makalah pkn
-
Upload
zahrunisa-al-jannah -
Category
Documents
-
view
213 -
download
1
description
Transcript of makalah pkn
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
Peran Pendidikan dalam Pembangunan
Disusun oleh:
Desiyanti (04121401006)
Zahrunisa Al Jannah (04121401007)
Hatina Agsari (04121401012)
Dwi Andari Maharani (04121401014)
Putri Beauty Oktovia (04121401037)
Helen (04121401044)
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
Pendidikan memiliki peran penting dalam proses pembangunan, betapa tidak, laju
perubahan sebagai akibat dari perkembangan Ilmu Pengetahuan dan tekhnologi kemudian
harus disejajarkan dengan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam pada itu
pendidikan kemudian menjadi pioner utama dalam rangka penyiapan sumber daya manusia.
Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan yang sekaligus merupakan syarat
mutlak untuk mewujudkan pembangunaan nasional. Dan salah sartu aspek terpenting dalam
menyiapakan dan merekayasa arah perkembangan masyarakat dalam pembangunan nasional
adalah Pendidikan (Tilaar 1992:77).
Pendidikan adalah proses untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
merupakan sasaran pembangunan saat ini dan merupakan tanggung jawab seluruh mayarakat
dan bangsa Indonesia. Hal ini relevan dengan undang-undang no 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa fungsi pendidikan adalah untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.
Dalam upaya peningkatan peran pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas
pendidikan harus ditingkatkan, tentu hal ini tidak dapat dipisahkan dari berbagai faktor yang
terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa program pemerintah telah
diupayakan sebagai sebuah alternatif dalam rangka menyiapkan dan meningkatkan mutu
pendidikan. Sebagai contoh adalah dari program wajib belajar 6 tahun menjadi wajib belajar
9 tahun. Hal inipun kemudian hanya dapat meningkatkan pendidikan dari aspek kuantitas
akan tetapi belum menyentuh aspek kulaitas dari output pendidikan.
Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Peranan pendidikan dalam
pembangunan, khususnya pembangunan sistem pendidikan nasional.
A. Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Keterkaitannya
Secara umum, kata pembangunan diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi dan
industri yang selanjutnya diasosiasikan dengan dibangunnya pabrik-pabrik, jalanan,
jembatan sampai kepada pelabuhan, alat-alat transportasi, komunikasi, dan sejenisnya.
Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan dalam arti yang terbatas pada bidang
ekonomi dan industri saja belum menggambarkan esensi pembangunan yang sebenarnya,
sebab kegiatan tersebut belum dapat mengatasi masalah yang hakiki yaitu terpenuhinya
hajat hidup rakyat banyak, baik materiil maupun spiritual.
Esensi pembangunan bertumpu dan berpangkal dari manusianya dan orientasinya
pada pemenuhan hajat hidup orang banyak sesuai dengan kodratnya sebagai manusia
yang dapat meningkatkan martabatnya, sebab peningkatan martabat manusia merupakan
tujuan final dari pembangunan. Tegasnya, pembangunan apapun jika berakibat
mengurangi nilai (martabat) manusia berarti keluar dari esensinya.
Dalam ruang gerak pembangunan, manusia dapat dipandang sebagai obyek dan
sekaligus subyek pembangunan. Dikatakan sebagai obyek pembangunan sebab manusia
dipandang sebagai sasaran yang dibangun. Dalam hal ini pembangunan dapat berupa
pembinaan pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani sikap terhadap
lingkungannya, tekad hidup yang positif serta ketrampilan kerja yang disebut
pendidikan. Dikatakan sebagai subyek pembangunan sebab ia mengolah lingkungan
secara dinamis dan kreatif, baik terhadap sesama lingkungan alam maupun lingkungan
sosial. Perekayasaan terhadap lingkungan tersebut lazim disebut pembangunan.
Sedangkan esensi dari upaya pendidikan adalah bekal kemampuan jasmaniah dan
rohaniah guna menyesuaikan diri yang berhasil bagi kepentingan hidup dan kehidupan
manusia.
Dari keterangan-keterangan tersebut kita memperoleh penjelasan tentang relevansi
antara pendidikan dan pembangunan, yaitu terletak pada manusianya. Maksudnya
pendidikan mengarah ke dalam diri manusia. Pendidikan mempunyai tugas
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan yang dapat
memenuhi hajat hidup masyarakat luas serta mengangkat martabat manusia sebagai
makhluk. Sedangkan pembangunan mengarah ke luar yaitu lingkungan sekitar manusia
dimana pembangunan membutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas agar esensi
tujuan pembangunan itu dapat tercapai.
B. Peranan Pendidikan pada Pembangunan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek
kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan kultural, dengan
tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa serta keseluruhan.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat vital dalam pembangunan karena tanpa
pendidikan pembangunan yang terjadi tidak akan maksimal. Jadi semakin tinggi kualitas
pendidikan suatu bangsa, maka akan semakin besar pula potensi bangsa tersebut untuk
maju. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan.
Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di
bidang pendidikan?. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila
moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah,
karena tiap orang akan bisa merugikan Negara atau masyarakat luas seperti misalnya
korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur.
Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas
dalam pembangunan negeri ini.
Tujuan utama yang akan dicapai dalam pendidikan adalah membentuk manusia secara
utuh (holistic) yang berkarakter, yaitu mengembangkan aspek fisik, emosi, sosial,
kreativitas, spiritual dan intelektual secara optimal serta lifelong learners (pembelajar
sejati).
Pendidikan yang berkualitas sangat berperan besar dalam menentukan kualitas
individu ataupun masyarakat bangsa secara keseluruhan. Di sini perlu mendudukkan
pendidikan sebagai sebuah nilai yang tumbuh di masyarakat. Jika nilai pengetahuan
begitu dominan dalam setiap gerak masyarakat, dengan sendirinya masyarakat akan
berjuang untuk menuntut ilmu tanpa mengenal kata berhenti. Hal tersebut merupakan
cikal bakal terbangunnya semangat toleransi, keinginan untuk saling berbagi (reciprosity)
dan semangat kemanusiaan (altruism) untuk membangun keselamatan, muncul perasaan
berharga (sense of efficacy), merangsang keinginan untuk menjalin hubungan dengan
orang lain (networking) dan saling mempercayai (trust).
Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam pembangunan nasional, terdapat dua
paradigma yang menjadi arah bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan kebijakan
pendidikan, yaitu (1) paradigma fungsional, dan (2) paradigma sosialisasi.
Paradigma fungsional melihat bahwa keterbelakangan dan kemiskinan disebabkan
karena masyarakat tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan sikap modern.
Lembaga pendidikan formal melalui sistem persekolahan merupakan lembaga utama
untuk mengembangkan pengetahuan, melatih kemampuan, keahlian dan menanamkan
sikap modern para individu yang diperlukan dalam proses pembangunan.
Paradigma sosialisasi melihat peranan pendidikan dalam pembangunan adalah: (1)
mengembangkan kompetensi individu, (2) kompetensi yang lebih tinggi diperlukan
untuk meningkatkan produktivitas, dan (3) secara umum, semakin banyak warga
masyarakat yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kehidupannya. Berdasarkan
paradigma ini, pendidikan harus diperluas secara besar-besaran dan menyeluruh, apabila
suatu bangsa menginginkan kemajuan.
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat pada beberapa segi :
1. Segi sasaran pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi
manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Tujuan citra
manusia pendidikan adalah terwujudnya citra manusia yang dapat menjadi sumber
daya pembangunan yang manusiawi. Tujuan pendidikan yaitu menghasilkan
manusia yang baik yaitu manusia yang dapat mempengaruhi lingkungan dimana
dia berada.
2. Segi lingkungan pendidikan
Terdiri dari :
a. Lingkungan Keluarga
Di dalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai kebiasaan yang baik
(habit formation) tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecekatan,
kesopanan, dan moral.
b. Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah (pendidikan formal), peserta didik dibimbing, untuk
memperluas bekal yang telah diperoleh dari lingkungan kerja keluarganya
berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
c. Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat (pendidikan non formal), peserta didik memperoleh
bekal praktis untuk berbagai jenis pekerjaan.
3. Segi jenjang pendidikan
Pendidikan dasar merupakan basic education yang memberikan bekal dasar bagi
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Artinya pendidikan tinggi
berkualitas, jika pendidikan menengahnya berkualitas, dan pendidikan menengah
berkualitas, jika pendidikan dasarnya berkualitas.
4. Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain : bidang
ekonomi, hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, dan komunikasi,
pertanian, pertambangan, pertahanan, dan lain-lain. Pembangunan sektor
kehidupan diartikan sebagai aktivitas pembinaan, pengembangan dan pengisian
bidang-bidang kerja agar dapat memenuhi hajat hidup warga negara sebagai suatu
bangsa sehingga tetap jaya dalam kancah kehidupan antara bangsa-bangsa di dunia.
Pembinaan dan pengembangan bidang-bidang tersebut hanya dikerjakan jika
diisi orang-orang yang memeiliki kemampuan seperti yang dibutuhkan. Perlu
disadari bahwa dengan semakin pesatnya perkembangan dan perubahan sebagai
akibat dari terjadinya globalisasi di hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat,
seharusnya menjadi dasar pijak keharusan untuk memikirkan dan mereformulasi
ulang tentang sistem dan pola pelaksanaan pendidikan. Bagaimanapun juga sebuah
sistem pada suatu masa akan sangat sesuai akan tetapi tidak dapat dipungkiri
bahwa sistem tersebut akan sangat tertinggal dan tidak dapat memenuhi tuntutan
perubahan yang terjadi kemudian.
Realitas di Indonesia membuktikan bahwa ada kecenderungan tidak
seimbanganya antara penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas dengan
laju perubahan yang terjadi. Hal tersebut kemudian berakibat pada terjadinya
distorsi antara kebutuhan tenaga yang memiliki keahlian, keterampilan dan
kompotensi tertentu yang tidak mampu disiapkan dari lembaga pendidikan
terhadap tingkat kebutuhan sumber daya manusia di masyarakat. Padahal
pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut seharusnya didapatkan dari out lembaga
pendidikan yang ada. Perubahan drastis dari orde Baru menjadi orde reformasi
seharusnya menjadi pijakan dasar keharusan pendidikan untuk melakukan
reorientasi ulang terhadap sistem dan pola pelaksanaan pendidikan nasional.
Asumsi tersebut didasarkan pada kecenderungan rendahnya penyiapan sumber
daya manusia dengan tingkat kebutuhan di masyarakat. Lebih sfesifik bahwa
lembaga pendidikan di Indonesia cenderung mengalami penurunan dari segi
kualitas dan meningkat dari segi kuantitas. Sehingga dibutuhkan adanya upaya
untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan dasar
sebagai pijakan awal pendidikan di Indonesia, mengingat pentingnya peran
pendidikan dalam pembangunan
C. Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional
Pada bagian ini akan dikemukakan dua hal, yaitu :
1. Mengapa sistem pendidikan harus dibangun.
Adalah logis jika sistem pendidikan yang merupakan sarana bagi manusia untuk
mengantarkan dirinya menuju kepada kesempurnaan itu juga perlu disempurnakan.
Sistem pendidikan sebagai sarana yang menghantar manusia untuk menemukan
jawaban atas teka-teki mengenai dirinya, juga selalu disempurnakan. Selanjutnya
persoalan pendidikan juga dapat dilihat sebagai persoalan nasional karena
pendidikan berhubungan dengan masa depan bangsa.
2. Wujud pembangunan sistem pendidikan
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain
bertalian erat, yaitu :
Aspek filosofis dan keilmuan
Aspek yuridis atau perundang-undangan
Struktur
Kurikulum yang meliputi materi, metodologi, pendekatan, orientasi
Hubungan Antar Aspek-Aspek
Aspek filosofis, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi butir-butir yang
lain, karena memberikan arah serta mewadahi butir-butir yang lain. Artinya,
struktur pendidikan, kurikulum, dan lain-lain yang lain itu harus mengacu
kepada aspek filosofis, aspek keilmuan, dan aspek yuridis.
a) Aspek Filosofis Keilmuan
Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan nasional pendidikan. Bagi kita
pengembangan sifat kodrati manusia itu paralel dengan jiwa Pancasila. Filsafat
Pancasila ini menggantikan secara total falsafah pendidikan penjajah. Penjajah
memfungsikan pendidikan sebagai sarana untuk menghasilkan tenaga kerja
yang terampil tetapi bersifat bergantung dan loyal kepada penjajah.
Pendidikan yang sehat harus merupakan titik temu antara “teori” dengan
“praktek”, demikian kata J. H. Gunning, “Theorie zonder praktijk is voor
genieen, praktijk zonder theorie is voor gekken en schurken”. Teori tanpa
praktek hanya cocok bagi orang-orang pintar, sedangkan praktek tanpa teori
hanya terdapat para orang gila.
b) Aspek Yuridis
Kemajuan zaman menimbulkan kebutuhan-kebutuhan baru, khususnya
kebutuhan akan penyempurnaan sistem pendidikan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan-kebutuhan baru tersebut. Jelasnya sistem pendidikan perlu
disempurnakan, dan tugas ini hanya dapat dilakukan dengan mendasarkan diri
pada Undang-Undang Pendidikan.
Isi UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN)
lebih komprehensif, dalam arti bahwa UU No. 2 Tahun 1989 ini mencakup
semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.
Sifat UU RI No. 2 Tahun 1989 lebih fleksibel dp. UU No. 4/1950 dan UU
No. 22/61. Fleksibilitas ini terlihat dalam hal-hal seperti :
1. Masih memberi peluang untuk dilengkapi dengan peraturan-peraturan
pemerintah dan keputusan menteri.
2. Adanya badan pertimbangan pendidikan nasional
3. Adanya tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan
keluarga dalam menyelenggarakan pendidikan sehingga pendidikan
dapat mengarah kepada keserasian pemenuhan tujuan negara di satu
pihak dan kepentingan rakyat banyak di pihak yang lain pada masa
mendatang.
Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tidak hanya bersifat mengatur
(seperti UU Pendidikan yang lalu), tetapi juga memiliki kekuatan hukum
yang bersifat memaksa.
UU No. 2 Tahun 1989 lebih memperhatikan prospek masa depan.
c) Aspek Struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya
pembenahan struktur pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan,
lama waktu belajar dari jenjang yang satu ke jenjang yang lain, sebagai akibat
dari perkembangan sosial budaya dan politik.
d) Aspek Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana pencapaian tujuan. Jika tujuan kurikuler berubah,
maka kurikulum berubah pula. Perubahan dimaksud mungkin mengenai
materinya, orientasinya, pendekatannya ataupun metodenya.
D. Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarkat, bangsa, dan Negara
untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termasuk dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social. Sehingga disini pembangunan nasional sangat
penting untuk dilakukan.
Pembangunan nasional dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah,
bertahap dan berlanjut untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju.
Pembangunan nasional adalah pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat dilaksanakan
semua aspek kehidupan bangsa yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial-budaya dan
aspek pertahanan keamanan dengan senantiasa harus merupakan perwujudan Wawasan
Nusantara serta memperkukuh Ketahanan Nasional yang diselenggarakan dengan sasaran
jangka panjang yang ingin diwujudkan. Dalam mewujudkan pembangunan nasional di
perlukan semangat bangsa agar pembangunan tersebut bisa berjalan dengan terarah.
Pembangunan nasional merupakan bentuk pengamalan Pancasila, yaitu :
1) Kertuhanan Yang Maha Esa, antara lain mencakup tanggung jawab bersama
dari semua golongan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa secara bersama-sama meletakkan landasan spiritual, moral, dan etik yang
kukuh bagi pembangunan nasional. Di dalam menganut agama seseorang tidak
bisa memaksakan kehendak orang lain untuk memeluk agama lain, sehingga
disini seseorang memiliki hak pribadi untuk memeluk dan beribadah sesuai
agama yang ingin dia anut.
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, antara lain mencakup peningkatan
martabat serta hak dan kewajiban asasi warga Negara serta penghapusan
penjajahan, kesengsaraan dan ketidakadilan dari muka bumi. Dalam sila ini kita
juga diajarkan untuk saling menghormati satu sama lainnya sehingga kehidupan
masyarakat menjadi harmonis. Selain itu adanya persamaan nasib antar
masyarakat.
3) Persatuan Indonesia antara lain mencakup peningkatan pembinaan bangsa di
semua bidang kehidupan manusia, masyarakat, bangsa dan Negara sehingga
rasa kesetiakawanan semakin kuat dalam rangka memperkukuh persatuan dan
kesatuan bangsa.
4) Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan anatara lain mencakup upaya makin
menumbuhkan dan mengembangkan system politik Demokrasi Pancasila yang
makin mampu memelihara stabilitas nasional yang dinamis. Selain itu juga
mengembangkan rasa kekeluargaan dalam setiap mengambil keputusan,
sehingga mencapai keputusan yang mufakat.
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rkyat Indonesia antara lain mencakup upaya
untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang dikaitkan
dengan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya
kemakmuran yang berkeadilan. Disini dalam sila keadilan ini juga terdapat
persamaan hak dan kewajiban, diman kita memiliki hak yang sama yaitu
mendapatkan kehidupan yang layak, mendapatkan pendidikan, dan sebagainya.
Selain kita menuntut hak kita juga harus untuk melaksanakan kewajiban.
Sehingga disini kita tidak hanya menuntut hak namun juga melaksanakan
kewajiban.
Berdasarkan pokok pikiran diatas, maka hakikat pembangunan nasional adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman
pembangunan nasional.
Peranan pembangunan Nasional
a) Payung pembangunan pendidikan nasional yang berfungsi menjadi salah satu
pembatas lingkungan pembangunan pendidikan nasional, dan parameter atau
tolak ukur kontribusi keberhasilan fungsi pembangunan pendidikan nasional
terhadap pembangunan nasional.
b) Sumber yang memberikan masukan pada pembangunan pendidikan nasional
berupa hasil-hasil pembangunan seperti informasi, energi (tenaga), bahan-bahan
KESIMPULAN
Pendidikan mempunyai misi pembangunan. Jika manusia memiliki jiwa pembangunan
sebagai hasil pendidikan, maka diharapkan lingkungannya akan terbangun dengan baik.
Pembangunan yang dimaksud baik yang bersasaran lingkungan fisik maupun yang bersasaran
lingkungan sosial karena pembangunan pendidikan adalah pembangunan manusia seutuhnya.
Jadi sumbangan pendidikan pada pembangunan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pertama; pendidikan menyiapkan manusia sebagai sumber daya pembangunan,
kemudian manusia selaku sumber daya pembangunan membangun lingkungannya,
2. Kedua; manusia menjadi kunci pembangunan. Kesuksesan pembangunan sangat
tergantung pada manusianya.
3. Ketiga; pendidikan memegang peranan penting karena merekalah yang mencitakan
manusia pencipta pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
La Sulo, L. S dan Tirtarahardja, Umar, 2005, Pengantar Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
Mudyahardjo, Redja, 2008, Pengantar Pendidikan, Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar
Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan Di Indonesia, Jakarta : Grafindo.