Makalah Penyuluhan kelompok 5

15
 MODEL PENGEMBANGAN KANDANG PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI DESA SELOREJO KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG Diusulkan Oleh : Feti Munawaroh 125050100111158 (Angkatan 2012) Putri Selvia Anggara Wati 125050100111161 (Angkatan 2012) Ika Shinta Megawati 125050100111167 (Angkatan 2012) Anis Afifah 125050100111168 (Angkatan 2012) UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

description

model pengembangan kandang penggemukan sapi potong

Transcript of Makalah Penyuluhan kelompok 5

MODEL PENGEMBANGAN KANDANG PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI DESA SELOREJO KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG

Diusulkan Oleh :Feti Munawaroh125050100111158(Angkatan 2012)Putri Selvia Anggara Wati125050100111161(Angkatan 2012)Ika Shinta Megawati 125050100111167(Angkatan 2012)Anis Afifah125050100111168(Angkatan 2012)

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. makalah ini berjudul Model Pengembangan Kandang Penggemukan Sapi Potong di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Makalah ini di tulis dalam rangka untuk memenuhi tugas laporan praktikum mata kuliah penyuluhan yang di ampu oleh Bapak EkoNugroho, S.Pt. M Sc. Penyusun dalam menyelesaikan makalah ini tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dan peran dari semua pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak EkoNugroho, S.Pt. M Sc. selaku dosen penyuluhan dan kakak asisten yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan makalah ini, Serta semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan lebih lanjut diwaktu yang akan dating. Malang, 2 Mei 2014 Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi ..Daftar gambar

iiiiv

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang ..... 2

1.2. Rumusan Masalah .........3

1.3. Tujuan........................1.4. Manfaat.................................................................................................33

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Gambaran umum kegiatan penyuluhan.................................................

2.2. gambaran umum masyarakat sasaran...........5

BAB III METODE PENYULUHAN 3.1. Metode Pelaksanaan..................................8

3.2. Gambaran Teknologi .......................................8

3.3. Media Penyuluhan................................................8

DAFTAR PUSTAKA ......................................LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................

1113

L

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kandang batteray tampak depan10

Gambar 2. Kandang batteray tampak samping.11

Gambar 3. Kandang batteray tampak atas11

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIklim tropis yang panas serta lembab, merupakan masalah lingkungan yang dapat bersifat nutrisional, manajerial, dan klimatologis. Interaksi antara ketiga faktor akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi ternak. Diantara ketiga variabel lingkungan, faktor klimatologis merupakan unsur yang paling menonjol, karena keadaan iklim tropis yang panas dan kelembaban relatif tinggi akhirnya berpengaruh terhadap tata laksana pemeliharaan, dan manajemen pemberian makanan (Murtidjo, 1993). Rata-rata laju peningkatan konsumsi daging sapi di Indonesia antara Tahun 2005 2009 mencapai 5,43% dibandingkan dengan laju peningkatan produksi sapi potong sebesar 3,69%, maka dalam jangka panjang diperkirakan akan terjadi kekurangan produksi akibat adanya pengurasan ternak sapi yang berlebihan (Priyanto, 2005). Puslibagnak (2000) mengemukakan impor daging dan sapi bakalan yang cenderung terus meningkat antara lain disebabkan karena permintaan di dalam negeri tetap tinggi walaupun daya beli masyarakat relatif masih sangat lemah. Bila kecenderungan ini terus berlanjut Indonesia akan menjadi negara importir daging dan sapi bakalan terbesar di dunia, dalam posisi mengkonsumsi protein hewani terendah bahkan dibandingkan dengan negara miskin lainnya.Dari masalah tersebut Rasyid (2007) memaparkan bahwa upaya pemerintah. Cq. Dirjen Peternakan telah mencanangkan swasembada daging sapi tahun 2010, dengan predeksi sebesar 90 95 % kebutuhan dipasok dalam negeri dan 5 10 % impor dari luar negeri. Untuk mendukung program tersebut diperlukan talaksana pemeliharaan sapi potong melalui inovasi teknologi perkandangan.Kandang secara umum memiliki dua tipe, yaitu kandang individu dan kandang koloni (Abidin, 2002). Sarwono dan Arianto (2002) kandang individu adalah kandang yang terdiri dari satu ruangan atau bangunan dan hanya digunakan untuk memelihara satu ekor ternak setiap ruangnya. Kandang koloni adalah kandang yang terdiri dari satu ruangan atau bangunan tetapi digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak.Setiap usaha penggemukan sapi potong yang akan didirikan harus merencanakan jumlah kadang yang akan di bangun sesuai dengan jumlah dan jenis sapi yang akan di pelihara. Kandang yang di bangun harus kuat dan memenuhi syarat kesehatan, mudah dibersikan, mempunyai drainase yang baik, siklus udara yang bebas dan di lengkapi tempat makan dan minum sapi, serta bak desinfektan (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007). Pembangunan kandang harus memberikan kemudahan perawatan sapi, mencegah sapi supaya tidak berkeliaran dan menjaga kebersihan lingkungan (Siregar, 2008).Model kandang sapi yang di terapkan untuk penggemukan biasanya dengan kandang kelompok yang diisi dengan sejumlah sapi dalam satu ruangan dan hal ini dapat di amati bahwa di dalam kandang kelompok biasanya terjadi persaingan pakan, Selain itu dengan kandang kelompok, pada ternak kurang terlindung dan sering terjadi pertikaian antar ternak yang bisa menyebabkan ternak luka-luka. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan pengembangan kandang battery untuk mengoptimalkan hasil ternak.

1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dalam kegiatan penyuluhan ini antara lain :1. Bagaimana manajemen perkandangan yang cocok untuk peternakan sapi potong di desa selorejo kecamatan dau kabupaten malang?2. Bagaiman memaksimalkan pendapatan masyarakat dari usaha peternakan sapi potong?3. Jelaskan penerapan model kandang penggemukan sapi potong?

1.3 TujuanKegiatan penyuluhan ini bertujuan antara lain : 1. Untuk mengetahui manajemen perkandangan yang cocok untuk peternakan sapi potong di desa selorejo kecamatan dau kabupaten malang. 2. Dapat memaksimalkan pendapatan masyarakat dari usaha peternakan sapi potong.4. Mengetahui tentang penerapan model kandang penggemukan sapi potong.

1.4 ManfaatAdapun manfaat dari kegiatan penyuluhan tentang model kandang battery ini diharapkan dapat membantu masyarakat Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang dalam pemeliharaan sapi potong dalam meningkatkan produksi daging dengan biaya pemeliharaan yang lebih efektif, sehingga masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan yang akan di peroleh. Adapun manfaat bagi mahasiswa, mahasiswa dapat mengembangkan sistem kandang yang sesuai untuk ternak sapi potong.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Kegiatan PenyuluhanKabupaten Malang merupakan daerah yang dikelilingi beberapa gunung seperti Arjuno, Panderman, Gunung Kawi disebelah barat berbatasan dengan Gunung Bromo dan Tengger serta Gunung Semeru disebelah timur, serta Pegunungan Kapur selatan yang penuh dengan galian tambang dari tambang mamer, Emas, pasir besi, kaolin dan lain lain. Selain itu Kabupaten Malang dengan keadaan geografisnya yang dikelilingi beberapa gunung sebagaimana tersebut diatas sudah barang tentu memiliki obyek wisata alam yang cukup potensial khususnya sebelah selatan Kabupaten Malang dengan keberadaan perkebunan jeruk yang sampai hari ini Kabupaten Malang belum memanfaatkan potensi tersebut secara maksimal. Hal ini didukung dengan keberadaan Desa Selorejo Kecamatan Dau sebagai desa penghasil pertanian. Selain itu masyarakat juga memiliki beberapa ternak sebagai hewan peliharaan. Ternak yang biasa dipelihara yaitu sapi potong, akan tetapi dalam manjemen pemiliharaannya, terutama perkandangannya masih belum maksimal. Sehingga hasilnya pun belum maksimal. Oleh karena itu perlu diselenggarakan suatu upaya penyuluhan tentang model pengembangan kandang battery untuk sapi potong.

2.2 Gambaran Umum Masyarakat SasaranBerdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun, jumlah penduduk kecamatan dau pada tahun 2010 tercatat sebesar 58.717 jiwa dengan tingkat kepadatan 1.394 orang/km2. komposisi penduduk menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa 50,58 persen adalah penduduk laki-laki dan 49,42 persen adalah penduduk perempuan dengan angka sex ratio sebesar 102,35 persen. Sebagian besar penduduk kecamatan dau berpenghasilan utama di bidang pertanian (pertanian, peternakan, perikanan dan buruh tani). mengacu data di kecamatan dau tercatat sekitar 18.001 orang menggantungkan dirinya pada sektor pertanian, berikutnya karyawan (pns, abri) sekitar 5.570 orang, perdagangan sekitar 3.339 orang, konstruksi sekitar 2.935 orang, jasa-jasa sekitar 1.915 orang, dan sekitar 2.028 orang bergerak dalam bidang lainnya. Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang (2012), populasi ternak sapi potong di Kecamatan Dau mencapai 5.703 ekor.Masyarakat Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang kebanyakan bekerja di bidang petanian, terutaman perkebunan jeruk. Dan selain itu, petani juga mendapatkan penghasilannya dari pemeliharaan penggemukan sapi potong yang dilakukan selama 1 tahun, sehingga pendapatan petani dapat meningkat. Namun yang menjadi kendala adalah petani menempatkan ternaknya di kandang seadanya. Tempat penampungan kotoran juga masih belum dimanajemen dengan baik, sehingga produksi yang dihasilkan tidak dapat maksimal karena keadaan lingkungan ternak yang kurang mendukung. Sehingga perlu diselenggarakannya penyuluhan mengenai model pengembangan kandang battery untuk sapi potong agar manajemen perkandangan dapat berjalan dengan baik dan produksi yang dihasilkan dalam usaha penggemukan sapi selama 1 tahun dapat menghasilkan produksi yang maksimal.

2.3 Model Kandang Battery.Model kandang tipe battery dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan penggemukan sapi. Dimana kandang tipe battery memperhatikan konstruksi kandang yaitu dengan memberi sekat/ membatasi ruang gerak sapi, menyediakan tempat khusus untuk pakan dan air, sirkulasi udara, sistem atap dan sanitasi pembuangan kotoran yang baik. Sehingga peternak dapat mudah dalam melakukan pengontrolan ternak dan dapat meminimisasi terjadinya gangguan seperti kekurangan pakan, air, dan terjangkit penyakit.Kandang individu atau kandang tunggal, merupakan model kandang satu ternak satu kandang. Pada bagian depan ternak merupakan tempat palungan (tempat pakan dan air minum), sedangkan bagian belakang adalah selokan pembuangan kotoran. Sekat pemisah pada kandang tipe ini lebih diutamakan pada bagian depan ternak mulai palungan sampai bagian badan ternak atau mulai palungan sampai batas pinggul ternak Tinggi sekat pemisah sekat sekitar 1 m atau setinggi badan sapi. Sapi di kandang individu diikat dengan tali tampar pada lantai depan guna menghindari perkelahian sesamanya Luas kandang individu disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi yaitu sekitar panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter (Sansoucy. 1981). Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkanpakandan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh daripakandigunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak.Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit.

BAB IIIMETODE PENYULUHAN

3.1 Metode PelaksanaanMetode pelaksanaan dalam kegiatan penyuluhan ini melalui beberapa tahap sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan penyuluh melakukan survey ke tempat lokasi , selanjutnya membuat surat perizinan pada masyarakat sasaran untuk melakukan program penyuluhan dan melakukan pendataan melalui pendekatan sosial.2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksaan kegiatan penyuluhan setelah di peroleh izin dari pihak terkait, dan di peroleh calon peserta maka, di lakukan musyawarah dengan ketua kelompok ternak, tokoh masyarakat, pengurus untuk melakukan perencanan susunan acara yang akan di laksanakan dan memutuskan kesepakan waktu untuk melakukan penyuluhan.Penyuluhan ini dilakukan dengan menjelaskan model pengembangan kandang batteray untuk penggemukan sapi potong kepada masyarakat sasaran.3. Tahap EvaluasiPada tahap ini penyusun akan melakukan review kembali kekurangan dan hal yang perlu di tambah.4. Tahap Penulisan LaporanTahap ini penyuluh akan membuat laporan hasil kerja selama masa penyuluhan, yang melaporkan apa saja perubahan dan keberhasilan yang terjadi ke dalam bentuk tulisan yang sistematis. 3.2 Gambaran TeknologiAdapun gambaran kandang battery yang di gunakan untuk penggemukan sapi potong sebagai berikut :

A. model kandang battery tampak depan

B. Model kandang battery tampak samping

C. Model kandang battery tampak atas

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kandang tipe battery ini adalah sebagai berikut.1. Alat: Skrop, Sendok semen, Pacul, Gergaji, Golok, Timba.2. Bahan: Bambu ukuran 10 m, paku payung, paku beton, kawat ikat, asbes ukuran 3m, asbes ukuran 1,2, semen 20 sak, Pasir 2 truk, paralon, pipa T, pipa L, oli bekas.Adapun teknik pembuatan kandang battery adalah sebagai berikut.1. Disiapkan alat dan bahan 2. Direndam bambu dalam air selama 3 minggu, ditiriskan dan di keringkan, dilapisi oli bekas kemudian di keringkan.3. Dibangun kerangka kandang, bangunan kandang dan atap kandang. Atap kandang menggunakan tipe geble.4. Dibuat lantai kandang dengan adonan semen, dan air. Kemiringan lantai 4o dengan tekstur dibuat kasar agar ternak tidak tergelincir.5. Dibuat sekat antar sapi, dibuat palungan makan dan minum. 6. Kandang siap di tempati ternak.Ukuran kandang induk dalam penggemukan sapi dengan model kandang battery dengan panjang x lebar x tinggi : 12,5 m x 8 m x 5 m dengan tiang penyangga dari bahan bambu yang telah diproses sebelumnya sebanyak 12 buah. Kontruksi atap yang digunakan adalah tipe geble dengan bahan asbes, dengan harapan sirkulasi udara yang masuk dan keluar kandang cepat berganti. Konstruksi lantai tidak berlorong dengan kemiringan lantai 7o dan terbuat dari bahan cor semen dan pasir yang dibuat kasar agar ternak tidak mudah tergelincir pada saat pembersihan kandang. Sedangkan model konstruksi penempatan ternak dengan kepala ternak menghadap ke luar dan tempat makan dan minum terletak di bagian luar. Dimana 1 kandang induk terdiri dari 20 kandang battery. Satu kandang battery memiliki ukuran 2m x 1,5 m x 2m. Ukuran tempat pakan 1m x 0,5 m x 0,5m tiap kandang battery, sedang tempat minum menggunakan gentong air dengan diameter 25cm dengan ketianggian sekat antara ternak dengan ketinggian 2 m dan panjang 2 m. Dengan biaya total pembangunan kandang Rp. 12.080.000,00

3.3 Media PenyuluhanMedia yang mendukung dalam kegiatan penyuluhan ini antara lain :1. Audio VisualMenyapaikan informasi pada peternak sasaran yakni dengan menggunakan slide presentasi sehingga di harapkan peternak sasaran dapat lebih mudah memahami dan menerapkan beberapa hal yang di sampaikann oleh penyuluh.2. Benda Tiruan/ maketDi buat miniature kandang batteray sesuai dengan bentuk aslinya.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., 2002. Penggemukan Sapi Potong. Agromedia Pustaka. Jakarta. Hal 9 & 53.Direktorat Jendral Peternakan. 2007. Pedoman Budidaya Ternak Sapi Potong Yang Baik. Direktorat Peternakan. Jakarta. Hal 10.Murtidjo, B.A., 1993. Beternak Sapi Potong, Kanisius. Yogyakarta. Hal 28, 34 & 96.Prasetya, Angga. 2005. Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong pada Peternakan Rakyat di Sekitar Kebun Percobaan Rambat BPTP Sumatera Barat. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.Rasyid, A. & Hartati. 2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Pedaging. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Dinas Pertanian, JakartaSarwono, B dan H. B. Arianto., 2002. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 29, 32 & 83.Siregar, S.B., 2008. Penggemukan Sapi. Cetakan ke 16. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 74 77, 109.

2