makalah pancasila

18
IMPLEMENTASI PANCASILA SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB DI LIHAT DARI ASPEK BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN PERTAHANAN KEAMANAN ( POLEKSOSBUDHANKAM ) DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 (DUA) 1. Heru Teguh Saputra (014.04.0017) 9. L. Samsul Makrip (014.04.0025) 2. Ivana Dwi Aprilia (014.04.0018) 10. Adithia Warman (014.04.0026) 3. Nisak Nur Rahmah (014.04.0019) 11. M. Taufiq H. (014.04.0027) 4. Lale Tri Martha (014.04.0020) 12. I Gde Agus Sinaryasa (014.04.0028) 5. Handayani (014.04.0021) 13. Swindya Wiriana (014.04.0030) 6. Rambu Ardianti (014.04.0022) 14. Dody Hartawan (014.04.0031) 7. Regina (014.04.0023) 15. Marsana (014.04.0032) 8. I Wayan Sudirta (014.04.0024) 16. Agus Ashadi (014.04.0033) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM 2015

description

makalah berisi implementasi pancasila

Transcript of makalah pancasila

  • IMPLEMENTASI PANCASILA SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN

    BERADAB DI LIHAT DARI ASPEK BIDANG POLITIK, EKONOMI,

    SOSIAL BUDAYA DAN PERTAHANAN KEAMANAN

    ( POLEKSOSBUDHANKAM )

    DISUSUN OLEH :

    KELOMPOK 2 (DUA)

    1. Heru Teguh Saputra (014.04.0017) 9. L. Samsul Makrip (014.04.0025)

    2. Ivana Dwi Aprilia (014.04.0018) 10. Adithia Warman (014.04.0026)

    3. Nisak Nur Rahmah (014.04.0019) 11. M. Taufiq H. (014.04.0027)

    4. Lale Tri Martha (014.04.0020) 12. I Gde Agus Sinaryasa (014.04.0028)

    5. Handayani (014.04.0021) 13. Swindya Wiriana (014.04.0030)

    6. Rambu Ardianti (014.04.0022) 14. Dody Hartawan (014.04.0031)

    7. Regina (014.04.0023) 15. Marsana (014.04.0032)

    8. I Wayan Sudirta (014.04.0024) 16. Agus Ashadi (014.04.0033)

    FAKULTAS HUKUM

    UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

    MATARAM

    2015

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat serta karunia-

    Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan

    pembahasan mengenai Implementasi Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab Ditinjau Dari

    Aspek Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Pertahanan dan Keamanan.

    Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai nilai-nilai

    yang terkandung dalam Pancasila terutama sila ke-2. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih

    jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun

    selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih

    kepada semua pihak yang telah berpartisipasi.

    Mataram, 14 Januari 2015

    Penulis Kelompok 2 (dua)

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................... ...................... i

    DAFTAR ISI .............................................................................. ...................... ii

    BAB I. PENDAHULUAN ....................................................... ...................... 1

    A. Latar Belakang ........................................................... ...................... 1

    B. Rumusan Masalah ...................................................... ...................... 2

    BAB II. PEMBAHASAN ........................................................ ...................... 3

    A. Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab............... 3

    B. Butir-butir Pancasila Sila ke-Dua ....................................................... 4

    C. Implementasi Sile ke-Dua dalam Kehidupan Masyarakat .................. 5

    D. Implementasi Pancasila dilihat dari Bidang

    POLEKSOSBUDHANKAM ...................................... ....................... 7

    BAB III. KESIMPULAN ........................................................ ....................... 13

    DAFTAR PUSTAKA

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Negara hanya dapat di kemudikan secara terarah dan efisien apabila ada

    gambaran yang jelas tentang hakikat, tujuan dan susunannya. Dalam proses

    penyusunan Undang-undang Dasar negara harus senantiasa berlandaskan pada suatu

    konsepsi dasar yang jelas tentang negara dan tujuannya. Dengan kata lain realisasi

    pembentukan negara beserta konstitusinya harus berlandaskan pada ideologi negara

    yaitu Pancasila.

    Pancasila adalah falsafah atau pandangan hidup, jiwa dan kepribadian serta

    tujuan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila

    mempunyai nilai-nilai yang dijadikan dasar dalam kehidupan berbangsa dan

    bernegara, selain itu nilai-nilai Pancasila telah memberikan ciri-ciri (identitas) bangsa

    yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain dalam bersikap, bertingkah laku

    secara perorangaan maupun secara kemasyarakatan.

    Pancasila sebagai filsafat negara indonesia memiliki visi dasar yang

    bersumber pada hakikat manusia. Visi dasar inilah yang memberi visi dan arah bagi

    seluruh kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan Indonesia. Sifat dasar filsafat

    Pancasila bersumber pada hakikat kodrat manusia karena pada hakikatnya manusia

    adalah sebagai pendukung pokok negara. Inti kemanusiaan itu terkandung dalam sila

    kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

    Dalam sila ke-dua mengandung nilai yang tidak dapat dipisahkan dari

    kehidupan manusia sehari-hari. Hal itu karena seorang manusia dalam melakukan

  • 2

    aktifitas sehari-hari tidak lepas dari manusia lain. Sehingga sila ke-dua tersebut

    mampu memberikan dasar kepada kita sebagai manusia agar senantiasa

    memanusiakan orang lain dalam kehidupan. Selain itu, dalam sila ke-dua juga

    terdapat nilai keadilan dimana menuntut kita sebagai manusia yang tidak dapat lepas

    dari manusia lainnya harus menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi

    keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Sila ke-dua tersebut terdapat butiran-butiran yang dapat menjelaskan lebih

    rinci apa yang ada di dalam Pancasila sila ke-dua tersebut. Dengan adanya butiran-

    butiran sila ke-dua tersebut diharapkan manusia atau lebih tepatnya bangsa Indonesia

    dapat memahami dam mengamalkan apa yang ada dalam sila ke-dua tersebut.

    Sehingga bangsa Indonesia senantiasa berdasar kepada kemanusiaan yang adil dan

    beradap dalam bermasyarakat.

    Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab selain dapat diimplementasikan

    dalam masyarakat sekitar, tentu juga harus dapat diterapkan oleh Pemerintah dalam

    berbagai bidang yakni, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan,

    disingkat (POLEKSOSBUDHANKAM) sehingga dengan diterapkannya dalam

    pemerintahan dapat tercapai cita-cita yang diharapkan pancasila sebagai dasar

    Negara. Untuk itulah, dalam makalah ini kami akan membahas implementasi sila

    kemanusiaan yang adil dan beradab di bidang POLEKSOSBUDHANKAM.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa arti dan makna sila kemanusiaan yang Adil dan Beradab ?

    2. Apa saja butir-butir Pancasila sila ke-dua tersebut ?

    3. Apa implementasi Pancasila dari sila ke-2 dilihat dari aspek

    POLEKSOSBUDHANKAM ?

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

    Menurut perumusan Dewan Perancang Nasional, perikemanusiaan adalah

    daya serta karya budi dan hati nurani manusia untuk membangun dan membentuk

    kesatuan diantara manusia sesamanya, tidak terbatas pada manusia-sesamanya yang

    terdekat saja, melainkan juga seluruh umat manusia. Sedangkan menurut Bung Karno

    istilah perikemanusiaan adalah hasil dari pertumbuhan rohani, kebudayaan, hasil

    pertumbuhan dari alam tingkat rena ke taraf yang lebih tinggi. Pokok pikiran dari sila

    Kemanusiaan yang Adil dan Beradab :

    1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan.

    Maksudnya, kemanusiaan itu universal.

    2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. Menghargai hak

    setiap warga dan menolak rasialisme.

    3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.

    Hakikat manusia memiliki unsur-unsur yang diantaranya adalah susunan kodrat

    manusia (yang terdiri atas raga dan jiwa), sifat kodrat manusia (yang terdiri atas

    makhluk social dan individu), kedudukan kodrat manusia (yang terdiri atas makhluk

    berdiri sendiri dan makhluk Tuhan).

  • 4

    B. Butir-butir Pancasila Sila ke-Dua

    Sila ke-dua Pancasila ini mengandung makna warga Negara Indonesia

    mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia yang

    memiliki kedudukan, dan derajat yang lebih tiinggi dan harus dipertahankan dengan

    kehidupan yang layak), memperlakukan manusia secara adil dan beradab di mana

    manusia memiliki daya cipta, rasa, karsa, niat dan keinginan sehingga jelas adanya

    perbedaan antara manusia dan hewan.

    Jadi sila kedua ini menghendaki warga Negara untuk menghormati kedudukan

    setiap manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap manusia

    berhak mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur serta menggunakan

    norma sopan santun dalam pergaulan sesama manusia. Butir-butir sila ke-dua adalah

    sebagai berikut:

    1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antar sesama

    manusia.

    2. Saling mencintai sesama manusia.

    3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

    4. Tidak bersikap semena-mena terhadap orang lain.

    5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

    6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

    7. Berani membela kebenaran dan keadilan.

    8. Merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu perlu

    mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama dengan bangsa

    lain.

    Makna dari sila ini diharapkan dapat mendorong seseorang untuk senantiasa

    menghormati harkat dan martabat oranglain sebagai pribadi dan anggota masyarakat.

    Dengan sikap ini diharapkan dapat menyadarkan bahwa dirinya merupakan makhluk

  • 5

    sosial yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Atas dasar sikap

    perikemanusiaan ini, maka bangsa Indonesia menghormati hak hidup bangsa lain

    menurut aspirasinya masing-masing. Dan menolak segala bentuk penjajahan di muka

    bumi ini. Hal itu dikarenakan berlawanan dengan nilai perikemanusiaan.

    C. Implementasi Sile ke-Dua dalam Kehidupan Masyarakat

    Sesuai dengan butir-butir sila ke-dua yang telah diuraikan pada pembahasan

    diatas, sila perikemanusiaan ini memiliki makna yang sangat berarti sebagai landasan

    kehidupan manusia. Sila ini dijadikan sebagai pedoman bertingkah laku dalam

    masyarakat. Selain itu peri kemanusiaan adalah naluri manusia yang berkembang

    sejak lahir. Sama halnya dengan naluri manusia yang lain, seperti naluri suka

    berkumpul, naluri berkeluarga, dan lain-lain. Oleh karena peri kemanusiaan

    merupakan naluri, maka tidak mungkin manusia menghapuskannya. Dengan perasaan

    peri kemanusiaan itulah manusia dapat membentuk masyarakat yang penuh kasih

    sayang serta saling menghormati diantara anggota-anggotanya.

    Oleh karena itu tepatlah rumusan sila kemanusiaan yang adil dan beradab

    masuk dalam falsafah Pancasila. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sila ini

    membentuk watak bangsa kita menjadi bangsa yang lemah lembut, sopan santun,

    tengang rasa, saling mencintai, bergotong royong dalam kebaikan, dan lain

    sebagainya.

    Sehubungan dengan hal tersebut maka pengamalannya adalah sebagai berikut:

    1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban

    antara sesama manusia. Butir ini menghendaki bahwa setiap manusia

    mempunyai martabat, sehingga tidak boleh melecehkan manusia yang lain,

  • 6

    atau menghalangi manusia lain untuk hidup secara layak, serta menghormati

    kepunyaan atau milik (harta, sifat dan karakter) orang lain.

    2. Saling mencintai sesama manusia. Kata cinta menghendaki adanya suatu

    keinginan yang sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan rasa untuk

    memiliki dan kalau perlu pengorbanan untuk mempertahankannya. Dengan

    perasaan cinta pula manusia dapat mempergiat hubungan social seperti

    kerjasama, gotong royong, dan solidaritas. Dengan rasa cinta kasih itu pula

    orang akan berbuat ikhlas, saling membesarkan hati, saling berlaku setia dan

    jujur, saling menghargai harkat dan derajat satu sama lain.

    3. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Sikap ini menghendaki adanya usaha

    dan kemauan dari setiap manusia Indonesia untuk menghargai dan

    menghormati perasaan orang lain. Harusnya dalam bertingkah laku baik lisan

    maupun perbuatan kepada orang lain, hendaknya diukur dengan diri kita

    sendiri; bilamana kita tidak senang disakiti hatinya, maka janganlah kita

    menyakiti orang lain. Sikap tenggang rasa juga dapat kita wujudkan dalam

    toleransi dalam beragama.

    4. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berarti sewenang-

    wenang, berat sebelah, dan tidak berimbang. Oleh sebab itu butir ini

    menghendaki, perilaku setiap manusia terhadap orang tidak boleh sewenang-

    wenang, harus menjunjung tinggi hak dan kewajiban.

    5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Setiap warga Negara harus menjunjung

    tinggi dan melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan dengan baik, seperti:

    a. Mengakui adanya masyarakat yang bersifat majemuk

    b. Melakukan musyawarah dengan dasar kesadaran dan kedewasaan

    untuk menerima kompromi

    c. Melakukan sesuatu dengan pertimbangan moral dan ketentuan agama

    d. Melakukan sesuatu dengan jujur dan kompetisi yang sehat

    e. Memerhatikan kehidupan yang layak antar sesama

  • 7

    f. Melakukan kerja sama dengan iktikad baik dan tidak curang.

    6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan diartikan gemar melakukan kegiatan

    kemanusiaan sehingga setiap manusia dapat hidup layak, bebas, dan aman.

    Kegiatan ini dapat di lakukan seperti kegiatan donor darah, memberikan

    santunan anak yatim piatu, orang yang tertimpa musibah dan orang yang tidak

    mampu.

    7. Berani membela kebenaran dan keadilan. Butir ini menghendaki manusia

    Indonesia untuk mempunyai hati yang mantap dan percaya diri dalam

    menegakkan kebenaran dan keadilan.

    8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,

    karena itu di kembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan

    bangsa lain. Butir ini menganjurkan untuk saling menghormati, sikap saling

    menghormati ini dapat di lakukan dengan menghormati kedaulatan suatu

    bangsa dan menjalin kerja sama yang menguntungkan.

    Selain itu penjelmaan Pancasila ke dalam hukum Negara kita tertuang dalam

    Undang-Undang Dasar45 pasal 27 tentang Warga Negara dan Penduduk, pasal 28 A-

    J tentang HAM, dan pasal 31 ayat 1 tentang pendidikan.

    D. IMPLEMANTASI PANCASILA DILIHAT DARI BIDANG

    POLEKSOSBUDHANKAM

    1. Implementasi sila ke-2 di bidang politik

    Implementasi sila ke-2 di bidang politik dapat kita lihat dengan

    diselenggarakan pemilihan umum yang merupakan perwujudan dari poin sila ke-2

    menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, yang didalamnya tertuang nilai musyawarah,

  • 8

    kejujuran, moral dll. Nilai tersebut dapat kita lihat dalam UUD 1945 yang mengatur

    ketentuan pemilu, seperti :

    Pasal 22E

    1) Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,

    dan adil setiap lima tahun sekali.

    2) Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

    Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan

    Perwakilan Rakyat Daerah.

    3) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat

    dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.

    4) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah

    adalah perseorangan.

    5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang

    bersifat nasional, tetap, dan mandiri.

    6) Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang-

    undang.

    Bunyi dari pasal tersebut menunjukkan bahwa sila ke-2 di implementasikan

    dalam pelaksanaan politik di Indonesia dengan menganut asas langsung, umum,

    bebas, rahasia, jujur, dan adil. Namun, faktanya dalam pelaksanaan pemilu tahun

    2014, banyak terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang tentu saja melanggar

    UUD 1945 Pasal 22E, contohnya dengan menggunakan isu SARA untuk menyerang

    lawan politik, menggunakan uang ( money politik ) untuk mendapatkan dukungan,

    Kampanye hitam ( Black Campaign ) dan banyak lagi contohnya, tentu saja hal

    tersebut tidak sesuai dengan pengamalan pancasila sila ke-2 yang mengutamakan

    kejujuran, tenggang rasa, saling menghormati dll.

  • 9

    2. Implementasi Pancasila sila ke-2 di bidang Ekonomi

    Penerapan pancasila terutama sila ke-2 di lihat dari aspek ekonomi, terwujud

    dalam sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa.

    perekonomian Negara disusun sebagai usaha bersama berdasar asas

    kekeluargaan(pasa 33 ayat 1).dan usaha produksi yang penting bagi Negara dan

    menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara(pasal 33 ayat 2). Hal ini

    berkaitan dengan ayat 3 yang menyatakan Bumi dan air dan kekayaan alam yang

    terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar

    kemakmuran rakyat. Hal ini sesuai dengan Pancasila terutama sila ke-2 yang lebih

    tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang mendasarkan

    pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas. Selain itu. Jadi, terdapat ruang bagi

    pemerintah untuk menerapkan sila ke-2 di bidang perekonomian, yang berasaskan

    kemanusiaan dan kekeluargaan. Salah satunya dapat kita lihat dengan berdirinya

    Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas asas kekeluargaan.

    Namun melihat kenyataan seperti banyaknya pengangguran, kaum pemodal

    semakin berkuasa, yang miskin semakin miskin, eksploitasi besar-besaran terhadap

    sumber daya alam, kesenjangan social, dan seterusnya. Bila ditelisik, ternyata sistem

    perekonomi Indonesia hampir mirip dengan sistem perekonomian kapitalis. Di

    Indonesia dapat dihitung dengan jari, para konglomerat yang menguasai

    perekonomian. Hanya segelintir orang yang menguasai perekonomin di Indonesia.

    Kondisi ini terjadi sebagai konsekuansi kita menganut ekonomi kapitalis, walaupun

    pemerintah tidak secara gamblang menyatakannya. Namun pada prakteknya, sistem

    ekonomi liberal atau kapitalis inilah yang sebenarnya dijalankan di Indonesia.

  • 10

    3. Implementasi Pancasila sila ke-2 di bidang Sosial Budaya

    Implementasi sila ke-2 dalam bidang sosial budaya tertuang dalam.(UUD

    pasal 28E).pasal tersebut menyatakan bahwa setiap individu dalam meyakini

    kepercayaan sangat dilindungi.karena Negara Indonesia memiliki beragam agama

    yang diyakini,suku dengan masing masing kebudayaannya.,ras dengan ciri khasnya

    tersendiri.semua itu telah dilindungi oleh UUD 1945 ayat 1,dimana Setiap orang

    bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan

    pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di

    wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.pemerintah pusat telah

    memberikan hak otonomi daerah,yang berarti setiap daerah memiliki hak dan

    wewenang dalam mengatur dan mengembangkan kebudayaan dan adat istiadatnya

    tersendiri.seperti yang dinyatakan daam UUD 1945 pasal 18A ayat 1: Hubungan

    wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan

    kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang

    dengan memperhati-kan kekhususan dan keragaman daerah.berbicara mengenai

    pengakuan dan penghormatan Negara atas hak tradisional daerah,hak tersebut juga

    dinyatakan dalam UUD 1945 pasal 18B ayat 2 dimana Negara mengakui dan

    menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak

    tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat

    dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-

    undang..

    Pasal-pasal tersebut memberi ruang bagi masyarakat Indonesia untuk

    mengembangkan Sosial Budaya yang tentu saja harus berlandaskan Pancasila

    terutama sila ke-2, yang mengakui adanya masyarakat yang majemuk. Jadi, dalam

    pelaksanaan sila ke-2, masyarakat Indonesia maupun pemerintah haruslah mengakui

    keberagaman budaya yang majemuk karena hal tersebut sesuai dengan amanat UUD

    1945 dan Pancasila, terutama sila ke-2.

  • 11

    Namun fakta yang terjadi Indonesia, terdapat banyak kejadian yang tidak

    sesuai dengan pengamalan sila ke-2 yang mengakui masyarakat majemuk, seperti

    terjadinya perang antar suku, Terjadinya bentrok antar kampung di daerah-daerahn

    dan banyak lainnya. Hal tersebut terjadinya karena kurangnya pemahaman

    masyarakat Indonesia untuk menghargai, menghormati keberagaman sosial budaya

    yang ada di Indonesia.

    4. Implementasi Pancasila sila ke-2 di bidang pertahanan dan keamanan

    Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi

    tegaknya hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan

    negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka

    melindungi hak-hak warganya.

    Oleh karena pancasila sebagai dasar Negara dan mendasarkan diri pada

    hakikat nilai kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus

    dikembalikan pada tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung

    pokok negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas

    pertahanan dan keamanan negara. Hal ini merupakan nilai yang terkandung dalam

    sila ke-2. Untuk itulah, dalam pelaksanaan demi menjaga pertahanan dan kemanan

    NKRI harus didasarkan asas kemanusiaan, yang menghargai harkat dan martabat

    manusia. Jadi Negara harus melindungi HAK ASASI MANUSIA sebagaimana

    tertuang dalam UU No.39 tahun 1999. Contoh pelanggaran HAM dalam usaha

    perlindungan dan keamanan Negara yakni

    1. Peristiwa Tanjung Priok Pelanggaran terjadi pada tahun 1984 dan memakan 74

    korban. Peristiwa ini terjadi akibar serangan terhadap massa yang berunjuk rasa.

  • 12

    2. Penculikan Aktifis 1998 Kasus yang terjadi pada tahun 1984-1998 ini

    mengakibarkan 23 korban dan terjadinya peristiwa penghilangan secara paksa

    oleh Militer terhadap para aktifis Pro-Demokrasi.

    3. Kasus 27 Juli Terjadi pada tahun 1996 dan memakan 1.678 korba. Peristiwa ini

    terjadi akibat Penyerbuan kantor PDI.

    4. Penembakan Mahasiswa Trisakti Kasus yang terjadi pada tahun 1998 ini

    mengakibatkan 31 korban. Peristiwa yang terjadi akibat Penembakan aparat

    terhadap mahasiswa yang sedang berunjuk rasa.

    5. Kerusuhan Timor-Timur Pasca Jajak Pendapat Peristiwa yang terjadi tahun 1999

    ini terjadi akibat Agresi Militer dan memakan 97 Korban.

    6. Peristiwa Abepura, Papua Peristiwa ini memakan 63 korban dan terjadi pada

    tahun 2000 dan terjadi akibat penyisiran membabi buta terhadap pelaku yang

    diduga menyerang Mapolsek Abepura.

    Peristiwa-peristiwa tersebut menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pertahanan dan

    keamanan belum sepenuhnya memegang nila sila ke-2 yang menghormati Hak Asasi

    Manusia yang telah di lindungi pula oleh Undang-Undang.

  • 13

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Secara umum Pancasila merupakan hal yang fundamental dalam menentukan

    kehidupan di Indonesia, terutama pada sila ke-dua yang mengatur tentang bagaimana

    cara hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sila ke-dua ini memiliki

    pengertian sebagai pandangan dunia, pandangan hidup, pegangan hidup, pedoman

    hidup, dan petunjuk hidup. Pancasila sebagai pegangan hidup yang merupakan

    pandangan hidup bangsa, penjelmaan falsafah hidup bangsa, dalam pelaksanaan

    hidup sehari-hari tidak boleh bertentangan dengan norma-norma agama, norma-

    norma kesusilaan, norma-norma sopan santun, dan tidak bertentangan dengan norma-

    norma hukum yang berlaku. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sila ini

    membentuk watak bangsa kita menjadi bangsa yang lemah lembut, sopan santun,

    tengang rasa, saling mencintai, bergotong royong dalam kebaikan, dan lain

    sebagainya. Untuk itu, rumusan sila kemanusiaan yang adil dan beradab masuk dalam

    falsafah Pancasila.

    Pada hakikatnya manusia memiliki unsur-unsur yang isinya merupakan

    susunan kodrat manusia, sifat kodrat manusia, dan kedudukan kodrat manusia. Sila

    kedua Pancasila mengandung makna warga Negara Indonesia mengakui adanya

    manusia yang bermartabat, memperlakukan manusia secara adil dan beradab di mana

    manusia memiliki daya cipta, rasa, dan karsa. Nilai-nilai budaya yang terkandung

    dalam sila ini membentuk watak bangsa kita menjadi bangsa yang lemah lembut,

    sopan santun, tengang rasa, saling mencintai, bergotong royong dalam kebaikan, dan

    lain sebagainya. Begitu pula, nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-2 tersebut

    harus diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik itu politik, ekonomi,

  • 14

    sosial budaya, pertahanan dan keamanan, yang telah diamanatkan oleh Undang-

    Undang.

  • DAFTAR PUSTAKA

    http://nathaniashareein.blogspot.com/2013/03/perilaku-yang-mengancam-pertahanan-

    dan.html diakses pada tanggal 10 Januari 2015.

    http://zefanyazakharia.blogspot.com/2012/05/pancasila-paradigmapembangunan.html

    diakses pada tanggal 10 Januari 2015.

    http://ppknsalasiah.blogspot.com/2013/04/makalah-tentang-pengamalan-pancasila.html

    diakses pada tanggal 10 januari 2015.

    Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.