makalah pkn

40
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang tangguh, memiliki berbagai budaya yang beraneka ragam dan tergolong unik, memiliki wilayah yang luas, dan memiliki tambang dimana-mana. Pada intinya negara Indonesia adalah negara yang kaya raya. Kaya akan bahan tambang, mineral, sumber daya hayati, budaya, dan masih banyak lagi. Tetapi, hal itu hanya dapat kita lihat dari fisik doktrin yang kita tahu saja. Kondisi bangsa dan Negara Indonesia ini sangat memprihatinkan. Banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, pendidikan, sosial, intervensi internasional, demoralisasi birokrasi sipil. Kondisi ini membuat bangsa kita menjadi semakin terpuruk. Jadi sudah seharusnya kita bangsa Indonesia memelihara keutuhan negara kita agar terciptanya suasana yang harmonis, aman, tentram dan damai. Kita sebagai generasi penerus bangsa sudah sepatutnya untuk merubah bangsa kita agar lebih baik

description

bangsa dan negara kebangsaan indonesia

Transcript of makalah pkn

Page 1: makalah pkn

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang tangguh, memiliki berbagai budaya

yang beraneka ragam dan tergolong unik, memiliki wilayah yang luas, dan memiliki

tambang dimana-mana. Pada intinya negara Indonesia adalah negara yang kaya

raya. Kaya akan bahan tambang, mineral, sumber daya hayati, budaya, dan masih

banyak lagi.

Tetapi, hal itu hanya dapat kita lihat dari fisik doktrin yang kita tahu saja.

Kondisi bangsa dan Negara Indonesia ini sangat memprihatinkan. Banyak

permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini dalam berbagai bidang, seperti

ekonomi, politik, pendidikan, sosial, intervensi internasional, demoralisasi birokrasi

sipil. Kondisi ini membuat bangsa kita menjadi semakin terpuruk. Jadi sudah

seharusnya kita bangsa Indonesia memelihara keutuhan negara kita agar terciptanya

suasana yang harmonis, aman, tentram dan damai.

Kita sebagai generasi penerus bangsa sudah sepatutnya untuk merubah

bangsa kita agar lebih baik karena ada sebuah kutipan yang berbunyi “bukan apa

yang negara berikan untuk kita tetapi apa yang bisa kita berikan untuk negara.”

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana paradigma kehidupan berbangsa dan bernegara kebangsaan

Indonesia?

b. Bagaimana kondisi bangsa Indonesia saat ini?

c. Bagaimana pembagian lingkungan strategis bangsa Indonesia secara global,

regional dan lokal?

d. Apa kondisi yang di harapkan Indonesia saat ini?

Page 2: makalah pkn

2

e. Bagaimana kebijakan, strategi, dan upaya yang di lakukan bangsa Indonesia

dalam menghadapi berbagai permasalahan saat ini?

C. Tujuan

a. Mengetahui paradigma kehidupan berbangsa dan bernegara kebangsaan

Indonesia.

b. Mengetahui kondisi bangsa Indonesia saat ini.

c. Mengetahui pembagian lingkungan strategis bangsa Indonesia secara global,

regional dan lokal.

d. Mengetahui kondisi yang di harapkan Indonesia saat ini.

e. Mengetahui kebijakan, strategi, dan upaya yang di lakukan bangsa Indonesia

dalam menghadapi berbagai permasalahan saat ini.

Page 3: makalah pkn

3

BAB II

PARADIGMA KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGARA KEBANGSAAN

INDONESIA

A. Paradigma Kehidupan Bangsa Indonesia

a. Pancasila yang diamanatkan oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia 1945 adalah dasar negara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

b. Pancasila sebagai dasar negara merupakan staatsidee sekaligus cita hukum

(rechtsidee) bagi NKRI1, berfungsi konstitutif dan regulatif bagi kehidupan

masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Segala peraturan perundang-undangan

yang berlaku di NKRI harus bersumber dari Pancasila.

c. Segala peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah baik pusat maupun

daerah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

I. Mengakomodasi kepentingan dan aspirasi seluruh masyarakat, bukan untuk

kepentingan orang perorang maupun kelompok tertentu;

II. Berlandaskan nilai moral, adat-istiadat dan hukum yang berlaku;

III. Mencegah eksklusivisme kedaerahan;

IV. Memperkokoh wawasan kebangsaan dan persatuan Indonesia dalam NKRI;

V. Pengambilan keputusan dilaksanakan secara musyawarah seluruh komponen

bangsa untuk mencapai mufakat;

VI. Mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir batin yang berkeadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

d. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kedaulatan ada di tangan rakyat. Rakyat

memiliki hak untuk menyampaikan aspirasinya, rakyat mematuhi segala ketentuan

yang telah menjadi kesepakatan bersama. Implementasi kedaulatan rakyat dan

1 Pembukaan UUD 1945 alinea 4

Page 4: makalah pkn

4

pelaksanaan hak asasi manusia tidak bertentangan dengan prinsip dan nilai budaya

bangsa.

e. Pancasila adalah dasar falsafah (filosofische grondslag)2. Pancasila berisi konsep,

prinsip dan nilai yang merupakan kebenaran serta dijadikan landasan bagi

kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.

f. Pancasila berisi konsep yang merupakan kebenaran dan tidak terbantahkan. Konsep

tersebut di antaranya bahwa :

I. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia dan seluruh alam semesta

dalam keadaan saling keterikatan dan ketergantungan.

II. Tuhan menetapkan hukum yang ketat dalam mengatur eksistensi,

pertumbuhan dan perkembangan makhluk ciptaan-Nya. Di antara makhluk

ciptaan Tuhan, manusia didudukkan sebagai khalifatullah.

III. Setiap makhluk diciptakan sesuai kodrat, martabat dan harkat, serta dalam

mengembangkan eksistensi dan kelestariannya berjalan secara proporsional,

dengan tetap memelihara keselarasan, keserasian dan keseimbangan

kehidupan secara harmonis.

IV. Tuhan menganugerahi manusia dengan kemampuan dan kebebasan berfikir,

berperasaan, berkemauan untuk berkarya dengan penuh tanggung jawab.

g. Pancasila mengandung prinsip religiositas, humanitas, nasionalitas, sovereinitas dan

sosialitas, yang menjadi jati diri bangsa dan dirumuskan dalam sila :

I. Ketuhanan Yang Maha Esa;

II. Kemanusiaan yang adil dan beradab

III. Persatuan Indonesia

IV. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan /perwakilan

2 dikemukakan oleh Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)

Page 5: makalah pkn

5

V. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

h. Pancasila sebagai wawasan nasional (national insight) bersifat komprehensif dan

sila-silanya saling menjiwai secara sinergik.

i. Pancasila merupakan perwujudan suara hati nurani rakyat Indonesia, yang juga

merupakan dambaan dan tuntutan ummat manusia pada umumnya, di antaranya:

I. Kemerdekaan, bebas dari penjajahan, penindasan dan eksploitasi oleh pihak

asing.

II. Bebas mengeluarkan pendapat, bebas dari kemiskinan, bebas memeluk

agama, dan bebas untuk merdeka dalam mewujudkan kehidupan bersama

yang lebih baik.

III. Kesetaraan dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya serta keamanan

nasional.

IV. Pengakuan terhadap kehidupan pluralistik, ditinjau dari segi etnisitas, suku,

agama, bahasa, budaya, adat-istiadat dan berbagai kepentingan.

j. Pancasila menjadi pengikat atau ligatur (cultural bond) dan wadah kemajemukan

bangsa ditinjau dari segi kesukuan, budaya, adat-istiadat, agama, aliran

kepercayaan, dan kepentingan untuk mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika.

k. Pancasila memiliki konsep dasar kekeluargaan, kebersamaan dan persa- tuan,

sehingga menolak faham fundamentalistik dan radikalistik dari individualisme,

liberalisme, kapitalisme, imperialisme, materialisme dan sebagainya.

l. Pancasila merupakan ideologi nasional menjadi bintang pemandu atau

Leitstern dalam mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara, meliputi

kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya serta keamanan nasional untuk :

I. Mencapai cita-cita nasional yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu,

berdaulat, adil dan makmur.

Page 6: makalah pkn

6

II. Melaksanakan tugas negara yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum;

mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

m. Pancasila menjadi moral bangsa, pola fikir, pola sikap dan pola tindak warganegara

Republik Indonesia mencerminkan konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam

Pancasila, antara lain :

I. Segala sikap dan perilaku warganegara dilandasi prinsip

mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;

II. Setiap warganegara dapat mengendalikan diri dalam menentukan

sikap, tingkahlaku dan perbuatan yang mengutamakan kepentingan

bersama, bukan kepentingan pribadi atau golongan.

III. Setiap warga negara merasa malu terhadap sikap, tingkahlaku dan

perbuatan yang tidak terpuji, berani mengakui kesalahan sendiri serta

mengakui kebenaran pihak lain.

IV. Bangsa Indonesia bertujuan mewujudkan kebenaran, kebaikan dan

keadilan secara jujur dan penuh tanggung jawab.

B. Paradigma Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang makna pandangan hidup

bangsa, ada baiknya, terlebih dahulu ditarik pegertian tentang “Bangsa”, yang dalam istilah

asingnya di sebut nation. Menurut Ernest Renan3, seorang guru besar dan pujangga yang

termasyhur dari Perancis, dalam pidatonya yang diucapkan di Universitas Sorbonne (Paris)

tanggal 11 Maret 1882 berjudul “Qu’est ce qu’une nation” (apakah bangsa itu)

mengemukakan bahwa “bangsa itu adalah soal perasaan, soal kehendak (tekad) semata-

3 Ernest Renan (alih bahasa oleh: Prof.Mr. Sunario), Apakah bangsa itu, (Bandung: Alumni, 1994), hlm. Xvii-xviii

Page 7: makalah pkn

7

mata untuk hidup bersama yang timbul antara segolongan besar manusia yang nasibnya

sama dalam masa yang lampau, terutama dalam penderitaan-penderitaan bersama”.

Dari kriteria tentang bangsa, Mohammad Hatta memberikan kesimpulan, bahwa :

“Bangsa di tentukan oleh keinsafan sebagai suatu persekutuan yang tersusun jadi satu, yaitu

keinsafan yang terbit karena percaya atas persamaan nasib dan tujuan. Keinsafan ini

bertambah besar oleh karena sama seperuntungan, malang yang sama diderita, mujur yang

sama didapat, kesengsaraan bersama, pendeknya oleh karena peringatan kepada riwayat

bersama yang tertanan dalam hati dan otak”.4

Sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, maka pancasila dipergunakan sebagai

petunjuk hidup sehari-hari dan digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan didalam

segala bidang. Dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan norma norma

kehidupan, baik norma agama, norma kesusilaan, norma sopan santun maupun norma

hukum yang berlaku.

Bagi suatu bangsa yang ingin hidup kokoh, pandangan hidup ini sangat diperlukan

guna mengetahui dengan jelas

4 Ibid, hlm. 32.

Page 8: makalah pkn

8

BAB III

KONDISI INDONESIA SAAT INI

Berikut akan dijelaskan secara rinci berbagai kondisi Indonesia dalam berbagai

bidang :

Pertama, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama. Krisis di sektor ini selalu

merupakan faktor amat signifikan dalam mengawali lahirnya krisis yang lain (politik-

pemerintahan, hukum, dan sosial). Secara garis besar, krisis ekonomi ditandai merosotnya

daya beli masyarakat akibat inflasi dan terpuruknya nilai tukar, turunnya kemampuan

produksi akibat naiknya biaya modal, dan terhambatnya kegiatan perdagangan dan jasa

akibat rendahnya daya saing. Muara dari semua ini adalah tutupnya berbagai sektor usaha

dan membesarnya jumlah penganggur dalam masyarakat.

Kedua, krisis politik berupa perpecahan elite di tingkat nasional, sehingga

menyulitkan lahirnya kebijakan yang utuh dalam mengatasi krisis ekonomi. Krisis politik

juga bisa dilihat dari absennya kepemimpinan politik yang mampu membangun solidaritas

sosial untuk secara solid menghadapi krisis ekonomi. Dalam situasi di mana perpecahan

elite pusat makin meluas dan kepemimpinan nasional makin tidak efektif, maka

kemampuan pemerintah dalam memberi pelayanan publik akan makin merosot. Akibatnya

kepercayaan masyarakat kepada pemerintah akan semakin menipis.

Keadaan ini biasa menjadi pemicu lahirnya gerakan-gerakan massal anti-pemerintah

yang terorganisasi. Bila gerakan-gerakan itu menguat dan pada saat sama lahir gerakan

massa tandingan yang bersifat kontra terhadap satu sama lain-apalagi jika terjadi bentrokan

fisik yang intensif di antara mereka, atau antara massa dengan aparat keamanan negara-

maka perpecahan di antara top elite di pusat kekuasaan makin tak terhindarkan. Jurang

komunikasi akan makin lebar.

Ketiga, krisis sosial dimulai dari terjadinya disharmoni dan bermuara pada

meletusnya konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok masyarakat (suku, agama,

Page 9: makalah pkn

9

ras). Jadi, di kala krisis ekonomi sudah semakin parah, yang akibatnya antara lain terlihat

melalui rontoknya berbagai sektor usaha, naiknya jumlah penganggur, dan meroketnya

harga berbagai produk, maka kriminalitas pun akan meningkat dan berbagai ketegangan

sosial menjadi sulit dihindari. Dalam situasi seperti ini, hukum akan terancam

supremasinya dan kohensi sosial terancam robek. Suasana kebersamaan akan pupus dan

rasa saling percaya akan terus menipis. Sebagai gantinya, eksklusivisme, entah berdasar

agama, ras, suku, atau kelas yang dibumbui sikap saling curiga yang terus menyebar dalam

hubungan antarkelompok. Bila berbagai ketegangan ini tidak segera diatasi, maka eskalasi

konflik menjadi tak terhindarkan. Disharmoni sosial pun dengan mudah akan menyebar.

Modal sosial berupa suasana saling percaya, yang merupakan landasan bagi eksistensi

sebuah masyarakat bangsa, perlahan-lahan akan hancur.

Keempat, demoralisasi birokrasi sipil, tentara dan polisi dalam bentuk pupusnya

keyakinan mereka atas makna pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai abdi

Negara dan abdi masyarakat. Demoralisasi itu, pada kadar yang rendah dipengaruhi oleh

merosotnya nilai gaji yang mereka terima akibat krisis ekonomi.5

Kemerosotan itu umumnya terjadi akibat inflasi. Tetapi dalam kasus tertentu hal itu

diakibatkan oleh kebijakan pemerintah untuk menurunkan gaji mereka atau membayar

kurang dari 100 persen dan sisanya menjadi utang pemerintah. Pada tingkat tinggi,

demoralisasi itu berupa hilangnya kepercayaan mereka terhadap nilai pengabdian setelah

mengalami tekanan-tekanan psikologis yang berat dalam waktu lama akibat krisis politik

yang akut. Dalam situasi seperti ini, tentara dan polisi yang seyogianya mencegah konflik

sosial malah bisa tergiring untuk mengambil bagian dalam konflik itu dengan berbagai

alasan. Secara teoretik, ketika negara tidak lagi memberi harga yang pantas terhadap

pengorbanan tentara dan polisi dalam menjaga integrasi bangsa, maka tempat paling aman

bagi segmen-segmen tertentu dari mereka adalah kelompok-kelompok sosial di mana

5 Rasyid, Ryas, 2001, Faktor-faktor Penyebab Disintegrasi Bangsa dan Bubarnya Suatu Negara, Kompas 27 September 2001.

Page 10: makalah pkn

10

mereka bisa mengidentikkan dirinya. Karena itu, demoralisasi tentara dan polisi amat

rawan terhadap perluasan dan intensitas konflik sosial yang sedang terjadi.

Kelima, kondisi pendidikan yang masih merosot. Eksistensi pendidikan yang ada di

Indonesia pada saat ini masih menjadi permasalahan karena masih banyak anak bangsa

yang belum mendapatkan pendidikan yang sebagaimana mestinya dan ada juga yang sama

sekalipun belum pernah mencicipi bangku sekolah sama sekali contoh kecilnya saja anak

yang terlantar hal ini sangat memperihatinkan. Sebenarnya mereka juga mempunyai hak

yang sama seperti anak-anak yang sudah mendapat pendidikan yang layak seperti contoh

anak orang kaya. Arah bangsa nantinya ada pada tangan mereka karena merekalah nantinya

yang akan menjadi penerus perjuangan bangsa.

Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada beberapa  dari

mereka yang belum mendapatkan hak tersebut. Hingga saat ini, peluang terbesar untuk

memperoleh akses pendidikan yang baik hanya anak orang kaya dan pintar. Dengan

bermodalkan kemampuan ekonomi yang lebih dari cukup, didukung dengan kemampuan

berpikir tinggi, menjadi faktor pendukung untuk memperoleh akses pendidikan yang lebih

baik. Mereka berpeluang besar memasuki sekolah-sekolah elit, berkualitas, berstandar

nasional, bahkan internasional. Selain itu, tersedianya sarana prasarana yang lengkap

membantu untuk mewujudkan pendidikan yang mapan. Pada saat sekarang pendidikan

yang ada di Indonesia berbentuk sistem pasar yaitu bagi mereka yang memiliki uang

banyak maka mereka akan mendapatkan pendidikan yang layak.

Ada beberapa hal yang membuat pendidikan di Indonesia semakin melenceng dari

cita-cita bangsa:

 Pertama, kecenderungan pendidikan Indonesia yang semakin elitis dan tak terjangkau

rakyat miskin.6 Dalam hal ini, pemerintah dituding membuat kebijakan yang diskriminatif

sehingga menyulitkan rakyat kecil mengakses pendidikan.

6 Darmaningtyas, 2007

Page 11: makalah pkn

11

Kedua, lahirnya sistem pendidikan yang tidak memberdayakan. Dalam konteks ini,

kebijakan yang dibentuk semata-mata untuk mendukung status quo dan memapankan

kesenjangan sosial7.

Ketiga, kurangnya orientasi pendidikan terhadap pembangunan moral. Hal ini dapat

dibuktikan dengan melihat realitas anak-anak yang bertindak amoral, sehingga sering

dikatakan pendidikan minus budi pekerti.

Berbicara tentang pendidikan ini dalam UUD pasal 31 ayat 1 dan 2 sudah jelas

yaitu bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, wajib mengikuti pendidikan

dasar dan pemerintah wajib membiayainya, negara juga mempriorotaskan anggaran

pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD. Pertanyaanya, sudahkah

semua anak bangsa mendapatkan haknya? Melihat fakta saat ini, di Indonesia setiap

tahunnya lebih dari 1,5 juta anak sekolah tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi.

7 Darmaningtyas, 2005, Pendidikan Rusak-Rusakan

Page 12: makalah pkn

12

BAB IV

PENGARUH LINGKUNGAN STRATEGIS ( GLOBAL, REGIONAL, LOKAL )

A. Pengaruh Perkembangan Lingkungan Strategis Global

Banyak manfaat yang sesungguhnnya bisa kita dapatkan dalam era globalisasi saat

ini mengingat banyak sekali kemungkinan bagi setiap negara untuk membangun kerjasama

dengan negara-negara lain. Terjadi banyak pertukaran dalam setiap proses kerjasama yang

jelas sangat memungkinkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik dalam rangka

pembangunan nasional. Akan tetapi manfaat dari globalisasi tersebut harus kita lihat lebih

dalam lagi, karena globalisasi sesungguhnya juga memiliki sisi negatif bila tidak terjadi

kerjasama yang seimbang atau saling menguntungkan antara pihak-pihak yang melakukan

kerjasama. Kerjasama antar negara dalam tataran global biasanya terjadi akibat adanya

kebutuhan bersama dalam konteks global yang dianggap memiliki pengaruh besar bagi

kondisi lingkungan strategis nasional masing-masing negara yang terlibat. Salah satu

kerjasama yang sangat mempengaruhi kehidupan masing-masing negara dunia saat ini

adalah kerjasama menghadapi terorisme.

Salah satu peristiwa global yang mempengaruhi kehidupan umat bergama secara

global yang juga banyak menimbulkan pengaruh pada bidang kehidupan lainnya, adalah

penyerangan fenomenal terhadap World Trade Center (WTC). Peristiwa yang terjadipada

11 September 2009 ini telah memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada konstelasi

kehidupan global. Penyerangan yang terjadi di penghujung dasawarsa pertama abad 21 itu

disinyalir dilakukan oleh sekelompok teroris yang kemudian berlanjut pada kerjasama antar

masing-masing negara yang menganggap bahwa, persoalan terorisme bukan menjadi

persoalan atau negara saja melainkan hampir setiap negara dunia. Dampak utama yang

timbul dari isu perang melawan terorisme sangat terasa dalam kehidupan umat beragama.

Isu melawan terorisme secara tidak langsung telah menimbulkan asumsi yang

mendiskreditkan salah satu agama tertentu yakni Islam yang dianggap sebagai motor dari

Page 13: makalah pkn

13

gerakan terorisme global saat ini. Kondisi ini jelas memperburuk kondisi kerukunan umat

beragama secara global dimana hal tersebut sangat berpengaruh pada kondisi nasional.

B. Pengaruh Perkembangan Lingkungan Strategis Regional

Lingkungan strategis Indonesia di tingkat regional, baik di kawasan Asia-Pasifik

pada umumnya maupun Asia Tenggara pada khususnya, paling sedikit ditandai oleh lima

perkembangan dan kecenderungan strategis, yaitu :

I. Pertama, kepentingan dan kebijakan keamanan dan pertahanan negara-negara besar

khususnya AS, RRC, Jepang, dan Rusia.

II. Kedua, dinamika perkembangan dan kecenderungan kerjasama keamanan

multilateral, khususnya ASEAN dan ARF, serta sikap negara-negara besar.

III. Ketiga, dinamika kerjasama dan kompetisi ekonomi regional, terutama mengenai

prospek free trade serta kompetisi mengenai akses terhadap pasar dan resources

(modal, sumber daya manusia, teknologi, sumber daya alam).

IV. Keempat, potensi konflik/sengketa antar negara, khususnya sengketa wilayah dan

perbatasan.

V. Kelima, meningkatnya arti penting isu dan masalah kejahatan lintas nasional.

C. Pengaruh lingkungan strategis lokal (nasional)

Untuk melihat secara lebih komprehensif mengenai pengaruh lingkungan strategis

nasional, dapat dilihat dari perspektif ketahanan nasional dalam asta gatra berikut ini:

a.         Geografi

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara kepulauan yang terdiri

dari 17.504 pulau besar dan kecil yang terhampar pada wilayah nusantara yang sangat luas.

Sebagai negara kepulauan, sebagaimana dideklarasikan dalam Deklarasi Juanda pada tahun

Page 14: makalah pkn

14

1957, Indonesia memiliki wilayah lautan sekitar 75 persen dari seluruh wilayah Indonesia,

atau sekitar 5,83 juta km2, dan sisanya sekitar 2,03 juta km2 adalah wilayah daratan.

Kondisi geografis yang demikian ini memerlukan suatu upaya ekstra keras untuk menjaga

dan menyatukan dalam suatu kesatuan wilayah nusantara melalui upaya menyeluruh dari

seluruh komponen masyarakat untuk membangun semangat kesetiakawanan sosial yang

bersifat lintas suku, lintas daerah, dan lintas agama untuk menyatukan kekuatan dalam

melaksanakan pembangunan nasional. Kondisi geografis ini perlu dicermati dalam

menggalang konsolidasi masyarakat karena dengan luas wilayah cukup luas dan terdiri dari

kepulauan, upaya melakukan kondolidasi masyarakat tentu menjadi cukup sulit untuk

dilakukan.

b.        Demografi

Indonesia adalah merupakan negara keempat dengan jumlah penduduk terpadat di

dunia. Jumlah penduduk yang dimilki Indonesia saat ini telah mencapai jumlah 238 juta

jiwa8. Sayangnya, padatnya jumlah penduduk tersebut tidak diimbangi dengan pemerataan

persebaran penduduk yang terpusat di Jawa, serta meningkatnya penduduk perkotaan akibat

terus meningkatnya arus urbanisasi pada hampir di seluruh perkotaan di Indonesia. Jumlah

penduduk yang sangat besar tersebut akan menjadi suatu potensisumberdaya yang besar

pula dalam pembangunan nasional apabila terjalin rasa kebersamaan sebagai suatu bangsa,

termasuk terjalinnya kerukunan hidup antar umat beragama. Namun apabila terjadi konflik

dalam masyarakat, besarnya jumlah penduduk tersebut dapat menjadi persoalan besar bagi

Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia. Upaya mengimplementasikan kewaspadaan

nasional terhadap ancaman konflik antar umat beragama pada akhirnya menjadi sangat

penting untuk dilakukan mengingat tingginya tingkat pluralitas umat beragama di

Indonesia. Dalam hal ini, pemuka agama memegang peranan vital karena masyarakat

Indonesia notabene masih banyak yang berpegang pada otoritas-otoritas lokal, terutama di

daerah-daerah dan banyak daerah yang otoritas lokalnya masih banyak dipegang oleh para

pemuka agama. Tokoh pemuka agama dengan demikian harus mampu menjadi contoh dan

8 Baca:http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2010/07/01/brk,20100701-259977,id.html

Page 15: makalah pkn

15

teladan bagi umatnya dalam memaknai keberagaman kehidupan umat beragama di

Indonesia yang dapat dilihat dari aspek kependudukan.

c.         Sumber kekayaan alam

Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah, baik di darat maupun di

laut yang antara lain terdiri dari, hutan tropis seluas 120,35 juta hektar (63% luas daratan)

terdiri atas hutan konservasi 20,5 juta hektar, hutan lindung 33,52 juta hektar, hutan

produksi terbatas 23,06 juta hektar, hutan produksi 35,2 juta hektar, dan hutan produksi

yang dapat dikonversi 8,07 juta hektar. Sedangkan potensi sumberdaya kelautan dan

perikanannya meliputi: Penangkapan di laut 6,4 juta ton per tahun; Perikanan tangkap di

perairan umum seluas 54 juta hektar dengan potensi produksi 0,9 juta ton per tahun; Potensi

budidaya laut berupa ikan, mutiara, teripang, kerang-kerangan, dan rumput laut; Potensi

budidaya air payau (tambak) 913.000 hektar; Potensi budidaya air tawar (danau, waduk,

sungai, rawa, kolam air tawar, dan mina padi di sawah; Potensi bioteknologi kelautan

meliputi bahan baku industri makanan, pakan alami, benih ikan dan udang. Laut Indonesia

juga menyimpan potensi minyak dan gas bumi yang dapat menghasilkan 84,48 milyar

barel, tetapi baru 9,8 milyar barel yang diketahui pasti.

Kondisi tersebut apabila dikelola secara benar dan jujur maka sumber kekayaan

alam tersebut dapat mensejahterakan masyarakat Indonesia. Sudah selayaknya bagi setiap

umat beragama menjaga dan melestarikan potensi sumber kekayaan alam Indonesia yang

juga merupakan salah satu bentuk pengamalan nilai-nilai agama karena, pada dasarnya

seluruh agama mengajarkan umatnya untuk menghargai dan melestarikan alam untuk

diberdayagunakan oleh masyarakat banyak. Kekayaan alam yang tidak terkelola dengan

baik juga dapat memberikan dampak ekologis yang cukup besar. Apalagiketika

berhadapan dengan penguasaan asing terhadap sumberkekayaan alam nasional, yang kerap

melakukan eksploitasi terhadap kekayaan alam Indonesia.

Page 16: makalah pkn

16

d.         Ideologi

Indonesia memilki Pancasila sebagai falsafah dan pedoman hidup bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara, dimana di dalamnya terkandung sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sila tersebut menegaskan keberadaan Indonesia sebagai negara yang beragama namun

tidakterikat pada satu ajaran tertentu saja, akan tetapi terdiri dari beberapa agama. Oleh

karenanya, antar umat beragama harus saling menghargai ajaran dan kepercayaan masing-

masing agama untuk hidup rukun dan menghargai toleransi antar umat sebagaimana

dicantumkan pula dalam semboyan bangsa kita, Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda

namun tetap satu juga. Soekarno pernah mengatakan jika diperas Pancasila akan

menghasilkan satu nilai yakni gotong royong. Nilai gotong royong sendiri hanya bisa

berjalan jika terjalin kerukunan dalam menghadapi perbedaan yang terdapat dalam

masyarakat seperti menghargai perbedaan agama dan kepercayaan. Gotong royong juga

merupakan akar kehidupan masyarakat Indonesia yang beragam agamanya, yang bila

mampu diolah secara baik dapat berguna untuk memperkuat proses integrasi sosial

serta mampu mengantisipasi kerawanan konflik horizontal,seperti konflik antar umat

beragama, dan meningkatkan kepedulian maupun peran aktif masyarakat dalam

pembangunan.

Uraian diatas menggambarkan bahwa manifestasi ideologi Pancasila mempunyai

peran penting dalam menjaga kerukunan antar umat beragama dalam rangka mendukung

berjalannya pembangunannasional dengan baik dan lancar, serta mendorong pemberdayaan

masyarakat untuk lebih aktif di dalamnya.

e.         Politik

Aspek politik memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan aspek

lainnya. Melalui politik akan lahir sekian kebijakan nasional yang mencakup berbagai

aspek kehidupan bermasayarakat, berbangsa, dan bernegara. Jika kita melihat pada

kehidupan politik Indonesia saat ini, perjalanan bangsa dan masyarakat Indonesia telah

mengalami berbagai perkembangan dan perubahan dalam berbagai sistem nilai dan tatanan

Page 17: makalah pkn

17

kehidupan yang menyebabkan terjadinya reformasi sistem politik. Perkembangan sistem

politik pada dasarnya menghendaki tercapainya tujuan nasional sebagaimana tercantum

dalam Pembukaan UUD 1945 yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan konteks

jaman hari ini. Proses demokratisasi yang berjalan mulus dapat terlihat padapemilihan

Presiden dan Wakil Presiden secara langsung yang telah dua kali dilaksanakan.

Akan tetapi, situasi politik Indonesia sesungguhnya masih belum bisa dikatakan

cukup sehat karena, kerap kali kebijakan yang diambil oleh Pemerintah lebih didorong oleh

kontradiksi elit ketimbang realitas sosial masyarakat itu sendiri. Salah satu hal yang

dapat dilihat misalnya, kurang tegasnya Pemerintah menindak kelompok fundamentalis

yang berpretensi besar menimbulkan konflik antar umat beragama di Indonesia. Padahal

nyata-nyata tindakan kaum fundamentalis tersebut bertentangan dengan ajaran Pancasila

sebagai dasar negara.

Konflik antar partai atau internal partai, secara tidak langsung juga mempengaruhi

ikatan kebersamaan dan kekeluargaan di kalangan masyarakat yang dapat menjadi potensi

kerawanan konflik antar umat beragama akibat sistem politik Pemerintah yang kurang

memperhatikan realitas sosial masyarakat dan lebih berfokus pada kepentingan politik

kekuasaan semata-mata. Peran partai politik dalam membangun kesadaran masyarakat

melalui pendidikan politik jelas sangat dibutuhkan agar masyarakat memiliki bekal ketika

diberdayakan dalam pembangunan nasional, sehingga pembangunan nasional dapat

berjalan lebih efektif dan masyarakat lebih terbangun kesadarannya.

f.          Ekonomi

Potensi konflik biasa terjadi pada masyarakat yang kurang sejahtera atau dengan

kata lain kurang terberdayakan potensi ekonominya. Minimnya kesejahteraan masyarakat

akibat kurangnya ketersediaan akses untuk berproduksi akan mendorong masyarakat

melakukan berbagai aktifitas kriminal dalamm bentuk apapun.

Page 18: makalah pkn

18

Tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia sendiri belum beranjak secara

signifikan semenjak terpuruk pada krisis moneter 1998 silam. Era reformasi menyadarkan

bangsa Indonesia bahwa paradigma ekonomi selama Orde Baru memang keliru karena

tidak bersifat kerakyatan, dan jelas-jelas berpihak pada kepentingan konglomerat yang

bersekongkol dengan pemerintah (state-coorporate). Maka munculah gerakan ekonomi

kerakyatan yang sebenarnya tidak lain dari sub-sistem ekonomi Pancasila, tetapi karena

kata Pancasila telah banyak disalahgunakan orde Baru, banyak kalangan cenderung alergi

dan menghindarinya9. 

Perlu dibangun sebuah mekanisme yang mendorong kerja kolektif masyarakat yang

memungkinkan bagi masyarakat untuk membaur sehingga terjalin rasa kesetiakawanan

yang akan meminimalisir ancaman konflik masyarakat. Hal tersebut bisa berjalan dengan

semangat gotong royong yang jika diturunkan dalam bidang ekonomi bisa berbentuk

koperasi. Mengacu kepada teori sosiologi modern, lembaga gotong-royong bekerja

beradasarkan nilai solidaritas organik, sedangkan dalam koperasi berlaku nilai solidaritas

fungsional10.

g.         Sosial budaya

Ranah sosial budaya dapat dikatakan memiliki keterkaitan paling erat dengan topik

TASKAP ini dimana kehidupan umat beragama sesungguhnya termasuk bagian sosial

budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ditengah

perkembangan globalisasi yang sangat marak saat ini, perubahan situasi sosial budaya

berjalan begitu pasif dikarenakan semakin terbukanya sekat-sekat penghalang antar wilayah

yang ditopang pula dengan masifnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

9 Mubyarto Guru Besar FE - UGM : Ekonomi Kerakyatan dalam Era Globalisasi 

10 Dr M Dawam Rahardjo, Ekonomi Kerakyatan dan Demokrasi Ekonomi, Media Indonesia, Jum'at, 16 Agustus 2002

Page 19: makalah pkn

19

Jika kita melihat ke dalam, budaya masyarakat Indonesia sesungguhnya tidak

pernah membedakan antara ajaran agama yang satu dengan lainnya. Pluralitas kebudayaan

masyarakat Indonesia saat ini memang dihadapkan pada banyak persoalan mana kala krisis

masyarakat seakan berada pada krisis identitas. Krisis identitas lebih lanjut memberikan

ruang bagi fundamentalisme agama yang mengedepankan simbol-simbol ajaran agama

ketimbang pemaknaan terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, kian marak.

Berkembangnya fundamentalisme lebih lanjut merusak niai-niai Pancasila yang sangat

menghargai perbedaan. Ancaman yang ditimbulkan dari kian maraknya gerakan

fundamentalisme agamaakan  menjadi hambatan dan gangguan bagi implementasi

kewaspadaan nasional terhadap ancaman konflik antar umat beragama saat ini.

h.         Pertahanan keamanan

Dalam mengimplementasikan kewaspadaan nasional terhadap kerukunan antar umat

beragama saat ini, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membangun rasa

kebersamaan dan mengurangi ancaman disintegrasi nasional ialah dengan menerapkan

Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata).  Sistem ini adalah doktrin

yang lahir di era Revolusi, yang mengharuskan seluruh rakyat Indonesia untuk turut

berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengajak masyarakat luas untuk turut memikirkan

dan terlibat dalam sistem pertahanan dan keamanan negara, misalnya dengan menerapkan

wajib militer, memberikan rakyat kesempatan untuk dilatih membela negara dalam jangka

waktu tertentu, seperti yang dilakukan oleh beberapa negara.  Cara ini oleh beberapa negara

tersebut dinilai sebagai suatu cara efektif untuk meningkatkan kecintaan dan kesadaran

bernegara.

Page 20: makalah pkn

20

BAB V

KONDISI YANG DI HARAPKAN

Berdasarkan kondisi yang terjadi dalam bidang-bidang diatas, kami akan

memaparkan kondisi yang diharapkan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan-

permasalahan yang ada pada saat ini.

Pertama, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung sangat lama. Dalam keadaan

seperti ini, harapan satu-satunya adalah investasi melalui proyek-proyek pemerintah,

misalnya, untuk pembangunan infrastruktur transportasi secara besar-besaran sebagai upaya

menampung tenaga kerja dan memutar roda ekonomi. Namun, ini memerlukan syarat

adanya kepemimpinan nasional yang kreatif dan terpercaya karena integritasnya,

tersedianya cadangan dana pemerintah yang cukup, serta bantuan teknis melalui komitmen

internasional. Tanpa terobosan investasi baru, krisis ekonomi akan berlanjut. Biasanya,

krisis ekonomi yang berkepanjangan dan tak teratasi akan menciptakan ketegangan-

ketegangan baru dalam hubungan antar-elite. Mereka akan berlomba untuk saling

menyalahkan dan mencari kambing hitam. Pada saat yang sama, krisis ekonomi akan

memperlemah kemampuan negara untuk menutupi berbagai ongkos pengelolaan kekuasaan

dan pemeliharaan berbagai fasilitas umum.

Kedua, krisis politik yang perpecahan elite di tingkat nasional. Dalam keadaan

seperti ini, harapan masyarakat adalah para elite

Ketiga, krisis sosial dimulai dari terjadinya disharmoni dan bermuara pada

meletusnya konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok masyarakat (suku, agama,

ras). Harapan satu-satunya adalah bisa saling menghargai antara sesama manusia dan harus

ada rasa saling menjaga, menyanyangi antar masyarakat. Perbedaan bukan berarti tidak

saling menghargai, tetapi perbedaan lah yang akan menyatukan kita semua. Kita berbeda

tetapi tetap satu, tetap satu jiwa dan raga, tetap satu bangsa.

Page 21: makalah pkn

21

BAB VI

KEBIJAKAN, STRATEGI DAN UPAYA

A. Kebijakan

I. Hampir semua ahli ekonomi yang melihat fenomena krisis ekonomi di Indonesia

sependapat bahwa akar dari krisis ekonomi yang berkepenjangan di Indonesia

adalah karena disebabkan oleh distribusi penguasaan asset-aset perekonomian yang

tidak merata. Oleh karena itu kebijakan ekonomi Indonesia yang selama 32 tahun

pemerintahan Orde Baru dan sampai saat ini masih bertumpu pada penguasaan

modal oleh segelintir konglomerat harus segera mulai diarahkan pada kepada

ekonomi yang yang bercorak kerakyatan dengan koperasi sebagai lokomotifnya

sesuai amanat UUD 1945.

II. Perpecahan yang terjadi antara elit ditingkat nasional telah merembes sampai

ketingkat paling rendah dari struktur negara yang pada gilirannya

membuat bargaining potition Negara menjadi semakin lemah dalam menghadapi

berbagai tuntutan separatisme karena perbedaan konsep antar elit tersebut tidak

dapat diformulasikan menjadi suatu kebijakan bersama yang saling memberi

kekuatan untuk kepentingan bersama. Untuk itu diperlukan suatu kebijakan untuk

dapat membuat sistem yang saling memberi kekuatan bagi elit nasional dalam

menghadapi permasalahan bersama dengan semangat chek and balances.

III. Krisis sosial dan disharmoni antara warga masyarakat pada umumnya dimulai dari

adanya rasa ketidak adilan sosial diantara warga masyarakat dan rasa tidak aman

untuk hidup bersasma sebagai satu masyarakat. Dalam masyarakat dengan kondisi

seperti ini akan sangat rentan terhadap provokasi dari pihak-pihak tidak

bertanggung jawab yang menginginkan terjadinya dis-integrasi bangsa. Untuk itu

harus dapat dirumuskan suatu kebijakan yang dapat menjamin rasa aman dan rasa

keadilan warga masyarakat yang tidak lain adalah penegakkan hukum secara adil

Page 22: makalah pkn

22

dan jaminan bagi warga Negara untuk memiliki kedudukan yang sama didepan

hukum.

IV. Aparatur Negara baik sipil, polisi maupun tentara mempunyai kedudukan yang

sangat dominan bagi kelangsungan hidup suatu Negara. Dengan aparatur Negara

yang baik maka kalangsungan hidup Negara dapat dijaga dengan baik. Untuk itu

maka dalam kebijakan Negara harus dapat menjamin aparatur Negara dapat hidup

secara cukup sehingga segala daya dan upayanya hanya ditujukan bagi

kelangsungan Negara.

B. Strategi dan Upaya

Untuk itu maka strategi dan upaya yang direkomendasikan dalam permasalahan

bangsa dan Negara tersebut adalah sebagai berikut ;

I. Dalam kebijakan Negara harus dapat memberikan keadilan dan pemerataan

ekonomi bagi seluruh warganya. Dalam kasus Indonesia harus ada kebijakan untuk

merestrukturisasi penguasaan asset nasional yang tidak seimbang dengan memberi

peluang bagi masyarakat luas untuk mempunyai akses terhadap modal dari

perbankan.

II. Dalam kebijakan Negara harus dapat mengatur suatu sistem politik yang

mengakomodir adanya perbedaan dengan tetap mengedepankan persatuan dan

kesatuan. Dalam kasus Indonesia sistem rekruitmen elit nasional baik eksekutif,

legislative maupun yudikatif sedapat mungkin harus dilakukan secara transparan

serta susunan dan kedudukan antara lembaga-lembaga Negara harus dapat mengatur

dengan jelas batas-batas kewenangan masing-masing lembaga tidak ada ketidak

jelasan tumpang tindih kewenangan antar lembaga Negara.

III. Dalam kebijakan Negara harus mengutamakan penegakan hukum dengan keharusan

menempatkan setiap warga Negara mempunyai kedudukan yang sama didepan

hukum dan memperoleh kepastian hukum secara adil.

Page 23: makalah pkn

23

IV. Dalam kebijakan Negara harus dapat menjamin pemberian revenue bagi aparatur

negara karena hanya apabila terpenuhi kebutuhanya secara cukup aparatur Negara

dapat bekerja secar optimal dalam menjaga kelangsngan hidup Negara.

Page 24: makalah pkn

24

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Paradigma kehidupan berbangsa dan bernegara bangsa Indonesia itu berdasarkan

kepada Pancasila yang diamanatkan oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia 1945 adalah dasar negara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pancasila sebagai dasar negara merupakan staatsidee sekaligus cita hukum (rechtsidee) bagi

NKRI11, berfungsi konstitutif dan regulatif bagi kehidupan masyarakat dalam berbangsa

dan bernegara. Kondisi bangsa Indonesia saat ini yang banyak terjadi di masyarakat yaitu

krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama, krisis politik berupa perpecahan elite di

tingkat nasional, krisis sosial dimulai dari terjadinya disharmoni dan bermuara pada

meletusnya konflik kekerasan, demoralisasi birokrasi sipil, tentara dan polisi, dan kondisi

pendidikan yang masih merosot.. Kerjasama antar negara dalam tataran global biasanya

terjadi akibat adanya kebutuhan bersama dalam konteks global yang dianggap memiliki

pengaruh besar bagi kondisi lingkungan strategis nasional masing-masing negara yang

terlibat. Salah satu kerjasama yang sangat mempengaruhi kehidupan masing-masing negara

dunia saat ini adalah kerjasama menghadapi terorisme.

Pertama, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung sangat lama. Dalam keadaan seperti

ini, harapan satu-satunya adalah investasi melalui proyek-proyek pemerintah, misalnya,

untuk pembangunan infrastruktur transportasi secara besar-besaran sebagai upaya

menampung tenaga kerja dan memutar roda ekonomi. Kedua, krisis politik yang

perpecahan elite di tingkat nasional. Dalam keadaan seperti ini, harapan masyarakat adalah

para elite.. Ketiga, krisis sosial dimulai dari terjadinya disharmoni dan bermuara pada

meletusnya konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok masyarakat (suku, agama,

ras).

11

Page 25: makalah pkn

25

B. Saran

Pemerintah bukan hanya sekedar membuat peraturan, tetapi juga harus mengaplikasikannya

dengan baik dan benar sehingga sistem politik di Indonesia berjalan dengan sempurna dan

jauh dari krisis politik. Pemerintah juga harus bisa menyusun sistem politik secara strategis

sehingga ketika ada masalah maka pemikiran untuk menyelesaikannya bisa lebih banyak

dan tidak terpaku pada satu solusi.

Bagi masyarakat, harus menjadi masyarakat yang berbangsa dan berkedaulatan mempunyai

hak untuk menyampaikan aspirasinya bagi pemerintah dan jajaran politik sehingga dapat

terencana dan terealisasikan dengan baik.

Page 26: makalah pkn

26

DAFTAR PUSTAKA

Panagan, Mas’udi.“Kondisi Pendidikan Bangsa Indonesia”.09 December 2013.

http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/09/kondisi-pendidikan-bangsa-indonesia-

616926.html.

http://cenya95.wordpress.com/2008/09/05/kecenderungan-perkembangan-lingkungan-

strategis/

Suradinata Ermaya, 2003, Fenomena Disintegrasi Bangsa, Seminar nasional Dalam rangka

PPM Angk. XI dan Dies Natalis XIII STPDN

Dunn William N. terj. Muhajir Darwin,1998, Analisa Kebijakan Publik, PT. Hanindita

Graha Widya, Yogyakarta

Rasyid, Ryas, 2001, Faktor-faktor Penyebab Disintegrasi Bangsa dan Bubarnya Suatu

Negara,Kompas 27 September 2001.

Suradinata, Ermaya, 2003, Fenomena Disintegrasi Bangsa, Seminar nasional Dalam rangka

PPM Angk. XI dan Dies Natalis XIII STPDN

Page 27: makalah pkn

27

Untuk menjamin bahwa masing-masing kekuasaan tidak melampaui batas kekuasaannya

maka diperlukan sistem checks and balances (sistem pengawasan dan keseimbangan).

Dalam sistem checks and balances, masing-masing kekuasaan saling mengawasi. Check

and balances system adalah sistem dimana orang-orang dalam pemerintahan dapat

mencegah pekerjaan pihak yang lain dalam pemerintahan jika mereka meyakini adanya

pelanggaran terhadap hak. Hamdan Zoelva memberikan pengertian bahwa sistem check

and balances yaitu sistem yang saling mengimbangi antara lembaga-lembaga kekuasaan

negara. Sistem ini memberikan pembatasan kekuasaan setiap lembaga negara sesuai

undang-undang dasar, tidak ada yang tertinggi dan tidak ada yang rendah, semuanya sama

diatur berdasarkan fungsi-fungsi masing-masing.[1]