Makalah Pancasila
-
Upload
iing-doang -
Category
Documents
-
view
164 -
download
0
Transcript of Makalah Pancasila
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyimpangan implementasi pancasila pada masa orde lama dan orde
baru, berujung menimbulkan gerakan reformasi di Indonesia, sehingga terjadilah
suatu perubahan yang cukup besar dalam berbagai bidang terutama bidang
kenegaraan, hukum maupun politik. Konsekuensinya mengharuskan kita
mengkaji ulang atas pemahaman ilmiah tentang pancasila sebagai ideologi dan
sebagai paradigma kenegaraan.=
Atas dasar pemahaman yang demikian itu, maka ada dua wacana ilmiah
yang patut dikemukakan, yaitu :
Pertama, Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai ideologi terbuka?
Kedua, Apa yang dimaskud dengan pancasila sebagai paradigma kenegaraan?
Dan terhadap jawaban kedua pertanyaan di atas dapat dipertanyakan lebih lanjut
bagaimana analisis yuridis kenegaraan didalam UUD 1945 ? kemudian apa
kaitannya dengan supremasi hukum yang merupakan gerakan mendasar reformasi
saat ini ?
Untuk menjawab secara ilmiah kedua wacana tersebut dapat dipahami dua
pengertian pokok, pengertian ideologi dan pengertian reformasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pancasila sebagai ediologi?
2. Bagaimana fungsi dari Pancasila?
3. Bagaimana Sikap-sikap positif dari Pancasila?
4. Bagaimana Penyusunan Pancasila?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pancasila sebagai ediologi?
2. Untuk mengetahui fungsi dari Pancasila?
3. Untuk mengetahui Sikap-sikap positif dari Pancasila?
4. Untuk mengetahui Penyusunan Pancasila?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pancasila Sebagai Ediologi
Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia yang diwujudkan lewat cara berpikir dan cara memperjuangkan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Pancasila dipahami lewat latar belakang sejarah
perjuangan bangsa Indonesia.
1. Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Nasional
a. Masa Kerajaan Sriwijaya
Pada zaman Kerajaan Sriwijaya, nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila,
telah menjadi asas-asas yang menjiwai kehidupan bangsa Indonesia pada
waktu itu. Nilai-nilai Pancasila tersebut dihayati dan dilaksanakan hanya saja
belum dilaksanakan secara konkrit.
Pada zaman Kerajaan Sriwijaya, nilai-nilai dasar Pancasila telah hidup dan
terpelihara dalam masyarakat seperti berikut:
1. Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya kerukunan hidup antara umat
agama Budha dan Hindu yang hidup secara damai. Selain itu di Kerajaan
Sriwijaya juga terdapat pusat pembinaan dan pengembangan agama
Budha.
2. Nilai sila kedua, terwujud dengan terjadinya hubungan antara Sriwijaya
dan India (Dinasti Harsha) dalam bentuk pengiriman para pemuda untuk
belajar di India. Contoh tersebut merupakan bukti bahwa pada masa
tersebut telah tumbuh niali-nilai politik luar negeri yang bebas dan aktif.
3. Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Sriwijaya telah menerapkan
konsep Wawasan Nusantara.
4. Nilai sila keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas,
meliputi (Indonesia sekarang, Siam, dan Semenanjung Melayu.
5. Nilai sila kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayaran dan perdagangan
sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.
b. Masa Kerajaan Majapahit.
2
Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, nilai-nilai dasar Pancasila
telah hidup dan terpelihara dalam masyarakat seperti berikut:
1. Nilai-nilai sila pertama, terwujud dengan adanya kerukunan hidup antara
uyamt agama Budha dan Hindu. Kerukunan umat beragama ini sudah
menunjukkan sikap toleransi antar uamt beragama,. Kerukunan umat
beragama digambarkan oleh Empu Tantular dalam bukunya “Sutasoma”.
Dalam buku Sutasoma terdapat seloka persatuan nasional yang berbunyi
“Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Mangrua” artinya walaupun berbeda-
beda, namun satu jua dan tidak ada agama memiliki tujuan bebeda. Seloka
toleransi ini juga diterima oleh Kerajaan Pasai di Sumatra sebagai bagian
dari kerajaan Majapahit walaupun sebagian besar masyarakatnya telah
menganut agama islam.
2. Nilai sila kedua, telah tewujud lewat hubungan baik antara Raja Hayam
Wuruk dengan Kerajaan Tiongkok, Ayodia, Champa dan Kamboja. Selain
itu Kerajaan Majapahit juga mengadakan persahabatan dengan Negara-
negara tetangga atas dasar “Mitreka Satata”.
3. Nilai sila ketiga, terwujud dengan keutuhan kerajaan lewat “Sumpah
Palapa “yang diucapkan oleh Patih Gajah Mada pada siding ratu dan
menteri-menteri pada tahun 1331 yang bercita-cita mempersatukan
seluruh nusantara.
4. Nilai sila keempat, terwujud lewat kerukunan dan budaya gotong royong
dalam kehidupan masyarakat. Budaya tersebut telah menumbuhkan adat
bermusyawarah untuk mencapai mufakat dalam memutuskan setiap
masalah. Selain itu dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat
semacam penasehat kerajaan, seperti Rakryan, I Hino, I Sirikan dan I
Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada raja.
5. Nilai sila kelima, terwujud dari kesejahteraan dan kemakmuran
rakyatnya.
2. Nilai-nilai Pancasila pada masa perjuangan bangsa Indonesia melawan
penjajah
a. Perjuangan Sebelum Abad XX
3
Dimanapun tempatnya penjajahan selalu membawa dampak yang
merugikan bagi bangsa yang dijajah. Demikian juga yang terjadi di
Negara kita, penjajah Belanda telah menindas dan membuat bangsa
Indonesia menderita. Dibawah penindasan ini bangsa Indonesia mulai
menyadari arti penting kemerdekaan. Oleh sebab itu, munculah berbagai
perlawanan menentang penjajah Belanda yang terjadi hampir diseluruh
wilayah tanah air.
Perlawanan dalam mengusir penjajah Belanda dilandasi semangat
patriotisme dan semangat berkorban. Namun demikian perlawanan-
perlawanan ini belum membuahkan hasil yang diharapkan karena
perlawanan fisik ini masih dilakukan sendiri-sendiri (masih bersifat
kedaerahan) sehingga belum berhasil mengusir penjajah Belanda.
b. Masa Kebangkitan Nasional
Pada permulaan abad XX bangsa Indonesia mengubah cara atau strategi
dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Kegagalan
perlawanan secara fisik dan tidak adanya koordinasi perjuangan pada
masa lalu, mendorong pemimpin-pemimpin Indonesia untuk mengubah
bentuk perlawanan. Bentuk perlawanan itu adalah dengan
membangkitkan kesadaraan bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara.
Usaha-usaha yang dilakukan adalah dengan mendirikan berbagai macam
organisasi politik selain organisasi yang bergerak dalam bidang
pendidikan dan sosial.
Organisasi pelopor pertama adalah Budi Utomo yang berdiri padatanggal
20 Mei 1908. Mereka yang tergabung dalam organisasi ini mulai merintis
jalan baru ke arah tercapainya cita-cita perjuangan bangsa Indonesia.
Tokoh Budi Utomo yang terkenal adalah dr. Wahidin Sudirohusodo.
Kemudian bermunculan organisasi pergerakan lain, seperti Sarikat
Dagang Islam (1909), yang kemudian berubah bentuknya menjadi
pergerakan politik dengan nama Serikat Islam (1911) di bawah pimpinan
H.O.S. Tjokroaminoto. Kemudian muncul pula Indhische Partij (1913)
dengan pimpinan Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar
Dewantoro. Namun, karena terlalu radikal pemimpin Indhische Partij ini
4
dibuang ke luar negeri pada tahun 1913. Kemudian berdiri Partai Nasional
Indonesia (1927) yang dipelopori oleh Soekarno dan kawan-kawan.
c. Sumpah Pemuda
Pada tanggal 28 Oktober 1928 terjadilah tonggak peristiwa sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-citanya. Pemuda-
pemuda Indonesia yang dipelopori oleh Muh. Yamin, Kuncoro Purbo
Pranoto dan lain-lain mengumandangkan Sumpah Pemuda yang berisi
pengakuan akan adanya bangsa, tanah air dan bahasa satu yaitu Indonesia.
Melalui sumpah pemuda ini makin tegaslah apa yang diinginkan bangsa
Indonesia, yaitu kemerdekaan tanah air dan bangsa. Untuk mencapai apa
yang diinginkan bangsa Indonesia tersebut, diperlukan adanya persatuan
dan kesatuan bangsa. Sumpah pemuda merupakan wujud nyata keinginan
bangsa Indonesia untuk bersatu dalam rangka mencapai kemerdekaan
tanah air dan bangsa.
d. Nilai Pancasila pada Masa Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang
Pada tanggal 8 Maret 1941 Jepang masuk ke Indonesia. Pada awalnya
Jepang memberi kesan lunak terhadap bangsa Indonesia dengan
propaganda ingin membebaskan bangsa Indonesia dari cengkeraman
Belanda. Untuk simpati bangsa Indonesia, Jepang memperbolehkan
pengibaran bendera Merah Putih serta menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Akan tetapi, hal ini merupakan tipu muslihat Jepang agar rakyat Indonesia
membantu Jepang dalam menghadapi Belanda. Untuk mendapatkan
bantuan rakyat Indonesia, Jepang berusaha membujuk hati bangsa
Indonesia dengan mengumumkan janji kemerdekaan kelak di kemudian
hari apabila perang telah selesai. Akan tetapi, janji itu baru dipenuhi
setelah tentara. Jepang mengalami kekalahan-kekalahan di semua medan
pertempuran, serta adanya desakan dari para pemimpin pergerakan bangsa
Indonesia, yang kemudian memaksa pemerintah Jepang untuk
membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kernerdekaan
Indonesia atau BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai).
5
B. Fungsi Dari Kedudukan Pancasila
1. Fungsi dan Kedudukan Pancasila dalam aspek kehidupan.
Pada hakekatnya, ideologi merupakan hasil reaksi manusia sangat
menentukan cara berpikir masyarakat, bangsa dan Negara. Ideologi menentukan
keberadaan suatu bangsa, membimbing bangsa dan Negara untuk mencapai cita-
cita. Pentingnya ideologi bagi suatu negara antara lain:
a. sebagai landasan fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
b. membentuk identitas atau jati diri melalui nilai-nilai yang diyakini
c. Memberi arah bagi suatu bangsa untuk mewujudkan cita-cita
d. Sarana mempersatu bangsa dalam menjaga kedaulatan Negara.
Adapun fungsi dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara antara lain :
a. Pancasila sebagai dasar Negara
Pancasila sebagai dasar Negara tercantum dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 alenia keempat ”…maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat berdasarka kepada …”. Sebagai dasar
negara, segala yang ada dalam negara tersebut haruslah taat asas
(konsisten) dengan dasar tersebut.
b. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Pandangan hidup suatu bangsa adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai
yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan
menimbulkan tekad untuk mewujudkannya. Sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia, Pancasila dapat mempersatukan kita, serta memberi
petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin
dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya.
c. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa
Pancasila yang dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan bangsa kita sejak
zaman nenek moyang hingga sekarang adalah sesuatu yang menyebabkan
bangsa kita berbeda dengan bangsa lain. Perbedaan tersebut antara lain
disebabkan oleh perbedaan nilai kehidupan. Pancasila merupakan jiwa dan
6
kepribadian bangsa Indonesia karena Pancasila memberikan corak yang
khas kepada bangsa Indonesia, serta merupakan cirri khas yang
membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain.
d. Pancasila merupakan Perjanjian Luhur dan Tujuan Yang hendak Dicapai
Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang telah disetujui oleh wakil-wakil
rakyat Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang
kita junjung tinggi, bukan sekedar penemuan kembali nilai-nilai
kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-
abad lalu, melainkan karena Pancasila itu mampu membuktikan
kebenarannya setelah diuji lewat sejarah perjuangan bangsa.
Tujuan yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia yaitu mewujudkan
masyarakat yang adil dan sejahtera, baik lahir maupun batin berdasarkan
Pancasila di dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta berkedaulatan rakyat
dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman tentram, tertib damai dan
merdeka.
e. Pancasila sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum
Sebagai sumber dari segala sumber hokum, Pancasila dijadikan dasar dari
segala aturan hukum atau perundang-undangan yang berlaku. Oleh sebab
itu, semua hukum atau peraturan yang berlaku harus bersumber dari dasar
Pancasila. Sesuai dengan Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 yang
menyatakan bahwa yang menjadi sumber tertib hukum adalah pandangan
hidup, kesadaran, dan cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta
watak bangsa Indonesia.
f. Pancasila sebagai ideologi Negara
Pancasila merupakan paham yang dianut bangsa Indonesia dalam
perjuangan mengisi kemerdekaan menuju kehidupan yang dicita-citakan.
Ideologi akan mempengaruhi cara berpikir dan bertingkah laku masyarakat
dan bangsa.
7
Agar dapat memelihara relevansi yang tinggi dan kuat menghadapi
perkembangan aspirasi masyarakat dan tuntutan zaman, setiap ideologi harus
memiliki tiga dimensi yaitu :
1. Dimensi Realita
Ditinjau dari dimensi realita, ideologi itu mengandung nilai-nilai dasar
yang bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup di dalam masyarakat,
terutama pada saat ideologi itu lahir. Tujuannya ialah supaya masyarakat
merasakan, menghayati, dan menganggap nilai-nilai dasar itu sebagai
milik mereka bersama. Dengan demikian, nilai-nilai dasar ideologi itu
tertanam dan berakar dalam masyarakat.
2. Dimensi Idealisme
Dilihat dari dimensi idealisme, suatu ideologi perlu mengandung cita-cita
yang hendak dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, bangsa yang memiliki
ideologi akan mengetahui ke arah mana mereka akan membangun bangsa
dan negaranya.
3. Dimensi Fleksibilitas
Setiap ideologi harus memiliki dimensi fleksibilitas, yakni dimensi yang
memungkinkan berkembangnya pemikiran-pemikiran baru tentang
ideologi tersebut, tanpa menghilangkan hakikat yang terkandung di
dalamnya. Dimensi fleksibilitas atau dimensi pengembangan hanya
mungkin dimiliki secara wajar dan sehat oleh suatu ideologi yang terbuka
atau ideologi yang demokratis. Ideologi terbuka adalah ideologi yang
dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika
internal. Ideologi terbuka tetap aktual, selalu berkembang dan dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada.
C. Sikap Positif Terhadap Pancasila
Sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi terhadap suatu objek
tertentu. Kecenderunqan untuk bereaksi ini timbul sebagai akibat dari
pengetahuan dan penqalarnan seseorang terhadap objek tertentu itu. Reaksi
seseorang terhadap objek yang dihadapi dapat bereaksi positif atau negatif. Reaksi
8
positif dan negatif ini disebut sebagaiarah sikap. Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa, menjadi suatu landasan dalam berperilaku yang . baik. Penghayatan
dan penqarnalan Pancasila mendatangkan reaksi yang berbeda-beda pada setiap
orang. Nilai-nilai Pancasila yang seharusnya dapat menimbulkan reaksi positif,
kadangkala juga mendapatkan reaksi yang negatif. Sikap positif seseorang
terhadap Pancasila apabila seseorang tersebut mernikirkan supaya ia mematuhi
nilal-nllal Pancasila dan berusaha mengamalkannya. Seseorang memiliki sikap
negatif terhadap Pancasila
apabila seseorang tersebut tidak bersedia mematuhi nilal-nilai yang
terdapat dalam Pancasila. Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila adalah sikap
yang dalam pelaksanaan maupun hasil-hasilnya berdasarkari nilai-nilai Pancasila.
Menunjukkan sikap positif terhadap nilai-nilai Pancaslla adalah menunjukkan
perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Sikap positif terhadap Pancasila
dapat ditunjukkan seperti berikut.
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sikap positif terhadap Pancasila sila Ketuhanan YME dapat ditunjukkan
dengan cara beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masinq-masing. Selanjutnya juga dapat
dlkembanqkan sikap hormat menghomati dan bekerja sama antar- pemeluk
agama yang berbeda-beda agar kerukunan dan kedamaian hidup antar
umat beraqama dapat berjalan dengan baik. Manusia selain sebagai
makhluk pribadi, sosial, juga sebagai makhluk Tuhan YME. Sebagai
makhluk Tuhan, manusia selalu menjaga hubungannya dengan sang
pencipta, yaitu dengan melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh Tuhan
seperti yang ditunjukkan dalam nllai-nilal sila pertama Pancasila. Manusia
harus senantiasa menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing dan tidak dibenarkan untuk rnernaksakan
agama atau kepercayaannya kepada orang lain Kehidupan manusia tidak
terlepas hubungannya dengan Tuhan, apa yang dilakukan manusia adalah
selalu berkaitan dengan Tuhan, Oleh karena itu, sikap positit yang sesuai
dengan nilai-nilai ketuhanan harus senantiasa di kembangkan, di antaranya
menghadiri dan mengikuti ceramah-ceramah keagamaan yang bermanfaat
9
baqi bertambahnya pengetahuan tentang agama, menghindari pelecehan
terhadap ajaran-ajaran agama lain, yang mengarah timbulnya SARA,
menghindari sikap fanatik yang berlebihan terhadap agama sendiri agar
tidak terjadi perpecahan antarpemeluk agama, dan menjauhi segala
larangan aqarna, antara lain judi, minum-minuman keras, narkoba,
pergaulan bebas yang dapat merugikan kita.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila sila kemanusiaan yang adil dan
beradab, di antaranya dapat ditunjukkan dengan melakukan perbuatan-
perbuatan yang menjunjung tinggi nilal-nllai kemanusiaan. Misalnya
dengan cara suka memberi pertolongan kepada orang lain maupun bangsa
lain yang benar-benar membutuhkan pertolonqan. Sikap menghargai orang
lain dengan memperlakukan, manusia sesuai harkat martabatnya,
menqakui bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki derajat, hak
dan kewajiban yang sarna meskipun berbeda agama, suku, jenis kelamin,
kedudukan sosial dan warna kulit, Gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan merupakan cerminan nilai kemanusiaan, yang dapat juga
ditunjukkan dengan mengembangkan stkap dan perbuatan yang
mengandung semangat solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, menjaga rasa setia kawan terhadap sesama yang
kurang beruntung, tanpa membedakan aqarna, bangsa, negara, dan warna
kulit, turut serta dalam misi-misi kemanuslaan, baik dalam kepentinqan-
nasional maupun internaslonal, ikut berpartisipasi dalam usaha perdamaian
dunia, dengan mendukung adanya antikekerasan, antiperanq dan
antiRelanggaran hak asasi manusia.
3. Sila Persatuan Indonesia
Kita perlu menqernbanqkan sikap positif yanq sesuai denqannllal-nilal
Pancasila sila Persatuan Indonesia, agar kita tetap menjadi satu kesatuan
bangsa yang utuh. Sikap positif yang sesuai dengan slla ketiga adalah
menjunjung tinggi nilai nasionalisme, yang dituniukkan dengan cara
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara atas kepentingan pribadi atau golongan. Setiap warga
10
negara diharapkan sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan negaranya. Persatuan Indonesia selalu dilandasi dengan semangat
Bhinneka Tunggallka. Oleh karena itu hal-hal yang bersifat kedaerahan
harus dihargai karena bisa rnenjadi kekayaan nasional. Namun kita harus
mencegah seqala bentuk aspirasi politik yang bersitat kedaerahan dan
kesukuan yang bertentangan dengan Pancasila. Sikap positif yang lain
yang dapat ditunjukkan adalah mendukung dan menghormati keberadaan
suku-suku bangsa dan menghindari terjadinya pertikaian antarsuku,
menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya falsafah serta ideoloqi bangsa
dan negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa
menuju tujuannya serta menghormati dan menghargai jasa-jasa para
pahlawan, menjaga nama baik bangsa di manapun kita berada, menghargai
dan bi!mgga terhadap kebudayaan nasional dan produk-produk dalam
negeri
4. Sila Kerakyatan yang diplmpln oleh hlkmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila sila keempat dapat ditunjukkan
dengan melakukan perbuatan yang mendukung pelaksanaan demokrasi
Pancasila. Perilaku-perilaku tersebut di antaranya adalah mengakui bahwa
setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan, kewajiban
yang sarna. Pelaksanaan hak harus selalu mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara. Pelaksanaan demokrasi Pancasila selalu
mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan, yaitu
musyawarah mufakat yang diliputi seman gat kekeluargaan. Setiap
manusia hendaknya menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
hasil musyawarah, serta menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab, Musyawarah
mufak’at dilaksanakan dengan akal sehat dan sesuai hati nurani yang
luhur, dalam mengambil keputusan musyawarah harus mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan, agar hasil
keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
11
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila sila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, dapat ditunjukkan dengan sikap yangselalu memegang
prinsip keadilan. Sikap tersebut di antaranya , sebagai berikut.
a) Mengakui adanya hak setiap warga negara untuk mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
b) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan
atau merugikan kepentingan umum.
c) Menghormati hak-hak orang lain.
d) Menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
e) Melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan keadilan sosial.
f) Selalu berusaha mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
D. Proses Penyusunan Pancasila
Sehari setelah dilantik, pengurus BPUPKI mulai mengadakan sidang.
Proses persidangan BPUPKI ini dibagi dalam dua masa persidangan. Masa
persidangan I berlangsung mulai tanggai 29 Mei sampai dengan 1 Juni
1945 dan masa persidangan II berlangsung tanggai 10 sampai 17 Juli 1945.
1. Masa Persidangan I
Masa persidangan I berlangsung selama empat hari mulai dari tanggal 29
Mei sampai tanggai 1 Juni 1945. Persidangan I seluruhnya merupakan
masa sidang pleno yang dipimpin langsung oleh ketua BPUPKI. Dalam
sidangnya yang pertama 29 Mei 1945. Ketua BPUPKI meminta kepada
para anggotanya untuk memberikan pandangan-pandangan tentang dasar
Indonesia merdeka (Philosofische Gronslag). Adapun pembicara pertama
dalam sidang ini diisi oleh Muhammad Yamin, yang di dalam pidatonya
telah mengajukan usulan (lisan) mengenai dasar negara kabangsaan yang
rumusannya sebagai berikut:
a. Peri Kebangsaan
b. Peri Kemanusiaan
c. Peri Ketuhanan
12
d. Peri Kerakyatan
e. Kesejahteraan Rakyat
Yang disusul kemudian dengan usulan tertulis mengenai dasar Negara
kebangsaan dengan rumusan sebagai berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kebangsaan persatuan Indonesia
3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Pada tanggal 1 juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya pada
siding hari ketiga BPUPKI. Dalam pidatonya beliau mengusulkan lima hal untuk
menjadi dasar-dasar merdeka, dengan rumusan sebagai berikut:
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme (peri kemanusiaan)
3) Mufakat (demokrasi)
4) Kesejahteraan Sosial
5) Ketuhanan yang berkebudayaan.
Untuk lima dasar Negara itu, beliau usulkan agar diberi nama “Pancasila”,
yang merupakan usul dari kawan beliau seorang ahli bahasa. Lima prinsip sebagai
dasar Negara itu selanjutnya dapat disarikan menjadi Tri Sila yaitu (1) Sosio
Nasionalisme (Kebangsaan ), (2) Sosio Demokrasi (mufakat) dan (3) Ketuhanan.
Kemudian Tri Sila dapat diperas lagi menjadi Eka Sila yang berinti gotong
royong.
2. Masa Persidangan II
Persidangan II ini BPUPKI ini berlangsung dari tanggai 10 Juli - 17 Juli
1945. Dalam rapat tanggai 11 Juli 1945, dibentuklah panitia-panitia kecil, yaitu
panitia perancang undang-undang dasar, panitia pembela tanah air, panitia soal
keuangan dan perekonomian.
3. Piagam Jakarta (22 Juni 1945)
Pada tanggai 22 Juni 1945 sembiian tokoh nasional anggota BPUPKI
mengadakan pertemuan untuk membahas pidato-pidato dan usulan-usulan
mengenai dasar negara yang telah dikemukakan dalam sidang BPUPKI. Setelah
13
mengadakan pembahasan disusunlah sebuah piagam yang kemudian dikenal
dengan "Piagam Jakarta", dengan rumusan Pancasila sebagai berikut:
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seiuruh rakyat Indonesia
Kesembilan tokoh tersebut ialah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. A.A.
Maramis, Abikoesno, Tjokrosoejoso, Abdulkahar Moezakir, Haji Agus Salim, Mr.
Achmad Soebardjo, KH. Wachid Hasjim dan Mr. Muh. Yamin. Piagam Jakarta
yang di dalamnya terdapat perumusan dan sistematika Pancasila sebagaimana
diuraikan di atas, kemudian diterima oleh BPUPKI dalam sidang ke-2 (kedua)
pada tanggal 14-16 Juli 1945.
4. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia terbentuk pada tanggai 9
Agustus 1945, dengan ketua Ir. Soekarno dan wakil ketua Drs. Muh. Hatta.
Panitia ini mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting yaitu:
1. Mewakili seluruh bangsa Indonesia
2. Sebagai pembentuk Negara
3. Menurut teori hukum, badan ini mempunyai wewenang untuk meletakkan
dasar negara
4. Pengesahan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Undang-Undang Dasar
1945 Sehari setelah Proklamasi tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945,
PPKI mengadakan sidang yang pertama dengan menyempurnakan dan
mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 yang terdiri atas dua bagian,
yaitu bagian Pembukaan dan bagian Batang Tubuh Undang-Undang Dasar
1945. Hasil sidang pertama menghasilkan keputusan sebagai berikut:
14
a. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945
- Melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang
kemudian berfungsi sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945
- Menetapkan rancangan hukum dasar yang telah diterima BPUPKI
pada tanggai 17 Juli 1945, yang kemudian berfungsi sebagai
Undang-Undang Dasar 1945 setelah mengalami berbagai
perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta.
b. Memilih Presiden dan Wakil Presiden pertama
c. Menetapkan berdirinya Komite Nasionai Indonesia Pusat (KNIP)
sebagai Badan Musyawarah Darurat
Rumusan dasar Negara yang disarikan dan tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi sebagai berikut:
1) Ketuhanan yang Maha Esa.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seiuruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 inilah yang benar dan sah, karena selain mempunyai kedudukan
konstitusional, juga disahkan oleh suatu badan yang mewakili seluruh bangsa
Indonesia (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), ini berarti rumusan
Pancasila tersebut telah disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjabaran didepan Penulis dapat mengambil kesimpulan,bahwa :
1. Pancasila memiliki 3 unsur penting yaitu; Kebudayaan,religious,dan
Kenegaraan.
2. Pancasila merupakan dasar Negara,yaitu sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia
3. Ideology terdiri dari Ideologi terbuka,Ideologi tertutup,Ideologi particular
dan Ideologi Komprehensif.
4. Agar mampu menampung aspirasi dari masyarakat untuk mencapai
sebuah tujuan maka Ideologi bersifat dinamis,terbuka dan antisipatif.
5. Ideology dibagi kedalam beberapa macam paham ; Ideology Liberal yaitu
menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk individu yang bebas. dan
Ideologi komunis yaitu paham yang muncul sebagai reaksi atas
penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung
Pemerintah.
B. Saran
Setelah memberikan pengertian,uraian dan menyebutkan macam-macam
Ideologi yang ada di Indonesia serta hubungan antara Ideologi dan filsafat,Penulis
dapat memberikan saran dan kritik :
Terhadap pemerintah
1. Hendaknya lebih memahami makna ideology yang ada di
Indonesia,sehingga mampu memberikan tanggung jawab terhadap tugas
dan wewenang yang di berikan padanya.
2. Lebih mementingkan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadinya.
3. Tidak melakukan hal-hal yang dilarang dalam peraturan yang ada,seperti
korupsi,berfoya-foya dengan uang rakyat,karena sama saja tidak menati
landasan Pancasila.
16
Terhadap Masyarakat
1. Mengamalkan dan melakukan apa yang belum terwujud dalam cita-cita
bangsa dan Negara demi kesejahteraan rakyat sendiri.
2. Menaati hukum yang ada didalam Negara.
3. Menghargai Sejarah Bangsa dan Negara Indonesia.
4. Sebagai generasi yang Mengerti sejarah berdirinya dan latar belakang
bangsa dan Negara,pemuda harus mampu mengembangkan potensi untuk
mencapai reformasi yang lebih baik.
17
DAFTA PUSTAKA
Google:http//www.otonomidaerah.com. “latar belakang munculnya otonomi
daerah.”
Google: http//www.otonomidaerah.com. “senralisasi dan desentralisasi dalam
otonomi daerah.”
18
KATA PENGANTAR
Terimakasih kepada tuhan yang maha esa yang telah membantu penyusun
untuk menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Karena tanpa
pertolongan tuhan yang maha esa penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Makalah ini sengaja di buat penyusun untuk muenambah pengetahuan
pembaca mengenai Pancasila, dan berbagai pembahasan tentang Pancasila
lainnya yang akan menambah wawasan pembaca mengenai Pancasila. Penyusun
mengambil isi pokok pembahasan dalam makalah ini dari berbagai sumber. Tetapi
yang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu menambah pengetahuan
pembaca mengenai Pancasila.
Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada dosen/guru yang telah
memberikan tugas kepada penyusun karena dengan tugas tersebut penyusun jadi
lebih mengetahui mengenai Pancasila.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan
kepada pembaca, meskipun makalah ini ada kelebihannya dan kekurangannya
penyusun mohon kritik dan saranya agar penyusun bisa memperbaikiya.
Terimakasih
Penyusun
19i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pancasila Sebagai Ediologi
1. Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Nasional
2. Nilai-nilai Pancasila pada masa perjuangan bangsa
Indonesia melawan penjajah
B. Fungsi Dari Kedudukan Pancasila
C. Sikap Positif Terhadap Pancasila
D. Proses Penyusunan Pancasila
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
i
ii
1
1
1
1
2
2
2
3
6
8
12
16
16
16
17
20ii
MAKALAH
“PANCASILA”
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran PKN
Disusun Oleh:
- Tia Atikah
- Pipin Piani
- Yeni Anggraeni
SMP NEGERI 1 TEGALWARU
KARAWANG
2013
21