MAKALAH mulok

59
MAKALAH KEBUTUHAN GIZI PADA ANAK DAN REMAJA Mata Kuliah : Ilmu Gizi

description

jg hjgf

Transcript of MAKALAH mulok

Page 1: MAKALAH mulok

MAKALAH KEBUTUHAN GIZI PADA ANAK DAN REMAJA

Mata Kuliah : Ilmu Gizi

Page 2: MAKALAH mulok

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini ditulis guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu gizi.Tidak lupa saya ucapkan kepada teman, keluarga yang telah mendukung sehingga selesailah makalah ini.

Penulis mnenyadari bahwa dalam penulisan ini penulis masih banyak kekurangannya oleh karena itu mohon kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan teman-teman yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, Oktober 2009

Penulis

Page 3: MAKALAH mulok

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya mobilitas para remaja saat ini merupakan salah satu keberhasilan bagi bangsa kita, di karenakan para remaja yang ada di negara ini sekarang sudah mempunyai kegiatan-kegiatan yang positif yang mampu memacu perkembangan pola berfikir para remaja tersebut. Akan tetapi globalisasi seperti itu akan berdampak negative terhadap kesehatan para remaja, walaupun secara globalisasi para remaja saat ini memberi keuntungan bagi bangsa Indonesia.

Perkembangan teknologi khususnya bidang telekomunikasi sangat mempengaruhi perkembangan para remaja. Remaja semakin giat mengikuti perkembangan teknologi sehingga berdampak sempitnya ruang dan waktu yang ada bagi remaja untuk memikirkan kesehatannya. Jadwal dan kegiatan yang padat mengakibatkan sebagian remaja memilih makanan siap saji tanpa memikirkan gizi yang dibutuhkan tubuh. Kemudahan-kemudahan di berbagai bidang serta sempitnya ruang dan waktu mengakibatkan anak dan remaja kita menjadi sangat kurang beraktivitas jasmani.

Dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan suatu kegiatan kita memerlukan adanya energi di dalam tubuh kita. Semakin banyak energi yang ada pada tubuh kita, maka semakin banyak kegiatan yang bisa kita lakukan. Tetapi dengan keadaan yang saat ini serba instant, serba mudah, maka gizi yang seimbang sangatlah susah di capai untuk anak dan remaja yang aktif sehingga kesehatanpun terabaikan.

B. Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana solusi untuk anak dan remaja yang disibukan dengan kegiatan-kegiatannya maupun gaya hidup yang sekarang banyak di lakukan oleh anak dan remaja.

BAB II

PEMBAHASAN

Dasar pemikiran

Anak-anak dan para remaja saat ini sangat dituntut untuk mempunyai prestasi dan harus bisa mengikuti alur perkembangan jaman. Oleh sebab itu banyak sekali anak-anak dan para remaja kurang memikirkan tentang kondisi fisiknya baik atau tidak. Mereka hanya memikirkan kegiatan-kegiatan yang mereka ikuti dan biasanya di tuntut untuk memperoleh suatu prestasi. Jika mereka mempunyai kegiatan yang memang memerlukan kegiatan fisik misalnya olahraga, mungkin pola makan sudah di atur oleh mereka guna menjaga tubuh mereka agar tetap fit, jadi untuk anak-anak dan para remaja pada kelompok ini tidak ada masalah untuk masalah gizi. Tetapi jika melihat anak-anak dan para remaja yang berada di kelompok lain, misalkan di berbagai organisasi kampus, musik, dll, mereka tidak akan sempat memikirkan

Page 4: MAKALAH mulok

gizi yang dibutuhkan, karena mereka beranggapan memang tidak perlu untuk memikirkan hal tersebut. Beda sekali dengan kelompok anak-anak dan para remaja yang exist di cabang-cabang olahraga, mereka akan berusaha membuat badan tetap sehat dan fit agar supaya mereka masih bisa melakukan olahraga tersebut, karena mereka memang membutuhkan energi yang banyak jika di bandingkan dengan anak-anak dan para remaja di kelompok yang lain.

Untuk menghindari anak-anak dan para remaja pada umumnya yang tidak memikirkan pola makan yang sehat atau gizi yang di butuhkan dalam dirinya maka sangat penting sekali kita mengenalkan atau memberi pengertian tentang manfaat pola makan yang baik dan gizi seimbang bagi tubuh kita. Sehingga anak dan para remaja yang sering disibukan dengan aktivitas-aktivitas yang menyita banyak waktu akan sadar akan pentingnya pola hidup sehat dengan memakan makanan yang mempunyai gizi seimbang guna memenuhi energi yang dibutuhkan untuk tubuh kita.

Pengertian Gizi Seimbang

Yang dimaksud dengan gizi seimbang adalah pola makan yang seimbang antar zat gizi yang di peroleh dari aneka ragam makanan dalam memenuhi kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat, cerdas dan produktif.

Jadi jika anak dan para remaja ingin mempunyai gaya hidup yang sehat maka di samping melakukan olahraga kita juga harus mengatur pola makan yang baik, sehingga kebugaran badan tercapai dengan olahraga dan kebutuhan gizi yang dibutuhkan tubuh juga terpenuhi dengan mengatur pola makan, dengan kata lain jika kedua hal tersebut tercapai maka kita bisa melakukan aktifitas yang kita inginkan.

Komposisi gizi yang seimbang

Jika kita ingin mengetahui pola makan dengan gizi yang seimbang, maka kita harus mengetahui pedoman umum gizi seimbang disertai logo kerucut seperti di bawah ini :

Bahan makanan dikelompokan berdasarkan fungsi utama zat gizi, yang dikenal dengan istilah TRI GUNA MAKANAN, yaitu :

1. Sumber zat tenaga (padi-padian, umbi-umbian, dan tepung-tepungan)

2. Sumber zat pengatur (sayur dan buah-buahan)

3. Sumber zat pembangun (kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil pengolahannya)

Digambarkan kelompok bahan makanan yang penggunaanya dibatasi, yaitu gula dan garam.

BAB III

Page 5: MAKALAH mulok

PENUTUP

Demikianlah makalah tentang kebutuhan gizi pada anak dan remaja, semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi pembaca.

KESIMPULAN

Di jaman globalisasi seperti sekarang ini memang sangat mempengaruhi perubahan gaya hidup seseorang, termasuk perubahan pola makan. Jika pola makan yang diubah tersebut tidak memenuhi gizi yang dibutuhkan pada tubuh maka kesehatan pun akan berkurang, apalagi dengan generasi penerus bangsa yaitu anak-anak dan para remaja yang akhir-akhir ini disibukan dengan tuntutan belajar dan pergaulan. Oleh sebab itu pennting sekali pendidikan mengenai gizi yang dibutuhkan oleh mereka, jadi dengan sendirinya mereka akan tau betapa pentingnya gaya hidup sehat guna menunjang kehidupan yang akan dating.

DAFTAR PUSTAKA

Makalah Gizi   Buruk Posted on December 23, 2012 by dirgaultra

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digestif, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tanpa adanya gizi yang adekuat, maka kualitas hidup tidak akan optimal dan tentunya akan mempenagruhi proses tumbuh kembang.

1.2  Tujuan

Tujuan umum dibuatnya makalah ini adalah mengetahuinya gangguan gizi pada anak. Sedangkan tujuan khusus dari pembuatan makalah ini meliputi :

1. Mengetahui patofisologi dari gangguan gizi.2. Mengetahui manifestasi klinis dari tiap malnutrisi.3. Menegtahui masalah yang dialami anak dan penatalaksanaan malnutrisi.4. Mengetahui dampak malnutrisi.5. Mengetahui proses tumbuh kembang anak usia sekolah terkait masalah.6. Menerapkan proses keperawatan dari malnutrisi.7. Mengetahui promotif dan prefentif dari malnutrisi.

Page 6: MAKALAH mulok

1.3  Batasan Masalah

Padamakalah ini penyusun memberikan batasan masalah yaitu hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini terkait dengan gangguan gizi pada anak (malnutrisi atau underweight). Adapun malnutrisi yang akan dibahas disini adalah marasmus dan kwashiorkor beseta dampaknya.

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

 

2.1  Pengertian Gizi Buruk

Malnutrisi (gizi buruk) adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh. Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengkonsumsi jumlah atau kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang cukup lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan, penyakit, dan infeksi.

Tanda-tanda dari banyak kasus malnutrisi yaitu ketika cadanagn nutrisi dihabiskan dan nutrisi serta energi yang masuk tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau tidak memenuhi tanbahan metabolic yang meningkat.

Defisiensi gizi dapat terjadi pada anak yang kurang mendapatkan masukan makanan dalam waktu lama. Istilah dan klasifikasi gangguan kekurangan gizi amat bervariasi dan masih merupakan masalah yang pelik. Walaupun demikian, secara klinis digunakan istilah malnutrisi energi dan protein (MEP) sebagai nama umum. Penentuan jenis MEP yang tepat harus dilakukan dengan pengukuran antropometri yang lengkap (tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit), dibantu dengan pemeriksaan laboratorium

Page 7: MAKALAH mulok

Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor.

 

 

2.2  Penyebab Gizi Buruk

1. Penyebab langsung

Penyakit infeksi

1. Penyebab tidak langsung 1. Kemiskinan keluarga2. Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua yang rendah3. Sanitasi lingkungan yang buruk4. Pelayanan kesehatan yang kurang memadai

Selain itu ada beberapa penyebab dari gizi buruk seperti :

1. Balita tidak mendapat makanan pendanping ASI (MP-ASI) pada umur 6 bulan atau lebih2. Balita tidakmendapat ASI ekslusif (ASI saja) atau sudah mendapat makanan selain ASI

sebelum umur 6 bulan3. Balita tidakmendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada umur 6 bulan atau lebih4. MP-ASI kurang dan tidak bergizi5. Setelah umur 6 bulan balita jarang disusui6. Balita menderita sakit dalam waktu lama,seperti diare,campak, TBC, batukpilek7. Kebersihan diri kurang dan lingkungan kotor.

2.3  Klasifikasi Gizi Buruk

Untuk kepentingan praktis di klinik maupun di lapangan klasifikasi MEP ditetapkan dengan patokan perbandingan berat badan terhadap umur anak sebagai berikut:

1. Berat badan 60-80% standar tanpa edema : gizi kurang (MEP ringan)2. Berat badan 60-80% standar dengan edema : kwashiorkor (MEP berat)3. Berat badan <60% : marasmus (MEP berat)4. Berat badan <60% : marasmik kwashiorkor (MEP berat)

Keterangan Gizi Baik(%) Gizi Kurang(%) Gizi Buruk(%)BB/U 80-100 60-80 <60TB/U 95-100 85-95 <85BB/TB 90-100 70-90 <70LLA/U 85-100 70-85 <70LLA/TB 85-100 75-85 <75

Page 8: MAKALAH mulok

 

2.4  Tipe Gizi Buruk

1. Marasmus

Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. Mempunyai Individu dengan marasmus  mempunyai penampilan yang sangat kurus dengan tubuh yang kecil dan tidak terlihatnya lemak.(Dorland, 1998:649). Marasmus biasa menyerang siapa saja atau bias menyerang semua usia.

1. Etiologi

Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat atau karena kelainan metabolik dan malformasi kongenital.

1. Tanda dan Gejala

Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput, serta wajah seperti orang tua. Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, tekanan darah dan frekuensi napas menurun, kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Biasanya terjadi konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mucus dan sedikit.

1. Patofisiologi

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92). Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.

1. Pemeriksaan Penunjang

Page 9: MAKALAH mulok

Pemeriksaan Fisik

ü  Mengukur TB dan BB

ü  Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB (dalam meter)

ü  Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.

ü  Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LILA untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak berlemak).

Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin.

 

1. Kwashiorkor

Kwashiorkor ialah suatu keadaan kekurangan gizi ( protein ) yang merupakan sindrom klinis yang diakibatkan defisiensi protein berat dan kalori yang tidak adekuat.  Walaupun sebab utama penyakit ini adalah defisiensi protein, tetapi karena bahan makanan yang dimakan kurang mengandung nutrisi lainnya ditambah dengan konsumsi setempat yang berlainan, maka akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.

1. Etiologi

Selain oleh pengaruh negatif faktor sosial ekonomi, budaya yang berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik, malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air kemih ( sindrom nefrotik ), infeksi menahun, luka bakar dan penyakit hati.

1. Patofisiologi

Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme. Bila diet cukup mengandung karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan kejaringan otot. Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar, yang kemudian berakibat timbulnya edema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta- lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati terganggu, dengan akibat adanya penimbunan lemak dalam hati.

Page 10: MAKALAH mulok

 

 

1. Gejala Kwashiorkor

Pertumbuhan terganggu, BB dan TB kurang dibandingkan dengan yang sehat. Pada sebagian penderita terdapat edema baik ringan dan berat. Gejala gastrointestinal seperti anoreksia dan diare Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering, halus jarang dan berubah warna Hilangnay massa otot Dermatitis dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi Kulit kering dengan menunjukan garis – garis kulit yang mendalam dan lebar, terjadi

persisikan dan hiperpigmentasi Terjadi pembesaran hati, hati yang teraba umumya kenyal, permukaannya licin dan tajam. Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita. Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar albumin serum yang rendah,

disamping kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi.

1. Pemeriksaan Labolaturium

Hampir semua kasus kwashiorkor memperlihatkan penurunan kadar albumin, kolestrol dan glukosa dalam serum. Kemudian pada umumnya kadar imunoglobulin serum normal, bahkan dapat meningkat. Meskipun kadar IgA sekretori merendah.Gangguan imunitas seluler khususnya jumlah populasi sel T merupakan kelainan imunologik yang paling sering dijumpai pada malnutrisi berat.

1. Kurang kalori dan protein ( marasmus – kwashiorkor )

Etiologi, tanda dan gejalanya merupakan gabungan dari marasmus dan kwashiorkor.

2.5  Penatalaksanaan (kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi)

1. Fase inisial (resusitasi) 1. Hipoglikemia (gula darah < 54 mg/dL)

Terapi: sukrosa/ glukosa 10% 50 ml per oral/ sonde lambung Berikan makan tiap 2 jam, min. 1 hari pertama . Jika tidak sadar, glukosa iv/ glukosa 10%  dengan sonde

1. Hipotermia (S < 35°C aksila / <35,5°C rektal)

Terapi: beri makan segera, selimuti termasuk kepala, dekatkan pemanas atau lampu /tempatkan anak pada dada/perut telanjang ibu  à selimuti.

1. Dehidrasi

Dehidrasi R-S, CRO 70-100 ml/kg BB diberikan dlm 8-12 jam

Page 11: MAKALAH mulok

1. Antibiotik

ü  Infeksi tidak nyata: kotrimoksazol (4 mg/kg/hr trimetropim dan 20 mg/kg/hr sulfametoksazol, dibagi 2 dosis) selama 5 hari

ü  Infeksi nyata: ampisilin iv 100 mg/kgBB/hr, dibagi 4 dosis (2 hr), lanjut per oral (ampisilin/amoksilin); dan gentamisin 7.6 mg/kgBB  iv/im sekali sehari (7 hari)

1. Nutrisi

ü  Energi 80-100 kkal/kg/hr, cairan 130 ml/kgBB/hr, F75 /2 jam/24 jam

ü  Vitamin-mineral: vit. A hr  1 &2 200.000SI/oral atau 100.ooo SI/IM diulang dosis yang sama hari ke-14

ü  Asam folat 5 mg hr I, selanjutnya 1 mg/hr 2 minggu

ü  MgSO4 40% 0,25 ml/kgBB/hr maks. 2 ml IM 10 hari

ü  ZnSO4 2-4 mg/kgBB/hr 2 minggu

ü  Tembaga (Cuprum): 0,3 mg/kgBB/hr 2 minggu

1. Pengobatan penyakit lain: TB, diare kronik, PJB.

 

 

 

 

 

 

 

1. Fase Transisi

Peralihan ke energi lebih tinggi sampai 150 kkal/kgBB/hr berupa F100 secara bertahap

Energi 0,75 kkal/ml 1kkal/ml Susu bubuk

tanpa lemak Gula Tepung sereal

25

 

80

 

Page 12: MAKALAH mulok

Minyak sayur Campuran

mineral Campuran

vitamin Air

70

35

27

20

 

140

 

+ sampai vol total 1000 ml

50

-

60

20

 

140

 

+  sampai vol total 1000 ml

 

1. Fase Rehabilitasi 1. Diet tinggi kalori 150-220 kkal/kgBB/hr2. Suplemen zat besi (FeSO4) 10 mg.kgBB/x, 3x/hr3. Atasi penyebab (infeksi, miskin)4. Pendidikan gizi dan kesehatan

2.6  Tumbuh Kembang

Table 1.1 perkembangan kepribadian, moral, dan kognitif.

Tahap / usia

Radius hubungan bermakna(sullivan)

Tahap psikoseksual (Freud)

Tahap psikoeksual

(Erikcson)

Tahap kognitif (piaget)

Tahap penilaian moral (Kohlberg)

Masa anak-anak (sekolah) 6-12 tahun

Tetangga, sekolah Latensi Industry vs inferioriti

Operasi konkrit (berfikir induktif dan mulai logis)

(4-7 tahun)

Tingkat konvensional

Orientasi anak laki-laki yang baik, perempuan manis

Orientasi hokum dan perintah

Page 13: MAKALAH mulok

 

1. Pengelompokkan tumbuh kembang berdasarkan teori tumbuh kembang

1. Teori psikososial Sigmund Freud

Usia sekolah  merupakan tahap latensi (6-12 tahun / masa sekolah), dengan karakteristik sebagai berikut :

Energi digunakan untuk aktivitas fisik dan intelektual Ini adalah periode tenang, dimana kegiatan sexual tidak muncul (tidur). Anak mungkin terikat dalam aktivitas erogenus (perasaan erotik) dengan teman sebaya yang

sama jenis kelaminnya. Penggunaan koping dan mekanisme pertahanan diri muncul pada waktu ini Konflik yang tidak diatasi pada masa ini dapat menyebabkan obsesif dan kurang motivasi diri.

1. Teori Erikson

Industri vs inferior (industry vs inferiority) — usia sekolah (6-12 tahun), dengan karakteristik sebagai berikut :

Indikator positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi. Membangun rasa bersaing dan ketekunan.

Indikator negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.

Anak mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan dan produksi benda-benda serta mengembangkan harga diri melalui pencapaian

Anak dipengaruhi oleh guru dan sekolah. Perasaan inferior — terjadi pada saat orang dewasa memandang usaha anak untuk belajar

bagaimana sesuatu bekerja melalui menipulasi adalah sesuatu yang bodoh atau merupakan masalah.

Perasaaan inferior—ketidaksuksesan di sekolah, ketidaksuksesan dalam perkembangan ketrampilan fisik dan mencari teman.

1. Teori kognitif Piaget fase konkret operasional (7-11 tahun), dengan karakteristik sebagai berikut :

Memecahkan masalah konkret Mulai mengerti tentang suatu hubungan misalnya ukuran, mengerti kanan dan kiri Anak dapat membuat alasan mengenai apa itu, tapi tidak dapat membuat hipotesa mengenai

apa kemungkinannya dan dengan demikian tidak dapat berpikir mengenai masalah ke depan.

1. Teori Moral Kohlberg

Selanjutnya manusia juga harus mengalami perkembangan moral dengan baik. Seorang pakar bernama Lawrence Kohlberg mengemukakan teorinya tentang pemkembangan moral ini dengan menyatakan bahwa pada umumnya manusia mengalami tiga tingkat perkembangan moral, sebagai berikut:

Page 14: MAKALAH mulok

2. Tingkat II (Konvensional) – pada tingkat ini ada 2 (dua) tahap:

1. Tahao orientasi mengenai anak yang baik. Agar menjadi anak yang baik, perbuatannya harus diterima oleh masyarakat.

2. Tahap mempertahankan norma-norma sosial dan otoritas, Di sini seseorang menyadari kewajibannya untuk ikut melaksanakan norma-norma yang ada dan mempertahankan pentingnya ada norma-norma.

3. Tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial. Di sini terhadap perjanjian antara diri seseorang dengan lingkungan sosialnya. Ia berbuat baik agar diperlakukan dengan baik.

4. Tahap prinsip universal. Di sini terdapat berkembangnya norma etis (kata hati) untuk menentukan perbuatan moral dengan prinsip universal.

3. Tingkat III (Post Konvensional) – pada tingkat ini juga ada 2 (dua) tahap:

Usia sekolah (6-12 tahun)

Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.

Anak usia 6-7 tahun :

ü  Membaca seperti mesin

ü  Mengulangi tiga angka mengurut ke belakang

ü  Membaca waktu untuk seperempat jam

ü  Anak wanita bermain dengan wanita

ü  Anak laki-laki bermain dengan laki-laki

ü  Cemas terhadap kegagalan

ü  Kadang malu atau sedih

ü  Peningkatan minat pada bidang spiritual

Kebutuhan nutrisi terkait tumbuh kembang anak usia sekolah

ü  Kebutuhan kalori anak usia sekolah adalah 85kkal/kg BB.

ü  Karakteristik :

-          Anak dapat mengatur pola makn sendiri

-          Adanya pengaruh teman atau jajanan

Page 15: MAKALAH mulok

-          Kebiasaan menyukai satu makannan berangsur-angsur hilang

-          Pengaruh aktivitas bermain dapat menyebabkan keinginnanya lebih besar pada aktivitas bermain daripada makan

Pemenuhan nutrisi berdasarkan tumbuh kembang anak usia sekolah (6-12 tahun)

2.7  Akibat Gizi Buruk

1. Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulanginoleh tenaga kesehatan2. Kurang cerdas3. Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih rendah dari normal4. Sering sakit infeksi seperti batuk,pilek,diare,TBC,dan lain-lain.

2.8  Komplikasi Gizi Buruk

1. Hipotermi

Penyebab :

1. Tidak/kurang/jarang diberi makan2. Menderita Infeksi

 

Paparan angin :

1. Genting bocor2. Dinding berlubang3. Tidur dekat pintu4. Selimut dan topi kurang rapat

Menempel benda yang dingin:

1. Tidur dilantai2. Mandi terlalu lama3. Popok basah tidak segera diganti(ngompol,Diare)4. Hipoglikemi

Penyebab :

1. Tidak dapat/kurang/jarang dapat makan2. Penyakit Infeksi

Gejala :

1. Hipotemi (<35c)2. Lemah

Page 16: MAKALAH mulok

3. Penurunan kesadaran4. Infeksi5. Diare dan Dehidrasi6. Syok

2.9  Tindakan untuk Mencegah Hipoglikemi dan Hipotermi

1. Suhu kamar hangat 1. Atap , bocor dinding , berlubang2. Tidur dekat jendela3. Jangan gunakan kipas angina4. Tubuh anak dihangati

1. Gunakan cara kanguru2. Gunakan selimut,topi & kaos kaki3. Jangan mandi terlalu lama (<5>4. Jangan gunakan botol panas,Inkubator5. Sering diberi makan ( makan yang benar )6. Obati Infeksi

2.10     Diet untuk Anak dengan Berat Badan Kurang

1. Bahan makanan yang dianjurkan 1. Semua sumber hidrat arang : bubur nasi tim, bubur roti, gandum, pasta, jagung,

kentang, sereal dan singkong2. Sumber protein

Hewan : daging yang gemuk, ayam telur, ikan,kerang, udang , cumi, dan sumber laut lainnya Nabati : tempe, tahu, oncom dan kacang-kacangan

1. Semua jenis sayuran : yang berwarna hijau dan merah sebagai sumber vitamin A dan Fe seperti kangkung, daun katuk, bayam, wortel,kembang kol, sawi, selada

2. Buah-buahan atau sari buah sumber vitamin A dan vitamin C seperti ; jeruk, apel, papaya, melon, jambu air, salak, semangka, belimbing.

3. Susu penuh full cream , yoghurt, susu kacang, keju, mayones4. Bahan makanan yang dibuat :5. Makanan yang digoreng seperti kerupuk, kripik, kacang, karena lemak menyebabkan anak

cepat kenyang sehingga susah untuk makan makanan utama6. Minuman yang dingin seperti es dan makanan / minuman yang manis seperti sirop, dodol,

permen, coklat, disamping itu makanan yang manis menyebabkan gigi cepat rusak sehingga anak menjadi susah makan/ sakit kalau makan dan anak cepat kenyang.

7. Bahan makanan yang dihindari :8. Makanan jajanan yang tidak bersih karena akan menyebabkan sakit perut9. Minuman yang mengandung alcohol atau soda seperti : brem, soft drink, karena akan

menyebabkan anak cepat kenyang dan tidak mau makan makanan utama10. Cara mengatur diet

1. Makan dalam porsi yang kecil tapi sering dan bervariasi agar menarik minat anak untuk makan

2. Diperlukan kesabaran untuk membujuk anak agar mau makan. Misalnya sambil diajak bermain, anak tidak boleh dipaksa

Page 17: MAKALAH mulok

3. Untuk anak dibawah 1 tahun , konsistensi makanan diberikan secara bertahap, dimulai dari anak umur 6 bulan

4. Makanlah cukup sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral

5. Untuk balita dapat diberikan makanan formula seperti formula tempe , formula ikan terutama pada anak yang menderita diare

6. Konsultasi kepada dokter untuk diperiksa kondisi kesehatannya serta mendapatkan suplemen multi vitamin dan mineral bila diperlukan.

Table kecukupan energi sehari untuk bayi dan anak menurut umur.

Golongan Umur

( tahun )

Kecukupan Energi

Laki-laki ( kkal/kg BB )

Kecukupan Energi

Perempuan ( kkal/kg BB )

0-1

1-3

4-6

6-9

10-14

14-18

110-120

100

90

80-90

50-70

40-50

110-120

100

90

60-80

40-55

40

 

Table Contoh menu sehari-hari

Pagi Siang MalamNasi goreng

Telur dadar

Ketimun + tomat

Susu

Nasi

Ayam goreng

Tempe bacem

Sayur bening bayam

Jeruk manis

Nasi

Empal daging

Tahu pepes

Sup sayuran

Pisang

susuPukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 21.00Bubur kacang hijau Puding coklat Biscuit, Susu

 

Page 18: MAKALAH mulok

2.11     Proses Keperawatan

1. Riwayat Keperawatan 1. Riwayat Keluhan Utama

Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan (berat badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan keluhan lain yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.

1. Riwayat Keperawatan Sekarang

Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain. Data fokus yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan kalori dalam waktu relatif lama).

1. Riwayat Kesehatan Keluarga

Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.

1. Pengkajian Fisik

Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain. Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria.

Fokus pengkajian pada anak dengan Marasmus-Kwashiorkor adalah pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit). Tanda dan gejala yang mungkin didapatkan adalah:

Penurunan ukuran antropometri Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut) Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot intercostal) Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila terjadi diare. Edema tungkai Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis terutama pada

bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas jari kaki, paha dan lipat paha).

Inspeksi

Page 19: MAKALAH mulok

ü  Lihat keadaan klien apakah kurus, ada edema pada muka atau kaki

ü  Lihat warna rambut, kering dan mudah dicabut

ü  Mata cekung dan pucat

ü  Pada marasmus terlihat pergerakan usus

ü  Auskultasi

ü  dengar denyut jantung apakah terdengar bunyi S1, S2, S3 serta S4

ü  bagaimana dengan tekanan darahnya

ü  dengarkan juga bunyi peristaltik usus

ü  bunyi paru – paru terutama weezing dan ronchi

Perkusi

ü  perut apakah terdengar adanya shitting duilnees

ü  bagaimana bunyinya pada waktu melakukan perkusi

 

Palpasi

ü  hati : bagaimana konsistensinya, kenyal, licin dan tajam pada permukaannya. Berapa besarnya dan apakah ada nyeri tekan

ü  pada marasmus usus terasa dengan jelas

ü  limpa : apakah terjadi pembesaran limpa

ü  tungkai : apakah ada pembesaran pada tungkai

1. Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis normositik normokrom karenaadanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis sum-sum tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan hati dan gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin serum yang menurun. Pemeriksaan radiologis juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya kelainan pada paru.

Pemeriksaan Labolatorium

Biokimia :

Page 20: MAKALAH mulok

ü  Hb anemia

ü  kadar albumin yang rendah

ü  kadar globulin kadang – kadang rendah dan tinggi

ü  kadar asam amino biasanya kurang dari satu

Biopsi : ditemukan perlemakan pada hati, dan terjadinya nekrosis dan infiltrasi

Autopsi : hampir semua organ tubuh mengalami degenerasi seperti jantung, tulang

2.12     Rencana Asuhan Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat

Tujuan : Klien akan menunjukkan peningkatan status gizi. Kriteria Hasil :

1. Keluarga klien dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang dialami klien, kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang.

2. Dengan bantuan perawat, keluarga klien dapat mendemonstrasikan pemberian diet (per sonde/per oral) sesuai program dietetic

Intervensi

1. Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang, tunjukkan contoh jenis sumber makanan ekonomis sesuai status sosial ekonomi klien.

Rasional :

Meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyebab dan kebutuhan nutrisi untuk pemulihan klien sehingga dapat meneruskan upaya terapi dietetik yang telah diberikan selama hospitalisasi.

1. Tunjukkan cara pemberian makanan per sonde, beri kesempatan keluarga untuk melakukannya sendiri.

Rasional :

Meningkatkan partisipasi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi klien, mempertegas peran keluarga dalam upaya pemulihan status nutrisi klien.

1. Laksanakan pemberian roborans sesuai program terapi.

Rasional :

Page 21: MAKALAH mulok

Roborans meningkatkan nafsu makan, proses absorbsi dan memenuhi defisit yang menyertai keadaan malnutrisi.

1. Timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit setiap pagi.

Rasional :

Menilai perkembangan masalah klien.

1. Kolaborasi dengan ahli gizi menyusun menu dan kalori.

Rasional :

Menu dan kalori dibutuhkan untuk memenuhi kekurangan nutrisi anak.

 

1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemasangan NGT.

Rasional :

NGT dapat membantu pemenuhan nutrisi anak walaupun keadaannya tidak memungkinkan untuk makan lewat oral.

1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan asupan kalori dan protein yang tidak adekuat.

Tujuan: Klien akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan sesuai standar usia. Kriteria : Pertumbuhan fisik (ukuran antropometrik) sesuai standar usia. Intervensi

1. Ajarkan kepada orang tua tentang standar pertumbuhan fisik dan tugas-tugas perkembangan sesuai usia anak.

 Rasional :

Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak.

1. Lakukan pemberian makanan/ minuman sesuai program terapi diet pemulihan.

Rasional :

Diet khusus untuk pemulihan malnutrisi diprogramkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan anak dan kemampuan toleransi sistem pencernaan.

1. Lakukan pengukuran antropo-metrik secara berkala.

Page 22: MAKALAH mulok

Rasional :

Menilai perkembangan masalah klien.

1. Lakukan stimulasi tingkat perkembangan sesuai dengan usia klien.

Rasional :

Stimulasi diperlukan untuk mengejar keterlambatan perkembangan anak dalam aspek motorik, bahasa dan personal/sosial.

 

1. Lakukan rujukan ke lembaga pendukung stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (Puskesmas / Posyandu)

Rasional :

Mempertahankan kesinambungan program stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dengan memberdayakan sistem pendukung yang ada.

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan nutrisi, dehidrasi

Tujuan: Integritas kulit kembali normal Kriteria hasil

1. Gatal hilang / berkurang2. Kulit kembali halus, kenyal dan utuh

Intervensi

1. Anjurkan pada keluarga tentang pentingnya merubah posisi sesering mungkin.

Rasional :

Untuk mencegah terjadinya infeksi dekubitus

1. Anjurkan keluarga lebih sering mengganti pakaian anak bila basah atau kotor dan kulit anak tetap kering

Rasional :

Agar kulit anak tetap terjaga kebersihannya dan mencegah terjadinya infeksi pada kulit

1. Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan lebih lanjut.

Rasional :

Page 23: MAKALAH mulok

Untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien

1. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi tentang kondisi, prognosi dan kebutuhan nutrisi

Tujuan: Pengetahuan keluarga bertambah Kriteria hasil

1. Keluarga mengerti dan memahami isi penyuluhan2. Dapat mengulangi isi penyuluhan3. Mampu menerapkan isi penyuluhan di rumah sakit dan nanti sampai di rumah

Intervensi

1. Tentukan tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar

Rasional :

Agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif

1. Jelaskan tentang nama penyakit anak, penyebab penyakit, akibat yang ditimbulkan, dan pengobatan yang dilakukan.

Rasional :

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman orang tua tentang penyakit anak.

1. Jelaskan tentang pengertian nutrisi dan pentingnya pola makan yang betul untuk anak sesuai umurnya, dan bahan makanan yang banyak mengandung vitamin terutama banyak mengandung protein.

Rasional :

Membantu memulihkan kondisi anak

1. Beri kesempatan keluarga untuk mengulangi isi penyuluhan.

Rasional :

Mengetahui sampai dimana pemahaman keluarga setelah diberi penyuluhan

1. Anjurkan keluarga untuk membawa anak kontrol di poli gizi setelah pulang dari rumah sakit.

Rasional :

Dapat membantu mempertahankan status gizi anak dengan pengetahuan yang ada.

2.13     Implementasi

Page 24: MAKALAH mulok

Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah direncanakan sebelumnya

2.14     Evaluasi

Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001). Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut tercapai. Bila ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana, kemudian dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai. Adapun hasil evaluasi yang diharapkan pada askep gizi buruk  adalah :

1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan baik dan berat badan klien berada dalam batas normal

2. Klien dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan sesuai standar usia.Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi

3. Tidak ada gangguan integritas kulit4. Keluarga dapat benar – benar mengetahui tentang penyakit si anak secara etiologi dan terapi

– terapinya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: MAKALAH mulok

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Gizi buruk adalah keadaan dimana asupan gizi sangat kurang dari kebutuhan tubuh. Umumnya gizi buruk ini diderita oleh balita karena pada usia tersebut terjadi peningkatan energy yang sangat tajam dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi virus / bakteri. Adapun penyebab dari gizi buruk adalah :

1. Penyebab langsung

Penyakit infeksi

1. Penyebab tidak langsung 1. Kemiskinan keluarga2. Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua yang rendah3. Sanitasi lingkungan yang buruk4. Pelayanan kesehatan yang kurang memadai

Sedangkan tipe dari gizi buruk yaitu kurang kalori (marasmus), kurang protein (kwashiorkor) dan kurang kalori dan protein ( marasmus – kwashiorkor ).

3.2  Saran

Setelah menelusuri berbagai sumber pustaka, maka dapat diajukan saran-saran agar mahasiswa keperawatan dapat lebih teliti dalam menghadapi masalah gizi dan mendapatkan hasil yang diharapkan sebagai berikut :

1. Diharapkan mahasiswa keperawatan dapat menganalisa mengenai gizi di tiap tahap tumbuh kembang.

2. Diharapkan mahasiswa keperawatan dapat mempelajari masalah gizi bukan hanya dari definisi, akan tetapi dari aspek lain agar dapat mengetahui penanganan dan spesifikasi dari masalah yang dialami.

3. Diharapkan mahasiswa keperawatan dapat menegakkan diagnosa sesuai dengan masalah yang dialami dan dapat menegakkannya menurut prioritas serta melakukkan tindakkan berdasarkan diagnose.

Page 26: MAKALAH mulok

Dengan dibuatnya makalah ini, diharap mahasiswa paham tentang bagaimana promosi dan preventif dari masalah gizi serta bagaimana merealisasikannya terhadap diri sendiri kususnya dan mayarakat umumnya.

 

 

tugas makalah gizi buruk (mata kuliah pendidikan dalam keperawatan)

BAB IPENDAHULUAN

1.1        Latar BelakangMasalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara miskin,

negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih (Soekirman, 2000).

Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi (Azrul,2004).

Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dengan cara penanganan pertumbuhan anak sebagai bagian dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan yang baik. Dengan lingkungan keluarga yang sehat, maka hadirnya infeksi menular ataupun penyakit masyarakat lainnya dapat dihindari. Di tingkat masyarakat faktor-faktor seperti lingkungan yang higienis, ketahanan pangan keluarga, pola asuh terhadap anak dan pelayanan kesehatan primer sangat menentukan dalam membentuk anak yang tahan gizi buruk.

Page 27: MAKALAH mulok

Secara makro, dibutuhkan ketegasan kebijakan, strategi, regulasi, dan koordinasi lintas sektor dari pemerintah dan semua stakeholders untuk menjamin terlaksananya poin-poin penting seperti pemberdayaan masyarakat, pemberantasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan pendidikan yang secara tidak langsung akan mengubah budaya buruk dan paradigma di tataran bawah dalam hal perawatan gizi terhadap keluarga termasuk anak.

Keberhasilan pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah dan masyarakat sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia. Indikator yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia antara lain Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM). Pada umumnya IPM dan IKM mempunyai komponen yang sama, yaitu angka harapan hidup (tingkat kesehatan), penguasaan ilmu pengetahuan (tingkat pendidikan) dan standar kehidupan yang layak (tingkat ekonomi). Pada IPM, standar hidup layak dihitung dari pendapatan per kapita, sementara IKM diukur dengan persentase penduduk tanpa akses terhadap air bersih, fasilitas kesehatan, dan balita kurang gizi.

Tiga faktor utama penentu IPM yang dikembangkan UNDP adalah tingkat pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Ketiga faktor tersebut erat kaitannya dengan status gizi masyarakat. Pada tahun 2003 IPM Indonesia pada peringkat 112 dari 175 negara, sementara IKM pada peringkat 33 dari 94 negara. Jika dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya, dapat dilihat pada tabel berikut:

NEGARA IPM PERINGKAT IKM PERINGKAT

Singapore 88.4 28 6.3 6

Brunei Darussalam 87.2 31 - -

Malaysia 79.0 58 - -

Thailand 76.8 74 12.9 24

Philipine 75.1 85 14.8 28

Vietnam 68.8 109 19.9 39

Indonesia 68.2 112 17.9 33

Cambodia 55.6 130 42.8 73

Myanmar 54.9 131 25.7 45

Laos 52.5 135 40 66

Sumber: Direktorat Gizi Masyarakat

Salah satu prioritas pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah upaya perbaikan gizi yang berbasis pada sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. Kurang gizi akan berdampak pada penurunan kualitas SDM yang lebih lanjut dapat berakibat pada kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan kecerdasan, menurunkan produktivitas, meningkatkan kesakitan serta kematian. Visi pembangunan gizi adalah “Mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi masyarakat/keluarga yang optimal”.

Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama, yaitu kurang gizi mikro dan kurang gizi makro. Kurang gizi makro pada umumnya disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein dibanding kebutuhannya yang menyebabkan gangguan kesehatan, sedangkan kurang gizi mikro disebabkan kekurangan zat gizi mikro (Dinkes Purworejo,2006). Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjdinya kekurangan gizi menahun. Anak balita

Page 28: MAKALAH mulok

sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umurnya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalu sedikit dibawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh dibawah standar disebut gizi buruk. Menurut Departemen Kesehatan, pada tahun 2003 terdapat sekitar 27,5% (5 juta balita kurang gizi), 3,5 juta anak (19,2%) dalam tingkat gizi kurang dan 1,5 juta anak gizi buruk (8,3%). WHO tahun 1999 mengelompokan wilayah berdasarkan prevalensi gizi kurang ke dalam empat kelompok, yaitu rendah (<10%), sedang (10-19%), tinggi (20-29%) dan sangat tinggi (>30%).

1.2 Rumusan Masalah1.      Apa pengertian dari gizi buruk?2.      Apa faktor penyebab dari gizi buruk?3.      Apa saja tipe dari gizi buruk?4.      Apa akibat yang timbul dari gizi buruk?5.      Apa saja pecegahan terhadap gizi buruk?6.      Bagaimana masalah gizi di Indonesia?

1.3           Tujuan Penulisan1.      Untuk mengetahui pengertian dari gizi buruk.2.      Untuk mengetahui penyebab dari gizi buruk.3.      Untuk mengetahui tipe dari gizi buruk.4.      Untuk mengetahui akibat dari gizi buruk.5.      Untuk mngetahui pecegahan terhadap gizi buruk.6.      Untuk mengetahui masalah gizi di Indonesia.

BAB IITINJAUAN TEORI

2.1 PengertianGizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat

yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein serta makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus ( menurut BB terhadap TB ) dan hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor. Ada beberapa cara untuk mengetahui seorang anak terkena busung lapar (gizi buruk) yaitu :

1. Dengan cara menimbang berat badan secara teratur setiap bulan. Bila perbandingan berat badan dengan umurnya dibawah 60% standar WHO-NCHS, maka dapat dikatakan anak tersebut terkena busung lapar (Gizi Buruk).

2. Dengan mengukur tinggi badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA) bila tidak sesuai dengan standar anak yang normal waspadai akan terjadi gizi buruk.

2.2 Faktor Penyebab Gizi Buruk

Page 29: MAKALAH mulok

Banyak faktor yang yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk. Penyebab gizi buruk terdiri dari penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung terjadinya gizi buruk, yaitu:

1. Kurangnya asupan gizi dari makanan.

Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan. Bayi dan balita tidak mendapat makanan yang bergizi, dalam hal ini makanan alamiah terbaik bagi bayi yaitu air susu ibu, dan sesudah usia enam bulan anak tidak mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya. MP-ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B, serta vitamin dan mineral lainnya. MP-ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah sering kali anaknya harus puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi balita karena ketidaktahuan.

2. Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi.

Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik. Terjadinya kejadian infeksi penyakit ternyata mempunyai hubungan timbal balik dengan gizi buruk. Anak yang menderita gizi buruk akan mengalami penurunan daya tahan sehingga anak rentan terhadap penyakit infeksi. Disisi lain anak yang menderita sakit infeksi akan cenderung menderita gizi buruk cakupan pelayanan kesehatan dasar terutama imunisasi, penanganan diare, tindakan cepat pada balita yang tidak naik berat badan, pendidikan, penyuluhan kesehatan dan gizi, dukungan pelayanan di posyandu, penyediaan air bersih, kebersihan lingkungan akan menentukan tinggi rendahnya kejadian penyakit infeksi. Mewabahnya berbagai penyakit menular akhir-akhir ini seperti demam berdarah, diare, polio, malaria, dan sebagainya secara hampir bersamaan dimana-mana, menggambarkan melemahnya pelayanan kesehatan yang ada di daerah. Berbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi yang jelek. Resiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. WHO memperkirakan bahwa 54% penyebab kematian bayi dan balita didasari oleh keaadaan gizi anak yang jelek.

Ada berbagai penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang diantaranya yaitu:

1.      Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. 

Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota

keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. Namun kemiskinan

kadang menjadikan hambatan dalam penyediaan pangan bagi keluarga.

2.      Pola pengasuhan anak kurang memadai.  

Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan

dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan

Page 30: MAKALAH mulok

sosial. Di masa modern ini pengasuhan anak kadang kita serahkan kepada pembantu yang

belum tentu tahu perkembangan dan kebutuhan makan anak.

3.      Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.   

Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan

sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.

Berbagai kesulitan air bersih dan akses sarana pelayanan kesehatan menyebabkan kurangnya

jaminan bagi keluarga. Pokok masalah gizi buruk di masyarakat yaitu kurangnya

pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat berkaitan

dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung. Hal ini dapat ditanggulangi dengan

adanya berbagai kegiatan yang ada di masyarakat seperti posyandu, pos kesehatan. 

Ketiga faktor tidak langsung tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan,

dan keterampilan keluarga. Semakin tinggi pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan,

terdapat kemungkinan semakin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, semaikin baik pola

pengasuhan anak, dan semakin banyak keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan yang

ada.

Berbagai faktor langsung dan tidak langsung di atas, berkaitan dengan pokok masalah

yang ada di masyarakat dan akar masalah yang bersifat nasional. Pokok masalah di

masyarakat antara lain berupa ketidakberdayaan masyarakat dan keluarga mengatasi masalah

kerawanan ketahanan pangan keluarga, ketidaktahuan pengasuhan anak yang baik, serta

ketidakmampuan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia. Akar masalah gizi buruk

adalah kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan sumber

daya masyarakat terkait dengan meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang

disebabkan oleh krisis ekonomi, politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia.

Keadaan tersebut telah memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan

ketahanan pangan keluarga yang tidak memadai.

2.3 Tipe Gizi BurukMenurut situs Dinas Kesehatan Pemda Ibukota Jakarta,keadaan gizi buruk ini secara

klinis dibagi menjadi 3 tipe:1.      Kwashiorkor

Kwashiorkor adalah suatu keadaan di mana tubuh kekurangan protein dalam jumlah besar. Selain itu, penderita juga mengalami kekurangan kalori. Nama kwashiorkor berasal dari suatu daerah di Afrika, artinya “penyakit anak yang terlantar” atau disisihkan karena ibunya mengandung alergi dan tidak lagi memberikan air susu ibu padanya. Tanpa mengganti air susu ibu dan dapat tambahan pangan yang seimbang anak (umumnya berumur kurang lebih 18 bulan) kurang mendapat protein. Jenis penyakit ini sering dijumpai pada bayi dan anak

Page 31: MAKALAH mulok

usia 6 bulan sampai 5 tahun pada keluarga berpenghasilan rendah, dan umumnya kurang sekali pendidikannya. Kurang protein pangan adalah penyebab utama kwashiorkor sedang zat pangan pemberi tenaga mungin cukup diperolehnya atau bahkan berlebihan. Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju seperti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka. Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk. Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan lemahnya sistem imun. Tinggi maksimal dan kempuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara permanen. Penanganan dini pada kasus-kasus kwashiorkor umumnya memberikan hasil yang baik. Penanganan yang terlambat (late stages) mungkin dapat memperbaiki status kesehatan anak secara umum, namun anak dapat mengalami gangguan fisik yang permanen dan gangguan intelektualnya. Kasus-kasus kwashiorkor yang tidak dilakukan penanganan atau penanganannya yang terlambat, akan memberikan akibat yang fatal. Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut diatas antara lain:

a. Pola makanProtein adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadinya kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.

b. Faktor sosialHidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-temurun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.

c. Faktor ekonomiKemiskinan keluarga/penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.

d. Faktor infeksi dan penyakit lainTelah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.Tanda dan gejala klinis yang timbul pada kwashiorkor antara lain:

a.       Rambut tipis berwarna merah seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit.

b.      Edema pada seluruh tubuh terutama pada punggung kaki dan bila ditekan akan meninggalkan bekas.

Page 32: MAKALAH mulok

c.       Kelainan kulit (dermatosis) seperti timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas.

d.      Wajah membulat dan sembab (moon face).e.       Pandangan mata sayu.f.       Pembesaran hati.g.      Sering disertai penyakit infeksi akut,  diare, ISPA, dll.h.      perubahan status mental menjadi cengeng, rewel, kadang apatis.i.        Otot mengecil (hipotrofi) dan menyebabkan lengan atas kurus sehingga ukuran LILA-nya

kurang dari 14 cm.Dari sekian banyak gejala klinis, ada beberapa gejala klinis tersebut yang khas pada penderita kwashiorkor. Tanpa gejala klinis yang khas ini, penegakkan diagnosis kwashiorkor tidak dapat ditegakkan. Gejala yang khas tersebut adalah edema, rambut yang tidak hitam, mudah rontok, jarang dan tipis, perut buncit karena hepatomegali, dan crazy pavement dermatosis. Karena adanaya edema, maka kwashiorkor bisa disebutedematous protein calorie malnutrition.

2.      Marasmus Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland, 1998:649). Yang mencolok pada keadaan nutritional marasmus ialah pertumbuhan yang berkurang atau terhenti disertai atrofi otot dan menghilangnya lemak bawah kulit. Pada permulaan kelainan demikian merupakan proses fisiologik. Untuk berlangsungnya hidup jaringan, maka tubuh memerlukan energi yang tidak dapat dipenuhi oleh makanan yang diberikan, sehingga harus didapat dari tubuh sendiri, sehingga cadangan protein dipakai juga untuk memenuhi energi. Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat, karena kelainan metabolik atau malformasi kongenital (Nelson,1999). Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf pusat (Dr. Solihin, 1990:116). Tanda dan gejala yang terjadi seperti:

1.      Wajah seperti orang tua.2.      Mudah menangis/cengeng dan rewel.3.      Sering disertai penyakit infeksi (diare, umumnya kronis berulang, TBC).4.      Badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit.5.      Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (pakai celana longgar-

baggy pants).6.      Perut cekung.7.      Iga gambang.

Karena tidak ada edema, maka marasmus sering disebut non edematous protein calorie malnutrition.

3.      Marasmic-KwashiorkorPenyakit ini merupakan gabungan dari marasmus dan kwashiorkor dengan gabungan gejala yang menyertai seperti:

a.       Berat badan penderita hanya berkisar di angka 60% dari berat normal. Gejala khas kedua penyakit tersebut nampak jelas, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit dan sebagainya.

Page 33: MAKALAH mulok

b.      Tubuh mengandung lebih banyak cairan, karena berkurangnya lemak dan otot.c.       Kalium dalam tubuh menurun drastis sehingga menyebabkan gangguan metabolik seperti

gangguan pada ginjal dan pankreas.d.      Mineral lain dalam tubuh pun mengalami gangguan, seperti meningkatnya kadar natrium dan

fosfor inorganik serta menurunnya kadar magnesium.Gejala klinis Kwashiorkor-Marasmus tidak lain adalah kombinasi dari gejala-gejala masing-masing penyakit tersebut.

2.4 Akibat Gizi Buruk 1.   Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangi oleh tenaga kesehatan.2.   Kurang cerdas.3.   Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih rendah dari normal.4.   Sering sakit infeksi seperti batuk,pilek,diare,TBC,dan lain-lain.

2.5 Pencegahan Gizi BurukBeberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak, yaitu:

1.      Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.

2.      Anak diberi makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.

3.      Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter.

4.      Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.

5.      Jika anak menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.

2.6 Masalah Gizi di Indonesia

Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi makrodan kurang gizi mikro. Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein. Masalah gizi makro adalah masalah gizi yang utamanya disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan protein. Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai dengan kekurangan zat gizi mikro.

Kesepakatan global dalam bidang pangan dan gizi terutama World Summit for Children 1990, international Conference on Nutrition 1992 di Roma dan World Food Summit 1996 menetapkan sasaran program pangan dan perbaikan gizi yang harus dicapai oleh semua negara. Sasaran global tersebut sampai saat ini menjadi salah satu acuan pokok di dalam

Page 34: MAKALAH mulok

pembangunan program pangan dan gizi di semua negara termasuk Indonesia. Pembangunan program pangan dan gizi di Indonesia selam 30 tahun terakhir menunjukan hasil yang positif. Analisis penyediaan pangan tahun 1999 secara makro disimpulkan bahwa persediaan energi dan protein per kapita/hari masing-masing sebesar 2.890 Kkal dan 62,7 gram, telah memenuhi kecukupan yang dianjurkan. Masalah pangan baru terlihat pada tingkat konsumsi rumah tangga. Data tahun 1998 menunjukan bahwa antara 49% sampai 53% rumah tangga di berbagai daerah mengalami defisit energi (konsumsi < 70% kebutuhan energi). Defisit pangan di tingkat rumah tangga disertai distribusi pangan antar anggota keluarga yang tidak baik didasari pengetahuan atau perilaku gizi yang belum memadai berakibat munculnya masalah kurang gizi.

Gambaran makro perkembangan keadaan gizi masyarakat menunjukan kecenderungan yang sejalan. Prevalensi kurang energi protein pada balita turun dari 37,5% pada tahun 1989 menjadi 26,4% pada tahun 1999. Penurunan serupa juga terjadi pada prevalensi masalah gizi lain. Prevalensi gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin A, dan anemia gizi pada tahun 1998 masing-masing 9,8%, 0,3%, dan 50,9%. Dibandingkan dengan sasaran global yang disepakati, keadaan gizi masyarakat di Indonesia masih jauh ketinggalan. Sebagai contoh, pada tahun 2005 diharapkan terjadi penurunan prevalensi kurang energi protein menjadi 20%, gangguan akibat kurang yodium menjadi 5%, anemnia gizi menjadi 40%, dan bebas masalah kebutaan akibat kurang vitamin A.

Krisis ekonomi yang terjadi sejak 1997 semakin memperburuk keadaan gizi masyarakat. Selama krisis, ada kecenderungan meningkatnya prevalensi gizi kurang dan gizi buruk terutama pada kelompok umur 6-23 bulan. Munculnya kasus-kasus marasmus, kwashiorkor merupakan indikasi adanya penurunan ketahanan pangan tingkat rumah tangga. Upaya untuk mencegah semakin memburuknya keadaan gizi masyarakat di masa mendatang harus dilakukan segera dan direncanakan sesuai masalah daerah sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Provinsi sebagai daerah otonom, mengatur kewenangan pemerintahan daerah dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan termasuk pembangunan di bidang pangan dan gizi. Iklim baru ini merupakan peluang untuk percepatan pencapaian sasaran nasional dan global. Adanya kebijakan dan strategi yang tepat, program yang sistematis mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan akan sangat mendukung pencapaian sasaran nasional.

Page 35: MAKALAH mulok

BAB IIIPENUTUP

3.1  KesimpulanGizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat

yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi dan protein dan makanan sehari-hari

dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Penyebab gizi buruk terdiri dari penyebab

langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung, yaitu kurangnya asupan gizi dari makanan,

akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Sedangkan penyebab tidak

langsungnya yaitu ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, pola pengasuhan anak

kurang memadai, pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Tipe gizi buruk

terdiri dari marasmus, kwashiorkor, marasmic-kwashiorkor.

3.2 SaranKetidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk terlambat.

Seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi buruk belum mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah pemerintah melakukan tindakan (serius). Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila tidak didukung masyarakat itu sendiri. Sebab, perilaku masyarakat yang sudah membudaya selama ini adalah,anak-anak yang menderita penyakit kurang mendapatkan perhatian orang tua. Anak-anak itu hanya diberi makan seadanya, tanpa peduli akan kadar gizi dalam makanan yang diberikan. Apalagi kalau persediaan pangan keluarga sudah menipis. Tanpa data dan informasi yang cermat dan lengkap sebaiknya jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa adanya gizi buruk identik dengan kemiskinan. Dan seharusnya para ibu mengupayakan sesuatu yang terbaik untuk anaknya yang nantinya anak tersebut dapat menolong sang ibu.

Page 36: MAKALAH mulok

Makalah Malnutrtisi atau Gizi Buruk

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangAkhir-akhir ini kita dikejutkan dengan ditemukannya pasien–pasien yang masuk ke rumah sakit dalam kondisi status Gizi Buruk. Umumnya pasien–pasien tersebut adalah balita. Dengan ditemukannya pasien–pasien dengan status Gizi Buruk, berarti kondisi di daerah asal pasien dinyatakan sedang mengalami KLB ( Kejadian Luar Biasa ).Berdasarkan hal tersebut, masyarakat dihimbau agar lebih memperhatikan keadaan Gizi dalam keluarganya.Mengapa kita perlu memperhatikan keadaan Gizi kita? Seberapa pentingkah faktor Gizi dalam kehidupan kita ?Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia. Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian tetapi juga menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan sel-sel otak yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan.Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat Gizi Buruk ?Berbagai masalah yang timbul akibat Gizi buruk antara lain tingginya angka kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR) Hal ini disebabkan, jika Ibu hamil menderita kurang Energi Protein akan berpengaruh pada gangguan fisik, mental dan kecerdasan anak, dan juga meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang kurang zat besi dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak, yang dikemudian hari dapat mengurangi IQ anak.Secara umum gizi buruk pada bayi, balita dan ibu hamil dapat menciptakan generasi yang secara fisik dan mental lemah. Dilain pihak anak gizi buruk rentan terhadap penyakit karena

Page 37: MAKALAH mulok

menurunnya daya tahan tubuh.

1.2 TujuanMempelajari berbagai ilmu tentang ilmu gizi untuk memenuhi rasa keingin tahuan kami sebagai mahasiswa dan untuk belajar lebih dalam tentang ilmu gizi terutama tentang malnutrisi, juga untuk melaksanakan tugas yang telah dosen kami berikan pada kami tim penulis.

BAB IIMALNUTRISI

2.1 Apa itu malnutrisi?Kebutuhan tubuh akan makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein) tidak terpenuhi2.2 Penyebab Gizi buruk

1. Penyebab tak langsungKurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit infeksi, cacat bawaan, dan menderita penyakit kanker.

2. Penyebab langsungKetersediaan pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan kesehatan. Sedangkan faktor-faktor lain selain faktor kesehatan, tetapi juga merupakan Masalah Utama Gizi buruk adalah Kemiskinan, Pendidikan rendah, Ketersediaan pangan dan kesempatan kerja. Oleh karena itu, untuk mengastasi gizi buruk dibutuhkan kerjasama lintas sektor.

2.3 Klasifikasi Malnutrisi:• Ringan• Sedang• Berat

2.4 Bagaimana Mengetahuinya?A. KlinisB. AntropometrikC. LaboratoriumKeterangan :KlinisUntuk malnutrisi ringan dan sedang → gejala klinis tidak terlalu jelasUntuk malnutrisi berat dapat dibedakan antara marasmus atau kwashiorkor atau campuran keduanyaAntropometrik• Lebih ditujukan untuk menemukan malnutrisi ringan dan sedang. Pada pemeriksaan antropometrik, dilakukan pengukuranpengukuran Fisik anak (berat, tinggi, lingkar lengan, dll) dan dibandingkan dengan angka standard (anak normal) Untuk anak, terdapat 3 parameter yang biasa digunakan, yaitu:• Berat dibandingkan dengan umur anak• Tinggi dibandingkan dengan umur anak• Berat dibandingkan dengan tinggi/panjang anak

Page 38: MAKALAH mulok

Laboratorium• Pemeriksaan laboratorium, misalnyapemeriksaan kadar darah merah (Hb) dankadar protein (albumin/globulin) darah,dapat dilakukan pada anak denganmalnutrisi. Dengan pemeriksaanlaboratorium yang lebih rinci, dapat pulalebih jelas diketahui penyebab malnutrisidan komplikasi-komplikasi yang terjadipada anak tersebut.

BAB IIIGEJALA DAN TANDA GIZI BURUK

Ada 3 macam tipe Gizi buruk, yaitu :1. Tipe Kwashiorkor, dengan tanda-tanda dan gejala adalah sebagai berikut:

a. Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.b. Perubahan Status mentalc. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontokd. Wajah membulat dan sembabe. Pandangan mata sayuf. Pembesaran hatig. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupash. Gangguan pertumbuhan badan. Berat dan panjang badan anak tidak dapat mencapai berat dan panjang yang semestinya sesuai dengan umurnya.i. Perubahan aspek kejiwaan, yaitu anak kelihatan memelas, cengeng, lemah dan tidak ada selera makan.j. Otot tubuh terlihat lemah dan tidak berkembang dengan baik walaupun masih tampak adanya lapisan lemak di bawah kulit.

2. Tipe Marasmus, dengan tanda-tanda dan gejala sebagai berikut:

a. Tampak sangat kurusb. Cengeng, rewelc. Kulit keriputd. Perut cekunge. Anak tampak sangat kurus dan kemunduran pertumbuhan otot tampak sangat jelas sekali apabila anak dipegang pada ketiaknya dan diangkat. Berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan seharusnya menurut umur.f. Wajah anak tampak seperti muka orang tua. Jadi berlawanan dengan tanda yang tampak pada kwashiorkor. Pada penderita marasmus, muka anak tampak keriput dan cekung sebagaimana layaknya wajah seorang yang telah berusia lanjut. Oleh karena tubuh anak sangat kurus, maka kepala anak seolah-olah terlalu besar jika dibandingkan dengan badannya.

Page 39: MAKALAH mulok

g. Pada penderita marasmus biasanya ditemukan juga tanda-tanda defisiensi gizi yang lain seperti kekurangan vitamin C, vitamin A, dan zat besi serta sering juga anak menderita diare.

3. Tipe, Marasmik-KwashiorkorMerupakan gabungan beberapa gejala klinik Kwashiorkor – MarasmusPenyakit Penyerta / Penyulit pada Anak Gizi Buruk seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, anak yang berada dalam status gizi buruk, umumnya sangat rentan terhadap penyakit. Seperti lingkaran setan, penyakit-penyakit tersebut justru menambah rendahnya status gizi anak. Penyakit-penyakit tersebut adalah:a. ISPAb. Diare persistenc. Cacingand. Tuberkulosise. Malariaf. HIV / AIDS

Bagaimana penanganan anak dengan kasus Gizi buruk?Pemberian makanan secara teratur, bertahap, porsi kecil, sering dan mudah diserap. Makan aneka ragam makanan, beri ASI, makanan mengandung minyak, santan dan lemak, berikan buah-buahan.

Bagaimana cara mengatasi masalah Gizi ? Lingkungan harus disehatkan misalnya dengan mengupayakan pekarangan rumah menjadi taman gizi Perilaku harus diubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS).

Bagaimana Mengobatinya?• Pada malnutrisi sedang dan ringan pengobatan dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi, dengan menu yang seimbang, mengandung karbohidrat dan protein dalam jumlah yang cukup. Perlu juga dicari dan diobati penyakit lain yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak (misalnya penyakit cacing, diare, dll)• Anak dengan keadaan malnutrisi berat sering berada dalam keadaan darurat karena itu sebaiknya dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan

BAB IVPHBS (Perilaku harus diubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

* Makan dengan Gizi seimbang* Minum tablet besi selama hamil* Memberi bayi ASI eksklusif* Mengkonsumsi garam beryodium* Memberi bayi dan balita kapsul vitamin A.

Pemecahan masalah Gizi.Masalah Gizi buruk, tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan. Gizi Buruk merupakan dampak dari berbagai macam penyebab. Seperti rendahnya tingkat pendidikan, kemiskinan, ketersediaan pangan, transportasi, adat istiadat (sosial budaya), dan sebagainya.

Page 40: MAKALAH mulok

Oleh karena itu, pemecahannyapun harus secara komprehensip.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) dapat merupakan titik pangkal bagi terciptanya lingkungan sehat dan hilangnya pengganggu kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam praktiknya kedua hal tersebut diupayakan melalui perilaku manusia. Lingkungan akan menjadi sehat, jika manusia mau berperilaku hidup bersih dan sehat. Pengganggu kesehatan juga akan dihilangkan jika manusia mau berperilaku untuk mengupayakannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penyebab utama timbulnya masalah-masalah Gizi dalam bidang kesehatan adalah masalah perilaku. Misalnya untuk mencegah terjadinya kekurangan Protein pada balita, maka perilaku ibu dalam memberi makan balitanya harus diubah, sehingga menjadi pola makan dengan gizi seimbang. Perilaku keluarga dalam memanfaatkan pekarangan juga harus diubah, sehingga pekarangan menjadi taman gizi.

Strategi Departemen Kesehatan untuk penanganan Gizi Buruk

* Menggerakan dan memberdayakan Masyarakat untuk hidup Sehat* Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas* Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan* Meningkatkan pembiayaan kesehatanGangguan Kesehatan Akibat Kekurangan Vitamin ATerjadinya kekurangan vitamin A adalah sebagai akibat berbagai sebab seperti berikut ini :a. Tidak adanya cadangan vitamin A dalam tubuh anak sewaktu lahir karena semasa dalam kandungan, ibunya kurang sekali mengkonsumsi makanan sumber vitamin A.b. Kadar Vitamin A dalam air susu ibu (ASI) rendah. Hal ini disebabkan konsumsi vitamin A ibu yang rendah pada masa menyusui.c. Anak diberi makanan pengganti ASI yang kadar vitamin A-nya rendah.d. Anak tidak menyukai bahan makanan sumber vitamin A terutama sayursayuran.e. Gangguan penyerapan vitamin A oleh dinding usus oleh karena berbagai sebab seperti rendahnya konsumsi lemak atau minyak.

Kekurangan vitamin A dapat meyebabkan cacat menetap pada mata (buta) yang tidak dapat disembuhkan. Xerophthalmia sebagai akibat kekurangan vitamin A merupakan penyebab kebutaan tertinggi, dan yang memprihatinkan adalah penderitanya justru anak-anak usia balita yang merupakan tunas bangsa.Penanggulangan kekurangan vitamin A dilakukan selain dengan jalan penyuluhan guna memperbaiki makanan keluarga agar lebih banyak mengkonsumsi bahan makanan sumber vitamin seperti sayuran hijau dan buah-buahan berwarna, dilakukan juga pemberian vitamin dosis tinggi yaitu 200.000 – 300.000 SI kepada anak balita.Gangguan Kesehatan Akibat Kekurangan Zat Besi (Anemia Gizi)Besi adalah mineral mikro yang mempunyai peran penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Mineral tersebut terdapat dalam darah dan semua sel tubuh. Zat besi dalam darah merah berada sebagai bagian dari hemoglobin dan pigmen sel merah. mineral tersebut bertindak sebagai pembawa oksigen dan karbondioksida.

Jika tidak terdapat cukup besi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, maka jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berkurang dan keadaan tidak sehat timbul yang dikenal sebagai anemia gizi. Rendahnya kadar hemoglobin dalam darah dilihat apabila bagian kelopak mata penderita

Page 41: MAKALAH mulok

terlihat berwarna pucat. Kadar baku hemoglobin dalam darah yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang menderita anemia gizi adalah seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Kadar Baku Hb dalam Darah

Umur (thn) Jenis Kelamin Kadar Hb (g/100ml)0,5 – 4 Pria / wanita 10,85 – 9 Pria / wanita 11,510 – 14 Pria / wanita 12,5Dewasa pria 14,0Dewasa wanita 12,0Wanita hamil 10,0Sumber : Jellife (1996) dalam Sjahmien Moehji (1986)

Zat besi terutama banyak sekali hanya terdapat dalam sayur-sayuran. Demikian juga asam folat, sedang bitamin B12 hanya terdapat dalam bahan makanan yang berasal dari hewan. Pencegahan anemia gizi selain dengan mengkonsumsi bahan makanan sumber zat besi juga dapat dilakukan dengan jalan memberikan zat besi dalam bentuk tablet kepada wanita hamil terutama dalam masa tiga bulan terakhir menjelang anak lahir.

Gangguan Kesehatan Akibat Kelebihan Zat EnergiPerkembangan ekonomi yang pesat, menyebabkan peningkatan pendapatan penduduk. Hal ini ditandai dengan terjadinya pergeseran pola konsumsi kearah yang lebih beraneka ragam. Proporsi sumber kalori dari karbohidrat khususnya beras, berkurang dan diikuti dengan meningkatnya lemak dan protein terutama dari sumber hewani.Dengan meningkatnya pendapatan ini, mereka yang hidup di kota dengan gaya serta pola makan seperti orang barat, biasanya menjadi menderita karena kelebihan gizi ini. Pola makan mereka biasanya mengkonsumsi terlalu banyak protein, lemak, makanan tak berserat.Kelebihan zat gizi dalam hal ini zat energi dalam jangka waktu yang berkesinambungan akan menyebabkan berat badan meningkat, timbunan lemak meningkat dan terjadi kegemukan (obesitas). Biasanya orang yang gemuk sulit bergerak cepat, gerakan jadi lamban dan biasanya lebih lanjut mudah terkena gangguan fungsional jantung dan ginjal.Tambahan konsumsi energi berikutnya pada penderita kegemukan akan menyebabkan energi bersifat racun atau mendekatkan diri pada kematian dibanding daya manfaat yang sebenarnya. Demikian pula konsumsi protein yang berlebihan menyebabkan beban kerja ginjal semakin berat, dan bila terus berlebih akan menimbulkan gangguan pada ginjal. Dampak lain dari kelebihan konsumsi energi dan protein ini selain penyakit jantung dan ginjal, juga dapat mengakibatkan penyakit darah tinggi, kencing manis, kanker.Penanggulangan penyakit akibat gizi lebih, harus dimulai dari pengaturan makanan, artinya dengan mengurangi porsi makanan yang biasa dikonsumsi, mengurangi konsumsi gula, garam, lemak, dan meningkatkan konsumsi makanan yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan.Gizi.net - SAAT ini bukan cuma kekurangan gizi yang menjadi masalah, tetapi juga kelebihan gizi. Kelebihan dan kekurangan gizi saat ini bisa dikategorikan ke dalam kelompok penyakit.Menurut dr Endang Darmoutomo SpGK, kelebihan gizi lebih mengarah pada penyakit degeneratif, sedangkan kekurangan gizi lebih ke arah rendahnya daya tahan tubuh, cepat lelah, lesu, lemah, dan gampang sakit.

Page 42: MAKALAH mulok

''Kelebihan gizi tidak baik apalagi kekurangan gizi. Oleh sebab itu, lebih dianjurkan untuk mengonsusmi makanan bergizi dan seimbang,'' kata ahli gizi dari Siloam Hospital Gleneagles Lippo Karawaci, Tangerang, Banten.Untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan atau kelebihan gizi, jelas Endang, secara kasar bisa dilihat dari berat badannya. Pada bayi dan anak-anak yang sedang tumbuh, misalnya, dapat dilakukan dengan melihat grafik umur dengan berat badan. Untuk orang dewasa dilakukan dengan menghitung body mass index/BMI atau indeks massa tubuh (IMT), yaitu berat badan (dalam kg) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter).''Seseorang yang mempunyai IMT 19-25 dapat dikatakan mempunyai berat badan sehat dan telah mendapat asupan gizi (khususnya sumber energi) yang cukup. Untuk orang yang IMT-nya di atas 25 menunjukkan risiko lebih tinggi untuk penyakit yang berhubungan dengan obesitas.Obesitas yaitu suatu kondisi yang dicirikan oleh kelebihan lemak tubuh. Kelebihan lemak pada laki-laki didefinisikan sebagai level lemak tubuh lebih dari 20% dari berat total dan untuk wanita lebih dari 25% dari total berat badan.

ObesitasPenyebab obesitas, jelas Endang, dipengaruhi beberapa faktor, yaitu pertama, suatu asupan makanan berlebih. Dua, rendahnya pengeluaran energi basal, dan ketiga, kurangnya aktivitas fisik. Terjadinya obesitas karena adanya ketidakseimbangan antara asupan energi dan energi yang dikeluarkan atau digunakan untuk beraktivitas."Karena asupan terlalu banyak sementara pengeluaran kurang atau kurang aktivitas fisik, maka terjadilah overweight (kelebihan berat) dan selanjutnya terjadi obese (kegemukan). Tetapi, obesitas juga dapat terjadi karena faktor genetika.''Anak yang dilahirkan dari orang tua yang keduanya obese mempunyai peluang 75% untuk obese juga. Bila salah satu orang tuanya obese, maka peluangnya sekitar 40% dan bila kedua orang tuanya tidak obese peluangnya hanya 10%. Untuk melihat seseorang obese atau tidak, bisa dengan menghitung BMI-nya.Beberapa penyakit akibat dari kekurangan gizi ini di antaranya adalah penyakit Kurang Energi Protein (KEP), yang ditunjukkan dengan dua keadaan: kwasiorkor dan marasmus. Marasmus disebabkan defisit energi dan protein yang parah, di mana korban akan mempunyai sedikit sekali atau bahkan tidak punya simpanan lemak, massa otot kecil, dan sangat lemah. Penyakit ini bisa menimbulkan kematian akibat sering terkena infeksi karena tidak mempunyai daya tahan terhadap penyakit.Sedangkan kwasiorkor terjadi terutama pada anak-anak yang defisit energinya tidak terlalu parah), namun defisit proteinnya parah. Orang yang terkena kwasiorkor ditunjukkan dengan edema berupa pertumbuhan yang buruk, lemah, dan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit. Penyakit kurang gizi lainnya adalah terjadinya gondok, badan kerdil, dan kurang kecerdasan karena kekurangan mineral yodium. Lebih lanjut, Endang mengatakan orang tua jangan menganggap remeh gizi. Sebab, ada beberapa penyakit akibat kekurangan gizi yang bisa membuat cacat seseorang. Kekurangan vitamin A, misalnya, menyebabkan rabun ayam sampai kebutaan, terganggunya pertumbuhan dan menurunnya daya tahan terhadap penyakit; kurang vitamin D menyebabkan terjadinya demineralisasi tulang, yang dapat menyebabkan penyakit ricket pada anak-anak dan osteomalacia pada orang dewasa.Kurang vitamin B1 menyebabkan beri-beri; kurang asam nikotinat menyebabkan kulit kasar atau pellagra, kurang riboflavin menyebabkan seborrheic dermatitis sekitar hidung dan mulut,

Page 43: MAKALAH mulok

dermatitis dan pruritus dari scrotum dan vulva dsb; kurang biotin menyebabkan maculosquamous dermatitis pada leher, tangan dan lengan, dan kaki; kurang asam folat menyebabkan megaloblastic anemia serta neural tube defect (NTD) atau cacat tulang belakang pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang defisien asam folat; kurang vitamin C menyebabkan sariawan dan gusi berdarah; dan masih banyak lagi penyakit akibat kurang gizi. (Nda/V-1)

BAB VPENUTUP5.1 SimpulanKurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit infeksi, cacat bawaan, dan menderita penyakit kanker. Ketersediaan pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan kesehatan. Sedangkan faktor-faktor lain selain faktor kesehatan, tetapi juga merupakan Masalah Utama Gizi buruk adalah Kemiskinan, Pendidikan rendah, Ketersediaan pangan dan kesempatan kerja. Oleh karena itu, untuk mengastasi gizi buruk dibutuhkan kerjasama lintas sektor. Pada malnutrisi sedang dan ringan pengobatan dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi, dengan menu yang seimbang, mengandung karbohidrat dan protein dalam jumlah yang cukup. Perlu juga dicari dan diobati penyakit lain yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak (misalnya penyakit cacing, diare, dll). Anak dengan keadaan malnutrisi berat sering berada dalam keadaan darurat karena itu sebaiknya dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan.

Daftar Pustaka

(http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1079596198,93802,)(http://www.malukuprov.go.id/index.php/kesehatan/47-kesehatan/66-gizi-buruk)(http://www.smallcrab.com/anak-anak/530-gangguan-kesehatan-akibat-kurang-gizi)(http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1079596198,93802,)