Makalah Pancasila

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyimpangan implementasi pancasila pada masa orde lama dan orde baru, berujung menimbulkan gerakan reformasi di Indonesia, sehingga terjadilah suatu perubahan yang cukup besar dalam berbagai bidang terutama bidang kenegaraan, hukum maupun politik. Konsekuensinya mengharuskan kita mengkaji ulang atas pemahaman ilmiah tentang pancasila sebagai ideologi dan sebagai paradigma kenegaraan.= Atas dasar pemahaman yang demikian itu, maka ada dua wacana ilmiah yang patut dikemukakan, yaitu : Pertama, Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai ideologi terbuka? Kedua, Apa yang dimaskud dengan pancasila sebagai paradigma kenegaraan? Dan terhadap jawaban kedua pertanyaan di atas dapat dipertanyakan lebih lanjut bagaimana analisis yuridis kenegaraan didalam UUD 1945 ? kemudian apa kaitannya dengan supremasi hukum yang merupakan gerakan mendasar reformasi saat ini ? Untuk menjawab secara ilmiah kedua wacana tersebut dapat dipahami dua pengertian pokok, pengertian ideologi dan pengertian reformasi. 1

Transcript of Makalah Pancasila

Page 1: Makalah Pancasila

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyimpangan implementasi pancasila pada masa orde lama dan orde

baru, berujung menimbulkan gerakan reformasi di Indonesia, sehingga terjadilah

suatu perubahan yang cukup besar dalam berbagai bidang terutama bidang

kenegaraan, hukum maupun politik. Konsekuensinya mengharuskan kita

mengkaji ulang atas pemahaman ilmiah tentang pancasila sebagai ideologi dan

sebagai paradigma kenegaraan.=

Atas dasar pemahaman yang demikian itu, maka ada dua wacana ilmiah

yang patut dikemukakan, yaitu :

Pertama, Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai ideologi terbuka?

Kedua, Apa yang dimaskud dengan pancasila sebagai paradigma kenegaraan?

Dan terhadap jawaban kedua pertanyaan di atas dapat dipertanyakan lebih lanjut

bagaimana analisis yuridis kenegaraan didalam UUD 1945 ? kemudian apa

kaitannya dengan supremasi hukum yang merupakan gerakan mendasar reformasi

saat ini ?

Untuk menjawab secara ilmiah kedua wacana tersebut dapat dipahami dua

pengertian pokok, pengertian ideologi dan pengertian reformasi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pancasila sebagai ediologi?

2. Bagaimana fungsi dari Pancasila?

3. Bagaimana Sikap-sikap positif dari Pancasila?

4. Bagaimana Penyusunan Pancasila?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pancasila sebagai ediologi?

2. Untuk mengetahui fungsi dari Pancasila?

3. Untuk mengetahui Sikap-sikap positif dari Pancasila?

4. Untuk mengetahui Penyusunan Pancasila?

1

Page 2: Makalah Pancasila

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Ediologi

Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya bangsa

Indonesia yang diwujudkan lewat cara berpikir dan cara memperjuangkan

kemerdekaan bangsa Indonesia. Pancasila dipahami lewat latar belakang sejarah

perjuangan bangsa Indonesia.

1. Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Nasional

a. Masa Kerajaan Sriwijaya

Pada zaman Kerajaan Sriwijaya, nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila,

telah menjadi asas-asas yang menjiwai kehidupan bangsa Indonesia pada

waktu itu. Nilai-nilai Pancasila tersebut dihayati dan dilaksanakan hanya saja

belum dilaksanakan secara konkrit.

Pada zaman Kerajaan Sriwijaya, nilai-nilai dasar Pancasila telah hidup dan

terpelihara dalam masyarakat seperti berikut:

1. Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya kerukunan hidup antara umat

agama Budha dan Hindu yang hidup secara damai. Selain itu di Kerajaan

Sriwijaya juga terdapat pusat pembinaan dan pengembangan agama

Budha.

2. Nilai sila kedua, terwujud dengan terjadinya hubungan antara Sriwijaya

dan India (Dinasti Harsha) dalam bentuk pengiriman para pemuda untuk

belajar di India. Contoh tersebut merupakan bukti bahwa pada masa

tersebut telah tumbuh niali-nilai politik luar negeri yang bebas dan aktif.

3. Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Sriwijaya telah menerapkan

konsep Wawasan Nusantara.

4. Nilai sila keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas,

meliputi (Indonesia sekarang, Siam, dan Semenanjung Melayu.

5. Nilai sila kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayaran dan perdagangan

sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.

b. Masa Kerajaan Majapahit.

2

Page 3: Makalah Pancasila

Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, nilai-nilai dasar Pancasila

telah hidup dan terpelihara dalam masyarakat seperti berikut:

1. Nilai-nilai sila pertama, terwujud dengan adanya kerukunan hidup antara

uyamt agama Budha dan Hindu. Kerukunan umat beragama ini sudah

menunjukkan sikap toleransi antar uamt beragama,. Kerukunan umat

beragama digambarkan oleh Empu Tantular dalam bukunya “Sutasoma”.

Dalam buku Sutasoma terdapat seloka persatuan nasional yang berbunyi

“Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Mangrua” artinya walaupun berbeda-

beda, namun satu jua dan tidak ada agama memiliki tujuan bebeda. Seloka

toleransi ini juga diterima oleh Kerajaan Pasai di Sumatra sebagai bagian

dari kerajaan Majapahit walaupun sebagian besar masyarakatnya telah

menganut agama islam.

2. Nilai sila kedua, telah tewujud lewat hubungan baik antara Raja Hayam

Wuruk dengan Kerajaan Tiongkok, Ayodia, Champa dan Kamboja. Selain

itu Kerajaan Majapahit juga mengadakan persahabatan dengan Negara-

negara tetangga atas dasar “Mitreka Satata”.

3. Nilai sila ketiga, terwujud dengan keutuhan kerajaan lewat “Sumpah

Palapa “yang diucapkan oleh Patih Gajah Mada pada siding ratu dan

menteri-menteri pada tahun 1331 yang bercita-cita mempersatukan

seluruh nusantara.

4. Nilai sila keempat, terwujud lewat kerukunan dan budaya gotong royong

dalam kehidupan masyarakat. Budaya tersebut telah menumbuhkan adat

bermusyawarah untuk mencapai mufakat dalam memutuskan setiap

masalah. Selain itu dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat

semacam penasehat kerajaan, seperti Rakryan, I Hino, I Sirikan dan I

Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada raja.

5. Nilai sila kelima, terwujud dari kesejahteraan dan kemakmuran

rakyatnya.   

2. Nilai-nilai Pancasila pada masa perjuangan bangsa Indonesia melawan

penjajah

a. Perjuangan Sebelum Abad XX

3

Page 4: Makalah Pancasila

Dimanapun tempatnya penjajahan selalu membawa dampak yang

merugikan bagi bangsa yang dijajah. Demikian juga yang terjadi di

Negara kita, penjajah Belanda telah menindas dan membuat bangsa

Indonesia menderita. Dibawah penindasan ini bangsa Indonesia mulai

menyadari arti penting kemerdekaan. Oleh sebab itu, munculah berbagai

perlawanan menentang penjajah Belanda yang terjadi hampir diseluruh

wilayah tanah air.

Perlawanan dalam mengusir penjajah Belanda dilandasi semangat

patriotisme dan semangat berkorban. Namun demikian perlawanan-

perlawanan ini belum membuahkan hasil yang diharapkan karena

perlawanan fisik ini masih dilakukan sendiri-sendiri (masih bersifat

kedaerahan) sehingga belum berhasil mengusir penjajah Belanda.

b. Masa Kebangkitan Nasional

Pada permulaan abad XX bangsa Indonesia mengubah cara atau strategi

dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Kegagalan

perlawanan secara fisik dan tidak adanya koordinasi perjuangan pada

masa lalu, mendorong pemimpin-pemimpin Indonesia untuk mengubah

bentuk perlawanan. Bentuk perlawanan itu adalah dengan

membangkitkan kesadaraan bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara.

Usaha-usaha yang dilakukan adalah dengan mendirikan berbagai macam

organisasi politik selain organisasi yang bergerak dalam bidang

pendidikan dan sosial.

Organisasi pelopor pertama adalah Budi Utomo yang berdiri padatanggal

20 Mei 1908. Mereka yang tergabung dalam organisasi ini mulai merintis

jalan baru ke arah tercapainya cita-cita perjuangan bangsa Indonesia.

Tokoh Budi Utomo yang terkenal adalah dr. Wahidin Sudirohusodo.

Kemudian bermunculan organisasi pergerakan lain, seperti Sarikat

Dagang Islam (1909), yang kemudian berubah bentuknya menjadi

pergerakan politik dengan nama Serikat Islam (1911) di bawah pimpinan

H.O.S. Tjokroaminoto. Kemudian muncul pula Indhische Partij (1913)

dengan pimpinan Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar

Dewantoro. Namun, karena terlalu radikal pemimpin Indhische Partij ini

4

Page 5: Makalah Pancasila

dibuang ke luar negeri pada tahun 1913. Kemudian berdiri Partai Nasional

Indonesia (1927) yang dipelopori oleh Soekarno dan kawan-kawan.

c. Sumpah Pemuda

Pada tanggal 28 Oktober 1928 terjadilah tonggak peristiwa sejarah

perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-citanya. Pemuda-

pemuda Indonesia yang dipelopori oleh Muh. Yamin, Kuncoro Purbo

Pranoto dan lain-lain mengumandangkan Sumpah Pemuda yang berisi

pengakuan akan adanya bangsa, tanah air dan bahasa satu yaitu Indonesia.

Melalui sumpah pemuda ini makin tegaslah apa yang diinginkan bangsa

Indonesia, yaitu kemerdekaan tanah air dan bangsa. Untuk mencapai apa

yang diinginkan bangsa Indonesia tersebut, diperlukan adanya persatuan

dan kesatuan bangsa. Sumpah pemuda merupakan wujud nyata keinginan

bangsa Indonesia untuk bersatu dalam rangka mencapai kemerdekaan

tanah air dan bangsa.

d. Nilai Pancasila pada Masa Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang

Pada tanggal 8 Maret 1941 Jepang masuk ke Indonesia. Pada awalnya

Jepang memberi kesan lunak terhadap bangsa Indonesia dengan

propaganda ingin membebaskan bangsa Indonesia dari cengkeraman

Belanda. Untuk simpati bangsa Indonesia, Jepang memperbolehkan

pengibaran bendera Merah Putih serta menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Akan tetapi, hal ini merupakan tipu muslihat Jepang agar rakyat Indonesia

membantu Jepang dalam menghadapi Belanda. Untuk mendapatkan

bantuan rakyat Indonesia, Jepang berusaha membujuk hati bangsa

Indonesia dengan mengumumkan janji kemerdekaan kelak di kemudian

hari apabila perang telah selesai. Akan tetapi, janji itu baru dipenuhi

setelah tentara. Jepang mengalami kekalahan-kekalahan di semua medan

pertempuran, serta adanya desakan dari para pemimpin pergerakan bangsa

Indonesia, yang kemudian memaksa pemerintah Jepang untuk

membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kernerdekaan

Indonesia atau BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai).

5

Page 6: Makalah Pancasila

B. Fungsi Dari Kedudukan Pancasila

1. Fungsi dan Kedudukan Pancasila dalam aspek kehidupan.

Pada hakekatnya, ideologi merupakan hasil reaksi manusia sangat

menentukan cara berpikir masyarakat, bangsa dan Negara. Ideologi menentukan

keberadaan suatu bangsa, membimbing bangsa dan Negara untuk mencapai cita-

cita. Pentingnya ideologi bagi suatu negara antara lain:

a. sebagai landasan fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

b. membentuk identitas atau jati diri melalui nilai-nilai yang diyakini

c. Memberi arah bagi suatu bangsa untuk mewujudkan cita-cita

d. Sarana mempersatu bangsa dalam menjaga kedaulatan Negara.

Adapun fungsi dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara antara lain :

a. Pancasila sebagai dasar Negara

Pancasila sebagai dasar Negara tercantum dalam Pembukaan Undang-

Undang Dasar 1945 alenia keempat ”…maka disusunlah kemerdekaan

kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara

Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik

Indonesia yang berkedaulatan rakyat berdasarka kepada …”. Sebagai dasar

negara, segala yang ada dalam negara tersebut haruslah taat asas

(konsisten) dengan dasar tersebut. 

b. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Pandangan hidup suatu bangsa adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai

yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan

menimbulkan tekad untuk mewujudkannya. Sebagai pandangan hidup

bangsa Indonesia, Pancasila dapat mempersatukan kita, serta memberi

petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin

dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya.

c. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa

Pancasila yang dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan bangsa kita sejak

zaman nenek moyang hingga sekarang adalah sesuatu yang menyebabkan

bangsa kita berbeda dengan bangsa lain. Perbedaan tersebut antara lain

disebabkan oleh perbedaan nilai kehidupan. Pancasila merupakan jiwa dan

6

Page 7: Makalah Pancasila

kepribadian bangsa Indonesia karena Pancasila memberikan corak yang

khas kepada bangsa Indonesia, serta merupakan cirri khas yang

membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain.

d. Pancasila merupakan Perjanjian Luhur dan Tujuan Yang hendak Dicapai

Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang telah disetujui oleh wakil-wakil

rakyat Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang

kita junjung tinggi, bukan sekedar penemuan kembali nilai-nilai

kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-

abad lalu, melainkan karena Pancasila itu mampu membuktikan

kebenarannya setelah diuji lewat sejarah perjuangan bangsa.

Tujuan yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia yaitu mewujudkan

masyarakat yang adil dan sejahtera, baik lahir maupun batin berdasarkan

Pancasila di dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia yang

merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta berkedaulatan rakyat

dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman tentram, tertib damai dan

merdeka.

e. Pancasila sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum

Sebagai sumber dari segala sumber hokum, Pancasila dijadikan dasar dari

segala aturan hukum atau perundang-undangan yang berlaku. Oleh sebab

itu, semua hukum atau peraturan yang berlaku harus bersumber dari dasar

Pancasila. Sesuai dengan Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 yang

menyatakan bahwa yang menjadi sumber tertib hukum adalah pandangan

hidup, kesadaran, dan cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta

watak bangsa Indonesia.

f. Pancasila sebagai ideologi Negara

Pancasila merupakan paham yang dianut bangsa Indonesia dalam

perjuangan mengisi kemerdekaan menuju kehidupan yang dicita-citakan.

Ideologi akan mempengaruhi cara berpikir dan bertingkah laku masyarakat

dan bangsa.

7

Page 8: Makalah Pancasila

Agar  dapat memelihara relevansi yang tinggi dan kuat menghadapi

perkembangan aspirasi masyarakat dan tuntutan zaman, setiap ideologi harus

memiliki tiga dimensi yaitu :

1. Dimensi Realita

Ditinjau dari dimensi realita, ideologi itu mengandung nilai-nilai dasar

yang bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup di dalam masyarakat,

terutama pada saat ideologi itu lahir. Tujuannya ialah supaya masyarakat

merasakan, menghayati, dan menganggap nilai-nilai dasar itu sebagai

milik mereka bersama. Dengan demikian, nilai-nilai dasar ideologi itu

tertanam dan berakar dalam masyarakat.

2. Dimensi Idealisme

Dilihat dari dimensi idealisme, suatu ideologi perlu mengandung cita-cita

yang hendak dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, bangsa yang memiliki

ideologi akan mengetahui ke arah mana mereka akan membangun bangsa

dan negaranya.

3. Dimensi Fleksibilitas

Setiap ideologi harus memiliki dimensi fleksibilitas, yakni dimensi yang

memungkinkan berkembangnya pemikiran-pemikiran baru tentang

ideologi tersebut, tanpa menghilangkan hakikat yang terkandung di

dalamnya. Dimensi fleksibilitas atau dimensi pengembangan hanya

mungkin dimiliki secara wajar dan sehat oleh suatu ideologi yang terbuka

atau ideologi yang demokratis. Ideologi terbuka adalah ideologi yang

dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika

internal. Ideologi terbuka tetap aktual, selalu berkembang dan dapat

menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada.

C. Sikap Positif Terhadap Pancasila

Sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi terhadap suatu objek

tertentu. Kecenderunqan untuk bereaksi ini timbul sebagai akibat dari

pengetahuan dan penqalarnan seseorang terhadap objek tertentu itu. Reaksi

seseorang terhadap objek yang dihadapi dapat bereaksi positif atau negatif. Reaksi

8

Page 9: Makalah Pancasila

positif dan negatif ini disebut sebagaiarah sikap. Pancasila sebagai pandangan

hidup bangsa, menjadi suatu landasan dalam berperilaku yang . baik. Penghayatan

dan penqarnalan Pancasila mendatangkan reaksi yang berbeda-beda pada setiap

orang. Nilai-nilai Pancasila yang seharusnya dapat menimbulkan reaksi positif,

kadangkala juga mendapatkan reaksi yang negatif. Sikap positif seseorang

terhadap Pancasila apabila seseorang tersebut mernikirkan supaya ia mematuhi

nilal-nllal Pancasila dan berusaha mengamalkannya. Seseorang memiliki sikap

negatif terhadap Pancasila

apabila seseorang tersebut tidak bersedia mematuhi nilal-nilai yang

terdapat dalam Pancasila. Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila adalah sikap

yang dalam pelaksanaan maupun hasil-hasilnya berdasarkari nilai-nilai Pancasila.

Menunjukkan sikap positif terhadap nilai-nilai Pancaslla adalah menunjukkan

perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Sikap positif terhadap Pancasila

dapat ditunjukkan seperti berikut.

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Sikap positif terhadap Pancasila sila Ketuhanan YME dapat ditunjukkan

dengan cara beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai

dengan agama dan kepercayaan masinq-masing. Selanjutnya juga dapat

dlkembanqkan sikap hormat menghomati dan bekerja sama antar- pemeluk

agama yang berbeda-beda agar kerukunan dan kedamaian hidup antar

umat beraqama dapat berjalan dengan baik. Manusia selain sebagai

makhluk pribadi, sosial, juga sebagai makhluk Tuhan YME. Sebagai

makhluk Tuhan, manusia selalu menjaga hubungannya dengan sang

pencipta, yaitu dengan melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh Tuhan

seperti yang ditunjukkan dalam nllai-nilal sila pertama Pancasila. Manusia

harus senantiasa menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaannya masing-masing dan tidak dibenarkan untuk rnernaksakan

agama atau kepercayaannya kepada orang lain Kehidupan manusia tidak

terlepas hubungannya dengan Tuhan, apa yang dilakukan manusia adalah

selalu berkaitan dengan Tuhan, Oleh karena itu, sikap positit yang sesuai

dengan nilai-nilai ketuhanan harus senantiasa di kembangkan, di antaranya

menghadiri dan mengikuti ceramah-ceramah keagamaan yang bermanfaat

9

Page 10: Makalah Pancasila

baqi bertambahnya pengetahuan tentang agama, menghindari pelecehan

terhadap ajaran-ajaran agama lain, yang mengarah timbulnya SARA,

menghindari sikap fanatik yang berlebihan terhadap agama sendiri agar

tidak terjadi perpecahan antarpemeluk agama, dan menjauhi segala

larangan aqarna, antara lain judi, minum-minuman keras, narkoba,

pergaulan bebas yang dapat merugikan kita.

2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila sila kemanusiaan yang adil dan

beradab, di antaranya dapat ditunjukkan dengan melakukan perbuatan-

perbuatan yang menjunjung tinggi nilal-nllai kemanusiaan. Misalnya

dengan cara suka memberi pertolongan kepada orang lain maupun bangsa

lain yang benar-benar membutuhkan pertolonqan. Sikap menghargai orang

lain dengan memperlakukan, manusia sesuai harkat martabatnya,

menqakui bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki derajat, hak

dan kewajiban yang sarna meskipun berbeda agama, suku, jenis kelamin,

kedudukan sosial dan warna kulit, Gemar melakukan kegiatan

kemanusiaan merupakan cerminan nilai kemanusiaan, yang dapat juga

ditunjukkan dengan mengembangkan stkap dan perbuatan yang

mengandung semangat solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara, menjaga rasa setia kawan terhadap sesama yang

kurang beruntung, tanpa membedakan aqarna, bangsa, negara, dan warna

kulit, turut serta dalam misi-misi kemanuslaan, baik dalam kepentinqan-

nasional maupun internaslonal, ikut berpartisipasi dalam usaha perdamaian

dunia, dengan mendukung adanya antikekerasan, antiperanq dan

antiRelanggaran hak asasi manusia.

3. Sila Persatuan Indonesia

Kita perlu menqernbanqkan sikap positif yanq sesuai denqannllal-nilal

Pancasila sila Persatuan Indonesia, agar kita tetap menjadi satu kesatuan

bangsa yang utuh. Sikap positif yang sesuai dengan slla ketiga adalah

menjunjung tinggi nilai nasionalisme, yang dituniukkan dengan cara

menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan

bangsa dan negara atas kepentingan pribadi atau golongan. Setiap warga

10

Page 11: Makalah Pancasila

negara diharapkan sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa

dan negaranya. Persatuan Indonesia selalu dilandasi dengan semangat

Bhinneka Tunggallka. Oleh karena itu hal-hal yang bersifat kedaerahan

harus dihargai karena bisa rnenjadi kekayaan nasional. Namun kita harus

mencegah seqala bentuk aspirasi politik yang bersitat kedaerahan dan

kesukuan yang bertentangan dengan Pancasila. Sikap positif yang lain

yang dapat ditunjukkan adalah mendukung dan menghormati keberadaan

suku-suku bangsa dan menghindari terjadinya pertikaian antarsuku,

menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya falsafah serta ideoloqi bangsa

dan negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa

menuju tujuannya serta menghormati dan menghargai jasa-jasa para

pahlawan, menjaga nama baik bangsa di manapun kita berada, menghargai

dan bi!mgga terhadap kebudayaan nasional dan produk-produk dalam

negeri

4. Sila Kerakyatan yang diplmpln oleh hlkmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan Perwakilan

Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila sila keempat dapat ditunjukkan

dengan melakukan perbuatan yang mendukung pelaksanaan demokrasi

Pancasila. Perilaku-perilaku tersebut di antaranya adalah mengakui bahwa

setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan, kewajiban

yang sarna. Pelaksanaan hak harus selalu mengutamakan kepentingan

bangsa dan negara. Pelaksanaan demokrasi Pancasila selalu

mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan, yaitu

musyawarah mufakat yang diliputi seman gat kekeluargaan. Setiap

manusia hendaknya menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan

hasil musyawarah, serta menerima dan melaksanakan hasil keputusan

musyawarah dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab, Musyawarah

mufak’at dilaksanakan dengan akal sehat dan sesuai hati nurani yang

luhur, dalam mengambil keputusan musyawarah harus mengutamakan

kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan, agar hasil

keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

11

Page 12: Makalah Pancasila

5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila sila keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia, dapat ditunjukkan dengan sikap yangselalu memegang

prinsip keadilan. Sikap tersebut di antaranya , sebagai berikut.

a) Mengakui adanya hak setiap warga negara untuk mendapatkan

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

b) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan

atau merugikan kepentingan umum.

c) Menghormati hak-hak orang lain.

d) Menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan

dan kesejahteraan bersama.

e) Melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang

merata dan keadilan sosial.

f) Selalu berusaha mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

D. Proses Penyusunan Pancasila

Sehari setelah dilantik, pengurus BPUPKI mulai mengadakan sidang.

Proses persidangan BPUPKI ini dibagi dalam dua masa persidangan. Masa

persidangan I berlangsung mulai tanggai 29 Mei sampai dengan              1 Juni

1945 dan masa persidangan II berlangsung tanggai 10 sampai 17 Juli 1945.

1. Masa Persidangan I

Masa persidangan I berlangsung selama empat hari mulai dari tanggal 29

Mei sampai tanggai 1 Juni 1945. Persidangan I seluruhnya merupakan

masa sidang pleno yang dipimpin langsung oleh ketua BPUPKI. Dalam

sidangnya yang pertama 29 Mei 1945. Ketua BPUPKI meminta kepada

para anggotanya untuk memberikan pandangan-pandangan tentang dasar

Indonesia merdeka (Philosofische Gronslag). Adapun pembicara pertama

dalam sidang ini diisi oleh Muhammad Yamin, yang di dalam pidatonya

telah mengajukan usulan (lisan) mengenai dasar negara kabangsaan yang

rumusannya sebagai berikut:

a. Peri Kebangsaan

b. Peri Kemanusiaan

c. Peri Ketuhanan

12

Page 13: Makalah Pancasila

d. Peri Kerakyatan

e. Kesejahteraan Rakyat

Yang disusul kemudian dengan usulan tertulis mengenai dasar Negara

kebangsaan dengan rumusan sebagai berikut:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Kebangsaan persatuan Indonesia

3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan.

Pada tanggal 1 juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya pada

siding hari ketiga BPUPKI. Dalam pidatonya beliau mengusulkan lima hal untuk

menjadi dasar-dasar merdeka, dengan rumusan sebagai berikut:

1) Kebangsaan Indonesia

2) Internasionalisme (peri kemanusiaan)

3) Mufakat (demokrasi)

4) Kesejahteraan Sosial

5) Ketuhanan yang berkebudayaan.

Untuk lima dasar Negara itu, beliau usulkan agar diberi nama “Pancasila”,

yang merupakan usul dari kawan beliau seorang ahli bahasa. Lima prinsip sebagai

dasar Negara itu selanjutnya dapat disarikan menjadi Tri Sila yaitu (1) Sosio

Nasionalisme (Kebangsaan ), (2) Sosio Demokrasi (mufakat) dan (3) Ketuhanan.

Kemudian Tri Sila dapat diperas lagi menjadi Eka Sila yang berinti gotong

royong.

2. Masa Persidangan II

Persidangan II ini BPUPKI ini berlangsung dari tanggai 10 Juli - 17 Juli

1945. Dalam rapat tanggai 11 Juli 1945, dibentuklah panitia-panitia kecil, yaitu

panitia perancang undang-undang dasar, panitia pembela tanah air, panitia soal

keuangan dan perekonomian.

3. Piagam Jakarta (22 Juni 1945)

Pada tanggai 22 Juni 1945 sembiian tokoh nasional anggota BPUPKI

mengadakan pertemuan untuk membahas pidato-pidato dan usulan-usulan

mengenai dasar negara yang telah dikemukakan dalam sidang BPUPKI. Setelah

13

Page 14: Makalah Pancasila

mengadakan pembahasan disusunlah sebuah piagam yang kemudian dikenal

dengan "Piagam Jakarta", dengan rumusan Pancasila sebagai berikut:

1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemeluknya

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab

3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan.

5) Keadilan sosial bagi seiuruh rakyat Indonesia

Kesembilan tokoh tersebut ialah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. A.A.

Maramis, Abikoesno, Tjokrosoejoso, Abdulkahar Moezakir, Haji Agus Salim, Mr.

Achmad Soebardjo, KH. Wachid Hasjim dan Mr. Muh. Yamin. Piagam Jakarta

yang di dalamnya terdapat perumusan dan sistematika Pancasila sebagaimana

diuraikan di atas, kemudian diterima oleh BPUPKI dalam sidang ke-2 (kedua)

pada tanggal 14-16 Juli 1945.

4. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia terbentuk pada tanggai 9

Agustus 1945, dengan ketua Ir. Soekarno dan wakil ketua Drs. Muh. Hatta.

Panitia ini mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting yaitu:

1. Mewakili seluruh bangsa Indonesia

2. Sebagai pembentuk Negara

3. Menurut teori hukum, badan ini mempunyai wewenang untuk meletakkan

dasar negara

4. Pengesahan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Undang-Undang Dasar

1945 Sehari setelah Proklamasi tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945,

PPKI mengadakan sidang yang pertama dengan menyempurnakan dan

mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 yang terdiri atas dua bagian,

yaitu bagian Pembukaan dan bagian Batang Tubuh Undang-Undang Dasar

1945. Hasil sidang pertama menghasilkan keputusan sebagai berikut:

14

Page 15: Makalah Pancasila

a. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945

- Melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang

kemudian berfungsi sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945

- Menetapkan rancangan hukum dasar yang telah diterima BPUPKI

pada tanggai 17 Juli 1945, yang kemudian berfungsi sebagai

Undang-Undang Dasar 1945 setelah mengalami berbagai

perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta.

b. Memilih Presiden dan Wakil Presiden pertama

c. Menetapkan berdirinya Komite Nasionai Indonesia Pusat (KNIP)

sebagai Badan Musyawarah Darurat

Rumusan dasar Negara yang disarikan dan tercantum dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi sebagai berikut:

1) Ketuhanan yang Maha Esa.

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab

3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan.

5) Keadilan sosial bagi seiuruh rakyat Indonesia

Rumusan Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945 inilah yang benar dan sah, karena selain mempunyai kedudukan

konstitusional, juga disahkan oleh suatu badan yang mewakili seluruh bangsa

Indonesia (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), ini berarti rumusan

Pancasila tersebut telah disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia.

15

Page 16: Makalah Pancasila

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjabaran didepan Penulis dapat mengambil kesimpulan,bahwa :

1. Pancasila memiliki 3 unsur penting yaitu; Kebudayaan,religious,dan

Kenegaraan.

2. Pancasila merupakan dasar Negara,yaitu sumber dari segala sumber

hukum di Indonesia

3. Ideology terdiri dari Ideologi terbuka,Ideologi tertutup,Ideologi particular

dan Ideologi Komprehensif.

4. Agar mampu menampung aspirasi dari masyarakat untuk mencapai

sebuah tujuan maka Ideologi bersifat dinamis,terbuka dan antisipatif.

5. Ideology dibagi kedalam beberapa macam paham ; Ideology Liberal yaitu

menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk individu yang bebas. dan

Ideologi komunis yaitu paham yang muncul sebagai reaksi atas

penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung

Pemerintah.

B. Saran

Setelah memberikan pengertian,uraian dan menyebutkan macam-macam

Ideologi yang ada di Indonesia serta hubungan antara Ideologi dan filsafat,Penulis

dapat memberikan saran dan kritik :     

Terhadap pemerintah 

1. Hendaknya lebih memahami makna ideology yang ada di

Indonesia,sehingga mampu memberikan tanggung jawab terhadap tugas

dan wewenang yang di berikan padanya.

2. Lebih mementingkan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadinya.

3. Tidak melakukan hal-hal yang dilarang dalam peraturan yang ada,seperti

korupsi,berfoya-foya dengan uang rakyat,karena sama saja tidak menati

landasan Pancasila.

16

Page 17: Makalah Pancasila

Terhadap Masyarakat

1. Mengamalkan dan melakukan apa yang belum terwujud dalam cita-cita

bangsa dan Negara demi kesejahteraan rakyat sendiri.

2. Menaati hukum yang ada didalam Negara.

3. Menghargai Sejarah Bangsa dan Negara Indonesia.

4. Sebagai generasi yang Mengerti sejarah berdirinya dan latar belakang

bangsa dan Negara,pemuda harus mampu mengembangkan potensi untuk

mencapai reformasi yang lebih baik.

17

Page 18: Makalah Pancasila

DAFTA PUSTAKA

Google:http//www.otonomidaerah.com. “latar belakang munculnya otonomi

daerah.”

Google: http//www.otonomidaerah.com. “senralisasi dan desentralisasi dalam

otonomi daerah.”

18

Page 19: Makalah Pancasila

KATA PENGANTAR

Terimakasih kepada tuhan yang maha esa yang telah membantu penyusun

untuk menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Karena tanpa

pertolongan tuhan yang maha esa penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan

makalah ini dengan baik.

Makalah ini sengaja di buat penyusun untuk muenambah pengetahuan

pembaca mengenai Pancasila, dan berbagai pembahasan tentang Pancasila

lainnya yang akan menambah wawasan pembaca mengenai Pancasila. Penyusun

mengambil isi pokok pembahasan dalam makalah ini dari berbagai sumber. Tetapi

yang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu menambah pengetahuan

pembaca mengenai Pancasila.

Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada dosen/guru yang telah

memberikan tugas kepada penyusun karena dengan tugas tersebut penyusun jadi

lebih mengetahui mengenai Pancasila.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan

kepada pembaca, meskipun makalah ini ada kelebihannya dan kekurangannya

penyusun mohon kritik dan saranya agar penyusun bisa memperbaikiya.

Terimakasih

Penyusun

19i

Page 20: Makalah Pancasila

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Ediologi

1. Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Nasional

2. Nilai-nilai Pancasila pada masa perjuangan bangsa

Indonesia melawan penjajah

B. Fungsi Dari Kedudukan Pancasila

C. Sikap Positif Terhadap Pancasila

D. Proses Penyusunan Pancasila

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

i

ii

1

1

1

1

2

2

2

3

6

8

12

16

16

16

17

20ii

Page 21: Makalah Pancasila

MAKALAH

“PANCASILA”

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran PKN

Disusun Oleh:

- Tia Atikah

- Pipin Piani

- Yeni Anggraeni

SMP NEGERI 1 TEGALWARU

KARAWANG

2013

21