Makalah penyakit jamur 3

8
BAB I PENDAHULUAN PENYAKIT AKIBAT JAMUR a. Keputihan Keputihan Patologis, merupakan keputihan yang tidak normal yang terjadi karena infeksi pada vagina, adanya benda asing pada vagina atau karena keganasan. Infeksi bisa sebagai akibat dari virus, bakteri, jamur, dan parasit bersel satu Trichomonas vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh iritasi karena berbagai sebab seperti iritasi akibat bahan pembersih vagina, iritasi saat berhubungan seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi. Infeksi virus, bakteri, dan parasit bersel satu umumnya didapatkan saat melakukan aktivitas seksual. Keputihan ini berupa cairan berwarna kekuningan hingga kehijauan, jumlahnya banyak bahkan bisa sampai keluar dari celana dalam, kental, lengket, berbau tidak sedap atau busuk, terasa sangat gatal atau panas, dan menimbulkan luka di daerah mulut vagina. Keputihan jenis ini harus diwaspadai mengingat dapat menjadi salah satu indikasi gejala adanya kanker leher

Transcript of Makalah penyakit jamur 3

Page 1: Makalah penyakit jamur 3

BAB I

PENDAHULUAN

PENYAKIT AKIBAT JAMUR

a.      Keputihan

Keputihan Patologis, merupakan keputihan yang tidak normal yang terjadi karena

infeksi pada vagina, adanya benda asing pada vagina atau karena keganasan. Infeksi bisa

sebagai akibat dari virus, bakteri, jamur, dan parasit bersel satu Trichomonas vaginalis. Dapat

pula disebabkan oleh iritasi karena berbagai sebab seperti iritasi akibat bahan pembersih

vagina, iritasi saat berhubungan seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi. Infeksi

virus, bakteri, dan parasit bersel satu umumnya didapatkan saat melakukan aktivitas seksual.

Keputihan ini berupa cairan berwarna kekuningan hingga kehijauan, jumlahnya

banyak bahkan bisa sampai keluar dari celana dalam, kental, lengket, berbau tidak sedap atau

busuk, terasa sangat gatal atau panas, dan menimbulkan luka di daerah mulut vagina.

Keputihan jenis ini harus diwaspadai mengingat dapat menjadi salah satu indikasi gejala

adanya kanker leher rahim. Oleh karena itu, keputihan patologis harus dicari penyebabnya

dan diobati secara adekuat sejak dini.

b.      Panu dan Kudis

Panu dan Kudis disebabkan oleh jamur mikroskopis. Jamur bertahan dengan hidup dari sel-

sel kulit mati kita. Sebagian besar waktu, organisme ini tidak berbahaya. Tapi jamur bisa

menjadi masalah ketika mereka berkembang biak dengan cepat.

c.       Penyakit histoplasmosis

Penyebab dari histoplasmosis adalah terpaparnya seseorang oleh jamur yang diberi

nama Histoplasma capsulatum. Jamur ini terutama sering berada pada kandang ayam dan

Page 2: Makalah penyakit jamur 3

merpati, lumbung tua, taman dan gua yang merupakan tanah basah yang kaya bahan organik,

terutama kotoran dari burung dan kelelawar.

Suhu tubuh burung yang terlalu tinggi, menyebabkan burung tidak dapat terinfeksi

dengan histoplasmosis, namun burung dapat membawa H. capsulatum di bulu mereka. Selain

itu, kotoran burung dapat mendukung pertumbuhan jamur. Kelelawar memiliki suhu tubuh

lebih rendah dan dapat terinfeksi, namun seseorang tidak dapat terjangkit penyakit ini dari

kelelawar atau dari orang lain.

d.      Viginitas

Penyakit Vagina yang disebabbkan oleh jamur dan bakteri. Jenis bakteri penyebab penyakit

ini adalah bakteri Clhamydia dan Gonorrhea. Walaupun jenis bakteri ini kurang berbahaya,

namun bakteri ini dapat menetap menimbulkan penyakit.

e.       Kutu Kelamin

Penyakit yang seperti kutu di rambut kepala yang berwarna kelabu dan kecoklatan. Memiliki

ukuran tubuh sekitar satu per delapan inci yang tinggal diantara rambut-rambut kemaluan.

f.       Kutu kelamin dibawah kulit Kelamin

Kutu ini lebih kecil disbanding kutu kelamin, dan kutu ini sangat berbahaya hingga akan

membuat saran dibawah kulit kelamin yang akan menyebabkan gatal-gatal dan akan

membuat luka disekitarnya.

Banyak sekali hal – hal yang dapat menyebabkan keputihan patologis, tapi umumnya

disebabkan oleh infeksi saluran reproduksi. Infeksi tersebut dapat berasal dari:

a.      Jamur Candida atau Monilia

Keputihan akibat jamur ini akan berwarna putih susu, kental, berbau agak keras, disertai rasa

gatal yang dominan pada vagina. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan meradang.

Keputihan ini biasanya dipicu oleh kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB,

dan rendahnya daya tahan tubuh. Bayi yang baru lahir juga bisa tertular keputihan akibat

Page 3: Makalah penyakit jamur 3

jamur Candida ini karena tanpa sengaja tertelan cairan ibunya yang adalah penderita saat

persalinan.

b.      Parasit Trichomonas Vaginalis

Ditularkan terutama lewat hubungan seks sehingga termasuk salah satu dalam Penyakit

Menular Seksual (PMS), namun selain hal itu juga dapat lewat perlengkapan mandi, atau

bibir kloset yang telah terkontaminasi. Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna

kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena parasit ini tidak menyebabkan

gatal, tapi nyeri bila liang vagina ditekan.

c.       Bakteri Gardnella

Sebagian besar wanita yang mengalami infeksi vagina bakterial tanpa gejala – gejala berarti

disebabkan oleh bakteri ini. Keputihan biasanya encer, berwarna putih keabu-abuan, berair,

berbuih, dan berbau amis (fishy odor). Bau akan lebih menusuk setelah melakukan hubungan

seksual dan menyebabkan darah menstruasi berbau tidak enak. Jika ditemukan iritasi daerah

vagina seperti gatal biasanya bersifat lebih ringan daripada keputihan yang disebabkan oleh

Candida albicans atau Trichomonas vaginalis.

d.      Blastomikosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cendawan dimorfik

Blastomyces dermatitidis. Cendawan B. dermatitidis banyak ditemukan di tanah yang

mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran hewan. Ketika konidia (salah satu bagian

tubuh) dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi perubahan bentuk dari

miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia tidak sempat menghasilkan respon imun

terhadap perubahan tersebut. Agen penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan aliran

darah. Gejala penyakit ini sangat bervariasi karena banyak sistem organ yang berperan dalam

penyebarannya. Namun, beberapa gejala yang paling sering diperiksakan adalah gejala yang

berkaitan dengan manifestasi pulmonari, lesi pada kulit yang tidak sembuh, lesi tulang yang

seringkali tanpa rasa sakit, dan gejala yang berkaitan dengan sistem genitouorinari

Page 4: Makalah penyakit jamur 3

(urogenital). Uji keberadaan infeksi dalam tubuh dapat dilakukan dengan biopsi jaringan

tubuh untuk mengkultur dan melihat histopatologinya, mengambil sampel dari sekresi

(pembuangan) sisa kotoran tubuh dan jaringan.

e.       Kandidiasis

adalah infeksi spesies Candida, dengan Candida albicans sebagai penyebab yang paling

banyak ditemui.

f.       Kriptokokosis adalah infeksi yang diterima oleh pernapasan pada tanah yang terkontaminasi

oleh fungi Cryptococcus neoformans. Kriptokokosis adalah infeksi oportunistik yang terjadi

untuk AIDS. Penyakit ini didistribusikan ke seluruh dunia. Jumlah kriptokokosis meningkat

selama 20 tahun terakhir untuk banyak alasan, termasuk meningkatnya insiden AIDS.

g.      Panau atau Pitriyasis versikolor merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh

jamur. Penyakit panau ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada

saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung kepada

warna kulit penderita. Jamur yang menyebabkan panau adalah Candida Albicans. Panau

paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa

ditemukan pada penderita berumur yang lebih tua atau lebih muda. Penyakit ini biasanya

menyerang kulit di daerah yang menghasilkan banyak keringat. Biasanya panau terdapat pada

bagian atas dada, lengan, leher, perut, kaki, ketiak, lipatan paha, muka dan kepala. Panau

terutama ditemukan di daerah yang lembap dan dilindungi pakaian.

h.      Pneumonia pneumocystis (PCP) adalah bentuk pneumonia yang disebabkan oleh fungi

Pneumocystis jirovecii. Agen yang menyebabkan pneumonia ini dideskripsikan sebagai

protozoa dan disebut P. jiroveci.[1][2] Nama tersebut didiskusikan dan hasilnya, pneumonia

pneumosistis juga diketahui sebagai pneumonia pneumosistis jiroveci dan sebagai

pneumonia pneumosistis carinii, yang juga dijelaskan.

Page 5: Makalah penyakit jamur 3

Sumber : 1.      Robert H. Gates (2003). Infectious disease secrets. Hanley & Belfus. ISBN 978-1-56053-

543-0.Page.194-195

2.      Buku Kantong Biologi SMA, Oleh Nuri Handayani, S.Si

3.      http://sudiantoaditya.blogspot.com/2012/01/kenali-infeksi-keputihan-patologis.html

4.      http://sudiantoaditya.blogspot.com/2012/01/9-penyakit-akibat-virus.html

5.      Frank J. Domino (2006). The 5-Minute Clinical Consult. Lippincott Williams & Wilkins.

ISBN 978-0-7817-6334-9.Page.160-161

6.      Redhead SA, Cushion MT, Frenkel JK, Stringer JR (2006). "Pneumocystis and Trypanosoma

cruzi: nomenclature and typifications". J Eukaryot Microbiol 53 (1): 2–11. PMID 16441572.

7.      Cushion MT . (1998). Chapter 34. Pneumocystis carinii. In: Collier, L., Balows, A. &

Sussman, M. (ed.), Topley and Wilson's Microbiology and Microbial Infections 9th ed.

Arnold and Oxford Press, New York.. pp. 645–683.

8.      Cushion MT (2004). "Pneumocystis: unraveling the cloak of obscurity". Trends Microbiol 12

(5): 243–249.

9.      Hatta M (Maret 2002). "Detection of IgM to Leptospira Agent with ELISA ang

Leptodipstick Method". Jurnal Kedokteran dan Kesehatan FK Universitas Tarumanegara

10.  Bovet P (1999). "Factor Assosiated with Clinical Leptospirosis, A Population Based Control

Study in Seychelles". American Journal Tropical Medicine and Hygiene