makalah PKN
Click here to load reader
Transcript of makalah PKN
![Page 1: makalah PKN](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100506/5571f87949795991698d83a7/html5/thumbnails/1.jpg)
MAKALAH PKn
“Pengaruh Keterbukaan Terhadap Kehidupan Politik”
Oleh :
Elfina Marchantia Karima
Feranti Puji Lestari
Harashta Tatimma Larasati
Larasati Aisyah Retno Anjani
Zharifah Raihanah Shiddiq
Kelas :
XI IPA 4
SMA NEGERI 3 BANDUNG
2010
![Page 2: makalah PKN](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100506/5571f87949795991698d83a7/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Adanya keterbukaan tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Dengan perkembangan teknologi dan komunikasi sulit bahkan tidak mungkin
untuk menepis dan mengendalikan setiap informasi yang masuk. Dengan demikian, era
keterbukaan secara tidak langsung akan mengakibatkan mengecilnya ruang dan waktu.
Negara dituntut untuk lebih aktif dalam rangka menyaring dan mengendalikan setiap
informasi yang masuk.
Keterbukaan adalah keadaan yang memungkinkan ketersediaan informasi yang dapat
diberikan dan didapat oleh masyarakat luas. Keterbukan merupakan kondisi yang
memungkinkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan bernegara.
Di samping itu, keterbukaan juga akan mengakibatkan batas-batas teritorial suatu negara
menjadi kabur. Kecanggihan teknologi dan informasi membuat batas-batas teritorial suatu
negara menjadi tidak berarti. Seseorang akan dengan mudah memberikan dan menerima
informasi sesuai dengan keinginannya. Pada akhirnya keterbukaan akan mengakibatkan
hilangnya diferensiasi (perbedaan) sosial.
Akan tetapi, keterbukaan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di suatu negara.
Di lihat dari aspek sosial budaya, keterbukaan akan memberikan ruang gerak bagi masuknya
budaya-budaya barat yang sama sekali berbeda dengan budaya masyarakat Indonesia. Dilihat
dari aspek ideologi, keterbukaan akan memberikan ruang bagi tumbuh dan berkembangnya
ideologi-ideologi dari luar yang tidak sesuai dengan kepribadian suatu bangsa Indonesia.
Munculnya era keterbukaan akan membawa dampak yang sangat buruk apabila kita tidak
dapat mempersiapkan diri.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang pengaruh keterbukaan dari aspek politik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua.
Bandung, 23 September 2010
![Page 3: makalah PKN](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100506/5571f87949795991698d83a7/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN KETERBUKAAN TERHADAP KEHIDUPAN POLITIK
Keterbukaan merupakan sifat jujur, rendah hati, dan adil menerima pendapat orang
lain. Keterbukaan juga merupakan keadaan yang memungkinkan ketersediaan informasi
yang dapat diberikan dan didapat oleh masyarakat luas. Keterbukan merupakan kondisi
yang memungkinkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan bernegara.
Keterbukaan terhadap kehidupan politik merupakan sifat jujur, rendah hati, dan adil
menerima pendapat orang lain dalam kehidupan berpolitik. Dalam kehidupan politik
bernergara yang dilaksanakan Indonesia sebagaimana yang diamanatkan UUD 1945
diperlukan sikap keterbukaan. Kehidupan politik nasional yang dijalankan harus benar-
benar transparan dan diusahakan untuk menyuarakan dan mewujudkan kepentingan
seluruh rakyat Indonesia dan bukan kepentingan perseorangan ataupun kelompok.
B. CIRI-CIRI KETERBUKAAN
Sikap keterbukaan, merupakan prasyarat dalam menciptakan pemerintahan yang bersih
dan transparan. Keterbukaan juga merupakan sikap yang dibutuhkan dalam harmonisasi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berdasarkan penjelasan tersebut,
maka dapat dilihat tentang ciri-ciri keterbukaan sebagai berikut.
1) Terbuka (transparan) dalam proses maupun pelaksanaan kebijakan publik.
2) Menjadi dasar atau pedoman dalam dialog maupun berkomunikasi.
3) Berterus terang dan tidak menutup-nutupi kesalahan dirinya maupun yang dilakukan
orang lain.
4) Tidak merahasiakan sesuatu yang berdampak pada kecurigaan orang lain.
5) Bersikap hati-hati dan selektif (check and recheck) dalam menerima dan mengolah
informasi dari manapun sumbernya.
6) Toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain.
7) Mau mengakui kelemahan atau kekurangan dirinya atas segala yang dilakukan.
8) Sangat menyadari tentang keberagaman dalam berbagai bidang kehidupan.
![Page 4: makalah PKN](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100506/5571f87949795991698d83a7/html5/thumbnails/4.jpg)
9) Mau bekerja sama dan menghargai orang lain.
10) Mau dan mampu menyesuaikan dengan berbagai perubahan yang terjadi.
C. PENTINGNYA KETERBUKAAN TERHADAP KEHIDUPAN POLITIK
Kehidupan politik harus dijalankan dengan penuh keterbukaan karena keterbukaan adalah
kunci dari kehidupan politik yang baik dan beradab. Dengan adanya keterbukaan dalam
kehidupan berpolitik, masyarakat dapat mengawasi jalannya pemerintahan. Masyarakat
dapat memberikan masukan dan usul yang tepat untuk perkembangan bangsa Indonesia.
Selain itu, masyarakat dapat dengan jelas dan senang hati mengikuti perkembangan
politik dan pemerintahan, tidak seperti sekarang yang sebagian besar sudah acuh tak acuh
dan bersikap masa bodoh terhadap masalah yang sedang terjadi di Indonesia karena
saking buruknya keterbukaan dalam kehidupan berpolitik di Indonesia.
Kehidupan politik Indonesia, seperti yang kita lihat di berbagai media masa, penuh
dengan intrik, black campaign seperti yang terjadi pada pemilukada di kabupaten
Bandung, dan hal-hal yang janggal sehingga membuat bingung masyarakat dan berakhir
pada ketidakpedulian dan ketidakmauan untuk ikut serta dalam kehidupan politik di
Indonesia.
Adanya keterbukaan dalam kehidupan berpolitik adalah salah satu ciri negara yang
beradab. Untuk itu, kita maupun pemerintah harus terus berupaya mewujudkan hal
tersebut agar masyarakat tak lagi merasa takut untuk terjun dalam kehidupan politik
Indonesia.
Keterbukaan adalah salah satu prinsip dari Good Governance, dan banyak negara
demokratis yang ingin berusaha mewujudkan praktik penyelenggaraan pemerintahan
yang terbuka seperti dalam prinsip good governance.
![Page 5: makalah PKN](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100506/5571f87949795991698d83a7/html5/thumbnails/5.jpg)
D. PENGARUH KETERBUKAAN TERHADAP KEHIDUPAN POLITIK
Pemerintahan yang tidak transparan dalam berpolitik akan berpengaruh buruk
terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
1. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Pemerintahan yang Tertutup
a. Nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa tidak dijadikan sumber etika dalam
berpolitik. Hal itu kemudian berujung terhadap krisi akhlak dan moral berupa
ketidakadilan, pelanggaran hukum, serta pelanggaran hak asasi manusia.
b. Pancasila sebagai ideologi negara ditafsirkan secara sepihak oleh penguasa dan telah
disalahgunakan untuk mempertahankan kekuasaan.
c. Konflik sosial telah terjadi karena kemajemukan suku, budaya, dan agama yang tidak
dikelola dengan baik dan adil oleh pemerintah serta masyarakat.
d. Hukum telah menjadi alat kekuasaan dan pelaksanaannya telah diselewengkan
sedemikian rupa sehingga bertentangan dengan prinsip keadilan.
e. Perilaku ekonomi yang berlangsung dengan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme
serta berpihak pada sekelompok pengusaha besar.
f. Sistem politik yang otoriter tidak dapat melahirkan pemimpin-pemimpin yang mampu
menyerap aspirasi dan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
g. Peralihan kekuasaan yang sering menimbulkan konflik, pertumpahan darah, dendam
antar kelompok masyarakat.
h. Berlangsungnya pemerintahan yang telah mengabaikan proses demokrasi
menyebabkan rakyat tidak dapat menyalurkan aspirasi politikya sehingga terjadi
gejolak politik yang bermuara pada gerakan reformasi yang menuntut kebebasan,
kesetaraan, dan keadilan.
i. Pemerintahan yang sentralistis telah menimbulkan kesenjangan dan ketidakadilan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga timbuk konflik vertical dan
tuntutan memisahkan diri dari NKRI.
j. Penyalahgunaan kekuasaan sebagai akibat dari lemahnya fungsi pengawasan oleh
internal pemerintah dan lembaga perwakilan rakyat, serta terbatasnya pengawasan
oleh masyarakat dan media massa.
k. Pelaksanaa peran sosial politik TNI disalahgunakan sebagai alat kekuasaan.
![Page 6: makalah PKN](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100506/5571f87949795991698d83a7/html5/thumbnails/6.jpg)
l. Globalisasi dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya dapat memberikan
keuntungan bagi bangsa Indonesia, tetapi jika tidak diwaspadai dapat memberi
dampak negatif terhadap kehidupan politik.
2. Dampak Pemerintahan yang Transparan
Suatu pemerintahan atau kepemerintahan dikatakan transparan (terbuka), yaitu apabila
dalam penyelenggaraan kepemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam
berbagai proses kelembagaan sehingga mudah diakses oleh mereka yang membutuhkan.
Berbagai informasi telah disediakan secara memadai dan mudah dimengerti, sehingga
dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi. Pada kepemerintahan yang tidak
transparan, cepat atau lambat cenderung akan menuju ke pemerintahan yang korup,
otoriter, atau diktator.
Dalam penyelenggaraan negara, pemerintah dituntut bersikap terbuka terhadap
kebijakan-kebijakan yang dibuatnya, termasuk anggaran yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kebijakan tersebut. Sehingga mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
evaluasi terhadap kebijakan tersebut pemerintah dituntut bersikap terbuka dalam rangka
“Akuntabilitas publik”. Realisasinya kadang kebijakan yang dibuat pemerintah dalam hal
pelaksanaannya kurang bersikap transparan, sehingga berdampak pada rendahnya
kepercayaan masyakarat terhadap setiap kebijakan yang dibuat pemerintah. Sebagai
contoh, setiap kenaikan harga BBM selalu diikuti oleh demonstrasi “penolakan”
kenaikan tersebut. Padahal pemerintah berasumsi kenaikan BBM dapat mensubsidi
sektor lain untuk rakyat kecil “miskin”, seperti pemberian fasilitas kesehatan yang
memadai, peningkatan sektor pendidikan dan pengadaan beras miskin (raskin). Akan
tetapi karena kebijakan tersebut pengelolaannya tidak transparan bahkan sering
menimbulkan kebocoran (korupsi), maka rakyat tidak mempercayai kebijakan serupa di
kemudian hari.
Dampak pemerintahan yang tidak transparan dapat disimpulkan dalam beberapa poin,
diantaranya :
1. Sistem politik yang tertutup,
2. Sumber daya manusianya bersifat feodal, opportunis “aji mumpung”
3. Pendekatan “ingin dilayani” sbg aparatur pemerintah.
![Page 7: makalah PKN](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100506/5571f87949795991698d83a7/html5/thumbnails/7.jpg)
4. Rendahnya atau bahkan tidak adanya kepercayaan warga negara terhadap
pemerintah.
5. Rendahnya partisipasi warga negara terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat
pemerintah.
6. Sikap Apatis warga negara dalam mengambil inisiatif dan peran yang berkaitan
dengan kebijakan publik.
7. Jika warga negara apatis, di tunjang dengan rejim yang berkuasa sangat kuat dan
lemahnya fungsi legislatif, maka KKN merajalela dan menjadi budaya yang
mendarah daging (nilai dominan).
8. Krisis moral dan akhlak yang berdampak pada ketidakadilan, pelanggaran hukum
dan hak asasi manusia.
Jika penyelenggaraan pemerintahan dilakukan dengan tertutup dan tidak transparan,
maka secara umum akan berdampak pada tidak tercapainya kesejahteraan masyarakat
atau warga negara, sebagaimana tercantum dalam konstitusi negara, yaitu pencapaian
masyarakat yang adil dan makmur. Sedangkan secara khusus penyelenggaraan
pemerintahan yang tidak transparan akan berdampak pada rendahnya atau bahkan tidak
adanya kepercayaan warga negara terhadap pemerintah, rendahnya partisipasi warga
negara terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah, sikap Apatis warga negara
dalam mengambil inisiatif dan peran yang berkaitan dengan kebijakan publik, jika warga
negara apatis, di tunjang dengan rejim yang berkuasa sangat kuat dan lemahnya fungsi
legislatif, maka KKN merajalela dan menjadi budaya yang mendarah daging (nilai
dominan), krisis moral dan akhlak yang berdampak pada ketidakadilan, pelanggaran
hukum dan hak asasi manusia.
Dampak yang paling besar terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang tidak
transparan adalah korupsi. Istilah “korupsi” dapat dinyatakan sebagai suatu perbuatan
tidak jujur atau penyelewengan yang dilakukan karena adanya suatu pemberian. Dalam
praktiknya, korupsi lebih dikenal sebagai menerima uang yang ada hubungannya dengan
jabatan tanpa ada catatan administratif. Menurut MTI (Masyarakat Transparansi
Internasional), bahwa “korupsi merupakan perilaku pejabat, baik politisi maupun
pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau
memperkaya mereka yang dekat dengannya dengan menyalahgunakan kekuasaan publik
yang dipercayakan kepada mereka.” Korupsi akan tumbuh subur, terutama pada negara-
![Page 8: makalah PKN](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100506/5571f87949795991698d83a7/html5/thumbnails/8.jpg)
negara yang menerapkan sistem politik cenderung tertutup, seperti absolut, diktator,
totaliter dan otoriter. Hal ini sejalan dengan pandangan Lord Acton, bahwa “the power
tends to corrupt....” (kekuasaan cenderung untuk menyimpang) dan “... absolute power
corrupts absolutely” (semakin lama seseorang berkuasa, penyimpangan yang
dilakukannya akan semakin menjadi-jadi....). Pada pemerintahan yang tertutup jauh dari
sikap terbuka/transparan kepada rakyatnya, sehingga segala perencanaan dan kebijakan
pemeritnah lebih banyak untuk kepentingan “melanggengkan kekuasaan” dari pada
untuk kesejahteraan rakyatnya.
Di Indonesia, rezim pemerintahan yang dianggap paling korup adalah semasa orde baru
berkuasa. Berdasarkan laporan Wold Economic Forum, dalam “The global
Competitiveness Report 1999”, kondisi Indonesia termasuk yang terburuk di antara 59
negara yang diteliti. Bahkan pada tahun 2002, menurut laporan Lembaga Konsultasi
Politik dan Resiko yang berdomisili di Hongkong, yaitu “Political and Risk Consultancy
(PERC), Indonesia “berhasil mengukir prestasi” sebagai negara yang paling korup di
Asia. Nampaknya tidak salah lagi, bahwa di bawah rezim orde baru yang berkuasa
kurang lebih selama 32 (tiga puluh dua) tahun telah membawa Indonesia ke jurang
kehancuran krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dampak semua ini adalah merupakan
akumulasi dari pemerintahan yang dikelola dengan tidak transparan, sehingga masalah
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) telah meracuni semua aspek kehidupan dan
mencakup hampir semua institusi formal maupun non formal. Pada saat itu, bukan hal
rahasia karena sering muncul di mass media antara lain adanya “mafia peradilan”
sehingga vonis hakim dapat dibeli, pemilihan kepala daerah atau pejabat yang diwarnai
“politik uang” sehingga berakibat setelah terpilih bagaiamana mengembalikan “modal”
dengan berbagai cara, dan sebagainya.
Sebagai patok banding (benchmarking) tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik
yaitu berdasarkan prinsip-prinsip atau karakteristik yang telah dikemukakan UNDP
tahun 1997. Dengan demikian, dapat dilihat beberapa indikator tentang penyelenggaraan
pemerintahan yang tidak transparan beserta akibat-akibatnya.
![Page 9: makalah PKN](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100506/5571f87949795991698d83a7/html5/thumbnails/9.jpg)
No Karakteristik Indikator Penyelenggaraan Keterangan / Akibat
1. Partisipasi o Warga masyarakat dibatasi/ tidak
memiliki hak suara.
o Informasi sefihak (top down) dan lebih
bersifat instruktif.
o Lembaga perwakilan tidak bebas
berpolitik.
o Kebebasan berpendapat dan pers sangat
dibatasi.
Warga masyarakat dan pers cenderung pasif, tidak ada kritik (unjuk rasa), tidak berdaya dan terkekang dengan berbagai aturan dan doktrin.
2. Aturan Hukum
o Hukum lebih berpihak kepada penguasa.
o Penegakkan hukum tidak adil.
o Hak-hak Asasi Manusia terabaikan.
Penguasa menjadi otoriter, posisi tawar masyarakat lemah, masyarakat banyak ketakutan
3. Transparan Informasi yang diperoleh satu arah, yaitu hanya dari pemerintah.
Masyarakat sangat dibatasi dalam memperoleh informasi.
Sulit bagi masyarakat untuk mengevaluasi pemerintahan.
Pemerintah sangat tertutup dan masyarakat tidak banyak tahu apa yang terjadi pada negaranya.
4. Daya Tanggap
Proses pelayanan sentralistik.
Banyak pejabat memposisikan diri sebagai penguasa.
Layanan kepada masyarakat diskriminatif dan konvensional
Layanan kepada masyarakat sarat dengan korupsi, kolusi dan nepotisme.
5. Berorientasi Konsensus
Pemerintah banyak bertindak sebagai alat kekuasaan negara.
Lebih banyak bersifat komando dan instruksi dan segala bentuk prosedur lebih bersifat formalitas.
Pemerintah cenderung otoriter karena menu-tup jalan bagi dilaksa-nakannya konsensus dan musyawarah.
![Page 10: makalah PKN](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100506/5571f87949795991698d83a7/html5/thumbnails/10.jpg)
Tidak ada peluang untuk mengadakan musyawarah.
6. Berkeadilan Adanya diskriminasi gender,
Menutup peluang bagi dibentuknya LSM
Banyak peraturan yang masih berpihak pada gender tertentu.
Arogansi kekuasaan sangat dominan dalam menentukan penye-lenggaraan pem.
7. Efektivitas dan Efisiensi
Manajemen penyelenggaraan negara terpusat (top down).
Banyak acara-acara seremonial.
Pemanfaatan SDA dan SDM tidak berdasarkan kebutuhan.
Negara cenderung salah urus dalam mengelola SDA dan sumber daya manusianya
8. Akuntabi-litas
Pengambil keputusan didominasi oleh pemerintah.
Swasta dan masyarakat memiliki peran yang sangat kecil.
Pemerintah memonopoli berbagai alat produksi strategis.
Masyarakat dan pers tidak diberi ruang menilai pemerintahan.
Dominannya pemerintah dalam semua lini kehidupan.
9. Bervisi Strategis
Pemerintah lebih puas dengan kemapanan yang telah dicapai.
Sulit menerima perubahan mslh politik, hukum dan ekonomi.
Kurang mau memahami aspek-aspek kultural, historis dan kompleksitas masyarakatnya.
Penyelenggaraan pemerintahan statis dan tidak memiliki jangkauan jangka panjang.
Banyaknya penguasa yang pro status quo dan kemapanan sehingga tidak memperdulikan terjadinya perubahan.
10. Saling Keterkaitan
Penguasa mengabaikan peran swasta atau Para pejabat peme-rintah
![Page 11: makalah PKN](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100506/5571f87949795991698d83a7/html5/thumbnails/11.jpg)
masyarakat.
Pemerintah merasa yang paling benar dan paling pintar.
Masukan atau kritik dianggap provokator anti stabilitas.
Swasta dan masyarakat tidak diberi kesempatan bersinergi.
sering dianggap lebih tahu dalam segala hal, sehingga masyara-kat tidak tidak punya keinginan untuk bersinergi.
3. Upaya Pencegahan Politik yang Tertutup
Untuk mencegah terjadinya politik yang tertutup, Indonesia telah memiliki UU
No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme.Untuk mencegah terjadinya politik yang tertutup, para
penyelenggara negara haruslah memiliki sikap keterbukaan dalam berbangsa, bernegara
dan berpolitik.
1. Sikap Positif dalam Kehidupan Politik
a. Kondisi yang Diperlukan dalam Kehidupan Politik
Segala permasalahan dapat diatasi melalui keterbukaan. Kondisi yang
diperlukan dalan kehidupan berpolitik :
1) Terwujudnya nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa
2) Terwujudnya sila Persatuan Indonesia sebagai landasan persatuan Negara
3) Terwujudnya pengelolaan negara yang baik dan bertanggung jawab
4) Terwujudnya demokrasi dalam berpolitik
5) Terselenggaranya otonomi daerah yang adil
6) Adanya kepercayaan antar masyarakat ataupun terhadap pemerintah
7) Terbentunya sumber daya manusia yang berkualitas
b. Arah Kebijakan Nasional yang Transparan
Konsep arah kebijakan nasional menuju masyarakat adil dan makmur
dengan pemerintahan yang transparan diantaranya:
1) Menjadikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa sebagai sumber
etika kehidupan berpolitik dalam rangka memperkuat akhlak dan moral
politisi
![Page 12: makalah PKN](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100506/5571f87949795991698d83a7/html5/thumbnails/12.jpg)
2) Menegakkan supremasi hukum dan peraturan perundang-undangan secara
konsisten dan bertanggung jawab
3) Mengatur peralihan kekuasaan secara tertib, damai dan demokratis sesuai
hukum dan peundang-undangan
4) Menata kehidupan politik agar distribusi kekuasaan dalam berbagai tingkat
struktur politik dan hubungan kekuasaan dapat berlangsung dengan seimbang
5) Memberlakukan kebijakan otonomi daerah
6) Meningkatkan integritas, profesionalisme, dan tanggung jawab dalam
penyelenggaraan Negara serta memberdayakan masyarakat untuk melakukan
kontrol sosial secara konstruktif dan efektif
Oleh karena itu, sikap keterbukaan dalam berpolitik dapat dikatakan sebagai ujung
tombak dalam penyelenggaraan negara. Tiadanya sikap keterbukaan politik akan
menyebabkan munculnya ancaman terhadap stabilitas dan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
![Page 13: makalah PKN](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100506/5571f87949795991698d83a7/html5/thumbnails/13.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
http://thinkquantum.wordpress.com/2009/11/02/keterbukaan-dan-keadilan-
dalam-pemerintahan/