Pp Penatalaksanaan Penyakit Paru Jamur
-
Upload
rizana-melati -
Category
Documents
-
view
40 -
download
5
description
Transcript of Pp Penatalaksanaan Penyakit Paru Jamur
PENATALAKSANAAN PENYAKIT JAMUR PARU
Oleh : Fesy Miranti07310097
Pembimbing : dr.Sianturi Sp.P
Definisi
Penyakit paru jamur atau Mikosis paru adalah gangguan paru yang disebabkan oleh infeksi/ kolonisasi jamur terhadap jamur.
Secara umum mikosis paru terjadi pada dua keadaan yaitu menyertai kelainan paru kronik yang sudah
ada keadaan imunokompromis
Faktor Predisposisi
•penggunaan jangka panjang antibiotika berspektrum luas, •Pengunaan jangka panjang kortikosteroid •alat-alat kesehatan invasif (ventilator mekanik, kateter vena sentral, dll)•obat-obat sitostatika •Penyakit kronik •Keganasan •Transplantasi organ •Gangguan Sistim imun
Klasifikasi
Pembagian Jamur Secara Umum
• Infeksi Jamur
Superfisial
• Infeksi Jamur
Subkutan
• Infeksi Jamur Systemik
Berdasarkan Keberadaan Jamur
Dalam Tubuh, Mikosis Paru dibagi
Menjadi :
• Yang disebabkan jamur pathogen
• Yang disebabkan jamur oportunis
Penyakit paru karena jamur (mikosis paru) termasuk mikosis sistemik.
Mikosis paru yang paling sering terjadi adalah aspergilosis, kandidosis, kriptokokosis, dan histoplasmosis.
Histoplasmosis Merupakan penyakit yang disebabkan jamur
Histoplasma Capsulatum. Jamur ini hidup dan tumbuh sangat baik pada
suhu 22-29°C dengan kelembaban udara berkisar 67%-87%.
Hidup dalam tanah yang mengandung kotoran burung, ayam, kelelawar
Manusia biasanya terinfeksi dengan cara terhirup spora H. Capsulatum
Tidak ditularkan dari manusia ke manusia lainnya maupun dari hewan ke manusia atau sebaliknya
Masa inkubasi sekitar 14 hari.
Histoplasmosis
Asimtomatik
• Terjadi pada daerah endemik
• Tidak ada gejala• Test histoplasmin positif
Histoplasmosis paru akut
• Terjadi pada orang yang berkunjung ke daerah endemic
• Bila spora yang terhirup cukup banyak, dapat menimbulkan sesak napas, sianosis, sakit dada, ruam, eritema multiforme, dan sakit pleura
Histoplasmosis Paru Kronik
• Dijumpai pada orang dengan riwayat penyakit paru kronik, misalnya TB paru
• Foto toraks menunjukkan gambaran kaverne pada kedua lobus atas paru
Histoplasmosis Diseminata
• Timbul pada pasien yang disertai dengan gangguan imun
• Secara klinis sering didapati demam tinggi yang tidak spesifik, hepatosplenomegali, limfadenopati, pansitopenia
• Terdapat lesi di mukosa dapat terjadi berupa lesi ulseratif di mulut, lidah, dan orofaring.
KriptokokosisPenyakit ini disebabkan oleh ragi Cryptococcus neoformans
Infeksi jamur ini terjadi melalui alat pernapasan
Infeksi primer di paru jarang menimbulkan gejala klinis
Gejala yang timbul batuk, nyeri dada, pleuritis, demam, dan sesak napasJamur ini memiliki tropisme ke sistem saraf pusat, sehingga meningitis kriptokokus merupakan bentuk ekstraparu yang sering pada penyakit ini.
Aspergilosis
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Aspergillus, terutama spesies A. fumigatus.
Jamur ini banyak berhamburan di udara sehingga gampang dihirup melalui saluran napas.
A. fumigatus dapat menimbulkan berbagai manifestasi, yaitu:A. Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis (ABPA)B. AspergilomaC. Aspergillosis InvasifD. Aspergillosis Kronik Nekrotizing
Allergic Broncho pulmonary Aspergillosis (ABPA)
ABPA merupakan manifestasi aspergillosis yang sering muncul
Penyakit ini timbul akibat respons berlebihan imunoglobulin E (IgE) dan IgG terhadap pertumbuhan intrabronkial jamur
Manifestasi klinis ABPA sangat bervariasi, berupa badan tidak enak, demam, sesak, sakit dada, wheezing, dahak purulent dan batuk darah
Aspergiloma
Aspergiloma terjadi pada pasien yang sudah mempunyai kelainan anatomis paru, misal ada kavitas karena TB paru, bronkiektasis, abses paru
hemoptysis (batuk darah) merupakan gejala utama, dapat dijumpai gejala penyakit dasarnya.
Secara radiologis, tampak kelompok hifa dan spora jamur memberikan bayangan radio opak, sedangkan rongga kavitas radiolusen, sering disebut fungus ball
Gambaran fungus ball pada Aspergiloma
Aspergillosis Invasif
Aspergillosis pneumonia merupakan penyakit infeksi jamur paru yang banyak dijumpai pada pasien penderita dengan gangguanimun dan netropenia
jamur juga menyerbu pembuluh darah yang dapat menimbulkan abses di otak, hati, kulit, dll
Karena yang diserang pembuluh darah, bisa menyebabkan hemoptisis ringan atau perdarahan paru yang fatal
Pemeriksaan radiologi berupa hight resolution Ct scan memberikan gambaran nodul kecil di dasar pleura dengan “halo sign” yaitu area yang atenuasinya lemah mengelilingi lesi noduler.
Aspergillosis Kronik Nekrotizing
Penyakit ini merupakan bentuk antara aspergiloma dan aspergillosis invasif.
Jamur tumbuh dan berkembang dalam rongga udara yang tidak normal pada paru yang juga tidak normal.
Gejala yang timbul berupa sesak napas, batuk kronik, berdahak, berat badan menurun, keringat malam, demam, dan batuk darah intermitten.
Kandidosis
disebabkan oleh jamur spesies Candida, terutama C. Albicans• Jamur hidup sebagai saprofit di saluran napas,
misalnya pada penyakit paru kronik• Demam dengan pernafasan dan nadi yang cepat serta
keluhan batuk-batuk, hemoptoe, sesak dan nyeri dadaKandida dapat hidup sebagai organisme komensal di mulut, saluran cerna dan vagina, tapi pada keadaan tertentu dapat menjadi pathogen dan menyebabkan kandidosis
Manifestasi klinis kandidosis paru bisa berupa:
Secara radiologis bisa dijumpai bercak-bercak segmental atau ada juga berupa gambaran abses
Diagnosis
•Anamnesis dan pemeriksaan fisis yang
cermat merupakan langkah penting dalam
prosedur diagnosis mikosis paru.
•Langkah tersebut harus diikuti
pemeriksaan penunjang yang tepat,
meliputi : pemeriksaan laboratorium rutin,
radiologi dan mikologi.
Keluhan demam, batuk, sesak, perlu diwaspadai sebagai gejala mikosis paru pada pasien dengan
keadaan sebagai berikut :
1. Pasien yang memiliki kondisi imunosupresi (neutropenia berat, keganasan darah, transplantasi organ atau kemoterapi)
2. Penggunaan jangka panjang alat-alat kesehatan invasif3. Pasien dengan kondisi imunokompromis akibat
penggunaan jangka panjang antibiotika berspektrum luas, kortikosteroid dan obat imunosupresi
4. Penyakit kronik seperti keganasan rongga toraks, PPOK, bronkiektasis, luluh paru, sirosis hati, insufisiensi renal, diabetes
5. Gambaran infiltrat di paru dengan demam yang tidak membaik setelah pemberian antibiotika adekuat dengan atau tanpa adenopati
6. Pasien dengan manifestasi mikosis kulit berupa lesi eritema nodosum pada ekstremitas bawah terutama di daerah endemik jamur tertentu
7. Pasien terpajan atau setelah bepergian ke daerah endemik jamur tertentu
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, mikosis paru sulit dibedakan dengan penyakit paru lainnya, tergantung pada kelainan anatomi yang terjadi pada paru
Radiologi•Gambaran foto toraks pada sebagian
besar mikosis paru tidak menunjukkan
ciri khas, dapat ditemukan infiltrat
interstisial, konsolidasi, nodul multipel,
kavitas, efusi pleura.
•Gambaran yang khas dapat terlihat
pada aspergiloma, yaitu fungus ball di
dalam kavitas pada pemeriksaan foto
toraks
Pemeriksaan Laboratorium Mikologi
Merupakan prosedur diagnosis mikosis paru yang sangat penting
Spesimen dapat diambil dari sputum, bilasan bronkus, kurasan bronkoalveolar (BAL), jaringan biopsi, darah, cairan pelura, pus,dll
Spesimen harus diletakkan dalam wadah steril yang tertutup rapat, tanpa bahan pengawet dan di label dengan baik
Selanjutnya spesimen dikirim ke laboratorium dalam waktu paling lama dua jam setelah prosedur pengambilan
Metode laboratorium untuk mendiagnosis mikosis paru dilakukan melalui tiga pendekatan penting, yaitu: Pemeriksaan mikroskopik Isolasi ,Identifikasi jamur pada biakan Serologis
Dalam penegakan mikosis sistemik dikenal beberapa istilah yang
menentukan derajat diagnostik, yaitu: proven, probable, possible.
• Ditemukan faktor pejamu dan
gambaran klinis
• Hasil pemeriksaan mikologi
positif
KRITERIA DIAGNOSIS
PROVEN
• Paling sedikit terdapat satu kriteria faktor pejamu dan
• Satu kriteria klinis mayor atau dua kriteria klinis minor pada lokasi lesi abnormal yang sesuai dengan kondisi infeksi secara klinis atau radiologi dan
• Satu kriteria mikologi
KRITERIA DIAGNOSIS PROBABLE
• Paling sedikit terdapat satu kriteria faktor pejamu dan
• Satu kriteria klinis mayor atau dua kriteria klinis minor dan lokasi lesi abnormal yang sesuai dengan kondisi infeksi secara klinis atau radiologi.
• Tanpa kriteria mikologi atau hasil pemeriksaan mikologi negatif
KRITERIA DIAGNOSIS POSSIBEL
Kriteria faktor pejamu, gambaran klinis dan hasil pemeriksaan
mikologi
Kriteria Deskripsi
Faktor pejamu Neutropenia (neutrofil <500/mm3 selama >10 hari)
Menerima transplantasi sumsum tulang alogenik
Menerima terapi kortikosteroid jangka panjang dengan rerata
dosis minimal setara prednison 0,3 mg/kg/hari selama >3
minggu
Menerima terapi imunosupresan sel-T.
Mengalami imunodefisiensi berat
Gambaran klinis Mayor
Terdapat salah satu dari tiga kondisi berikut pada CT-scan: lesi padat
dengan atau tanpa halo sign, air-crescent sign
Minor
Gejala infeksi saluran napas bawah (misalnya batuk, nyeri dada, sesak
napas, hemoptisis)
Gambaran infiltrat baru yang tidak sesuai kriteria mayor
Hasil mikologi Pemeriksaan Langsung
Ditemukan elemen jamur dari spesimen sputum BAL, bilasan bronkus,
aspirat sinus
Pertumbuhan jamur dalam medium biakan
Pemeriksaan tidak langsung
Aspergilosis: antigen galaktomanan terdeteksi dalam plasma,
serum, BAL atau LSS
Penyakit jamur invasif selain kriptokokus dan zigomikosis: beta-
glucan terdeteksi dalam serum
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ini terdiri atas medikamentosa dan bedah.
Terapi medikamentosa dilakukan dengan memberikan obat anti jamur (OAJ), yang terdiri atas beberapa golongan obat: Golongan Polien Golongan allynamines Golongan flusitosin Golongan azol dan Golongan ekinokandin
Obat anti jamur dapat diberikan sebagai: Terapi profilaksis, empiris, pre-emptive , dan definitif.
• Pemberian OAJ kepada pasien dengan faktor risiko, tanpa tanda infeksi, dengan tujuan mencegah timbulnya infeksi jamur.
• Terapi profilaksis biasanya diberikan pada awal periode risiko tinggi terkena infeksi
TERAPI PROFILAKS
IS• Pemberian OAJ kepada pasien
dengan faktor risiko, disertai tanda infeksi (misalnya persisiten dengan neutropenia biasanya selama 4-7 hari) yang etiologinya belum diketahui dan tidak membaik setelah terapi antibiotika adekuat selama 3-7 hari.
• Terapi empirik diberikan kepada pasien dengan diagnosis possible.
TERAPI EMPIRIK
• Pemberian OAJ kepada pasien dengan faktor risiko, disertai gejala klinis, dan hasil pemeriksaan radiologi dan atau laboratorium yang mencurigakan infeksi jamur.
• Terapi pre-emptive diberikan kepada pasien dengan diagnosis probable
TERAPI PRE-EMPTIVE
• Pemberian OAJ kepada pasien yang terbukti (proven) mengalami infeksi jamur sistemik
TERAPI DEFINITIF
Golongan Poilen
Golongan polien termasuk amfoterisin-B (AmB), nistatin dan natamisin.
Cara kerjanya adalah merusak membran sel jamur dengan cara berikatan dengan ergosterol (komponen penting dinding sel), sehinga permeabilitas selular meningkat dan terjadi kebocoran isi sel yang berakibat kematian jamur (efek fungisidal).
Saat ini golongan polien yang tersedia di Indonesia adalah amfoterisin-B deoksikolat (fungizone) dan nistatin.
Flusitosin
Cara kerjanya dengan mengganggu sintesis asam nukleat.
Mudah mengalami resistensi. Absorpsi oral baik, disekresi dalam urin. Obat ini terdistribusi baik dalam SSP dan dapat
dikombinasikan dengan amfoterisin-B untuk infeksi jamur sistemik.
Efek samping meliputi neutropenia, trombositopenia. Perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkiman terjadinya gangguan fungsi ginjal.
Obat ini tidak tersedia di Indonesia.
Golongan Azol
Golongan azol diklasifikasikan menjadi dua kelas berbeda:
Tmidazol (misalnya klotrimazol, mikonazol dan ketokonazol)
Triazol (flukonazol, itrakonazol, vorikonazol dan posakonazol)
Cara kerja obat golongan azol adalah dengan mengganggu sintesis ergosterol, suatu komponen penting dalam membran sel jamur
Efek samping : gangguan gastrointestinal (mual, muntah, diare), hepatotoksisitas
Golongan Ekinokandin
Ekinokandin merupakan antijamur golongan baru yaitu kospofungin, mikafungin,anidulanfungin.
Hanya tersedia dalam sediaan intravena Cara kerjanya melalui penghambatan sintesis
enzim 1,2-beta-D dan 1,6-beta-D-glucan synthase.
Enzim itu penting dalam produksi glukan (komponen penting dinding sel jamur) yang mengakibatkan ketidakstabilan osmotik sehingga sel jamur tidak dapat mempertahankan bentuknya dan berujung pada kematian jamur
kesimpulan
Mikosis paru adalah gangguan paru yang disebabkan oleh infeksi/kolonisasi jamur atau reaksi hipersensitif terhadap jamur.
Faktor risiko terjadinya mikosis paru antara lain disebabkan oleh penggunaan jangka panjang antibiotika berspektrum luas, kortikosteroid, alat-alat kesehatan invasif (ventilator mekanik, kateter vena sentral, dll), obat-obat sitostatika, penyakit kronik, keganasan, transplantasi organ, maupun gangguan sistem imun lain
Diagnosis mikosis paru masih menjadi tantangan sampai saat ini. Anamnesis dan pemeriksaan fisis yang cermat merupakan langkah penting dalam prosedur diagnosis mikosis paru. Langkah tersebut harus diikuti pemeriksaan penunjang yang tepat
Penatalaksanaan ini terdiri atas medikamentosa dan bedah. Terapi medikamentosa dilakukan dengan memberikan obat anti jamur (OAJ), yang terdiri atas beberapa golongan obat: polien, flusitosin, azol dan ekinokandin, Pembedahan merupakan terapi definitif aspergiloma