MAKALAH PENCEMARAN TANAH

24
BAB I PENDAHULUAN Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara. Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan. Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang

Transcript of MAKALAH PENCEMARAN TANAH

Page 1: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

BAB I

PENDAHULUAN

Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya

alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur

karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak

terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda

kembali yang kaya akan unsur hara.

Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah

Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan

dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut.

Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak

bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas,

seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja

baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh

dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.

Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya

menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air

yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya

kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan kegiatan

pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta

kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya

bentuk permukaan bumi(landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara

terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi.

Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan

menggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas

tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.

Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu

mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan

pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa

Page 2: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh

terhadap kesehatan makhluk hidup. Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan

pengkajian khusus yang membahas mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya

terhadap lingkungan di sekitarnya.

Page 3: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

BAB II

PENGERTIAN

Pencemaran adalah masuknya energi atau bahan ke dalam lingkungan yang

menyebabkan timbulnya perubahan yang merusak lingkungan, kesehatan, dan

keberadaan manusia dan organisme lainnya. Timbulnya pencemaran ini selain karena

proses alam, seperti hujan asam dan gunung merapi, juga di sebabkan oleh aktifitas

manusia yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar. Secara umum, pencemaran

terdiri dari pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah, dan juga

pencemaran suara.

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk

dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena

kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial,

penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-

permukaan, kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air

limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang

ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka

ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran

yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah.

Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika

bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Pencemaran tanah adalah masuknya bahan atau zat yang menurunkan kualitas

tanah. Penyebab pencemaran tanah berasal dari zat kimia (limbah industri, pupuk

buatan, dan deterjen), sampah organik yang di buang kesungai, parit, atau kolam yang

akan mengalami pembusukan, insektisida yang digunakan untuk memberantas hama,

tumpahan minyak, serta sampah plastik yang dapat menurunkan porositas tanah. 

Keprihatinan atas pencemaran tanah berasal terutama dari risiko kesehatan,

dari kontak langsung dengan tanah yang terkontaminasi, uap dari kontaminan, dan

Page 4: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

dari kontaminasi sekunder persediaan air dalam dan mendasari tanah. Jenis

kontaminasi atau pencemaran biasanya muncul dari pecahnya tanki penyimpanan

bawah tanah, aplikasi pestisida, perkolasi air permukaan terkontaminasi untuk strata

bawah permukaan, minyak dan bahan bakar dumping, pencucian limbah dari tempat

pembuangan sampah atau debit langsung dari limbah industri untuk tanah.

Bahan kimia yang paling umum terlibat adalah minyak hidrokarbon, pelarut,

pestisida, timah dan lainnya logam berat. Ini terjadinya fenomena ini berkorelasi

dengan tingkat industrialisasi dan intensitas penggunaan kimia. Diobati limbah

lumpur, yang dikenal di industri sebagai biosolids, telah menjadi kontroversial

sebagai pupuk untuk tanah. Karena merupakan produk sampingan dari pengolahan

limbah, umumnya mengandung kontaminan seperti organisme, pestisida, dan logam

berat dibandingkan tanah lainnya.

Page 5: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

BAB III

BAHAN PENCEMAR TANAH

Pupuk buatan, obat pembasmi hama seperti pestisida, herbisida, bila

digunakan secara berlebihan dapat menimbulkan pencemaran tanah, merubah sifat

fisis, sifat kimia dan sifat biologis tanah, sehingga menganggu pertumbuhan tumbuh-

tumbuhan.

Sampah dan bahan buangan dan benda padat yang makin meningkat

jumlahnya dapat menjadi bahan pencemar tanah, apalagi yang sukar diuraikan oleh

bakteri pengurai. Timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen dan asam

sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah dapat

menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan

dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak

pada permukaan tanah menjadi racun, Timbunan sampah yang berasal dari limbah

domestik dapat mengganggu/ mencemari karena lindi (air sampah), bau dan estika.

Timbunan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa

dimanfaatkan.

Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia. banyak dari

gas SO2 yang dihasilkan dari perubahan bahan bakar batu bara atau bensin berakhir

dengan sulfat yang masuk ke dalam tanah atau tertampung di atas tanah. Tanah juga

sebagai tempat penampungan banyak limbah-limbah dari rembesan penumpukan

tanah (landfill), kolam lumpur (lagoon), dan sumber-sumber lainnya. Dalam beberapa

kasus, lahan pertanian dari bahan-bahan organik berbahaya yang dapat mengurai

juga  merupakan tempat pembuangan yang menyebabkan pencemaran tanah terjadi.

Mikroorganisme tanah  melalui aktivtasnya dapat menghilangkan CO dari atmosfir.

Oleh karena itu tanah merupakan tempat penampungan dari karbon monoksida.

Degradasi kimia dari pestisida telah dibuktikan secara eksperimen dalam

tanah yang telah disterilkan dari semua aktivitas mikroba. Sejumlah pestisida

mengalami reaksi fotokimia, yaitu suatu reaksi yang berlangsung dengan terjadinya

Page 6: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

absorbsi dari cahaya. Dari reaksi ini dihasilkan terutama isomer-isomer dari pestisida

yang terlibat reaksi.

Akhir-akhir ini telah dapat dibuktikan bahwa Rhizosphere merupakan bagian

yang paling penting dari tanah dalam kemampuannya untuk menyelenggarakan

biodegradasi dari sampah-sampah. Rhizosphere adalah lapisan dari tanah di mana

akar-akar tanaman secara umum beraktivitas. Ini merupakan lapisan dimana biomassa

meningkat dan sangat penting bagi sistem akar tanaman dan bergabungnya

mikroorganisme-mikroorganisme  dengan akar tanaman. Rhizosphere dapat

mengandung 10 x biomassa mikroba per satuan volume lebih banyak daripada tanah

yang tidak mempunyai lapisan rhizophere. Populasinya bervariasi sesuai dengan

karakteristik dari tanah, tanaman dan karakteristik akarnya, kandungan uap air, dan

eksposure pada oksigen. Bila suatu daerah terespose oleh senyawasenyawa bahan

pencemar, mikroorganisme dapat beradaptasi terhadap biodegradasi dan bisa tetap

tinggal di daerah tersebut.

Page 7: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

BAB IV

DAMPAK PENCEMARAN TANAH

IV.1. Dampak pencemaran tanah pada kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada

tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentananpopulasi yang

terkena. Kromium, berbagai macam pestisida danherbisida merupakan

bahan karsinogenik untuk semua populasi.Timbal sangat berbahaya pada anak-

anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada

seluruh populasi.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi

tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air

raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa

bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada

keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada

saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan

pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa

macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih,

iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas.

Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan

Kematian.

IV.2. Dampak Pencemaran Tanah pada Ekosistem

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.

Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia

beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini

dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik

danantropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan

dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat

memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai

makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah

Page 8: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

tersebut rendah, bagian bawahpiramida makanan dapat menelan bahan kimia

asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk

penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti

konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur,

meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies

tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman

yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini

dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana

tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan

pencemar ini memilikiwaktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-

bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

Page 9: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

BAB V

PENANGGULANGAN PENCEMARAN TANAH

V.1. Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang

tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in situ (atau on-site) dan ex-situ

(atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan

ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan venting (injeksi).

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan

kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah

tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan

di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki

tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian

diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih

mahal dan rumit.

V.2. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan

menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk

memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang

beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

Hal yang perlu diketahui dalam melakukan remediasi, yaitu:

1. Jenis pencemar (organic atau anorganik),

2. Terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak,

3. Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari lingkungan tersebut,

4. Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P),

5. Jenis tanah,

6. Kondisi tanah (basah, kering)

7. Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut,

8. Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera atau bisa

ditunda).

Page 10: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan

menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Atau bioremediasi adalah

penggunaan mikriirganisme untuk menurangi polutan di lingkungan.

Bioremediasi adalah proses penguraian limbah organik atau anorganik polutan.

Yang termasuk polutan-polutan antara lain :

- Logam-logam berat,

- petrolum hidrokarbon, dan

- senyawa-senyawa organic terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan

lain-lain.

Tujuan bioremediasi adalah untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar

menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan

air). Kelebihan teknologi ini adalah :

1. Relatif lebih ramah lingkungan,

2. Biaya penanganan yang relative lebih murah,

3. Bersifat fleksibel.

Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme

memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan

tersebut, yang disebut dengan biotransformasi. Pada banyak kasus,

biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun

terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi

metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.

Pendekatan umum untuk meningkatkan kecepatan

biotransformasi/biodegradasi adalah dengan cara :

1. Seeding : mengoptimalkan populasi aktivitas mikroba indigenous

(bioremediasi intrinsic) dan atau penambahan mikroorganisme

exogenous (bioaugmentasi.

2. Feeding : memodifikasi lingkungan dengan penambahan nutrisi

(biostimulasi) dan aerasi (bioventing).

Bioremediasi terbagi 2 :

1. In situ : dapat dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar

Page 11: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

2. Ex situ : tanah tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan

yang lebih terkontrol. Lalu diberi perlakuan khusus dengan memakai

mikroba. Bioremediasi ex-situ bisa lebih cepat dan mudah dikontrol.

Dibanding in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis

tanah yang lebih beragam.

Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:

1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan

penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb.

2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu

mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.

3. Penerapan immobilized enzymes.

4. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau

mengubah pencemar.

Kunci sukses bioremediasi adalah :

1. Dilakukan karakterisasi lahan (site characterization) :

a. sifat dan struktur geologis lapisan tanah.

b. lokasi sumber pencemar.

c. perkiraan banyaknya hidrokarbon yang terlepas dalam tanah.

d. sifat-sifat lingkungan tanah : derajat keasaman (pH), temperatur tanah,

kelembaban hingga kandungan kimia yang sudah ada, kandungan

nutrisi, ketersediaan oksigen.

e. mengetahui keberadaan dan jenis mikroba yang ada dalam tanah.

2. Treatability study.

a. Sesudah data terkumpul, kita bisa melakukan modeling untuk menduga

pola distribusi dan tingkat pencemarannya. Salah satu teknik modeling

yang kini banyak dipakai adalah bioplume modeling dari US-EPA. Di

sini, diperhitungkan pula faktor perubahan karakteristik pencemar

akibat reaksi biologis, fisika dan kimia yang dialami di dalam tanah.

b. Rekayasa genetika terkadang juga perlu jika mikroba alamiah tak

memuaskan hasilnya.

Page 12: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

c. Treatability study juga akan menyimpulkan apakah reaksi dapat

berlangsung secara aerobik atau anaerobik.

Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen”

yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari

gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang

bagaimana mikroba” memodifikasi polutan beracun menjadi tidak

berbahaya.

Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium

dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme

rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri

"pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon

yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh

lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau

bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan

tetapi, penemuan tersebut belum berhasil dikomersialkan karena strain

rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah

yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-

komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di

lingkungan.

Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:

1. Biostimulasi.

Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam

air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan

aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah

tersebut.

2. Bioaugmentasi

Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan

tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini

yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di

suatu tempat. Hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan adalah

Page 13: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar

mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan

belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam

bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang

asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.

3. Bioremediasi Intrinsik

Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang

tercemar.

Kelas zat kimia yang sering diolah dengan bioremediasi

menjadi peluang kedepan untuk pengembangan green business yang

berbasis pada teknologi bioremediasi dengan :

1. System One Top Solution (close system).

2. Dengan pendekatan multi-proses remediation technologies, artinya

pemulihan (remediasi) kondisi lingkungan yang terdegradasi dapat

diteruskan sampai kepada kondisi lingkungan seperti kondisi awal

sebelum Kontaminasi ataupun pencemaran terjadi.

Usaha mencapai total grenning program ini dapat dilanjutkan dengan

rehabilitasi lahan dengan melakukan kegiatan phytoremediasi dan

penghijauan (vegetation establishement) untuk lebih efektif dalam

mereduksi, mengkontrol atau bahkan mengeliminasi hasil bioremediasi

kepada tingkatan yang sangat aman lagi buat lingkungan.

Biaya teknologi Bioremediasi di Indonesia berada didalam kisaran 20-

200 USD per meter kubik bahan yang akan diolah (tergantung dari

jumlah dan konsentrasi limbah awalserta metoda aplikasi), jauh lebih

murah dari harga yang harus dikeluarkan dengan teknologi lain seperti

incinerasi dan soil washing (150-600 USD).

Bagi industri, penanganan lahan tercemar dengan teknologi

bioremediasi memberikan nilai strategis :

Page 14: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

1. Effisiensi, kesadaran bahwa banyak sumber daya alam kita adalah

non-renewable resources (ex. minyak dan gas), dengan teknologi

ramah lingkungan yang cost-effective (seperti bioremediasi) akan

secara langsung berimplikasi kepada pengurangan biaya pengolahan.

2. Lingkungan, ketika suatu perusahaan begitu konsern dengan

lingkungan, diharapkan akan terbentuk sikap positif dari pasar yang

pada akhirnya seiring dengan kesadaran lingkungan masyarakat akan

mengkondisikan masyarakat untuk lebih memilih “green Industry”

dibanding industri yang berlabel “red industri” atau mungkin “black

industry”, evaluasi kinerja industri dalam pengelolaan lingkungan

hidup (Proper) sudah mulai dilakukan oleh pemerintah (KLH),

diharapkan kedepan, akan terus dikembangkan menjadi pemberian

sertifikasi ISO 14001, hasilnya adalah perluasan pasar dengan

"greening image".

3. Environmental Compliance, ketaatan terhadap peraturan lingkungan

menunjukan bentuk integrasi total dan aktif dari industri terhadap

regulasi yang dibangun oleh pemerintah untuk kepentingan

masyarakat luas. Sikap ini juga akan memberi penilai positif dari

masyarakat selaku konsumen terhadap perusahaan tertentu.

Pemerintah, melalui Kementrian Lingungan Hidup, membuat Payung

hukum yang mengatur standar baku kegiatan Bioremediasi untuk

mengatasi permasalahan lingkungan akibat kegiatan pertambangan

dan perminyakan serta bentuk pencemaran lainnya (logam berat dan

pestisida) disusun dan tertuang didalam Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No.128 tahun 2003 tentang tatacara dan

persyaratan teknis dan pengelolaan limbah minyak bumi dan tanah

terkontaminasi oleh minyak bumi secara biologis (Bioremediasi).

Page 15: MAKALAH PENCEMARAN TANAH

BAB VI

KASUS PENCEMARAN TANAH

VI.1. Pencemaran Tanah di New York (Love Canal)

Love Canal yang merupakan kasus yang paling terkenal pencemaran tanah.

Pada musim dingin bersalju tahun 1976, kimia limbah mulai merembes di atas tanah

di taman bermain sekolah dan masyarakat di Niagara Falls, New York. Daerah ini

mengalami insiden tinggi kelahiran lahir mati, keguguran dan cacat lahir. Pejabat

segera menyadari bahwa ada lebih dari 400 zat beracun dalam air, udara dan tanah,

banyak dari zat-zat tersebut menyebabkan kanker. Ternyata, kawasan itu telah

digunakan sebagai tempat pembuangan limbah kimia sebanyak lebih dari 22.000 ton

limbah beracun ssejak beberapa abad yang lalu, ketika tak seorang pun menyadari

dampak berbahaya itu terjadi pada dekade kemudian.

VI.2. Pencemaran Tanah di Chernobyl

Salah satu kasus paling terkenal dari pencemaran tanah terjadi di Chernobyl,

sebuah kota kecil di Rusia. Sebuah pembangkit tenaga nuklir meledak pada bulan

April 1986, yang menyebabkan peningkatan tujuh kali lipat dalam cacat lahir,

peningkatan yang ditandai dalam kanker yang diwariskan kepada generasi

mendatang, kematian dan mutasi ternak dan pertanian tercemar. Diperkirakan bahwa

40 persen dari Chernobyl masih dihuni akibat kontaminasi radiasi yang sepuluh kali

tingkat normal di beberapa tempat.

VI.3. Pencemaran tanah di Cina

Cina adalah bangsa yang berkembang pesat, mungkin lebih cepat dari izin

keamanan. Diperkirakan bahwa secara nasional 12 juta ton gandum telah tercemar

oleh logam berat. Ini membuktikan adanya kandungan logam berat dalam tanah yang

terdapat di Cina.

VI.4. Pencemaran tanah di