PF Alat listrik dan elektronik, bagian mobil,
perekat plywood, utensil handle
Urea-formaldehida UF Sama seperti polimer PF, juga bahan pelapis
Poliester tak jenuh -- Konstruksi, bagian-bagian mobil, lambung
kapal, aksesoris kapal, saluran anti korosi,
pipa, tangki dan lain-lain, peralatan bisnis.
Epoksi -- Bahan pelapis protektif, perekat, aplikais-
aplikasi listrik dan elektronik, bahan lantai
industri, bahan pengaspal jalan raya, bahan
paduan (komposit)
Melamin-
formaldehida
MF Sama seperti polimer UF, bingkai dekoratif,
tutup meja, perkakas makan
Sumber: Stevens, 2001
10
Diantara plastik-plastik ini, hanya beberapa jenis epoksi yang dikualifikasi sebagai
plastik-plastik teknik. Polimer-polimer fenol-formaldehida dan urea formaldehida
dan poliester-poliester tak jenuh menduduki sekitar 90% dari seluruh produksi.
Perbandingan produksi antar termoplastik dan termoset kira-kira 6:1.
6) Berdasarkan Aplikasinya
Dibagi 3 kelompok yaitu :
Polimer komersial, yaitu polimer yang di sintesis dengan biaya murah dan
diproduksi secara besar - besaran. Polimer komersial pada prinsipnya terdiri
dari 4 jenis polimer utama yaitu: Polietilena, Polipropilena, Poli(vinil klorida),
dan Polisterena. Polietilena dibagi menjadi produk massa jenis rendah (< 0,94
g/cm3), dan produk massa jenis tinggi (> 0,94 g/cm3). Perbedaan dalam massa
jenis ini timbul dari strukturnya yakni: polietilena massa jenis tinggi secara
esensial merupakan polimer linier dan polietilena massa jenis rendah
bercabang. Plastik - plastik komoditi mewakili sekitar 90% dari seluruh
produksi termoplastik dan sisanya terbagi diantara kopolimer stirena –
butadiena, kopolimer akrilonitril – butadiena – stirena (ABS), poliamida dan
poliester. Contoh plastik - plastik komoditi dan penggunaannya dapat dilihat
pada tabel 1-3.
Tabel 1.3. Contoh plastik-plastik komoditi dan penggunaannya
Tipe Singkatan Kegunaan Utama
Polietilena massa
jenis rendahLDPE
Lapisan pengemas, isolasi kawat dan kabel,
barang mainan, botol fleksibel, perabotan,
bahan pelapis.
Polietilena massa
jenis tinggiHDPE
Botol, drum, pipa saluran, lembaran film,
isolasi kawat dan kabel.
Polipropilena PPBagian-bagian mobil dan perkakas, tali,
anyaman, karpet, film.
Poli (vinil
klorida)PVC
Bahan bangunan, pipa, bahan untul lantai,
isolasi kawat dan kabel, film dan lembaran.
Polistirena PS Bahan pengemas (busa dan film), isolasi
busa, perkakas, perabotan rumah, barang
11
mainan.
Polimer teknik, yaitu polimer yang memiliki sifat unggul tetapi harganya
mahal. Konsumsi plastik teknik kimia hingga akhir tahun 1980-an mencapai
kira - kira 1,5 x 109 kg/tahun di antaranya poliamida, polikarbonat, asetal,
poli(fenilena oksida) dan poliester mewakili sekitar 99% dari pemasaran.
Yang tidak diperhatikan adalah bahan - bahan berkualitas teknik dari
kopolimer akrilonitril – butadiena – stirena, berbagai polimer terfluorinasi dan
sejumlah kopolimer serta bahan paduan polimer yang meningkat jumlahnya.
Ada banyak kesamaan dalam terutama dalam bidang transportasi seperti
(mobil, truk, pesawat udara), konstruksi (perumahan, instalasi pipa ledeng,
perangkat keras), barang - barang listrik dan elektronik (mesin bisnis,
komputer), mesin - mesin industri dan barang - barang konsumsi. Selain
polimer - polimer yang telah diperlihatkan, kopolimer dan paduan polimer
teristimewa yang disesuaikan untuk memperbaiki sifat (mutu) semakin
bertambah jumlahnya. Pemasaran plastik - plastik teknik tumbuh dengan cepat
dengan proyeksi pemakaian yang meningkat hingga 10% per tahun.
Contoh Polimer teknik yang utama dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut.
Tabel 1.4. Contoh polimer teknik
Tipe Singkatan
Asetal POM
Poliamida --
Poli (amiadaimida) PAI
Poliarilat --
Polikarbonat PC
Poliester --
Polietereterketon PEEK
Polietermida PEI
Poliimida PI
Poli (fenilena oksida) PPO
Poli (fenilena sulfide) PPS
Polisulfon --
12
Sumber: Stevens, 2001
Polimer dengan tujuan khusus, yaitu polimer yang memiliki sifat spesifik yang
unggul dan dibuat untuk keperluan khusus.
Contoh: alat-alat kesehatan seperti termometer/timbangan.
2.4 Manfaat dan Dampak Polimer
Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan merupakan
polimer sintetis mulai dari kantong plastik untuk belanja, plastik pembungkus makanan dan
minuman, kemasan plastik, alat-alat listrik, alat-alat rumah tangga, dan alat-alat elektronik.
Setiap kita belanja dalam jumlah kecil, misalnya diwarung, selalu kita akan mendapatkan
pembungkus plastik dan kantong plastik.
Barang-barang tersebut merupakan polimer sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk dalam bentuk sampah
yang tidak dapat membusuk. Atau menyumbat saluran air yang menyebabkan banjir. Sampah
polimer sintetis jangan dibakar, karena akan menghasilkan senyawa dioksin. Dioksin adalah
suatu senyawa gas yang sangat beracun dan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).
Plastik vinyl chloride tidak berbahaya, tetapi monomer vinyl chloride sangat beracun
dan karsinogenik yang mengakibatkan cacat lahir. Plastik yang digunakan sebagai
pembungkus makanan, jika terkena panas dikhawatirkan monomernya akan terurai dan akan
menkontaminasi makanan. Hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi pencemaran
plastik adalah sebagai berikut:
1. Kurangi penggunaan plastik
2. Sampah plastik dipisahkan dengan sampah organik, sehingga dapat didaur ulang
3. Jangan membuang sampah plastik sembarangan.
4. Sampah plastik jangan dibakar.
Kita hidup dalam era polimer, plastik, serat, elastomer, karet, protein, selulosa
semuanya ini merupakan istilah umum yang merupakan bagian dari polimer. Dari contoh-
contoh di atas dapat kita bayangkan bahwa polimer mempunyai manfaat yang besar dalam
semua bidang kehidupan. Adapun manfaat dari polimer ini antara lain sebagai berikut:
1. Dalam bidang kedokteran: banyak diciptakan alat-alat kesehatan seperti:
termometer, botol infus, selang infus, jantung buatan dan alat transfusi darah.
2. Dalam bidang pertanian: dengan adanya mekanisasi pertanian.
13
3. Dalam bidang teknik: diciptakan alat-alat ringan seperti peralatan pesawat.
4. Dalam bidang otomotif: dibuat alat-alat pelengkap mobil.
Dampak plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung
alam karena keberadaan sampah plastik. Dampak ini ternyata sangat signifikan. Sebagaimana
yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini telah menjadi
barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 miliar kantong plastik digunakan penduduk dunia
dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya,
diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. Konsumsi berlebih
terhadap plastik, pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena bukan
berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi ( non-biodegradable ).
Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi
( terurai ) dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut,
bahkan udara. Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut etilen.
Minyak, gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui.
Semakin banyak penggunaan plastik berarti semakin cepat menghabiskan sumber daya
alam tersebut. Fakta tentang bahan pembuat plastik, ( umumnya polimer polivinil ) terbuat
dari polychlorinated biphenyl ( PCB ) yang mempunyai struktur mirip DDT. Serta kantong
plastik yang sulit untuk diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500
tahun. Akan memberikan akibat antara lain:
1. Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
2. Racun - racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh
hewan - hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
3. PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman
akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
4. Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
5. Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di
dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu menyuburkan
tanah.
6. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan
mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
7. Hewan - hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
14
8. Hewan - hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap
kantong - kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat
mencernanya.
9. Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak
akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
10. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai - sungai akan mengakibatkan
pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.
15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Polimer adalah molekul besar yang tersusun secara berulang dari molekul molekul
kecil yang saling berikatan.
2. Industri Polimer berkembang pada saat ditemukannya vulkanisasi oleh Charles
Goodyear tahun 1839
3. Polimer diklasifikasikan kedalam 6 kelompok besar yaitu Berdasarkan sumbernya
(polimer alam, semi sintetik, sintetik), susunan rantainya (polimer linear, bercabang
dan ikatan silang), reaksi polimerisasi (poliadisi dan polikondensasi), jenis monomer
(homopolimer dan kopolimer), sifat termal (Termoplastik dan termoset). Dan
berdasarkan Aplikasinya (polimer komersial, teknik dan polimer khusus).
4. Polimer banyak digunakan sebagai plastik, pipa, elektronik dan pabrik dan rumah
tangga.
3.2 Saran
Manfaatkan polimer dengan baik, karena sebagian besar polimer bersifat non-
degradable.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ebewele, R.O., 2000. Polymer and Science Technology. CRC Press LLC : New York.
Fried, J.R., 1995. Polymer and Science Technology. Prentice Hall PTR : New Jersey.
Rohmah. “Polimer alam dan Sintetis.” http://nazweimaniss.blogspot.com/2011/01/polimer-
alam-dan-sintetis.html (diakses tanggal 10 Maret 2013).
Zairif. “klasifikasi Polimer.” http://zairifblog.blogspot.com/2010/02/klasifikasi-polimer.html
(diakses tanggal 10 Maret 2013).
Zulfikar. “Polimer Alam.”
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/makromolekul/polimer-alam/
(diakses tanggal 10 Maret 2013).
17