Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

35
PENDEKATAN “HYPNOTEACHING” SEBAGAI SEBUAH INOVASI DALAM PEMBELAJARAN (Quasi Eksperimen yang Dilakukan di Kelas X-2 , MAN CIREBON 1) MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Seleksi Guru Berprestasi SMA/SMK/MA Tingkat Kabupaten Cirebon Tahun 2010 Oleh: Dra. Iis Holiah, M.Pd. NIP. 196612172005012002 70 70

description

makalah

Transcript of Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

Page 1: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

PENDEKATAN “HYPNOTEACHING”SEBAGAI SEBUAH INOVASI DALAM PEMBELAJARAN(Quasi Eksperimen yang Dilakukan di Kelas X-2 , MAN CIREBON 1)

MAKALAHDiajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Seleksi Guru Berprestasi

SMA/SMK/MA Tingkat Kabupaten Cirebon

Tahun 2010

Oleh:Dra. Iis Holiah, M.Pd.

NIP. 196612172005012002

MADRASAH ALIYAH NEGERI CIREBON 1KABUPATEN CIREBON

JAWA BARAT2010

70

70

Page 2: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

KEPALA MADRASAH ALIYAH NEGERI CIREBON 1

Saya kepala Madrasah Aliyah Negeri Cirebon 1 menyatakan bahwa

karya tulis guru kami yang berjudul PENDEKATAN ‘HYPNOTEACHING’

SEBAGAI SALAH SATU PENDEKATAN ALTERNATIF DALAM

PEMBELAJARAN disetujui dan disahkan untuk diikutkan dalam lomba guru

teladan tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Deparatemen Agama

Republik Indonesia tahun 2009.

Cirebon, 20 Oktober 2009

Kepala Madrasah,

Drs. H. Lukman Al Hakim, M.Pd.

NIP. 19550616198031002

71

71

Page 3: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

KATA PENGANTAR

Kepada-Nyalah penulis panjatkan puji syukur atas limpahan rahmat

dan karunianya yang telah diturunkan sehingga karya tulis ini bisa

diselesaikan/

Makalah ini berisi materi ustadz Salahudin Fahmi pada kegiatan

kemah yayasan Al Muttaqin di bumi perkemahan Sidomba Kuningan tanggal

28-29November

Pembuatan makalah ini ditujukan untuk memeruhi memenuhi tugas

yang diberikan oleh yayasan Al Muttaqin..

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah

ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya semua saran dan kritik yang

menunjang kesempurnaan karya tulis ini sangat penulis harapkan.

Pada kesempatan ini juga penulis ucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada semua pihak atas segala bantuannya, semoga

Allah membalas kebaikan semuanya dengan imbalan yang berlebih.

Cirebon, 08 April 2010

Penulis

iDAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

72

72

Page 4: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

Kata Pengantar………………………………………………………………….. iDaftar Isi…………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Masalah ………………………………………………… 11.2. Identifikasi Masalah………………………………………………………. 21.3. Tujuan Uji Coba ………………………………………………………… 21.4. Manfaat Uji Coba ……………………………………………………….. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Hipnosis……………………………………………………………. 42.2. Konsep Dasar Hipnosis …………………………………………………… 42.3. Tahapan dan Proses Hipnosis……………………………………………. 62.4. Hypnoteaching……………………………………………………………… 7

BAB III PROSEDUR UJI COBA

3.1. Uji Coba Pendekatan Hipnosis……………………………………………. 83.2. Instrumen Uji Coba…………………………………………………………. 83.3. Tahap Uji Coba………………………………………………………………..8

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Temuan ………………………………………………………………………104.2. Pembahasan………………………………………………………………… 12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………145.2.Saran…………………………………………………………………………..14

DAFTAR KEPUSTAKAAN…………………………………………………… . 15LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………. 16

iii

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

73

73

Page 5: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

Saat ini pemerintah sedang giat meningkatkan mutu pendidikan di

tanah air dengan melakukan berbagai kebijakan. Salah satunya adalah

dengan meningkatkan harkat dan martabat guru dari segi profesi dan

kesejahteraan. Dalam segi profesi, telah dicanangkan guru sebagai sebuah

profesi oleh presiden Susilo Bambang Yudoyono pada tanggal 2 Desember

2004. Sekaligus juga diatur mengenai kesejahteraaannya yang tertuang

dalam undang-undang nomor 14 tanun 2005 tentang guru dan dosen

terutama pasal 15 ayat 1.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan bukan hanya tugas

pemerintah melainkan tugas semua komponen, terutama yang terkait

langsung dalam dunia pendidikan, dalam hal ini salah satunya adalah guru.

Dalam dunia pendidikan guru tidak pelak lagi memiliki peranan yang sangat

penting, selain sebagai model dan motor pendidikan juga sebagai ujung

tombak pendidikan. Keberhasilan pendidikan banyak terkait dengan kualitas

dan kompetensi gurunya. Seiring dengan menggeliatnya kesejahteraan guru,

guru pun harus mengimbanginya dengan terus menata diri dan

meningkatkan kualitas kompetensinya. Kalau hal ini tidak terjadi, akan sia-

sialah upaya pemerintah di atas.

Kenyataan di lapangan menunjukan adanya kondisi yang

memprihatinkan. Banyak guru yang belum melaksanakan salah satu

perannya, yaitu sebagai peneliti (reseacher). Saat guru menemukan masalah

dalam pembelajaran, khususnya dengan anak didiknya, banyak diantaranya

yang apatis tidak mau melakukan suatu tindakan berupa penelitian untuk

mencari solusi atas permasalahan tersebut.

Guru yang berperan sebagai motor dan model di lingkungan sekolah

maupun masyarakatnya seyogianya memiliki kompetensi dan kreativitas

yang tinggi dalam melaksanakan proses pembelajaran terutama saat

menemukan masalah dalam pembelajaran. Kreativitas guru diartikan

kemampuan seorang guru untuk membelajarkan siswanya dengan

kemampuan devergen yang diiringi sikap kreatif dan keingintahuan yang

74

74

Page 6: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

tinggi, keberanian mengambil resiko, tertantang oleh kemajemukan,

imajinatif, serta menghasilkan produk yang kreatif dalam pembelajaran.

Salah satu target peningkatan kualitas pendidikan adalah tercapainya

tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya terobosan

inovatif dan kreatif dari para guru, yaitu mencari strategi baru atau

penyempurnakan strategi yang sudah ada. Strategi ini meliputi: pendekatan,

model, metode, dan teknik yang mampu menggiring siswa menjadi yang

diharapkan oleh mayarakat, yaitu siswa yang: cerdas, berperilaku baik,

patuh pada guru dan orang tua, serta berprestasi

Sudah banyak solusi yang ditawarkan ke arah itu, salah satunya

sekarang yang sedang populer adalah penelitian tindakan kelas. Namun di

sini penulis menawarkan sebuah solusi lain yaitu pendekatan

hypnoteaching. Di kalangan dunia pendidikan pendekatan ini belum resmi

dan populer dipakai atau diakui sebagai sebuah pendekatan, namun pernah

dan sudah sering dicobakan. Pendekatan ini mencoba menggunakan

praktek hipnosis dalam dan untuk kepentingan pembelajaran. Bahkan

beberapa penelitian yang lebih mirip dengan pendekatan hypnoteaching

telah pernah dilakukan, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh

Prof. Charles R. Elliot dari Universitas California dengan menggunakan

metode “tidur dan belajar”.

1.2. Identifikasi MasalahDari latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut: “Apakah pendekatan hypnoteahing itu bisa efektif diterapkan dalam

pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?”. Selanjutnya

dalam mencobakan pendekatan ini penulis memulai dengan pertanyaan

sebagai berikut;

1. Bagaimana seorang guru bisa melesatkan kecerdasan siswa dalam

waktu cepat?

2. Bagaimana mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik?

75

75

Page 7: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

3. Bagaimana membangun sikap patuh seorang siswa kepada guru dan

orang tua?

4. Bagaimana membangkitkan motivasi belajar siswa agar lebih hebat

dan berprestasi?

1.3. Tujuan penelitianPenelitian ini bertujuan untuk:

1. Melihat sejauh mana seorang guru bisa melesatkan kecerdasan siswa

dalam waktu cepat.

2. Mengetahui sejauh mana guru mampu mengubah perilaku menjadi

lebih baik.

3. Melihat sejauh mana guru mampu membangun sikap patuh seorang

siswa kepada guru dan orang tua.

4. Mengetahui sejauh mana guru mampu membangkitkan motivasi

belajar siswa agar lebih hebat dan berprestasi.

1.4. Manfaat PenelitianSecara praktis peneltian ini diharapkan memberi manfaat antara lain:

1. Bagi kalangan pendidik, pendekatan ini bisa dijadikan salah satu

alternatif dalam pembelajaran.

2. Bagi para guru, terdorong untuk memiliki keterampilan hipnosis yang

banyak kegunaannya di bidang lain selain di bidang pembelajaran.

3. Bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan, akan memiliki siswa

dengan out put yang berkualitas.

4. Bagi peneliti lain, bisa dijadikan salah satu rujukan dalam melakukan

penelitian sejenis.

1.5. Waktu dan Tempat Uji CobaUji coba dilakukan di kelas X-2 Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Cirebon 1 dengan jumlah siswa 48 orang, pada semester genap tahun

pelajaran 2008-2009.

76

76

Page 8: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

77

77

Page 9: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

2.1.Sejarah Hipnosis Kata hipnosis berasal dari bahasa Yunani Hypnos yang artinya tidur

dalam keadaan trance. Tidur hipnosis tidak sama dengan tidur biasa. Tidur

saat terhipnosis, pikiran seseorang berada dalam keadaan sangat fokus dan

dapat mendengar kata-kata atau sugesti penghipnosis dengan jelas. Selain

itu juga bisa berbicara dan bergerak mengikuti kamauan orang yang

menghipnosisnya.

Hipnosis telah ada dan berkembang sejak jaman mesir kuno.

Kemudian dikembaangkan secara ilmiah terutama pada abad ke-18

peratama kali oleh Dr. Franz Anton Mesmer (1734-1815) untuk kepentingan

pengobatan. Setelah itu hipnosis digunakan untuk banyak kepentingan dan

keperluan, antara lain untuk: pengobatan, hiburan, kinestesia, pendidikan,

dan lain-lain.

2.2. Konsep Dasar HipnosisProses hipnosis adalah proses mengubah seorang subyek (suyet)

dalam keadaan normal ke kondisi hipnosis (dengan fokus pikiran menjadi

satu)( Hisyam, 12:2008).

Seseorang yang dalam keadaan terhipnosis, cenderung lebih sugestif

(mudah menerima sugesti, atau saran-saran dari penghipnosis). Perilaku

seorang subyek (suyet) dalam keadaan terhipnosis bervariasi, tergantung

situasi dan kondisi serta tingkat sugestibilitas suyet ( Hisyam, 12:2008).

Setia I. Rusli dalam bukunya The Secret of Hypnosis tahun 2009

menguraikan mengapa manusia bisa dihipnosis. Hal ini erat kaitannya

dengan cara kerja otak manusia. Karena hipnosis itu merupakan: seni

eksplorasi alam bawah sadar, seni komunikasi verbal (mempengaruhi orang

lain), seni sugesti, dan kondisi kesadaran meningkat, maka hal ini terkait

sekali dengan cara kerja otak manusia.

Manusia memiliki 2 buah otak, yaitu otak besar (otak kanan) dan otak

kecil (otak kiri). Fungsi otak besar (otak kanan) adalah menyimpan memori

visual, pengalaman, seni, kreativitas, kepercayaan, sugesti, dan imajinasi.

78

78

Page 10: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

Fungsi otak kecil atau otak kiri adalah mencerna hal-hal yang dianggap

sebagai logika atau analisis, seperti urutan angka dan abjad, siang dan

malam, serta hal logis lainnya.

Gambar 2.1.

Cara Kerja Otak Manusia

Model: setia I. Rusli, 2009

Dari Gambar di atas bisa dilihat tentang cara kerja otak manusia.

Kemampuan otak kiri hanya 12% dari total fungsi otak. Sedangkan otak

kanan 88%. Jika fungsi otak kanan digunakan secara maksimal, maka

manusia itu akan menjadi orang yang kreatif dan genius. Salah satu sifat

79

79

Page 11: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

otak kanan adalah netral, yaitu selalu menerima input serta merekamnya

dalam memori. Artinya, otak subconcious akan merekam segala hal yang

positif atau negatif, baik atau buru, sebelum disaring di otak kiri dan dicaerna

kebenarannya. Dalam otak subconcious (bawah sadar) tersimpan semua

ingatan, kebiasaan, kepribadian, citra diri, dan pikiran atau imajinasi.

Sugesti yang diberikan kepada seseorang secara berulang-ulang

akan masuk ke dalam otak kanan (bawah sadar) dan akan melekat secara

permanen. Sugesti yang masuk ke dalam pikiran bawah sadar sejak kecil

perlahan-lahan akan menjadi sebuah kebiasaan hidup. Kebiasaan sejak kecil

inilah yang telah menghipnosis pikiran seseorang. Menurut sebuah

penelitian, hal-hal yang dilakukan atau didengar berulang-ulang selama 21

kali sangat berpotensi menjadi kebiasaan yang permanen (Yan Nurindra, 7:

2008).

Hipnosis merupakan suatu tahapan dimana seorang penghipnosis

dapat membimbing suyet secara perlahan-lahan berpindah dari gelombang

otak Betha ke Alpha dan pada kondisi tertentu dapam mencapai gelombang

Theta. Untuk dapat dihipnotis seseorang harus mau (tidak menolak),

memahani komunikasi, dan memiliki kemampuan untuk fokus. Secara

alamiah terdapat tiga kelompok suyet, yaitu mereka yang mudah menerima

hipnotis (10%), yang moderat (85%), dan yang sulit (5%).

Sementara itu siapapun bisa jadi penghipnosis atau juru hipnosis

dengan syarat:

a. memiliki kemampuan komunikasi verbal yang baik

b. memiliki rasa percaya diri yang tinggi

c. menguasai ilmu hipnosis dengan baik dan benar

d. selalu praktek

e. memiliki kemauan yang kuat (NCH, 2008)

2.3. Tahapan dan Proses HipnosisBerikut ini adalah tahapan-tahapan dalam proses hipnosis:

a. Pre-induksi

80

80

Page 12: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

Proses meyakinkan calon suyet untuk mau dihipnosis.

b. Induktion

Proses membawa suyet ke dalam kondisi hipnosis.

c. Deepening

Proses untuk memperdalam level kesadaran seseorang. Makin

dalam kondisi trance seseorang, maka makin mudah menerima

berbagai macam sugersti, termasuk sugesti yang tidak masuk

akal

d. Depth Level Test

Tes atau pengamatan dan kedalaman “trance” dari suyet.

e. Sugestion

Pemberian sugesti pada saat suyet sudah dalam kondisi “trance”/

tidur hipnosis.

f. Terminattion

Tahapan pengakhiran Subyek dikembalikan ke kondisi normal

(Yan Nurindra, 14-15:2008)

2.4. HypnoteachingDalam perkembangan selanjunya, hipnosis digunakan untuk berbagai

macam keperluan, antara lain adalah untuk keperluan dan kepentingan

pendidikan, khususnya pembelajaran. Banyak guru yang menguasai

hipnosis yang penggunaannya untuk kepentingan pembelajaran, yaitu untuk:

meningkatkan kecerdasan siswa, merubah perilaku buruk siswa menjadi

perilaku baik, membuat siswa lebih patuh kepada guru dan orang tuanya,

membangkitkan motivasi belajar siswa, dan membuat siswa berprestasi.

Sudah banyak penelitian dilakukan yang mencobakan teknik hipnosis

dalam pembelajaran. Satu di antaranya adalah penelitian Prof. Charles R.

Elliot yang dikenal dengan “Metode Tidur dan Belajar”. Dalam metode ini

piringan hitam/ rekaman berisi sugesti positif, diputar di bawah bantal, saat

siswa tidur, tiap malam dalam waktu satu bulan. Hasilnya sangat

mengagumkan. Saat siswa di sekolah diberi pelajaran yang sama dengan

81

81

Page 13: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

materi di piringan hitam, siswa tersebut mampu mempelajarinya dengan

cepat dibanding siswa yang tidak mendapat “perlakuan” (Melvin Powers:

1978).

BAB IIIPROSEDUR UJI COBA

82

82

Page 14: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

3.1. Uji Coba Pendekatan HipnosisSebagai guru, penulis telah melakukan uji coba penggunaan hipnosis

dalam pembelajaran di kelas. Dalam uji coba ini hipnosis diposisikan sebagai

sebuah pendekatan, bukan metode atau teknik pembelajaran. Siswa yang

mendapat perlakukan adalan siswa kelas X2 yang berjumlah 48 orang,

dengan mata pelajaran yang diberikan adalah sosiologi. Kelas yang dijadikan

kelas kontrol adalah kelas X3, yang penulis anggap siswanya memiliki

karakter yang relatif sama dengan siswa kelas X2.

3.2. Instrumen Uji Coba Jenis data yang dikumpulkan dalam uji coba ini adalah data kuantitatif

berupa nilai tes awal dan tes akhir penguasaan konsep dan data kualitatif

berupa sikap siswa selama belajar. Adapun instrumen yang digunakan

dalam pengumpulan data adalah pemberian tes, observasi kelas, dan

wawancara dengan guru dan siswa.

3.3. Tahapan Uji cobaUji coba dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari tahap

persiapan, pelaksanaan, pengumpulan data dan teknik analisis data.

3.3.1. Tahap Persiapan

Tahap ini dimulai dengan survey pada semester satu terhadap kelas

yang dianggap siswanya paling “rawan” menurut penilian guru,

3.3.2. Tahap Pelaksanaan

Setelah selesai perizinan ke kepala sekolah, uji coba dilakukan pada

semester dua tahun pelajaran 2008-2009 di kelas X-2, sekitar 21 kali

pertemuan atau satu semester, dengan tahapan sebagai berikut:

a. Pemberian tes awal dan observasi awal untuk mengetahui

penguasaan konsep awal siswa tentang materi sosiologi

dan sikap siswa selama belajar.

83

83

Page 15: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

b. Perlakuan pembelajaran menggunakan pendekatan

hipnosis.

Perlakuan uji coba dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut:

1). Setiap pertemuan, setelah selesai apersepsi dilanjutkan

dengan proses relaksasi atau proses hipnosis selama 15

menit sampai seluruh siswa mengalami “trance”

2). Selama pembelajaran berlangsung, di sela-sela aktifitas

belajar, guru selalu melakukan intervensi dengan

memasukkan sugesti-sugesti positif kepada siswa.

c. Tes akhir dan observasi sikap belajar selama

berlangsungnya uji coba.

d. Wawancara kepada siswa dan guru yang mengajar di kelas

uji coba dan kelas kontrol.

3.3.3. Tahap Pengumpulan Data

Seluruh data yang diperlukan dikumpulkan secara bertahap, yaitu dari

hasil pretes dan postes, observasi kreativitas, sikap siswa selama

pembelajaran, dan wawancara. Pengumpulan data dilakukan melalui

instrumen yang sudah dipersiapkan.

3.3.4. Tahap Analisis Data

Data yang telah terkumpul diolah menggunakan teknik kualitatif.

BAB IVTEMUAN DAN PEMBAHASAN

84

84

Page 16: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

4.1.Temuan4.1.1. Temuan Tentang Penguasaan konsep Secara kualitatif bisa diuraikan temuan tentang penguasaan konsep

materi pelajaran sebelum dan setelah dilakukan pendekatan hipnosis.

Secara kuantitatif, nilai/angka yang diperoleh siswa antara sebelum dan

setelah dilakukan pendekatan hipnosis mengalami perubahan yang sangat

signifikan; dari nilai rata-rata kelas 5,7 semester satu menjadi 7,8 di semester

dua. kenaikan ini jauh lebih besar dari kenaikan yang terjadi di kelas

kontrol.

Bahkan pernah terjadi kasus dalam beberapa kali ulangan harian,

selama melakukan proses hipnosis (sebelum ulangan dimulai), tiga siswa

ditanya ingin mendapat nilai berapa. Masing-masing menyebutkan nilai yang

diinginkannya: 8,9, dan 10. ternyata setelah selesai ulangan dinilai, ternyata

siswa tersebut mendapat nilai sesuai dengan yang mereka katakan saat

dihipnosis sebelum ulangan dimulai.

4.1.2. Temuan Tentang Sikap dan Perilaku Belajar SiswaDari hasil observasi dan dan wawancara dengan beberapa guru yang

mengajar di kelas penelitian dan kelas kontrol, ditemukan suatu perubahan

yang cukup signifikan juga. Sebelum dilakukan pendekatan hipnosis, siswa

di kelas ini dikenal oleh guru sebagai kelas yang selalu gaduh, perhatian

siswa terhadap pelajaran sangat lemah, dan motivasi siswa-siswanya relatif

lemah. Kalau tidak ada guru atau jam kosong, hampir seluruh siswa berada

di luar kelas, sedikit sekali siswa yang berada di kelas, apalagi untuk sekedar

membaca buku.

Setelah beberapa minggu penggunaan pendekatan hipnosis

dilakukan di kelas ini, terdapat beberapa perubahan dari sebelumnya, yaitu:

1). jika ada jam kosong, jarang sekali siswa kelas ini yang keluar

kelas. Mereka berada di dalam kelas sambil ngobrol atau

membaca buku.

85

85

Page 17: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

2). Pada saat dilakukan tes, baik berupa ulangan haraian atau ujian

tengah semester, dan ujian akhir semester, jarang ditemukan lagi

siswa yang berusaha nyontek atau minta jawaban kepada

temannya. Kondisi ini terbalik dari sebelumnya.

3). Suasana belajar di dalam kelas jadi sangat kondusif. Mereka

melakukan apa yang diminta dan diharapkan oleh guru.

4.2. Pembahasan

Pada bagian ini disajikan pembahasan temuan penelitian berdasarkan

pertanyaan uji coba yang telah dirumuskan sebelumnya.

4.2.1. Pembahasan Temuan tentang Penguasaan Konsep SiswaBerdasarkan temuan di atas, diuraikan bahwa perubahan pengusaan

konsep siswa meningkat cukup signifikan, dari rata-rata nilai kelas 6,1 pada

semester satu (sebelum dilakukan pendekatan hipnosis) menjadi 7,8 pada

semester dua (setelah dilakukan pendekatan hipnosis). Perubahan ini jauh

lebih besar dari perubahan yang terjadi di kelas kontrol, 6,4 semester satu

menjadi 6,8 di semester dua.

Kondisi ini bisa dipahami kalau kita mengetahui hakikat dan manfaat

hipnosis. Dalam kondisi hipnosa/trance (tidur hipnosis) gelombangbang otak

manusia dari kondisi betha masuk ke kondisi alpha dan theta, kondisi otak

sangat rileks dan tenang. Dalam Kondisi otak seperti ini, segala macam

sugesti yang diberikan secara berulang-ulang dari penghipnosis akan efektif

masuk ke dalam otak kanan/alam bawah sadar dan menjadi memori yang

kuat dan permanen. Hal ini pernah dilakukan penelitian bahwa dengan

pengulangan sugesti sampai 21 kali, sugesti akan masuk ke alam bawah

sadar, dan menjadi memori yang permanen dan menjadi kepribadian suyet.

Kalau seminggu sekali apalagi tiap hari siswa diberi sugesti yang

sama oleh gurunya, misalnya “ bahwa mulai saat ini anda sangat gemar membaca, belajar, dan konsentrasi selama belajar......................... Anda menjadi cerdas dan berprestasi...............................” , maka sugesti itu

86

86

Page 18: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

akan masuk ke alam bawah sadar, tanpa disadari dan dipikirkan lagi, siswa

itu akan menjadi seperti yang disugestikan. Tentunya jika siswa menjadi

seperti yang disugestikan tadi akan membuat penguasaan konsep mereka

jauh lebih tinggi dari sebelumnya dan akan terjadi belajaran yang

“meaningfull learning”

4.2.2. Pembahasan Temuan Tentang SikapBerdasarkan temuan di atas, setelah dilakukan pendekatan hipnosis

terjadi perubahan sikap yang cukup signifikan dari siswa kelas uji coba

dibanding dengan sebelum dilakukan pendekatan hipnosis. Perubahan yang

tampak antara lain:

1). Jika ada jam kosong, jarang sekali siswa kelas ini yang keluar

kelas. Mereka berada di dalam kelas sambil ngobrol atau

membaca buku.

2). Pada saat dilakukan tes, baik berupa ulangan haraian atau ujian

tengah semester, dan ujian akhir semester, jarang ditemukan lagi

siswa yang berusaha nyontek atau minta jawaban kepada

temannya. Kondisi ini terbalik dari sebelumnya.

3). Suasana belajar di dalam kelas jadi sangat kondusif. Mereka

melakukan apa yang diminta dan diharapkan oleh guru.

Perubahan ini wajar terjadi dan bisa dipahami sebagai wujud dari

keberhasilan hipnosis dalam pembelajaran. Dalam proses hipnosis, jika

suyet benar-benar mangalami trance, semua sugesti yang diberikan oleh

penghipnosis akan masuk ke dalam alam bawah sadar, dan akan menjadi

memori yang permanen dan menjadi sebuah kepribadian.

Contoh sugesti untuk membentuk kepatuhan siswa kepada guru atau

orang tua adalah “........................mulai sekarang keinginan anda hanya satu yaitu patuh terhadap semua nasihat guru dan orang tua............... Setelah ini anda menjadi anak yang patuh kepada guru dan orang tua.......”.

87

87

Page 19: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

Seperti komputer, sebenarnya pikiran manusia terdiri dari program-

program yang “di-install” ke dalamnya. Pemprograman itu dimulai saat

seseorang masih anak-anak. Oleh karena itu bisa ditebak bagaimana

pengaruh dari program positif atau negatif yang sudah ter-install dalam

pikiran bawah sadar yang kekuatannya 88% dari kekuatan otak kiri yang

hanya 12%. Program tersebut –sama seperti komputer—bisa diganti atau

diubah dengan program baru. Salah satunya adalah dengan mengakses

alam bawah sadar melalui hipnosis. Oleh sebab itu hipnosis bisa digunakan

untuk memprogram ulang pikiran dengan cara mengganti program negatif

menjadi program positif.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

88

88

Page 20: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

Berdasarkan hasil analisis terhadap temuan uji coba pendekatan

hipnosis dalam pembelajaran, dapat disimpulkan:

1. Terjadi peningkatan pengusaan siswa tentang konsep-

konsep dasar sosiologi setelah dilakukan pendekatan

hipnosis selama pembelajaran satu semester. Hal ini berarti

kecerdasan siswa melesat cukup cepat.

2. Perilaku siswa di kelas yang kurang baik berubah menjadi

baik setelah guru memberikan sugesti-sugesti positif dalam

proses hipnosis.

3. Kepatuhan siswa terhadap guru dan motaivasi belajar

siswa meningkat setelah dilakukan pendekatan hipnosis

selama pembelajaran.

5.2. Saran /Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut ini disampaikan beberapa

saran:

1. Sudah saatnya guru memiliki keterampilan hipnosis yang kemudian

diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Ini merupakan sebuah

upaya kreatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Dalam menggunakan pendekatan hipnosis guru hendaknya

menguasai betul tahapan-tahapan hipnosis dalam pembelajaran,

supaya hasil pembelajaran optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, (1989). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

89

89

Page 21: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

Bina Aksara: Jakarta.

Bagus Pamungkas, (2008). Hypnoteaching. Makalah Seminar

Hypnoteaching di UIN Bandung.

Faisal, Sanapiah. (1982). Metode Penelitian Pendidikan. Usaha Nasional:

Surabaya.

Gagne, (1975). Essential of Learning for Intruction. Holf, Rinehart, and

Wilson: New york.

Hisyam Fachri, (2009). The Real Art of Hypnosis. Gagas Media:

Yogyakarta.

Krisna, (2008). Hipnotisme teknik Memberi Sugesti dan Mempengaruhi

Pikiran Orang Lain. Cakrawala: Yogyakarta.

Kunandar, (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers: Jakarta.

GNCH, (2008). Apakah Hipnosis Itu?. Modul Pelatihan Hipnosis. NHC:

Bandung.

Powers, Melvin, (1978). How to Hypnosis, Erico Corp: Bandung.

Rochiati Wiraatmadja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Rosda

Karya: Bandung.

Sanusi Ahmad, (1998). Filsafat ilmu, Teori Keilmuan, dan Metode

Penelitian. Program Pasca Sarjana IKIP Bandung: Bandung.

Setia Rusli, (2009). The Secret of Hypnosis, Penebar Plus: Jakarta.

Suparadan, Dadang. (2001). “ Kreativitas Guru Sejarah dalam Proses

Pembelajaran” dalam Jurnal Pendidikan Sejarah No. 3, Vol.II (Juni

2001): UPI.

Yan Nurindra, (2008). Hypnosis for Dummies. www. Hipnotisme. Net. Free

e- Book.

Lampiran 1

GALERI “HYPNOTEACHING”

90

90

Page 22: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

91

91

Page 23: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

Tingkat Satuan Pendidikan: SMA/MAKelas/Semester : X/IMata Pelajaran : Sosiologi

Standar Kompetensi:Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Kompetensi Dasar:Mendeskripsikan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakt.

Indikator:- Menyebutkan pengertian nilai dan norma- Menjelaskan peran nilai dan norma dalam masyarakat- Menguraikan hubungan antara nilai dengan norma- Mengklasifikasikan kasus pelanggaran nilai dan norma yang berlaku dalam

masyarakat.

Alokasi Waktu : 6 X 40 Menit

Tujuan Pembelajaran:Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat:

- Menyebutkan pengertian nilai dan norma- Menjelaskan peran nilai dan norma dalam masyarakat- Menguraikan hubungan antara nilai dengan norma- Mengklasifikasikan kasus pelanggaran nilai dan norma yang berlaku dalam

masyarakat.

Materi Pembelajaran:Nilai dan norma social

Metode pembelajar:Selama pembelajaran digunakan:

- pendekatan “Hypno Teaching” - model pembelajaran “Cooperative learning”, type “tamu satu datang satu

pulang.

Langkah-langkah pembelajaran:Pertemuan I

A. Apersepsi/eksplorasi1. Presensi (5 menit)2. Relaksasi, berupa mengheningkan cipta (selama 10-15 menit)

dengan cara pemberian sugesti sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3. Memberikan pertanyaan sebagai stimulus (10 menit)4. Memberikan pengantar tentang materi yang akan dibahas beserta

tujuan pembelajaran yang diharapkan (5 menit)

B. Kegiatan Inti:

92

92

Page 24: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

1. Eksplanasi materi tentang konsep nilai (20 menit)2. Memberi sugesti-sugesti positif kepada siswa3. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil (satu kelompok

5 orang) (15 menit).

C. Kegiatan PenutupMemberikan tugas berupa pembuatan peta konsep dalam kertas karton putih dengan judul konsep yang berabeda untuk tiap kelompok.

Pertemuan IIA. Apersepsi/eksplorasi

a. Presensi (5 menit)b. Memberi pengantar tentang tujuan pembelajaran pada pertemuan ini

(5 menit).c. Relaksasi, berupa mengheningkan cipta (selama 10-15 menit)

dengan cara pemberian sugesti sesuai dengan tujuan pembelajaran hari itu.

B. Kegiatan Inti:Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model “tamu satu datang satu pulang” dengan rangkaian aktivitas sebagai berikut:

- Dalam waktu yang sama (8 menit) setiap kelompok mengirim seorang anggotanya untuk bertamu dan presentasi ke kelompok lain dengan membawa peta konsepnya. Setelah selesai presentasi dan Tanya jawab, tamu kembali ke kelompoknya.

- Setelah putaran pertma, tiap kelompok kembali mengirimkan anggotanya yang lain untuk bertamu ke kelompok lain. Begitu seterusnya sampai semua kelompok dikunjungi dengan delegasi kelompok yang berbeda.

- Memberi sugesti-sugesti poitif. - Selama kegiatan berlangsung, tiap kelompok diharuskan menilai setiap tamu

dari tiap kelompok dengan skor 60-100.- Setelah selesai, setiap kelompok menyetorkan skor tiap kelompok kepada

guru.

C. Kegiatan Penutup:- Evaluasi jalannya kegiatan termasuk pengumuman skor yang diraih oleh tiap

kelompok, dilanjutkan dengan pemberikan penghargaan.- Guru melakukan intervensi berupa pelurusan miskonsepsi yang muncul dari

siswa saat melakukan kegiatan pembelajaran dan memberikan sugesti positif.

Pertemuan IIIA. Apersepsi/eksplorasi

a. Presensi dan memberi pengantar tentang kegiatann pembelajaran pada pertemuan ini yaitu berupa ulangan tes tertulis (5 menit).

b. Relaksasi, berupa hypnosis kepada seluruh siswa (selama 10-15 menit) dengan cara pemberian sugesti sesuai dengan kegiatan tes saat itu.

93

93

Page 25: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

c. Memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk membaca kembali materi selama 10 menit.

B. Kegiatan Inti:Pelaksanaan tes tulis dalam bentuk tes urain dengan membagi siswa ke dalam dua kelompok, A dan B dengan soal yang berbeda. Tempat duduk Kelompok siswa soal A dan B berselang .

C. Kegiatan Penutup:- evaluasi jalannya kegiatan tes.- Memberi sugesti positif- Pemberian tugas untuk pertemuan berikutnya dengan tema materi yang

berbeda.

Sumber Belajar:- Kusmono Hadi, dkk.2002.Sosiologi Suatu Pendekatan Baru. Piranti. Jakarta.- Hanneman Samuel.1997.Sosiologi I. Rajawali Pers. Jakarta.- Soekanto Surjono.1983.Pengantar Ilmu Sosiologi. Rajawali Pers. Jakarta.- Media massa cetak dan elektronik.- Realitas social

Penilaian Hasil Belajar:1. Performance2. Observasi3. Portofolio4. Tes tertulis

Contoh Soal Tes TulisKelompok soal A.

1. Apa yang dimaksud dengan nilai?2. Tuliskan jenis-jenis norma yang berlaku di masyarakat?3. Sebutkan macam-macam norma secara berurutan sesuai dengan tingkatan

sangsinya mulai dari yang ringan sampai yang paling tegas!4. Sebutkan fungsi nilai!5. Klasifikasikan perbedaan antara nilai dan norma dalam bentuk table!

Kelompok soal B.1. Apa yang dimaksud dengan norma?2. Tuliskan jenis-jenis nilai yang ada di masyarakat!3. Sebut dan jelaskan sumber-sumber norma!4. Sebutkan fungsi norma dalam masyarakat!5. Klasifikasikan contoh-contoh pelanggaran nilai dan norma yang terdapat di

masyarakat dalam bentuk table!

Pensekoran : - Skore total maksimal 100- Tiap soal skore maksimal 20- Jawaban yang salah diberi skor 2,5

94

94

Page 26: Makalah Lomba Guru Teladan Nasional

Contoh observasi:1. Selama pembelajaran diperhatikan siswa yang aktif dan yang tidak aktif.2. Memperhatikan sikap/afeksi siswa selama pembelajaran

Contoh Performance”Selama pembelajaran dengan model “tamu satu dating satu pulang” diperhatikan kemampuan presentasi tiap siswa.

Contoh PortofolioMembuat peta konsep tentang nilai dan norma yang dibuat dalam kertas kartos putih.

Cirebon, 21 Januari 2009

Mengetahui Kepala Madrasah MAN Cirebon 1 Guru Mata Pelajaran,

Drs. H. Lukman Al Hakim, M.Pd. Dra. Iis Holiah, M.Pd.NIP. 195506161985031002 NIP. 19661217200512002

95

95