Makalah pemanasan global

26
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap tanggal 22 April, masyarakat dunia khususnya masyarakat peduli lingkungan memperingatinya sebagai Hari Bumi. Peringatan yang pertama kali dilakukan pada 22 April 1970 di Amerika Serikat atas prakarsa seorang senator yang bernama Geylord Nelson itu, bagi pejuang lingkungan hidup merupakan momen untuk mendesak masuknya isu lingkungan hidup dalam agenda tetap nasional dan mengingatkan manusia akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup. Isu dunia tentang lingkungan yang terhangat saat ini adalah masalah pemanasan global (global warming) dan akibat-akibatnya bagi kehidupan manusia Apa itu Pemanasan Global ? Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata- rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Diperkirakan, setiap tahun dilepaskan *18,35 miliar* ton karbon dioksida (18,35 milliar ton karbon dioksida ini sama dengan 18,35 X 1012 atau 18.350.000.000.000/kg karbon dioksida).Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak

Transcript of Makalah pemanasan global

Page 1: Makalah pemanasan global

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap tanggal 22 April, masyarakat dunia khususnya masyarakat peduli lingkungan

memperingatinya sebagai Hari Bumi. Peringatan yang pertama kali dilakukan pada 22 April

1970 di Amerika Serikat atas prakarsa seorang senator yang bernama Geylord Nelson itu,

bagi pejuang lingkungan hidup merupakan momen untuk mendesak masuknya isu lingkungan

hidup dalam agenda tetap nasional dan mengingatkan manusia akan pentingnya kelestarian

lingkungan hidup. Isu dunia tentang lingkungan yang terhangat saat ini adalah masalah

pemanasan global (global warming) dan akibat-akibatnya bagi kehidupan manusia

Apa itu Pemanasan Global ?

Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan

daratan Bumi. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan

dianggap disebabkan aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran

bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas

karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer.

Diperkirakan, setiap tahun dilepaskan *18,35 miliar* ton karbon dioksida (18,35 milliar ton

karbon dioksida ini sama dengan 18,35 X 1012 atau 18.350.000.000.000/kg karbon

dioksida).Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi

insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi. Inilah

yang disebut dengan Efek Rumah Kaca.

Rata-rata temperatur permukaan Bumi sekitar 15°C (59°F). Selama seratus tahun terakhir,

rata-rata temperatur ini telah meningkat sebesar 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit).

Para ilmuan memperkirakan pemanasan lebih jauh hingga 1,4 – 5,8 derajat Celsius (2,5 –

10,4 derajat Fahrenheit) pada tahun 2100.

MASALAH

Karerna alasan tersebut kami mencoba untuk menuliskan makalah tentang pemansasan global

yang sedang terjadi pada saat ini, yang ditinjau dari segi umum/ilmiah dan berdasarkan

agama khususnya pandangan umat islam tentang pemanasan global (ditinjau dari akibat

pemanasan global, mengapa terjadi pemanasan global dan cara pencegahan pemanasan

global) Apa bila ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan, penulis mohon maaf dan

tolong dibenarkan terima kasih.

TUJUAN

Page 2: Makalah pemanasan global

- Agar kita bisa memperehatikan keadaan lingkungan kita

- Menambah pengetahuan tentang pemanasan global

- Mengetahui cara pencegahan pemanasan global

- dan bagaimana pandangan IPTEK dan agama tentang pemanasan global

KAJIAN PUSTAKA

Bahan-bahan makalah kami ambil dari situs-situs internet yang berbeda-beda agar supaya

data yang kami kumpulkan tentang materi pemanasan global bisa mendekati kejadian yang

sebenarnya telah terjadi dan bisa menyampaikan materi dengan baik. Untuk lebih jelasnya

nanti kami lampirkan pada daftar pustaka sumber-sumber yang kami ambil.

PEMBAHASAN

Menurut iptek tentang pemanasan global

Sebagian besar para ilmuawan telah mencapai suatu kesepakatan mengenai fenomena

yang terkenal dengan nama pemanasan global dan telah menjadi sorotan utama masyarakat

dunia sekarang. Selama setengah abad sekarang ini, gas rumah kaca CO2, methan, nitrat

oksida dan CFC dilepaskan ke atmosfir bumi dalam jumlah yang sangat besar dan dengan

konsekuensi yang sangat besar.

Menurut laporan panel antara pemerintahan antar perserikatan bangsa-bangsa/IPCC, telah

terjadi kenaikan suhu minimum dan maksimum bumi antara 0,5-1,5 derajat. Kenaikan itu

terjadi pada suhu minimum dan maksimum disiang hari maupun malam hari antara 0,5

sampai 2,0 derajat celcius atau temperature rata-rata global telah meningkat sekitar 0,6

derajat celcius (33 derajat F) diabandingkan dengan masa sebelum industri.

Jika emisi gas-gas berbahaya ini terus meningkat sesuai dengan kecenderungan yang

terjadi, konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dan mencapai dua kali lipat dari

sebelum era industri pada tahun 2100. jika ini terjadi, maka konsentrasi gas rumah kaca akan

lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi selama jutaan tahun terakhir ini. Hal ini akan

mengakibatkan meningkatnya temperature rata-rata global sebesar 2,5 derajat celcius, dengan

peningkatan 4 derajat celcius di daratan. Angka tersebut sepertinya kecil dan tidak berarti,

tetapi ketika temperature permukaan bumi meningkat 4 derajat C, peningkatan ini sebenarnya

cukup untuk mengakhiri zaman Es. Saat ini, ketinggian lautan sudah meningkat karena blok-

blok es di lautan mulai mencair. Para ilmuawan mengatakan bahwa abad paling dalam

millennium terakhir adalah abad ke-20. tidak mengehrankan jika tinggi lautan selama abad

ke-20 adalah sekitar 10 cm, dan sebagian besar diantaranya terjadi pada abad ke-20.

Kenaikan suhu secara execeptional sangat mencemaskan dibandingkan dengan

bencana seperti banjir dan kekeringan karena kenaikan suhu tidak tergantung dari musim dan

Page 3: Makalah pemanasan global

bersifat lintas batas sehingga efek distruksinya besar. Selain dari itu, kenaikan suhu durasinya

lama dan polanya kontinu sehingga menguras totalitas energi. Berbeda dengan banjir dan

kekeringan, sekalipun polanya saat itu acak tetapi magnitude banjir besar terjadi pada musim

hujan dan magnitude kekeringan ekstrem terjadi pada puncak musim kemarau.

Perubahan iklim sudah tidak lagi nmenyangkut kepentingan lingkungan hidup. Namun, sudah

meluas pada aspek keamanan pangan, ketersediaan air bersih, kesehatan masyarakat,

gangguan cuaca berupa badai yang kian meningkat intensitasnya serta ancamannya. Intinya,

resiko resiko yang dihadapi manusia naik tajam. Tidak hanya mengarah pada kerusakan harta

benda atau lingkungan, tetapi juga mengancam jiwa manusia. Pemanasan global telah

memicu peningkatan suhu bumi yang mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub,

berkurangnya ketersediaan air, naiknya permukaan air laut dan dampak buruk lainnya.

Pemanasan global seperti dilaporkan 441 pakar Intergovernmental panel on Climate

change, 10 April 2007, menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi lima tahun mendatang

berupa kegagalan panen, kelangkaan air, dan kekeringan. Diperkirakan asia akan mengalami

dampak yang paling parah, produksi pertanian tiongkok dan banglades akan anjlok 30 persen,

India akan mengalami kelangkaan air dan 100 juta rumah warga pesisir akan tergenang.

Laju pemanasan global yang tidak terkendali akan makin mempercepat pencairan es

dikutub dan meningkatkan permukaan air laut secara drastic. Dampaknya, kawasan pulau

kecil dan pesisir makin tenggelam. Kemudian menimbulkan sedimentasi yang menutup

permukaan terumbu karang. Fenomena tersebut juga akan memicu tingkat keasaman terumbu

karang yang menimbulkan pemudaran (bleaching) hingga kepunahan ekosistem tersebut

akibat sedimentasi dan intensitas cahaya matahari yang berkurang.

Sifat perubahan Iklim tentu tidak mengenal batas Negara. Begitu pula distribusi dan

dampaknya, bahkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidak adilan antar Negara.

Negara-negara industri adalah penyumbang terbesar gas rumah kaca yang berdampak pada

perubahan iklim, sedangkan Negara yang sedang berkembang yang sedikit konstribusinya

dalam fenomena pemanasan global ini justru terkena dampak yang nyata. Oleh karena itu,

semua pihak harus menyatakan perang melawan pemanasan global dengan perannya masing-

masing. Industri transportasi, ahli pertanian, aktifis lingkungan, pemerintah hingga individu

harus mengerem peningkatan pemanasan global.

Pemanasan global menjadi salah satu isu panas yang diangkat di pertemuan ilmiah tahunan

European Society Cardiology di Wina akhir September 2007, yang menyatakan bahwa

apabila pemanasan global tidak dapat dikontrol, akan menimbulkan masalah kardiovaskular

di tahun-tahun mendatang.

Page 4: Makalah pemanasan global

Dr Karin Schenk-Gustafsson dari Departemen Kardiologi, Institut Karolinska di Swedia,

bahkan dengan yakin menyatakan bahwa bila mana terjadi peningkatan suhu beberapa derajat

celcius dalam tempo 50 tahun kedepan, akan terjadi peningkatan insiden penyakit

kardiovaskular. Ia merujuk pada gelombang panas yang menyerang di kawasan eropa pada

tahun 2003, berdasarkan data rekam medik dari beberapa rumah sakit dilaporkan terjadi

kematian sebanyak 35.000 orang pada dua minggu pertama bulan Agustus. Di Prancis saja

terjadi hamper 15.000 kematian pada saat itu. Sebagian besar kematian terjadi pada usia

lanjut dan menderita penyakit jantung.

Sependapat dengan pemikiran tersebut, DR. Gordon Tomaselli, ketua Departemen kardiologi

di Universitas Johns Hopkins, menganalogikan proses aterosklerosis, penumpukan kolesterol

di dinding pembulu darah, ibarat proses akarat di mobil. Karat akan mudah terjadi pada

temperature yang lebih panas, demikian juga dengan aterosklerosis.

Variasi musin terhadap factor resiko kardiovaskular, seperti tekanan darah, profil lipid, dan

factor pembekuan darah telah banyak diketahui. Namun demikian, namun demikian manakah

yang berdampak paling buruk terhadap jantung kita; temperature panas, dingin, atau lebarnya

variasi harian.

Mengutip laporan yang dipublikasikan di Environmental Health Perspectives Agustus 2003,

di Denver, Colorado pada bulan juli dan Agustus tahun 1993 sampai denggan 1997,

memperlihatkan peningkatan temperature berkaitan dengan peningkatan insidens serangan

jantung pada mereka yang berusia lebih dari 65 tahun.

Sebenarnya tubuh manusia memiliki kemampuan pengaturan agar menjaga suhu tetap stabil

pada kisaran fisiologis. Apabila suhu lingkungan mengalami peningkatan, maka tubuh akan

memproduksi keringat agar terjadi penguapan pada permukaan tubuh, sehingga peningkatan

suhu tubuh dapat di cegah. Selama proses tersebut, pembuluh darah akan mengalami

vasodilatasi (pembesaran diameter lumen) untuk mengirim darah lebih banyak ke kulit tubuh,

dimana temperature lebih dingin. Sebagai akibatnya, tekanan nadi akan bertambah (takikardi)

untuk mempertahankan curah jantung.

Penurunan tekanan darah berarti pengurangan suplai oksigen ke otot jantung, sedangkan

peningkatan denyut nadi adalah peningkatan demand. Kedua hal tersebut merupakan

kombinasi yang dapat membahayakan orang usia lanjut yang pada umumnya menderita

penyakit jantung koroner atau penderita lemah jantung. Di samping itu, keluar keringat

berlebihan akan menyebabkan terjadinya hemokonsentrasi yang pada akhirnya

mempermudah kecenderungan terjadi gumpalan darah.

Page 5: Makalah pemanasan global

Berbagai laporan telah memperlihatkan bahwa perubahan iklim memiliki potensi besar untuk

menimbulkan masalah kardiovaskuler. Namun demikian, para pakar kesehatan menyatakan

bahwa terlalu banyak variable yang tidak diketahui yang mengaitkan antara pemanasan

global dengan penyakit jantung koroner atau aterosklerosis, sehingga sulit untuk meramalkan

dampaknya dikemudian hari. Harus diakui, bahwa hingga saat ini belum ada satupun

penelitian membuktikan bahwa cuaca yang panas secara langsung dapat meningkatkan

kecenderungan menderita aterosklerosis. Tampaknya, factor polusi atau kualitas udara

lingkungan akibat pemanasan global akan lebih banyak memegang peran untuk terjadinya

masalah kardiovaskular, dibandingkan peningkatan temperature sendiri.

Para ahli klimatologi amerika sudah memprediksikan bahwa penyebab dari global warming

adalah karena bumi menyeraplebih banyak energi matahari dari pada yang di pantulkan.

Menurut mereka perbedaanya sangat_sangat fantastik 1 dibanding 7

Kesimpulan ini diambil dengan menggunakan stimulasi komputer mengenai data data

pemanasan pada permukaan buni dan laut. Data tersebut semakin menguatkan pendapat para

ahli tersebut

Para peneliti juga membandingkan energi tang masuk armosfer dengan energi yang di

pantulkan ke angkasa. Ini sangat sulit di lakukan karena itu para peneliti menggunakan suhu

permukaan laut

“Mengukur perubahan secara langsung sulit dilakukan, karena Anda harus mendeteksi

variabel tertentu dari sekian banyak variabel,” kata Gavin Smith, salah satu anggota tim

peneliti dari NASA.

“Tapi kami tahu berapa besar energi yang diserap lautan dari pengukuran selama puluhan

tahun melalui satelit maupun peralatan yang ditempatkan langsung. Didukung pemahaman

kami tentang atmosfer, hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa selama ini terjadi

ketidakseimbangan di atmosfer,” lanjutnya.

Caranya dengan memonitor suhu permukaan laut dari ribuan pelampung (buoys) yang

tersebar di berbagai lokasi. Data-data yang diambil dari berbagai tempat dimasukkan dalam

komputer dan merepresentasikan model iklim yang kompleks meliputi aktivitas atmosfer,

laut, angin, arus, gas, dan zat pencemar lainnya.

Dari simulasi tersebut tampak bahwa atmosfer bumi menyerap energi 0,85 watt per meter

persegi (secara keseluruhan setara dengan 7 triliun bola lampu 60 watt), lebih dari energi

yang dilepaskan kembali. Penyebabnya adalah efek rumah kaca yang terbentuk oleh lapisan

gas karbon dioksida. lapisan tersebut menyerap radiasi panas yang dipantulkan bumi yang

seharusnya dilepaskan ke ruang angkasa.

Page 6: Makalah pemanasan global

Menurut Gavin Schmidt, butuh energi yang besar untuk menghasilkan perubahan di

permukaan bumi. Meskipun demikian penyerapan energi telah berjalan dalam rentang waktu

yang lama.

Berdasarkan laporan Nasa, penyerapan energi sudah terlalu besar sehingga peningkatan suhu

bumi sebesar setengah derajat celcius tidak dapat dicegah kecuali manusia menghentikan

produksi gas rumah kaca.

DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

Jika tidak segera diatasi, maka kenaikan temperatur karena pemanasan global hingga tahun

2100 akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan menghangatkan lautan, yang

mengakibatkan meningkatnya volume lautan serta menaikkan permukaannya sekitar 9 – 100

cm (4 – 40 inchi), menimbulkan banjir di daerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan

pulau-pulau. Diantara 17.500 pulau di Indonesia, sekitar 4000 pulau akan tenggelam.

Beberapa daerah dengan iklim yang hangat akan menerima curah hujan yang lebih tinggi,

tetapi tanah juga akan lebih cepat kering. Kekeringan tanah ini akan merusak tanaman bahkan

menghancurkan suplai makanan di beberapa tempat di dunia. Hewan dan tanaman akan

bermigrasi ke arah kutub yang lebih dingin dan spesies yang tidak mampu berpindah akan

musnah.

Di Indonesia sendiri, tanda-tanda perubahan iklim akibat pemanasan global telah lama

terlihat. Misalnya, sudah beberapa kali ini kita mengalami musim kemarau yang panjang.

Tahun 1982-1983, 1987 dan 1991, kemarau panjang menyebabkan kebakaran hutan yang

luas. Hampir 3,6 juta hektar hutan habis di Kalimatan Timur akibat kebakaran tahun 1983.

Musim kemarau tahun 1991 juga menyebabkan 40.000 hektar sawah dipusokan dan produksi

gabah nasional menurun drastis dari 46,451 juta ton menjadi 44,127 juta ton pada tahun 1990.

Pada tahun 2006, akibat pemanasan global terlihat dengan terlambatnnya musim penghujan

yang seharusnya sudah turun pada Oktober 2006. Namun hingga Desember 2006 hujan

belum juga turun. Keterlambatan itu juga disertai dengan pendeknya periode hujan, namun

intensitasnya tinggi. Akibatnya banjir melanda Jakarta dan sekitarnya.

Pemanasan Global juga mengakibatkan siklus perkawinan dan pertumbuhan nyamuk (dari

telur menjadi larva dan nyamuk dewasa) akan lebih singkat, sehingga jumlah populasi akan

cepat naik. Mengganasnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk kemudian seolah

menyebabkan jenis penyakit baru.

EFEK RUMAH KACA

Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan sebuah

proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet.

Page 7: Makalah pemanasan global

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2 ) dan gas-

gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan

pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batubara dan bahan bakar organik lainnya yang

melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.

Selain gas CO2 , yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2 ),

nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2 ) serta beberapa senyawa organik

seperti gas metana (CH4 ) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang

peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di

atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh

permukaan bumi

Proses Efek Rumah Kaca berawal dari sinar matahari yang menembus lapisan udara

(atmosfer) dan memanasi permukaan bumi. Permukaan bumi yang menjadi panas

menghangatkan udara yang tepat diatasnya. Karena menjadi ringan, udara panas tersebut naik

dan posisinya digantikan oleh udara sejuk. Tanpa Efek Rumah Kaca maka bagian bumi yang

tidak terkena sinar matahari akan menjadi sangat dingin seperti di dalam freezer lemari es (-

18°C)

Mekanisme yang sebenarnya menguntungkan kehidupan di bumi ini berbalik menjadi sebuah

ancaman tatkala manusia memasuki era industrialisasi (abad ke-18). Untuk menunjang proses

industri, manusia mulai melakukan pembakaran batu bara, minyak dan gas bumi untuk

menghasilkan bahan baker dan listrik.

Proses pembakaran energi dari bumi ini ternyata menghasilkan gas buangan berupa CO2.

Otomatis kadar lapisan gas rumah kaca yang menahan dan memantulkan kembali udara panas

ke bumi menjadi semakin banyak. Bumi pun semakin panas.

MENGURANGI EFEK RUMAH KACA

Satu sisi, Efek Rumah kaca dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan alam. Namun, Efek

Rumah Kaca yang berlebihan akibat aktifitas manusia akan berubah menjadi ancaman untuk

kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, ketika manusia menyadari bahwa aktifitasnya

telah mengakibatkan Efek Rumah Kaca yang berlebih, maka diperlukan usaha yang sungguh-

sungguh untuk menguranginya sehingga mencapai keseimbangannya kembali.

Dunia masih mempunyai kesempatan realistis hingga 2010 guna menghindari sebagian dari

bencana meluas akibat pemanasan global (global warming). Demikian disampaikan dua

peneliti lingkungan dari Universitas Princeton dan Universitas Brown, Michael Oppenheimer

dan Brian O’Neill, di AS dalam suatu kajian yang dimuat Journal Science.

Page 8: Makalah pemanasan global

Sebuah laporan yang dikeluarkan di Cina pada tahun yang sama menyatakan ramalan, suhu

global Bumi bisa meningkat sampai 5,8 derajat Celcius sedikitnya pada akhir abad ini.

Pernyataan ini diperkuat pula oleh laporan lain dari NASA Goddard Institute for Space

Studies yang mengatakan, ambang CO2 meningkat dari angka satuan 280 ppmv (/parts per

million by volume/) pada tahun 1850 menjadi 360 ppmv pada tahun 2001. Padahal, dalam

kajian yang lain dikatakan, ambang CO2 di atmosfer harus dicegah untuk tidak melebihi

ambang 450 ppmv.

Para ilmuwan mempelajari cara-cara untuk membatasi pemanasan global. Kunci utamanya

adalah:

1.membatasi emisi CO2

Tehnik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi minyak

dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua

penggunaan energi minyak sehemat mungkin.

2.Menyembunyikan karbon yang juga membantu mencegah karbon dioksida memasuki

atmosfer atau mengambil CO2 yang ada.

Menyembunyikan karbon dapt dilakukan dengan dua cara:

1. Di bawah tanah atau penyimpanan air tanah

Bawah tanah atau air bawah tanah bisa digunakan untuk menyuntikkan emisi CO2 ke

dalam lapisan bumi atau ke dalam lautan. Lapisan bumi yang dapat digunakan adalah

penyimpanan alami minyak dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan

memompakan CO2 kedalam tempat-tempat penyimpanan minyak di perut bumi akan

membantu mempermudah pengambilan minyak atau gas yang masih tersisa. Hal ini

bisa menutupi biaya penyembunyian karbon. Lapisan garam dan batubara yang dalam

juga bias menyembunyikan karbon dioksida.

2. Penyimpanan di dalam tumbuhan hidup.

Tumbuhan hijau menyerap CO2 dari udara untuk tumbuh. Kombinasi karbon dari CO2

dengan hidrogen diperlukan untuk membentuk gula sederhana yang disimpan di dalam

jaringan. Mengingat pentingnya tumbuhan dalam menyerap CO2 , maka perlunya

memelihara pepohonan dan menanam pohon baru lebih banyak lagi

PROTOKOL KYOTO

Pemanasan global sudah menjadi isu internasional. Bahkan, keresahan dunia ini terwujud

dalam konferensi Kyoto pada Desember 1997. Persetujuan konferensi itu berlaku mulai 16

Februari 2005. Protokol Kyoto adalah sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja

Page 9: Makalah pemanasan global

PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), yakni sebuah persetujuan internasional mengenai

pemanasan global.

Negara-negara yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi

emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya. Jika sukses

diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata pemanasan global antara

0,02°C dan 0,28°C pada tahun 2050.

Hingga Februari 2005, 141 negara telah meratifikasi protokol tersebut, termasuk Kanada,

Tiongkok, India, Jepang, Selandia Baru, Rusia, 25 negara anggota Uni Eropa, serta Rumania

dan Bulgaria. Untuk mencapai protokol Kyoto ini, semua negara terus menciptakan teknologi

yang ramah lingkungan, terutama negara maju. Karena, negara maju yang banyak

mengeluarkan CO2 penyebab rumah kaca.

Dengan mengedepankan Protokol Kyoto, industri-industri stategis seperti industri migas,

industri transportasi, industri minyak dan gas didorong untuk menggunakan energi alternatif

yang ramah lingkungan. Artinya, sedapat mungkin meninggalkan penggunaan migas yang

merupakan sumber utama emisi gas karbon.

Lima besar negara penyumbang emisi Gas Rumah Kaca terbesar adalah :

1. Amerika Serikat

2. Tiongkok

3. Rusia

4. India

5. Jepang

(sumber : Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC))

Sejumlah negara industri maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Australia hingga kini belum

menandatangi protokol ini. Mereka beranggapan, kesepakatan ini akan mengancam masa

depan industi mereka. Padahal, AS tercatat sebagai salah satu negara penyumbang emis gas

karbon terbesar di dunia.

Penolakan terhadap perjanjian ini di Amerika Serikat terutama dikemukakan oleh industri

minyak, industri batubara dan perusahaan-perusahaan lainnya yang produksinya tergantung

pada bahan bakar fosil. Para penentang ini mengklaim bahwa biaya ekonomi yang diperlukan

untuk melaksanakan Protokol Kyoto dapat menjapai 300 milyar dollar AS, terutama

disebabkan oleh biaya energi.

KAPITALISME TELAH MERUSAK KESEIMBANGAN ALAM

Penolakan Amerika Serikat dan Australia untuk melaksanakan Protokol Kyoto telah

menunjukkan bahwa kapitalisme yang mereka emban lebih mementingkan keuntungan

Page 10: Makalah pemanasan global

materi dari pada kepentingan bersama yang lebih besar. Dengan demikian, usaha mengurangi

emisi gas rumah kaca tidak mungkin bisa dilakukan secara signifikan, karena tidak adanya

kepedulian atas berbagai dampak buruk pemanasan global yang telah diprediksi oleh para

ahli.

Selain itu kapitalisme juga mengutamakan kepemilikan individu dan pendekatan yang

utilitarian (mementingkan kemanfaatan) telah melahirkan sikap eksploitatif atas sumber daya

alam seraya mengabaikan aspek moralitas Hal ini yang mengakibatkan hak penguasaan

sumber daya alam, khususnya hutan bisa jatuh ke tangan individu. Padahal kelestarian hutan

sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan alam yang dibutuhkan bagi kehidupan

manusia, tumbuhan dan hewan, serta seluruh ekosistem.

Prinsip kapitalisme yang mementingkan keuntungan dan mengutamakan kepemilikan

individu terhadap sumber daya alam berakibat rusaknya keseimbangan alam. Selama ide

kapitalisme masih diemban, maka kehidupan dan alam akan senantiasa pada posisi yang tidak

seimbang. Akibatnya, musibah akan senantiasa mengancam kehidupan manusia, hewan dan

tumbuhan. Dengan kenyataan tersebut, tentu sangat mengherankan apabila masih banyak

manusia berharap dan merasa nyaman hidup dengan kapitalisme.

Pemanasan global menurut agama

(Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,

supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar

mereka kembali (ke jalan yang benar)). (QS. Ar-Ruum : 41)

Ayat Allah diatas menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di darat dan di laut karena

aktifitas manusia yang tidak mengikuti jalan yang benar (syariat Allah). Akibatnya, musibah

akan senantiasa mengancam kehidupan manusia. Oleh karena itu, penerapan syariat Allah

merupakan satu-satunya jalan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi.

Sedangkan syariat Allah hanya bisa diterapkan apabila ada institusi yang menerapkannya.

KHILAFAH HARUS MEMIMPIN DUNIA

Khilafah adalah institusi satu-satunya yang akan menerapkan syariat Allah di muka bumi.

Penerapan syariat yang sesuai kehendak Allah sebagai pemilik bumi dan seisinya tentu akan

mampu memberikan dampak positif pada keseimbangan alam. Karena itu, sudah menjadi

kewajiban khalifah sebagai pemegang amanah dari Allah untuk selalu berusaha menjaga

keseimbangan alam dan menghilangkan segala bentuk kemudharatan atau bahaya yang akan

menimpa seluruh kehidupan karena akibat aktifitas manusia. Amanah ini didasarkan pada

sabda Rasul SAW.:

Page 11: Makalah pemanasan global

“Imam adalah ibarat penggembala dan hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap

gembalaannya (rakyatnya).” (HR. Muslim)

Kaidah fikih menyebutkan

, “Adh-dlarar yuzal”, artinya segala bentuk kemudharatan atau bahaya itu wajib dihilangkan.

Hal ini didasarkan pada sabda Nabi SAW “Laa dharara wa laa dhiraara.” (HR Ahmad & Ibn

Majah), artinya tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun membahayakan orang lain.

Oleh karena itu sebagai upaya menjaga keseimbangan alam, maka Khalifah wajib

menetapkan kebijakan untuk kemaslahatan umum dalam mengatasi pemanasan global,

sebagai berikut :

1. Memperbanyak tanaman untuk menyerap gas rumah kaca yang berlebih

1. Menjaga dan mengelola hutan sesuai syariah

2. Menjaga keseimbangan antara tingkat polusi dan RTH (Ruang

Terbuka Hijau) di setiap wilayah

3. Mewajibkan rakyat menjaga lingkungan masing-masing

4. Menghidupkan tanah-tanah mati.

5. Mengambil alih tanah-tanah yang tidak dikelola selama tiga

tahun dan memberikan kepada orang lain untuk mengelolanya.

2. Mengurangi emisi gas karbon dari industri, transportasi dan

eksplorasi sumber daya alam

1. Mengadopsi sains dan tehnologi yang bisa menjaga kelestarian

lingkungan

2. Menciptakan mesin-mesin industri dan transportasi yang ramah

lingkungan, termasuk menyediakan sistem transportasi yang baik

3. Memberi subsidi untuk konversi bahan bakar industri yang

ramah lingkungan

4. Mendorong penelitian dan pengembangan bahan bakar alternatif

yang ramah lingkungan

5. Menetapkan metode yang ramah lingkungan untuk eksplorasi,

misalnya metode carbon sequestration

3. Menyiapkan SDM peduli lingkungan dan undang-undangnya

1. Memberi pendidikan kelestarian lingkungan lewat jalur formal

dan non formal

2. Menyiapkan dan menyebar para qodli hisbah dan polisi

3. Membuat Undang-undang kelestarian lingkungan hidup

Page 12: Makalah pemanasan global

4. Melakukan dakwah dan jihad

Dakwah dan jihad merupakan sarana agar Khilafah memimpin dunia dengan Islam, sehingga

menjadi rahmat bagi seluruh alam, yang akibatnya keseimbangan alam bisa terjaga secara

menyeluruh (global)

Begitu pentingnya kehadiran khilafah untuk menyelamatkan manusia dan lingkungannya,

maka wilayah kekuasaan khilafah harus meliputi seluruh dunia. Karena tentu tidak ada

artinya apabila kebijakan yang berwawasan lingkungan tersebut hanya diterapkan di sebagian

wilayah di dunia, sedangkan sebagian yang lain mengabaikannya. Dengan kondisi tersebut

keseimbangan alam tidak akan tercapai secara maksimal, yang berarti masih ada potensi

kerusakan dan ketidak seimbangan alam yang bisa menyebabkan musibah bagi manusia. Jadi,

khilafah memang harus memimpin dunia dengan Islam, sehingga keseimbangan alam terjaga

sepenuhnya untuk menyelamatkan seluruh kehidupan dari musibah.

Akibat belebih-lebihan

Lingkungan memiliki daya lenting berupa kemampuan untuk kembali ke keadaan semula

setelah diintervensi. Lingkungan dapat kembali ke keadaan keseimbangan apabila terjadi

intervensi, namun tingkat pengembaliannya memerlukan banyak waktu. Kecepatan intervensi

manusia sendiri tergantung dari tingkat kebutuhan dan keinginannya.

Penyebab utama pemanasan global adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara,

minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal

sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Pembakaran bahan bakar fosil umumnya disebabkan

aktivitas industri, transportasi, dan rumah tangga. Aktivitas tersebut meningkat seiring

dengan pertambahan penduduk dan keinginan masyarakat modern yang semakin beragam.

Pandangan Islam mengenai pertambahan penduduk dan keinginan masyarakat modern yang

makin beragam adalah mengingatkan agar tindakan dan kebutuhan manusia tidak berlebih-

lebihan (Al-Isra:27). Kebutuhan manusia dapat diperhitungkan dan dipenuhi oleh sumber

alam yang ada di muka bumi, namun keinginan manusia sangatlah banyak. Memenuhi semua

keinginan manusia hanya akan memperburuk keadaan. Perbandingan pola produksi dan

konsumsi di antara negara berkembang dan negara maju membuktikan hal tersebut.

Dari data World Resources Institute tahun 1994 menunjukkan bahwa pada tahun 1991 AS

mengkonsumsi energi hampir tiga kali lipat lebih banyak dari Jepang untuk menghasilkan 1

dolar AS GNP-nya. Dengan penduduk yang hanya 4,6 persen dari penduduk dunia, pada

tahun 1991 AS menghasilkan 22 persen emisi global CO2. Dengan pola konsumsi energi

sebagai indikator bagi lingkungan yang berkelanjutan, kelahiran bayi di AS menghasilkan 2

kali lipat dampak lingkungan bagi bumi dibandingkan seorang bayi yang lahir di Swedia, 3

Page 13: Makalah pemanasan global

kali lipat dibanding di Italia, 13 kali lipat dibanding Brazil, 35 kali dari India, dan 140 kali

lipat dibanding Bangladesh.

Berbagai macam solusi telah ditawarkan untuk mengurangi dampak pemanasan global seperti

menanam pohon untuk menyerap gas karbon dioksida yang ada di udara, mengurangi

penggunaan barang-barang yang tidak dapat didaur ulang, mengurangi emisi CFC, dan

sebagainya. Alquran lebih jauh membahas solusi permasalahan tersebut dari sikap preventif

yaitu dengan tidak berlebih-lebihan atau tidak bersikap boros (Al-Furqan:67).

Oleh karena itu, pertemuan-pertemuan internasional seharusnya membahas mengenai standar

hidup maksimal. Standar hidup maksimal meliputi gaya hidup, pemakaian rumah,

penggunaan air, atau yang sejenisnya. Gaya hidup berlebihan seperti memiliki pakaian,

sepatu, dan perhiasan yang jumlahnya sangat banyak padahal penggunaannya sangat jarang,

perlu dibatasi.

Penggunaan pesawat jet pribadi yang hanya mengangkut 1 atau 2 orang artis, atau mobil yang

hanya berpenumpang 1 atau 2 orang dapat menyebabkan pemborosan sumber energi.

Pembangunan rumah yang memiliki kamar sangat banyak padahal hanya digunakan oleh

beberapa orang juga perlu dibatasi. Penggunaan air dalam rumah tangga perlu diatur sesuai

dengan kebutuhan dasar dan jumlah orang yang ada di rumah tersebut.

Rasulullah telah mengingatkan kita bahwa apa yang ada di dunia ini akan sirna dan apa yang

kita berikan adalah kepunyaan kita sesungguhnya di akhirat. Karena itu, pemilikan atau

penggunaan barang yang berlebihan sangat tidak dianjurkan dalam Islam. Islam menuntun

agar setiap manusia lebih banyak memberi daripada memiliki.

Dari data World Resources Institute tahun 1994 menunjukkan bahwa pada tahun 1991 AS

mengkonsumsi energi hampir tiga kali lipat lebih banyak dari Jepang untuk menghasilkan 1

dolar AS GNP-nya. Dengan penduduk yang hanya 4,6 persen dari penduduk dunia, pada

tahun 1991 AS menghasilkan 22 persen emisi global CO2. Dengan pola konsumsi energi

sebagai indikator bagi lingkungan yang berkelanjutan, kelahiran bayi di AS menghasilkan 2

kali lipat dampak lingkungan bagi bumi dibandingkan seorang bayi yang lahir di Swedia, 3

kali lipat dibanding di Italia, 13 kali lipat dibanding Brazil, 35 kali dari India, dan 140 kali

lipat dibanding Bangladesh.

Berbagai macam solusi telah ditawarkan untuk mengurangi dampak pemanasan global seperti

menanam pohon untuk menyerap gas karbon dioksida yang ada di udara, mengurangi

penggunaan barang-barang yang tidak dapat didaur ulang, mengurangi emisi CFC, dan

sebagainya. Alquran lebih jauh membahas solusi permasalahan tersebut dari sikap preventif

yaitu dengan tidak berlebih-lebihan atau tidak bersikap boros (Al-Furqan:67).

Page 14: Makalah pemanasan global

Oleh karena itu, pertemuan-pertemuan internasional seharusnya membahas mengenai standar

hidup maksimal. Standar hidup maksimal meliputi gaya hidup, pemakaian rumah,

penggunaan air, atau yang sejenisnya. Gaya hidup berlebihan seperti memiliki pakaian,

sepatu, dan perhiasan yang jumlahnya sangat banyak padahal penggunaannya sangat jarang,

perlu dibatasi.

Penggunaan pesawat jet pribadi yang hanya mengangkut 1 atau 2 orang artis, atau mobil yang

hanya berpenumpang 1 atau 2 orang dapat menyebabkan pemborosan sumber energi.

Pembangunan rumah yang memiliki kamar sangat banyak padahal hanya digunakan oleh

beberapa orang juga perlu dibatasi. Penggunaan air dalam rumah tangga perlu diatur sesuai

dengan kebutuhan dasar dan jumlah orang yang ada di rumah tersebut.

Rasulullah telah mengingatkan kita bahwa apa yang ada di dunia ini akan sirna dan apa yang

kita berikan adalah kepunyaan kita sesungguhnya di akhirat. Karena itu, pemilikan atau

penggunaan barang yang berlebihan sangat tidak dianjurkan dalam Islam. Islam menuntun

agar setiap manusia lebih banyak memberi daripada memiliki.

Solusi permasalahan pemanasan global tidak hanya terkait dengan mengubah energi fosil

menjadi energi biofuel atau energi alternatif lainnya. Menurut Alquran, semua tindakan

berlebihan pada akhirnya akan merugikan manusia. Penggunaan sumber energi massal akan

menyebabkan output dalam jumlah massal. Bahan apapun apabila dibuang dalam jumlah

banyak dan dalam waktu yang cepat, pasti akan mempengaruhi keseimbangan lingkungan.

Oleh karena itu mengubah sumber energi dari energi fosil menjadi energi biofuel tidak

menjamin lingkungan akan aman, sebab pembakaran biofuel pasti akan menghasilkan

polutan dalam jumlah massal dan dalam waktu yang cepat. Penggunaan energi hendaknya

bersumber dari energi yang paling mudah didapatkan, paling murah biayanya, dan paling

mudah mengoperasikannya di suatu daerah.

Bahaya penyeragaman

Pertanian yang dituding menjadi pemicu pemanasan global karena penggunaan pupuk,

peptisida, dan konversi lahan dari hutan menjadi pertanian perlu juga dikaji. Sentralisasi yang

dilakukan oleh orde baru terhadap pola makan bangsa Indonesia menyebabkan

ketergantungan rakyat Indonesia terhadap beras sangat tinggi. Dulu beberapa kelompok

masyarakat di Indonesia punya sumber-sumber pangan alternatif.

Semestinya perbedaan sumber makanan itu disyukuri sebagai rahmat dari Allah.

Penyeragaman sumber makanan menyebabkan ketergantungan pada sumber tertentu yang

belum tentu cocok ditanam di wilayah tertentu sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan.

Page 15: Makalah pemanasan global

Selain itu, penyeragaman sumber makanan menyebabkan ekosistem di beberapa daerah

berubah karena lahan yang semula tidak diperuntukan dan tidak cocok untuk pertanian,

dipaksakan untuk menjadi lahan pertanian. Keanekaragaman hayati di daerah itu pun menjadi

terancam musnah. Hewan-hewan yang biasa makan dari hasil hutan terancam punah dan

beberapa binatang merusak lahan pertanian karena kehilangan tempat berlindung dan sumber

makanan.

Allah telah menciptakan alam dengan berbeda-beda jenisnya sesuai dengan keadaan

masyarakat. Allah juga telah menciptakan sesuatu sesuai dengan kadarnya. Produksi yang

tidak berasal dari daerah setempat, baik bahan mentah maupun sumber daya, akan

menyebabkan ketergantungan daerah tersebut pada sumber daya asing. Tambahan lagi

produksi massal tentu akan menghasilkan jumlah polutan atau limbah yang massal juga.

Sebenarnya alam memiliki kemampuan menyerap polutan yang timbul tetapi apabila

jumlahnya banyak dan dalam waktu yang cepat maka alam tentu tidak akan sanggup

melakukannya.

KESIMPULAN

1. Pemanasan Global telah mengancam kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan

2. Pemanasan Global merupakan dampak negatif dari aktifitas manusia

yang tidak diatur berdasarkan syariat Allah

3. Kapitalisme yang mendasari aktifitas manusia tersebut telah

terbukti merusak keseimbangan alam dan tidak mampu menyelesaikan

masalah tersebut

4. Khilafah adalah institusi satu-satunya harapan seluruh manusia

yang akan mampu mengatasi pemanasan global dan menyelamatkan

kehidupan seluruhnya.

- Pemanasan global yang kini terjadi, sepenuhnya merupakan dampak dari perilaku berlebih-

lebihan manusia di dunia.

- Allah SWT telah menciptakan alam dengan segala keseimbangannya, namun perilaku

manusia kemudian merusak keseimbangan itu. – Karena itu, solusi yang ditawarkan Islam

untuk menangkal pemanasan global adalah menghentikan gaya hidup yang berlebih-lebihan.

(Ir. R-the Ice)

*Rujukan :*

1. Jawa Pos edisi Selasa 10 April 2007 – Fenomena Pemanasan Global dan

Pengaruhnya di Indonesia

2. Majalah Suara Hidayatullah edisi April 2007 – Ihwal : Bumi Semakin

Page 16: Makalah pemanasan global

Mencemaskan

3. Nurhadi – Surabaya Post edisi 24 April 2006 – Ancaman Pemanasan Global

4. Republika edisi 12 Maret 2007 – Atasi Pemanasan Global dengan Energi

Alternatif

5. Tempo Interaktif edisi 11 Januari 2007 – Bumi Makin Panas

6. Wikipedia Indonesia (Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia) – Efek

Rumah Kaca

7. Wikipedia Indonesia (Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia) – Gas Rumah

Kaca

8. Pikiran Rakyat edisi 19 September 2006 – Nyamuk Ganas akibat Pemanasan

Global

9. Wikipedia Indonesia (Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia) – Pemanasan

Global

10. http://www.angkasa-online.com/12/12/fenomena/fenomena1.htm

<http://www.angkasa-online.com/12/12/fenomena/fenomena1.htm>

11. Republika edisi 29 Maret 2007 – Pemanasan Global Cairkan Seluruh Es di Bumi

12. Shiddiq Al Jawi – Pengelolaan Hutan Berdasarkan Syariah