Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

download Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

of 26

Transcript of Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    1/26

    PEMICU 1

    Benarkah Yodium dalam Garam Rentan Terhadap Panas Masakan

    Kelompok 8

    Akbar Pandu 14066077786

    Evan Libriandy 1406607722

    Faracitra Akuwalifah 1406607861

    Merissa Aulia 1406531731

    Thareq Kemal 1406552963

    Program Studi Teknik Kimia

    Departemen Teknik Kimia

    FTUI –  DEPOK

    Oktober –  2015

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    2/26

    ii

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI........................................................................................................................................ ii

    PENDAHULUAN................................................................................................................................ 1

    LATAR BELAKANG................................................................................................................ 1

    TUJUAN PEMBELAJARAN.................................................................................................... 2

    ISI.......................................................................................................................................................... 3

     NOMOR 1................................................................................................................................... 3

     NOMOR 2................................................................................................................................... 4

     NOMOR 3................................................................................................................................... 5

     NOMOR 4................................................................................................................................... 6

     NOMOR 5..................................................................................................................................10

     NOMOR 6..................................................................................................................................11

     NOMOR 7..................................................................................................................................13

     NOMOR 8..................................................................................................................................14

     NOMOR 9..................................................................................................................................14

     NOMOR 10................................................................................................................................15

     NOMOR 11................................................................................................................................17

     NOMOR 12................................................................................................................................19

     NOMOR 13................................................................................................................................20

     NOMOR 14................................................................................................................................21

     NOMOR 15................................................................................................................................22

     NOMOR 16................................................................................................................................22

    DAFTAR ISI........................................................................................................................................ 25

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    3/26

    1

    PENDAHULUAN 

    LATAR BELAKANG

    Hubungan keadaan geografi dan lingkungan dengan kejadian ganguan akibat kurang yodium

    (Gaky) Ganguan akibat kurang yodium (GAKY) masih merupakan masalah gizi di indonesia.

    Penyebabab utama timbunya secara epidemiologi kebutuhan yodium per orang,per hari hanya

    1-2 ug per kilogram berat badan . Apabila tidak terpenuhi secara kontiyu dan berlangsung

    lama maka akan menimbulkan gondok. Gondok dikatakan endemik apabila lebih dari 5%

     penduduk atau anak sekolah berusia 6-12 th menderita gondok.masalah (GAKY) menurut

    djokomoelyanto (1998) sering terjadi atau ditemukan di daerah pegunungan di mana

    makanan yang dikonsumsi sangat tergantung pada produksi pangan setempat. pada kondisi

    tanah yang miskin yodium.

    Menurut WHO (1993), paling tidak 1,5 miliar penduduk yang tinggal di 118negara (pada

    tahun 1990), mengalami risiko Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Di antara

    mereka 650 juta (12 persen dari total pendudukdunia) menderita gondok endemik, 43 juta

    menderita kapasitas mentalterbatas akibat defisiensi yodium, termasuk 11 juta di antaranya

    menderitakretin endemik. Kasus-kasus kretin dan kapasitas mental terbatas tersebutterjadi

    akibat defisiensi yodium pada masa fetus atau intrauterin.

    Beberapa sifat yodium menurut Hetzel (1996) antara lain, yodium adalah salah satu

    zat gizi mikro dengan bilangan atom 53 dengan bobot atom126,91. Kelarutan dalam air

    sangat rendah tetapi molekul yodium berkombinasi dengan iodida membentuk poliyodida

    menyebabkan yodiummudah larut dalam air. Yodium dalam tanah dan laut terdapat sebagai

    iodida.Yodium alam mempunyai sifat mudah menguap bila terkena panas. Ion

    iodidadioksidasi oleh sinar matahari menjadi unsur yodium elementer yaitu yodium bebas

    yang mudah menguap di udara bebas, yang selanjutnya air hujan.

    Yodium berperan penting dalam sintesa hormon tiroid. Tiroksin (T4) dan

    Triiodotironin (T3) sangat penting dalam menentukan perkembangan fisik dan mental yang

    normal pada hewan serta manusia, dalam pembentukan dan perkembangan otak, serta

     pengaturan temperatur tubuh. Defisiensi padahormon tiroid akan menyebabkan retardasi

     pertumbuhan dan kematangan pada hampir semua sistem organ.

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    4/26

    2

    TUJUAN PEMBELAJARAN

    Pembelajaran dalam pemicu 1 bertujuan untuk

    1.  Mempelajari dan memahami metode analisis kimia, yaitu gravimetri, volumetri, dan

     potensiometri

    2. 

    Menerapkan metode analisis mana yang tepat dan sesuai dengan sampel yang ada

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    5/26

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    6/26

    4

    Yodium memiliki peranan penting terhadap perkembangan anak. Karena pentingnya

    yodium tersebut, kemudian yodium ditambahkan kedalam garam dapur yang hampir selalu

    digunakan oleh ibu-ibu dalam memasak makanan. Masyarakat diberikan pemahaman untuk

    teliti dalam memililih garam dengan melihat kemasan produk garam dapur yang mengandung

    yodium atau tidak. Setelah masyarakat mengetahui dasar-dasar pemahaman mengenai

    yodium, tentunya diharapkan masyarakat awam lebih aware dan menjadi masyarakat yang

    cerdas dalam menanggapi isu-isu dan meresponnya dengan tepat namun tetap tenang.

    2. Dapatkah anda jelaskan apakah yodium itu dari aspek kimianya dan mengapa perlu

    ditambahkan ke garam dapur? Bagaimana proses yodisasi garam itu dilakukan?

    Iod adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu

    kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk senyawa dengan

     banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Iod

    menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod mudah larut dalam kloroform, karbon

    tetraklorida, atau karbon disulfida yang kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang

    indah. Iod hanya sedikit larut dalam air.

    Yodium pertama kali mulai ditambahkan ke dalam garam pada sekitar tahun 1920-an.

    Hal ini dilakukan sebagai respon terhadap fakta bahwa banyak daerah dimana orang tidak

    mendapatkan cukup asupan yodium dalam makanan mereka. Kurangnya yodium dapat

    menimbulkan berbagai masalah antara lain penyakit gondok (pembengkakan kelenjar tiroid).

    Kala itu, sekitar 90% orang yang menderita gondok diakibatkan karena kurangnya yodium.

    Proses iodisasi garam, yaitu proses penambahan zat iodium berupa senyawa Kalium

    Iodat (KIO3) atau Kalium Iodida (KI) dengan kadar 30 - 80 ppm ke dalam garam secara

    mekanis. Pada saat garam dikeringkan dalam oven kandungan iodium akan berkurang. Maka

    kandungan kalium iodat saat iodisasi dibuat berlebih yaitu sekitar 25% dari kandungan yang

    seharusnya dibuat. Menurut UNICEF garam yang akan digunakan sebagai bahan baku garam

     beriodium adalah garam yang putih, bersih, dan kering (kadar air maksimal 5%), ukuran

     partikel tidak lebih besar dari 2 cm, dan memiliki berat jenis sama dengan air (Deperindag,

    1990).

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    7/26

    5

    Proses iodisasi garam secara mekanis dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

    1. Cara kering (pencampuran padat - padat)

    Pada proses ini garam dicampur dengan senyawa iodium dalam bentuk padat atau tepung.

    Dengan cara ini sukar untuk mendapatkan campuran yang homogen mengingat

     perbandingan yang begitu besar dan kehalusan masing-masing juga tidak sama.

    2. Cara basah kering (pencampuran padat –  cair)

    Pada proses ini garam dicampur dengan cairan yang mengandung iodium dengan cara

    diteteskan atau disemprotkan. Cara ini lebih menjamin homogenisasi hasil, tetapi

    kandungan air dalam garam akan bertambah.

    3. Cara basah (pencampuran cair –  cair)

    Pada proses ini pencampuran dilakukan pada saat proses kristalisasi, dimana iodium

     bertambah pada proses kristalisasinya. Hasilnya dijamin merata tetapi membutuhkan biaya

    yang lebih besar dan teknologi yang lebih tinggi (Anonim, 1979).

    3. Setujukah anda dengan pernyataan yang menyatakan bahwa penanganan yang salah

    terhadap garam yodium dapat menghilangkan manfaatnya bahkan berpotensi

    menghasilkan efek toksik pada makanan? Mengapa demikian? Hal apa saja yang

    menurut anda merupakan kesalahan dalam penanganan garam beryodium pada

    kehidupan sehari-hari?

    Kelebihan kadar yodium pada tubuh dapat memacu tiroiditis autoimun pada individu

    yang rentan dan merangsang perkembangan timus.

    Hipertiroid adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon

    tiroid yang berlebihan dari kebutuhan tubuh (Almatsier, Sunita.2010). Hipertiroid Setelah

    adanya hipertiroid sering kali diikuti dengan hipertiroidisme sebagai lanjutannya.

    Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihanhormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang

    ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme adalah

    kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar

    tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin).

    Hipertiroidisme adalah gangguan auto imun yang biasanya ditandai dengan produksi

    autoantibodi yang mirip kerja TSH pada kelenjar tiroid. Autoantibodi IgG ini, yang disebut

    tyriod stimilating immunoglobulin, menstimulasi porduksi TH, namun tidak dihambat oleh

    kadar TH yang meningkat. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya dihambat oleh

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    8/26

    6

    kadar TH yang tinggi. Wanita yang berusia 20-an dan 30-an paling sering terdiagnosa

     penyakit.

    A.  Penyebab hilangnya kandungan Yodium pada garam

    o  Senyawa yodium memiliki titik didih yang rendah dan sangat mudah menguap,

    maka durasi waktu memanaskan garam tidak boleh terlalu lama agar kandungan

    yodium pada garam bertahan. Solusi yang dapat dilakukan adalah ketika memasak,

     berikan garam setelah makanan matang dan api kompor telah dimatikan.

    o  Garam beryodium yang terkena paparan sinar matahari langsung akan terpapar panas

    matahari, sehingga kadar yodium akan hilang. Menyimpan garam dalam wadah

    tertutup dan tidak terkena cahaya secara lansung adalah salah satu solusi yang dapat

    dilakukan untukmempertahankan kadar yodium pada garam.

    o  Penyimpanan garam di tempat lembab dan panas juga dapat menghilangkan kadar

    yodium pada garam. Hindari tempat yang lembab dan panas pada saat menyimpan

    garam.

    o  Pencampuran garam beryodium dengan asam seperti cuka dan cabai dapat

    mengurangi kadar yodium pada garam Hindari penggunaan garam bersamaan

    dengan bumbu dapur seperti cuka dan cabe.

    Peletakan garam beryodium pada udara terbuka. Pada kondisi ini dapat

    menyebabkan yodium menguap dengan mudahnya.

    4. Dalam kegiatan analisis suatu komponen kimia, dahulu dikenal sebagai

    metode klasik seperti gravimetri   dan volumetri . Apa yang anda ketahui dari

    keduanya? Dapatkah anda menentukan kandungna yodium dalam suatu larutan

    menggunakan kedua cara tersebut?

     

     Apa yang anda ketahui dari keduanya?

    Gravimetri

    Metode gravimetri adalah suatu metode analisis kuantitatif /jumlah untuk menetapkan

     perhitugan berat unsur- unsur atau senyawa-senyawa berdasarkan pengendapan atau

     penimbangan berat. Analit (senyawa yang ingin diketahui massanya) dapat ditentukan secara

    langsung dengan penimbangan atau melalui endapan yang didapatkan melalui proses

     pengenndapan dengan mereaksikan dengan pelarut yang sesuai,penguapan, atau dengan

    eektrolisis. Endapan yang didapat kemudian dilakukan penimbangan dengan neraca.

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    9/26

    7

    Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar hasil analisis secara gravimetri mendekati kebenaran

    diantaranya:

    a. Pemilihan pereaksi pengendap yang tepat sehingga endapan yang didapatkan hanya

    unsur yang ditetapkan.

     b. Memilih pereaksi pengendap yang kelarutannya tinggi.

    c. Mengatur situasi dan kondisi lingkungan (pH).

    d. Memperhatikan suhu pada waktu pengendapan.

    e. Penambahan pereaksi pembantu jika diperlukan, seperti larutan penyangga.

    f. Menambah pereaksi pengendapan berlebihan agar pengendapan sempurna danmemperkecil kelarutan endapan

    Volumetri

    Metode titrimetri atau metode volumetri, adalah cara

    analisis kuantitatif yang didasarkan pada prinsip stoikiometri

    reaksi kimia. Titrasi adalah proses pengukuran volume titran

    yang diperlukan untuk mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen

    adalah saat yang menunjukkan bahwa ekuivalen pereaksi-

     pereaksi sama. Titik ekuivalen sulit diamati karena hanya

    merupakan titik akhir teoritis atau titik akhir stoikiometri. Hal ini

    diatasi dengan pemberian indikator asam basa(Fenolftalein,

    Bromtimol biru, fenol merah, dsb) yang membantu sehingga titik

    akhir titrasi dapat diketahui.

    Titrasi atau disebut juga volumetri merupakan metode

    analisis kimia yang cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur

    atau senyawa dalam larutan. Titrasi didasarkan pada suatu reaksi yang digambarkan sebagai :

    aA + bB -> hasil reaksi

    dimana, A adalah penitrasi (titran), B senyawa yang dititrasi, a dan b jumlah mol dari A dan

    B.

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    10/26

    8

    Volumetri (titrasi) dilakukan dengan cara menambahkan (mereaksikan) sejumlah

    volume tertentu (biasanya dari buret) larutan standar (yang sudah diketahui konsentrasinya

    dengan pasti) yang diperlukan untuk bereaksi secara sempurna dengan larutan yang belum

    diketahui konsentrasinya. Untuk mengetahui bahwa reaksi berlangsung sempurna, maka

    digunakan larutan indikator yang ditambahkan ke dalam larutan yang dititrasi.

    Larutan standar disebut dengan titran. Jika volume larutan standar sudah diketahui

    dari percobaan maka konsentrasi senyawa di dalam larutan yang belum diketahui dapat

    dihitung dengan persamaan berikut :

    NB =    

     

    Dimana :

     NB = konsentrasi larutan yang belum diketahui konsentrasinya

    VB = volume larutan yang belum diketahui konsentrasinya

     NA = konsentreasi larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar)

    VA = volume larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar)

    Tahap pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan titrasi adalah pembuatan larutanstandar. Suatu larutan dapat digunakan sebagai larutan standar bila memenuhi persyaratan

    sebagai berikut :

      mempunyai kemurnian yang tinggi

      mempunyai rumus molekul yang pasti

      tidak bersifat higroskopis dan mudah ditimbang

      larutannya harus bersifat stabil

     

    mempunyai berat ekivalen (BE) yang tinggi

    Dalam melakukan titrasi diperlukan beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, seperti :

      Reaksi harus berlangsung secara stoikiometri dan tidak terjadi reaksi samping.

      Reaksi harus berlangsung secara cepat.

      Reaksi harus kuantitatif

      Pada titik ekivalen, reaksi harus dapat diketahui titik akhirnya dengan tajam (jelas

     perubahannya).

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    11/26

    9

      Harus ada indikator, baik langsung atau tidak langsung.

       Dapatkah anda menentukan kandungna yodium dalam suatu larutan menggunakan

    kedua cara tersebut?

    Penentuan kadar Yodium menggunakan metode Gravimetri

    Produk yang dibentuk dalam metode gravimetri adalah endapan yang berbentuk padatan

    ( solid ) karena zat tersebut sudah terisolasi. Endapan yang dihasilkan kemudian akan ditimbang

    dengan timbangan yang mempunyai ketelitian yang bagus dan dibandingkan dengan berat sampel

     persentase berat analit yodium terhadap sampel garam. Hasil tersebut dinyatakan dengan persamaan

    untuk menetapkan berat analit dari berat endapan sering dihitung melalui faktor gravimetri. Faktor

    gravimetric adalah jumlah berat analit dalam 1 gram berat endapan. Hasil kali dari berat endapan

    dengan faktor gravimetri sama dengan berat analit.

    Penentuan kadar Yodium menggunakan metode Titrimetri atau Volumetri

    Prinsip umum dari penetapan kadar iodium menggunakan metode titrimetri yaitu dititrasi

    menggunakan Na-tiosulfat dalam keadan asam, kemudian ditambah indikator kanji.

    Dibawah ini merupakan contoh dari hasil praktikum yang dilakukan untuk menetapkan

    kandungan yodium pada garam dapur.

    Prosedur Kerja

    Objek yang digunakan berupa larutan garam dapur agar mudah menentukan kadar

    iodiumnya. Berikut ini adalah prosesnya:

    1.  Menimbang 5-10 gram garam beriodin ke dalam Erlenmeyer(Warna masih normal)

    2.  Menambahkan aquades (Warna berubah menjadi kuning pucat), aquades berfungsi

    untuk memastikan tidak ada zat pengganggu yang terkandung dalam pelarut yang

    dapat mempengaruhi hasil.

    3. 

    Menambahkan KI 30% 5 ml

    4.  Menambahkan 2ml orthofosfat 85% (Memberi suasana asam), berfungsi untuk

    mereduksi KIO3  dari KI berlebih dan menghasilkan I2  yang akan membentuk

    kompleks berwarna biru.

    5.  Memeriksa pH sampai asam serta diaduk selama 2 menit

    6. 

    Menambahkan 2-3 tetes larutan kanji (Warna biru tua [positif terdapat iodin])

    7. 

    Menitrasi dengan larutan tiosulfat sampai tidak berwarna (Warna coklat)

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    12/26

    10

    8.  Mencatat volume tiosulfat yang dibutuhkan (Warna Hilang, bening)

    9.  Mencatat untuk mengetahui kadar iodium yang terkandung dalam garam tersebut.

    Hasil pengujian sampel harus dibandingkan dengan larutan standar. Berikut ini adalah

    langkah-langkah pembuatan larutan standar:

    1.  Menimbang ± 0,1 gram KIO3 ke dalam labu takar 100 ml

    2.  Menambahkan aquades secukupnya lalu dikocok

    3. 

    Menggunakan pipet masing-masing 0,05 ml; 0,1 ml; 0,2 ml; 0,3 ml dan 0,4 ml

    4.  Memasukkan larutan ke dalam Erlenmeyer

    5. 

    Menambahkan 50 ml aquades dan 2 ml asam ortofosfat 85%

    6.  Mengaduk selama 2 menit

    7. 

    Menambahkan KI 30% 5 ml dan 2-3 tetes larutan kanji

    8. 

    Menitrasi dengan larutan ortofosfat sampai tidak berwarna

    9.  Mencatat volume tiosulfat yang dibutuhkan

    10. Membuat kurva standar perbandingan

    5. Jika dalam suatu tim riset ilmiah anda diputuskan untuk menggunakan

    potensiometri untuk mengukur kandungan yodium dalam air secara instrumental, apa

    yang dapat anda jelaskan mengenai metode tersebut? 

    Pada potensiometri, konsentrasi ion iodat dapat ditentukan dengan menggunakan

    elektroda perak-perak iodat (Ag/AgIO3). Elektroda Ag/AgIO3 dapat dibuat dengan melapisi

    kawat perak dengan perak iodat AgIO3. Pelapisan tersebut dapat dilakukan dengan

    mengelektrolisis kawat perak dalam larutan iodat. Lama elektrolisis merupakan salah satu

    faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik elektroda. Berdasarkan hasil penelitian,

    elektrolisis dilakukan pada potensial 0.75 hingga 0.85 volt selama 15, 20, 25, 30, dan 35

    menit. Karakteristik elektroda dipelajari dengan mengukur besarnya potensial sel dengan

    elektroda Ag/AgCl sebagai elektroda pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    karakteristik elektroda Ag/AgIO3 dipengaruhi oleh lama elektrolisis. Lama elektrolisis

    optimum untuk pembuatan elektroda Ag/AgIO3 adalah 30 menit. Elektroda tersebut

    mempunyai harga bilangan Nernst 51. 6 mV/decade dan waktu respon 4 menit. Perkiraan

    konsentrasi iodat yang dapat diukur adalah 10-3 M hingga 4 x10-1 M dengan batas deteksi

    sebesar 7.94 x 10-4 M.

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    13/26

    11

    6. Dalam teknik potensiometri, digunakan berbagai jenis elektroda. Dapatkan

    menjelaskan tentang penggunaan berbagai jenis elektroda tersebut?

      Elektroda Ion-Selektif

    Pada elektroda ion selektif sistem Elektrodanya

    menggunakan suatu sistem penyekat khusus yang

    memungkinkan adanya respon selektif terhadap ion

    tertentu, dapat berupa membran gelas, kristal garam

    tertentu maupun resin penukar ion.

    Ion selektif elektroda (ISE) adalah elektroda

    membran yang selektif merespon keberadaan ion lain

    dalam larutan, juga spesifik menyelidiki keberadaan gas

    dan ion dalam larutan. Ion yang paling umum digunakan yaitu ion selektif elektroda untuk

     pH. Ion lain yang dapat diukur menggunakan ISE seperti, fluor, brom, kadmium, dan gas-gas

    dalam larutan seperti NH3, CO2 dan NO2. Ion selektif elektroda memberikan respon potensial

    tertentu pada ion yang spesifik. Untuk potensial standar digunakan potensial dari ion H+ yang

    dipakai pada pH meter. Perbedaan potensial yang dihasilkan diantara dua elektroda akan

    tergantung pada aktivitas ion yang spesifik dalam larutan. Aktivitas ion terkait pada

    konsentrasi ion yang spesifik, sehingga memungkinkan untuk analisis ukuran ion yang

    spesifik.

    Polimer yang baik digunakan sebagai ion induk adalah:

    1. Polimer yang mempunyai gugus yang mampu menyumbangkan elektron.

    Interaksi ini terjadi bila polimer mempunyai pasangan elektron bebas yang disediakan

    oleh atom nitrogen, oksigen, sulfur atau klor.

    2. Polimer yang mempunyai rantai fleksibel sehingga atom dopan dapat dengan

    mudah terikat pada polimer aktif.

    3. Polimer yang memiliki densitas energi kohesi yang tinggi dan suhu transisi gelas

    (Tg) yang rendah.

    Membran ion selektif adalah membran yang memiliki sifat yang sama dengan

    membran permeabel selektif (hanya transfer glukosa, asam amino, dan gliserol) namun yang

    ditranspor adalah ion-ion tertentu, sehingga dapat mengadakan pertukaran secara spesifik

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    14/26

    12

    sedangkan ion lain tidak. Membran pada elektroda selektif ion secara umum dibagi menjadi

    2, yaitu membran kristal dan membran non kristal.

    a. Membran kristal

    1. 

    Kristal tunggal, contoh LiF3 untuk F- 

    2.  Poli kristalin atau Kristal campuran, contoh Ag2S untuk S2- dan Ag+ 

     b. Membran NonKristal

    1.  Gelas, contoh gelas silikat untuk Na+ dan H+ 

    2. 

    Cairan, contoh cairan penukar ion untuk Ca2+ dan pembawa netral untuk K + 

    3.  Cairan polimer, contoh poli vinil klorida untuk Ca2+ dan NO

    Ion selektif elektroda yang paling umum digunakan (pH elektroda) bekerja dengan prinsip

    dasar dari sel galvanik. Dengan mengukur potensial listrik yang dihasilkan oleh membran

     pada ion tertentu dan dibandingkan dengan elektroda indikator. Kekuatan beda potensial yang

    dihasilkan sebanding dengan konsentrasi dari ion yang terukur (selektif). Rumus dasar yang

    digunakan pada sel galvani yaitu :

    Esel = EISE –  Eref

    Perbedaan pada permukaan membran ISE ditentukan dari persamaan :

     

    Dimana :

    K = konstanta untuk menghitung semua potensial ion. F = konstanta Faraday

    R = konstanta gas n = jumlah elektron yang berpindah

    T = temperatur a = aktivitas ion analit dalam larutan.Dengan memplotkan potensial yang diukur versus log(a) akan diperoleh kurva linier.

    Penggunaan elektroda selektif ion (ESI) untuk analisis kimia sangat luas karena dapat

    diterapkan untuk ion-ion anorganik sederhana, asam animo, sampai molekul organik yang

    kompleks. Kelebihan ESI adalah mudah diotomatisasi, prosedurnya sederhana, cepat dan bila

    telah dikarakterisasi tidak memerlukan pemisahan lebih dahulu. selain itu sampel yang keruh

    dan berwarna sampai batas tertentu tidak mengganggu analisis. Penentuan kadar sianida

    dalam cuplikan memberikan banyak informasi di bidang industri, kedokteran, lingkungan,

    dan pertanian.

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    15/26

    13

    7. Laboratorium di tempat anda memiliki sebuah pH meter/ volt meter, sebuah

    elektroda standar kalomel jenuh serta berbagai elektroda indikator untuk beberapa

     jenis kation. Karena tim ahli akan menilai proposal ini, dapatkah anda menjelaskan

    usulan tentang metode analisis untuk menentukan kandungan yodium dalam air

    mineral dengan menggunakan peralatan yang ada? Lengkapi dengan informasi yangcukup jelas, baik dari segi instrumentasi maupun prinsip dasar teoritis tentang metode

    analisis ini.

    Metode yang digunakan pada percobaan potensiometri. Pertama-tama praktikan harus

    membuat parameter yang perlu menjadi catatan dalam analisis ini, seperti:

      Ion yang dideteksi : I- 

      Konsentrasi : 1 ppm (asumsi)

      Jumlah sampel : 25/hari (asumsi)

     

    Volume sampel : tidak tentu

      Akurasi yang diperlukan : ± 5%

      Sampel juga mengandung : Na+, K +, Mg2+, Ca2+, Al3+, Fe2+, Fe3+, Cl-, NO3

    -

    Langkah pertama yang diperhatikan adalah memilih elektroda selektif ion untuk I-. Elektroda

    memberan pada LaF3  merupakan pilihan yang cukup efektif karena sistem ini tidak

    terinterferensi adanya ion Cl-. Sementara elektroda pembanding Ag, AgCl dipakai sebagai

     pembanding.

    Hal kedua yang diperhatikan adalah pemilihan metode. Pengunaan metode dengan sistem

    kurva kalibrasi merupakan metode yang efisien karena pemakaian metode standar adisi dan

    metode titrasi akan memerlukan waktu yang cukup lama. Adanya gangguan ion lain juga

    harus diperhatikan karena adanya zat lain yang bereaksi dengan ion I-  dapat menjadi

     pengganggu. Pengukuran potensial antara larutan standard an sampel harus dilakukan pada

    temperature yang sama karena temperature dapat mempengaruhi slope kurva kalibrasi.

    Adapaun langkah-langkah analisis ion I- adalah sebagai berikut:

    1.  Siapkan larutan standar ion I- dengan konsentrasi antara 0,1 ppm sampai 10 ppm

    2.  Siapkan larutan tisab

    3. 

    Encerkan larutan standar untuk setiap konsentrasi dengan penambahan larutan tisab

    yang sama

    4.  Siapkan larutan yang akan diukur dalam beker glass

    5. 

    Masukkan elektroda kerja dan pembanding dalam larutan lalu hubungkan dengan

     potensiometer

    6.  Catat nilai emf yang terbaca setelah didapatkan nilai yang stabil

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    16/26

    14

    7.  Untuk nilai emf sederet larutan standar, buatlah grafik hubungan antara emf dengan

    log kosentrasi

    3. 

    Baca emf larutan sampel, kemudian hitung kosentrasi larutan sampel.  

    8. Mengapa di beberapa literature dikatakan bahwa bila menggunakan teknik

    potensiometri, kondisi pH sampel larutan yang akan dianalisis tidak boleh terlalu

    asam? Mengapa diperlukan larutan yang mengandung elektrolit tinggi? Bagaimana

    kalau banyak senyawa lain seperti ion besi ada dalam sampel yang dianalisis?

    Jika kondisi pH sampel larutan yang akan dianalisis terlalu asam akan tmenimbulkan

     potensial cairan penghubung antara larutan yang diukur dengan elektroda pembanding

    sehingga meningkatkan pengukuran emf. Hal ini akan menyebabkan kesalahan pengukuran.Elektrolit yang mengandung muatan besar menyebabkan terjadinya pembelokan pada nilai

    yang rendah. Hal ini didasarkan bahwa pada konsentrasi rendah efek antar ion relative kecil

    maka aktivitas mendekati konsentrasi, gaya tarik antar ion juga bertambah dan akan terjadi

    deviasi.

    Jika terdapat ion pengganggu, dalam hal ini adalah ion besi, praktikan dapat mengatasinya

    dengan menambahkan zat pengompleks (complexing agent ), yang akan membentuk

    kompleks yang kuat dengan ion pengganggu. Contoh zat pengkompleks adalah EDTA (etelin

    diamin tetra asetat) yang dapat membentuk kompleks yang kuat dengan Fe3+ 

    9. Dengan menggunakan teknik potensiometri langsung, anda memperoleh data

    potensial dari sampel dan larutan standar. Bila hasil kurva kalibrasi E terhadap log

    konsentrasi adalah seperti pada Gambar 1. Bagaimana anda menentukan konsentrasi

    Yodium dalam sampel? Apakah elektroda telah bekerja dengan baik dalam sistem

    tersebut?

    Untuk mengukur potensial suatu logam, praktikan harus menyiapkan elektroda pembanding

    kalomel jenuh dan elektroda kerja. Elektroda kerja yang dipakai merupakan jenis elektroda

    membrane cair berpendukung dengan matriks membran. Kemudian elektroda dicelupkan

    dalam larutan ion I- dan dihubungkan dengan kabel pada alat potensiometer. Data yang

    didapat adalah potensial suatu larutan dalam berbagai konsentrasi. Kemudian praktikan

    membuat grafik hubungan antara E (mV) dengan log konsentrasi. Dari grafik, praktikan

    menghitung nilai-nilai yang bertujuan untuk menganalisis slope, batas deteksi, dan rentang

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    17/26

    15

     pengukuran. Nilai slope atau kemiringan dihitung dengan persamaan garis regresi. Batas

    deteksi diperoleh dari perpotongan garis lurus dari grafik kemiringan dengan nilai datar.

    Dalam metode potensiometri langsung, nilai  K didapatkan dengan memasukkan konsentrasi

    ion pada larutan standar pada Persamaan dibawah ini.

    Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai pX dan pA berbanding lurus dengan aktifitas ion

    Xn+ dan ion An-, bukan dengan konsentrasi. Karena pada metode potensiometri langsung nilai

     pX dan pA dihubungkan dengan konsentrasinya, hubungan antara pX dan pA dengan  E  sel

    tidak linear. Hal ini dapat dilihat pada Grafik 1, di mana untuk ion Ca2+, hubungan antara

     potensial sel dan aktifitas adalah linear dengan kemiringan 29.58 mV, sedangkan hubungan

    hubungan potensial sel dan konsentrasi tidak linear.

    Grafik 1: Hubungan Konsentrasi dan Potensial Sel dan Aktifitas dan Potensial Sel Ion Ca2+ 

    (Sumber: Skoog, Douglas A., dkk. Fundamentals of Analytical Chemistry, 8th Edition)

    Kurva pada pemicu berbentuk linear sehingga dapat kita simpulkan elektroda bekerja kurang

     baik pada kurva tersebut.

    10. Bila digunakan potensiometri dengan metode adisi standar maka kesalahan

    pengukuran karena adanya kemungkinan pembentukan kompleks ion lain dapat

    dihindarkan. Walaupun dengan penggunaan buffer jenis TISAB pembentukan

    kompleks ini dapat dicegah. Hasil pengukuran potensial dapat dilihat pada Gambar 2.

    Bagaimana anda menjelaskan penentuan konsentrasi Yodium pada sampel larutan

    dengan metode adisi standar? Bandingkan hasil yang diperoleh pada kedua cara diatas

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    18/26

    16

    Metode adisi standar digunakan pada analit dengan volemu tertentu yang belum diketahui

    konsentrasinya. Metode ini dilakukan dengan cara mengukur potensial elektroda sistem

    sebelum dan sesudah larutan standar, dalam volume yang bervariasi, ditambahkan ke dalam

    analit/sampel yang dianalisis, dalam hal ini adalah ion I-. Setelah itu, campuran-campuran

    diencerkan hingga mencapai volume yang sama (volume total), sekaligus matriks yang sama,

    kemudian dicari nilai respond an konsentrasinya setelah pengenceran. Setelah itu, praktikan

    membuat grafik dengan konsentrasi sebagai sumbu x dan respon instrument (tegangan)

    sebagai sumbu y untuk mengetahui konsentrasi sampel sebelum penambahan larutan standar.

    Data yang didapat adalah sebagai berikut :

    Tabel 1. Data respon standard an analit

    (sumber : http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrofotometri-serapan-

    atom/metode-adisi-standar/) 

    Grafik 2. Contoh kurva kalibrasi dalam metode adisi standar

    (sumber : http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrofotometri-serapan-

    atom/metode-adisi-standar/) 

    Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode potensiometri langsung

    digunakan saat konsentrasi larutan sampel diketahui, sementara metode adisi standar

    digunakan saat konsentrasi larutan sampel.

    http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrofotometri-serapan-atom/metode-adisi-standar/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrofotometri-serapan-atom/metode-adisi-standar/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrofotometri-serapan-atom/metode-adisi-standar/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrofotometri-serapan-atom/metode-adisi-standar/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrofotometri-serapan-atom/metode-adisi-standar/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrofotometri-serapan-atom/metode-adisi-standar/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrofotometri-serapan-atom/metode-adisi-standar/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrofotometri-serapan-atom/metode-adisi-standar/

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    19/26

    17

    11. Dalam kegiatan analisis seringkali dikaitkan dengan istilah larukan baku/standard

    an kurva kalibrasi, apa yang anda ketahui tentang keduanya dan mengapa diperlukan

    dalam kegiatan ini? 

    Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti.

    Larutan baku biasanya ditempatkan pada alat yang namanya buret, yang sekaligus berfungsi

    sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya atau

    kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet seukuran/ gondok(pipet volumetri)

    dan ditempatkan di Erlenmeyer.

    o  Larutan Baku Primer

    Syarat agar suatu zat menjadi zat baku primer adalah:

    1. 

    memiliki tingkat kemurnian yang tinggi;2.

     

    kering, tidak terpengaruh oleh udara/lingkungan(zat tersebut stabil);

    3.  mudah larut dalam air;

    4.  mempunyai massa ekivalen yang tinggi.

    Larutan baku primer biasanya dibuat hanya sedikit, penimbangan yang

    dilakukanpun harus teliti, dan dilarutkan dengan volume yang akurat. Pembuatan

    larutan baku primer ini biasanya dilakukan dalam labu ukur yang volumenya tertentu.

    Zat yang dapat dibuat sebagai larutan baku primer adalah asam oksalat{C2H2O4

    2H2O), Boraks(Na2B4O710 H2O), asam benzoat(C6H5COOH).

    o  Larutan Baku Sekunder

    Larutan baku sekunder adalah larutan baku yang zat terlarutnya tidak harus zat

    yang tingkat kemurniannya tinggi. Larutan baku sekunder ini konsentrasinya

    ditentukan berdasarkan standarisasi dengan cara titrasi terhadap larutan baku primer.

    Sebagai larutan baku sekunder dapat digunakan larutan basa atau asam dari senyawa

    anorganik misalnya NaOH, HCl. Larutan baku sekunder ini umumnya tidak stabil

    sehingga perlu distandarisasi ulang setiap minggu.

    Kalibrasi adalah proses verifikasi bahwa suatu akurasi dari alat ukur sesuai dengan

    rancangannya. Metode kalibrasi ada 3, yaitu :

    a.  Kurva kalibrasi

     b.  Metode adisi standar

    c. 

    Metode standard interval

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    20/26

    18

    Tahap pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan deret standar, yakni sejumlah

    larutan standar (larutan yang mengandung zat yang diuji dalam berbagai konsentrasi yang

    diketahui, berbeda-beda untuk tiap zat yang diuji, dibuat dari pengenceran stock solution).

    Setelah itu, tegangan tiap larutan diukur dan diplot dengan sumbu y sebagai tegangan dan

    sumbu x sebagai konsentrasi larutan standar. Setelah kurva terbentuk, maka persamaan kurva

    y=mx+c akan digunakan untuk mengetahui konsentrasi sampel/analit yang telah diketahui

    tegangannya. Melalui substitusi nilai tegangan analit terhadap y, maka x (konsentrasi analit)

    akan diketahui.

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    21/26

    19

    12. Untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat, hal-hal apa sajakah yang perlu

    diperhitungkan/dipertimbangkan?

    Dalam kegiatan analisis terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan. Setiap

    tahapan analisis memiliki hal yang harus diperhatikan agar diperoleh hasil analisis yang

    akurat dan teliti. Tahapan analisis dalam ilmu kimia analitik adalah sebagai berikut:

    1.  Tahap Perencanaan Analisis

    Tahapan awal ini harus selalu dilakukan agar setiap proses analisis yang dilakukan

    menjadi terarah. Untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat, maka harus

    diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu:

      Data dan informasi sampel yang akan dianalisis.

      Metode analisis yang akan digunakan.

    2.  Tahap Pengambilan Sampel

    Kegiatan pengambilan sampel dalam kajian ilmu kimia analitik disebut juga

    sebagai sampling. Sampel yang diambil dalam tahapan ini harus mewakili

    keseluruhan materi yang nantinya akan dianalisis. Beberapa hal yang harusdiperhatikan dalam pengambilan sampel adalah

      Titik pengambilan sampel.

      Jarak antara titik pengambilan sampel.

      Penghomogenan terhadap sampel hasil sampling.

    3.  Tahap Persiapan Sampel untuk Dianalisis

    Sampel yang diambil di alam terkadang perlu diubah menjadi bentuk lain terlebih

    dahulu agar mudah dianalisis. Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan

    untuk mempersiapkan sampel, yaitu:

    a.  Metode Pengeringan Sampel

    Metode pengeringan ini dilakukan untuk menghilangkan kadar air yang

    terdapat dalam suatu sampel. Pengeringan ini biasanya dilakukan dengan

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    22/26

    20

    memanaskan sampel padatan pada suhu 100-110°C sampai diperoleh berat

    yang konstan.

     b.  Metode Pengukuran Berat (volume) Sampel 

    Untuk mengetahui berat dan volume sampel dapat dilakukan menggunakan

    metode penimbangan. Metode ini penting sekali dilakukan ketika akan

    mengidentifikasi sampel secara kuantitatif.

    c.  Metode Pelarutan Sampel

    Metode pelarutan ini dilakukan untuk memudahkan proses analisis sampel

     berbentuk padatan. Pelarut yang digunakan untuk melarutkan sampel harus

    sesuai agar sampel dapat melarut secara sempurna. 

    4.  Tahap Pengukuran Sampel

    Tahapan pengukuran merupakan tahapan yang paling penting dalam melakukan

    analisis kimia. Konsep dasar yang harus dipahami dalam melakukan pengukuran

    adalah sifat dari suatu zat yang akan dianalisis itu sendiri. Baik itu sifat kimia

    maupun sifat fisikanya.

    5.  Tahap Perhitungan dan Pelaporan Data

    Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui kadar analit yang terdapat dalam suatu

    sampel. Apabila hasil perhitungan sudah dapat dipertanggungjawabkan, maka

    harus dilakukan pelaporan data.

    13. Bagaimana anda membuat 500 ml larutan H2SO4  0.25 M yang berasal dari asam

    sulfat pekat 21.8 % (w/w) dengan densitas 1.1539 g/ml di laboratorium?

    Dalam membuat larutan yang diinginkan dilakukan dengan cara pengenceran yaitu

    menambahkan pelarut pada larutan dengan konsentrasi tinggi.

     

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    23/26

    21

    ( ) 

       

       

    Ket: M1=Molaritas larutan sebelum pelarutan

    M2=Molaritas larutan sesudah pelarutan

    V1=Volume larutan sebelum pelarutanV2=Volume larutan sesudah pelarutan

    Maka kita perlu menambahkan 48.64 ml air ke larutan asam sulfat pekat 21.8 % untuk

    mendapatkan larutan yang dinginkan.

    14. Tentukan Konsentrasi larutan KMnO4 bila perubahan warna terjadi sewaktu 43.31

    ml larutan tersebut dititrasi oleh larutan garam Na2C2O4 yang berasal dari padatannya

    seberat 0.2121 gram. Diketahui berat formula dari Na2C2O4 adalah 134 g/mol.

    Reaksi yang terjadi antara lain:

    KMnO4 + Na2C2O4 + H2SO4  K 2SO4 + CO2 + Na2SO4 + MnSO4 + H2O (half reaction)

    C2O42-  2CO2 + 2e

    -- (oksidasi)

    8H+ + MnO4-- + 5e--  Mn

    2+ + 4H2O (reduksi)

    MnO4-- adalah agen oksidator yang kuat, sementara reduktornya adalah C2O4

    2 —  

                   

         

     ~ Konsentrasi KMnO4 

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    24/26

    22

    15. Bagaimana anda menentukan nilai potensial sel berikut ini:

    Ag | AgCl(jenuh/s), HCl (0.02 M) || KCl (jenuh), Hg2Cl2(jenuh) | Hg(l)

    Membuat reaksi setengah sel :

    Reduksi :    Oksidasi :      Menentukan hasil reaksi :

     Menghitung nilai potensial :

     Nilai potensial sel pada reaksi tersebut sama dengan nilai potensal sel standardnya.

    Hal ini disebabkan elektrolit 2Cl-  pada reaksi oksidasi dan reduksi di atas saling

    menghilangkan sehingga aktivitas molarnya tidak berpengaruh, yaitu :

     

    16. Untuk sel berikut ini, bagaimana anda tentukan besarnya konstan kesetimbangan

    2Ag+ + Cu ↔ 2 Ag + Cu

    2+ 

    Asumsi Cu dan Ag dalam fase solid karena pada suhu STP

    K c =  

    (berlaku hanya untuk fase gas dan larutan (aq)) 

    K c =

     

    2 Ag+  + Cu ↔ 2 Ag + Cu2+

    reduksi oksidasi

    Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi

    = - (0,340 + (0,80)

    = 0,46

    Log K = Eosel  Log K = 15.57

    K = 1015.57 

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    25/26

    23

    DAFTAR PUSTAKA

    Anggi Putri. 2014. Unsur Halogen Karakteristik dan Sifat . [ONLINE] Available

    at:http://www.sridianti.com/unsur-halogen-karakteristik-dan-sifat.html. [Accessed 22September 15].

     Add to My References 

    Hendrayana Taufik. 2006. Garam NaCL. [ONLINE] Available at: http://www.x3-

     prima.com/2012/04/garam-nacl.html. [Accessed 17 September 15]. 

    Afif Afida. 2012. Larutan Baku. [ONLINE] Available at: http://w-afif-mufida-

    fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-68243-Love%20Kimia%20Love%20Chemistry-

    Larutan%20Baku.html. [Accessed 25 September 15].

    Iman Sumarno. 2002. Yodium Tidak Rusak atau Hilang dalam Pemasakan. [ONLINE]

    Available at: http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1100397884. [Accessed

    24 September 15].

    Masykuri, M. 2009. Handout Kimia Analitik-4 : Potensiometri.

    http://masykuri.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/11/HandOut2-Potensiometri.pdf (diunduh 20

    September 2015).

    Skoog, D, 2014. Fundamental of Analytical Chemistry. 9th ed. USA: Brooks/Cole.

    Day, R.A. and Underwood, A. L, Quantitative Analytical Chemistry, Vol. 33, No. 2, 1961

    Basset. J etc. 1994.  Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik . Penerbit Buku

    Kedokteran EGC. Jakarta.

    Khopkar S. M. 1990.  Konsep Dasar Kimia Analitik . Jakarta: Universitas Indonesia

    Press.

    Rivai Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Penerbit UI.

    Underwood,A.L.1990. Kimia Analisa Kuantitatif . Jakarta: Erlangga.

    Vogel. 1994. Analisa Kuantitatif Anorganik . Jakarta: EGC.

    Ismono. 1980. Cara-Cara Optik Dalam Analisa Kimia. ITB : Bandung.

    http://www.sridianti.com/unsur-halogen-karakteristik-dan-sifat.htmlhttp://www.sridianti.com/unsur-halogen-karakteristik-dan-sifat.htmlhttp://www.sridianti.com/unsur-halogen-karakteristik-dan-sifat.htmlhttp://www.x3-prima.com/2012/04/garam-nacl.htmlhttp://www.x3-prima.com/2012/04/garam-nacl.htmlhttp://www.x3-prima.com/2012/04/garam-nacl.htmlhttp://www.x3-prima.com/2012/04/garam-nacl.htmlhttp://www.x3-prima.com/2012/04/garam-nacl.htmlhttp://www.x3-prima.com/2012/04/garam-nacl.htmlhttp://www.sridianti.com/unsur-halogen-karakteristik-dan-sifat.html

  • 8/19/2019 Makalah Pemicu 1 Kelompok 8

    26/26

    Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analisa. UI : Jakarta. Hal 245-246.

    Day, R.A. dan A. L. Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi ke V.

    Penerbit Erlangga ; Jakarta .Hal. 461 -465.

    Vogel. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi ke-IV. Penerbit EGC. Hal .

    165 - 170.

    Day, R. A dan A. L . Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta :

    Erlangga.

    Zulfikar. 2010. Volumetri. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-

    kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/volumetri/ ( diakses tanggal 22 September 2015,

    10:15 ).

    Ravendi. 2013. ANALISIS KIMIA.

    https://www.academia.edu/5727778/Analisis_Kimia ( diakses tanggal 21 September 2015,

    20:25 )

    Riezzati. 2014. Elektroda ion selektif.

    https://www.academia.edu/9192548/Elektroda_ion_selektif ( diakses tanggal 21 September

    2015, 19:32)