Makalah Pembentukan Biogas

14
BIOGAS I. Pengertian Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahanorganik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan , limbah domestik (rumah tangga), sampahbiodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Meski demikian, hanya bahan organik homogen berbentuk padat maupun cair seperti kotoran dan air kencing hewan ternak seperti babi dan sapi yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Di samping itu, di daerah yang banyak terdapat industri pemrosesan makanan seperti tahu, tempe, ikan pindang dan brem, saluran limbahnya bisa disatukan ke dalam sistem biogas sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut di atas berasal dari bahan organik yang homogen. Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktivitas sistem biogas. Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat dari bahan-bahan alami, seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah organik lain. Komponen biogas antara lain sebagai berikut : ± 60 % CH 4 (metana), ± 38 % CO 2 (karbon dioksida) dan ± 2 % N 2 , O 2 , H 2 , & H 2 S. Sumber energi Biogas yang utama yaitu kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi dan Kuda. Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain 1 m3 Biogas setara dengan : Tabel kesetaraan biogas dengan sumber bahan bakar lain Bahan Bakar Jumlah Elpiji 0,46 kg Minyak tanah 0,62 liter Minyak solar 0,52 liter Bensin 0,80 liter Gas kota 1,50 m 3 Kayu bakar 3,50 kg Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Biogas juga tidak

Transcript of Makalah Pembentukan Biogas

Page 1: Makalah Pembentukan Biogas

BIOGAS

I.                   PengertianBiogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-

bahanorganik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampahbiodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Meski demikian, hanya bahan organik homogen berbentuk padat maupun cair seperti kotoran dan air kencing hewan ternak seperti babi dan sapi yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Di samping itu, di daerah yang banyak terdapat industri pemrosesan makanan seperti tahu, tempe, ikan pindang dan brem, saluran limbahnya bisa disatukan ke dalam sistem biogas sehingga  limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut di atas berasal dari bahan organik yang homogen. Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktivitas sistem biogas.

Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat dari bahan-bahan alami, seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah organik lain. Komponen biogas antara lain sebagai berikut : ± 60 % CH4 (metana), ± 38 % CO2 (karbon dioksida) dan ± 2 % N2, O2, H2, & H2S. Sumber energi Biogas yang utama yaitu kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi dan Kuda. Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain 1 m3 Biogas setara dengan :

Tabel kesetaraan biogas dengan sumber bahan bakar lainBahan Bakar Jumlah

Elpiji 0,46 kgMinyak tanah 0,62 literMinyak solar 0,52 liter

Bensin 0,80 literGas kota 1,50 m3

Kayu bakar 3,50 kg

Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Biogas juga tidak menghasilkan limbah yang bisa mencemari lingkungan. Gas metana dalam biogas bisa terbakar sempurna. Sebaliknya, gas metana dalam bahan bakar fosil tidak bisa terbakar sempurna dan akan membahayakan lingkungan. Seperti kita ketahui, metana termasuk dalam gas-gas rumah kaca yang bisa menyebabkan pemanasan global (global warming). Sehingga penggunaan biogas bisa mencegah resiko terjadinya global warming.

Biogas memiliki kandungan energi tinggi yang tidak kalah dari kandungan energi dalam bahan bakar fosil. Nilai kalori dari 1 m3 biogas sekitar 6000 watt jam, setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas sangat cocok menggantikan minyak tanah, LPG, butana, batu bara, dan bahan bakar fosil lainnya. Biogas mengandung 75% metana. Semakin tinggi kandungan metana dalam bahan bakar, semakin besar kalor yang dihasilkan. Oleh karena itu, biogas juga memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. Sehingga jika biogas diolah dengan benar, biogas bisa digunakan untuk menggantikan gas alam. Dengan demikian jumlah gas alam bisa dihemat.

Page 2: Makalah Pembentukan Biogas

Diagram biogas – penggunaan biogas

Di negara Cina Sejak tahun 1975 "biogas for every household". Pada tahun 1992, 5 juta rumah tangga di China menggunakan biogas. Reaktor biogas yang banyak digunakan adalah model sumur tembok dengan bahan baku kotoran ternak & manusia serta limbah pertanian. Kemudian di negara India Dikembangkan sejak tahun 1981 melalui "The National Project on Biogas Development" oleh Departemen Sumber Energi non-Konvensional. Tahun 1999, 3 juta rumah tangga menggunakan biogas. Reaktor biogas yang digunakan model sumur tembok dan dengan drum serta dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian. Dan yang terakhir negara Indonesia mulai diperkenalkan pada tahun 1970-an, pada tahun 1981 melalui Proyek Pengembangan Biogas dengan dukungan dana dari FAO dibangun contoh instalasi biogas di beberapa provinsi. Penggunaan biogas belum cukup berkembang luas antara lain disebabkan oleh karena masih relatif murahnya harga BBM yang disubsidi, sementara teknologi yang diperkenalkan selama ini masih memerlukan biaya yang cukup tinggi karena berupa konstruksi beton dengan ukuran yang cukup besar. Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi sederhana, terbuat dari plastik secara siap pasang (knockdown) dan dengan harga yang relatif murah.

II.                Manfaat biogas

Setelah harga BBM naik beberapa hari yang lalu, kehidupan masyarakat baik di desa maupun di kota semakin sulit. Warga berlomba-lomba mencari sumber energi alternatif, ada yang menggunakan energi matahari, energi air, maupun energi angin. Tapi sampai sejauh ini masih belum ditemukan sumber energi yang benar-benar bisa menggantikan bahan bakar minyak. Kebanyakan sumber energi alternatif tidak bisa menghasilkan energi sebesar energi yang dihasilkan bahan bakar minyak. Tapi, sebenarnya ada sumber energi alternatif yang relatif sederhana dan sangat cocok untuk masyarakat pedesaan, energi alternatif itu adalah energi biogas. Energi biogas digunakan sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan

untuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak (bensin, solar). Dalam skala besar, biogas

dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa

kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman / budidaya pertanian.

Potensi pengembangan Biogas di Indonesia masih cukup besar. Hal tersebut mengingat cukup banyaknya

populasi sapi, kerbau dan kuda, yaitu 11 juta ekor sapi, 3 juta ekor kerbau dan 500 ribu ekor kuda pada tahun 2005.

Setiap 1 ekor ternak sapi/kerbau dapat dihasilkan + 2 m3 biogas per hari. Potensi ekonomis Biogas adalah sangat

besar, hal tersebut mengingat bahwa 1 m3 biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah. Di samping

itu pupuk organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas sudah tentu mempunyai nilai ekonomis yang tidak

kecil pula. Dengan demikian kita juga bisa mengurangi anggaran untuk membeli pupuk.

Page 3: Makalah Pembentukan Biogas

Skema biogas-proses pemanfaatan biogas

III.             Kelebihan dan Kekurangan

Selain bermanfaat sebagai pengganti bahan bakar, ada sejumlah kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara lain:

1.        Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar.2.        Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan asap.3.        Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran kandang langsung dapat diolah.4.        Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk sehingga tidak mencemari

lingkungan.5.        Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui pengurangan pemakaian bahan

bakar kayu dan bahan bakar minyak.6.        Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.

Adapun kekurangannya adalah   :1.      Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi biogas.2.      Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai terutama dalam proses produksi.3.      Belum dikenal masyarakat.4.      Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.

IV.             Proses Pembuatan Biogas

Proses penguraian oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik terjadi secara anaerob. Proses anaerob adalah proses biologi yang berlangsung pada kondisi tanpa oksigen oleh mikroorganisme tertentu yang mampu mengubah senyawa organik menjadi metana (biogas). Proses ini banyak dikembangkan untuk mengolah kotoran hewan dan manusia atau air limbah yang kandungan bahan organiknya tinggi. Sisa pengolahan bahan organik dalam bentuk padat digunakan untuk kompos.

Secara umum, proses anaeorob terdiri dari empat tahap yakni: hidrolisis, pembentukan asam,

pembentukan asetat dan pembentukan metana. Proses anaerob dikendalikan oleh dua golongan

mikroorganisme (hidrolitik dan metanogen). Bakteri hidrolitik memecah senyawa organik kompleks

menjadi senyawa yang lebih sederhana. Senyawa sederhana diuraikan oleh bakteri penghasil asam

(acid-forming bacteria) menjadi asam lemak dengan berat molekul rendah seperti asam asetat dan asam

butirat. Selanjutnya bakteri metanogenik mengubah asam-asam tersebut menjadi metana.

Page 4: Makalah Pembentukan Biogas

Instalasi sistem produksi dan pemanfaatan biogas

3.1  Bahan BakuBiogas berasal dari hasil fermentasi bahan-bahan organik diantaranya:

Limbah tanaman : tebu, rumput-rumputan, jagung, gandum, dan lain-lain, Limbah dan hasil produksi : minyak, bagas, penggilingan padi, limbah sagu, Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan dan sayuran, dedak,

kain dari tekstil, ampas tebu dari industri gula dan tapioka, limbah cair industri tahu, Limbah perairan : alga laut, tumbuh-tumbuhan air, Limbah peternakan : kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran unggas.

3.2  Proses Pembuatan Biogas yang Berasal dari Kotoran TernakBerikut adalah contoh proses pembuatan biogas dari kotoran ternak.

1.      Yang pertama dilakukan adalah menyediakan wadah atau bejana untuk mengolah kotoran organik menjadi biogas. Kalau hanya diperuntukkan secara pribadi, cukup menggunakan bak yang terbuat dari semen yang cukup lebar atau drum bekas yang masih cukup kuat. Selain itu perlunya kesediaan kotoran hewan (baik sapi maupun kambing) yang merupakan bahan baku biogas. Kalau sulit mencari kotoran hewan, maka percuma aja. Untuk itu diperlukan survey terlebih dahulu. Atau kalau mau sedikit niat, septik tank bisa dimanfaatkan seperti yang dilakukan di India.

2.      Proses kedua adalah mencampurkan kotoran organik tersebut dengan air. Biasanya campuran antara kotoran dan air menggunakan perbandingan 1:1 atau bisa juga menggunakan perbandingan 1:1,5. Air berperan sangat penting di dalam proses biologis pembuatan biogas. Artinya jangan terlalu banyak (berlebihan) juga jangan terlalu sedikit (kekurangan).

3.      Temperatur selama proses berlangsung, karena ini menyangkut "kesenangan" hidup bakteri pemroses biogas antara 27 - 28 derajat celcius. Dengan temperatur itu proses pembuatan biogas akan berjalan sesuai dengan waktunya. Tetapi berbeda kalau nilai temperatur terlalu rendah (dingin), maka waktu untuk menjadi biogas akan lebih lama.

4.      Kehadiran jasad pemroses, atau jasad yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan bahan-bahan yang akhirnya membentuk CH4 (gas metan) dan CO2. Dalam kotoran kandang, lumpur selokan ataupun sampah dan jerami, serta bahan-bahan buangan lainnya, banyak jasad renik, baik bakteri ataupun jamur pengurai bahan-bahan tersebut didapatkan. Tapi yang menjadi masalah adalah hasil uraiannya belum tentu menjadi CH4 yang diharapkan serta mempunyai kemampuan sebagai bahan bakar.

5.      Untuk mendapatkan biogas yang diinginkan, bak penampung (bejana) kotoran organik harus bersifat anaerobik. Dengan kata lain, tangki itu tak boleh ada oksigen dan udara yang masuk sehingga sampah-sampah organik yang dimasukkan ke dalam bioreaktor bisa dikonversi mikroba. Keberadaan udara menyebabkan gas CH4 tidak akan terbentuk. Untuk itu maka bejana pembuat biogas harus dalam keadaan tertutup rapat.

6.      Setelah proses ini selesai, maka selama dalam kurun waktu 1 minggu didiamkan, maka gas metan sudah terbentuk dan siap dialirkan untuk keperluan memasak. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan biogas. Seperti misalnya sifat biogas yang tidak berwarna, tidak berbau dan sangat cepat menyala. Karenanya kalau lampu atau kompor mempunyai kebocoran, akan sulit diketahui secepatnya. Berbeda dengan sifat gas lainnya, sepeti elpiji, maka karena berbau akan cepat dapat diketahui kalau terjadi kebocoran pada alat yang

Page 5: Makalah Pembentukan Biogas

digunakan. Sifat cepat menyala biogas, juga merupakan masalah tersendiri. Artinya dari segi keselamatan pengguna. Sehingga tempat pembuatan atau penampungan biogas harus selalu berada jauh dari sumber api yang kemungkinan dapat menyebabkan ledakan kalau tekanannya besar.

3.3  Desain AlatCara membuat alat sebagai berikut :

a.       Tabung ProduksiDua drum (200 liter) dibuka salah satu sisinya, dengan sebuah drum yang dibuka separo (0,5 diameter). Kemudian sisi yang terbuka penuh dan sisi yang terbuka sebagian tersebut disambungkan. Pada sisi drum yang lain dibuat lubang masing-masing dengan diameter 5 cm . Satu lubang dihubungkan dengan pipa pemasukan, dan lubang yang lain dengan pipa pembuangan (masing-masing pipa berdiameter 5 cm). Dan perkuat tiap-tiap pipa tersebut dengan sebuh penopang. Usahakan ketinggian pipa pemasukan dengan sebuah corong, untuk mempermudah proses pengisian, agar tidak terguling (menggelinding) , sebaiknya tabung produksi diberi kaki penyangga, usahakan posisi kedua pipa tegak keatas. Pada sisi atas tabung dibuat lubang dengan diameter 1,25 cm dan disambungkan dengan pipa seukuran yang sudah dipasang kran. Tabung produksi sudah jadi dan bisa dihubungkan dengan tabung penyimpanan dengan selang melalui kran.

b.      Tabung penyimpanBuka salah satu sisi drum (120 liter dan 200 liter). Untuk drum kecil (120 Lt) pada sisi yang lain dibuat 2 lubang berdiameter 1,25 cm, satu lubang untuk pemasukan gas dan yang lain untuk pengeluaran. Sambungkan kedua lubang tersebut dengan pipa seukuran, dan untuk pipa pengeluaran pasang kran. Letakkan drum besar dengan sisi terbuka menghadap keatas,lalu masukkan drum kecil dengan posisi terbalik. Tabung penyimpanan sudah jadi dan bisa diisi dengan air. Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan alat adalah kekedapannya, jadi sebelum alat degunakan sebaiknya diuji drlr kekegapannya, kalau ada yang bocor harus ditambal atau diganti

3.4  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan BiogasLaju proses anaerob yang tinggi sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi

mikroorganisme, diantaranya temperatur, pH, salinitas dan ion kuat, nutrisi, inhibisi dan kadar keracunan

pada proses, dan konsentrasi padatan. Berikut ini adalah pembahasan tentang faktor-faktor tersebut.

1.      TemperaturGabungan bakteri anaerob bekerja dibawah tiga kelompok temperatur utama. Temperatur kriofilik

yakni kurang dari 20 C, mesofilik berlangsung pada temperatur 20-45 C (optimum pada 30-45) dan

termofilik terjadi pada temperatur 40-80 C (optimum pada 55-75 C).

2.      Derajat keasaman ( pH )Pada dekomposisi anaerob faktor pH sangat berperan, karena pada rentang pH yang tidak

sesuai, mikroba tidak dapat tumbuh dengan maksimum dan bahkan dapat menyebabkan kematian yang

pada akhirnya dapat menghambat perolehan gas metana. Bakteri-bakteri anaerob membutuhkan pH

optimal antara 6,2 – 7,6, tetapi yang baik adalah 6,6 – 7,5. Pada awalnya media mempunyai pH ± 6

selanjutnya naik sampai 7,5. Tangki pencerna dapat dikatakan stabil apabila larutannya mempunyai pH

7,5 – 8,5. Batas bawah pH adalah 6,2, dibawah pH tersebut larutan sudah toxic, maksudnya bakteri

Page 6: Makalah Pembentukan Biogas

pembentuk biogas tidak aktif. Pengontrolan pH secara alamiah dilakukan oleh ion NH4+ dan HCO3-. Ion-

ion ini akan menentukan besarnya pH (Yunus, 1991).

3.      NutrisiMikroorganisme membutuhkan beberapa vitamin esensial dan asam amino. Zat tersebut dapat

disuplai ke media kultur dengan memberikan nutrisi tertentu untuk pertumbuhan dan metabolismenya.

Selain itu juga dibutuhkan mikronutrien untuk meningkatkan aktivitas mikroorganisme, misalnya besi,

magnesium, kalsium, natrium, barium, selenium, kobalt dan lain-lain (Malina,1992). Bakteri anaerobik

membutuhkan nutrisi sebagai sumber energi yang mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, sodium,

mangan, kalsium dan kobalt (Space and McCarthy didalam Gunerson and Stuckey, 1986). Level nutrisi

harus sekurangnya lebih dari konsentrasi optimum yang dibutuhkan oleh bakteri metanogenik, karena

apabila terjadi kekurangan nutrisi akan menjadi penghambat bagi pertumbuhan bakteri. Penambahan

nutrisi dengan bahan yang sederhana seperti glukosa, buangan industri, dan sisa sisa tanaman

terkadang diberikan dengan tujuan menambah pertumbuhan di dalam digester (Gunerson and Stuckey,

1986).

4.      Keracunan dan HambatanKeracunan (toxicity) dan hambatan (inhibition) proses anaerob dapat disebabkan oleh berbagai

hal, misalnya produk antara asam lemak mudah menguap (volatile) yang dapat mempengaruhi pH. Zat-

zat penghambat lain terhadap aktivitas mikroorganisme pada proses anaerob diantaranya kandungan

logam berat sianida.

5.      Faktor Konsentrasi PadatanKonsentrasi ideal padatan untuk memproduksi biogas adalah 7-9% kandungan kering. Kondisi ini

dapat membuat proses digester anaerob berjalan dengan baik.

6.      Penentuan Kadar Metana Dengan BMPUji BMP (Biochemical Methane Potential) ditunjukan untuk mengukur gas metana yang

dihasilkan selama masa inkubasi secara anaerob pada media kimia. Uji BMP dilakukan dengan cara

menempatkan cairan contoh, inokulan (biakan bakteri anaeorob) dan media kimia dalam botol serum.

Botol serum ini, diinkubasi pada suhu 35oC, lalu pengukuran dilakukan selama masa inkubasi secara

periodik (biasanya setiap 5 hari), sehingga pada akhir masa inkubasi (hari ke-30) didapatkan akumulasi

gas metana. Pengukuran dilakukan dengan memasukkan jarum suntik (metoda syringe) ke botol serum.

7.      Rasio Carbon Nitrogen (C/N)Proses anaerobik akan optimal bila diberikan bahan makanan yang mengandung karbon

dan nitrogen secara bersamaan. CN ratio menunjukkan perbandingan jumlah dari kedua elemen tersebut. Pada bahan yang memiliki jumlah karbon 15 kali dari jumlah nitrogen akan memiliki C/N ratio 15 berbanding 1. C/N ratio dengan nilai 30 (C/N = 30/1 atau karbon 30 kali dari jumlah nitrogen) akan menciptakan proses pencernaan pada tingkat yang optimum, bila kondisi yang lain juga mendukung. Bila terlalu banyak karbon, nitrogen akan habis terlebih dahulu. Hal ini akan menyebabkan proses berjalan dengan lambat. Bila nitrogen terlalu banyak (C/N ratio rendah; misalnya 30/15), maka karbon habis lebih dulu dan proses fermentasi berhenti Sebuah penelitian menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20. (Anonymous, 1999a).

8.      Kandungan Padatan dan Pencampuran Substrat

Menurut Anonymous (1999a), walaupun tidak ada informasi yang pasti, mobilitas bakteri

metanogen di dalam bahan secara berangsur – angsur dihalangi oleh peningkatan kandungan padatan

Page 7: Makalah Pembentukan Biogas

yang berakibat terhambatnya pembentukan biogas. Selain itu yang terpenting untuk proses fermentasi

yang baik diperlukan pencampuran bahan yang baik akan menjamin proses fermentasi yang stabil di

dalam pencerna. Hal yang paling penting dalam pencampuran bahan adalah menghilangkan unsur –

unsur hasil metabolisme berupa gas (metabolites) yang dihasilkan oleh bakteri metanogen,

mencampurkan bahan segar dengan populasi bakteri agar proses fermentasi merata, menyeragamkan

temperatur di seluruh bagian pencerna, menyeragamkan kerapatan sebaran populasi bakteri, dan

mencegah ruang kosong pada campuran bahan.

3        Jenis BiogasAda dua macam Biogas yang dikenal saat ini, yaitu Biogas (yang juga sering disebut gas

rawa) dan Biosyngas. Perbedaan mendasar dari kedua bahan diatas adalah cara pembuatannya.

            4.1       Biogas

Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik dengan bantuan bakteri anaerob pada lingkungan tanpa oksigen bebas. Energi biogas didominasi oleh Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%, Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%. Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel.

            4.2       Biosyngas

Biosyngas (atau lebih sering disingkat Syngas atau Producer Gas) adalah produk antara (intermediate) yang dibuat melalui proses gasifikasi termokimia dimana pada suhu tinggi material kaya karbon seperti batubara, minyak bumi, gas alam atau biomassa dirubah menjadi Karbon monoksida (CO) dan Hidrogen (H2). Apabila bahan bakunya batubara, minyak bumi dan gas alam, maka disebut Syngas, sedangkan jika bahan bakunya biomassa maka disebut Biosyngas. Biosyngas dapat digunakan langsung menjadi bahan bakar atau sebagai bahan baku untuk proses kimia lainnya. Kandungan energi biosyngas kurang lebih 3 – 8 MJ/N.m3 (mega joules per normal meter kubik), tetapi dapat mencapai 10 – 20 NJ/N.m3 jika menggunakan oksigen murni digunakan dalam proses gasifikasi. Jika dalam proses gasifiksi ditambahkan uap/steam, yang disebut “reforming”, gas yang dihasilkan akan mengandung hidrogen (H2) dalam konsentrasi tinggi.

Page 8: Makalah Pembentukan Biogas

Gambar Proses sederhana gasifikasi untuk memproduksi biosyngas.

Page 9: Makalah Pembentukan Biogas

DAFTAR PUSTAKAhttp://www.tulungagung.go.id/index.php/beranda/seputar-tulungagung/lingkungan-hidup/582-

pembuatan-biogas-untuk-pengendalian-pencemaranhttp://www.tenangjaya.com/index.php/relevan-artikel/aplikasi-kompos-jerami-untuk-

meningkatkan.htmhttp://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Biogas

Page 10: Makalah Pembentukan Biogas

PERTANYAAN – JAWABAN

1.        Apa kerugian pembuatan biogas dari kotoran ternak?Kotoran ternak lebih banyak mengandung metana dibandingkan dengan bahan pembuatan biogas lainnya. Sehingga menguap dan menyebabkan efek rumah kaca di atmosfer.

2.        Apa kelebihan dari biogas terhadap lingkungan?Jawab :

Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan asap. Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran kandang langsung dapat

diolah. Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk sehingga tidak

mencemari lingkungan. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui pengurangan pemakaian

bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak. Relatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.

3.        Sebutkan bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan biogas selain kotoran ternak?Jawab :

           Limbah tanaman : tebu, rumput-rumputan, jagung, gandum, dan lain-lain,           Limbah dan hasil produksi : minyak, bagas, penggilingan padi, limbah sagu,           Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan dan sayuran, dedak, kain

dari tekstil, ampas tebu dari industri gula dan tapioka, limbah cair industri tahu,           Limbah perairan : alga laut, tumbuh-tumbuhan air,           Limbah peternakan : kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran unggas.

4.        Bagaimana prinsip dasar pembuatan biogas?Jawab :Proses penguraian oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik terjadi secara anaerob. Secara umum, proses anaeorob terdiri dari empat tahap yakni: hidrolisis, pembentukan asam, pembentukan asetat dan pembentukan metana. Proses anaerob dikendalikan oleh dua golongan mikroorganisme (hidrolitik dan metanogen).

5.      Apa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembuatan biogas?Jawab :

           Temperatur           Derajat keasaman ( pH )           Nutrisi           Keracunan dan Hambatan           Faktor Konsentrasi Padatan           Penentuan Kadar Metana Dengan BMP           Rasio Carbon Nitrogen (C/N)           Kandungan Padatan dan Pencampuran Substrat