Makalah polambu123

12
BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filosofi Polambu Polambu berdasarkan arti kata terdiri atas dua suku kata yaitu PO artinya saling,tetapi dalam pembentukan kata menjadi awalan ber.sedangkan lombu artinya keluarga,sehingga di artikan secara keseluruhan mengandung pengertian keluarga,membentuk rumah tangga den perkawinan. Polambu dalam bahs muna kalau berdiri sendiri tidak dapat di rtikan kecuali menggabungkan pada kata benda dan kata kerja,,misalnya;hamba-kejar ,,di tamba awalan pohamba berari saling berkejaran.sama juga dengan PO dalam kata polambu bealam arti keluarga.filosofi polambu yang di bentuk dengan awalan PO yang mengandung makna yang luas karena awalan PO pasda kata polambu berarti keinginan bersama antara antara calon pasangan suami istri mampu keluarga kedua bela pihak.oleh karena itu polambu bukan merupakan kejadian secara insidental,tetapi suatu peristiwa sakral yang terencana,berstruktur berdasarkan ketentuan hukum adat muna dan syarat islam. Agama dan kebudayaan adalah dua hal yang sangat dekat di masyarakat. Bahkan banyak yang salah mengartikan bahwa agama dan kebuadayaan adalah satu kesatuan yang utuh. Dalam kaidah sebenarnya agama dan kebudayaan mempunyai kedudukan masing- masing dan tidak dapat disatukan, karena agamalah yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada kebudayaan. Namun keduanya mempunyai hubungan yang erat dalam kehidupan masyarakat. B. Rumusan Masalah Dalam makalah ini tersusun suatu rumusan makalah antara lain: 1. Perkawinan Menurut Pandangan Islam 2. Perkawinan Sebagai Ikatan Emosional 3. Perkawinan Sebagai Ikatan Sosiokultural

Transcript of Makalah polambu123

Page 1: Makalah polambu123

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Filosofi Polambu

Polambu berdasarkan arti kata terdiri atas dua suku kata yaitu PO artinya saling,tetapi dalam

pembentukan kata menjadi awalan ber.sedangkan lombu artinya keluarga,sehingga di artikan

secara keseluruhan mengandung pengertian keluarga,membentuk rumah tangga den

perkawinan.

Polambu dalam bahs muna kalau berdiri sendiri tidak dapat di rtikan kecuali menggabungkan

pada kata benda dan kata kerja,,misalnya;hamba-kejar ,,di tamba awalan pohamba berari

saling berkejaran.sama juga dengan PO dalam kata polambu bealam arti keluarga.filosofi

polambu yang di bentuk dengan awalan PO yang mengandung makna yang luas karena

awalan PO pasda kata polambu berarti keinginan bersama antara antara calon pasangan suami

istri mampu keluarga kedua bela pihak.oleh karena itu polambu bukan merupakan kejadian

secara insidental,tetapi suatu peristiwa sakral yang terencana,berstruktur berdasarkan

ketentuan hukum adat muna dan syarat islam.

Agama dan kebudayaan adalah dua hal yang sangat dekat di masyarakat.

Bahkan banyak yang salah mengartikan bahwa agama dan kebuadayaan adalah satu kesatuan

yang utuh. Dalam kaidah sebenarnya agama dan kebudayaan mempunyai kedudukan masing-

masing dan tidak dapat disatukan, karena agamalah yang mempunyai kedudukan lebih tinggi

dari pada kebudayaan. Namun keduanya mempunyai hubungan yang erat dalam kehidupan

masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini tersusun suatu rumusan makalah antara lain:

1. Perkawinan Menurut Pandangan Islam

2. Perkawinan Sebagai Ikatan Emosional

3. Perkawinan Sebagai Ikatan Sosiokultural

Page 2: Makalah polambu123

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkawinan Menurut Pandangan Islam

Dalam Pandangan islam perkawinan disamping sebagai sunah rasul juga merupakan

petunjuk Allah yang diwajibkan bagi mhambanya yang telah mampu. Secara Filosofi mampu

adalah merupakan unsur kepribadian yang tersimpul pada seni dan rasa percaya diri. Mampu

dalam keyakinan atau aras percaya diri adalah suatu kepribadian hakiki yang terdapat pada

budi manusia untuk tidak hanya menyakini suatu kenyakinan tetapi dia tahu tentang apa yang

diyakininya. agama sebagai suatu keyakinan tentu harus mampu mengetahui keyakinan yang

berpedoman pada agama. islam sebagai suatu agama didalamnya terdapat petunjuk baik dari

Allah, Rasul maupun rasionalisasi yang tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan hadist.

walaupun agama bersumber dari akal tetapi agama tidak bisa di akal-akali.

Pembentukan rumah tangga (Polambu) sebagai proses dalam kehidupan merumnjuk pada dua

fundamen yaitu Al Qur’an dan hadist, oleh karena itu dalam proses menjalani harus pada

berpedoman pada normatif keagamaan yang tersimpul pada kedua landasan tersebut.

Polambu berdasarkan arti kata terdiri atas dua suku kata yaitu po artinya saling, sedangkan

lambu artinya keluarga, yang berarti berkeluarga,membentuk rumah tangga dan perkawinan.

Jadi filosofi polambu dimuna adalah keinginan hidup bersama antara calon pasangan suami

istri yang mampu membentuk keluarga diantara kedua bela pihak, yang merupakan kejadian

secara insidental,tetapi suatu peristiwa sakral yang terencana, berstruktur berdasarkan

ketentuan hukum adat muna dan syariat islam.

Untuk menjalani proses perkawinan atas dasar kesadaran pemikiran kemampuan yang

paripurna. Proses tersebut sebagai reflesi dari proses sosial untuk membentuk kelompok

terkecil yaitu keluarga (polambu). Pandangan Secara sosiologi bahwa pembentukan keluarga

(polambu) berawal dari rasa simpati dan empati yamg kemudian tersimpul dalam perasaan

cinta di antara dua insan manusia (laki-laki dan perempuan). Interaksi yang mengewali proses

cinta dan kasih sayang yang kemudian melahirkan saling percaya, saling asah. Terbinanya

hubungan kasih sayang antara keduanya berimplikasi pada proses penyatuan pandangan

presepsi dari kedua pihak yaitu pihak laki-laki dan pihak perempuan dan selanjutnya terikat

suatu normatif agama dan adat melalui proses perkawinan. Di sadari bahwa tidak selamanya

cinta dan kasih sayang membawa komitmen pada normatif perkawinan karena tidak semua

orang menjalin hubungan kasih sayang bisa menjadi realita perkawinan.

Page 3: Makalah polambu123

Fakta Proses perkawinan yang masih senantiasa dipraktekan masyarakat muna antara lain :

1. Dalam proses kawin lari misalnya masih dominan mempertentangkan, sehingga

terkandang akad nikah menjadi terbelangkalai akibat berbagai pandangan tentang adat.

2. Pengertian mahar diukur dengan kemampun secara materil sehingga terkadang menjadi

perbedaan oleh para delegasi adat. Sedangkan dalam pandangan islam KH WAHID

HASIM dalam cerama agama tahun 1991 bahwa mahar dikatakan : (a) tingkatan pertama

adalah rumah. (b) tingakatan kedua adalah sebidang tanah. (c) ketiga adalah uang. (d) ke

empat adalah emas. (e) ke lima adalah cincin besi. (f) ke enam adalah Lafaz surat Al-

Fatihah.

3. Patokan adat (mahar) berdarsarkan tingkat klasfikasi/tingkatan sosial kemasyarakat

yaitu: 20 boka, 15 boka atau 10 boka 10 suku dan 7 boka 2 suku dan 3 boka 2 suku.

Dalam pandangan islam bahwa perkawinan adalah suatu yang diwajibkan bagi orang-

orang yang berpikir dan berakal, tetapi perkawinan bukan merupakan di akal-akali.

Ajaran islam yang bersumber pada dalil nakli (Al- Qur’an dan sunah rasul) dan dalil aqli

(bersumber dari akal sehat yang rasional) perkawinan sebagai salah satu aspek kehidupan

yang diatur berdarsarkan kedua dalil tersebut mulai dari terbentuknya rumah tangga, proses

rumah tangga, sampai pada pembinaan runmah tangga.

Agama menjadi prioritas utama dalam memilih jodoh dalam pengertian yang memiliki

cakupan luas. Dalam pandangan realitas adalah berkaitan pada dengan aqidah yang dimilik

seseorang dengan menggunakan teori kebenaran secara korespodensi yaitu sesuai antara apa

yang menjadi pengakuan dengan kenyataan yang sebenarnya. Sedangkan menurut kebenaran

secara semantik adlah persesuain antara keperibadian dengan realitas implementasi nilai-nilai

religius dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah proses penyelesaian mahar, maka selanjutnya adalah ijab dan kabul. Untuk

mendapatkan kekuatan secara hukum baik hukum agama maupun hukum nasional. Ijab kabul

terdiri atas duasuku kata yaitu ijab berarti ungkapan kesiapan laki-laki untuk bersedia

menikahi calon istrinya. Sedangkan kabul adalah proses kesiapandan kesediaan perempuan

untuk menerima laki-laki sebagai calon suami yang disaksikan oleh wali-walinya baik dari

pihak laki-laki maupun wali dari pihak perempuan. ijab kabul di awali dengan taubat, karena

pada dasarnya umat islam pada dasarnya umat islam dalam melakukan kegiatan sakral seperti

perkawinan terlebi dahulu harus menyucikan diri dengan harapan agar jalinan kasih sayang

akan di himpun dalam keluarga (polambu) agar menghasilkan benih-benih yang suci.

Simbolik lain dari lafaz kalimat tauhid dan rasul adalah sebagai pengakuan diri bahwa yang

Page 4: Makalah polambu123

akan di lakukan adalah kehendak allah dan menyerahkan diri bahwa dirinya (calon suami dan

istri) benar-benar mengikuti sunah rasul.jadi perpaduan dua kalimat syahadat dalam

mengawali dua kalimat syahadat adalah;

1. simbol keislaman

2. simbol pengakuan

3. penguatan bahwa peristiwa tersebut adalah kehendak allah.

4. bahwa yang di miliki itu adalh mengikuti tuntunan sunah rosul SAW.

Perkawinan harus ada wali yang syah menurut islam,untuk menghindari tuntunan dari

orang tua dan keluarga di kemudian hari,karena jangan sampai perkawinan hanyalah

keinginan keduanya.

ijab kabul di awali dengan taubat, karena pada dasarnya umat islam pada dasarnya umat

islam dalam melakukan kegiatan sakral seperti perkawinan terlebi dahulu harus menyucikan

diri dengan harapan agar jalinan kasih sayang akan di himpun dalam keluarga (polambu) agar

menghasilkan benih-benih yang suci. Simbolik lain dari lafaz kalimat tauhid dan rasul adalah

sebagai pengakuan diri bahwa yang akan di lakukan adalah kehendak allah dan menyerahkan

diri bahwa dirinya (calon suami dan istri) benar-benar mengikuti sunah rasul.jadi perpaduan

dua kalimat syahadat dalam mengawali dua kalimat syahadat adalah;

1. simbol keislaman

2. simbol pengakuan

3. penguatan bahwa peristiwa tersebut adalah kehendak allah.

4. bahwa yang di miliki itu adalh mengikuti tuntunan sunah rosul SAW.

Perkawinan harus ada wali yang syah menurut islam,untuk menghindari tuntunan dari

orang tua dan keluarga di kemudian hari,karena jangan sampai perkawinan hanyalah

keinginan keduanya.

Setelah khotbah nikah di perdengarkan oleh penghulu,maka resmi dan sahlah secara

hukum pasangan suami istri,tetapi dalam menggauli istri harus punya etika,,etika yang di

maksud adalah:

1. dopesua welokaodoha dofoepe deki,masuk ketempat tidur hendak menggauli istri harus

terlebih dahulu memberi tanda atau syarat, agar istri siyap secara psikologi ,karena

jangan sampai sang istri masi dalam keadaan halangan ,jangan sampai karena desakan

berahir timbul unsur-unsur pemaksaan untuk mlaksanakan untuk melakuka hubungan

seksual terhadap istri walaupun sedang berhalangan.

Page 5: Makalah polambu123

2. mengawali hubungan dengan ucapan bermasalah dengan harapan beni beni yang akan di

semaikan bukan desakan syaitan tapi hendak allah.

3. Tangan menggauli istri dalam keadaan tidur,dan atau dibangunkan untuk melayani

kebutihan biologis lelaki,karena apa bila hal in di lakukan bisa bisa mengakibatkan

keturunannya tidk sesuai yang di harapkan.

4. jangan menggauli istrijika dia dalam keadaan haids karena dapat mengganggu kesehatan

sangistri dan juga haram hukumnya menggauli istri jika dia haids

5. tidak di perkenankan menggauli istri pada ia telah melahirkan batas waktu minimal

empat bulan,karena ketika hal itu kita lakukan akan berdampak terhadap kesehatan istri,

Kelima haltersebut merupakan peringatan bagi kaum lelaki untuk tidak melakukan

hubugan seksual dengan istri-istrinya,sebab bila dilakukan akan berdampak terhadap

kesehatan wanita juga di anggap melangggar ketentuan agama serta mempengaruhi benih-

benih keturunan yang di harapkan.melayani kebutuhan bologis suami adalah merupakan

kewajiban mutlak sang istri,tetapi tidak berarti bahwa laki-laki sekehendak hati untuk di

layani tetapi harus tunduk pada batasan yang telah di gariskan menurut ketentuan agama dan

pertimbangan kesehatan.

B. Perkawinan Sebagai Ikatan Emosional

Perkawinan adalah kesatuan pikiran,pendapat yang tersimpul dalam rasa saling mencintai

laki laki dan perempuan.polambu secara adat di muna adalah keinginan yang di miliki oleh

dua insan,laki-laki dan perempuan yang didasari tali kasih sayang untuk membentuk satu

ikatan keluarga.

Perkawinan dikatakan sebagi ikatan emosional karena

1. Perkawinan terjadi pasti didasari oleh rasa cinta dan simpati antar kedua belapihak laki-laki

dan perempuan.

2. Di dalam cinta dan kasih sayang terdorong oleh persaan ingin memiliki dan atau saling

memiliki

3. Di dalam keluarga terdapat 2 jiwa dan 2 karakter yang kemudian saling memahami dan

bahkan setelah berketurunan di dalam satu keluarga.integrasi karakter memerlukan strategi

pengelolaan emosional sehingga dapat berintegrasi dalam keberagaman

4. Sebagai tujuan dari pembentukan keluarga adalh untuk mewujudkan keluarga

bahagia,sejahtera,mawaddah dan warahma.

5. Pernyataan dua hati dua jiwa dalam satu harapan,untuk mencapai keluarga mawaddah dan

warahma harus ad penyamanan persepsi antara 2 insan yang melakoni bahtera keluarga.

Page 6: Makalah polambu123

6. Penyamanan dan penyatuan keinginan,

Polambu (keluarga) merupakan ikatan emosional karena banyak hal beragam yang

mesti di persatukan tetapi tidak berarti dia harus melembur sebagai mana ungkapan yang

menjadi simbol polambu.filosofi in juga di maknakan secara rasional bahwa proses terjadinya

polambu (keluarga) adalah sesuatu yang sakral tetapi tidak bisa di sakralkan,sesuatu yang

abadi tetapi tidak mutlak abadi,karena begitu ijab kabul di lanjutkan oleh penghulu maka jiwa

raga yang berbeda dipersatukan oleh tali pernikahan sehingga pertemuan dua jiwa raga

bersatu.

C. Perkawinan Sebagai Ikatan Sosiokultural

Setiap didaerah indonesia memiliki nilai-nilai budaya daerah terdiri dari kebiyasaan yang

berbeda.tradisi dan kebiyasaan itu kemudian terjadi secara berulang-ulang sehingga sehingga

menjadi suatu norma yang mengatur kata kehidupan masyarakat.

Perkawinan di anggap sebagai sosiokultural karena:

1. Melalui perkawinan akan membentuk tali persaudaraan yang semakin akrap,baik secara

materi maupun ekstern

2. Perkawinan memperrahan kan nilai-nilai budaya dan tradisi kedaerahan

3. Dalam perkawinan ada aturan-aturan normatif yang bersifat mengikat sehingga akan

menimbulkan rasa tanggung jawab baik secara horizontal maupun fertikal

4. Perkawinan menciptakan suasana keharmonisan dan interaksi sosial.

Nilai sosial perkawinan pada masyarakat muna dapat disimbolkan pada proses

pelaksanaan acara penyelesaian adat perkawinan yaitu:

a. Penyelesaian maharyang di sampaikan kehadapan delegasi dengan menggunakan yang

tertutup sehelai kain adalah keberhasilan rumah tangga yang harus di jaga.

b. Bahasa adat yang dipergunakan adalah bahasa halus baik pelaku adat maupun harapan

keturunan dari perkawinan

c. Rangkayan akhir dari perkawinan yaitu acara kasambu (saling menyuapkan nasi) adalah

simbol kasihsayang

d. Rangkayan pelaksanaan perkawinan merupakan upaya untuk mempertahan kan adat istiadat

sehingga dalam prosesnya senantiyasa di kembalikan pada masa lampau yang telah

disepakati oleh dewan sara

Berdasarkan kajian secara logika bahwa perkawinan dikatakn sebagai ikatan kultural

karena struktur dan mekanisme proses pelaksanaan perkawinan tidak dapat terkontamenasi

Page 7: Makalah polambu123

oleh kemajuan zaman ataupun di modernisasi,tetapi enantiyasa di kembalikan pada nilai-nilai

keaslianny.

Disisilh lain perkawinan merupakan ikatan sosiokultural,karena proses pelaksanaannya tidak

atas hendak para pelakunya,tetapi atas dasar normatif adat di suatu daerah trmasuk di muna.

Perkawinan antara suku bugis laki-laki dan perempuan dari suku muna ,maka dapat

menjadi simpul penyatuan dua adat yang berbeda,sehingga dapat di katakan perkawinan

adalah ikatan kultural.

Yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan adat mengikuti adat wanita maupun

tidak bersifat matrilineal,alasan logis senhingga prosesnya harus seperti itu karena

1. Penilayan terhadap kaum wanita yang secara biologis sebagai penabuh beni sedangkan laki-

laki hanya sebagai penabur benih

2. Masyarakat muna sebagai kelompok yang menganut paham patrileneal,sehingga yang berhak

melakukan proses peminangan adalah laki0laki sedangkan perempuan harus menunggu

sebagai tuan rumah

3. Berdasarkan ketentuan agama bahwa perempuan harus di bayar maharnya maka pihak laki-

laki wajib membayar mahar sehingga secara otomatis pihak laki-laki mengikuti pola dan

ketentuan adat pihak perempuan.

Dari perbedaan in tidk menimbulkan jurang pemisah tetapi menjadi kekayaan budaya

yang mempertalika perbedaan-perbedaan golongan serta mempercepat hubungan kekerabatan

dan kekeluargaan,hal in dapat di buktiksn melalui perkawinan antara suku muna dan suku

jawa,,maka pada preses in ad beberapa nilai yang terjadi adalah:

a. Terjadi proses akulturasi dan bahkan asimilasi antara budaya muna dengan budaya jawa.

b. Terjadi proses interaksi budaya antara dua suku bangsa sehingga muncul perluasan wawasan

dan pembendaharaan pengetahuan tentang budaya masing-masing daerah.

c. Dapat memperluas wawasan kekeluargaan dan kekerabatan sosial.

d. Dapat meningkatkan nilai-nilai integrasi antara suku bangsa.

e. Mempereret interaksi sosial secara meluas sehingga jaringan keluarga tidak menonton

padasuatu rumpun keluarga ataupun rumpun suku bangsa saja.

Page 8: Makalah polambu123

Hal ini dapat berfungsi secara efektif apa bilan setiap orang memahami tentang hakikat

perkawinan baik menurut norma keagamaan maupun norma adat istiadat,karena terkadang

perkawinan dapat melahirkan peta konflik keluarga,konflik antara suku bagi mereka yang

tidak berpikir daan tidak memahami hakikat perkawinan.

Kajian bahwa perkawinan sebagai 9katan emosional adalah sesuatu yang serba

abstrak,karena walaupun proses perkawinan mengacu pada normatif keagamaan dan adat

istadat tetapi dari proses itu hanya berkisar pada tingkat kepuasan seseorang.pernyataan ini

di kandung maksud bahwa secara emosional perkawinan adaalah menyatukan presepsi yang

berbeda dan meluruskan benang-benag kusut.

Perkawinan yang kemudian dapat memperoleh keturunan (anak) sehingga menjadi

ikatan sosiokultural karena anak dapat mewarisi nilai-nilai kultural dari kedua orang tuanya

dan bahkan anak akan menjadi ikatan pertalian yang abadin dalam susunan keluarga

masyarakat.

Page 9: Makalah polambu123

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masyarakat, agama dan kebudayaan sangat erat berkaitan satu sama lain. Saat budaya

atau agama diartikan sesuatu yang terlahir di dunia yang manusia mau tidak mau harus

menerima warisan tersebut. Berbeda ketika sebuah kebudayaan dan agama dinilai sebagai

sebuah proses tentunya akan bergerak kedepan menjadi sebuah pegangan, merubah suatu

keadaan yang sebelumnya menjadi lebih baik.

Ketika agama dilihat dengan kacamata agama maka agama akan memerlukan

kebudayaan. Maksudnya agama (islam) telah mengatur segala masalah dari yang paling kecil

contohnya buang hajat hingga masalah yang ruwet yaitu pembagian harta waris dll. Sehingga

disini diperlukan sebuah kebudayaan agar agama (islam) akan tercemin dengan kebiasaan

masyarakat yang mencerminkan masyarakat yang beragama, berkeinginan kuat untuk maju

dan mempunyai keyakinan yang sakral yang membedakan dengan masyarakat lainnya yang

tidak menjadikan agama untuk dibiasakan dalam setiap kegiatan sehari-hari atau diamalkan

sehingga akan menjadi akhlak yang baik dan menjadi kebudayaan masyarakat tersebut.

Sedangkan jika agama dilihat dari kebudayaan maka kita lihat agama sebagai

keyakinan yang hidup yang ada dalam masyarakat manusia dan bukan agama yang suci

dalam (Al-Qur’an dan Hadits) Sebuah keyakinan hidup dalam masyarakat maka agama akan

bercorak local, yaitu local sesuai dengan kebudayaan masyarakat tersebut. Berdasarkan

pembahasan diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa filosofi polambu dimuna adalah:

Polambu berdasarkan arti kata terdiri atas dua suku kata yaitu po artinya saling,

sedangkan lambu artinya keluarga, yang berarti berkeluarga,membentuk rumah tangga dan

perkawinan. Jadi filosofi polambu dimuna adalah keinginan hidup bersama antara calon

pasangan suami istri yang mampu membentuk keluarga diantara kedua bela pihak, yang

merupakan kejadian secara insidental,tetapi suatu peristiwa sakral yang terencana, berstruktur

berdasarkan ketentuan hukum adat muna dan syariat islam.

Page 11: Makalah polambu123

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR...............................................................................................................

DAFTARISI..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG......................................................................................................

B. RUMUSAN MASLAH......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. PERKAWINAN MENURUT PANDANGAN ISLAM....................................................

B. PERKAWINAN SEBAGAI IKATAN EMOSIONAL......................................................

C. PERKAWINAN SEBAGAI IKATAN SOSIOKULTURAL..........................................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

Page 12: Makalah polambu123

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan

tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas dengan judul ” POLAMBU ( Adat Muna)”

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan

dalam makalah ini

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak

kekurangan-kekurangan yang antara lain disebabkan oleh terbatasnya buku-buku penunjang

yang kami miliki, kurangnya literatur-literatur yang dapat mendukung materi ini dan

terbatasnya waktu yang dimiliki masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, kami

sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman mahasiswa maupun dasen

pembimbing yang sifatnya membangun sehingga pada kesempatan yang akan datang kami

akan dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi.

Raha, Januari 2015

Penulis