makalah pancasila
-
Upload
muhammad-taufiq-hidayat -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of makalah pancasila
-
IMPLEMENTASI PANCASILA SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN
BERADAB DI LIHAT DARI ASPEK BIDANG POLITIK, EKONOMI,
SOSIAL BUDAYA DAN PERTAHANAN KEAMANAN
( POLEKSOSBUDHANKAM )
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 (DUA)
1. Heru Teguh Saputra (014.04.0017) 9. L. Samsul Makrip (014.04.0025)
2. Ivana Dwi Aprilia (014.04.0018) 10. Adithia Warman (014.04.0026)
3. Nisak Nur Rahmah (014.04.0019) 11. M. Taufiq H. (014.04.0027)
4. Lale Tri Martha (014.04.0020) 12. I Gde Agus Sinaryasa (014.04.0028)
5. Handayani (014.04.0021) 13. Swindya Wiriana (014.04.0030)
6. Rambu Ardianti (014.04.0022) 14. Dody Hartawan (014.04.0031)
7. Regina (014.04.0023) 15. Marsana (014.04.0032)
8. I Wayan Sudirta (014.04.0024) 16. Agus Ashadi (014.04.0033)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2015
-
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan
pembahasan mengenai Implementasi Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab Ditinjau Dari
Aspek Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Pertahanan dan Keamanan.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila terutama sila ke-2. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi.
Mataram, 14 Januari 2015
Penulis Kelompok 2 (dua)
-
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................... ...................... i
DAFTAR ISI .............................................................................. ...................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................... ...................... 1
A. Latar Belakang ........................................................... ...................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................... ...................... 2
BAB II. PEMBAHASAN ........................................................ ...................... 3
A. Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab............... 3
B. Butir-butir Pancasila Sila ke-Dua ....................................................... 4
C. Implementasi Sile ke-Dua dalam Kehidupan Masyarakat .................. 5
D. Implementasi Pancasila dilihat dari Bidang
POLEKSOSBUDHANKAM ...................................... ....................... 7
BAB III. KESIMPULAN ........................................................ ....................... 13
DAFTAR PUSTAKA
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara hanya dapat di kemudikan secara terarah dan efisien apabila ada
gambaran yang jelas tentang hakikat, tujuan dan susunannya. Dalam proses
penyusunan Undang-undang Dasar negara harus senantiasa berlandaskan pada suatu
konsepsi dasar yang jelas tentang negara dan tujuannya. Dengan kata lain realisasi
pembentukan negara beserta konstitusinya harus berlandaskan pada ideologi negara
yaitu Pancasila.
Pancasila adalah falsafah atau pandangan hidup, jiwa dan kepribadian serta
tujuan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila
mempunyai nilai-nilai yang dijadikan dasar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, selain itu nilai-nilai Pancasila telah memberikan ciri-ciri (identitas) bangsa
yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain dalam bersikap, bertingkah laku
secara perorangaan maupun secara kemasyarakatan.
Pancasila sebagai filsafat negara indonesia memiliki visi dasar yang
bersumber pada hakikat manusia. Visi dasar inilah yang memberi visi dan arah bagi
seluruh kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan Indonesia. Sifat dasar filsafat
Pancasila bersumber pada hakikat kodrat manusia karena pada hakikatnya manusia
adalah sebagai pendukung pokok negara. Inti kemanusiaan itu terkandung dalam sila
kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
Dalam sila ke-dua mengandung nilai yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia sehari-hari. Hal itu karena seorang manusia dalam melakukan
-
2
aktifitas sehari-hari tidak lepas dari manusia lain. Sehingga sila ke-dua tersebut
mampu memberikan dasar kepada kita sebagai manusia agar senantiasa
memanusiakan orang lain dalam kehidupan. Selain itu, dalam sila ke-dua juga
terdapat nilai keadilan dimana menuntut kita sebagai manusia yang tidak dapat lepas
dari manusia lainnya harus menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi
keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sila ke-dua tersebut terdapat butiran-butiran yang dapat menjelaskan lebih
rinci apa yang ada di dalam Pancasila sila ke-dua tersebut. Dengan adanya butiran-
butiran sila ke-dua tersebut diharapkan manusia atau lebih tepatnya bangsa Indonesia
dapat memahami dam mengamalkan apa yang ada dalam sila ke-dua tersebut.
Sehingga bangsa Indonesia senantiasa berdasar kepada kemanusiaan yang adil dan
beradap dalam bermasyarakat.
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab selain dapat diimplementasikan
dalam masyarakat sekitar, tentu juga harus dapat diterapkan oleh Pemerintah dalam
berbagai bidang yakni, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan,
disingkat (POLEKSOSBUDHANKAM) sehingga dengan diterapkannya dalam
pemerintahan dapat tercapai cita-cita yang diharapkan pancasila sebagai dasar
Negara. Untuk itulah, dalam makalah ini kami akan membahas implementasi sila
kemanusiaan yang adil dan beradab di bidang POLEKSOSBUDHANKAM.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti dan makna sila kemanusiaan yang Adil dan Beradab ?
2. Apa saja butir-butir Pancasila sila ke-dua tersebut ?
3. Apa implementasi Pancasila dari sila ke-2 dilihat dari aspek
POLEKSOSBUDHANKAM ?
-
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Menurut perumusan Dewan Perancang Nasional, perikemanusiaan adalah
daya serta karya budi dan hati nurani manusia untuk membangun dan membentuk
kesatuan diantara manusia sesamanya, tidak terbatas pada manusia-sesamanya yang
terdekat saja, melainkan juga seluruh umat manusia. Sedangkan menurut Bung Karno
istilah perikemanusiaan adalah hasil dari pertumbuhan rohani, kebudayaan, hasil
pertumbuhan dari alam tingkat rena ke taraf yang lebih tinggi. Pokok pikiran dari sila
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab :
1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan.
Maksudnya, kemanusiaan itu universal.
2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. Menghargai hak
setiap warga dan menolak rasialisme.
3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.
Hakikat manusia memiliki unsur-unsur yang diantaranya adalah susunan kodrat
manusia (yang terdiri atas raga dan jiwa), sifat kodrat manusia (yang terdiri atas
makhluk social dan individu), kedudukan kodrat manusia (yang terdiri atas makhluk
berdiri sendiri dan makhluk Tuhan).
-
4
B. Butir-butir Pancasila Sila ke-Dua
Sila ke-dua Pancasila ini mengandung makna warga Negara Indonesia
mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia yang
memiliki kedudukan, dan derajat yang lebih tiinggi dan harus dipertahankan dengan
kehidupan yang layak), memperlakukan manusia secara adil dan beradab di mana
manusia memiliki daya cipta, rasa, karsa, niat dan keinginan sehingga jelas adanya
perbedaan antara manusia dan hewan.
Jadi sila kedua ini menghendaki warga Negara untuk menghormati kedudukan
setiap manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap manusia
berhak mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur serta menggunakan
norma sopan santun dalam pergaulan sesama manusia. Butir-butir sila ke-dua adalah
sebagai berikut:
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antar sesama
manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak bersikap semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu perlu
mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.
Makna dari sila ini diharapkan dapat mendorong seseorang untuk senantiasa
menghormati harkat dan martabat oranglain sebagai pribadi dan anggota masyarakat.
Dengan sikap ini diharapkan dapat menyadarkan bahwa dirinya merupakan makhluk
-
5
sosial yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Atas dasar sikap
perikemanusiaan ini, maka bangsa Indonesia menghormati hak hidup bangsa lain
menurut aspirasinya masing-masing. Dan menolak segala bentuk penjajahan di muka
bumi ini. Hal itu dikarenakan berlawanan dengan nilai perikemanusiaan.
C. Implementasi Sile ke-Dua dalam Kehidupan Masyarakat
Sesuai dengan butir-butir sila ke-dua yang telah diuraikan pada pembahasan
diatas, sila perikemanusiaan ini memiliki makna yang sangat berarti sebagai landasan
kehidupan manusia. Sila ini dijadikan sebagai pedoman bertingkah laku dalam
masyarakat. Selain itu peri kemanusiaan adalah naluri manusia yang berkembang
sejak lahir. Sama halnya dengan naluri manusia yang lain, seperti naluri suka
berkumpul, naluri berkeluarga, dan lain-lain. Oleh karena peri kemanusiaan
merupakan naluri, maka tidak mungkin manusia menghapuskannya. Dengan perasaan
peri kemanusiaan itulah manusia dapat membentuk masyarakat yang penuh kasih
sayang serta saling menghormati diantara anggota-anggotanya.
Oleh karena itu tepatlah rumusan sila kemanusiaan yang adil dan beradab
masuk dalam falsafah Pancasila. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sila ini
membentuk watak bangsa kita menjadi bangsa yang lemah lembut, sopan santun,
tengang rasa, saling mencintai, bergotong royong dalam kebaikan, dan lain
sebagainya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka pengamalannya adalah sebagai berikut:
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban
antara sesama manusia. Butir ini menghendaki bahwa setiap manusia
mempunyai martabat, sehingga tidak boleh melecehkan manusia yang lain,
-
6
atau menghalangi manusia lain untuk hidup secara layak, serta menghormati
kepunyaan atau milik (harta, sifat dan karakter) orang lain.
2. Saling mencintai sesama manusia. Kata cinta menghendaki adanya suatu
keinginan yang sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan rasa untuk
memiliki dan kalau perlu pengorbanan untuk mempertahankannya. Dengan
perasaan cinta pula manusia dapat mempergiat hubungan social seperti
kerjasama, gotong royong, dan solidaritas. Dengan rasa cinta kasih itu pula
orang akan berbuat ikhlas, saling membesarkan hati, saling berlaku setia dan
jujur, saling menghargai harkat dan derajat satu sama lain.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Sikap ini menghendaki adanya usaha
dan kemauan dari setiap manusia Indonesia untuk menghargai dan
menghormati perasaan orang lain. Harusnya dalam bertingkah laku baik lisan
maupun perbuatan kepada orang lain, hendaknya diukur dengan diri kita
sendiri; bilamana kita tidak senang disakiti hatinya, maka janganlah kita
menyakiti orang lain. Sikap tenggang rasa juga dapat kita wujudkan dalam
toleransi dalam beragama.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berarti sewenang-
wenang, berat sebelah, dan tidak berimbang. Oleh sebab itu butir ini
menghendaki, perilaku setiap manusia terhadap orang tidak boleh sewenang-
wenang, harus menjunjung tinggi hak dan kewajiban.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Setiap warga Negara harus menjunjung
tinggi dan melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan dengan baik, seperti:
a. Mengakui adanya masyarakat yang bersifat majemuk
b. Melakukan musyawarah dengan dasar kesadaran dan kedewasaan
untuk menerima kompromi
c. Melakukan sesuatu dengan pertimbangan moral dan ketentuan agama
d. Melakukan sesuatu dengan jujur dan kompetisi yang sehat
e. Memerhatikan kehidupan yang layak antar sesama
-
7
f. Melakukan kerja sama dengan iktikad baik dan tidak curang.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan diartikan gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan sehingga setiap manusia dapat hidup layak, bebas, dan aman.
Kegiatan ini dapat di lakukan seperti kegiatan donor darah, memberikan
santunan anak yatim piatu, orang yang tertimpa musibah dan orang yang tidak
mampu.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan. Butir ini menghendaki manusia
Indonesia untuk mempunyai hati yang mantap dan percaya diri dalam
menegakkan kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,
karena itu di kembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan
bangsa lain. Butir ini menganjurkan untuk saling menghormati, sikap saling
menghormati ini dapat di lakukan dengan menghormati kedaulatan suatu
bangsa dan menjalin kerja sama yang menguntungkan.
Selain itu penjelmaan Pancasila ke dalam hukum Negara kita tertuang dalam
Undang-Undang Dasar45 pasal 27 tentang Warga Negara dan Penduduk, pasal 28 A-
J tentang HAM, dan pasal 31 ayat 1 tentang pendidikan.
D. IMPLEMANTASI PANCASILA DILIHAT DARI BIDANG
POLEKSOSBUDHANKAM
1. Implementasi sila ke-2 di bidang politik
Implementasi sila ke-2 di bidang politik dapat kita lihat dengan
diselenggarakan pemilihan umum yang merupakan perwujudan dari poin sila ke-2
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, yang didalamnya tertuang nilai musyawarah,
-
8
kejujuran, moral dll. Nilai tersebut dapat kita lihat dalam UUD 1945 yang mengatur
ketentuan pemilu, seperti :
Pasal 22E
1) Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil setiap lima tahun sekali.
2) Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
3) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.
4) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah
adalah perseorangan.
5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang
bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
6) Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang-
undang.
Bunyi dari pasal tersebut menunjukkan bahwa sila ke-2 di implementasikan
dalam pelaksanaan politik di Indonesia dengan menganut asas langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil. Namun, faktanya dalam pelaksanaan pemilu tahun
2014, banyak terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang tentu saja melanggar
UUD 1945 Pasal 22E, contohnya dengan menggunakan isu SARA untuk menyerang
lawan politik, menggunakan uang ( money politik ) untuk mendapatkan dukungan,
Kampanye hitam ( Black Campaign ) dan banyak lagi contohnya, tentu saja hal
tersebut tidak sesuai dengan pengamalan pancasila sila ke-2 yang mengutamakan
kejujuran, tenggang rasa, saling menghormati dll.
-
9
2. Implementasi Pancasila sila ke-2 di bidang Ekonomi
Penerapan pancasila terutama sila ke-2 di lihat dari aspek ekonomi, terwujud
dalam sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa.
perekonomian Negara disusun sebagai usaha bersama berdasar asas
kekeluargaan(pasa 33 ayat 1).dan usaha produksi yang penting bagi Negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara(pasal 33 ayat 2). Hal ini
berkaitan dengan ayat 3 yang menyatakan Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Hal ini sesuai dengan Pancasila terutama sila ke-2 yang lebih
tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang mendasarkan
pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas. Selain itu. Jadi, terdapat ruang bagi
pemerintah untuk menerapkan sila ke-2 di bidang perekonomian, yang berasaskan
kemanusiaan dan kekeluargaan. Salah satunya dapat kita lihat dengan berdirinya
Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Namun melihat kenyataan seperti banyaknya pengangguran, kaum pemodal
semakin berkuasa, yang miskin semakin miskin, eksploitasi besar-besaran terhadap
sumber daya alam, kesenjangan social, dan seterusnya. Bila ditelisik, ternyata sistem
perekonomi Indonesia hampir mirip dengan sistem perekonomian kapitalis. Di
Indonesia dapat dihitung dengan jari, para konglomerat yang menguasai
perekonomian. Hanya segelintir orang yang menguasai perekonomin di Indonesia.
Kondisi ini terjadi sebagai konsekuansi kita menganut ekonomi kapitalis, walaupun
pemerintah tidak secara gamblang menyatakannya. Namun pada prakteknya, sistem
ekonomi liberal atau kapitalis inilah yang sebenarnya dijalankan di Indonesia.
-
10
3. Implementasi Pancasila sila ke-2 di bidang Sosial Budaya
Implementasi sila ke-2 dalam bidang sosial budaya tertuang dalam.(UUD
pasal 28E).pasal tersebut menyatakan bahwa setiap individu dalam meyakini
kepercayaan sangat dilindungi.karena Negara Indonesia memiliki beragam agama
yang diyakini,suku dengan masing masing kebudayaannya.,ras dengan ciri khasnya
tersendiri.semua itu telah dilindungi oleh UUD 1945 ayat 1,dimana Setiap orang
bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.pemerintah pusat telah
memberikan hak otonomi daerah,yang berarti setiap daerah memiliki hak dan
wewenang dalam mengatur dan mengembangkan kebudayaan dan adat istiadatnya
tersendiri.seperti yang dinyatakan daam UUD 1945 pasal 18A ayat 1: Hubungan
wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan
kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang
dengan memperhati-kan kekhususan dan keragaman daerah.berbicara mengenai
pengakuan dan penghormatan Negara atas hak tradisional daerah,hak tersebut juga
dinyatakan dalam UUD 1945 pasal 18B ayat 2 dimana Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-
undang..
Pasal-pasal tersebut memberi ruang bagi masyarakat Indonesia untuk
mengembangkan Sosial Budaya yang tentu saja harus berlandaskan Pancasila
terutama sila ke-2, yang mengakui adanya masyarakat yang majemuk. Jadi, dalam
pelaksanaan sila ke-2, masyarakat Indonesia maupun pemerintah haruslah mengakui
keberagaman budaya yang majemuk karena hal tersebut sesuai dengan amanat UUD
1945 dan Pancasila, terutama sila ke-2.
-
11
Namun fakta yang terjadi Indonesia, terdapat banyak kejadian yang tidak
sesuai dengan pengamalan sila ke-2 yang mengakui masyarakat majemuk, seperti
terjadinya perang antar suku, Terjadinya bentrok antar kampung di daerah-daerahn
dan banyak lainnya. Hal tersebut terjadinya karena kurangnya pemahaman
masyarakat Indonesia untuk menghargai, menghormati keberagaman sosial budaya
yang ada di Indonesia.
4. Implementasi Pancasila sila ke-2 di bidang pertahanan dan keamanan
Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi
tegaknya hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan
negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka
melindungi hak-hak warganya.
Oleh karena pancasila sebagai dasar Negara dan mendasarkan diri pada
hakikat nilai kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus
dikembalikan pada tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung
pokok negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas
pertahanan dan keamanan negara. Hal ini merupakan nilai yang terkandung dalam
sila ke-2. Untuk itulah, dalam pelaksanaan demi menjaga pertahanan dan kemanan
NKRI harus didasarkan asas kemanusiaan, yang menghargai harkat dan martabat
manusia. Jadi Negara harus melindungi HAK ASASI MANUSIA sebagaimana
tertuang dalam UU No.39 tahun 1999. Contoh pelanggaran HAM dalam usaha
perlindungan dan keamanan Negara yakni
1. Peristiwa Tanjung Priok Pelanggaran terjadi pada tahun 1984 dan memakan 74
korban. Peristiwa ini terjadi akibar serangan terhadap massa yang berunjuk rasa.
-
12
2. Penculikan Aktifis 1998 Kasus yang terjadi pada tahun 1984-1998 ini
mengakibarkan 23 korban dan terjadinya peristiwa penghilangan secara paksa
oleh Militer terhadap para aktifis Pro-Demokrasi.
3. Kasus 27 Juli Terjadi pada tahun 1996 dan memakan 1.678 korba. Peristiwa ini
terjadi akibat Penyerbuan kantor PDI.
4. Penembakan Mahasiswa Trisakti Kasus yang terjadi pada tahun 1998 ini
mengakibatkan 31 korban. Peristiwa yang terjadi akibat Penembakan aparat
terhadap mahasiswa yang sedang berunjuk rasa.
5. Kerusuhan Timor-Timur Pasca Jajak Pendapat Peristiwa yang terjadi tahun 1999
ini terjadi akibat Agresi Militer dan memakan 97 Korban.
6. Peristiwa Abepura, Papua Peristiwa ini memakan 63 korban dan terjadi pada
tahun 2000 dan terjadi akibat penyisiran membabi buta terhadap pelaku yang
diduga menyerang Mapolsek Abepura.
Peristiwa-peristiwa tersebut menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pertahanan dan
keamanan belum sepenuhnya memegang nila sila ke-2 yang menghormati Hak Asasi
Manusia yang telah di lindungi pula oleh Undang-Undang.
-
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara umum Pancasila merupakan hal yang fundamental dalam menentukan
kehidupan di Indonesia, terutama pada sila ke-dua yang mengatur tentang bagaimana
cara hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sila ke-dua ini memiliki
pengertian sebagai pandangan dunia, pandangan hidup, pegangan hidup, pedoman
hidup, dan petunjuk hidup. Pancasila sebagai pegangan hidup yang merupakan
pandangan hidup bangsa, penjelmaan falsafah hidup bangsa, dalam pelaksanaan
hidup sehari-hari tidak boleh bertentangan dengan norma-norma agama, norma-
norma kesusilaan, norma-norma sopan santun, dan tidak bertentangan dengan norma-
norma hukum yang berlaku. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sila ini
membentuk watak bangsa kita menjadi bangsa yang lemah lembut, sopan santun,
tengang rasa, saling mencintai, bergotong royong dalam kebaikan, dan lain
sebagainya. Untuk itu, rumusan sila kemanusiaan yang adil dan beradab masuk dalam
falsafah Pancasila.
Pada hakikatnya manusia memiliki unsur-unsur yang isinya merupakan
susunan kodrat manusia, sifat kodrat manusia, dan kedudukan kodrat manusia. Sila
kedua Pancasila mengandung makna warga Negara Indonesia mengakui adanya
manusia yang bermartabat, memperlakukan manusia secara adil dan beradab di mana
manusia memiliki daya cipta, rasa, dan karsa. Nilai-nilai budaya yang terkandung
dalam sila ini membentuk watak bangsa kita menjadi bangsa yang lemah lembut,
sopan santun, tengang rasa, saling mencintai, bergotong royong dalam kebaikan, dan
lain sebagainya. Begitu pula, nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-2 tersebut
harus diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik itu politik, ekonomi,
-
14
sosial budaya, pertahanan dan keamanan, yang telah diamanatkan oleh Undang-
Undang.
-
DAFTAR PUSTAKA
http://nathaniashareein.blogspot.com/2013/03/perilaku-yang-mengancam-pertahanan-
dan.html diakses pada tanggal 10 Januari 2015.
http://zefanyazakharia.blogspot.com/2012/05/pancasila-paradigmapembangunan.html
diakses pada tanggal 10 Januari 2015.
http://ppknsalasiah.blogspot.com/2013/04/makalah-tentang-pengamalan-pancasila.html
diakses pada tanggal 10 januari 2015.
Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.