MAKALAH Pemasaran Global
-
Upload
anak-wayang -
Category
Documents
-
view
963 -
download
7
description
Transcript of MAKALAH Pemasaran Global
MAKALAH Manajemen Pemasaran
PEMANAFAATAN PASAR GLOBAL
A. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati
pada komoditi ekspor, diharapkan dapat menambah lengkapnya
informasi, wawasan, pengetahuan dan kompetensi bagi sumber daya
manusia yang menangani bidang ekspor impor yang tentunya sangat
diperlukan sebagai upaya persiapan memasuki perdagangan /pasar
bebas dan era perekonomian global.
Permasaran internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan
bisnis yang akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal
ini terlihat dari semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa,
modal dan tenaga kerja antar negara. Kegiatan ini dapat terjadi
melalui hubungan ekspor impor, investasi, perdagangan jasa, lisensi
dan waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan intelektual
dan alih teknologi, yang pada akhirnya memberikan pengaruh
terhadap kegiatan ekonomi lainnya, seperti perbankan, asuransi,
perpajakan dan sebagainya.
Menurut ajaran Sun Tzu, Negosiasi sangat penting dikuasai dan telah
berusia lebih dari 2500 tahun. Dan kini diimplementasikan dalam
manajemen moder. salah satu unsur penting untuk “menang” adalah
dengan mengetahui unsur kelebihan dan kekuatan lawan.
Global Negosiasi merupakan suatu hal yang pokok dan terpenting
dalam bisnis untuk melakukan rencana pengembangan dengan mitra
bisnis. Jika kita telusuri pengertian Negosiasi itu sendiri adalah proses
tawar-menawar dengan cara berunding untuk mencapai kesepakatan
kedua belah pihak.
Dalam situs Wikipedia dijelaskan bahwa Pemasaran global adalah
pemasaran berkala seluas dunia. Peluang pasar selalu terbuka bagi
semua pelaku usaha, tak terkecuali di pasar ekspor. Yang penting
mesti kreatif dan mau berinovasi dalam mengembangkan pasar.Pelaku
bisnis yang tangguh tentu tak mudah ditenggelamkan oleh setiap
perubahan tantangan bisnis meski tantangan yang datang semakin
berat. Bagi para pebisnis sejati, kesulitan justru menjadi cambuk yang
melecut semangat untuk memecahkannya sehingga usaha dapat
semakin berkembang dan maju.
Sehingga dapat kita pahami bahwa Pemasaran Global bersifat interaksi
pranata pemasaran lintas Negara, dengan demikian Kebijakan
menyangkut hubungan antara pemasar internasional dan organisasi
pemasaran yang merupakan anggota saluran pemasaran berputar di
sekitar jenis-jenis bantuan yang ditawarkan kepada mereka dan kerja
sama yang didapatkan dari mereka. Dasar pemikirannya adalah bahwa
apapun yang dilakukan hendaknya berdasarkan manfaat yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Hal ini merupakan esensi konsep
sistem dalam makalah ini.
Salah satu aspek kritis hubungan dengan para perantara terfokus pada
aktivitas promosional internasional para perantara. Dalam hal ini
terdapat tiga jenis kebijakan: gravity, push, dan pull. Kebijakan daya
tarik (gravity policy) adalah nonpromosi di mana masar internasional
semata-mata menjual kepada seorang perantara dan membiarkan
produritu mencari jalannya sendiri ke konsumen atau pemakai akhir.
Kebijakan dorong (push policy) adalah promosi melalui saluran
pemasaran. Anggota-anggota saluran pemasaran secara agresif
menjual dan mempromosikan produk kepada anggota saluran lainnya
pada lapisan yang lebih rendah. Kebijakan ini dianut oleh perusahaan-
perusahaan Eropa Barat, Amerika, da’n Australia. Kebijakan tarik (pull
strategy) adalah kebijakan di mana distribusi “dibeli” oleh Permintaan
konsumen yang ada. Pemasar internasional terlibat dalam perikIanan
massal ke pasar sasaran sehingga konsumen prajual (presold);
konsumen kemudian menarik produk tersebut melalui saluran dengan
mendesaknya melalui para perantara. Kebijakan seperti ini lebih
mengena untuk jenis-jenis produk konsumsi tertentu daripada barang-
barang industrial karena sukar melakukan prajual (presell) kepada
pemakai industrial.
B. PEMBAHASAN
Mengapa para pebisnis melakukan ekspansi pasara melalui
perdagangan Internasional maupun Pemasaran Global? Tentu hal ini
akibat adanya Keinginan, Kebutuhan serta tingginya permintaan akibat
berbagai hal. Hal ini menandakan bahwa perdagangan dan atau
pemasaran lintas Negara atau dikenal Pemasaran Global cukup
diminati dan berkembang.
Para ekonom telah mengetahui bahwa Negara Berkembang cenderung
sebagai Negara Pemasuk bahan baku. Dalam kajian Sosiologi maupun
ekonomi Internasiol, Negara penyedia bahan baku cenderung disebut
‘Negara Selatan’. Indonesia juga adalah termasuk didalamnya.
Sehingga ekspansi ekonomi ke wilayah Indonesia cukup tinggi, baik
melalui Investasi maupun pemasaran internasional. Apa lagi, Indonesia
memiliki wilayah pelayaran Internasional yang cukup baik dan bagus.
Kondisi ini menarik berbagai pihak untuk melakukan Bisnis lintas
Negara seperti halnya yang tergabung dalam kelompok AFTA, BAFTA,
ASEM, OKI hingga Negara G7.
Dalam kajian Ekonomi Internasional, Pemasaran Global ini memiliki
Konsep, yaitu :
1. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan
Kebutuhan manusia adalah keadaan dimana manusia merasa tidak
memiliki kepuasan dasar. Kebutuhan tidak diciptakan oleh
masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam
hayati kondisi manusia. keinginan adalah hasrat akan pemuas
tertentu dari kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh
kekuatan dan institusi sosial. Sedangkan Permintaan adalah
keinginan akan sesuatu yang didukung dengan kemampuan serta
kesediaan membelinya. Keinginan menjadi permintaan bila
didukung dengan daya beli. Perbedaan ini bisa menjelaskan bahwa
pemasar tidak menciptakan kebutuhan; kebutuhan sudah ada
sebelumnya Pemasar mempengaruhi keinginan dan permintaan
dengan membuat suatu produk yang cocok, menarik, terjangkau
dan mudah didapatkan oleh pelanggan yang dituju.
2. Produk
Merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk fisik
bukan terletak pada kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat
diberikannya Oleh karena itu dalam membuat produk harus
memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk
tersebut.
3. Nilai, Biaya dan Kepuasan
Merupakan perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu
produk untuk memenuhi kebutuhannya Setiap produk memiliki
kemampuan berbeda untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi
pelanggan akan memilih produk mana yang akan memberi
kepuasan total paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya
tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati
produk ideal, dalam ini termasuk harga.
4. Pertukaran, Transaksi dan Hubungan
Hubungan Kebutuhan dan keinginan manusia serta nilai suatu
produk bagi manusia tidak cukup untuk menjelaskan pemasaran.
Pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk memenuhi
kebutuhan serta keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran
adalah salah satu cara mendapatkan suatu produk yang diinginkan
dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya.
Pertukaran merupakan proses dan bukan kejadian sesaat. Masing-
masing pihak disebut berada dalam suatu pertukaran bila mereka
berunding dan mengarah pada suatu persetujuan. Jika persetujuan
tercapai maka disebut transaksi. Transaksi merupakan pertukaran
nilai antara dua pihak. Untuk kelancaran dari transaksi, maka
hubungan yang baik dan saling percaya antara pelanggan,
distributor, penyalur dan pemasok akan membangun suatu ikan
ekonomi, teknis clan sosial yang kuat dengan mitranya. Sehingga
transaksi tidak perlu dinegosiasikan setiap kali, tetapi sudah
menjadi hal yang rutin. Hal ini dapat dicapai dengan menjanjikan
serta menyerahkan mutu produk, pelayanan dan harga yang wajar
secara kesinambungan.
5. Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki
kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut
dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu.
Istilah pasar untuk menunjukan pada sejumlah pembeli dan penjual
melakukan transaksi pada suatu produk.
6. Pemasaran dan Pemasar
Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan
pasar, pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk
mewujudkan transaksi yang mungkin terjadi dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran adalah orang yang
mencari sumber daya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu
yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak lebih aktif mencari
pertukaran daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah
pemasar dan pihak kedua adalah calon pembeli.
Masalah yang dihadapi oleh pemasar internasional dalam usahanya
untuk membina hubungan baik dengan para perantara kemungkinan
menggunung akibat ketimpangan-ketimpangan komunikasi tertentu.
Empat ketimpangan seperti itu-kultural, nasionalitas, lingkungan, dan
jarak-adalah relevan. Kesenjangan kultural (cultural gap) bermuara
dari kesukaran-kesukaran yang bertalian dengan komunikasi antara
orang-orang yang memiliki nilai, norma sosial, dan sikap yang berbeda.
Kesenjangan nasionalitas (nationality gap) lebih jelas dibandingkan
dengan perbedaan kultural. Sebagian besar orang mempunyai sikap
loyal terhadap negaranya. Kesenjangan jarak (distance gap) bermuara
dari jarak geografis disertai dengan ketidak sempurnaan media
komunikasi yang ada. Kesenjangan ini dapat menghalangi arus
informasi. Kesenjangan ini harus diatasi atau ditutup bila pemasar
internasional menghendaki pemungsian sistem saluran yang mulus
dan efektif. Sayangnya, tidak ada pedoman yang mudah diikuti oleh
para pemasar.
Pemasar internasional mesti membentuk suatu sistem komunikasi
yang efektif di dalamnya informasi umpan balik mengalir dari anggota-
anggota saluran. Hal ini menempatkan para pemasar dalam posisi
mengevaluasi secara rasional efektivitas saluran pemasaran. Pemasar
internasional perlu mengetahui seberapa baik sistem saluran
beroperasi. Seiring dengan itu, organisasi pemasaran dapat
mengharapkan umpan balik yang serupa. jadi, yang dibutuhkan adalah
komunikasi dua arah.
Tentu dalam berbagai proses Perdagangan maupun pemasaran,
terdapat berbagai tantangan dan hambatan dalam memanfaatkan
Pemasaran Global bagi Negara Kita, Indonesia. Hal ini selain kebijakan
Pemerintah yang masih menggunakan Kebijakan Luar Negeri Bebas
dan aktif, sehingga mengakibatkan banyaknya Pemasaran Domestik
dan Lokal mengalami keterpurukan dan ketidakstabilan Produk dan
agresifitas Penjualan.
Adapun tantangan dan Hambatan bagi Indonesia dalam Pemasaran
Global adalah :
PERLUNYA TUJUAN/ PASAR EKSPOR
Selama ini tujuan utama ekspor Indonesia pada negara- negara
Jepang, AS, negara-negara Eropa, dan terkahir yang mengalami
kemajuan cukup pesat adalah China. Kalau eksportir Indonesia terus
menggantungkan diri pada pasar konvensional seperti itu maka bila
negara- negara yang merupakan tujuan utama ekspor Indonesia
tersebut mengalami krisis, akan terganggu pula ekspor Indonesia. Hal
tersebut sudah terjadi sekarang ini. Krisis yang melanda AS dan
negara-negara Eropa sedikit banyak telah menganggu ekspor
Indonesia.
TANTANGAN DAN PELUANG
Eksportir Indonesia harus mulai melirik tujuan ekspor lain. Salah satu
yang potensial adalah Arab Saudi. Pendapatan nasional Arab Saudi
saat ini diperkirakan mencapai 369, 173 milyar dolar AS dan
pendapatan rata-rata per orangnya (pendapatan per kapita) 20.300
dolar AS. Cadangan devisa yang dimiliki saat ini sekitar 377 milyar
dolar AS (tiga kali dari cadangan devisa Indonesia). Penduduk Arab
Saudi sampai saat ini adalah adalah 28 juta jiwa. Kebutuhan penduduk
selama ini 85% harus diimpor atau didatangkan dari luar negeri karena
Arab Saudi hanya berspesialisasi pada produksi minyak. Dengan
indikator tersebut maka Arab Saudi sangat potensial sebagai tujuan
ekspor Indonesia.
Selama ini nilai ekspor Indonesia ke Arab Saudi masih sangat kecil.
Lima negara pengekspor utama ke Arab Saudi adalah AS, China,
Jerman, Jepang, dan Italia. Sebagai gambaran pasokan Indonesia ke
Arab Saudi untuk buah-buahan saat ini menduduki peringkat ke 32.
Produk Indonesia yang selama ini diekspor ke Arab Saudi antara lain:
plywood, tekstil, kertas, buah-buahan, ban kendaraan, dan pakaian
jadi. Padahal kebutuhan Arab Saudi masih cukup besar untuk komoditi-
komoditi lain yang tidak mampu diproduksi atau produksi dari Arab
Saudi tidak mencukupi, antara lain: peralatan listrik, alat transportasi,
logam dasar, makanan, obat-obatan, dan lain-lain
Untuk menggarap Arab Saudi sebagai pasar Ekspor Indonesia perlu
dunia usaha lebih mengenal budaya bisnis Arab Saudi serta hal-hal
teknis tentang ekspor ke sana (misal: hal spesifik tentang sertifikasi,
produk apa yang tidak boleh masuk, dan lain-lain)
PEMANGKASAN EKONOMI BIAYA TINGGI
Produk ekspor Indonesia sampai saat ini masih terkena beban
“ekonomi biaya tinggi” baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi
mulai dari bahan baku, proses produksi sampai pengangkutan ke
pelabuhan dan ke luar negeri. Di tambah lagi dengan buruknya
infrastruktur menambah biaya barang. Berbagai survai daya saing
selalu menunjukkan kelemahan Indonesia di bidang birokrasi, korupsi,
dan infrastruktur
PERBAIKAN INFRASTRUKTUR
Infrastruktur yang buruk membuat harga produk ekspor Indonesia
tidak bisa bersaing di pasar. Infrastruktur yang perlu diperbaiki: jalan,
pelabuhan, pelabuhan udara, dan lain-lain.
PENGOPTIMALAN KEDUTAAN BESAR DAN ATASE
PERDAGANGAN INDONESIA DI LUAR NEGERI
Selama ini fungsi kedutaan besar dan atase perdagangan Indonesia di
luar negeri dikaitkan dengan promosi produk ekspor dan investasi
kurang optimal. Kedubes dan atase perdagangan lebih untuk “sopan
santun” diplomasi internasional. Mestinya mereka juga bertindak
secara aktif dan agresif mempromosikan produk ekspor Indonesia dan
Indonesia sebagai tujuan investasi.
PENINGKATAN SOSIALISASI TENTANG ATURAN DAN PRODUK-
PRODUK HUKUM TERKAIT DENGAN PERDAGANGAN BEBAS
Sampai saat ini banyak usahawan Indonesia yang belum mengetahui
seluk beluk khususnya yang terkait dengan aturan hukum dalam
perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan Indonesia. Misalnya
saja aturan-aturan dalam WTO
PERLUNYA KAJIAN MENDALAM TENTANG NEGOSIASI DALAM
PERDAGANGAN INTERNASIONAL SERTA PEMBENTUKAN TIM
NEGOSIASI YANG TANGGUH
Dalam kasus ACFTA (ASEAN – China Free Trade Area/ Arrangement)
ternyata negosiasi Indonesia d China dan ASEAN tdk dilakukan dg
pertimbangan matang, misal ttg mana produk yg masuk jalur normal
track, mana yg masuk fast track, mana yg masuk sensitive list.
Akibatnya setelah “deal” dan dilaksanakan, banyak yg tdk sesuai dg
kondisi Indonesia. Maka diperlukan tim pengkaji dan negosiasi yang
handal dan tangguh.
PEMBERIAN INSENTIF BAGI EKSPORTIR
Pemberian insentif baik fiskal maupun non fiskal bagi eksportir yang
melakukan ekspor untuk komoditi-komoditi baru yang potensial
maupun untuk tujuan ekspor baru non-konvensional dg tetap
memperhatikan keberlanjutan fiskal
PEMBENAHAN STRATEGI INDUSTRIALISASI DGN MEMPERKUAT
INDUSTRI-INDUSTRI SUBSTITUSI IMPOR
Selama ini strategi industrialisasi Indonesia meloncat langsung ke
promosi ekspor tetapi industri hulu (bahan baku dan barang-barang
modal seperti mesin) tidak diperkuat sehingga bahan baku dan
penolong serta mesin masih harus diimpor. Akibatnya jika terjadi
kenaikan ekspor, terjadi kenaikan impor juga
PERLUNYA INDONESIA MULAI MEMIKIRKAN ARGUMEN-
ARGUMEN “ILMIAH” UNTUK MEMBATASI SERBUAN PRODUK
IMPOR
Misalnya saja Australia, untuk membendung serbuan produk pertanian
impor yang masuk ke Australia, mereka menetapkan “Bio-Security
Act”. Biayanya memang mahal tetapi cukup efektif untuk
membendung serbuan produk pertanian impor di Australia.
MESKIPUN KLISE, PELAKSANAAN INDONESIA INCORPORATED
TETAP PERLU DITINGKATKAN
Yang dimaksud Indonesia incorporated adalah kerjasama dari semua
pihak untuk mendorong ekspor indonesia. Pihak-pihak itu: swasta,
pemerintah, masyarakat, LSM, perguruan tinggi dan lain-lain.