Makalah Mtu Ayam Lokal

8/19/2019 Makalah Mtu Ayam Lokal

1/18

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK UNGGAS

PERKEMBANGAN PETERNAKAN AYAM LOKAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Manajemen Ternak Unggas

Oleh :

Kelompok 2

Kelas E

FARIS ALIYONO 2!!""!"#!"$%

EMMA YULIANA 2!!""!"2!#&!

ERINNE 'I NAN'A 2!!""!"#!#&2

MAHAR'HIKA PRATAMA 2!!""!"#!#&$

TISYA AMAN'A 2!!""!"#!#($

FA'HILAH A))IKRA 2!!""!"#!#*!

FAKULTAS PETERNAKAN

UNI+ERSITAS PA'JA'JARAN

SUME'ANG

2!"$


2/18

I

PEN'AHULUAN

",", La-a. Belaka/0

Peran ayam lokal dalam kehidupan masyarakat Indonesia cukup erat, karena

bisa dijadikan sumber konsumsi daging dan telur. Produk pangan yang berasal

dari ayam lokal memiliki posisi yang baik karena karakteristik khas yang terdapat

di dalamnya secara umum disukai oleh selera masyarakat.

Sebagai sumber daya genetik asli Indonesia, ayam lokal dapat

dikembangkan guna mendukung kemandirian penyediaan pangan sumber proteinhewani nasional. Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 68 ahun

!""! tentang ketahanan pangan yang menekankan pentingnya kemandirian

penyediaan pangan berbasis sumber daya lokal. #yam lokal merupakan plasma

nut$ah Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena secara

geogra$is sangat mendukung dengan penyebaran populasi hampir di seluruh

pedesaan di Indonesia.

Secara nasional populasi ternak unggas lokal %ayam dan itik& di Indonesia

berada pada posisi kedua dan ketiga dari empat jenis unggas %ayam ras pedaging,

ayam ras petelur, ayam lokal, dan itik lokal& yang digunakan sebagai sumber

pangan %daging dan telur&.

ingkat kontribusi daging ayam ras dalam memenuhi kebutuhan konsumsi

masyarakat lebih besar dari ayam lokal, kemudian dapat disimpulkan bahwa

pre$erensi masyarakat terhadap daging ayam ras jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan ayam lokal. Hal ini lebih disebabkan oleh ketersediaan daging ayam ras

jauh lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan daging ayam lokal. 'lehkarena itu, makalah ini dibuat untuk mengetahui seberapa besar perkembangan

dan kontribusi ayam lokal secara nasional, baik dari segi populasi maupun

produksinya yang berupa daging dan telur.

",2, Maks1 a/ T131a/

(. )engetahui perkembangan populasi ayam lokal.

!. )engetahui perkembangan produksi ayam lokal.


3/18

*. )engetahui kontribusi penyediaan daging ayam lokal.

+. )engetahui kontribusi penyediaan telur ayam lokal.

II

PEMBAHASAN


4/18

Ilustrasi 1. Ayam Lokal

2,", Pe.kem4a/0a/ Pop1las5 A6am Lokal

2,"," Se3a.ah a/ 'esk.5ps5 A6am Lokal

#yam lokal yang ada di Indonesia merupakan hasil domestikasi ayam hutan

merah %Gallus gallus& oleh penduduk setempat %Sulandari et al., !""&.

Nataamijaya %!"""& melaporkan bahwa terdapat *( rumpun ayam lokal yang

sudah teridenti$ikasi di Indonesia. -eberadaan ayam lokal, umumnya tinggal

sedikit bahkan beberapa diantaranya sudah ada yang mengalami kepunahan

%Nataamijaya, !""6&.

#yam lokal atau ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas

yang telah memasyarakat dan tersebar diseluruh pelosok nusantara. #yam lokal

merupakan jenis ayam yang tidak atau belum mengalami usaha pemuliaan. #yam

lokal dikenal juga dengan sebutan ayam buras %unaedi, (/88&.

)eskipun belum mengalami pemuliaan, ayam lokal tetap memiliki beberapa

keunggulan dibandingkan dengan ayam lainnya, diantaranya yaitu ayam lokal

yang dilepas bebas memiliki tingkat kekebalan tubuh yang lebih tinggi dan ayam

lokal dapat hidup tanpa pemberian pakan khusus sehingga biaya pemeliharaan

ayam lokal pun lebih murah %#nwar, !"((&. #kan tetapi, ayam lokal juga

memiliki kekurangan dibandingkan ayam ras, diantaranya tingkat kematian anak

ayam lokal yang relati$ tinggi, serta lamanya masa asuh oleh induk terhadap

anaknya sehingga mengurangi produkti$itas %#nwar, !"((&.

Sosok ayam lokal mudah dibedakan dari ayam ras dan ayam buras lainnya.

Hal ini dikarenakan corak dan warna bulunya yang beragam sehingga menjadi ciri

khas ayam lokal. ika dibandingkan dengan ayam ras, ayam lokal juga jauh lebih

lincah dan akti$ bergerak. 0ahkan, jika dipelihara secara umbaran, ayam lokal

terbiasa hinggap atau istirahat di dahan pohon yang cukup tinggi. Selain itu,


5/18

ukuran tubuhnya juga lebih kecil dibandingkan dengan ayam ras %1achmadan,

!"(!&.

2,",2 Pe.kem4a/0a/ Pop1las5 A6am Lokal 5 I/o/es5a

Selera konsumen khususnya masyarakat Indonesia terhadap ayam lokal

sangat tinggi. Hal itu terlihat dari pertumbuhan populasi dan permintaan ayam

lokal yang semakin meningkat dari tahun ke tahun %0akrie et al., !""*&. Pada

tahun !""(2!""+ permintaan konsumen terhadap ayam lokal pun mengalami

peningkatan sebanyak +,3 4. )empertimbangkan potensi itu, perlu diupayakan

jalan keluar untuk meningkatkan populasi dan produkti5itasnya %#man, !"((&.

paya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan populasi ayam lokal guna

pemenuhan produk pangan menjadi terhambat karena adanya beberapa kendala

diantaranya yaitu skala usaha yang kecil %kepemilikan total tidak lebih dari *"

ekor, dengan jumlah induk betina kurang dari (" ekor&, produksi telur rendah %*"

2 6" butir7tahun&, kelangkaan bibit, pertumbuhan lambat, mortalitas tinggi akibat

penyakit, biaya ransum tinggi, serta diusahakan secara perorangan dengan

pemeliharaan tradisional %unawan, !""!9 1ohaeni et al., !""+&, sehingga para

peternak ayam lokal tidak mampu memenuhi besarnya permintaan pasar. #tas

dasar hal itu, maka dalam pengembangan ayam lokal, terdapat dua simpul titik

tekan yang penting untuk diperhatikan yakni: %(& terdapatnya $enomena

kelangkaan bibit di kalangan para peternak9 dan %!& masih rendahnya

produkti5itas %daging dan telur& ayam lokal %uarini et al., !""3&.

idak hanya kendala yang tadi telah disebutkan, sejak tahun !""* di

Indonesia telah mewabah 5irus Avian Influenza %#I& atau 5irus $lu burung yang

menambah $aktor sulitnya mengembangkan populasi ayam lokal. Hal ini juga

menyebabkan terjadinya penurunan populasi ayam lokal terutama pada tahun

!"";!""8.


6/18

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

200000

220000

240000

260000

280000

300000

0erdasarkan data statistik peternakan tahun !"(3, populasi ayam lokal

mengalami peningkatan yang cukup signi$ikan pada tahun !""6, namun terjadi

penurunan populasi yang signi$ikan pula pada tahun !"" dan !""8. )eskipun

belum ada penelitian komprehensi$ mengenai hal ini, akan tetapi penurunan

populasi pada tahun !"";!""8 disinyalir karena adanya serangan #I secara

sporadis di berbagai daerah.

Populasi ayam lokal kembali mengalami peningkatan dari tahun !""/

sampai dengan tahun !"(+. Peningkatan terjadi secara bertahap namun terus

menerus. Pada tahun !"(+ jumlah populasi ayam lokal di Indonesia telah

mendekati angka !/" ribu ekor, yang berarti populasi ayam lokal sudah hampir

kembali mencapai puncak populasi pada tahun !""6 dimana populasi ayam lokal

mencapai angka !/( ribu ekor.

2,2, Pe.kem4a/0a/ P.o1ks5 A6am Lokal

#yam kampung sendiri merupakan salah satu rumpun ayam lokal di

Indonesia, yang tidak khas alias beragam dalam warna bulu, bentuk jengger,

ukuran tubuh dan kapasitas produksinya. #yam kampung dahulu dan sebagian

sekarang hidupnya di perkampungan dipelihara di pedesaan.

Pada awalnya ayam lokal ini dipelihara secara ekstensi$ tradisional yaitu

dengan cara diumbar dan mencari makanannya sendiri. Namun seiring

perkembanganya, kini ayam lokal sudah banyak yang di pelihara dengan cara

intensi$ atau dikandangkan. Hal itu dikarenakan cara intensi$ dinilai lebih baik

ra$ik (. Po ulasi # am >okal tahun !""3;!"(+


7/18

karena mampu menghasilkan produksi yang maksimal walaupun membutuhkan

waktu yang lebih lama.


8/18


9/18

#yam ras petelur 66,( ,( 8(

Itik lokal *",( *! *!,3

Sumber :


10/18

permintaan pasar. erlebih, pada saat tertentu seperti hari raya, permintaan ayam

lokal bisa melonjak beberapa kali lipat sehingga terjadi ketimpangan yang sangat

tajam antara pemasokan dan permintaan. idak heran jika pada saat seperti pada

hari raya harga satu ekor ayam lokal bisa mencapai hingga ratusan ribu rupiah.

-ondisi ini menggambarkan besarnya peluang yang diraih dari budidaya

ayam lokal, baik pedaging mapun petelur. erlebih, jika menggunakan sistem

semi;intensi$ atau intensi$ serta memperhatikan $aktor;$aktor budidaya yang baik

sehingga hasil yang didapatkan bisa optimal. Satu hal yang cukup penting, ayam

lokal merupakan komoditas peternakan yang konsumsinya tidak bersi$at

musiman. 0ahkan bisa dikatakan tren demand semakin meningkat. Hal tersebut

merupakan peluang bagi pelaku agribisnis untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas dari produksi ayam lokal guna memenuhi permintaan pasar.

nggas lokal akan lebih berperan dalam pembangunan peternakan di masa

depan, khususnya dalam pemenuhan protein hewani. -ecenderungan peningkatan

kontribusi daging unggas dari !"4 %(/"& menjadi 634 %!""8& dan diantaranya

(6,*4 dari unggas lokal. Hal ini disebabkan semakin tingginya produksi daging

unggas sejalan meningkatnya industri perunggasan nasional. Bakta empirik sensus

pertanian 0PS tahun !""* bahwa (""4 1P yang memelihara unggas, /8,34 nya

memelihara unggas lokal. Pola konsumsi masyarakat terus berubah ke arah

pangan organik dan sehat.

Pengembangan ayam lokal sampai saat ini masih terdapat banyak

hambatan. -etersediaan bibit yang belum mencukupi dari aspek kualitas dan

kuantitas, belum optimalnya peman$aatan sumber daya pakan lokal, kurangnya

modal usaha dan terbatasnya akses kepada kelembagaan keuangan menjadikan

usaha beternak ini tarik ulur. ak hanya itu, tingkat kepemilikan yang masih di

bawah skala ekonomis %C*"" ekor induk7peternak&, juga belum terbentuknya

lembaga atau kelompok.

2,#, Ko/-.541s5 Pe/6e5aa/ 'a05/0 A6am Lokal


11/18

Produksi ayam lokal yang masih jauh dibawah permintaan, merupakan

peluang bagi peningkatan dan pengembangan pengusahaannya, dimana sebagian

besar %!,34& ketersediaannya masih berasal dari ayam ras.

Namun daging ayam lokal lebih disukai konsumen karena dinilai lebih baik

mutunya dan lebih padat, rasanya lebih gurih, kandungan lemak dan kolestrol

lebih rendah, dan kandungan protein tinggi %?elsh, (//3&.

Produkti5itas ayam lokal dalam kondisi pedesaan pada umumnya rendah.

Hal ini disebabkan oleh karena tingkat dan teknik pemeliharaan masih sederhana

dan belum memperhatikan cara beternak yang baik. -etersediaan dan

terpenuhinya berbagai produk ternak merupakan kontribusi nyata subsektor

peternakan dalam pembangunan pertanian nasional.

abel +. -ontribusi Penyediaan okal ahun !"" 2 !"(+

terhadap otal Produksi


12/18

oleh tiga $aktor, yaitu input usaha yang rendah, si$at genetik yang belum

dimuliakan serta tingginya mortalitas.

0erdasarkan data yang didapat dari tahun !"" hingga !"(+, kontribusi

ayam lokal dalam penyediaan daging mengalami penurunan dari tahun !""

hingga !"(!. Pada tahun !"" hingga !"((, produksi daging ayam lokal

mengalami penurunan, sedangkan terjadi beberapa tahun peningkatan pada

produksi daging ayam ras pedaging, sehingga kontribusi daging ayam lokal

menurun.

Pada tahun !"(!, produksi daging ayam lokal mengalami peningkatan

namum kontribusinya tetap menurun. Hal ini diakibatkan karena tetap terjadi

kenaikan produksi yang cukup sign$ikan dari ayam ras pedaging, yang pada tahun

!"(( sebanyak (**,/ ton menjadi (+"",3" ton di tahun !"(!. 1ata 2 rata

produksi daging ayam lokal mengalami kenaikan pada tahun tersebut, namun

produksi daging unggas dari komoditas lain mengalami kenaikan sehingga

menyumbang kontribusi yang lebih besar dibandingkan ayam lokal. -emudian

terjadi kenaikan produksi juga dari unggas komoditas lainnya. Sehingga belum

ada peningkatan kontribusi dari penyediaan daging ayam lokal.

Pada tahun !"(* hingga !"(+ mengalami kenaikkan kontribusi penyediaan

daging ayam lokal dikarenakan terjadi penurunan kontribusi dari komoditas

unggas lain. Produksi unggas lain mengalami kenaikan pula namum dengan

selisih pertambahan yang kecil dibandingkan ayam lokal.

ingkat kontribusi daging ayam ras dalam memenuhi kebutuhan konsumsi

masyarakat lebih besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa pre$erensi masyarakat

terhadap daging ayam ras jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ayam lokal. Hal

ini lebih disebabkan oleh ketersediaan daging ayam ras jauh lebih besar

dibandingkan dengan ketersediaan daging ayam lokal. #presiasi harga yang

diberikan oleh konsumen pada daging ayam lokal jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan daging ayam ras %Iskandar, !""39 Iskandar !"("&.

Bakta ini menggambarkan kekurang;mampuan para peternak ayam lokal

dalam mensuplai daging dan telur unggas lokal kepada masyarakat. Hal ini


13/18

disebabkan oleh sistem budidaya ayam lokal dengan pemilikan populasi sangat

kecil, sehingga tidak dapat menyediakan populasi yang memadai. 'leh karena itu,

upaya peningkatan populasi ayam lokal melalui berbagai program masyarakat

yang didukung oleh pemerintah merupakan hal yang tepat. -erjasama masyarakat

peternak dan pemerintah dengan para in5estor besar perlu digagas secara serius.

2,7, Ko/-.541s5 Pe/6e5aa/ Tel1. A6am Lokal

Peluang usaha pengolahan karkas ayam lokal, terutama untuk pasar modern

dan rumah makan. Pasar menyerap telur ayam lokal juga cukup luas. Saat ini,

mudah sekali menemukan telur ayam lokal dijual di pasar modern dengan harga

yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga telur ayam ras. Sayangnya,

$akta yang ada menunjukkan hingga saat ini produksi ayam lokal pedaging

maupun ayam lokal petelur di berbagai daerah belum mampu memenuhi

permintaan pasar. erlebih, pada saat tertentu seperti hari raya, permintaan ayam

lokal bisa melonjak beberapa kali lipat sehingga terjadi ketimpangan yang sangat

tajam antara pemasokan dan permintaan. idak heran jika pada saat seperti pada

hari raya harga satu ekor ayam lokal bisa mencapai hingga ratusan ribu rupiah.

abel 3. -ontribusi elur ahun !""3 ; !"(+ %""" ton&

enis unggas !""3 !""6 !"" !""8 !""/ !"(" !"(( !"(! !"(* !"(+

#yam lokal (3,+" (8(.(" !*",3 (66.6 (6",/ (3,3 (/,6 !88,*6 (/+,6 (8+,6+

#yam ras

petelur

68(,(" 3(," /++,( /3/," /"/,3 /+3,6 /86,8 (("3,*8 (!!+,+" (!++,*(

Itik (/3,"" !"(," !",3 !"(," !*6,+ !+3," !63,8 !63 !6+,( !6,8

otal("+(.6

6(

(((6./!

"

(*8!,

(

(*!*,

6

(*" (*66 (+66 (6"! ("* (6/6.3

Sumber


14/18

-ontribusi telur nasional, pada tahun !""3 sampai !"(3 -onstribusi

terbesar telur nasional masih di pegang oleh telur ayam ras petelur , konstribusi

ayam lokal sendiri masih jauh di bawah ayam ras petelur yaitu berkisar dibawah

(84 dari kebutuhan telur nasional. etapi dengan tingkat konstribusi yang kecil

membuat harga jual dari telur ayam lokal sendiri cukup tinggi dibanding dengan

telur ras petelur karna tingkat protein dari telur ayam lokal cukup baik di atas telur

ras petelur. 1endahnya produksi disebab;kan oleh lamanya periode mengasuh

anakdan istirahat bertelur %0iyatmoko, !""*&. Periode istirahat bertelur sekitar * E

+ kali7tahun, dengan produksi telur tiap periodebertelur (" E (3 butir.

Bakta $akta tersebut menggambarkan kekurang mampuan peternak dalam

mensuplai telur pada kebutuhan nasional yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan

oleh oleh system budidaya ayam lokal dengan pemilikan yang sangat kecil

sehingga tidak dapat menyediakan populasi yang memadai. 'leh karena itu,

upaya peningkatan populasi ayam lokal melalui berbagai program masyarakat

yang didukung oleh pemerintah merupakan hal yang tepat. -erjasama masyarakat

peternak dan pemerintah dengan para in5estor besar perlu digagas secara serius.


15/18


16/18

'AFTAR PUSTAKA

#man, F. !"((. Ayam Kampung Unggul . Penerbit Penebar Swadaya. akarta

#nwar, -. !"((. Panduan Sukses Beternak Dan Bisnis Ayam Kampung . Penerbit.

Pinang merah. Fogyakarta. Hal:+3

0iyatmoko,


17/18

!""3. Pertumbu!an dan Perkembangan Karkas Ayam Silangan Kedu

Arab pada dua sistem pemberian ransum. IG ("%+&: !3* 2 !3/.

!"(". /ative 0!i0ken1 Small s0ale enterprise and 0nservatin in

Indnesia. Internatinal Seminar23rks!p n t!e Utilizatin f /ative

Animals in Building 4ural (nterprise in 3arm 5limate 6nes. (/ 2 !* uly

!"(" at the Philippine arabao enter, )ono= ity, Nue5a Dcija,

Philippine.

-etaren, P.P. !"(". Kebutu!an Gizi *ernak Unggasdi Indnesia. ?arta=oa !"%+&:

(! 2 (8".

Nataamijaya, #.. !""". *!e native 0!i0kens f Indnesia. 0ul. Plasma Nut$ah

6%(&: ( E 6. Nataamijaya, #.. !""6. (gg prdu0tin and 7uality f Kampung 0!i0ken fed ri0e

bran diluted 0mmer0ial diet and frages supplement . . #nim. Prod. 8%*&:

!"6 E !(".

Nataamijaya, #.., aporan No. #701D7B;"(7#P0N7!""(. 0alai

Penelitian ernak, 0ogor. hlm. ( 2 /.


18/18

Sulandari S, Jein )S#, Paryanti S, Sartika . !"". *aksnmi dan asal usul

ayam dmestikasi. Dalam buku Keragaman Sumber Daya "ayati Ayam 8kal Indnesia1)anfaat dan Ptensi. Dditor: -usumo IPI.. Ddisi I Hal. ;!+

Swayne, atin

#merican Poultry ongress. 'ct., !""*.

?elsh, .>. (//3. 5mbaining te0!nlgy and management t establis! a mdern

animal !usbandry industry. )akalah Seminar Nasional Industri

Peternakan. akarta, (! 'ktober (//3

LAMPIRAN

okalA

Dmma Fuliana !""(("(*"*6" Isi 0ahasan @-ontribusiPenyediaan okalA

Drinne okalA

)ahardhika Pratama !""(("(*"*63 Isi 0ahasan @Perkembangan

Produksi #yam >okalA

isya #manda !""(("(*"*3 PP, Print, dan >ampiran

Badhilah #==ikra !""(("(*"*8"

Makalah Mtu Ayam Lokal

Documents

Transcript of Makalah Mtu Ayam Lokal