Makalah Permasalahan Transportasi

10
Makalah SISTEM Permasalahan Moda Transportasi NAMA : PURI AWANDA .C NIM : 1207121324 KELAS : B TEKNIK SIPIL S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2015

description

Just share!

Transcript of Makalah Permasalahan Transportasi

MakalahSISTEM TRANSPORTASI

Permasalahan Moda Transportasi

NAMA: PURI AWANDA .CNIM: 1207121324KELAS: BTEKNIK SIPIL S1

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS RIAU 2015

1. Moda Transportasi DaratModa transportasi darat adalah segala bentuk transportasi ataupun perpindahan yang menggunakan jalan sebagai media untuk mengangkut penumpang atau barang.

1.1 Contoh KasusDiantara semua moda transportasi, transportasi darat merupakan moda yang paling umum dan sering digunakan setiap harinya. Oleh karena itu, permasalahan yang terkait dengan moda transportasi darat ini merupakan yang paling sulit untuk diatasi. Diantara seluruh masalah yang dipandang dari segala sisi, salah satu permasalahan moda darat adalah kerusakan pada jalan. Berikut merupakan kutipan artikel berita terkait dengan permasalahan moda transportasi darat:

Antrian Panjang Kendaraan di Jalur PanturaFakta menunjukan, jalur pantura sepanjang 1.100 Km rusak akibat overloading. Bagaimana tidak, konstruksi jalan itu dibangun untuk kendaraan berkapasitas 10-16 ton, tapi faktanya dilewati oleh truk-truk yang beratnya bisa mencapai 90 ton. Belum lagi ditambah dengan intensitas kendaraan yang berkisar antara 40-55 ribu pada hari-hari biasa. Kalau kenyataan itu terus dibiarkan, maka sebaik apapun kualitas konstruksi jalan yang dibangun, tentu tak akan pernah bertahan lama.Pakar transportasi dari Teknik Sipil ITB, Ofyar Z Tamin mengungkapkan, bahwa penyebab utama kerusakan jalur pantura adalah overloading kendaraan-kendaraan besar seperti truk. Hal itu diperparah lagi dengan tidak tersedianya jembatan timbang. Dalam hal ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) semestinya memiliki peran penting dalam penataan kapasitas angkutan dijalur pantura, diantaranya dengan mengurangi beban atau isi kendaraan.Sebelumnya, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub, Bambang S Ervan tidak mau jika dikatakan kerusakan jalan di jalur pantura disebabkan overload kendaraan."Tidak bisa disalahkan ke salah satu saja. Selama ini yang disalahkan adalah kelebihan muatan truk, harus dicari jalan keluarnya. Apa benar karena truk? Karena ada juga jalan yang tidak dilewati truk tapi tetap rusak. Faktor lainnya karena musim penghujan dan adanya genangan air di jalan.Meskipun mengelak dengan berbagai dalih, kiranya Kemenhub tidak membiarkan permasalahan overload kendaraan terus terjadi. Sebab, hasil temuan KPK pun menunjukan, bahwa salah satu faktor penyebab proyek jalan di jalur pantura tetap abadi, adalah karena truk-truk yang kelebihan muatan.Karenanya, tidaklah berlebihan jika KPK juga mempertanyakan, siapa pemberi ijin atas truk-truk raksasa tersebut. Secara tegas, Wakil Ketua KPK, Busyro Moqoddas menyatakan, bahwa harus ada pemebenahan terhadap pemberian izin impor truk-truk raksasa yang tidak sesuai dengan kapasitas jalan.

1.2 PembahasanDari kutipan artikel mengenai berita kerusakan jalur pantura, terlihat bahwa yang menjadi penyebab utama timbulnya masalah pada kerusakan badan jalan ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu pengguna jalan dan instansi pemerintah yang terkait. Dilihat dari sisi pengguna jalan, masih sangat banyak masyarakat Indonesia yang awam mengenai muatan sumbu terberat yang diizinkan pada suatu badan jalan. Masyarakat masih berfikir bahwa kelebihan muatan sumbu tidak akan menyebabkan kerusakan jalan, Padahal, overloading mengurangi kemampuan untuk mengendalikan kendaraan, sehingga akan mempengaruhi kecepatan kendaraan dan hal ini berdampak besar pada kondisi perkerasan jalan. Sementara itu dipandang dari instansi pemerintah terkait, kinerja Dinas Pekerjaan Umum terhadap penanganan jalur pantura masih sering dipertanyakan, karena jalur pantura merupakan jalan yang sering dilewati oleh kendaraan dengan muatan sumbu terberat lebih dari 10 ton.

1.3 Solusi PermasalahanPada dasarnya, kerusakan pada badan jalan akan memberikan efek domino terhadap kecelakaan dan kemacetan yang terjadi akibat badan jalan yang memiliki kondisi tidak baik. Jadi apabila kerusakan pada perkerasan jalan dapat diminimalisir, maka hal ini juga akan berpengaruh pada kelancaran lalu lintas serta dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas. Untuk itu, solusi yang dianggap baik dalam menangani permasalahan overloading kendaraan ini adalah: Pemerintah harus lebih fokus dalam penanganan overloading kendaraan, dengan dilakukannya perbaikan jalan secara maksimal. Dalam hal ini, DPR dan Kementrian Pekerjaan Umum menetapkan alokasi dana perbaikan jalan dalam APBN yang ditetapkan pertahun. Dana tersebut telah ditetapkan di masing masing daerah selain untuk perbaikan juga untuk pemeliharaan jalan yang dapat dilakukan secara rutin maupun berkala. Pemeliharaan jalan secara rutin dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun dan dilakukan sesegera mungkin ketika kerusakan yang terjadi belum meluas. Bila telah berdampak pada banyak kerusakan, maka akan merugikan masyarakat sekitar dan berdampak buruk untuk kondisi jalan di jalur pantura Brebes-Tegal.

1. Moda Transportasi LautModa transportasi darat merupakan segala jenis transportasi yang menggunakan laut sebagai medianya dengan bentuk, jenis, dan fungsi tertentu.

2.1 Contoh KasusTransportasi laut yang umumnya digunakan di Indonesia adalah Kapal. Dalam penggunaannya, moda transportasi laut ini tidak hanya digunakan sebagai sarana transportasi penumpang maupun barang, tapi juga sebagai sarana rekreasi, karena selama proses transportasi terjadi, penumpang dapat menikmati pemandangan laut yang menyimpan estetika tersendiri. Namun terlepas dari berbagai kelebihan moda transportasi, sering kali kondisi kapal yang dioperasikan tidak mendapat perhatian lebih. Berikut merupakan salag satu artikel berita yang secara tidak langsung menyatakan masalah pada moda transportasi laut:

Bangkai Kapal HarmoniTim SAR gabungan menghentikan pencarian terhadap lima nelayan korban Kapal Harmoni yang hilang sejak Senin malam pekan lalu, 23 Februari 2015. Sore hari ini resmi kami hentikan, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Situbondo, Jawa Timur, Zainul Arifin, Senin 2 Maret 2015.Menurut Zainul, pencarian dihentikan karena telah tujuh hari. Namun bila ada warga yang menemukan korban, Tim SAR siap mengevakuasi. Hingga hari ketujuh ini, Tim SAR telah menemukan 12 dari 17 nelayan penumpang Kapal Harmoni.Dari 12 korban, 10 di antaranya selamat dan dua meninggal. Korban meninggal terakhir ditemukan Ahad, 1 Maret 2015. Korban adalah Ridwan, warga Desa Lubawang, Kecamatan Banyuglugur, Situbondo. Ridwan ditemukan mengapung di Pulau Saluar, Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura. Karena jaraknya jauh, korban langsung dimakamkan di Pulau Saluar.Dari penyelidikan diketahui bahwa tenggelamnya Harmoni ternyata bukan disebabkan gelombang tinggi. Melainkan karena bagian bawah kapal bocor. Harmoni dengan 17 nelayan penumpang itu berangkat Senin 23 Februari pukul 16.00 dan tenggelam di perairan Kecamatan Paiton, Probolinggo sekitar pukul 23.00.

2.2 PembahasanDari kutipan berita mengenai tenggelamnya Kapal Harmoni di perairan probolinggo terpapar jelas bahwa penyebab terjadinya kecelakaan bukan karena adanya gelombang tinggi yang menghantam kapal, namun karena adanya kebocoran pada bagian bawah kapal. Sedikit banyak, hal ini secara tidak langsung telah memperlihatkan bagaimana kurangnya perhatian terhadap kondisi maupun perawatan yang dilakukan terhadap kapal. Apabila terjadi kebocoran yang menyebabkan kapal tenggelam, bisa dipastikan bahwa bocor yang terdapat pada bagian bawah kapal sudah parah dan butuh penanganan. Namun, rendahnya kesadaran akan pentingnya perawatan dan pengecekan kendaraan secara berkala berujung pada hal yang paling tidak diinginkan hingga menimbulkan korban jiwa.

2.3 Solusi PermasalahanTerlepas dari langkah perawatan dan pengecekan kondisi kelayakan kapal, tidak jarang peralatan keselamatan yang terdapat pada kapal tidak memadai, begitu juga tentang pengetahuan yang dimiliki awak kapal itu sendiri mengenai prosedur keselamatan apabila kapal karam. Frekuensi penggunaan kapal laut sebagai sarana transportasi memang tidak setinggi moda transportasi darat, namun moda transportasi laut memiliki peranan yang sangat penting dalam pengangkutan barang dari suatu negara ke negara lain. Untuk itu, solusi yang dapat dilakukan demi menekan angka kecelakaan di laut antara lain: Pertama, memberikan subsidi terhadap faktor-faktor produksi kepada angkutan laut terutama pengadaan BBM. Jika langkah ini dilakukan, faktor operasional yang lain se-perti peralatan keselamatan dan peralatan navigasi tidak terabaikan. Langkah lain adalah pemberian kredit lunak terha-dap pembelian kapal-kapal baru sehingga kapal-kapal tua yang sudah tidak laik melaut diganti dengan kapalkapal yang lebih bagus dan dirancang sesuai perkembangan standardisasi internasional. Kedua, memperbaiki manajemen sistem pelayaran nasional. Ini terkait dengan aspek keselamatan dan penegakan hukum oleh pemerintah. Ketiga, melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti BMG, angkatan laut, polisi udara, bea cukai, dan pihak yang terkait lainya. Dengan adanya koordinasi ini, diharapkan kegiatan monitoring dan kontrol akan menjadi lebih mudah sehingga kecelakaan dapat diantisipasi atau dampaknya dapat diminimalisasi. Keempat, harus segera dilakukan registrasi ulang dan audit nasional dalam waktu dekat ini terhadap kapal-kapal Indonesia yang masih beroperasi oleh tim independen.

2. Moda Transportasi UdaraModa udara didefinisikan sebagai setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan.

3.1 Contoh KasusTerkait permasalahan transportasi udara yang ada di Indonesia, salah satu faktor yang menjadi penyebab adalah perubahan cuaca diluar prediksi. Berikut merupakan artikel mengenai penerbangan Lion Air Penerbangan 904 yang dikutip dari Wikipedia:

Pesawat Lion Air JT904

Lion Air Penerbangan 904 (JT 904, LNI 904) adalah sebuah penerbangan Lion Air yang berangkat dari Bandara Husein Sastranegara di Bandung, Jawa Barat menuju Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Pesawat tersebut jatuh di perairan saat akan mendarat di Bandara Ngurah Rai pada pukul 15.10 WITA tanggal 13 April 2013 di sebelah barat Runway 09. Kecelakaan ini tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi sebanyak 45 orang mengalami luka-luka dan langsung dibawa ke beberapa rumah sakit di sekitar Bandara Ngurah Rai.Pilot Lion Air sempat menceritakan bahwa ia merasa pesawat seakan tertarik ke bawah oleh angin ketika ia sedang berusaha mengendalikan pesawat. Keterangan ini menimbulkan dugaan bahwa kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat adalah fenomena ''winshear'', suatu perubahan kecepatan arah angin secara mendadak yang membuat pesawat anjlok dari ketinggian. Hal ini biasanya disebabkan oleh badai angin yang kencang. Pesawat sangat bergantung pada kecepatan dan arah angin agar dapat dikendalikan. Perubahan yang mendadak dalam kecepatan dan arah angin dapat menyebabkan pesawat kehilangan kontrol, terutama selama lepas landas dan mendarat - saat ketinggian pesawat sangat dekat dengan tanah, kekuatan mesin rendah dan sedikit ruang untuk bermanuver.Kecelakaan ini diselidiki oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Pada 15 Mei 2013, KNKT mengeluarkan hasil investigasi awal yang menunjukkan bahwa pilot tetap melakukan percobaan pendaratan saat pesawat telah melewati batas ketinggian minimum untuk melakukan percobaan pendaratan (MDA/ Minimum Descent Altitude), tanpa adanya visual contact dengan landasan.Saat hendak mendarat, pesawat dikendalikan oleh Kopilot Chirag Kalra. Dari data CVR (Cocpit Voice Recorder), Kopilot menyatakan bahwa ia tidak dapat melihat landasan pada ketinggian 900 ft. Enhance Ground Proximity Warning System (EGPWS) memberi peringatan MINIMUM saat pesawat pada ketinggian 550 ft AGL, pilot kemudian mematikan autopilot dan auto throttle dan terus menurunkan ketinggian pesawat. Ketinggian minimum yang dipublikasikan di Ngurah Rai adalah 465 ft. Ketika ketinggian pesawat mencapai 150 ft, Pilot mengambil alih kendali pesawat dari Kopilot. Kopilot memberikan kendali sambil menyatakan bahwa ia tidak bisa melihat landasan. Saat EGPWS memberi peringatan TWENTY (ketinggian 20 ft), Pilot memberi perintah untuk Go Around (terbang kembali dan membatalkan pendaratan). Satu detik kemudian pesawat menyentuh air. Pesawat berhenti sambil menghadap ke Utara sekitar 20 m dari daratan atau sekitar 300 m Barat Daya dari ujung Landasan 09.Bagan Kronologi kecelakaan Lion Air JT904 yang disampaikan Menteri Perhubungan EE. Mangindaan

3.2 PembahasanDari kutipan artikel dan bagan kronologi kecelakaan Lion Air JT904 dapat disimpulkan bahwa kecelakaan terjadi akibat adanya perubahan cuaca yang diduga fenomena winshear. Selain itu, Pilot serta Kopilot juga mengabaikan warning dari EGWPS dan mencoba melakukan pendaratan saat pesawat telah melewati batas ketinggian minimum untuk melakukan percobaan pendaratan (MDA/ Minimum Descent Altitude), tanpa adanya visual contact dengan landasan.

3.3 Solusi PermasalahanDalam beberapa situasi, kecelakaan pesawat dapat menjadi hal yang tidak dapat dielakkan lagi. Namun tidak 100% kecelakaan pesawat yang terjadi disebabkan oleh fenomena perubahan cuaca, sebagian kecelakaan pesawat terjadi juga karena kelalaian baik dari awak pesawat maupun kinerja petugas ATC (Air Traffic Controller). Solusi yang dapat dilakukan dengan optimal dari sisi kelalaian manusia diantaranya adalah sebagai berikut: Pertama, menekankan kepada pilot bahwa penting untuk mematuhi batas minimal penurunan ketinggian pesawat seperti yang dipublikasikan dalam prosedur instrument penerbangan ketika referensi visual tidak diperoleh pada ketinggian minimal. Kedua, meninjau prosedur dan kebijakan yang terkait dengan risiko saat pergantian kendali pada ketinggian kritis atau saat genting. Ketiga, memastikan pilot terlatih selama program pelatihan awal dan pelatihan berkelanjutan terus menerus berkaitan dengan pergantian kendali penerbangan pada ketinggian kritis dan atau saat genting.