Makalah Politik Nasional

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka. Bangsa yang merdeka tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya sendiri. Pada awal masa kemerdekaan, kondisi politik Indonesia belum sepenuhnya baik. Kondisi politik Indonesia pada awal kemerdekaan masih tidak stabil. Namun, setelah beberapa tahun berlalu kondisi internal Indonesia sudah mulai teratur dan membaik. Selangkah demi selangkah Indonesia mulai membenahi dan mengatur sistem pemerintahannya. Indonesia menganut politik bebas aktif yang berarti tidak terikat dengan salah satu kelompok, dan aktif yang berarti aktif dalam menjaga perdamaian dunia dan mengembangkan kerja sama antar negara-negara di dunia dalam segala bidang. Selain itu Indonesia juga menetapkan strategi nasional untuk mengembangkan negara dan menjaga keutuhan negara. Politik dan strategi nasional merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Politik yang dikatakan sebagai upaya proses menentukan tujuan dan cara memujudkannya berhubungan langsung dengan strategi yang merupakan kerangka rencana untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 1

description

Politik nasional sebagai politik negara

Transcript of Makalah Politik Nasional

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka. Bangsa yang merdeka tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya sendiri. Pada awal masa kemerdekaan, kondisi politik Indonesia belum sepenuhnya baik. Kondisi politik Indonesia pada awal kemerdekaan masih tidak stabil. Namun, setelah beberapa tahun berlalu kondisi internal Indonesia sudah mulai teratur dan membaik. Selangkah demi selangkah Indonesia mulai membenahi dan mengatur sistem pemerintahannya.Indonesia menganut politik bebas aktif yang berarti tidak terikat dengan salah satu kelompok, dan aktif yang berarti aktif dalam menjaga perdamaian dunia dan mengembangkan kerja sama antar negara-negara di dunia dalam segala bidang. Selain itu Indonesia juga menetapkan strategi nasional untuk mengembangkan negara dan menjaga keutuhan negara.Politik dan strategi nasional merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Politik yang dikatakan sebagai upaya proses menentukan tujuan dan cara memujudkannya berhubungan langsung dengan strategi yang merupakan kerangka rencana untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini politik dan strategi nasional merupakan sesuatu yang berhubungan erat dengan cara-cara untuk mencapai tujuan nasional. Politik nasional pada hakikatnya merupakan kebijakan nasional. Hal ini dikarenakan, politik nasional merupakan landasan serta arah bagi konsep strategi nasional dan strategi nasional merupakan pelaksanaan dari kebijakan nasional. Dalam penyusunan politik nasional hal-hal yang perlu diperhatikan secara garis besar adalah kebutuhan pokok nasional yang meliputi masalah kesejahteraan umum dan masalah keamanan dan pertahanan negara. Politik dan strategi nasional Indonesia akan berhasil dengan baik dan memiliki manfaat yang seluas-luasnya bagi peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh rakyat, jika para warga negara terutama para penyelenggara negara memiliki moralitas, semangat, serta sikap mental yang mencerminkan kebaikan yang mana nantinya menjadi panutan bagi warganya.Dalam makalah ini akan dibahasa mengenai politik dan strategi nasional yang menekankan pada politik nasional sebagai politik negara dan strategi nasional sebagai hakikat seni pembangunan nasional.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.1. Bagaimana peran politik nasional sebagai politik negara?2. Bagaimana pandangan strategi nasional sebagai hakikat seni dan politik pembangunan nasional?

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui peran politik nasional sebagai politik negara.2. Untuk mengetahui pandangan strategi nasional sebagai hakikat seni dan politik pembangunan nasional.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Politik Nasional sebagai Politik Negara2.1.1Pengertian Politik NasionalKata Politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang asal katanya adalah polis berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, dan teia berarti urusan (Junaidi, 2013:44). Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan rangkain asas, prinsip, keadaan, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa politik adalah bermacam-macam kegiatan yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem negara dan upaya-upaya dalam mewujudkan tujuan itu, pengambilan keputusan (decisionmaking) mengenai seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Untuk melaksanakan tujuan itu diperlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi dari sumber-sumber yang ada (Junaidi, 2013:44).Politik nasional pada hakikatnya adalah asas, haluan, kebijaksanaan, dan usaha negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian), serta penggunaan kekuatan nasional secara totalitas dari potensi nasional baik yang potensial maupun yang efektif untuk mencapai tujuan nasional melalui pembangunan nasional (Amin, 2009:5.4).Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi politik nasional adalah asas, haluan, uasaha serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional (Junaidi, 2013:46).Politik nasional menggariskan usaha-usaha untuk mencapai tujuan nasional yang dalam perumusannya dibagi dalam tahap-tahap utama, yaitu jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Politik yang menjadi bagian politik nasional adalah sebagai berikut. (Amin, 2009:5.4)a. Politik dalam negeri yang diarahkan kepada mengangkat, meninggikan dan memelihara harkat, derajat dan potensi rakyat Indonesia yang pernah mengalami kehinaan dan kemelaratan akibat penjajahan, menuju sifat-sifat bangsa yang terhormat dan dapat dibanggakan.b. Politik luar negeri yang bersifat bebas aktif, antiimperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, mengabdi kepada kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat serta diarahkan kepada pembentukan solidaritas antarbangsa terutama bangsa-bangsa Asia-Afrika dan negara-negara nonblok.c. Politik ekonomi yang bersifat swasembada dan swadaya tanpa mengisolasi diri, tetapi diarahkan kepada peningkatan taraf hidup dan daya kreasi rakyat Indonesia sebesar-besarnya.d. Politik pertahanan kemanan yang keluar bersifat defensif aktif dan diarahkan kepada pengamanan dan perlindungan bangsa dan negara serta usaha-usaha nasional. Ke dalam, bersifat preventif-aktif di dalam menanggulangi segala macam tantangan, ancaman, dan hambatan serta gangguan yang timbul dari dalam negeri.

2.1.2Politik Nasional sebagai Politik NegaraPolitik secara umum menyangkut proses penentuan negara dan cara melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber daya yang ada.Penentu kebijakan umum, pengaturan, pembagian ataupun alokasi sumber daya yang ada memerlukan kekuasaan dan wewenang (authority). Kekuasaan dan wewenang ini memainkan peran yang sangat penting dalam pembinaan kerjasama dan penyelesaian konflik yang mungkin muncul dalam proses pencapaian tujuan. Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijaksanaan (policy), dan distribusi atau alokasi sumber daya. (Busrizalti, 2013:108)a. NegaraNegara merupakan suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya. Boleh dikatakan negara merupakan bentuk masyarakat dan organisasi politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat.b. KekuasaanKekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginannya. Dalam politik, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mempertahankannya dan bagaimana melaksanakannya.c. Pengambilan keputusanPengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Dalam pengambilan keputusan, perlu diperhatikan siapa pengambilan keputusan itu dan untuk siapa keputusan itu dibuat. Jadi, politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum. Keputusan yang diambil menyangkut publik dari suatu negara.d. Kebijakan umumKebijakan (policy) merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang atau kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut. Dasar pemikirannya adalah bahwa masyarakat memiliki beberapa tujuan bersama yang ingin dicapai secara bersama pula. Dengan demikian, perlu ada rencana yang mengikat yang dirumuskan dalam kebijakan-kebijakan oleh pihak yang berwenang. e. DistribusiDistribusi ialah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai (value) dalam masyarakat. Nilai adalah suatu yang diinginkan dan penting. Nilai harus dibagi secara adil. Politik membicarakan bagaimana pembagian dan pengalokasian nilai secara mengikat.

Stratifikasi politik (kebijakan) nasional dalam negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut. (Busrizalti, 2013:112)1. Tingkat Penentuan Kebijakan Puncaka. Tingkat kebijakan puncak meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara nasional dan mencakup : penentu Undang-Undang Dasar, penggarisan masalah makropolitik bangsa dan negara untuk merumuskan tujuan nasional (national goals) berdasarkan falsafah Pancasila dan UUD 1945. Hasil-hasilnya berbentuk :1) Undang-Undang yang kekuasaan pembuatnya terletak di tangan presiden dengan persetujuan DPR (UUD 1945, pasal 5 Ayat [1] atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang [Perpu] dalam hal-hal kegentingan yang memaksa); 2) Peraturan pemerintah untuk mengatur pelaksanaan undang-undang yang wewenang penerbitnya berada di tangan presiden (UUD 1945, pasal 5 Ayat [2]);3) Keputusan atau instruksi presiden yang berisi kebijakan-kebijakan penyelenggara pemerintahan yang wewenang pengeluarannya berada di tangan presiden dalam rangka pelaksanaan kebijakan nasional dan perundang-undangan yang berlaku (UUD 1945, pasal 4 Ayat [1]); serta4) Dalam keadaan tertentu dapat pula dikeluarkan maklumat presiden.b. Dalam hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara, seperti tercantum dalam pasal 10 sampai pasal 15 UUD 1945, tingkat penentu kebijakan puncak ini juga mencakup kewenangan presiden sebagai kepala negara, bentuk hukum dari kebijakan nasional yang ditentukan oleh kepala negara itu dapat berupa dekrit, peraturan, atau piagam kepala negara.

2. Tingkat Penentuan Kebijakan UmumTingkat penentu kebijakan umum merupakan tingkat kebijakan dibawah tingkat kebijakan puncak yang lingkupnya juga menyeluruh nasional dan berupa penggarisan mengenai masalah makro-strategis untuk mencapai tujuan nasional dalam situasi dan kondisi tertentu. Kebijakan ini adalah penjabaran kebijakan puncak dalam rangka merumuskan strategi administrasi, sistem, dan prosedur dalam bidang utama tersebut. Wewenang kebijakan umum berada di tangan menteri berdasarkan kebijakan pada tingkat di atasnya. Hasilnya dirumuskan dalam bentuk Peraturan Menteri. Keputusan Menteri, atau Instruksi Menteri dalam bidang pemerintahan yang bertanggungjawab kepadanya. Dalam keadaan tertentu menteri juga dapat mengenal Surat Edaran Menteri.

3. Tingkat Penentuan Kebijakan KhususKebijakan khusus merupakan penggarisan terhadap suatu bidang utama (major area) pemerintahan. Wewenang pengeluaran kebijakan khusus ini terletak di tangan pemimpin eselon pertama departemen pemerintahan dan pimpinan lembaga-lembaga non departemen. Hasil penentu kebijakan dirumuskan dalam bentuk peraturan, keputusan, atau instruksi Pimpinan lembaga Non Departemen/Direktur Jendral. Hasil penentu dari pimpinan lembaga Non Departemen itu lazimnya merupakan pedoman pelaksanaan. Di dalam tata pelaksanaan pemerintahan, sekjen sebagai pembantu utama menteri bertugas mempersiapkan dan merumuskan kebijakan umum menteri dan pimpinan rumah tangga departemen. Selain itu, ada inspektur jendral dalam penyelenggaraan pengendalian departemen. Ia juga mempunyai wewenang untuk membantu mempersiapkan kebijakan umum menteri.

4. Tingkat Penentuan Kebijakan TeknisKebijakan teknis meliputi penggarisan dalam satu sektor dan bidang utama di atas dalam bentuk prosedur serta teknik untuk mengimplementasikan rencana, program, kegiatan. Kebijakan teknis ini dilakukan oleh kepala daerah, provinsi, dan kabupaten/kota. Sementara itu, dibawah ini terdapat dua macam kekuasaan dalam pembuatan aturan daerah, yaitu sebagai berikut.a. Wewenang penentu pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di daerah terletak di tangan gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat di daerah yuridiksinya masing-masing. Bagi daerah provinsi, wewenang itu berada di tangan gubernur, sedangkan bagi daerah kota/kabupaten berada di tangan bupati atau walikota. Perumusan hasil kebijaksanaan tersebut dikeluarkan dalam keputusan dan instruksi gubernur untuk wilayah provinsi, serta keputusan dan instruksi bupati atau wali kota untuk wilayah bupati atau walikota. b. Kepala daerah berwenang mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD. Perumusan tersebut diterbitkan sebagai kebijakan daerah dalam bentuk peraturan daerah provinsi atau kota/kabupaten, serta keputusan dan instruksi kepala daerah provinsi atau kota/kabupaten.

Melalui pranata politik, masyarakat ikut berpartisipasi dalam kehidupann politik nasional. Dalam era reformasi saat ini, masyarakat memiliki peranan yang sangat besar dalam mengontrol jalaannya politik dan strategi nasional yang ditetapkan oleh MPR ataupun yang dilaksanakan oleh presiden. Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya ataupun bidang hankam akan selalu berkembang karena:1. Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat, berbangsa dann bernegara2. Semakin terbuka akal pikiran untuk memperjuangkan haknya3. Semakin meningkat kemampuan untuk menentukan pilihan dalam pemenuhan kebutuhan hidup4. Semakin meningkat kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi5. Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide baru

2.2Strategi Nasional sebagai Hakikat Seni dan Politik Pembangunan Nasional2.2.1Pengertian Strategi NasionalKata strategi berasal dari bahasa Yunani Strategia yang diartikan sebagai the art of the general atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan (Busrizalti, 2013:109). Jauh sebelum abad ke-19 tampak bahwa kemenangan suatu bangsa atas peperangan banyak tergantung kepada adanya panglima-panglima perang yang ulung dan bijaksana. Alexander Agung dapat menguasai suatu wilayah antara Yunani dan India antara tahun 334 dan 323 SM, Hannibal memperoleh kemenangan-kemenganan gemilang atas Roma dan Perang Punic II antara tahun 218 dan 201 SM; Julius Caesar mencapai rangkaian kemenangan pada medan peperangan yang dimulai dari wilayah Inggris sampai wilayah Asia Kecil dan sebagian daratan Eropa antara 45 dan 44 SM, Gengis Khan dapat menguasai sebagaian besar wilayah Asia dan sebagian benua Eropa antara tahun 1177-1227, kemudian Napoleon sebagai salah seorang ahli strategi, mengemukakan bahwa, The best training for strategy is to read and reread the campaigns of the great masters of the art of war. Di antara para pengikut Napoleon dapat disebut antara lain Antoine Henri Jomini (1779 1869) dan Karl Von Clausewitz (1780 1831) yang merintis dan memulai mempelajari strategi secara ilmiah.(Amin, 2009:5.7)Dalam abad modern sekarang ini, arti strategi tidak lagi sebatas pada konsep atau seni seorang panglima di masa perang saja, tetapi sudah berkembang dan menjadi tanggung jawab setiap pemimpin. Oleh karena itu, strategi dapat ditinjau dan dipertimbangkan dari segi aspek kehidupan nasional yang luas, maupun dalam pengertian militer yang sempit.Hingga saat ini telah banyak dikemukakan definisi mengenai strategi, baik yang sifatnya hasil rumusan bersama maupun sebagai produk perorangan. Menurut Karl Von Clausewizt (1780 1831) dari Prusia, menyatakan, Strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk kepentingan perang. Perang adalah lanjutan politik dengan cara-cara lain. Dalam pernyataan ini jelas Von Clausewitz membedakan antara politik dan strategi. Antoine Henri Jomini (1779 1869) dari Swiss, memberikan pengertian kepada strategi yang bersifat deskriftif. Ia mengatakan bahwa strategi adalah seni menyelenggarakan perang di atas peta dan meliputi seluruh kawasan operasi. (Amin, 2009:5.7)Liddle Hart (1921 1953) dari Inggris, seorang kapten cacat veteran yang menekuni sejarah perang secara global, mengatakan bahwa strategi adalah seni untuk mendistribusikan dang menggunakan sarana sarana militer untuk mencapai tujuan politik. (Amin, 2009:5.7)Dari kumpulan definisi tentang strategi diatas, tampak bahwa prinsip-prinsip strategi mengalami banyak variasi dari masa ke masa yang tentunya juga mengalami pembaharuan dengan datangnya abad kesejagatan ini. Strategi dewasa ini bukan hanya mempersoalkan bagaimana menggunakan kekuatan tetapi juga bagaimana kekuatan digunakan, bagaimana mencegah peperangan, dan bagaimana kita harus berperang apabila terlibat didalamnya. Perang disini harus ditafsirkan lebih luas tidak hanya dalam sisi kemiliteran (Hankam), tetapi juga dalam seluruh aspek kehidupan lainnya seperti ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya. Hal ini mempersyaratkan pada mereka yang berkecimpung dalam perencanaan strategi untuk memiliki kemampuan dalam menanggapi dan menafsirkan tuntutan dari perubahan zaman secara jitu karena hal ini merupakan kunci bagi keamanan dan kesejahteraan bangsa. Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli para jenderal atau kaum militer saja tetapi meluas ke segala bidang kehidupan bangsa.Dari rumusan-rumusan strategi yang ada sampai sekarang ternyata ada persamaan pandangan yaitu bahwa strategi tidak boleh lepas dari politik dan bahwa strategi tidak dapat berdiri sendiri. Strategi merupakan seni, oleh karena penglihatan dan pengertian itu memerlukan intuisi (indera batin) seakan-akan orang harus merasa ia sebaiknya menggunakan kekuatan-kekuatan yang tersedia bilamana ia sebaiknya melakukannya. Tetapi disamping seni, strategi lambat laun merupakan ilmu pengetahuan karena ditemukannya prinsip-prinsip tertentu yang dapat dipelajari dan diajarkan. Dengan demikian, strategi dapat dikatakan seni dan sekaligus ilmu pengetahuan.Strategi pada dasarnya merupakan kerangka rencana tindakan yang disusun dan disiapkan dalam suatu rangkaian pentahapan yang masing-masing merupakan jawaban yang optimal terhadap tantangan baru yang mungkin terjadi sebagai akibat langkah sebelumnya. Dengan demikian, strategi diperlukan tidak hanya saat perang saja, tetapi juga waktu damai dan mecakup seluruh aspek kehidupan bangsa.Dalam pembangunan nasional, kekuatan-kekuatan yang digunakan memerlukan pengaturan, penyusunan dan penggunaan yang terarah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Untuk itu diperlukan tata cara menggunakan kekuatan nasional tersebut dalam mencapai sasaran dan tujuan nasional. Tata cara ini disebut strategi nasional. Jadi, strategi nasional adalah tata cara melaksanakan politik/kebijaksanaan nasional tersebut.(Amin, 2009:5.10)Agar strategi nasional dapat berjalan sesuai dengan politik/kebijakan nasional terlebih dahulu harus dilakukan pemikiran strategi, yaitu melaksanakan telaahan strategi, pemikiran strategi dengan pengertian berpikir secara intensif, ekstensif analisis, sintesis dan menyeluruh.Konsep strategi nasional (stranas) adalah produk suatu bangsa berdasarkan aspirasi dan pengalaman serta tujuan nasional yang hendak dicapai. Dengan demikian, setiap bangsa mempunyai stranas yang berbeda dengan stranas bangsa lainnya. Perbedaan itu terdapat pada jangkauan waktu, struktur dan cara menyusunnya. Dengan menggunakan kebijaksanaan/politik nasional sebagai dasar, ditentukanlah langkah-langkah ke arah formulasi atau perumusan stranas yang mencakup rangkaian analisis menurut urutan tertentu, untuk menentukan sasaran-sasaran dan cara bertindak yang perlu ditempuh. Analisis berurutan ini, meliputi perkiraan-perkiraan pada berbagai bidang kehidupan nasional dan internasioanal. Walaupun perkiraan-perkiraan ini tidak merupakan bagian formal dari stranas, namun merupakan sumbangan penting dan mempunyai arti yang besar sekali bagi pengembangan dan perumusan stranas. Melalui perkiraan-perkiraan ini selalu dapat diidentifikasi adanya kesempatan-kesempatan baik yang tersedia maupun masalah-masalah yang perlu dihadapi dalam pencapaian tujuan nasional. Selain itu, melalui perkiraan dapat pula dianalisis kebijaksanaan apa yang sebaiknya ditempuh dan tersedia atau tidaknya sumber-sumber kekuatan yang perlu digunakan bagi pemanfaatan kesempatan-kesempatan baik yang tersedia maupun menghadapi masalah-masalah yang diperkirakan akan timbul.

2.2.2Strategi Nasional sebagai Hakikat Seni dan Politik Pembangunan NasionalPolitik merupakan cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan politik bangsa Indonesia telah tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan demikian, politik pembangunan harus berpedoman pada pembukaan UUD 1945.Politik pembangunan sebagai pedoman dalam pembangunan nasional memerlukan kepaduan tata nilai, struktur dan proses. Keterpaduan tersebut merupakan himpunan usaha untuk mencapai efisiensi, daya guna dan hasil guna sebesar mungkin dalam penggunaan sumber daya dan dana nasional dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Karena itu, diperlukan sistem manajemen nasional yang berfungsi memadukan penyelenggaraan siklus kegiatan perumusan, pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan kebijaksanaan. Sistem manajemen nasional memadukan seluruh upaya manajerial yang melibatkan pengambilan keputusan berkewenangan dalam rangka penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan ketertiban nasional sosial, politik dan administrasi.1. Makna Pembangunan NasionalPembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dengan memerhatikan tantangan perkembangan global (Busrizalti, 2013:115). Pelaksanaannya mengacu pada pribadi bangsa-bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, serta kukuh kekuatan moral dan etikanya. Tujuan pembangunan itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Adapun pelaksanaannya tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia. Maksudnya, setiap warga negara Indonesia harus ikut serta dan berperan dalam melaksanakannya pembangunan sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing.Keikutsertaan setiap warga negara dalam pembangunan nasional dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengikuti program wajib belajar, membayar pajak, melestarikan lingkungan hidup, menaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, menjaga ketertiban, dan lain-lain. Pembangunan nasional mencakup hal-hal yang bersifat lahiriah dan batiniah yang selaras, serasi, dan seimbang. Itulah sebabnya, pembangunan nasional bertujuan mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan batin.Pembangunan yang bersifat lahiriah dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup fisik manusia, misalnya sandang, pangan, perumahan, pabrik, gedung, perkantoran, pengairan, sarana dan prasarana transportasi, olah raga, dan lain-lain.Sementara itu, contoh pembangunan yang bersifat batiniah adalah pembangunan sarana dan prasarana ibadah, pendidikan, rekreasi, hiburan, kesehatan dan lain-lain. Untuk mengetahui proses pembangunan nasional itu berlangsung, harus dipahami manajemen sosial yang terangkai dalam sistem.

2. Visi Pembangunan Nasional Tahun 2004-2009a. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang aman bersatu, rukun, dan damai;b. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak asasi manusia; sertac. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan yang layak, serta memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.

3. Misi Pembangunan Nasional Tahun 2004-2009a. Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai;b. Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis; sertac. Mewujudkan Indonesia yang sejahteraDi dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan nasional, ditempuh dengan dua strategi pokok pembangunan, yaitu:a. Strategi penataan kembali Indonesia yang diarahkan pada sistem ketatanegaraan yang dilandasi dengan berdirinya negara kebangsaan Indonesia, yang meliputi Pancasila, UUD 1945, tetap tegaknya NKRI, serta tetap berkembangnya keberadaan negara dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika.b. Strategi pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia disegala bidang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam pembukaan UUD 1945.1) Strategi pembangunan pertama, dimaksudkan untuk mengembangkan sistem sosial politik yang tangguh sehingga sistem dan kelembagaan ketatanegaraan terbangun tahan menghadapi berbagai goncangan sebagai suatu sistem sosial politik yang berkelanjutan. Strategi ini bermaksud untuk membangun demokrasi yang dijiwai oleh Pancasila dan pembukaan UUD 1945, yaitu demokrasi yang mengandung elemen tanggung jawab disamping hak.2) Strategi pembangunan kedua, diarahkan pada dua sasaran pokok, yaitu pemenuhan hak dasar rakyat serta penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.

Strategi nasional sebagai hakikat seni dan politik dalam pembangunan dimaksudkan guna mewujudkan konsep ketahanan nasional yang di arahkan pada :a. Geografi b. Kekayaam alam c. Kependudukan d. Ideologi e. Politikf. Ekonomig. Sosial Budayah. Pertahanan keamananKeberhasilan dari pelaksanan politik strategi nasional akan terlibat dalam hasil yang dilakukan oleh penyelenggara kekuasaan untuk menciptakan kewibawaan yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme yang secara umum akan menghasilkan :a. Masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esab. Kebersamaan, kegotongroyongan, keseutuhan musyawarah sampai mufakat untuk kepentingan nasionalc. Percaya dirid. Sadar dan patuh serta taat pada hukum e. Pengendalian diri yang tinggif. Dapat mendahulukan kepentingan nasioanal

BAB IIIPENUTUP

3.1KesimpulanBerdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.1. Politik nasional sebagai politik negara menyangkut proses penentuan politik negara dan cara melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber daya yang ada. Adapun stratifikasi politik kebijakan politik nasional dalam negara Republik Indonesia ada empat, yang pertama yaitu dalam tingkat penentuan kebijakan puncak, tingkat penentuan kebijakan umum, tingkat penentuan kebijakan khusus, dan tingkat penentu kebijakan teknis.2. Strategi nasional sebagai hakikat seni dan politik dalam pembangunan dimaksudkan guna mewujudkan konsep ketahanan nasional yang di arahkan pada geografi, kekayaam alam, kependudukan, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Keberhasilan dari pelaksanan politik strategi nasional akan terlibat dalam hasil yang dilakukan oleh penyelenggara kekuasaan untuk menciptakan kewibawaan yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

3.2Saran

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Zainul Ittihad. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas TerbukaBusrizalti, H.M. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan Negara Kesatuan, HAM & Demokrasi dan Ketahanan Nasional. Yogyakarta: Total MediaJunaidi, Muhammad. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta: Graha Ilmu17