Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

download Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

of 20

Transcript of Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    1/20

    Pesa ntr en Dalam Si ste m Pen di di kanNas io nal

    Pesantren telah lama menjadi lembaga yang memiliki

    kontribusi penting dalam ikut serta mencerdaskan bangsa.

    Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, serta besarnya jumlah

    Santri pada tiap pesantren menjadikan lembaga ini layak

    diperhitungkan dalam kaitannya dengan pembangunan bangsa di

    bidang pendidikan dan moral.

    Perbaikan-perbaikan yang secara terus menerus dilakukan

    terhadap pesantren, baik dari segi manajemen, akademik (kurikulum)

    maupun fasilitas, menjadikan pesantren keluar dari kesan tradisional

    dan kolot yang selama ini disandangnya. Beberapa pesantren bahkan

    telah menjadi model dari lembaga pendidikan yang leading.

    Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang unik. Tidak

    saja karena keberadaannya yang sudah sangat lama, tetapi juga

    karena kultur, metode, dan jaringan yang diterapkan oleh lembaga

    agama tersebut. Karena keunikannya itu, C. Geertz menyebutnya

    sebagai subkultur masyarakat Indonesia (khususnya Jawa). Pada

    zaman penjajahan, pesantren menjadi basis perjuangan kaum

    nasionalis-pribumi. Banyak perlawanan terhadap kaum kolonial yang

    berbasis pada dunia pesantren.

    Pesantren sebagai tempat pendidikan agama memiliki basis

    sosial yang jelas, karena keberadaannya menyatu dengan

    1

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    2/20

    masyarakat. Pada umumnya, pesantren hidup dari, oleh, dan untuk

    masyarakat. Visi ini menuntut adanya peran dan fungsi pondok

    pesantren yang sejalan dengan situasi dan kondisi masyarakat,

    bangsa, dan negara yang terus berkembang. Sementara itu, sebagai

    suatu komunitas, pesantren dapat berperan menjadi penggerak bagi

    upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat mengingat pesantren

    merupakan kekuatan sosial yang jumlahnya cukup besar. Secara

    umum, akumulasi tata nilai dan kehidupan spiritual Islam di pondok

    pesantren pada dasarnya adalah lembaga tafaqquh fid din yang

    mengemban untuk meneruskan risalah Nabi Muhammad saw

    sekaligus melestarikan ajaran Islam.

    Sebagai lembaga, pesantren dimaksudkan untuk

    mempertahankan nilai-niali keislaman dengan titik berat pada

    pendidikan. Pesantren juga berusaha untuk mendidik para santriyang belajar pada pesantren tersebut yang diharapkan dapat menjadi

    orang-orang yang mendalam pengetahuan keislamannya. Kemudian,

    mereka dapat mengajarkannya kepada masyarakat, di mana para

    santri kembali setelah selesai menamatkan pelajarannya di

    pesantren.

    Dunia pesantren sarat dengan aneka pesona, keunikan,

    kekhasan dan karakteristik tersendiri yang tidak dimiliki oleh

    institusi lainnya. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam

    pertama dan khas pribumi yang ada di Indonesia pada saat itu. Tapi,

    sejak kapan mulai munculnya pesantren, belum ada pendapat yang

    pasti dan kesepakatan tentang hal tersebut. Belum diketahui secara

    persis pada tahun berapa pesantren pertama kali muncul sebagai

    2

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    3/20

    pusat-pusat pendidikan-agama di Indonesia. Pesantren yang paling

    lama di Indonesia namanya Tegalsari di Jawa Timur. Tegalsari

    didirikan pada ahkir abad ke-18, walaupun sebetulnya pesantren di

    Indonesia mulai muncul banyak pada akhir abad ke-19.

    Namun, jika melihat beberapa hasil studi yang dilakukan

    beberapa sarjana, seperti Dhofier (1870), Martin (1740), dan

    ilmuwan lainnya, ada indikasi bahwa munculnya pesantren tersebut

    diperkirakan sekitar abad ke-19. Akan tetapi, terlepas dari

    persoalan tersebut yang jelas signifikansi pesantren sebagai sebuah

    lembaga pendidikan Islam tidak dapat diabaikan dari kehidupan

    masyarakat muslim pada masa itu.

    Kiprah pesantren dalam berbagai hal sangat amat dirasakan

    oleh masyarakat. Salah satu yang menjadi contoh utama adalah,

    selain pembentukan dan terbentuknya kader-kader ulama dan

    pengembangan keilmuan Islam, juga merupakan gerakan-gerakan

    protes terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda. Di mana

    gerakan protes tersebut selalu dimotori dari dan oleh para penghuni

    pesantren. Setidaknya dapat disebutkanya misalnya; pemberontakan

    petani di Cilegon-Banten 1888, (Sartono Kartodirjo; 1984) Jihad

    Aceh 1873, gerakan yang dimotori oleh H. Ahmad Ripangi Kalisalak

    1786-1875) dan yang lainnya merupakan fakta yang tidak dapat

    dibantah bahwa pesantren mempunyai peran yang cukup besar

    dalam perjalanan sejarah Islam di Indonesia. (Steenbrink; 1984)

    Apabila kita cermati, di Indonesia terdapat sekira 12.000

    pesantren yang tersebar di seluruh nusantara dengan berbeda

    bentuk dan modelnya. Bahkan, dihuni tidak kurang dari tiga juta

    3

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    4/20

    santri. Pendidikan Islam sekarang di Indonesia kini begitu luas.

    Sehingga, beranekaragam dan bagaimanapun aliran Islam yang

    dianut oleh seseorang, pasti ada pesantren atau sekolah Islam yang

    sesuai.

    Karena itu, menurut Tholkhah, pesantren seharusnya mampu

    menghidupkan fungsi-fungsi sebagai berikut, 1) pesantren sebagai

    lembaga pendidikan yang melakukan transfer ilmu-ilmu agama

    (tafaqquh fi al-din) dan nilai-nilai Islam (Islamic vaues); 2)

    pesantren sebagai lembaga keagamaan yang melakukan kontrol

    sosial; dan 3) pesantren sebagai lembaga keagamaan yang

    melakukan rekayasa sosial (social engineering) atau perkembangan

    masyarakat (community development). Semua itu, menurutnya hanya

    bisa dilakukan jika pesantren mampu melakukan proses perawatan

    tradisi-tradisi yang baik dan sekaligus mengadaptasi perkembangankeilmuan baru yang lebih baik, sehingga mampu memainkan peranan

    sebagai agent of change.

    Pesantre n dan Tuntutan Pe rubahan Zaman

    Ketika menginjak abad ke-20, yang sering disebut sebagai

    jaman modernisme dan nasionalisme, peranan pesantren mulai

    mengalami pergeseran secara signifikan. Sebagian pengamat

    mengatakan bahwa semakin mundurnya peran pesantren di

    masyarakat disebabkan adanya dan begitu besarnya faktor politik

    Hindia Belanda. (Aqib Suminto; 1985). Sehingga, fungsi dan peran

    pesantren menjadi bergeser dari sebelumnya. Tapi, penjelasan di

    4

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    5/20

    atas kiranya cukup untuk menyatakan bahwa pra abad ke-20 atau

    sebelum datangnya modernisme dan nasionalisme, pesantren

    merupakan lembaga pendidikan yang tak tergantikan oleh lembaga

    pendidikan manapun. Dan, hal itu sampai sekarang masih tetap

    dipertahankan.

    Yang menarik di sini adalah bahwa pendidikan pesantren di

    Indonesia pada saat itu sama sekali belum testandardisasi secara

    kurikulum dan tidak terorganisir sebagai satu jaringan pesantren

    Indonesia yang sistemik. Ini berarti bahwa setiap pesantren

    mempunyai kemandirian sendiri untuk menerapkan kurikulum dan

    mata pelajaran yang sesuai dengan aliran agama Islam yang mereka

    ikuti. Sehingga, ada pesantren yang menerapkan kurikulum

    Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional) dengan menerapkan

    juga kurikulum agama. Kemudian, ada pesantren yang hanya inginmemfokuskan pada kurikulum ilmu agama Islam saja. Yang berarti

    bahwa tingkat keanekaragaman model pesantren di Indonesia tidak

    terbatasi.

    Setelah kemerdekaan negara Indonesia, terutama sejak

    transisi ke Orde Baru dan ketika pertumbuhan ekonomi betul-betul

    naik tajam, pendidikan pesantren menjadi semakin terstruktur dan

    kurikulum pesantren menjadi lebih tetap. Misalnya, selain kurikulum

    agama, sekarang ini kebanyakan pesantren juga menawarkan mata

    pelajaran umum. Bahkan, banyak pesantren sekarang melaksanakan

    kurikulum Depdiknas dengan menggunakan sebuah rasio yang

    ditetapkannya, yaitu 70 persen mata pelajaran umum dan 30 persen

    5

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    6/20

    mata pelajaran agama. Sekolah-sekolah Islam yang melaksanakan

    kurikulum Depdiknas ini kebanyakan di Madrasah.

    Seiring dengan keinginan dan niatan yang luhur dalam

    membina dan mengembangkan masyarakat, dengan kemandiriannya,

    pesantren secara terus-menerus melakukan upaya pengembangan

    dan penguatan diri. Walaupun terlihat berjalan secara lamban,

    kemandirian yang didukung keyakinan yang kuat, ternyata pesantren

    mampu mengembangkan kelembagaan dan eksistensi dirinya secara

    berkelanjutan.

    Mengutip Sayid Agil Siraj (2007), ada tiga hal yang belum

    dikuatkan dalam pesantren. Pertama, tamaddun yaitu memajukan

    pesantren. Banyak pesantren yang dikelola secara sederhana.

    Manajemen dan administrasinya masih bersifat kekeluargaan dan

    semuanya ditangani oleh kiainya. Dalam hal ini, pesantren perlu

    berbenah diri.

    Kedua, tsaqafah, yaitu bagaimana memberikan pencerahan

    kepada umat Islam agar kreatif-produktif, dengan tidak melupakan

    orisinalitas ajaran Islam. Salah satu contoh para santri masih setia

    dengan tradisi kepesantrenannya. Tetapi, mereka juga harus akrab

    dengan komputer dan berbagai ilmu pengetahuan serta sains modern

    lainnya.

    Ketiga, hadharah, yaitu membangun budaya. Dalam hal ini,

    bagaimana budaya kita dapat diwarnai oleh jiwa dan tradisi Islam. Di

    sini, pesantren diharap mampu mengembangkan dan mempengaruhi

    tradisi yang bersemangat Islam di tengah hembusan dan pengaruh

    6

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    7/20

    dahsyat globalisasi yang berupaya menyeragamkan budaya melalui

    produk-produk teknologi.

    Namun demikian, pesantren akan tetap eksis sebagai lembaga

    pendidikan Islam yang mempunyai visi mencetak manusia-manusia

    unggul. Prinsip pesantren adalah al muhafadzah 'ala al qadim al

    shalih, wa al akhdzu bi al jadid al ashlah, yaitu tetap memegang

    tradisi yang positif, dan mengimbangi dengan mengambil hal-hal

    baru yang positif. Persoalan-persoalan yang berpautan dengan civic

    values akan bisa dibenahi melalui prinsip-prinsip yang dipegang

    pesantren selama ini dan tentunya dengan perombakan yang efektif,

    berdaya guna, serta mampu memberikan kesejajaran sebagai umat

    manusia (al musawah bain al nas).

    Sebagai sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang

    pendidikan dan sosial keagamaan, pengembangan pesantren harus

    terus didorong. Karena pengembangan pesantren tidak terlepas dari

    adanya kendala yang harus dihadapinya. Apalagi belakangan ini,

    dunia secara dinamis telah menunjukkan perkembangan dan

    perubahan secara cepat, yang tentunya, baik secara langsung

    maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap dunia pesantren.

    Terdapat beberapa hal yang tengah dihadapi pesantren dalam

    melakukan pengembangannya, yaitu:

    Pertama, image pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan

    yang tradisional, tidak modern, informal, dan bahkan teropinikan

    sebagai lembaga yang melahirkan terorisme, telah mempengaruhi

    pola pikir masyarakat untuk meninggalkan dunia pesantren. Hal

    7

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    8/20

    tersebut merupakan sebuah tantangan yang harus dijawab sesegera

    mungkin oleh dunia pesantren dewasa ini.

    Kedua, sarana dan prasarana penunjang yang terlihat masih

    kurang memadai. Bukan saja dari segi infrastruktur bangunan yang

    harus segera di benahi, melainkan terdapat pula yang masih

    kekurangan ruangan pondok (asrama) sebagai tempat menetapnya

    santri. Selama ini, kehidupan pondok pesantren yang penuh

    kesederhanaan dan kebersahajaannya tampak masih memerlukan

    tingkat penyadaran dalam melaksanakan pola hidup yang bersih dan

    sehat yang didorong oleh penataan dan penyediaan sarana dan

    prasarana yang layak dan memadai.

    Ketiga, sumber daya manusia. Sekalipun sumber daya manusia

    dalam bidang keagamaan tidak dapat diragukan lagi, tetapi dalam

    rangka meningkatkan eksistensi dan peranan pondok pesantren

    dalam bidang kehidupan sosial masyarakat, diperlukan perhatian

    yang serius. Penyediaan dan peningkatan sumber daya manusia

    dalam bidang manajemen kelembagaan, serta bidang-bidang yang

    berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat, mesti menjadi

    pertimbangan pesantren.

    Keempat, aksesibilitas dan networking. Peningkatan akses dan

    networking merupakan salah satu kebutuhan untuk pengembangan

    pesantren. Penguasaan akses dan networking dunia pesantren masih

    terlihat lemah, terutama sekali pesantren-pesantren yang berada di

    daerah pelosok dan kecil. Ketimpangan antar pesantren besar dan

    pesantren kecil begitu terlihat dengan jelas.

    8

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    9/20

    Kelima, manajemen kelembagaan. Manajemen merupakan

    unsur penting dalam pengelolaan pesantren. Pada saat ini masih

    terlihat bahwa pondok pesantren dikelola secara tradisional apalagi

    dalam penguasaan informasi dan teknologi yang masih belum

    optimal. Hal tersebut dapat dilihat dalam proses pendokumentasian

    (data base) santri dan alumni pondok pesantren yang masih kurang

    terstruktur.

    Keenam, kemandirian ekonomi kelembagaan. Kebutuhan

    keuangan selalu menjadi kendala dalam melakukan aktivitas

    pesantren, baik yang berkaitan dengan kebutuhan pengembangan

    pesantren maupun dalam proses aktivitas keseharian pesantren.

    Tidak sedikit proses pembangunan pesantren berjalan dalam waktu

    lama yang hanya menunggu sumbangan atau donasi dari pihak luar,

    bahkan harus melakukan penggalangan dana di pinggir jalan.

    Ketujuh, kurikulum yang berorientasi life skills santri dan

    masyarakat. Pesantren masih berkonsentrasi pada peningkatan

    wawasan dan pengalaman keagamaan santri dan masyarakat. Apabila

    melihat tantangan kedepan yang semakin berat, peningkatan

    kapasitas santri dan masyarakat tidak hanya cukup dalam bidang

    keagamaan semata, tetapi harus ditunjang oleh kemampuan yang

    bersifat keahlian. (Saifuddin Amir, 2006)

    Forma t Pesantren Masa Depan

    Berangkat dari kenyataan, jelas pesantren di masa yang akan

    datang dituntut berbenah, menata diri dalam mengahadapi

    9

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    10/20

    persaingan bisnis pendidikan seperti yang telah dilakukan oleh

    Muhammadiyah dan lainnya. Tapi perubahan dan pembenahan yang

    dimaksud hanya sebatas menejemen dan bukan coraknya apalagi

    berganti baju dari salafiyah ke mu'asyir (moderen), karena hal itu

    hanya akan menghancurkan nilai-nilai positif Pesantren seperti yang

    terjadi sekarang ini, lulusannya ora iso ngaji.

    Maka, idealnya pesantren ke depan harus bisa mengimbangi

    tuntutan zaman dengan mempertahankan tradisi dan nilai-nilai

    kesalafannya. Pertahankan pendidikan formal Pesantren khususnya

    kitab kuning dari Ibtidaiyah sampai Aliyah sebagai KBM wajib santri

    dan mengimbanginya dengan pengajian tambahan, kegiatan extra

    seperti kursus computer, bahasa inggris, skill lainnya dan program

    paket A, B dan C untuk mendapatkan Ijazah formalnya. Atau dengan

    menjalin kerjasama dengan sekolah lain untuk mengikuti persamaan.Jika hal ini terjadi, akan lahirlah ustad-ustad, ulama dan fuqoha yang

    mumpuni.

    Sekarang ini, ada dua fenomena menarik dalam dunia

    pendidikan di Indonesia yakni munculnya sekolah-sekolah terpadu

    (mulai tingkat dasar hingga menengah); dan penyelenggaraan

    sekolah bermutu yang sering disebut dengan boarding school. Nama

    lain dari istilah boarding school adalah sekolah berasrama. Para

    murid mengikuti pendidikan reguler dari pagi hingga siang di

    sekolah, kemudian dilanjutkan dengan pendidikan agama atau

    pendidikan nilai-nilai khusus di malam hari. Selama 24 jam anak

    didik berada di bawah didikan dan pengawasan para guru

    pembimbing.

    10

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    11/20

    Di lingkungan sekolah ini mereka dipacu untuk menguasai ilmu

    dan teknologi secara intensif. Selama di lingkungan asrama mereka

    ditempa untuk menerapkan ajaran agama atau nilai-nilai khusus tadi,

    tak lupa mengekspresikan rasa seni dan ketrampilan hidup di hari

    libur. Hari-hari mereka adalah hari-hari berinteraksi dengan teman

    sebaya dan para guru. Rutinitas kegiatan dari pagi hari hingga malam

    sampai ketemu pagi lagi, mereka menghadapi makhluk hidup yang

    sama, orang yang sama, lingkungan yang sama, dinamika dan

    romantika yang seperti itu pula. Dalam khazanah pendidikan kita,

    sekolah berasrama adalah model pendidikan yang cukup tua.

    Secara tradisional jejaknya dapat kita selami dalam dinamika

    kehidupan pesantren, pendidikan gereja, bahkan di bangsal-bangsal

    tentara. Pendidikan berasrama telah banyak melahirkan tokoh besar

    dan mengukir sejarah kehidupan umat manusia. Kehadiran boardingschool adalah suatu keniscayaan zaman kini. Keberadaannya adalah

    suatu konsekwensi logis dari perubahan lingkungan sosial dan

    keadaan ekonomi serta cara pandang religiusitas masyarakat.

    Pertama, lingkungan sosial kita kini telah banyak berubah terutama

    di kota-kota besar. Sebagian besar penduduk tidak lagi tinggal

    dalam suasana masyarakat yang homogen, kebiasaan lama

    bertempat tinggal dengan keluarga besar satu klan atau marga telah

    lama bergeser kearah masyarakat yang heterogen, majemuk, dan

    plural. Hal ini berimbas pada pola perilaku masyarakat yang berbeda

    karena berada dalam pengaruh nilai-nilai yang berbeda pula.

    Oleh karena itu sebagian besar masyarakat yang terdidik

    dengan baik menganggap bahwa lingkungan sosial seperti itu sudah

    11

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    12/20

    tidak lagi kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan intelektual

    dan moralitas anak. Kedua, keadaan ekonomi masyarakat yang

    semakin membaik mendorong pemenuhan kebutuhan di atas

    kebutuhan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. Bagi kalangan

    mengengah-atas yang baru muncul akibat tingkat pendidikan mereka

    yang cukup tinggi sehingga mendapatkan posisi-posisi yang baik

    dalam lapangan pekerjaan berimplikasi pada tingginya penghasilan

    mereka.

    Hal ini mendorong niat dan tekad untuk memberikan

    pendidikan yang terbaik bagi anak-anak melebihi pendidikan yang

    telah diterima orang tuanya. Ketiga, cara pandang religiusitas.

    Masyarakat telah, sedang, dan akan terus berubah. Kecenderungan

    terbaru masyarakat perkotaan sedang bergerak kearah yang

    semakin religius. Indikatornya adalah semakin diminati dansemaraknya kajian dan berbagai kegiatan keagamaan. Modernitas

    membawa implikasi negatif dengan adanya ketidakseimbangan

    antara kebutuhan ruhani dan jasmani. Untuk itu masyarakat tidak

    ingin hal yang sama akan menimpa anak-anak mereka. Intinya, ada

    keinginan untuk melahirkan generasi yang lebih agamis atau

    memiliki nilai-nilai hidup yang baik mendorong orang tua

    mencarikan sistem pendidikan alternatif.

    Dari ketiga faktor di atas, sistem pendidikan boarding school

    seolah menemukan pasarnya. Dari segi sosial, sistem boarding

    school mengisolasi anak didik dari lingkungan sosial yang heterogen

    yang cenderung buruk. Di lingkungan sekolah dan asrama

    dikonstruksi suatu lingkungan sosial yang relatif homogen yakni

    12

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    13/20

    teman sebaya dan para guru pembimbing. Homogen dalam tujuan

    yakni menuntut ilmu sebagai sarana mengejar cita-cita.

    Dari segi ekonomi, boarding schoolmemberikan layanan yang

    paripurna sehingga menuntut biaya yang cukup tinggi. Oleh karena

    itu anak didik akan benar-benar terlayani dengan baik melalui

    berbagai layanan dan fasilitas. Terakhir dari segi semangat

    religiusitas, boarding school menjanjikan pendidikan yang seimbang

    antara kebutuhan jasmani dan ruhani, intelektual dan spiritual.

    Diharapkan akan lahir peserta didik yang tangguh secara keduniaan

    dengan ilmu dan teknologi, serta siap secara iman dan amal soleh.

    Nampaknya, konsep boarding school menjadi alternatif pilihan

    sebagai model pengembangan pesantren yang akan datang.

    Pemerintah diharapkan semakin serius dalam mendukung dan

    mengembangkan konsep pendidikan seperti ini. Sehingga, pesantren

    menjadi lembaga pendidikan yang maju dan bersaing dalam

    mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berbasis

    pada nilai-nilai spiritual yang handal.

    Pesantre n dalam Keb ijakan Sisdiknas

    Sudah tidak diragukan lagi bahwa pesantren memiliki

    kontribusi nyata dalam pembangunan pendidikan. Apalagi dilihat

    secara historis, pesantren memiliki pengalaman yang luar biasa

    dalam membina dan mengembangkan masyarakat. Bahkan, pesantren

    mampu meningkatkan perannya secara mandiri dengan menggali

    potensi yang dimiliki masyarakat di sekelilingnya.

    13

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    14/20

    Pembangunan manusia, tidak hanya menjadi tanggung jawab

    pemerintah atau masyarakat semata-mata, tetapi menjadi tanggung

    jawab semua komponen, termasuk dunia pesantren. Pesantren yang

    telah memiliki nilai historis dalam membina dan mengembangkan

    masyarakat, kualitasnya harus terus didorong dan dikembangkan.

    Proses pembangunan manusia yang dilakukan pesantren tidak bisa

    dipisahkan dari proses pembangunan manusia yang tengah

    diupayakan pemerintah.

    Proses pengembangan dunia pesantren yang selain menjadi

    tanggung jawab internal pesantren, juga harus didukung oleh

    perhatian yang serius dari proses pembangunan pemerintah.

    Meningkatkan dan mengembangkan peran serta pesantren dalam

    proses pembangunan merupakan langkah strategis dalam

    membangun masyarakat, daerah, bangsa, dan negara. Terlebih,dalam kondisi yang tengah mengalami krisis (degradasi) moral.

    Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang membentuk dan

    mengembangkan nilai-nilai moral, harus menjadi pelopor sekaligus

    inspirator pembangkit moral bangsa. Sehingga, pembangunan tidak

    menjadi hampa melainkan lebih bernilai dan bermakna.

    Pesantren pada umumnya bersifat mandiri, tidak tergantung

    kepada pemerintah atau kekuasaan yang ada. Karena sifat

    mandirinya itu, pesantren bisa memegang teguh kemurniannya

    sebagai lembaga pendidikan Islam. Karena itu, pesantren tidak

    mudah disusupi oleh ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran

    Islam.

    14

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    15/20

    Pendidikan pondok pesantren yang merupakan bagian dari

    Sistem Pendidikan Nasional memiliki 3 unsur utama yaitu: 1) Kyai

    sebagai pendidik sekaligus pemilik pondok dan para santri; 2)

    Kurikulum pondok pesantren; dan 3) Sarana peribadatan dan

    pendidikan, seperti masjid, rumah kyai, dan pondok, serta sebagian

    madrasah dan bengkel-bengkel kerja keterampilan. Kegiatannya

    terangkum dalam "Tri Dharma Pondok pesantren" yaitu: 1)

    Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT; 2) Pengembangan

    keilmuan yang bermanfaat; dan 3) Pengabdian kepada agama,

    masyarakat, dan negara.

    Merujuk pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

    Sistem Pendidikan Nasional, posisi dan keberadaan pesantren

    sebenarnya memiliki tempat yang istimewa. Namun, kenyataan ini

    belum disadari oleh mayoritas masyarakat muslim. Karena kelahiranUndang-undang ini masih amat belia dan belum sebanding dengan

    usia perkembangan pesantren di Indonesia. Keistimewaan pesantren

    dalam sistem pendidikan nasional dapat kita lihat dari ketentuan dan

    penjelasan pasal-pasal dalam Undang-udang Sisdiknas sebagai

    berikut:

    Dalam Pasal 3 UU Sisdiknas dijelaskan bahwa Pendidikan

    nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

    watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

    mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

    potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

    bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

    berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

    15

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    16/20

    demokratis serta bertanggung jawab. Ketentuan ini tentu saja sudah

    berlaku dan diimplementasikan di pesantren. Pesantren sudah sejak

    lama menjadi lembaga yang membentuk watak dan peradaban

    bangsa serta mencerdaskan kehidupan bangsa yang berbasis pada

    keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia.

    Ketentuan dalam BAB III tentang Prinsip Penyelenggaraan

    Pendidikan, pada Pasal 4 dijelaskan bahwa: (1) Pendidikan

    diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak

    diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai

    keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. (2) Pendidikan

    diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem

    terbuka dan multimakna. (3) Pendidikan diselenggarakan sebagai

    suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang

    berlangsung sepanjang hayat. (4) Pendidikan diselenggarakandengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan

    mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

    pembelajaran. (5) Pendidikan diselenggarakan dengan

    mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi

    segenap warga masyarakat. (6) Pendidikan diselenggarakan dengan

    memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta

    dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

    Semua prinsip penyelenggaraan pendidikan tersebut sampai saat ini

    masih berlaku dan dijalankan di pesantren. Karena itu, pesantren

    sebetulnya telah mengimplementasikan ketentuan dalam

    penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan Sistem pendidikan

    nasional.

    16

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    17/20

    Tidak hanya itu, keberadaan pesantren sebagai lembaga

    pendidikan yang didirikan atas peran serta masyarakat, telah

    mendapatkan legitimasi dalam Undang-undang Sisdiknas. Ketentuan

    mengenai Hak dan Kewajiban Masyarakat pada Pasal 8 menegaskan

    bahwa Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,

    pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.

    Sedangkan dalam Pasal 9 dijelaskan bahwa Masyarakat

    berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam

    penyelenggaraan pendidikan. Ketentuan ini berarti menjamin

    eksistendi dan keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan

    yang diselenggarakan masyarakat dan diakomodir dalam sistem

    pendidikan nasional. Hal ini dipertegas lagi oleh Pasal 15 tentang

    jenis pendidikan yang menyatakan bahwa Jenis pendidikan mencakup

    pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan,

    dan khusus. Pesantren adalah salah satu jenis pendidikan yang

    concern di bidang keagamaan.

    Secara khusus, ketentuan tentang pendidikan keagamaan ini

    dijelaskan dalam Pasal 30 Undang-Undang Sisdiknas yang

    menegaskan: (1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh

    Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama,

    sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Pendidikan

    keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota

    masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran

    agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama. (3) Pendidikan

    keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal,

    nonformal, dan informal. (4) Pendidikan keagamaan berbentuk

    pendidikan diniyah, pesantren, dan bentuk lain yang sejenis.

    17

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    18/20

    Labih jauh lagi, saat ini pesantren tidak hanya berfungsi

    sebagai sarana pendidikan keagamaan semata. Namun, dalam

    perkembangannya ternyata banyak juga pesantren yang berfungsi

    sebagai sarana pendidikan nonformal, dimana para santrinya

    dibimbing dan dididik untuk memiliki skill dan keterampilan atau

    kecakapan hidup sesuai dengan bakat para santrinya. Ketentuan

    mengenai lembaga pendidikan nonformal ini termuat dalam Pasal 26

    yang menegaskan: (1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi

    warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang

    berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap

    pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang

    hayat. (2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi

    peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan

    keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian

    profesional. (3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan

    kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,

    pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,

    pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan,

    serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan

    kemampuan peserta didik. (4) Satuan pendidikan nonformal terdiri

    atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusatkegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan

    pendidikan yang sejenis. (5) Kursus dan pelatihan diselenggarakan

    bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan,

    kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,

    mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau

    melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. (6) Hasil

    18

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    19/20

    pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program

    pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh

    lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah

    dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

    Keberadaan pesantren sebagai bagian dari peran serta

    masyarakat dalam pendidikan juga mendapat penguatan dari UU

    Sisdiknas. Pasal 54 menjelaskan: (1) Peran serta masyarakat dalam

    pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga,

    organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam

    penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. (2)

    Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan

    pengguna hasil pendidikan.

    Bahkan, pesantren yang merupakan Pendidikan Berbasis

    Masyarakat diakui keberadaannya dan dijamin pendanaannya oleh

    pemerintah maupun pemerintah daerah. Pasal 55 menegaskan: (1)

    Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis

    masyarakat pada pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan

    kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan

    masyarakat. (2) Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat

    mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi

    pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan

    standar nasional pendidikan. (3) Dana penyelenggaraan pendidikan

    berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara,

    masyarakat, Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau sumber lain

    yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku. (4) Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat

    19

  • 8/14/2019 Makalah Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

    20/20

    memperoleh bantuan teknis, subsidi dana, dan sumber daya lain

    secara adil dan merata dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

    Demikianlah, ternyata posisi pesantren dalam sistem

    pendidikan nasional memilki tempat dan posisi yang istimewa.

    Karena itu, sudah sepantasnya jika kalangan pesantren terus

    berupaya melakukan berbagai perbaikan dan meningkatkan kualitas

    serta mutu pendidikan di pesantren. Pemerintah telah menetapkan

    Renstra pendidikan tahun 2005 - 2009 dengan tiga sasaran

    pembangunan pendidikan nasional yang akan dicapai, yaitu: 1)

    meningkatnya perluasan dan pemerataan pendidikan, 2)

    meningkatnya mutu dan relevansi pendidikan; dan 3) meningkatnya

    tata kepemerintahan (governance), akuntabilitas, dan pencitraan

    publik. Maka, dunia pesantren harus bisa merespon dan

    berpartisipasi aktif dalam mencapai kebijakan di bidang pendidikantersebut. Pesantren tidak perlu merasa minder, kerdil, kolot atau

    terbelakang. Karena posisi pesantren dalam sistem pendidikan

    nasional memiliki tujuan yang sama dengan lembaga pendidikan

    formal lainnya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.