MAKALAH POLIMER THERMOSETTING
-
Upload
ayu-kusumaningsih -
Category
Documents
-
view
1.584 -
download
198
Transcript of MAKALAH POLIMER THERMOSETTING
MAKALAH BAHAN KONSTRUKSI KIMIA
POLIMER THERMOSETTING
Disusun Oleh :
Ayu Kusumaningsih : 0610 3040 0315
Indah Oktaviana : 0610 3040 0322
Maya Laila : 0610 3040 0327
Kelas : 4 KA
Dosen Pembimbing : Ir Fatria, M.T.
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2012
POLIMER THERMOSETTING
1. POLIMER
Polimer disebut juga dengan makromolekul merupakan molekul besar yang dibangun
dengan pengulangan oleh molekul sederhana yang disebut monomer. Polimer merupakan
molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang ratusan bahkan ribuan
molekul sederhana yang disebut monomer. Oleh karena itu polimer mempunyai massa
molekul relatif yang sangat basar.Polimer (polymer) berasal dari dua kata, yaitu poly
(banyak) dan meros (bagian – bagian).
karakteristik polimer secara umum yaitu sebagai berikut :
• Densitas yang rendah, dibandingkan dengan logam dan keramik.
• Rasio kekuatan terhadap berat (strength to weight) yang baik untuk beberapa jenis
polimer.
• Ketahanan korosi yang tinggi.
• Konduktivitas listrik dan panas yang rendah
Klasifikasi polimer dapat dibedakan berdasarkan ketahanan terhadap panas (termal) dan
berdasarkan asalnya.
1. Polimer berdasarkan asalnya
Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer buatan. Polimer
alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa, kapas, karet,
wol, dan sutra. Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis.
Polimer regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat
sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari
molekul sederhana (monomer) dalam pabrik
2. Polimer berdasarkan ketahan terhadap panas
polimer termoplastik
polimer termoseting
2. POLIMER THERMOSETTING
Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika
polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang
kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat
pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi.
Polimer ini terdiri dari molekul rantai lurus dengan ikatan yang kuat antarsesamanya
Atau bisa dikatakan Polimer thermosetting adalah polimer network. Polimer ini
menjadi keras secara permanen selama pembentukannya dan tidak melunak ketika
dipanaskan. Polimer network mempunyai crosslink kovalen di antara rantai polimer yang
berdekatan. Selama pemanasan, ikatan ini mengikat rantai polimer menjadi satu untuk
menahan gerakan vibrasi dan rotasi rantai pada temperature tinggi. Hal inilah yang menjadi
penyebab mengapa material tidak melunak ketika dipanaskan.
Plomer termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu
dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan silang
pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk
kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan silang antar rantai
polimer. Hanya pemanasan yang berlebih yang akan menyebabkan beberapa ikatan crosslink
dan polimer itu sendiri mengalami degradasi. Polimer termoset biasanya lebih keras dan kuat
daripada termoplastik dan mempunyai stabilitas dimensional yang lebih baik. Kebanyakan
polimer crosslink dan network termasuk vulcanized rubbers, epoxies, dan phenolics and
beberapa resin polyester adalah termosetting
Tidak dapat menerima siklus pemanasan-pendinginan seperti termoplastik:
• Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset melunak dan mampu mengalir di
dalam cetakan.
• Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia yang mengeraskan material
sehingga akhirnya menjadi padatan yang tidak mampu lebur kembali (infusible
solid).
• Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali melainkan akan terdegradasi
menghasilkan arang.
Bentuk struktur ikatan silang sebagai berikut.
3. SIFAT POLIMER THERMOSETTING
Sifat polimer termoseting sebagai berikut.
Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset melunak dan mampu mengalir di
dalam cetakan.
Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia yang mengeraskan material
sehingga akhirnya menjadi padatan yang tidak mampu lebur kembali (infusible
solid).
Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali melainkan akan terdegradasi
menghasilkan arang.
Keras dan kaku (tidak fleksibel)
Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).
Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
Tahan terhadap asam basa.
Mempunyai ikatan silang antar rantai molekul.
4. JENIS-JENIS THERMOSETTING
4.1 Resin Urea formaldehid (Resin Amino)
Resin Urea formaldehid adalah hasil polimerisasi kondensasi urea dengan formaldehid.
Resin ini termasuk dalam kelas resin thermosetting yang mempunyai sifat tahan terhadap
asam ,basa , tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh. Karena sifat-sifat tersebut, aplikasi
resin urea-formaldehid yang sangat luas sehingga industri urea-formaldehid berkembang
pesat. Resin urea ini dapat dicetak tekan, memiliki permukaan yang keras dan mempunyai
nilai dielektrik yang tinggi dan dapat diberi berbagai warna. Contoh industri yang
menggunakan industri formaldehid adalah laminating, coating, tekstil resin finishing. Jenis
resin ini banyak juga digunakan untuk mencegah berkerut dan kusut nya kain katun dan
untuk mencegah menyusutnya kayu.
4.2 Fenol-formaldehida/bakelit (Resin Phenol)
Merupakan resin sintetik yang dibuat dengan mereaksikan phenol denganformaldehida,
wujud nya keras, kuat, awet dan dapat dicetak pada berbegai kondisi.Bahan ini mempunyai
daya tahan panas dan air yang baik dan dapat diberi macam-macam warna,sering digunakan
sebagai bahan pelapis dan laminating, pengikat batu gerinda, pengikat logam ataugelas, dapat
dicetak menjadi kotak, isolator listrik, tutup botol dan tangkai pisau, plastik yang digunakan
untuk peralatan listrik seperti fitting lampu listrik, steker listrik, peralatan fotografi, radio,
perekat plywo.
4.3 Melamin-formaldehida.(Resin Amino)
Resin melamin-formaldehida diperkenalkan di Jerman oleh Henkel pada tahun 1935.
Resin ini termasuk dalam golongan resin amino yang diproduksi melalui reaksi
polikondensasi antara melamin dan formaldehida. Dibandingkan dengan resin urea-
formaldehida, resin ini mempunyai kelebihan yakni transparan; kekerasan(hardeness) yang
lebih baik; stabilitas termal yang tinggi; tahan terhadap air, bahan kimia, dan goresan. Dari
kelebihan ini, penggunaan resin ini sangat luas, seperti pada industri perekat, tekstil, laminasi,
kertas, pelapisaan permukaan ( surface coatings) dan sebagainya.
4.4 Polyesters
Poliester di industri digunakan dalam penguatan ban, tali, kain buat sabuk mesin
pengantar (konveyor), sabuk pengaman, kain berlapis dan penguatan plastik dengan tingkat
penyerapan energi yang tinggi.Serat-serat poliester juga bisa dicampur dengan serat-serat
katun, wol, rayon dan sutera. Sifat-sifat serat poliester adalah sebagai berikut:
o Tahan kusut, baik untuk pakaian wanita maupun pria.o Tahan cuci dan tidak kusut kalau dicuci. o Lebih tahan sinar matahari dari pada nylon.o Dapat ditekan dengan setrika panas (150° C), hingga terjadi lipatan tetapi dapat
dihilangkan dengan panas yang sama
4.5 Resin Furan
Resin ini berasal dari hasil pengolahan limbah pertanian, seperti: tongkol jagung dan bijikapas. Warna produk nya agak tua, tahan air dan mempunyai sifat-sifat listrik yang baik.
4.6 Resin Epoksida
Resin jenis ini banyak dipakai untuk keperluan: pengecoran, pelapisan, protektor alat-alat listrik,
campuran cat dan sebagai adhesif (perekat/lem).Karena alasan resin ini tahan terhadap aus dan beban
kejut, maka sering juga digunakan untuk membuat cetakan tekan (metalurgi serbuk), panel sirkuit
listrik, tangki dan jig.
4.7 Silikon polimer dengan silikon sebagai bahan dasar
Mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan bahan dasar plastik (atom karbon) lain
nya. Sifat-sifat spesifik nya adalah: stabilitas (tahan terhadapsuhu tinggi), kedap air, oleh
karena itu sering digunakan untuk membuat: minyak gemuk (fat), resin, perekat dan karet
sintetis.Contoh polimer termoplastik ialah Selulosa yang dibuat dari serat kapas dan kayu,
namun sangat kuat dan ulet serta dapat diberi ber- bagai warna.
5. PROSES PENGERJAAN THERMOSETTING
5.1 Cetak Tekan
Prinsip cetak tekan dibambarkan pada gambar di bawah ini. Sejumlah bahan dimasukan
dalam cetakan logam yang telah dipanaskan terlebih dahulu. Pada waktu cetakan ditutup,
bahan yang telah lunak tertekan sehingga mengalir mengisi rongga cetakan. Bahan yang
digunakan dapat berbentuk serbuk atau tablet prabentuk. Tekanan yang lazim digunakan
berkisar antara 0,7 sampai 55 Mpa, tergantung pada bahan yang digunakan dan bentuk
produk. Suhunya berkisara antara 120 hingga 205˚C. Panas sangat penting bagi resin
termosetting, karena pertama-tama diperlukan untuk plastisasi, kemudian untuk polimerisasi
atau untuk pengerasan. Serbuk perlu dipanaskan secara merata, suatu hal yang cukup sulit
karena daya hantar panas bahan tidak baik. Beberapa jenis bahan diolah dengan penekanan,
akan tetapi siklus pemanasan dan pendinginan cetakan yang cepat akan menimbulkan
kesulitan. Produk mungkin cacat sewaktu dikeluarkan bila pendonginan cetakan tidak
sempurna.
Proses cetak tekan
5.2 Cetak Transfer
Pada proses cetak transfer, serbuk termosetting atau benda prabentuk diletakkan pada
tempat tersendiri atau alam ruang tekanan di atas rongga cetakan, seperti tampak pada
gambar di bawah ini. Di sini bahan mengalami plastisasi akibat panas dan tekanan dan
diinjeksikan ke dalam rongga cetakan, sebagai cairan panas, di sini bahan tersebut kemudian
mengalami pengerasan. Waktu reaksi pengerasan untuk cetak-transfer lebih singkat
dibandingkan proses cetak-tekan. Waktu pengisian pun lebih singkat karena digunakan bahan
pembentuk yang lebih besar yang dapat dipanaskan lebih cepat. Proses ini sangat cocok untuk
membuat bagian-bagian yang memerlukan sisipan logam yang keecil, karena bahan plastik
yang panas memasuki rongga cetakan secara bertahap tanpa tekanan yang tinggi. Bentuk
yang rumit dan bentuk dengan variasi penampang yang besar dapat juga duhasilkan dengan
cara cetak transfer. Keterbatasan dari proses ini ialah: kehilangan bahan dalam saluran
pengalir, spru dan harga cetakan yang lebih mahal dibandingkan dengan cetakan pada proses
cetak-tekan.
Proses cetak transfer
5.3 Cara Injeksi Bahan Thermosett
Bahan termosett dalam batas-batas tertentu dapat dibentuk dengan cara cetak-jet. Setelah
dimodifikasi mesin cetak-injeksi untuk bahan termoplastik, dapat diubah untuk keprluan
cetak jet. Nosel, yang merupakan bahan terpenting dari mesin harus dapat dipanaskan dan
didinginkan selama siklus injeksi. Mula-mula resin dipanaskan dalam silinder yang
menglilingi penekanan, sampai lunak namun belum terpolimerisasi. Pada waktu penekan
menekan resin melalui nosel ke dalam cetakan, terjadi panas tambahan. Pada saat cetakan
penuh, nosel didinginkan dengan cepat dengan mengalirkan air untuk mencegah polimerisasi
bahan yang tersisa.
Mesin ulir umpan balik kini mulai digantikan dengan mesin cetak-jet seperti tampak
pada gambar di bawah ini. Bahan masuk, (di bawah pengaruh gravitasi), sementara didorong
oleh ulir yang berputar, bahan sekaligus dipanaskan. Pada waktu ulir berputar, bahan
terplastisasi di muka ulir, dan masih terhalang oleh plunyer sampai terkumpul sejumlah
bahan tertentu. Plunyer kemudian turun, dan ulir memaksa bahan memasuki ruang transfer.
Bahan kemudian ditekan memasuki rongga cetakan.
Proses dengan reaction injection
5.4 Spraying
Pengerjaan plastik dengan spraying menggunakan suatu alat penyemprot yang
dikendalikan seorang operator atau control computer. Dan hal ini merupakan paling cukup
populer sejak pertengahan abad 21. Pembuatan produk dengan cara spraying sering
digunakan sebagai komponen pendukung untuk struktur solid dan aplikasi lainnya. Alat
penyemprot itu sendiri biasanya dilengkapi dengan mekanisme yang dapat memotong serat
fiber menjadi helaian-helaian dan kemudian di distribusikan sepanjang permukaan cetakan.
Kemajuan teknologi dengan cara spraying telah terbukti lebih efisien dan merupakan
sistem penyemprotan yang lebih bersih, dengan mengurani emisi stirena, kapasitas
penyemprotan yang lebih besar dan keseragaman lebih baik diantara pola penyemprotan. Alat
penyemprot dihasilkan dengan konfigurasi yang bemaca-macam, masingmasing dengan
kemampuan yang berbeda-beda.
Proses dengan spraying
5.5 Pengecoran
Bahan termoset yang dicor antara lain adalah phenol, polyester, epoksi dan resinalyl.
Yang terakhir ini sangat cocok untuk lensa optik dan penggunaan lainnya yangmemerlukan
plastik yang sangat jernih. Resin ini mudah dicor karena memiliki sifatfluiditas yang baik.
Akrilik digunakan untuk mengecor benda yang tembus cahaya danlembaranPlastik di cor
apabila jumlah tidak seberapa. Sering kali dibuat cetakan terbukadari timah hitam dengan
menceluokan mandril baja dengan bentuk tertentu dalam timahhitam cair yang kemudian
dilepaskan setelah membeku.Dapat digunakan inti timah hitam, adukan semen atau karet bila
diperlukan.Cetakan yang kosong dibuat dengan cara pengecoran ‘slush-casting’ :yaitu bahan
bakudituang dalam cetakan, lalu kelebihannya dikeluarkan kembali.Benda padat dapat dibuat
dengan menggunakan cetakan dari adukan semen,gelas,kayu, logam, atau karet sintetis
.DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun.2012.BAHAN KONSTRUKSI KIMIA TK 081406. Politeknik Negeri
Sriwijaya.Palembang
http://www.facebook.com/pages/Poliester/111934102156768
http://www.authorstream.com/Presentation/aninditays-594658-anindita-reggie-xii-ipa-2/
http://hadiyantokimia.guru-indonesia.net/artikel_detail-21224.html
http://www.chem-is-try.org/kategori/materi_kimia/kimia-polimer/klasifikasi-polimer/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-polimer/klasifikasi-polimer/polimer-
termoplastik-dan-termosetting/
http://www.blogger-index.com/perbedaan%20termoset%20dan%20termoplastik.html