MAKALAH Pemilu

18
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr.wb. Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kita dapat menyelesaikan Makalah tentang ”KAMPANYE HITAM SEBAGAI BENTUK PENCEDERAAN TERHADAP PESTA DEMOKRASI INDONESIA” dengan baik. Dalam pembuatan Makalah ini setidaknya kita dapat mengetahui tentang demokrasi yang terjadi di Indonesia. Selanjutnya kami menyadari jika dalam pembuatan Makalah ini banyak berbagai pihak yang memberi dukungan dan sambutan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak.Semoga pembuatan Makalah ini dapat membantu teman-teman untuk menambah pengetahuan. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu dengan segala kerendahan hati ,kepada para pembaca kami mohon dapat menyampaikan saran dan kritik untuk perbaikan selanjutnya. Terima kasih…. 1

description

Tatacara pemilu

Transcript of MAKALAH Pemilu

Page 1: MAKALAH Pemilu

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya, kita dapat menyelesaikan Makalah tentang ”KAMPANYE

HITAM SEBAGAI BENTUK PENCEDERAAN TERHADAP PESTA

DEMOKRASI INDONESIA” dengan baik. Dalam pembuatan Makalah ini

setidaknya kita dapat mengetahui tentang demokrasi yang terjadi di Indonesia.

Selanjutnya kami menyadari jika dalam pembuatan Makalah ini banyak berbagai

pihak yang memberi dukungan dan sambutan sehingga kami dapat menyelesaikan

tugas ini dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami ingin

mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak.Semoga pembuatan Makalah ini

dapat membantu teman-teman untuk menambah pengetahuan.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena

itu dengan segala kerendahan hati ,kepada para pembaca kami mohon dapat

menyampaikan saran dan kritik untuk perbaikan selanjutnya.

Terima kasih….

1

Page 2: MAKALAH Pemilu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah.........................................................................................................1

1.3 Tujuan...........................................................................................................................1

BAB II DASAR TEORI.........................................................................................................2

2.1 PENGERTIAN DEMOKRASI.....................................................................................2

2.2 PENGERTIAN PEMILU..............................................................................................3

2.3 PENGERTIAN KAMPANYE.......................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................................11

3.1 Contoh Pelanggaran Kampanye..................................................................................11

BAB IV PENUTUP..............................................................................................................14

4.1 Kesimpulan.................................................................................................................14

4.2 Saran...........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15

2

Page 3: MAKALAH Pemilu

3

Page 4: MAKALAH Pemilu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu bentuk demokrasi di Indonesia adalah dalam wujud pemilu atau

pemilihan umum, dalam pemilu kita dapat memilih siapa yang pantas menurut kita

untuk memimpin bangsa Indonesia selama lima tahun kedepan, pada saat pemilu ada

beberapa tahapan yang harus di lewati.

Setelah semua tahap telah di laksanakan maka akan diketahu siapa yang akan

memimpin bangsa kita lima tahun ke depan. Pada umumnya kecurangan pada pemilu

dimulai pada masa masa kampanye yang paling banyak mempengaruhi pemilih

dengan cara kampanye hitam.

1.2 Rumusan masalah

Beriku beberapa rumusan masalah yang dikaji dalam kelompok ini:

1; Pengertian tentang Kampanye ?

2; Aturan kampanye yang seharusnya ada dalam pemilu ?

3; Apa contoh pelanggaran kampanye yang dilakukan pada saat pemilu 2014 ?

1.3 Tujuan

1; Mengetahui apa yang di sebut dengan kampanye

2; Mengetahui aturan kampanye yang berlaku dalam setiap pemilu yang di

selenggarakan di Indonesia

3; Mengetahui tentang jalur kampanye pada saaat pemilu 2014

4; Mengetahui kampanye-kampanye yang tidaksah atau tidak sesuai dengan

aturan yang telah ada

4

Page 5: MAKALAH Pemilu

BAB II

DASAR TEORI

Tahapan-tahapan pada pemilu :

I; Tahapan Persiapan yang meliputi : penyusunan dan penetapan peraturan,

sosialisasi, publikasi, simulasi, pembentukan badan Adhoc, pengadaan dan

distribusi logistik.

II; Tahapan pelaksanaan: penyusunan daftar pemilih, pencalonan, kampanye hingga

pelantikan presiden dan wakil presiden.

III; Tahapan penyelesaian: pembubaran badan adhoc, evaluasi pelaksanaan,

penyusunan dokumentasi, dan pengelolaan arsip.

2.1 PENGERTIAN DEMOKRASI

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara

sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara

untuk dijalankan olehpemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah

prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara

(eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga

negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu

sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan

agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol

berdasarkan prinsip checks and balances.

Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga

pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan

kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang

menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat

(DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan

legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh

wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya

(konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain

sesuai hukum danperaturan.

5

Page 6: MAKALAH Pemilu

Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting,

misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum.

Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara,

namun oleh sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan

umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk memilih

(mempunyai hak pilih).

Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan

memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti

yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara

langsung tidak menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan

rakyat memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak

kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu

pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir

lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola,

bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal

sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek

daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara.

Banyak negara demokrasi hanya memberikan hak pilihkepada warga yang telah

melewati umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memliki catatan

kriminal (misal, narapidana atau bekas narapidana).

2.2 PENGERTIAN PEMILU

Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-

jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai

dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala

desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-

jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan'

lebih sering digunakan.

Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif

(tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi

massa, lobby dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara

demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi

dan teknik propaganda banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu

komunikator politik.

6

Page 7: MAKALAH Pemilu

Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada

merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya

pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan,

menjelang hari pemungutan suara.

Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang

Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang

sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke

para pemilih

2.3 PENGERTIAN KAMPANYE

Kampanye pemilu adalah kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan para

pemilih dengan menawarkan visi, misi, program peserta pemilu dan atau informasi

lainnya.Menjelang Pemilu adalah masa saatnya kampanye di mana setiap Parpol atau

calon melakukan pendekatan pada massa untuk menarik dukungan. Roger dan

Storey (dalam Antar Venus, 2004: 7) memberi pengertian kampanye sebagai

serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek

tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakuan secara berkelanjutan pada

kurun waktu tertentu. Perlu diperhatikan bahwa pesan kampanye harus terbuka untuk

didiskusikan dan dikritisi. Hal ini dimungkinkan karena gagasan dan tujuan

kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik bahkan sebagian

kampanye ditujukan sepenuhnya untuk kepentingan dan kesejahtraan umum (public

interest).

Kampanye dalam Pemilu pada dasarnya dianggap sebagai suatu ajang

berlangsungnya proses komunikasi politik tertentu, yang sangat tinggi intensitasnya.

Ini dikarenakan terutama dalam proses kampanye pemilu, interaksi politik

berlangsung dalam tempo yang meningkat. Setiap peserta kampanye berusaha

meyakinkan para pemberi suara/konstituen, bahwa kelompok atau golongannya

adalah calon-calon yang paling layak untuk memenangkan kedudukan.

Dasar Hukum Kampanye

1; Menurut UU Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan

DPRD, pada pasal 77 dinyatakan bahwa kampanye pemilu merupakan bagian

dari pendidikan politik masyarakat dan dilaksanakan secara bertanggungjawab.

7

Page 8: MAKALAH Pemilu

2; Pedoman pelaksanaan kampanye pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD

dijabarkan di Peraturan KPU nomor 1 Tahun 2013.

A; Prinsip, Fungsi, dan Tujuan Kampanye

Kampanye Pemilu dilakukan dengan prinsip efisien, ramah lingkungan,

akuntabel, nondiskriminasi, dan tanpa kekerasan.

1; Kampanye peserta pemilu dilakukan sebagai sarana partisipasi politik warga

negara dan bentuk kewajiban peserta pemilu dalam memberikan pendidikan

politik.

2; Kampanye peserta pemilu dilakukan dalam rangka membangun komitmen antara

warga negara dengan peserta pemilu dengan cara menawarkan visi, misi,

program dan/atau informasi lainnya untuk meyakinkan pemilih dan mendapatkan

dukungan sebesar-besarnya.

B; Alat Peraga Kampanye

Semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, program, simbol - simbol,

atau tanda gambar peserta pemilu yang dipasang untuk keperluan kampanye pemilu

yang bertujuan untuk mengajak orang memilih peserta pemilu dan atau calon

anggota DPR, DPD, dan DPRD tertentu.

Bahan Kampanye

Semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, program, simbol - simbol,

atau tanda gambar peserta pemilu yangdisebar untuk keperluan kampanye pemilu

yang bertujuan untuk mengajak orang memilih peserta pemilu dan atau calon

anggota DPR, DPD, dan DPRD tertentu.

Pelaksana Kampanye

1; Pelaksana kampanye pemilu anggota DPR dan DPRD terdiri atas pengurus partai

politik, calon anggota DPR dan DPRD, juru kampanye pemilu, orang seorang,

dan organisasi yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu anggota DPR dan DPRD.

2; Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPD terdiri atas calon anggota DPD,

orang seorang, dan organisasi yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu anggota DPD.

C; Aturan Kampanye

Berikut ini beberapa poin catatan terkait aturan dalam pelaksanaan kampanye

Pemilu Legislatif 2014 yang harus ditaati oleh Caleg dan Partai Politik peserta

8

Page 9: MAKALAH Pemilu

pemilu. Catatan ini merupakan intisari dari UU No. 8 Tahun 2012, Peraturan KPU

No. 1 Tahun 2013 dan Peraturan KPU No. 15 Tahun 2013.

1; Kampanye dilaksanakan oleh Pelaksana Kampanye, diikuti oleh Peserta

Kampanye dan didukung oleh Petugas Kampanye. (UU 8/2012 psl 78)

2; Pelaksana Kampanye : pengurus partai politik sesuai dengan tingkatannya, calon

anggota DPR, DPRD provinis/Kota/Kabupaten, juru kampanye pemilu, orang

seorang, dan organisasi yang ditunjuk oleh peserta pemilu. (UU 8/2012 psl 79)

3; Petugas kampanye terdiri atas seluruh petugas yang memfasilitasi pelaksanaan

kampanye (UU 8/2012 psl 79)

4; Pengurus partai politik dapat mengangkat juru kampanye dari calon dan atau

pengurus partai politik, calon anggota DPR dan DPRD Provinsi/Kota/Kabuapten,

orang seorang atau organisasi event organizer. Juru kampanye didaftarkan

kepada KPU sesuai tingkatannya.

5; Pendaftaran petugas kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan

sejak 3 (tiga) hari setelah Partai Politik ditetapkan sebagai Peserta Pemilu

6; Kampanye dilaksanakan di daerah pemilihan masing-masing. Namun dapat

melakukan kampanye diluar daerah pemilihannya sepanjang yang berangkutan

terdaftar sebagai juru kampanye.

7; Identitas juru kampanye harus terlebih dahulu didaftarkan kepada KPU sesuai

dengan tingkatannya paling lambat 3 hari sebelum pelaksanaan kampanye.

Dibuat dalam 4 rangkap : untuk juru kampanye yang bersangkutan, untuk

bawaslu, ntuk kepolisian dan untuk KPU sesuai tingkatannya.

D; Jadwal Kampanye

1; Metode kampanye dibawah ini dilaksanakan sejak 3 (tiga) hari setelah partai

politik ditetapkan sebagai peserta pemilu sampai dimulainya masa tenang,

yaitu :

a; pertemuan terbatas;

b; pertemuan tatap muka;

c; penyebaran bahan Kampanye Pemilu kepada umum;

d; pemasangan alat peraga di tempat umum;

2; Metode kampanye dibawah ini dilaksanakan selama 21 (dua puluh satu) hari

dan berakhir sampai dengan dimulainya masa tenang, yaitu :

a; iklan media massa cetak dan media massa elektronik;

b; rapat umum

3; Masa tenang berlangsung selama 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutan

suara.

9

Page 10: MAKALAH Pemilu

4; Peserta pemilu yang akan menyelenggarakan kampanye yang bersifat

pengumpulan massa selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum waktu

pelaksanaan, memberitahukan secara tertulis kepada kepolisian mengenai :

lokasi, waktu, perkiraan jumlah massa, rute perjalanan massa dan

pelaksana/petugas kampanye.

Metode Kampanye (Sesuai PKPU No. 01/2013 & PKPU No. 15/2013)

1. Pertemuan Terbatas

a. dilaksanakan di dalam ruangan atau gedung yang bersifat tertutup;

b. jumlah peserta tidak melampaui kapasitas ruangan sebagaimana ditetapkan oleh

pengelola ruang gedung dengan jumlah peserta paling banyak untuk tingkat

Pusat 1000 (seribu) orang, tingkat Provinsi 500 (lima ratus) orang, dan tingkat

Kabupaten/Kota 250 (dua ratus lima puluh) orang;

c; menggunakan undangan tertulis yang memuat hari, tanggal, waktu,

tempat, nama pembicara, dan penanggung jawab;

d; pemberitahuan secara tertulis yang memuat hari, tanggal, waktu, tempat, nama

pembicara, dan penanggung jawab serta jumlah yang diundang kepada aparat

Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat, dengan

tembusan disampaikan kepada KPU dan Bawaslu sesuai tingkatannya;

e; pelaksana kampanye dapat membawa atau menggunakan alat

peraga kampanye;

f; alat peraga atribut peserta Pemilu sebagaimana dimaksud pada huruf

e dipasang di halaman gedung atau tempat pertemuan terbatas.

2. Pertemuan Tatap Muka

dilaksanakan dengan dialogis baik dalam bentuj kampanye diluar atau di dalam

ruangan. Dapat membawa alat peraga yang dipasang dihalaman gedung atau tempat

pertemuan tatap muka.

a; Kampanye di luar ruangan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1; pemberitahuan secara tertulis yang memuat hari, tanggal, waktu,

tempat, tim atau peserta pemilu yang hadir dan penanggung jawab kepada

aparat Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat, dengan

tembusan disampaikan kepada KPU dan Bawaslu sesuai tingkatannya;

10

Page 11: MAKALAH Pemilu

2; dapat dilakukan dengan mengunjungi pasar, tempat-tempat tinggal warga,

komunitas warga atau tempat umum lainnya;

b. Kampanye di dalam ruangan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1; jumlah peserta paling banyak 250 (dua ratus lima puluh) orang;

2; menggunakan undangan tertulis yang memuat hari, tanggal, waktu, tempat,

nama pembicara, dan penanggung jawab;

3; pemberitahuan secara tertulis yang memuat hari, tanggal, waktu,

tempat, nama pembicara, dan penanggung jawab serta jumlah yang

diundang kepada aparat Kepolisian Republik Indonesia setempat,

dengan tembusan disampaikan kepada KPU dan Bawaslu sesuai

tingkatannya;

3. Penyebaran Bahan Kampanye Pemilu Kepada Umum;

a. penyebaran bahan kampanye kepada umum dilaksanakan pada

kampanye pertemuan terbatas, tatap muka, rapat umum, dan/atau pada

kegiatan kampanye lainnya;

b. penyebaran bahan kampanye sebagaimana dimaksud pada huruf a,

yaitu antara lain berupa kartu nama, selebaran, pulpen, blocknote, topi,

kaos, payung, dan kalender dengan mencantumkan pesan atau materi

kampanye.

4; Pemasangan Alat Peraga Di Tempat Umum

diatur dengan ketentuan berikut :

a. alat peraga kampanye tidak ditempatkan pada tempat ibadah, rumah sakit atau

tempat-tempatpelayanan kesehatan, gedung milik pemerintah, lembaga

pendidikan (gedung dan sekolah), jalan-jalanprotokol, jalan bebas hambatan,

sarana dan prasarana publik, taman dan pepohonan;

b. Peserta Pemilu dapat memasang alat peraga kampanye luar ruang

dengan Ketentuan:

1. baliho atau papan reklame (billboard) hanya diperuntukan bagi Partai

Politik 1 (satu) unit untuk 1 (satu) desa/kelurahan atau nama lainnya

memuat informasi nomor dan tanda gambar Partai Politik dan/atau visi,

misi, program, jargon, foto pengurus Partai Politik yang bukan Calon

Anggota DPR dan DPRD;

2. Calon Anggota DPD dapat memasang baliho atau papan reklame

(billboard) 1 (satu) unit untuk 1 (satu) desa/kelurahan atau nama lainnya;

11

Page 12: MAKALAH Pemilu

3. bendera dan umbul-umbul hanya dapat dipasang oleh Partai Politik dan

calon Anggota DPD pada zona atau wilayah yang ditetapkan oleh KPU,

KPU/KIP Provinsi, dan atau KPU/KIP Kabupaten/Kota

bersama Pemerintah Daerah.

4. spanduk dapat dipasang oleh Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPD

dan DPRD dengan ukuran maksimal 1,5 x 7 m hanya 1 (satu) unit pada 1

(satu) zona atau wilayah yang ditetapkan oleh KPU, KPU/KIP

Provinsi, dan atau KPU/KIP Kabupaten/Kota bersama Pemerintah Daerah.

5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2, angka 3 dan

angka 4 berlaku 1 (satu) bulan setelah Peraturan ini diundangkan.

c. KPU, KPU/KIP Provinsi, KPU/KIP Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan

PPLN berkoordinasi dengan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, dan Kantor Perwakilan

Republik Indonesia untuk menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk

keperluan kampanye pemilu;

d. Penetapan sebagaimana dimaksud pada huruf c memuat lokasi dan penyediaan

media pemasangan alat peraga kampanye yang dilakukan oleh KPU,

KPU/KIP Provinsi, dan atau KPU/KIP Kabupaten/Kota;

e. Pemasangan alat peraga oleh Peserta Pemilu baik partai politik, calon anggota

DPR, DPRD Provinsi, dan/atau DPRD Kabupaten/Kota atau calon anggota

DPD hanya diperkenankan dilakukan dalam media pemasangan alat

peraga yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud huruf

f. Peserta pemilu wajib membersihkan alat peaga kampanye paling lambat 1 hari

sebelum hari pemungutan suara.

5. Iklan Media Massa Cetak dan Media Massa Elektronik

a. memberikan kesempatan yang sama kepada peserta pemilihan

umum untuk menyampaikan tema dan materi kampanye pemilu dengan

menentukan durasi, frekuensi, bentuk dan substansipemberitaan/penyiaran

berdasarkan kebijakan redaksional;

b. materi dan substansi peliputan berita harus sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan dan kode etik jurnalistik;

c. media massa cetak dan lembaga penyiaran dapat menyediakan rubrik khusus

bagi peserta pemilu.

12

Page 13: MAKALAH Pemilu

6. Rapat Umum

a. rapat umum dimulai pukul 09.00 waktu setempat dan berakhir paling

lambat pukul 17.00 waktu setempat;

b. dilaksanakan di lapangan atau stadion atau alun-alun dengan dihadiri

oleh massa dari anggota maupun pendukung dan warga masyarakat lainnya;

c. pelaksana kampanye harus memperhatikan daya tampung tempat–

tempat pelaksanaan kampanye;

d. dilarang membawa atau menggunakan tanda gambar, simbol-simbol,

panji, pataka, dan atau bendera yang bukan tanda gambar atau atribut lain

dari peserta pemilihan umum yang bersangkutan;

e. menghormati hari dan waktu ibadah.

7. Kegiatan Lain yang tidak melanggar larangan kampanye dan

peraturan perundang-undangan, antara lain :

a. acara ulang tahun/milad;

b. kegiatan sosial dan budaya;

c. perlombaan olahraga;

d. istighosah;

e. jalan santai;

f. tabligh akbar;

g. kesenian;

h. bazaar;

i. Layanan pesan singkat, jejaring sosial seperti facebook, twitter, email,

website, dan bentuk lainnya yang bertujuan mempengaruhi atau mendapat

dukungan.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Contoh Pelanggaran Kampanye

Salah satu contoh pelanggaran kampanye adalah kampanye hitam. kampanye

hitam adalah terjemahan dari bahasa Inggris black campaign yang bermakna

13

Page 14: MAKALAH Pemilu

berkampanye dengan cara buruk atau jahat. Secara umum bentuk kampanye hitam

adalah menyebarkan keburukan atau kejelekan seorang politikus dengan tujuan

menjatuhkan nama baik seorang politikus sehingga dia menjadi tidak disenangi

teman-teman separtainya, khalayak pendukungnya dan masyarakat umum.

Cara-cara yang dipakai dalam berkampanye hitam adalah :

1. Menyebarkan kejelekan atau keburukan tentang seseorang politikus, dengan cara

memunculkan cerita buruk di masa lalunya, menyebarkan cerita yang

berhubungan dengan kasus hukum yang sedang berlangsung, atau menyebarkan

cerita bohong atau fitnah lainnya.

2. Untuk menguatkan cerita tersebut biasanya si penyebar cerita akan menyertakan

berupa bukti foto. Foto-foto tersebut bisa saja benar-benar terjadi, bisa juga

benar-benar terjadi tapi tidak terkait langsung dengan permasalahan, namun si

penyebar foto berharap asumsi masyarakat terbentuk atau bisa juga foto tersebut

hasil rekayasa/manipulasi dengan bantuan teknologi komputer.

3. Yang lebih hebat lagi adalah apabila dimunculkan saksi hidup yang bercerita

perihal keburukan, atau pekerjaan jahat si politikus, baik di masa lalu maupun

yang masih belum lama terjadi.

Pada kampanye pilpres kali ini bila dibandingkan dengan pelaksanaan kampanye

Pilpres 2009, kampanye hitam pada pilpres kali ini merebak jauh lebih gencar. Hal

ini bisa dilihat dari materi yang terkandung dalam kampanye hitam yang sudah

tergolong pada masalah SARA. Selain itu juga semakin gencar karena banyak

dilakukan melalui media sosial. Beberapa isu yang banyak digunakan sebagai materi

kampanye hitam yang banyak dilayangkan melalui media sosial baik melalui

Facebook maupun Twitter, serta melalui pesan singkat berantai, yaitu:

Tabel 1.

Kampanye Hitam Serang Capres

No Jokowi-JK Prabowo-Hatta1. Jokowi dituduk antek zionis. Prabowo dituduh pernah menjadi warga

Negara Yordania karena pernah tinggal di

negara itu selama

dua tahun.

14

Page 15: MAKALAH Pemilu

2. Jokowi-JK akan mengangkat menteri

agama dari kelompok Islam Syiah.

Prabowo dituduh tidak membayar gaji

karyawan Kiani Kertas selama beberapa

bulan3. Jokowi dituduh sebagai orang

nonmuslim dan beretnik Tionghoa.

Muncul video kasus pemukulan oleh

capres Prabowo di KPU4. Muncul iklan dukacita

yangmenyatakan Jokowi meninggal

dengan nama Ir. Herbertus Joko

Widodo.

Ada twitter mengatasnamakan Abraham

Samad yang menyatakan Jokowi harus

dilindungi dari pembunuhan.

5. Jokowi-JK disebutkan akan mencabut

kebijakan sertifikasi tunjangan guru.Sumber: Media Indonesia, Senin 26 Mei 2014

Isu lainnya sebagai kampanye hitam yang menerpa capres menjelang pelaksanaan

pilpres yaitu:

Tabel 2.

Empat Isu Negatif yang Menerpa Capres

No Joko Widodo Prabowo Subianto1. Jika menjadi presiden akan

dikendalikan oleh Megawati

Soekarnoputri dan negara asing.

Terlibat dalam kasus penculikan aktivis hak

asasi manusia (HAM) pada tahun 1998.

2. Suka berbohong, karena tidak

menepati janji menyelesaikan

jabatan sebagai gubernur DKI

Jakarta selama 5 tahun.

Hubungan keluarga yang tidak harmonis.

3. Terlibat dalam kasus korupsi

pengadaan bus Transjakarta

berkarat dari Tiongkok.

Temperamental (tidak bisa mengendalikan

emosi) dan suka menggunakan kekerasan.

4. Jika menang akan lebih membela

kelompok minoritas dan tidak

memperhatikan

kepentingan umat Muslim.

Tidak sukses dalam bisnis, karena

perusahaannya banyak yang rugi.

Sumber: Lingkaran Survei Indonesia, sebagaimana dikutip dari Suara Pembaruan,

Rabu 28 Mei 2014.

15

Page 16: MAKALAH Pemilu

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kampanye hitam adalah praktek kampanye dengan menyebarkan keburukan atau

kejelekan kandidat dengan tujuan menjatuhkan nama baiknya, sehingga menjadi

tidak disenangi masyarakat. Isu-isu yang digunakan tidak berdasarkan fakta dan

cenderung untuk mefitnah lawannya.

16

Page 17: MAKALAH Pemilu

4.2 Saran

Demokrasi adalah sebuah proses yang terus menerus merupakan gagasan dinamis

yang terkait erat dengan perubahan. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara

Indonesia yang menganut sistem pemerintahan demokrasi kita sudah sepatutnya

untuk terus menjaga, memperbaiki, dan melengkapi kualitas-kualitas demokrasi yang

sudah ada. Demi terbentuknya suatu sistem demokrasi yang utuh di dalam wadah

pemerintahan bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: MAKALAH Pemilu

berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-VI-11-I-P3DI-Juni-2014-20.pdf

18