makalah-pak-sapto-terbaru-fix.doc

18
MAKALAH MANAJEMEN DAN PEKERJAAN KEFARMASIAN ANALISA KASUS PENGEMBANGAN PRODUK Disusun Oleh : Bagas Abiyoga, S. Farm 148115130 Bernadet Brigita Puspita W., S. Farm 148115132 Bonaventura Sukintoko Pramudyo, S. Farm 148115133 Brigita Wina Rosari Putri, S. Farm 148115134 Diah Safitra, S. Farm 148115138 Ester Rina Dwi Astuti, S. Farm 148115141 Fransisca Andriani, S. Farm 148115143 I Putu Yuda Pratama, S. Farm 148115147 Iryanti Mutiara Hutahaean, S. Farm 148115149 Lisa Sudaryanto, S. Farm 148115153 Theresia Eviani, S. Farm 148115163 Yovica Sagina, S.Farm 148115167 PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

Transcript of makalah-pak-sapto-terbaru-fix.doc

MAKALAH MANAJEMEN DAN PEKERJAAN KEFARMASIAN

ANALISA KASUS PENGEMBANGAN PRODUK

Disusun Oleh :

Bagas Abiyoga, S. Farm148115130Bernadet Brigita Puspita W., S. Farm148115132Bonaventura Sukintoko Pramudyo, S. Farm148115133Brigita Wina Rosari Putri, S. Farm148115134Diah Safitra, S. Farm148115138Ester Rina Dwi Astuti, S. Farm148115141Fransisca Andriani, S. Farm148115143I Putu Yuda Pratama, S. Farm148115147Iryanti Mutiara Hutahaean, S. Farm148115149Lisa Sudaryanto, S. Farm148115153Theresia Eviani, S. Farm148115163Yovica Sagina, S.Farm148115167PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA2015

BAB I

PENDAHULUANTablet

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. (Depkes RI, 1995).Syarat-syarat tablet adalah sebagai berikut : 1. Keseragaman ukuran. 2. Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga kali tebal tablet. 3. Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif merupakan bagian terbesar dari tablet dan cukup mewakili keseragaman kandungan. Keseragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian terkecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula. Oleh karena itu, umumnya farmakope mensyaratkan tablet bersalut dan tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau kurang dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50% bobot sediaan, harus memenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang pengujiannya dilakukan pada tiap tablet (Syamsuni, 2007). 4. Waktu hancur Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberi per oral, kecuali tablet yang harus di kunyah sebelum di telan. Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang ditetapkan pada masing masing monografi (Syamsuni, 2007). Obat dengan unit dosis yang sama ditempatkan pada enam tabung keranjang, kemudian alat dioperasikan, menggunakan air atau media ditetapkan sebagai cairan perendaman, dipertahankan pada suhu 37C 2. Pada akhir batas waktu yang ditentukan dalam monografi, angkat keranjang dari cairan, dan tablet diamati: semua tablet hancur sepenuhnya dan jika 1 atau 2 tablet gagal hancur sepenuhnya, uji diulang pada 12 tablet tambahan. Persyaratan tersebut terpenuhi jika tidak kurang dari 16 dari total 18 tablet diuji hancur (Anonim, 2009).5. Disolusi Disolusi adalah suatu proses perpindahan molekul obat dari bentuk padat ke dalam larutan suatu media. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang terabsorbsi dan memberikan efek terafi di dalam tubuh. Kecepatan absorbsi obat tergantung pada cara pemberian yang dikehendaki dan juga harus dipertimbangkan frekuensi pemberian obat. 6. Penetapan kadar zat aktif Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui apakah kadar zat aktif yang terkandung di dalam suatu sediaan sesuai dengan yang tertera pada etiket dan memenuhi syarat seperti yang tertera pada masing-masing monografi. Bila zat aktif obat tidak memenuhi syarat maka obat tersebut tidak akan memberikan efek terapi dan juga tidak layak untuk dikonsumsi.(Syamsuni, 2007).Direct Compression Method (Metode Kempa langsung)

Proses cetak langsung melibatkan komponen campuran bahan ke dalam tablet tanpa langkah granulasi. Banyak penelitian untuk mengembangkan bahan pengisi untuk kempa langsung. Beberapa bahan pengisi untuk kempa langsung antara lain laktosa, mikrokristalin selulosa laktosa semprot-kering, kalsium sulfat, kalsium fosfat berbasa dua, dan pati (Dash, Singh, and Tolman, 2014).Keuntungan metode kempa langsung yaitu :

Metode kempa langsung lebih murah (tenaga kerja, waktu, peralatan, ruang, dll) Proses ini tanpa panas dan kelembaban Meningkatkan luas permukaan sehingga kecepatan disolusi menjadi cepat dan waktu hancur tablet meningkat Menghasilkan tablet yang lebih stabil

(Dash, et al., 2014).Kekurangan metode kempa langsung yaitu :

Perbedaan ukuran partikel dan kepadatan cetak langsung dapat menyebabkan segregasi dalam hopper obat

Pada obat dosis rendah kemungkinan campuran tidak seragam

Obat dosis tinggi memiliki aliran dan karakteristik kompresibilitas kurang baik dan tidak dapat menggunakan metode kempa langsung.

(Dash, et al., 2014).Uji disolusiDisolusi adalah proses suatu zat padat memasuki pelarut untuk menghasilkan suatu larutan. Disolusi secara singkat didefinisikan sebagai proses suatu solid melarut (Siregar, 2008). Penyerapan obat dari bentuk sediaan padat setelah pemberian oral tergantung pada pelepasan zat aktif dari produk obat,, disolusi atau pelarutan obat dalam kondisi fisiologis, dan permeabilitas di saluran pencernaan. Karena alasan tersebut, dalam disolusi vitro mungkin relevan untuk memprediksi disolusi in vivo. Berdasarkan pertimbangan umum ini, dalam uji disolusi in vitro untuk bentuk sediaan padat oral pelepasan segera, seperti tablet dan kapsul, yang digunakan untuk: (1) menilai kualitas produk obat; (2) pengembangan panduan formulasi baru; dan (3) memastikan terus kualitas produk dan kinerja setelah perubahan tertentu, seperti perubahan dalam formulasi, proses pembuatan, tempat pembuatan, dan scale-up dari proses manufaktur.

Saat ini pengetahuan tentang kelarutan, permeabilitas, pembubaran, dan farmakokinetik dari produk obat harus dipertimbangkan dalam menentukan spesifikasi uji disolusi untuk proses persetujuan obat. Pengetahuan ini juga harus digunakan untuk memastikan kesetaraan lanjutan produk, serta untuk memastikan kesamaan produk didalam scale-up dan persetujuan pasca perubahan tertentu (US Department, 1997).

BAB II

PEMBAHASAN KASUS

Dari data pengkajian mutu produk diketahui bahwa dissolution rate produk SooCord 10 mg pada saat pelulusan produk agak mendekati batas persyaratan, padahal dari data stabilitas diketahui kekerasan tablet kecenderungan meningkat.1. Identifikasi

Ditemukan adanya dissolution rate produk SooCord 10 mg pada saat pelulusan produk agak mendekati batas persyaratan. Hal ini dibuktikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Data Uji Disolusi Tablet Socord 10 mg.

BatchBulan keWaktu hancurDiss. rate

2010JAN024919,1 menit 76,3%

2010AGU034218,2 menit 74,7%

2012JUN021816,5 menit 79,5%

2013MEI01715,9 menit83,4%

2013JUL01514,1 menit82,6%

2. Evaluasi

Dampak dari masalah tersebut yaitu perubahan stabilitas dari sediaan tablet dan kerugian finansial. Berdasarkan dampak yang ditimbulkan maka permasalah ini digolongkan dalam kriteria kritis. Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu menunda proses scale up ke skala produksi dan melakukan karantina produk terhadap produk yang sudah jadi.3. Investigasi (Diagram Fishbone)

4. Rencana Tindakan

TemuanKrite-riaPersyaratanRoot cause analysisDampakCAPAStatusBatas Waktu PenyeselesaianPenanggung Jawab

Dissolution rate yang tidak sesuai dan mendekati batas persyaratanKritisTerlampir(USP 32-NF 27, 2009).Penggantian bahan eksipien dalam pembuatan tablet Soocord 10 mg secara kempa langsung Perubahan stabilitas dari sediaan tablet Harus melakukan perbaikan formulasi Kerugian finansial

CA :

1. Menghentikan proses produksiSudah terlaksanaTelah diselesaikan tanggal 1 Juli 2013 pukul 14.00Supervisor Produksi

2. Melakukan karantina terhadap produk yang sudah jadiSudah terlaksanaTelah diselesaikan tanggal 1 Juli 2013 pukul 14.00Supervisor Produksi

3. Mendokumen-tasikan proses yang terjadiSudah terlaksanaTelah diselesaikan tanggal 1 Juli 2013 pukul 14.00Operator, Supervisor Produksi

PA :

1. Melakukan formulasi ulang dalam skala laboratorium terhadap sediaan dengan bahan eksipien yang sesuaiDalam prosesDikerjakan pada tanggal 5 Juli -5 Agustus 2013RnD

2.Studi stabilitasDalam ProsesDikerjakan pada tanggal 8 Agustus 2013 8 Agustus 2014RnD

3. Penelitian skala produksi (scaling up) Dalam ProsesDikerjakan pada tanggal 8 Agustus 2014 -10 Agustus 2014RnD

4. Melakukan validasi prosesDalam ProsesDikerjakan pada tanggal 8 Agustus 2013 8 Agustus 2014RnD dan QA

5. Melakukan registrasi variasiDalam prosesDikerjakan pada tanggal 10 Agustus 2014 SelesaiRA (Regulatory Affair)

5. Monitoring dan Evaluasi CAPA

KegiatanWaktu PenyelesaianPenanggung Jawab

Memeriksa produk yang dihasilkan dan mendokumentasikan (Monitoring).Dilakukan minimal pada 5 sampel selama 3 hari proses produksi yang dilakukan yaitu pada tanggal 8 10 Agustus 2013QC dan RnD

Melakukan penilaian berdasarkan hasil dokumentasi yang di dapat (Evaluasi )Dilakukan setelah mendaptkan hasil dokumentasi yang di dapat yaitu pada tanggal 13 Agustus 2013.QC dan RnD

BAB IIIKESIMPULANDisolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam media pelarut. Karena ditemukan dissolution rate produk SooCord 10mg tidak sesuai dan mendekati batas persyaratan, maka untuk mengatasi permasalahan yang berupa adanya penggantian bahan eksipien dalam pembuatan tablet secara kempa langsung, dapat dilakukan penundaan proses produksi dan mengkarantina produk yang sudah jadi. Hal yang dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah tersebut adalah dengan melakukan formulasi ulang terhadap sediaan dengan bahan eksipien yang sesuai dan membuat sediaan dalam skala lab serta melakukan uji-uji yang telah disyaratkan.DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2009, United States Pharmacopeial 32-National Formularium 27: Dissolution, Pharmacopeial Forum, USA, p. 1243.Ansel, H.,1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI Press, Jakarta, 91,92.Dash, A., Singh, S., and Tolman, J., 2014, Pharmaceutics : Basic principles and application to pharmacy practice, Elsevier, USA, p. 173.Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.

Gennaro, A. R., et al., 1990, Remingtons Pharmaceutical Sciences, ed 18th, Marck Publishing Company, Easton, Pensylvania, p.591.

Martin, A., et.al., 1993, Farmasi Fisika, edisi III, Penerbit UI Jakarta, 827.Syamsuni, H.A., 2007, Ilmu Resep, EGC, Jakarta, hal.165-166.Siregar, C.P., Wikarsa, S, 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet; Dasar-Dasar Praktis, Penerbit Buku Kedokteran EGC, JakartaU.S. Department of Health and Human Services Food and Drug Administration Center for Drug Evaluation and Research (CDER), 1997 : Guidance for Industry Dissolution Testing of Immediate Release Solid Oral Dosage Forms, Office of Training and Communications Division of Communications Management The Drug Information Branch, RockvilleLAMPIRAN

Tabel 1. Tabel Penerimaan

TahapJumlah yang DiujiKriteria Penerimaan

S16Setiap unit tidak kurang dari Q + 5%

S26Rata-rata dari 12 unit (S1 + S2) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q, dan tidak ada unit kurang dari Q-15%

S312Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2 + S3) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit kurang dari Q-15%, dan tidak ada unit kurang dari Q-25%

(USP 32-NF 27, 2009)