Makalah Penalaran Indukif Deduktif

28
MAKALAH BAHASA INDONESIA NAMA : JESSICA KELAS : 3KA39 NPM : 13112931

description

PenalaranBerfikir InduktifBerfikir Deduktif

Transcript of Makalah Penalaran Indukif Deduktif

makalah bahasa indonesia

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Tim Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada Tim Penulis sehingga Tim Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berisi materi Penalaran, Pemikiran Induktif dan Pemikiran Deduktif yang merupakan salah satu tugas Bahasa Indonesia pada semester enam.Dalam makalah ini penulis membahas mengenai bagaimana pengertian penalaran, proposisi, Inferensi dan Implikasi, Wujud Evidensi, Cara menguji data, cara menguji fakta, cara menilai autoritas, silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif, entimem, generalisasi, hipotese dan teori, analogi, hubungan klausal, induksi dalam metode eksposisi.Dalam menyelesaikan makalah ini, Tim Penulis telah banyak mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Tim Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi Penulis. Akhir kata Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan Tim Penulis terima dengan senang hati.

Bekasi, 15 Maret 2015

PenulisDAFTAR ISIKata PengantariDaftar Isi iiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah B. Rumusan MasalahC. Tujuan PenelitianD. Manfaat Penelitian BAB II PEMBAHASANA. Penalaran1. Pengertian Penalaran2. Proposisi3. Inferensi dan Impilkasi4. Cara Menguji Data5. Cara Menguji Fakta6. Cara Menilai AutoritasB. Berfikir Deduktif1. Silogisme Kategorial2. Silogisme Hipotesis3. Silogisme Alternatif4. EntimemC. Berfikir Induktif1. Generalisasi2. Hipotese dan Teori3. Analogi4. Hubungan Kausal5. Induksi dan Metode EksposisiD. Contoh Kasus BAB III PENUTUPA. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakangPenalaran merupakan hal yang kita sering gunakan sehari hari di dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang terdekat baik keluarga maupun kerabat di tempat kuliah atau di kantor. Namun penulis akan menjelaskan pembahasan kali ini tentang penalaran yang penggunaanya kita gunakan di dalam bahasa kita sehari hari yaitu Bahasa Indonesia.B. Rumusan MasalahAdapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:1. Apakah yang dimaksud dengan penalaran deduktif ?2. Ada berapa macam jenis penalaran deduktif ?3. Apakah yang dimaksud dengan penalaran induktif ?4. Ada berapa macam jenis penalaran induktif ?

C. TujuanPenulisan ini akan dibuat dengan tujuan peningkatan mutu dalam penggunaan Bahasa Indonesia dalam menguasa kemampuan berfikir, bersifat rasional dan dinamisberpandangan untuk menganalisa konsep penalaran yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah..

D. ManfaatManfaat dibuat makalah ini adalah :1. Mahasiswa dapat mengerti apa yang dimaksud dengan Penalaran, Berfikir Induktif dan Deduktif.2. Mengetahui macam-macam Penalaran, Berfikir Induktif dan Deduktif.yang sering digunakan.3. Penggunaan Penalaran.4. Contoh-contoh Penalaran, Berfikir Induktif dan Deduktif ragam bahasa.

BAB IIPEMBAHASAN

A. PENALARAN

1. Pengertian PenalaranPenalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Penalaran terbagi 3 yaitu Proposisi, Inferensi dan Implikasi.

ProposisiProposisi adalah apa yang dihasilkan dengan mengucapkan suatu kalimat. Dengan kata lain, hal ini merupakan arti dari kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri. Kalimat yg berbeda dapat mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama. Berdasarkan dari kriteria proposisi terbagi menjadi 4 yaitu, bentuk, sifat, kualitas, dan kuantitas.Berdasarkan BentukBerdasarkan bentuknya, proposisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu : Proposisi Tunggal Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Proposisi Majemuk Proposisi majemuk adalah proposisi yang terdiri atas satu subjek dan lebih dari satu predikat.

Berdasarkan SifatPremis 1 : Semua ibu menghasilkan asiPremis 2 : Fika menyusui bayi pertamanyaKesimpulan : Fika menghasilkan asi.

Premis 1 : Semua orang yang ingin masuk surge maka harus rajin beribadah dan berbuat baik kepada sesamaPremis 2 : Saya ingin masuk surgaKesimpulan : Saya harus beribadah yang baik dan berbuat baik pula kepada sesama.

Berdasarkan sifatnya, proposisi juga terbagi menjadi dua jenis, di antaranya : Proposisi Kategorial Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak memerlukan syarat apa pun. Contohnya : Semua kambing adalah herbivora. Proposisi Kondisional Proposisi kondisional adalah kebalikan dari proposisi kategorial, yaitu proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya memerlukan syarat tertentu.Proposisi kondisional dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu : Proposisi Kondisional Hipotesis Proporsisi kondisional hipotesis adalah proposisi yang mengandung hubungan sebab dan akibat. Contohnya : Andai aku Presiden RI aku akan berantas para koruptor. Proposisi Kondisional Disjungtif Proposisi kondisional disjungtif adalah proposisi yang mengandung dua pilihan. Contohnya : Dia seorang Dokter atau Suster?

Berdasarkan KualitasBerdasarkan kualitasnya, proposisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu : Proposisi Positif/Affirmative Proposisi positif/affirmative adalah proposisi yang memiliki kesesuaian antara subjek dan predikatnya. Contohnya : Semua mahasiswa yang ber ipk di atas 3.25 akan mengambil jalur skripsi.

Proposisi Negatif Proposisi negatif adalah kebalikan dari proposisi positif, yaitu proposisi yang tidak memiliki kesesuaian antara subjek dan predikatnya. Contohnya : Semua pegawai pajak adalah markus.

Berdasarkan KuantitasBerdasarkan kuantitasnya, proposisi juga terbagi ke dalam dua jenis, antara lain : Proposisi Umum Proposisi umum adalah proposisi yang biasanya diawali dengan kata semua, tidak satu pun,seluruh. Contohnya : Tidak satu pun orang yang ingin masuk neraka.

Proposisi Khusus/Spesifik Proposisi khusus/spesifik adalah proposisi yang biasanya diawali dengan kata sebagian. Contohnya : Sebagian asal usul jati diri Fadli adalah keturunan Jerman

Inferensi dan ImplikasiInferensi Merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui. Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan.Implikasi itu artinya akibat, seandainya dikaitkan dengan konteks bahasa hukum, misalnya implikasi hukumnya, berarti akibat hukum yang akan terjadi berdasarkan suatu peristiwa hukum yang terjadi.Bahasa hukum sebenarnya tidak rumit, prinsipnya bahasa hukum masih mengikuti kaidah EYD, bahasa Indonesia baku. Tetapi, untuk konteks tertentu, ada hal-hal yang tidak bisa mempergunakan bahasa Indonesia baku.

Wujud EvidensiEvidensi adalah semua fakta yang ada, yang di hubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.Cara pengujian evidensi : Cara menguji dataData dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.(Observasi,Kesaksian,Autoritas) Cara Menguji FaktorUntuk menguji apakah data informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta atau bukan, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan, sehingga benar-benar meyakinkan kesimpulan yang akan diambil. KonsistensiKonsitensi adalah melakukan suatu kegiatan secara terus menerus dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur atau batasan batasan yang telah di tentukan maupun sesuai dengan ucapan yang telah dilontarkan. konsisten salah satu sikap dari manusia yang sifatnya adalah untuk memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dari segala hal yang telah di tentukan. KoherensiKoherensi adalah bagaimana membuat peralihan-peralihan yang jelas antar ide-ide, membuat hubungan yang jelas antar kalimat dari sebuah paragraph dan membuat hubungan antar paragraph jelas dan mempermudah para pembaca untuk mengerti. Koherensi haruslah jelas, lengkap, susunan serta pengembangan materinya harus logis. Cara Menguji AutoritasMenghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut : Tidak mengandung prasangkaPendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya. Pengalaman dan pendidikan autoritasDasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya. Kemashuran dan prestiseKetiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain. Koherensi dengan kemajuanHal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.

B. BERFIKIR DEDUKTIFDeduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

1. SilogismeSilogismetermasuk dalam penalaran deduktif. Deduktif merupakan salah satu teknik untuk mengambil simpulan dalam sebuah karangan. Sebenarnya jenis silogisme banyak, tetapi yang dibahas di sini hanya satu jenis, yaitu silogisme golongan ada yang mengistilahkan silogisme kategorial.Dalam silogisme terdapat dua premis dan satu simpulan. Premis merupakan pernyataan yang dijadikan dasar untuk menarik simpulan. Kedua premis itu adalah premis umum (premis mayor) dan premis khusus (premis minor).Premis umum (PU) : berisi pernyataan yang menyatakan semua anggota kelompok atau kumpulan sesuatu yang memiliki sifat atau ciri tertentu.Premis Khusus (PK) : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok atau kumpulan sesuatu ituSimpulan (P) : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok sesuatu itu memiliki sifat atauciri tertentu.Jika ketentuan-ketentuan di atas dibuat rumus akan menjadi:PU : Semua A = BPK : Semua C = AS : Semua C = BContoh I:PU : Semua profesor pandai.PK : Pak Adit adalah profesor.S : Pak Adit pasti orang pandai.Keterangan:Semua A : kelompok atau kumpulan sesuatu itu = semua profesor B : kelompok sesuatu itu memiliki sifat atau ciri tertentu= pandai C : seseorang atau sesuatu anggota kelompok itu = Pak AditContoh II:PU : Binatang menyusui melahirkan anak dan tidak bertelur.PK : Kerbau binatang menyusui.S : Kerbau melahirkan anak dan tidak bertelur.Catatan: Kata semua dapat tidak disebutkan atau dapat juga diganti dengan kata setiap atau tiap-tiapContoh III:PU : Setiap orang asing harus memiliki izin kerja, jika ingin bekerja di Indonesia.PK : Peter White itu orang asing.S : Jadi, Peter White harus memiliki izin kerja jika ingin bekerja di Indonesia.

Silogisme NegatifJika salah satu premis dalam silogisme bersifat simpulannya pun akan bersifat negatif pula. Biasanya pernyataan negatif digunakan kata tidak, takContoh I:PU : Semua penderita penyakit gula tidak boleh banyak makan makanan berepungPK : Pak Badu penderita penyakit gulaS : Jadi, Pak Badu tidak boleh banyak makan makanan bertepung

Silogisme kategoris adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi (premis) kategoris. Contoh silogisme kategoris:Semua manusia adalah makhluk berakal budi (premis mayor)Afdan adalah manusia (premis minor)Jadi, Afdan adalah makhluk berakal budi (kesimpulan)

Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan hipotesis dan premis minornya merupakan pernyataan kategoris. Contoh silogisme hipotesis:Jika hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman (premis mayor)Hari ini tidak hujan (premis minor)Maka, saya akan kerumah paman (kesimpulan).

Silogisme alternatif adalah silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain. Contoh silogisme alternatif:Kakek berada di Bantaeng atau Makassar (premis mayor)Kakek berada di Bantaeng (premis minor)Jadi, kakek tidak berada di Makassar (kesimpulan)

2. EntimemEntimem adalah silogisme yang diperpendek. Entimen tidak peerlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya.Rumus entimem : C = B, Karena C = AContoh :Silogisme :PU : Pegawai yang baik tidak mau menerima suap.PK : Ali pegawai yang baik.S : Ali tidak mau menerima suap.

EntimemAli tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik.Penjelasan:C = Ali ;iaB = tidak mau menerima suapA = pegawai yang baikC = B, karena C = AContoh di atas silogisme yang dijadikan entimen. Jika entimen dapat dikembalikan menjadi silogismeContoh :Entimem :Badu harus bekerja keras, karena ia orang yang ingin sukses.C : BaduB : harus bekerja kerasA : orang yang ingin suksesSilogisme :PU : Semua orang yang ingin sukses harus bekerja keras.PK : Badu orang yang ingin sukses.S : Maka, Badu harus bekerja keras.

C. BERFIKIR INDUKTIF

Penalaran merupakan pemiikiran, logika, pemahaman. Penalaran adalah proses berpikir yang dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan. Penalaran berlawanan dengan panca indera karena, nalar didapat dengan cara berpikir sehingga dapat mengetahui suatu kebenaran.Induktif merupakan hal yang dari khusus ke umum.Sehingga dapat dikatakan berpikir induktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang umum.

Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan menghasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.Contoh penalaran induktif :kucing berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. kelinci berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Panda berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Pada Penalaran Induktif terdapat beberapa bentuk.Bentuk-bentuk Penalaran Induktif:1. GeneralisasiGeneralisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.Contoh:Andika Pratama adalah bintang film, dan ia berwajah tamapan.Raffi Ahmad adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.Generalisasi: Semua bintang film berwajah tampan. Pernyataan semua bintang film berwajah tampan hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.Contoh kesalahannya: Sapri juga bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.Macam-macam generalisasi :a. Generalisasi sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.Contoh: sensus pendudukb. Generalisasi tidak sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon. Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.

2. Hipotese & TeoriHipotese (hypodi bawah, tithenaimenempatkan) adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penentu dalam peneliti fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta-fakta lain secara lebih lanjut. Sebaliknya teori sebenarnya merupakan hipotese yang secara relatif lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese.Contoh :

Tanzi & Davoodi (1998) membuktikan bahwa dampak korupsi pada pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan melalui empat hipotesis (semua dalam kondisi ceteris paribus) :Hipotesis pertama: tingginya tingkat korupsi memiliki hubungan dengan tingginya investasi publik. Politisi yang korup akan meningkatkan anggaran untuk investasi publik. Sayangnya mereka melakukan itu bukan untuk memenuhi kepentingan publik, melainkan demi mencari kesempatan mengambil keuntungan dari proyek-proyek investasi tersebut. Oleh karena itu, walau dapat meningkatkan investasi publik, korupsi akan menurunkan produktivitas investasi publik tersebut. Dengan jalan ini korupsi dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi.Hipotesis kedua: tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan rendahnya penerimaan negara. Hal ini terjadi bila korupsi berkontribusi pada penggelapan pajak, pembebasan pajak yang tidak sesuai aturan yang berlaku, dan lemahnya administrasi pajak. Akibatnya adalah penerimaan negara menjadi rendah dan pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.Hipotesis ketiga: tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan rendahnya pengeluaran pemerintah untuk operasional dan maintenance. Seperti yang diuraikan pada hipotesis pertama, politisi yang korup akan memperjuangkan proyek-proyek investasi publik yang baru. Namun, karena yang diperjuangkan hanya proyek-proyek yang baru (demi mendapat kesempatan mencari keuntungan demi kepentingan pribadi) maka proyek-proyek lama yang sudah berjalan menjadi terbengkalai. Sebagai akibatnya pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.Hipotesis keempat: tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan kualitas investasi publik. Masih seperti yang terdapat dalam hipotesis pertama, bahwa dengan adanya niat politisi untuk korupsi maka investasi publik akan meningkat, namun perlu digarisbawahi bahwa yang meningkat adalah kuantitasnya, bukan kualitas. Politisi yang korup hanya peduli pada apa-apa yang mudah dilihat, bahwa telah berdiri proyek-proyek publik yang baru, akan tetapi bukan pada kualitasnya. Sebagai contoh adalah pada proyek pembangunan jalan yang dana pembangunannya telah dikorupsi. Jalan-jalan tersebut akan dibangun secara tidak memenuhi persyaratan jalan yang baik. Infrastruktur yang buruk akan menurunkan produktivitas yang berakibat pada rendahnya pertumbuhan ekonomi.

3. AnalogiAnalogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.

Analogi dilakukan karena antara sesuatu yang diabandingkan dengan pembandingnya memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi logis.

Contoh analogi :Untuk menjadi seorang pemain bola yang professional atau berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Begitu juga dengan seorang doktor untuk dapat menjadi doktor yang professional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang doktor diperlukan latihan atau pembelajaran.

Jenis-jenis Analogi:

a. Analogi induktif :Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.

Contoh analogi induktif :Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

b. Analogi deklaratif :Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.

Contoh analogi deklaratif :deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

4. Hubungan KausalPenalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

Macam hubungan kausal :a. Sebab- akibat.Contoh: Penebangan liar dihutan mengakibatkan tanah longsor.b. Akibat Sebab.Contoh: Andri juara kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.c. Akibat Akibat.Contoh:Toni melihat kecelakaan dijalanraya, sehingga Toni beranggapan adanya korban kecelakaan.

5. Induksi dalam Metode Eksposisiadalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.

Langkah menyusun eksposisi: Menentukan topik/tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai topik yang dipilih Mengembangkan kerangka menjadi eksposisi

D. CONTOH KASUS KALIMAT DEDUKTIF

Gaya Hidup Mewah, Berapa Gaji Anggota DPR

VIVAnews - DPR kembali disorot. Kali ini, gaya hidup mewah para wakil rakyat dikritik banyak pihak. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) mengungkapkan gaji anggota DPR tidak mencukupi untuk gaya mewah.

"Gaji pokok anggota DPR itu hanya 4,2 juta. Ditambah tunjangan sekitar 18 juta," kata Koordinator Advokasi dan Investigasi FITRA Uchok Sky Khadafi dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Rabu 16 November 2011.

Dia menambahkan, gaji pokok Ketua DPR mencapai 5,4 juta dan Wakil Ketua DPR 4,6 juta. "Rata-rata, setiap anggota DPR mendapat 50 sampai 52 juta rupiah setiap bulan. Anggota DPR kan banyak mendapat tunjangan," kata dia. "Ini belum dipotong pajak."

Dengan berkaca pada gaji ini, imbuhnya, sulit bagi anggota DPR bergaya hidup mewah. "Pengusaha yang banyak masuk anggota DPR tentu tidak mau jika digaji hanya sebegitu. Makanya, mereka mengejar kewenangan DPR dalam kebijakan anggaran. Di situ mereka bermain," kata dia lagi.Hal senada, kemarin diungkap mantan anggota DPR yang kini menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Dia mengungkap ada banyak undang-undang produk DPR yang dimentahkan di MK karena tidak konstitusional."Orang yang berkepentingan itu bisa membeli pasal tertentu ke DPR. Jadilah undang-undang dibuat berdasar kehendak perorangan, bukan kehendak rakyat," kata Mahfud. (kd)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Induksi dan penalaran Deduktif.

Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan akibatsebab.

Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Prosesnya disebut Deduksi. Jenis penalaran Deduktif ini diantaranya ada Silogisme dan Entinem.

Referensi

https://arifsubarkah.wordpress.com/2010/04/14/inferensi-dan-implikasi/https://fauziauzhe.wordpress.com/2014/10/06/penalaran-dan-wujud-evidensi/http://www.pengertianahli.com/2014/07/pengertian-silogisme-contoh-silogisme.html#_http://acepgagan.blogspot.com/2013/01/silogisme-entimem.htmlhttp://apikgoregrind.blogspot.com/2014/03/pengertian-penalaran-induktif.html

15