MAKALAH PENGEMBANGAN KTSP

41
MAKALAH DPKBS “PENGEMBANGAN DOKUMEN KTSP” Disusun oleh KELOMPOK I NOVIANTI BUDI KADARSIH (1114040189) RIZKY WILDAYANI (1114040201) ARDINIYANTI (1114040187) UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

description

Makalah Pengembangan kurikulum (KTSP)

Transcript of MAKALAH PENGEMBANGAN KTSP

MAKALAH DPKBS

“PENGEMBANGAN DOKUMEN KTSP”

Disusun oleh

KELOMPOK I

NOVIANTI BUDI KADARSIH (1114040189)

RIZKY WILDAYANI (1114040201)

ARDINIYANTI (1114040187)

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSARFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

TAHUN AKADEMIK 2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,

berkah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Pengembangan Dokumen KTSP”.

Makalah ini disusun guna memberikan informasi mengenai cara

pengembangan dokumen satu dan dokumen dua KTSP serta untuk memenuhi tugas

dari dosen mata kuliah Desain dan Pengembangan Kurikulum Biologi Sekolah

(DPKBS).

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa

artikel dan tulisan yang telah penulis jadikan referensi guna penyusunan makalah ini,

semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu

terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik. Penulis berharap, semoga

informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan

bagi para pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak

kekurangan dan kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran yang membantu guna

penyempurnaan makalah ini.

Makassar, 12 Desember 2012

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya, yakni kurikulum

sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implementasi. Kurikulum sebagai

dokumen melahirkan bentuk kurikulum tertulis, yang kemudian dijadikan

pedoman bagi setiap pengembang kurikulum termasuk guru. Pengembangan

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), sebagai kurikulum operasional

bersumber dari kurikulum potensial, yakni standar isi dan standar kemampuan

kelulusan yang disusun secara nasional oleh pemerintah.

Kurikulum sebagai implementasi adalah realitas dari pelaksanaan

kurikulum operasional dilapangan, yang tidak lain adalah proses pembelajaran

yang dilaksanakan oleh siswa baik didalam maupun diluar kelas.

Struktur KTSP terdiri atas dua dokumen. Dokumen pertama, berisi

tentang acuan pengembangan KTSP memuat latar belakang, tujuan dan prinsip

pengembangstruktur dan muatan kurikuluman, tujuan pendidikan, struktur dan

muatan kurikulum, kalender pendidikan. Dokumen dua, berisi tentang silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran. 

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara pengembangan dokumen satu KTSP?

2. Bagaimana cara pengembangan dokumen dua KTSP?

 

 

BAB IIPEMBAHASAN

KTSP terdiri atas dua dokumen. Dokumen pertama, memuat tentang acuan

pengembangan KTSP memuat latar belakang, tujuan dan prinsip pengembangan,

struktur dan muatan kurikulum, tujuan pendidikan,kalender pendidikan. Dokumen

dua, memuat tentang silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

A. Pengembangan Dokumen Satu KTSP

Sebagaimana telah disebutkan, dokumen satu terdiri atas 4 bab, yakni

pendahuluan, tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta kalender

pendidikan.

1. BAB I Pendahuluan

Pada bab pendahuluan diuraikan mengenai latar belakang, tujuan, dan

prinsip pengembangan KTSP.

a) Latar belakang

Pada latar belakang dikemukakan alasan-alasan perlunya disusun

KTSP untuk sekolah yang meliputi dua alasan, yakni alasan rasional

dan dasar hukum penyusunan KTSP. Alasan rasional berisi untuk

menjawab pertanyaan berkaitan dengan mengapa KTSP perlu disusun,

dipandang dari sudut visi dan misi sekolah, kekhasan sekolah yang

bersangkutan serta harapan-harapan dalam pengimplementasian KTSP.

Adapun alasan yang berhubungan dengan dasar hukum adalah berbagai

ketentuan yang tercantum dalam perundang-undangan seperti Undang-

Undang No 20 tahun 2003, Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 dan

lain sebagainya.

b) Tujuan pengembangan dan fungsi KTSP

Tujuan pengembangan KTSP dirumuskan adalah untuk menjawab

tentang apa kegunaan dan fungsi KTSP untuk setiap orang yang terlibat

dalam proses pendidikan, khususnya untuk guru.

c) Prinsip-prinsip pengembangan KTSP

Prinsip-prinsip pengembangan KTSP disusun dengan mengacu

pada peraturan perundangan dan kebijakan yang telah menjadi pedoman

yang berlaku, khususnya PP Nomor 19 Tahun 2005. yaitu :

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, serta

kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

2) Beragam dan terpadu.

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni.

4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

5) Menyeluruh dan bersinambungan.

6) Belajar sepanjang hayat.

7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

2. BAB II Tujuan pendidikan

a. Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan dirumuskan dengan selalu mengacu pada

Undang-undang no. 20 tahun 2003, pasal 3, yaitu Tujuan Pendidikan

Nasional untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah

umum bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah

kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, ahlak mulia, serta ketrempilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi

bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota

masyarakat yang berahlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan,

kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta

menerapkan ilmu, teknologi dan seni, yang bermanfaat bagi

kemanusiaan.

b. Visi dan Misi sekolah

Visi sekolah adalah sasaran akhir yang terukur dan realistis sesuai

dengan potensi sekolah yang bersangkutan. Visi merupakan sasaran

yang dirumuskan oleh berbagai komponen sekolah yang dapat

dijangkau, sehingga kurikulum yang dikembangkan adalah untuk

mencapai sasaran yang telah dirumuskan. Visi menjawab "apa yang

ingin dicapai oleh sekolah"

Adapun misi sekolah adalah berkenaan sebagi jawaban atas

pertanyaan "upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencapai visi

sekolah". Misi harus dapat menggambarkan kondisi dan suasana yang

dibangun dalam mencapai suatu visi.

Contoh Visi :

1) Mendidik siswa yang dapat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai

agama.

2) Mendidik siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang

tinggi untuk dapat bersaing dan dapat mengikuti jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

3) Mendidik siswa yang memiliki keterampilan sesuai dengan minat

dan bakatnya sebagai bekal untuk hidup dalam masyarakat.

Contoh Misi sekolah

1) Menciptakan dan menumbuhkan kedisiplinan dalam belajar dengan

penuh tanggung jawab.

2) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

3) Dan sebagainya.

3. BAB III Struktur Dan Muatan Kurikulum

a. Mata Pelajaran

1) Kelompok Mata Pelajaran

Mengacu pada PP Nomor 19 TAhun 2005 tentang SNP,

kurikulum untuk pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah mencakup :

a) Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia.

b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

d) Kelompok mata pelajaran estetika dan

e) Kelompok mata pelajara jasmani, olah raga, dan kesehatan

2) Struktur kurikulum

Struktur Kuirkulum merupakan pola dan susunan mata

pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum dituangkan dalam

kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan

beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.

Kompetensi tersebut mencakup standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar

kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan

diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah. Struktur Kurikulum

meliputi:

Struktur kurikulum SD/MI

Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi

pembelajaranyang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan

selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI

 

Struktur kurikulum SMP/MTS

Struktur kurikulum SMP/MTs meliputi substansi

pembelajaran yangditempuh dalam satu jenjang pendidikan

selama tiga tahun mulaiKelas VII sampai dengan Kelas IX

Kelas XI dan XII MA Jurusan Keagamaan

 

Struktur Kurikulum Pedidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan,kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program

kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien

serta mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka

harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang

keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan

teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu

berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta

memiliki kemampuan mengembangkan diri.

Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam

hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah

Aliyah Kejuruan (MAK) diarahkan untuk mencapai tujuan

tersebut. Kurikulum SMK/MAK berisi mata pelajaran

wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan

Pengembangan Diri seperti tertera pada Tabel 8.

Mata pelajaran wajib terdiri atas Pendidikan Agama,

Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA,

IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga,

dan Keterampilan/Kejuruan. Mata pelajaran ini bertujuan

untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam

spektrum manusia kerja.

Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata

pelajaran yang bertujuan untuk menunjang pembentukan

kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan

menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri

khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah

termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat

dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.

Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan

sesuai dengan program keahlian yang diselenggarakan.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran

yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai

dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri

difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau

tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk

kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui

kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan

masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan

pembentukan karier peserta didik. Pengembangan diri bagi

peserta didik SMK/MAK terutama ditujukan untuk

pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.

Struktur kurikulum SMK/MAK meliputi substansi

pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan

selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat

tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas

XIII. Struktur kurikulum SMK/MAK disusun berdasarkan

standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata

pelajaran.

b. Muatan Lokal

Dalam hal muatan lokal terdapat beberapa ketentuan yang harus

dipenuhi antara lain :

1) Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan

kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,

termasuk keunggulan daerah,

2) materi muatan lokal tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata

pelajaran yang ada.

3) Substansi mata pelajaran muatan lokal dapat ditentukan oleh satuan

pendidikan,tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.

4) Bentuk penilaian muatan lokal bersifat kuantitatif (angka)

5) Setiap sekolah dapat melaksanakan lebih dari satu jenis setiap

semester sesuai dengan minat siswa dan karakterstik sekolah.

6) setiap siswa dapat mengikuti lebih dari satu kegiatan muatan lokal

7) pembelajaran muatan lokal dapat dilaksanakan oleh guru mata

pelajaran, atau tenaga ahli dari luar sekolah yang memiliki

kemampuan relevan dengan substansi mulok.

8) setiap guru muatan lokal harus mengembangkan silabus dan rencana

pembelajaran.

c. Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus

diasuh oleh guru. Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di

luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum

sekolah/madrasah.

Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan

watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan

pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan

sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra

kurikuler.Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan

pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan

kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik. Untuk

satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan diri, khususnya

pelayanan konseling ditujukan guna pengembangan kreativitas dan

karir. Untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling

menekankan peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan

khusus peserta didik.

d. Pengaturan Beban Belajar

1) Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan

pendidikan SD/MI/SDLB,SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar

maupun mandiri, SMA/MA/SMALB /SMK/MAKkategori

standar.Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat

digunakan olehSMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar.Beban belajar

dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.

2) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket

dialokasikansebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.

Pengaturan alokasi waktu untuk setiapmata pelajaran yang terdapat

pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajarandapat

dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap.

Satuanpendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam

pembelajaran per minggusecara keseluruhan. Pemanfaatan jam

pembelajaran tambahan mempertimbangkankebutuhan peserta didik

dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untukmata

pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam

struktur kurikulumyang tercantum di dalam Standar Isi.

3) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri

tidak terstruktur dalamsistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%,

SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% danSMA/MA/SMALB/SMK/MAK

0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaranyang

bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut

mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam

mencapai kompetensi.

4) Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah

setara dengan satu jamtatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah

setara dengan satu jam tatap muka.

5) Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan

mandiri tidakterstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK

yang menggunakan sistem SKSmengikuti aturan sebagai berikut.

(1) Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka,

20 menit kegiatanterstruktur dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur.

(2)Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit

tatap muka, 25 menitkegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri

tidak terstruktur

e. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam

suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal

ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuanpendidikan

harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan

mempertimbangkan tingkatkemampuan rata-rata peserta didik serta

kemampuan sumber daya pendukung dalampenyelenggaraan

pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan

kriteriaketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria

ketuntasan idea

f. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran.

Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis

terkait.Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta

didik dinyatakan lulus darisatuan pendidikan pada pendidikan dasar dan

menengah setelah:a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;b.

memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran kelompokmata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok

kewarganegaraan dan kepribadian,kelompok mata pelajaran estetika,

dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dankesehatan;c. lulus

ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan danteknologi; dand. lulus Ujian Nasional

g. Penjurusan

Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA.

Adapun kriteria penjurusan diatur oleh direktorat teknis terkait.

h. Pendidikan kecakapan hidup

1) Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/

SMALB, SMK/MAK dapatmemasukkan pendidikan kecakapan

hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapansosial,

kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.

2) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari

pendidikan semua matapelajaran dan/atau berupa paket/modul yang

direncanakan secara khusus.

3) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari

satuan pendidikan yangbersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan

formal lain dan/atau nonformal.

4. BAB IV Kalender pendidikan

a. Jumlah Minggu dan Hari Efektif

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menentukan

alokasi waktu pembelajaran dijelaskan dibawah ini ;

1) Tentukan pada bulan apa kegiatan belajar dimulai dan bulan apa

berkhir pada semester pertama dan kedua.

2) Tentukan jumlah minggu efektif pada setiap bulan setelah diambil

mingggu-minggu ujian dan hari libur.

3) Tentukan hari belajar efektif dalam setiap minggu. Misalnya bagi

sekolah yang menentukan belajar dimulai dari hari senin sampai

jumat berarti hari efektif adalah 5 hari kerja, sedangkan sekolah

yang menentukan hari belajar dari senin sampai sabtu, berarti

jumlah hari efektif kerja adalah 6 hari.

b. Perencanaan Program Tahunan

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk dapat

mngembangkan program tahunan adalah ;

1) Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam

seminggu dalam struktur kurikulum seperti yang telah ditetapkan

pemerintah.

2) Analisis beberapa minggu efektif dalam setiap semester seperti

yang telah kita tetapkan dalam gambaran alokasi waktu efektif.

c. Rencana Program Semester

Cara pengisian formatnya adalah sebagai berikut ;

1) Tentukan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)

yang ingin dicapai. Dalam hal ini guru tidak perlu merumuskan SK

dan KD, sebab semuanya sudah ditentukan dalam standar isi (SI),

yakni pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang

sudah kita kenal, kecuali kalau kita memang diharuskan

merumuskan SK dan KD sendiri, misalnya dalam merumuskan

kurikulum muatan lokal (MULOK).

2) Lihat program tahunan yang telah kita susun untuk menentukan

alokasi waktu atau jumlah jam pelajaran dalam setiap SK dan KD

itu.

3) Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran

KD itu untuk dilaksanakan.

B. Pengembangan Dokumen Dua KTSP

Dokumen dua KTSP berisi tentang silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

1. Pengembangan Silabus

a. Pengertian

Silabus adalah rancangan program pembelajaran satu atau

kelompok mata pelajaran yang berisi tentang standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik, pokok materi yang

harus dipelajari siswa serta bagaimana cara mempelajarinya dan

bagaimana cara untuk mengetahui pencapaian kompetensi dasar yang

telah ditentukan. silabus dapat digunakan sebagai pedoman bagi guru

dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Silabus memuat

hal-hal sebagai berikut :

1) Tujuan yang hendak dicapai oleh peserta didik melalui proses

pembelajaran, berkaitan dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar (SKKD) yang telah ditetapkan.

2) materi yang harus dipelajari siswa sehubungan dengan SKKD yang

hendak dicapai. Ini berkaitan dengan penentuan pokok-pokok

materi yang berhubungan dengan SKKD

3) Cara yang dapat dilakukan agar SKKD yang telah ditetapkan dapat

tercapai. Hal ini berkaitan dengan penentuan strategi dan metode

pembelajaran, penetapan media pembelajaran yang bermuara pada

pengalaman belajar yang harus dilakukan setiap peserta didik.

4) Cara menentukan keberhasilan peserta didik dalam pencapaian

kompetensi, yaitu berkaitan dengan perumusan indikator hasil

belajar dan penetapan sistem evaluasi pembelajaran.

Silabus disusun sesuai dengan kondisi sekolah, sehingga dapat

terjadi setiap sekolah memiliki silabus yang berbeda.

b. Manfaat Silabus

1) Bagi guru, silabus berguna sebagai pedoman dalam menyusun

Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran, sebagai pedoman dalam

penyelenggaraan suatu proses pembelajaran

2) Bagi administrator, silabus dapat dijadikan rujukan dalam

menentukan berbagai kebijakan sekolah, seperti penentukan skala

prioritas dalam menyediakan sarpras.

3) Bagi pengawas, silabus bermanfaat untuk melakukan supervisi

sekolah, seperti untuk memberikan bantuan dan layanan kepada

guru yang mengalami kesulitan.

c. Prinsip Pengembangan Silabus

1) Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan

dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara

keilmuan.

2) Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan

penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat

perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual

peserta didik.

3) Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara

fungsional dalam mencapai kompetensi.

4) Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara

kompetensi dasar, indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5) Memadai

Cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk

menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6) Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan

perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan

nyata, dan peristiwa yang.

7) Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi

keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang

terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8) Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah

kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

d. Unit Waktu

1) Silabus mapel disusun berdasarkan seluruh waktu yang disediakan

untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat

satuan pendidikan.

2) penyusunan silabus memerhatikan alokasi waktu yang disediakan

per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang

sekelompok.

3) implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan

silabus sesuai dengan SKKD untuk mata pelajaran dengan alokasi

waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.

e. Pengembang Silabus

silabus dapat dikembangkan oleh para guru secara mandiri atau

berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan

Guru (PKG) dan Dinas Pendidikan.

f. Format Silabus

g. Langkah-Langkah Penyusunan Silabus

1) Menentukan Identitas

Identitas Silabus mencakup nama sekolah, mata pelajaran,

kelas dan semester. Identitas berfungsi untuk memberikan

informasi kepada guru tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penggunaan silabus, misalnya berkaitan dengan karakteristik

peserta didik.

2) Merumuskan Standar Kompetensi

Standar Kompetensi adalah deskripsi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai setelah peserta didik

mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan

tertentu pula. Standar kompetensi telah ditentukan pada setiap mata

pelajaran dalam Standar Isi, keculai pada mata pelajaran yang

merupakan pengembangan dari sekolah maka standar kompetensi

perlu dikembangkan oleh sekolah sesuai dengan mata pelajaran

tersebut.

3) Menentukan Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar merupakan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap minimal yang harus dicapai oleh peserta didik untuk

menunjukkan bahwa mereka telah menguasai standar kompetensi

yang telah ditentukan, oleh karena itu kompetensi dasar merupakan

penjabaran dari standar kompetensi. Kompetensi dasar menjawab

pertanyaan :"kemampuan apa saja yang harus dimiliki siswa agar

standar kompetensi dapat dicapai ?". Penetapan kompetensi dasar

tidak harus selalu sesuai denga urutan yang ada dalam Standar Isi.

4) Mengidentifikasi Materi Pokok/ Materi Pembelajaran

Materi pokok harus dipilih sesuai dengan kompetensi dasar

yang harus diacapai, karena materi pokok disusun untuk

pencapaian tujuan. Untuk menyusun materi pokok perlu

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

Potensi peserta didik

Relevansi dengan karakteristik daerah

Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan

spiritual peserta didik

Kebermanfaatan bagi peserta didik

Struktur keilmuan

Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran

Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan

lingkungan

Sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia

Merumuskan kegiatan pembelajaran

5) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian berfungsi untuk menentukan

keberhasilan pencapaian kompetensi dasar. Dengan demikian,

indikator dirumuskan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun indikator :

Indikator dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yang

dapat diukur keberhasilannya.

Perilaku yang dapat diukur itu berorientasi pada hasil belajar

bukan pada proses belajar

Sebaiknya satu indikator mengandung satu bentuk perilaku

6) Menentukan Penilaian

Penilaian merupakan suatu proses atau serangkaian kegiatan

yakni kegiatan memperoleh, menganalisa dan menafsirkan data

tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi

yang bermakna dalam pengambilan keputusan. penilaian dapat

dilakukan melalui ekgiatan tes dan nontes, tertulis maupun non

tertulis.

7) Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kmptetensi dasar

didasarkan kepada jumlah minggu efektif da alokasi waktu mata

pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah

kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan

tingkat kepentingan kompetensi dasar.

8) Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan rujukan bahan yang digunakan

untuk kegiatan pembelajaran yang brupa media cetak dan

elektronik, nara sumber, serta lingkunga fisik, alam, sosial, dan

budaya. Sumber belajar ditentukan berdasarkan pada SKKD serta

materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator

pencapaan kompetensi.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

a. Pengertian dan Fungsi RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program

perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran

untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP disusun berdasarkan

silabus. dalam pembelajaran RPP sangat diperlukan, hal ini karena

pembelajaran bukanlah sekedar menyampaikan materi, melainkan

proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar, sehingga setiap

proses pembelajaran akan sangat bergantung pada tujuan, materi

pelajaran serta karakteristik siswa sebagai subjek belajar. Dengan

demikian pembelajaran perlu direncanakan secara matang oleh seorang

guru, sebagai bagian tugas profesionalnya.

b. Komponen-Komponen RPP

Merencanakan RPP pada dasarnya adalah merencanakan

komponen-komponen pembelajaran yang saling berkaitan sehingga

membentuk suatu sistem pembelajaran. Dalam RPP minimal

mengandung 5 komponen pokok, sebagaimana digariskan pada PP

Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV pasal 20 yaitu :

1) Tujuan Pembelajaran

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran ini, yang dilakukan

adalah menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar

(SK/KD) menjadi indikator hasil belajar. Hal ini disebabkan

SK/KD telah ada dalam standar isi kecuali seandainya guru ingin

mengembangkan kurikulum Muatan Lokal (mulok) maka

penyusunannya disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik

daerah. Indikator hasil belajar adalah pernyataan perilaku yang

memiliki dua syarat utama, yaitu bersifat observable dan

berorientasi pada hasil belajar.

2) Materi/ Isi

Materi berkenaan dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai

peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Materi harus digali

dari berbagai sumber belajar sesuai dengan kompetensi yang harus

dicapai. Dlam KTSP materi dimungkinkan berbeda antara satu daerah

dengan daerah yang lain, yang disebabkan perbedaan karakteristik

masing-masing daerah.

3) Strategi dan Metode Pembelajaran

Strategi merupakan rancangan serangkaian kegiatan untuk

mencapai tujuan tertentu, sedangkan metode adalah cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan strategi. Karena itu keduanya

tidak apat dipisahkan satu dengan yang lain.Penyusunan strategi dan

metode harus memperhatikan tujuan yang hendak dicapai, apakah ia

tujuan yang bersifat kognitif atau afektif, dsb juga harus

memperhatikan materi yang akan diajarakan, apakah ia berupa data

atau konsep dan sebagainya. Satu hal yang harus diperhatikan lagi

adalah strategi dan metode yang disusun harus dapat mendorong

peserta didik untuk beraktifitas sesuai dengan gaya belajarnya. Dalam

PP No 19 tahun 2005 dinyatakan beberapa prinsip yaitu bahwa

pembelajaran harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan

prakarsa, kreatifitas sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan

fisik serta psikologi peserta didik.

4) Media dan Sumber Belajar

Media dalam pembelajaran adalah alat bantu untuk

mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan sumber

belajar adalah segala sesuatu yang mengandung pesan yang harus

dipelajari sesuai dengan materi pelajaran. Penentuan kedua komponen

ini harus sesuai dengan karakteristik peserta didik dan karakteristik

daerah. Suatu media dan sumber belajar tidak mungkin cocok bagi

semuruh peserta didik.

5) Evaluasi

Dalam KTSP, evaluasi bukan hanya sekedar untuk mengukur

keberhasilan peserta didik dalam pencapaian hasil belajar, tetapi lebih

dari itu juga untuk mengumpulkan informasi tentang proses

pembelajaran yang dilakukan setiap peserta didik. Dengan demikian

dalam RPP alat evaluasi yang digunakan tidak hanya tes, tetapi juga

menggunkaan nontes dalam bentuk tugas, wawancara, dan lain

sebagainya.

BAB IIIKESIMPULAN

1. Pengembangan dokumen satu KTSP meliputi, BAB I Pendahuluan (latar

belakang, tujuan pengembangan dan fungsi KTSP, prinsip-prinsip

pengembangan KTSP), BAB II Tujuan pendidikan (tujuan pendidikan, visi dan

misi sekolah), BAB III Struktur dan Muatan Kurikulum (mata pelajaran, muatan

lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar,

kenaikan kelas dan kelulusan, penjurusan, pendidikan kecakapan hidup), BAB

IV Kalender pendidikan (jumlah minggu dan hari efektif, perencanaan program

tahunan, rencana program semester).

2. Pengembangan dokumen dua KTSP meliputi, pengembangan silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

DAFTAR PUSTAKA

Musthofa. 2012. Pengembangan Dokumen Kurikulum. http://willzen.blogspot.com. Diakses pada 12 Desember 2012.

Robandi, Bambang. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Barat: Bandung.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Wahyu. 2012. Pengembangan Dokumen KTSP. http://www.wahyoefiles.web.id/. Diakses pada 12 Desember 2012.