Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

26
MAKALAH PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN LABORATORIUM SISTEM PERSYARAFAN Disusun Oleh : Kelompok 5 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

Transcript of Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

Page 1: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

MAKALAH PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN

LABORATORIUM

SISTEM PERSYARAFAN

Disusun Oleh :

Kelompok 5

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

Page 2: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

2012

ANGGOTA KELOMPOK

Eni Astutiningsih A11100708

Agus Junaedi A11100709

Nasikhatus Sangadah A11100710

Tri Septi Pujirahayu A11100712

Ikhsan A11100714

Haniati Nur Fazari A11100715

Budiman A11100716

Fedi Sudrajat A11100717

Dwi Nur Miftahul Jannah A11100718

Istingadah A11100719

Nur Arifah Afiani A1100721

Tri Wahyu Widodo A11100722

Page 3: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-

Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Pemeriksaan diagnostik dan laboratorium sistem persyarafan”

sebagai salah satu tugas semester III pada mata kuliah Blok

Persyarafan..

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam

pembuatan makalah ini yaitu:

1. H. Giyatmo S Kep Ners, selaku ketua STIKES

Muhammadiyah Gombong

2. Herniyatun,M.Kep.Sp.Mat, selaku ketua prodi S1

Keperawatan

3. Ibu dan ayah tersayang yang selalu memberikan dukungan

moril maupun materil serta doa yang tulus sehingga

makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya

membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Page 4: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

Gombong, 26

Desember 2012

Penulis

Page 5: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik sangat penting dilakukan untuk

mencatat hasil pemeriksaan neurologis secara akurat, karena keputusan

penanganan sangat tergantung dari pemeriksaan - pemeriksaan selanjutnya

yang menunjukan perbaikan atau perburukan penderita. Setiap hari ratusan

ribu pemeriksaan laboratorium dan diagnostik dilakukan.Teknologi tinggi

dan tahan lama meningkatkan penggunaan pemeriksaan sensitif pada

pemantauan semua kesejahteraan pasien dan membuat diagnosis khusus

pasien.

B.Tujuan

1. Mengetahui pengertian pemeriksaan laboratorium dan

diagnostik persyarafan

2. Memahami macam pemeriksaan laboratorium dan

diagnostik pada persyarafan

C. Manfaat

1. Bagi Penulis

Sebagai syarat memenuhi tugas semester III

Sebagai sumber reverensi mengenai pemeriksaan

diagnostik maupun laboratorium

2. Bagi Mahasiswa

Sebagai sumber pedoman dalam memahami berbagai

macam pemeriksaan laboratorium dan diagnostik

3. Bagi Dosen

Page 6: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

Dapat menjadi referensi bagi dosen terkait dengan

pemeriksaan laboratorium dan diagnostik

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan

prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil

bahan/sample dari penderita, dapat berupa urine (air

kencing), darah, sputum (dahak), atau sampel dari hasil

biopsi.

2. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik merupakan pemeriksaan yang

memantau keadaan kesehatan pasien dan membantu

mendiagnosa kondisi yang spesifik. Petunjuk petunjuk

umum pemeriksaan diagnostik adalah hasil normal,

deskripsi, masalah klinis, prosedur, diagnosa

keperawatan, dan implikasi keperawatan.

B. Pertimbangan Pengguanaan

1. Pemeriksaan Laboratorium

a. Nilai Rujukan

Nilai-nilai pemeriksaan laboratorium dapat berbeda-

beda dalam setiap laboratorium. Oleh karena itu

penting untuk mengetahui nilai nilai standar dari

laboratorium institusi tempat bekerja. Nilai standar

laboratorim yang diberikan relatif sama pada hampir

semua laboratorium

b. Diskripsi

Page 7: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

Informi yang diberikan setiap pemeriksaan

laboratorium dan tujuan tujuannya.

c. Masalah - masalah klinis

Penyakit penyakit yang diderita yang berhubungan

dengan penrunan dan peningkatan hasil

pemeriksaan dibuat berdasarkan penurunan

frekuensi kejadian. Obat yang dapat mempengaruhi

hasil negatif atau positif yang slah dapat

menyebabkan suatu hasil pemeriksaan yang salah.

Obat - obat ynag diminum pasien dan yang dapat

mempengaruhi hasil pemeriksaan sebaiknya dicatat.

d. Prosedur

Beberapa anjuran yag bermanfaat dan berguna

untuk semua pemeriksaan.

1) Ikuti peraturan dan prosedur institusional

2) Dapatkan sejumlah spesimen yang dianjuran

(darah, urine, dll)

3) Hindari pengambilan darah vena pada lengan

atau tangan dimana terdapat cairan cairan

intravena

4) Cantumkan label pasien dengan jelas pada

tabung spesimen

5) Catat obat obat penting pada label atau daftar

permintaan

6) Hindari hemolisis , jangan mengocok spesimen

darah

7) Lakukan tindakan tindakan aseptik pada waktu

pengambilan dan penanganan setiap spesimen

8) Jangan melakukan pembatasan cairan kecuali

diindikasikan

Page 8: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

e. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat berhubungan

dengan hampir semua atau seluruh pemeriksaan

laboratorium adalah :

1) Kurang pengetahuan b.d prosedur pemeriksaan

dan asalah masalah kesehatan.

2) Ketidakpatuhan pada program pemeriksaan b.d

penjelasan yang tidak adekuat mengenai

prosedur pemeriksaan .

f. Implikasi Keperawatan

Implikasi - implikasi keperawatn umum yang

mungkin tidak dapat diulangi dalam setiap

pemeriksaan laboratorium :

1) Mengerti mengenai pemeriksaan laboratorium

dan diagnostik

2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pada setiap

pemeriksaan pada pasien maupun keluarga

(Joyce LeFever Kee.1997)

2. Pemeriksaan Diagnostik

a. Hasil Normal

Menyatakan ukuran struktur dan fungsi organ

normal menurut hasil pemeriksaan

b. Deskripsi

Informasi mengenai dan tujuan tujuan

pemeriksaan yang diuraikan secara singkat

c. Masalah klinis

Meliputi penyakit atau kondisi kondisi yang

berhubungan dengan hasil yang abnormal atau

indikasi indikasi untuk pemeriksaan.

d. Prosedur

Page 9: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

1) Tanda tangan format persetujuan

2) Pembatasan makanan dan minuman

3) Ikuti kebijakan institusi

e. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin

berhubungan dengan pemeriksaan diagnostik

yang sering dilakukan adalah :

1) Kurang pengetahuan yang berhubungan

dengan prosedur pemeriksaan dan masalah

kesehatan.

2) Ketidakpatuhan dalam persiapan yang

berhubungan dengan ketidakadekuatan

penjelasan mengenai prosedur.

3) Ansietas yang berhubungan dengan

prosedur pemeriksaan dan kemungkinan

hasil pemeriksaan yang abnormal.

f. Implikasi Keperawatan

1) Ketahui jenis pemeriksaan

2) Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien

dan atau keluarga

3) Luangkan waktu dan jawab pertanyaan

pasien.Dukung pasien dan keluarga.

(Joyce Le Fever Kee.1997)

C. Jenis Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Diagnostik

a. Angiografi Cerebral

Adalah proses penyelidikan dengan

menggunakan sinar-x terhadap sirkulasi serebral

setelah zat kontras disuntikan kedalam arteri yang

dipilih. Angiografi cerebral adalah alat yang

Page 10: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

digunakan untuk menyelidik penyakit vaskular,

aneurisma, dan malformasi arteriovena. Hal ini sering

dilakukan sebelum pasien menjalani kraniotomi

sehingga arteri dan vena serebral terlihat dan untuk

menentukan letak, ukuran dan proses patologis. Dan

juga digunakan untuk mengkaji keadaan yang baik

dan adekuatnya sirkulasi serebral.

Kebanyakan angiografi serebral dilakukan

dengan memasukkan kateter melalui arteri femoralis

diantara sela paha dan masuk menuju pembuluh

darah bagian atas. Prosedur ini juga dikerjakan

dengan tusukan langsung pada arteri karotis atau

arteri vertebral atau dengan suntikan mundur

kedalam arteri brankhialis dengan zat kontras.

Persiapan pasien. Pasien harus dalam

keadaan hidrasi yang baik dan cairan yang jernih

yang selalu diizinkan selama waktu pemeriksaan.

Sebelum menuju ruang radiologi, pasien

diinstruksikan untuk berkemih. Lokasi denyutan

pembuluh darah perifer yang tepat ditandai dengan

pena. Pasien diminta untuk tidak bergerak selama

proses pencitraan dan diberi tahu tentang adanya

rasa hangat singkat di wajah, belakang mata atau

dirahang, gigi, lidah, dan bibir dan rasa logamketika

agens kontras diinjeksikan.

Setelah sela paha dicukur dan disiapkan,pasien

diberikan anestesi lokal untuk untuk mencegah nyeri

pada saat daerah yang telah disiapkan ditusuk dan

untuk menurunkan spasme arteri.Kateter dimasukan

ke dalam arteri femoralis, dilairkan Nacl 0,9% dan

Page 11: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

heparin, dan diisi zat kontras .Fluoroskopi digunakan

untuk mengarahkan kateter masuk ke dalam

pembuluh darah yang tepat. Selama penyuntikan zat

kontras terlihat bayangan sirkulasi vena dan arteri

yang melalui otak.( Brunner & Suddart.2002)

Indikasi

Untuk mendeteksi aneurisma serebrovaskular,

trombosis serebral, hematoma, tumor dari

peningkatan vaskularisasi, plaque serebral atau

spasme, fistula serebral.

b. Elektroenchepalografi

Elektroenchepalografi merekam aktifitas umum

elektrik di otak, dengan meletakan elektroda pada

daerah kulit kepala atau dengan menempatkan

mikroelektroda dalam jaringan otak (Brunner &

Suddart).

Prosedur, Elektroda di pasang pada kulit kepala

untuk merekam aktivitas elektrik pada berbagai

tempat di kepala. Aktifitas neuron- neuron yang kuat

diantara dua elektroda akan terekam pada lembar

kertasyang bergerak terus menerus . Gambaran EEG

biasanya dilakukan dengan posisi klien berbaring

terlentang namun klien dapat di dudukan di kursi

bersandar.

Persiapan pasien, Pasien dianjurkan untuk tidur

pada malam hari sebelum EEG.Obat penenang dan

perangsang tidak diberikan 24 sampai 48 jam

sebelum EEG,karena obat-obatan ini dapat mngubah

pola gelombang EEG atau menyembunyikan ola

gelombang abnormal pada gangguan kejang. Pasien

Page 12: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

diberitahukan bahwa pemeriksaan EEG memerlukan

waktu 45-60 menit atau bahkan lebih lama jika sleep

EEG yang diberikan. EEG biasanya digunakan pada

pemeriksaan penyakit misalnya kejang,

neuroplasma,stroke,trauma kepala,infeksi sistem

saraf, dan kematian cerebral.)

c. Elektromiografi (EMG)

Sebuah elektromiografi (EMG) dihasilkan

dengan memasukkan elektroda-elektroda jaram ke

dalam otot rangka untuk mengukur perubahan

potensial listrik pada otot dan saraf-saraf yang

ditunjukkan. Potensial listrik terlihat pada oskiloskop

dan pengeras suara sehingga kedua suara dan

gambaran gelombang dapat dianalisis dan

dibandingkan secara serempak.

EMG mengukur aktivitas listrik otot rangka

saat istirahat dan selama kontraksi otot sadar. Jarum

elektroda dimasukan dalam otot rangka untuk

mendapatkan aktifitas listrik yang dapat terdengar

melalui pengeras suara, terlihat dioskiloskop atau

layar monitor dan dicatat pada kertas grafik pada

saat yang bersamaan. Dalam keadaan normal saat

istirahat , aktifitas listrik tidak ada atau minimal,

namun pada keadaan gangguan motorik, terjadi pola

abnormal .Pada kontraksi otot sadar, terdengar bunyi

letup yang keras dan peningkatan aktivitas listrik

(gelombang – gelombang ).

Page 13: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosa

gangguan neuromuskular.EMG dapat digunakan

untuk membedakan antara miopati dan neuropati.

d. Computed Temography (CT)

Computed Temography (CT) membuat

penggunaan sinar sempit dari sinar-x untuk

memindai kepala dalam lapisan yang berurutan.

Bayangan yang dihasilkan memberikan gambaran

potongan melintang dari otak, dengan

membandingkan perbedaan jaringan padat pada

tulang kepala, korteks, struktur subkortikal, dan

ventrikel. Gambaran yang jelas pada masing-

masing bagian atau “irisan” otak, pada bayangan

akhir merupakan proporsi dari derajat dimana

sinar-x diabsorbsi. Bayangan ditunjukkan pada

osiloskop atau monitor TV dan difoto.(Brunner &

Suddart.2002)

Prosedur,pasien berbaring di atas meja yang

dapat disesuaikan dengan kepala pada posisi

terfiksasi, sementara sistem pemindaian berputar

disekitar kepala pasien . Pemindaian CT dilakukan

non invasif , tidak nyeri dan memiliki derajat

sensitivitas untuk mendeteksi lesi atau luka. CT

pada kepala digunakan untuk mendeteksi pada lesi

cerebral, hematoma, tumor, kista, abses,

infark,edema, atrofi,hidrochepalus.

e. Positron Emission Tomography (PET)

Positron Emission Tomography (PET) adalah

teknik pencitraan nuklir berdasarkan komputer yang

dapat menghasilkan bayangan fungsi orgal secara

Page 14: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

aktual. Pasien menghirup gas radioaktif atau diinjeksi

dengan zat radioaktif yang memberikan partikel

bermuatan positif. Bila positron ini berkombinasi

dengan elektron-elektron bermuatan negatif

(normalnya didapat dalam sel-sel tubuh), resultan

sinat gamma dapat dideteksi oleh alat pemindai.

Dalam alat-alat pemindai, detektor tersusun dalam

sebuah cincin dan seri-seri yang dihasilkan berupa

gamabar dua dimensi pada berbagai tingkatan otak.

Informasi ini terintegrasi oleh komputer dan

memberikan sebuah komposisi bayangan kerja otak.

PET memungkinkan pengukuran aliran darah,

komposisi jaringan, dan metabolisme otak. Otak

adalah salah satu organ yang paling aktif

metabolismenya, yang mengkonsumsi 80% dari

glukosa yang digunakan tubuh. PET mengukur

aktifitas ini dengan spesifik pada daerah otak dan

dapat mendeteksi perubahan penggunaan glukosa.

Uji ini digunakan untuk melihat perubahan

metabolik otak (penyakit Alzheimer), melokasikan

lesi (tumor otak, lesi epileptogenik), mengidentifikasi

aliran dan metabolisme oksigen pada pasien stroke,

mengevaluasi terapi baru untuk tumor otak dan

menyatakan keadaan abnormal dari biokimia yang di

hubungkan dengan penyakit mental.

Persiapan pasien. Pasien disiapkan dengan

memberi penjelasan tentang uji dan mengajarakan

pasien untuk melakukan teknik inhalasi dan

kemungkinan sensasi yang dapat terjadi (pusing,

sakit kepala, kepala pusing, berkunang-kunang).

Page 15: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

Suntikan intravena zat radioaktif menghasilkan efek

samping yang sama. Latihan relaksasi digunakan

untuk menurunkan ansietas selama tindakan.

(Brunner & Suddarth 2002)

f. Lumbal Pungsi

Adalah suatu cara pengambilan cairan cerebrospinal

melalui fungsi pada daerah lumbal. Lumbal pungsi bertujuan

mengambil cairan cerebrospinal untuk kepentingan pemeriksaan

atau diagnostik maupun kepentingan therapi. Tujuan memperoleh

CSS adalah untuk mendeteksi sumbatan arakhnoid spinal.

Persiapan

Terdiri dari persiapan pasien dan persiapan alat.

1) Persiapan Pasien

a) Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga

tentang lumbal fungsi meliputi tujuan, prosedur, posisi,

lama tindakan, sensasi-sensasi yang akan dialami dan

hal-hal yang mungkin terjadi berikut upaya yang

diperlukan untuk mengurangi hal-hal tersebut.

b) Meminta izin dari pasien atau kelurga dengan

menandatangani formulir kesediaan dilakukan tindakan

lumbal fungsi.

c) Meyakinkan klien tentang tindakan yang akan

dilakukan.

2) Prosedur Pelaksanaan

Page 16: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

a) Pasien diletakkan miring dan punggung

berhadapan dengan dokter.

b) Paha dan kaki difleksi sehingga banya

kemungkina peningkatan runag antara

prosesus spinosus dengan tulang

belakang, sehingga memudahkan jarum

masuk ke ruang subarakhnoid.

c) Bantal kecil ditempatkan di bawah kepala

pasien untuk memperthankan posisi

tulang belakang dalam keadaan

horizontal.

d) Bantal diletakan diantara kaki untuk

mencegah kaki bagian atas memutar

progesif.

e) Pasien diinstruksikan unruk bernafas

dengan normal karen ahiperventilasi

dapat mengurangi peninggian tekanan.

f) Dokter memasukan jarum ke runag

subarakhnoid pada ruang antar lumbal

ke-3 dan ke-4 atau ke -4 dan ke -5

(Brunner & Suddart.2002)

g. MRI ( Magnetic Resonance Imaging)

Pencitraan resonance magnetik untuk

mendapatkan gambaran daerah yang berbeda pada

tubuh. Foton magnetik (nukleus hidrogen ) di dalam

tubuh seperti magnet - magnet kecil di dalam medan

magnet. Setelah pengeboman dengan getaran

radiofrekuensi,foton memancarkan sinyal- sinyal,

Page 17: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

yang diubah menjadi bayangan.MRI mempunyai

potensial untuk mengidentifikasi keadaan abnormal

cerebral dengan mudah dan lebih jelas dari tes

diagnostik lainnya. MRI dapat memberikan informasi

tentang perubahan kimia dalam sel, juga

memberikan informasi kepada dokter dalam

memantau respon tumor terhadap pengobatan. MRI

tidak menyebabkan radiasi ion.

Persiapan pasien, sebelum pasien dimasukan

ke dalam ruang MRI, semua benda logam dilepaskan

demikian pula. Riwayat yang lengkap berkaitan

dengan pemakaian benda logam dalam tubuh pasien

misalnya penjepit aneurisma, benda ortopedik, pacu

jantung ,katup jantung buatan,alat intra uterin.Benda

ini harus di buka. Benda tersebut bila dibiarkan

terpasang dapat menyebabkan gangguan fungsi,

dapat keluar atau menjadi panas karena

mengarbsorbsi energi.

Prosedur, Baringkan pasien dengan posisi datar

di tempat yang disediakan yang digerakkan masuk

ke tabung yang mengandung magnetik.Proses

pemindaian ini tidak nyeri tetapi pasien mendengar

bunyi dentuman pada gulungan magnet sebagai

getaran medan magnet. Karena proses pemindaian

MRI menggunaka tabung yang sempit, pasien dapat

mengalami klaustrofobia. Obat penenang dapat

diberikan pada proses ini .Pasien disiapakan dengan

memberikan penyuluhan teknik relaksasi dan

memberitahu pasien bahwa mereka dapat berbicara

dengan petugas melalui mikrofon yang ada di dalam

Page 18: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

pemindai. MRI digunakan untuk mendeteksi tumor,

bekuan darah, kista ,edema, perdarahan, abses,

infark, aneurisma,formasi plaque.

(Brunner & Suddart.2002)

2. Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan cairan cerebrospinal

CSS atau cairan serebrospinal diperoleh dari

lumbal pungsi (tulang spinal), pada ruang antar

lumbal L3-4 atau L4-5. Tekanan CSF pertama diukur,

kemudian cairan diaspirasi dan dimasukkan dalam

tabung pemeriksaan yang steril. Data analisa cairan

spinal sangat penting dalam mendiagnosa penyakit

medula sepinalis dan otak. Normalnya, tekanan CSS

meninggi cepat dalam berespon terhadap penekanan

vena jugulariis dan menurun dengan cepat sampai

normal bila penekanan dikurangi. Peninggian lambat

dan turunnya tekanan merupakan indikasi adanya

hambatan sebagian karena sebagian sebuah lesi

pada jalur subaraknoid sepinal. Jika tidak ada

perubahan total. Uji ini tidak digunakan jika dicurigai

ad lesi intra kranial.

CSS harus jernih dan tidak berwarna. Warna

merah muda, adanya darah atau bercampur darah

merupakan indikasi sebuah konstusio selebral,

leserasi atau perdarahan subaroknoid. Kadang-

kadang kesulitan dalam fungsi lumbal, CSS dapat

Page 19: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

mengandung darah, karena ada trauma lokal teetapi

akhirnya menjadi jernih. Umumnya, sepesimen

diperoleh untuk melihat jumlah sel, kultur,

kandungan glukosa dan protein. Sepesimen ini harus

segera dikirim ke laboratorium karena perubahan

tempat dapat merubah sepesimen yang benar.

Pemeriksaan ini digunakan untuk mendiagnosa

penyakit medula spinalis dan otak. Peningkatan

kadar dapat menyebabkan tekanan intrakranial,

akibat meningitis, tumor otak, pendarahan

subarakhnoid,tumor otak, abses otak.

GAMBAR

EEG MRI

Page 20: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

MRI EMG

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik sangat penting dilakukan untuk

mencatat hasil pemeriksaan neurologis secara akurat, karena keputusan

penanganan sangat tergantung dari pemeriksaan - pemeriksaan selanjutnya

yang menunjukan perbaikan atau perburukan penderita. Jenis pemeriksaan

diagnostik adalah melakukan pemeriksaan cairan cerebrospinal,sedangkan

jenis pemeriksaan diagnostik persyarafan adalah EEG,EMG,MRI,PET,Lumbal

Pungsi.

Page 21: Makalah Pem Labortorium Prsyarafan

B.Saran

Demi kesempurnaan makalah ini kami mengharapkan saran

yang membangun hingga kami dapat mempersembahkan

makalah kami dengan layak baca dan sesuai prosedur

penulisan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.

Jakarta : EGC

Malarkey,Louise M.dkk.2004. Laboratory Test And Diagnostic

Procedures.USA

LeFever Kee, Joyce.1997.Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium &

Diagnostik.Jakarta : EGC