makalah pancasila

download makalah pancasila

of 6

Transcript of makalah pancasila

Sesuai kamus Indonesia kata jujur memiliki arti : tidak bohong; lurus hati; dapat dipercaya kata-katanya; tidak khianat.Sedangkan kata bohong memiliki arti : tidak sesuai dengan bukti dan kebenaran; tidak sesuai dengan kenyataan; dusta. Sedangkan kata dusta sendiri memiliki arti : bohong dan ingkar.Sesuai kitab suci al Quran pengertian jujur terkandung dalam surat 5 ayat 8 :Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.Sedangkan kata dusta/ bohong dalam al Quran terkandung dalam surat 16 ayat 116 :Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram," untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.Dari definisi diatas, maka pengertian jujur/ kejujuran akan tercermin dalam perilaku yang diikuti dengan hati yang lurus (ikhlas), berbicara sesuai kenyataan, berbuat sesuai bukti dan kebenaran.Berbicara sesuai kenyataan dan berbuat sesuai bukti & kebenaran dapat dibuktikan dan dapat dilihat oleh mata. Berperilaku dengan hati yang lurus siapa yang tahu?. Ada.Ada, yaitu sesuai peringatan Allah Swt yang terkandung dalam al Quran surat 29 ayat 3 dengan firmannya :Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dustaSejarah Kejujuran Vs Kebohongan 1. Muhammad (nabi), sejak kecil sampai dewasa selalu berperilaku jujur. Kejujurannya ini membawa manfaat bagi Muhammad, dengan dipilihnya dia sebagai orang penengah dalam renovasi kabah.2. Ibrahim, berlaku bohong ketika ditanya siapa yang menghancurkan patung-patung raja Namrut. Kebohongannya ini membawa Ibrahim dibakar oleh raja.3. Yunus, ingkar dalam mengajarkan kebenaran kepada umatnya dengan melarikan diri menggunakan perahu. Keingkaran/ kebohongan Yunus ini dibayar dengan diceburkannya Yunus ke laut dan dimangsa ikan.4. Yusuf, kejujurannya terhadap perilaku wanita. Kejujurannya ini membawa Yusuf diangkat menjadi pejabat di kerajaan.5. Presiden RI, diganti ditengah jalan karena banyak bicaranya.6. Manipulator, mulai menuai hasilnya dengan masuk sel.Tahapan belajar kejujuran diatas didasarkan pada pendekatan proses, yaitu bahwa kejujuran bisa dipelajari dan diterapkan. Sedangkan pendekatan statis adalah bahwa kejujuran seorang manusia itu sudah ada dalam diri manusia itu sendiri. Pendekatan ini mengelompokkan manusia menjadi 4 type tingkatan kejujuran.Proses Belajar KebohonganProses belajar bohong adalah sangat mudah. Bohong sekali akan ditutupi dengan bohong tingkat kedua. Bohong tingkat kedua akan ditutupi dengan bohong tingkat ketiga, demikian seterusnya.Kenapa mudah melakukan kebohongan. Karena dalam hidup dan kehidupan ini banyak aturan yang harus dipatuhi. Terhadap aturan yang dilanggar, dibutuhkan alasan untuk pembenaran. Alasan pembenaran yang paling mudah adalah kebohongan.Karena setiap hari belajar bohong dan berbohong maka makin tua seseorang makin padai dan lihai berbohong.

Nilai Kejujuran (amanah)Nilai kejujuran merupakan satu dari 5 nilai moral Islam. Nilai moral Islam meliputi : Nilai Pembebasan, Nilai Keluarga, Nilai Kemanusiaan, Nilai Keadilan dan Nilai Kejujuran.Nilai kejujuran dalam moral islam meliputi : penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat, dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.Kesimpulan1. Kejujuran adalah landasan dan dasar dari perilaku manusia yang baik2. Kejujuran dan kebohongan pasti menuai hasilnya3. Berbuat dan bekerja dengan hati yang lurus akan memenuhi nilai kejujuran (amanah)Sikap jujur pada diri setiap manusia merupakan hal yang harus dikedepankan, agar tidak menimbulkan masalah-masalah di dalam kehidupan ini. Bahkan sikap ini merupakan garis pemisah, apakah seseorang bisa disebut muslim yang sesungguhnya atau tidak. Rasulullah SAW bersabda yang artinya ;

Shafwan Bin Salim meriwayatkan, dia berkata, pernah ditanyakan kepada Rasulullah SAW,Adakah seorang mukmin yang penakut,jawab beliau,Ada.Lalu ditanyakan,Adakah seorang mukmin yang bakhil ? jawab beliau,Ada.Lalu ditanyakan,Adakah seorang mukmin yang pembohong ?jawab beliau,Tidak.

Hadist tsb menunjukkan jelas sekali bahwa sikap bohong bukan merupakan sikap seorang muslim. Selanjutnya, faktor pendorong pada seseorang untuk berperilaku atau bersikap jujur sebagaimana dalam hadist di atas, diantaranya ;Pertama, nurani. Sebab nurani selalu mengajak kepada nilai-niali luhur. Nurani selalu menolak kebohongan, terlebih lagi kebohongan itu membawa dampak buruk bagi diri yang bersangkutan.Kedua, agama. Ajaran agama menjelaskan secara gamblang tentang nilai kejujuran dan keutamaannya, juga mencegah perbuatan bohong. Ajaran agama merupakan penopang nurani dalam mempertahankan kejujuran dan menghindari kebohongan.Ketiga, harga diri. Dengan harga diri seseorang akan berhati-hati dan akan bertindak jujur.Dan keempat, keinginan untuk dikenal sebagai orang jujur.Melihat keberadaan sikap jujur yang begitu luhur dan fakor pendorongnya yang vital, maka jika kejujuran itu tidak mendapatkan perhatian setiap individu umat manusia, tentu akan berakibat fatal. Ketidak jujuran akan membuahkan perselisihan, dan perselisihan akan mengakibatkan permusuhan. Maka tepat dengan firman Allah yang artinya ;

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama-sama orang yang benar. (QS.At-Taubah:119)

Firman Allah diatas, secara khusus memerintahkan umat manusia yang mukmin untuk bersama orang-orang yang benar, orang-orang yang jujur, walau sikap kejujuran itu sudah termasuk dalam pengertian taqwa.Untuk itu, marilah kita pertahankan sikap jujur ini dalam setiap langkah laku kita. Rasulullah bersabda yang artinya ;

Pertahankanlah kejujuranmu, meskipun engkau menghadapi celaka. Karena pada kejujuran itu hakekat keselamatan. Dan jauhilah perbuatan dusta, meski engkau melihat sebagai keselamatan, karena pada ketidakjujuran itu adanya celaka.

Menumbuhkan hidup pada kejujuran & kepercayaan untuk sekarang ini memang sesuatu yang sulit, Apalagi bila ada yang dikaitkan sesorang dengan kebohongan yang disangkakan akan dilakukan seseorang, padahal sangkaan hal tersebut jauh dari kebenaran.Dan hal inilah yang dipersulit dengan takutnya orang lain akan terulang jika seseorang pernah malakukan sebuah pendustaan pada yang lainnya, tentu saja hal ini akan mempersulit untuk menumbuhkan sebuah kepercayaan.Sulit menemukan orang yang jujur dan berani di jaman ini. Kadang Nilai suatu Kejujuran & kepercayaan itupun sangat mahal harganya. Orang lebih suka menutupi diri dengan berbagai rekayasa demi mencapai sesuatu. Orang rela mengorbankan kejujuran untuk menggapai suatu keinginannya.Banyak orang yang sukses menjadi tangan kanan pebisnis konglomerat mengawali karir dengan memumupuk keparcayaan sang bos pada dirinya. Beberapa banyak pula yang harus kandas ditengah perjalanan karirnya karena satu kali kesalahan ia perbuat, yang juga diperparah dengan kesalahan hilangnya rasa percaya seorang majikan.Begitu besar nilai mempertahankan rasa percaya maupun jujur itu kepada sesorang, padahal perbuatan hati dan kemampuan yang kita miliki. Terutama dalam dunia bisnis yang mengelola seuatu yang Vital & berguna adalah uang & Harta dalam suatu bisnis.Pondamental perekrutan yang menjadi model standar setiap perusahaan tentunya mencari karyawan yang jujur dan bisa dipercaya serta memiliki dedikasi maupun loyalitas kerja yang tinggi.Tetapi keutamaan & yang paling vital jarang terucap adalah kejujuran, meskipun didalam ketidak jujuran bisa saja memecatnya. Tetap saja suatu kejujuran adalah modal utama & yang penting bukan hanya bagi pelaku bisnis, seorang negarawan pun baik pemerintah sendiri harus mengutamakan hal ini, kalau mau menjadi panutan & teladan baik pada rekan kerja maupun pada rakyat luas.Percaya bukan saja percaya atas tindak tanduk atau tingkah laku kita, tetapi juga nilai suatu kejujuran atas apa yang dituturkan dari lisan dan kebenaran atas segala bentuk perbuatan. Jika semua unsur tersebut sudah ada mudah mudahan orang akan selalu mempercayai diri.Dan berdampak pada perkembangan diri dalam membuka lapangan usaha meski memiliki kekurangannya dalam sisi modal, karena kepercayaan orang mungkin siap membantu.Dengan Kepercayaan pulalah yang kita akan mudah untuk mencari peluang yang lebih baik.Sebagai orang beriman, kita diajak untuk tetap bertahan dalam kejujuran dan kepercayaan serta berani menanggung resiko untuk mempertahankannya. Kita tidak perlu berbuat sesuatu untuk melakuka rekayasa atau manipulasi maupun pemutar balikan fakta yang hanya menumbuhkan kesenangan sesaat. Mari kita bawa kejujuran & kepercayaan dalam hidup kita sehari-hari.Dengan Nilai Kejujuran & Kepercayaan berjalan dengan seimbang dapat menjadikan hidup ini lebih baik dan mulia.