Pelatihan Metodologi Pengajaran Instruktur MTU

134
Pelatihan Metodologi Pengajaran Instruktur MTU TRAINING OF TRAINERS

Transcript of Pelatihan Metodologi Pengajaran Instruktur MTU

Pelatihan MetodologiPengajaran Instruktur MTU

TRAINING OF TRAINERS

Edisi 1 2016

Balai Pelatihan Konstruksi dan PeralatanDirektorat Jenderal Bina Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Training Of Trainers

Pelatihan MetodologiPengajaran Instruktur MTU

Sumber daya manusia merupakan modalitas utama dari sektor konstruksi disamping teknologi, capital, material dan modal usaha. E�siensi dan kualitas instruktur salah satunya akan sangat tergantung dari kehandalan kompetensi SDM

Konstruksi bidang terampil khususnya pekerja konstruksi. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi pekerja konstruksi merupakan keharusan untuk menghindari terjadinya kegagalan bangunan / kontruksi. Dalam perspektif inilah suatu pelatihan bagi para pekerja konstruksi dibutuh-kan untuk mengakselerasi peningkatan jumlah pekerja konstruksi yang memiliki kompetensi yang optimal sehingga pada akhirnya akan bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan melalui kompensasi imbal jasa yang layak bagi tenaga kerja konstruksi.

Pelatihan pekerja konstruksi dengan menggunakan Mobile Training Unit diharapkan mampu menjawab tantangan untuk peningkatan kompetensi pekerja konstruksi yang ada di Indonesia karena dapat menjangkau kantong-kantong pekerja kontruksi yang ada di daerah pelosok. Pelatihan konstruksi keliling ini harus pula didukung bersama oleh semua stakeholder / mitra kerja bidang jasa konstruksi agar tingkat keberhasilannya mencapai sasaran dan kebutuhan yang diinginkan. Selain dukungan eksternal suatu pelatihan yang baik harus didukung oleh alat pelatihan yang baik juga, salah satunya modul/ materi pelatihan. Buku Training Of Trainers ini merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam kegiatan pelatihan untuk peningkatan kompetensi tenaga kerja konstruksi.

Saya percaya, Buku Training Of Trainers ini sangat bermanfaat untuk para pekerja konstruksi dalam menambah pengetahuan, dan dapat menjadi buku panduan bagi para pekerja konstruksi dalam melakukan tugasnya.

Jakarta, Januari 2016

Ir. Yusid Toyib, M.Eng, Sc

DIREKTUR JENDERALBINA KONSTRUKSI

Kata Pengantar

i

ii

Apakah Ceramah atau Kuliah itu ? 10Menyiapkan Ceramah atau Kuliah 13Menyampaikan Ceramah 23

Apakah Pertanyaan itu ? 29Jenis Pertanyaan 31Teknik Pertanyaan dan Jawaban 33Teknik Menyebut dan Mendaftar 36Buzz Group 40

Bagaimana Memandu Latihan itu ? 64Memperkenalkan Latihan 65Memantau Pekerjaan Kelompok dan Perorangan 69Mengelola Tahap Pelaporan 72Menggunakan Latihan di dalam Kelompok Besar 80

Apakah Peragaan itu ? 43Menyiapkan Peragaan 45Menyajikan Peragaan 53

Apakah Pelatihan itu ? 54Jenis Latihan Orang Dewasa 56Bagaimana Mengajar Orang Dewasa 53Latihan Perorangan atau Kelompok 61

Pendidikan, Pelatihan, Belajar dan Pengajaran 01Pedoman Belajar Orang Dewasa 03Bagaimana Mengajar Orang Dewasa 09

1

Penggunaan

Pelatihan

Prinsip

Pelatihan

Prinsip

Prinsip

Pelatihan

Metode

Ceramah

Metode

Pertanyaan

Metode

Peragaan

1

2

3

4

5

6

Daftar isiPelatihan Metodologi Pengajaran Instruktur MTU

Apakah Curah Pendapat Itu ? 113

Persiapan Instruktur 117Petunjuk Untuk Memandu Sesi Curah Pendapat 120Kegunaan Curah Pendapat - Sebuah Contoh 124

114116117

Hambatan Mental

Bagaimana Curah Pendapat Berlangsung

Keuntungan dan Keterbatan Curah Pendapat

Apakah Studi Kasus Itu ? 91Bagaimana Suatu Studi Kasus Berlangsung ? 91Apakah Keuntungannya ? 93Apakah Keterbatasannya ? 94

Bagaimana Menyelesaikan Suatu Studi Kasus ? 96Persiapan Instruktur 99

Pertanyaan Untuk Menganalisa Studi Kasus

Bagaimana Melakukan Studi Kasusdalam Kelas ?

100

102

Tata Letak Ruang Kelas 104Apakah Keuntungannya ? 106Menuliskan Suatu Kasus 107Imbalan Dari Teknik Studi Kasus 112

Petunjuk Untuk Melaksanakan Diskusi KelompokParipurna

103

Kapankah Teknik-Teknik Studi KasusSebaiknya Digunakan ?

95

iii

7

8

Curah

Pendapat

Studi

Kasus

Daftar isiPelatihan Metodologi Pengajaran Instruktur MTU

iv

KurikulumPelatihan Metodologi Pengajaran Instruktur MTU

Prinsip-Prinsip pengajaran/pelatihanpembelajaran orang dewasa

Teori4 JPL

Metode pembelajaran teknik : Metode komunikasi efektif Metode demonstrasi Metode pemberian tugas

Teori4 JPL

Praktek6 JPL

Metode pembelajaran penggunaanalat bantu ajar

Teori4 JPL

Pelaksanaan pelatihan tatap mukaatau micro teaching

Teori4 JPL

Perencanaan penyajian materiatau teaching plan

Teori4 JPL

1

Kamus bergambar Oxford merumuskan kata “pendidikan” (education) sebagai pengajaran atau pendidikan (sekolah) yang sistematis dalam persiapan untuk kehidupan”.

Kita biasanya membicarakan dua jenis pendidikan: pendidikan formal dan pendi-dikan non-formal. Pendidikan formal diberikan dalam sistem sekolah yang mantap , sementara pendidikan non-formal diterima melalui membaca buku-buku dan koran-koran, melalui melihat televise, sambal mendiskusikan pengalaman sehari-hari dengan rekan sekerja dan teman-teman, dsb. Tujuan dari pendidikan adalah memberikan pengetahuan dan keahlian umum kepada orang.

Pendidikan, Pelatihan,Belajar dan Pengajaran01

ApakahPendidikan

itu ?

umum

Sementara pendidikan berkenaan dengan pemberian pengetahuan dan keahlian umum. Pelatihan (training) berorientasi kepada pekerjaan. Pelatihan bertujuan untuk memperbaiki pengetahuan dan keahlian tertentu dengan yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan tertentu dengan cara yang lebih efektif dan efisien.

ApakahPelatihan

itu ?

berkaitandengan

pekerjaan

Sulit untuk memberikan suatu definisi yang memadai dari kata “belajar” (learn-ing). Merilah kita menelaah konsep belajar dengan menanyakan kepada kita sendiri : apa yang terjadi bila seseorang sedang belajar? Jawabannya adalah akan terdapat perubahan dalam perilakunya. Akan tetapi, apa yang dimaksud dengan perilaku seseorang?

Perilaku manusia adalah tindakan-tindakan, ucapan-ucapan dan reaksi-reaksi yang dapat diamati dalam situasi yang berbeda-beda . perilaku dapat mempu-nyai cakupan dari membajak sawah hingga berlaku sopan terhadap wanita atau marah di suatu rapat, dsb.

ApakahBelajar

itu ?

perubahanperilaku

01

PRINSIP-PRINSIP PELATIHAN

TrainingOf

Trainers01

Dalam pelatihan, kita paling sering berhadapan dengan perilaku yang akan bertemu dengan tuntutan tetap yang tertentu dan itu sebabnya kita sering menggunakan kinerja kata. Kinerja (prestasi kerja) dapat diamati dan pada umumnya dapat pula diukur. Kita sekarang dapat merumuskan belajar sebagai berikut:

Belajar adalah suatu proses yang aktif;

Belajar telah ada, apabilan orang yang diberi pelatihan telah berubah perilaku mereka menuju tujuan dari pelatihan sedemikian rupa, sehing-ga kita dapat mengamati perubahan-perubahan dalam kinerja mereka.

02

Gambar 1Belajar telah berlangsung,

bila kita dapat melihat suatuperubahan dalam kinerja

Pengajaran adalah tugas dari seorang instruktur. Namun demikian, kata pengajar terlalu sering diartikan sama dengan memberikan informasi. Akan tetapi pengajaran melibatkan lebih banyak dari sekedar menyam-paikan. Pengajaran juga berarti memanfaatkan pengetahuan yang telah ada diantara orang yang dilatih dan menerapkan metode-metode pelati-han yang paling sesuai untuk membuat proses belajar dari orang yang dilatih semudah mungkin.

Pengajaran dapat dirumuskan sebagai kiat (seni) membuat proses belajar peserta semudah mungkin.

ApakahPengajaran

itu ?

memudahkanperubahan

dalamperilaku

ebanyakan apa yang kita ketahui tentang belajar adalah berasal dari telaahan belajar pada anak-anak dan hewan. Dengan pengertian yang semacam, kebanyakan dari apa yang kita ketahui tentang pengajaran adalah berasal dari pengalaman mengajar anak yang menghidiri

sekolah wajib. Bila pendidikan dan pelatihan terhadap orang dewasa mendapat-kan momentum beberapa dekade yang lalu, metodelogi yang digunakan dalam pelatihan mereka sama dengan metodologi yang digunakan terhadap anak-anak. Namun demikian, melalui pengalaman dan riset, diketahuilah bahwa metode-metode yang digunakan untuk pengajaran anak-anak tidak sesuai lagi untuk orang dewasa.

Ini dapat dimengerti dengan mudah, bila anda mempertimbangkan dua perbe-daan penting antara anak-anak dan orang dewasa :

Orang dewasa mempunyai pengalaman hidup dan pekerjaan yang lama. Tidak seperti anak-anak, orang dewasa telah mengembangkan kerangka mereka sendiri mengenai pengetahuan, nilai, kebiasaan kerja dan cara mengerjakan sesuatu.

Orang dewasa sering kali merupakan orang yang akan belajar sendiri dengan suka rela. Mereka menghadiri kursus, karena mereka ingit mening-katkan cara mengerjakan pekerjaan meraka, atau belajar keterampilan baru, karena mereka ingin merintis karir atau meningkatkan ruang lingkup kesempatan kerja mereka.

Gambar 2Anda mengajar orang dewasadan anak-anak dengan carayang berbeda

Pedoman BelajarOrang Dewasa02

Andamemperlakukan

mereka berbeda,anda mengajar

mereka jugaberbeda

03

K

Gambar 3Buatlah peserta

berkeinginanuntuk belajar

Di bawah ini, diberikan suatu ikhtisar ringkas mengenai temuan-temuan yang paling penting dalam riset yang berkenaan dengan cara-cara orang dewasa belajar.

Sebagaimana dikatakan diatas: orang dewasa telah bertahun-tahun menginvestasikan dalam belajar agar berperilaku seperti yang mereka lakukan. Mereka telah bersekolah, mereka telah mendapatkan pekerjaan, dan mereka telah mengembangkan cara-cara mereka sendiri untuk mengerjakan semuanya. Tidak seperti anak-anak, orang dewasa telah memantapkan mereka sendiri dalam satu cara atau cara yang lain.

Belajar dalam arti perubahan perilaku, harus ditebus dengan usaha. Seorang dewasa hanya akan menjalankan usaha demikian, bila dia merasa itu bermanfaat bagi dia dan bahwa dia bagaimanapun juga akan mendapa-tkan manfaat dari usaha tersebut.

Bagi orang dewasa, belajar berarti : harus tidakan mempelajari kebiasaan yang lama, harus mengarahkan tenaga dalam mencoba menguasai kebiasaan yang lama, harus mengarahkan tenaga dalam mencoba menguasai keterampilan baru, meskipun dia dapat mengolah dengan “cara yang lama” dalammengerjakan sesuatu. Lalu, mengapa harus mengarah-kan tenaga sedemikian besar ? Orang dewasa hanya akan belajar, bila mereka hanya merasa bahwa mereka akan beruntung dari belajar tersebut.

Bagi seorang instruktur, ini berarti bahwa dia harus mencoba yang terbaik untuk membuat peserta memulai belajar. Dia harus membuat belajar itu menarik, menantang dan menyenangkan. Di atas semuanya, dia harus membantu peserta mengenal kaitannya dengan pekerjaan sehari-hari mereka mengenai apa yang dikaitkan selama sesi pelatihan.

Motivasi untuk belajar merupakan hal yang pokok1

Mengapa sayaharus belajar

04

Menurut A. Kolb, belajarnya orang dewasa merupakan proses yang berputar (daur) terus menerus yang terdiri dari 4 tahap:

Pengalaman yang nyata dalam kehidupan adalah masukan bagi refleksi pada pengalaman ini : teori membantu dalam memahami apa yang telah terjadi dan memberikan petunjuk untuk percobaan (mengerjakan sesuatu dengan cara lain), dan ini juga memberikan suatu pengala-man nyata, dsb

Belajar merupakan proses yang berputar (daur), terus menerus2

Memikirkansesuatu kejadian,mencari petunjuk

dan mencoba ulang

Gambar 4Daur belajar

Misalnya, telah terjadi anda berkali-kali bahwa meskipun anda berusaha, anda tidak menyelesaikan laporan kemajuan bagi anda dengan tepat waktu (pengalaman nyata). Ini membuat anda ingin tahu sebab-sebabnya : mengapa ?, dimana terjadinya kesalahan ?, dan anda barangkali berkesim-pulan bahwa terlalul banyak waktu anda dihabiskan untuk mengerjakan yang sebenarnya harus dikerjakan oleh bawahan anda (refleksi).

Berikutnya, anda mulai berpikir tentang : tugas yang mana yang dapat anda delegasikan? Karena anda benar-benar tidak tahu, and abaca sebuah artikel tentang delegasi dan anda berbicara pada sebuah rekan yang berpengalaman (teori). Dan anda mulai mendelegasikan, yang memberikan pengalaman baru anda untuk dapat berpikir tentang: apakah pekerjaan yang anda delegasikan telah dikerjakan ? Apakah telah dikerjakan dengan baik ? Apakah laporan kemajuan anda selesai pada waktu sekarang ?

05

REFLEKSI

PENGALAMAN NYATA

EKSPERIM

ENTA

SI

TEORI

(Kejadian)

(Memikirkan Kejadian)

(coba ulang atau melaksanakan dengan cara lain)

(memahami apa yang terjadi dan mencari petunjuk - petunjuk)

Untuk mengubah perilaku, keempat langkah dalam daur sama pentingnya: tanpa pengalaman nyata dan refleksi pada pengalamn itu akan sulitlah untuk mengerti apa yang telah dipelajari dan mengapa itu dipelajari.

Tanpa teori dan petunjuk, anda tidak akan mengetahui bagaimana mendekati suatu tugas dengan cara yang berbeda. Dan tanpa uji coba, segala sesuatu akan tetap seperti sediakala.

Oleh karena pelatihan ditunjukan untuk mengubah perilaku, bagi seorang instruktur, ini berarti bahwa setiap keterampilan yang berbeda yang dipelajari, dia harus memungkinkan peserta mengalami keempat langkah tersebut.

Gambar 5Empat langkah

dalam belajar

Gambar 6Belajar dengan

mengerjakan

Belajar perlu mengerjakan sesuatu3

Untuk mengalami daur belajar sebagaimana digambarkan diatas, kegiatan perlu dilakukan pada sebagian peserta. Tanpa kegiatan, belajar tidak akan berlangsung. “mengerjakan” merujuk kepada semua kegiatan pelatihan yang memerlukan keterlibatan aktif pada seba-gian peserta; mempraktekan keterampilan; menjawab pertannya, menganalisis masalah, mengamati dan mengkaji kinerja, dsb.

Dengan teknik demikian, teknik penga-jaran lebih dari sekedar ceramah. Pengajaran memerlukan, khususnya, kesediaan untuk melakukan kegiatan.

APA YANG KITA DENGAR, KITA LUPAKANAPA YANG KITA LIHAT, KITA INGAT

APA YANG KITA KERJAKAN, KITA KETAHUI

Suatu peribahasa pelatihanyang terkenal berbunyi:

06

Cobalah untuk mengingat suatu masa ketika anda menjadi mahasiswa, dan bagaimana sulitnya memperhhatikan dengan baik kepada seorang guru yang berbicara lama sekali. Riset menunjukan kurva perhatian berikut ini:

Kita dapat melihat bahwa perhatian meningkat pada mulanya dan menca-pai puncaknya setelah 15 menit. Setelah 15 menit, perhatian mulai menurun dan periode dengan adanya yang berkurang konsentrasi mulai terjadi. Kurang konsentrasi berarti bahwa untuk sementara waktu, orang yang mengikuti pelatihan membiarkan pikirannya mengembara dari instruktur ke hal-hal lainnya yang menarik misalnya pertandingan sepak bola yang akan datang di radio, gadis cantic yang duduk didepannya, surat yang diterima dari bank kemarin, dsb.

Ini seluruhnya dimengerti, bila kia menyadari bahwa terdapat perbedaan yang besar antara jumlah kata-kata pembicaraan dan pendengar dapat berlangsung: Rata-rata tingkat kecepatan berbicara 150 kata per menit, sementara tingkat kecepatan berpikir antara 500 hingga 1000 kata per menit. Dengan demikian, bila mendengar seseo-rang berbicara, pendengar mempunyai sisa waktu jeda, dan ini memerlukan usaha untuk menggunakan sisa waktu ini dengan cara efektif.

Orang tidak bisa memusatkan perhatian untuk mendengar dalam waktu yang lama.4

- lack of concentration

15 min 30 min 45 min 60 minTime

Attention

Gambar 7Kurva perhatian

Setelah 15 menitperhatian menurun

Gambar 8Setelah 15 menit,pikiran mulaikemana-mana

07

08

Banyak ceramah terdiri kata-kata, visual, atau kata-kata dan visual. Riset menunjukan bahwa kombinasi dari kata-kata dan visuasi setelah tiga hari berselang adalah enam kali lebh efektif daripada hanya kata-kata saja.

Orang mengingat lebih banyak dari kombinasi mendengardan melihat daripada hanya dari mendengarkan saja.5

Riset yang dilakukan oleh Dewan Pelatihan Kejuruan ( The Vocational Training Council ) di United Kingdom menunjukan bahwa metode-metode pelatihan yang bermacam-macam dapat dijenjangkan menurut keefektifannya dalam keterampilan pelatihan sebagai berikut :

Orang belajar dari situasi kehidupan nyata

Sangattidak efektif

Sangatefektif

- Pengalaman hidup nyata

- Tela’ah kasus

- Latihan

- Peragaan

- Video (dengan teks penunjang)

- Televisi atau film

- Gambar

- Kata-kata tertulis (membaca)

- Ceramah

6

Mengingat setelah 3 jamJenis Mengingat setelah 3 hari

70% 10%Kata-kata

72% 20%

85% 65%

Visual

Kata-katadan visual

Tabel Mengingat

Gambar 9Orang paling banyak

belajar dari situasikehidupan nyata

09

Orang memerlukan penghargaan atas usaha meraka, mereka perlu didorong untuk melanjutkan suatu perilaku tertentu. Bila tidak terdapat reaksi terhadap apa yang mereka kerjakan; atau bila reaksinya negative, mereka akan berhenti menco-ba mengerjakan yang terbaik. Ini khususnya terjadi, bila mereka sedang mengerja-kan sesuatu yang baru, bila mereka harus mempraktekan suatu keterampilan yang mereka sendiri tidak senang dengan keterampilan tersebut.

Inilah aturan-aturan terpenting bagi instruktur untuk mengajar orang dewasa :

Jangan perlakukan orang dewasa seperti anak sekolah.

Manfaatkan pengetahuan dan pengalaman peserta. Bertanyalah lebih banyak daripada berbicara hanya mengenai apa yang mereka tidak tahu.

Jangan berbicara lebih lama dari 15 menitManfaatkan alat bantu vital. Semakin rendah tingkat pendidikan peserta, semakin kurangi kata-kata dan lebih banyak alat batu visual yang harus anda gunakan.

Siapkan kegitan : katakana, perlihatkan, biarkan mereka mengerjakan.

rinsip-prinsip untuk mengajar orang dewasa belajar sebagimana digambar-kan dalam beb sebelumnya, mempunyai konsekuensi-konsekuensi bagaimana

seorang instruktur harus merencanakan dan menyampaikan pelajarannya. Pelatihan orang dewasa untuk mengerjakan pekerjaan mereka secara lebih efisien banyak berbeda dengan mendidik anak-anak sekolah.

Umpan balikyang positif untuk

memperkuat belajar

Orang cenderung mengulang perilaku yang dihadiahi (dihargai) 7

Bagaimana MengajarOrang Dewasa03

P Setiap pelajaran harus mengandung : berbi- cara, kegiatan dan refleksi terhadap kegia-tan.

Bantulah peserta untuk mengerti mengapa belajar mungkin bermanfaat bagi mereka, yaitu dengan menunjukan : bagaimana kegiatan pelatihan berkaitan dengan peker-jaan mereka.

Pilihlah kegiatan yang sedekat mungkin dengan kehidupan nyata.

Buatlah pelajaran itu menarik dan menyenangkan. Berikan variasi dalam metode-metode pelatihan, alat bantu visual, pekerjaan kelompok dan perorangan.

Doronglah peserta untuk belajar satu sama lain. Anda bukanlah satu-satunya sumber informasi.

Mantapkan dengan suasana hangat dan dorongan semangat belajar.

eramah / Kuliah barang-kali merupakan metode pelatihan yang paling banyak dikritik dan

disalah gunakan. Selain itu, ceramah merupakan metode yang paling sering dipakai. Meskipun riset pendidikan telah menunjukkan bahwa ceramah merupakan cara yang secara relatif tidak efisien untuk meningkatkan belajar, banyak instruktur mengalami bahwa mereka sendiri mengha-biskan 30-50 persen dari waktu mereka untuk memberikan ceramah. Mengapa ?

C

METODE CERAMAH

TrainingOf

Trainers02

Digunakanuntuk

memberikanteori yangdiperlukan

dalam praktek

mudahmerencanakan

dan mengendalikan

Namun lebih dari itu :

Oleh karena memberikan ceramah formal cocok untuk menyampaikan informasi dan konsep-konsep pendahuluan, sebagaian besar dipakai untuk membangun pengeta-huan teoritis sebagai suatu dasar untuk praktek lebih lanjut. Lagi pula, sejumlah tertentu ceramah informal mengandung di dalamnya perilaku setiap kursus : memberi-kan ceramah dipergunakan sambil menjelas-kan tujuan-tujuan kursus dan program kursus, sambil memberikan penjelasan-penjelasan, sambil memperkenalkan latihan-latihan, sambil meringkaskan pengalaman-pengala-man belajar, dan sebagainya. Memberikan ceramah, dengan demikian merupakan metode pelatihan dasar.

Bagi seorang instruktur, suatu ceramah itu mudah untuk direncanakan dan dikendalikan, karena ceramah memberikan semua masukan bagi dirinya sendiri secara umum hadirin tetap pasip. Itu sebabnya, instruktur yang tidak berpen-galaman, merasa bahwa mereka sendiri lebih senang dengan ceramah daripada dengan metode yang lain.

Apakah Ceramahatau Kuliah itu ?01

10

Ekonomis Di samping itu, ceramah adalah suatu metode pelatihan yang ekonomis, baik dalam artian waktu pelatih maupun dalam artian sumberdaya yang diperlukan. Suatu ceramah dapat disampaikan untuk kelompok besar orang dan metode ceramah memerlukan lebih sedikit waktu daripada metode-metode pelatihan yang membutuhkan keterlibatan aktip sebagian peserta, seperti diskusi, praktek laboratorium, praktek lapangan, dsb. Tambahan pula, suatu ceramah dapat disampaikan tanpa banyak sumberdaya lain. Meskipun suatu overhead proyektor mungkin bermanfaat, suatu ceramah dapat disampaikan dengan mudah dengan tidak lebih daripada menggunakan sebuah papantulis dan flipchart. Jika terdapat sejumlah besar orang yang harus dilatih, sumberdaya pelatihan yang langka, atau tersedianya waktu instruktur yang sedikit, tampaknya ceramah merupakan satu-satunya alternatif.

Enampuluh menit berbicara tanpa berhenti, tidaklah mudah untuk diterima atau diingat, bahkan apabila pemberi ceramah sangat mahir sekalipun. Hadirin hanya dapat mengkonsentrasikan untuk suatu periode waktu yang pendek. Setelah 15 menit, perhatian mulai mengembara dan orang berhenti mendengarkan. Mendengar dengan wajar perlu banyak usaha. Ini dapat dimengerti dengan mudah, apabila dipertimbangkan bahwa tingkat kecepatan berbic-ara adalah kira-kira 150 kata per menit, tetapi kecepatan berpikir adalah antara 500 - 1000 kata per menit.

Dengan demikian, pendengar mempunyai banyak waktu sisa untuk berpikir tentang hal-hal lainnya, daripada subyek yang dibicarakan penceramah – rekening listrik yang dia terima pagi ini, gadis cantik yang duduk di depannya, perkawinan yang akan datang anak lelakinya - dan dia tampaknya suka berbuat demikian apabila ceramah berlangsung setelah 15 menit.

Keterbatasan

Kosentrasipeserta

Sekalipun demikian, ceramah mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Ini bermu-la dari kenyataan bahwa ceramah terutama adalah komunikasi yang searah: instruktur berbicara sepanjang waktun dan hadirin tetap diam hampir di seluruh bagian.

Ini mempengaruhi keefektifan suatu ceramah dengan cara sebagai berikut :

Gambar 1Mendengarkan

lebih dari 15 menitadalah susah

11

Kecuali jika penceramah peka terhadap hadirin, penceramah tidak mem-punyai cara untuk dapat mengerti, apakah hadirin menangkap apa yang sedang dia bicarakan atau tidak. Dia mempunyai kesempatan yang sedikit untuk menjelaskan arti, mengecek apakah peserta sungguh-sungguh mengerti mengenai apa yang sedang dia sajikan atau tidak, atau mengha-dapi perbedaan yang lebar mengenai kemampuan dan sikap yang mereka tunjukkan.

Ceramah memerlukan kegiatan hadirin. Oleh karena suatu ceramah tidak perlu keterlibatan aktip peserta, kebanyakan tidak sesuai untuk keterampi-lan pelatihan. Ini juga mempunyai nilai terbats dalam meningkatkan perubahan perilaku atau sikap. Sangatlah sulit untuk meyakinkan setiap orang dengan semata-mata berbicara padanya. Metode-metode yang memerlukan peran-serta aktip dari sebagian hadirin seperti telaah kasus atau diskusi adalah lebih baik untuk tujuan demikian.

Jika, anda tidak mempunyai metode lain selain ceramah, karena ukuran kelompok atau karena keterbatasan waktu untuk menginstruksikan , anda harus mengerja-kan yang terbaik untuk menyempurnakan sebisanya pada teknik-teknik yang mening-katkan konsentrasi hadirin. Pertimbangkan-lah masalah-masalah komunikasi sebelum

Gambar 2Para peserta

tetap pasif

Tahukahmereka

Pesertapasif

memulai ceramah : telaahlah sifat hadirin, sesuaikanlah topiknya dengan minat mereka dan tingkat pemahaman-nya, aturlah bahannya dengan cara yang paling ,mun-gkin untuk melatih secara efektif, gunakanlah alat-alat bantu jika memadai, rencanakanlah variasi penyajian anda termasuk waktu untuk pertanyaan dan diskusi yang akan melibatkan hadirin dan memperlihatkan sedang belajar apa mereka ini.

Keuntungan - keuntungan

Dapat diterapkan dalam setiap situasi dan keadaan apapun;Bermanfaat untuk mengalihkan informasi dan konsep-konsep pendahuluan;Sejumlah besar orang dapat dididik atau dilatih dalam waktu singkat dan dengan sedikit pegawai;Diperlukan biaya rendah;Mudah bagi seorang instruktur untuk merencanakan dan mengendalikan ceramah.

Keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian ceramah diringkaskan di bawah ini :

12

Menyiapkan Ceramahatau Kuliah02

Apa yang menyertai kemudian adalah suatu peninjauan mengenai langkah-langkah dasar dalam mem-perbaiki nilai pelajaran dari ceramah.

Kerugian - kerugian

Terutama lintas satu arah, sehinggan ruang lingkup keterlibatan peserta terbatas;Tidak sesuai untuk mempelajari keterampilan;Tidak sesuai untuk merubah sikap;Tidak sesuai untuk mendorong peserta berpikir dan kreatif, membuat orang malas;Sangat mudah menimbulkan bosan, monoton dan tidak menarik.

Jika menyiapkan ceramah, tempuhlahlangkah-langkah berikut ini :

Agar dapat memutuskan apa yang akan anda masukkan dan apa yang akan anda tinggalkan, anda harus dapat menjawab empat pertanyaan mendasar berikut :

Siapakah mereka? Pegawai sipil, manajer, para ahli? Apa yang telah mereka ketahui tentang subyek yang akan dibicarakan? apa yang mereka harapkan dengan mendengar-kan anda? Apa yang menimbulkan minat mereka, dan apa yang tidak (apa yang dapat membuat mereka tidur)? Bagaimana subyek yang anda bicarakan mempengaruhi mereka? Apakah mereka biasa mendengar-kan ceramah? Seberapa cepat mereka akan dapat menyerap apa yang anda katakan? Seberapa banyak?

Sangatlah bermanfaat untuk memulai persia-pan anda dengan mempertimbangkan hadirin : latar belakang mereka, kesukaan dan ketidak sukaan, tingkat dan sifat pendi-dikan dan fungsi kehadirannya. Dalam tahap kemudian, ini akan membantu anda dalam menentukan apa yang akan ada katakan, di mana anda dapat memulai, contoh-contoh mana yang dapat anda pilih.

Ingatlah bahwa jika suatu ceramah tidak berkaitan dengan latar belakang pengeta-huan, keterampilan dan minat hadirin anda, maka ceramah tersebut dengan segera akan dilupakan.

Menentukan karakteristikMerencanakan Isi

Menyusun Isi

Membuat Catatan untuk Bicara

Menyiapkan Alat-alat Bantu Visual

Melatih (Geladi Resik)

Langkah 1

Merencanakan Isi

Siapakah hadirin anda ?

Berapakah waktu yang tersedia ?

Apakah pokok bahasannya?

Apakah tujuan utama ceramah anda ?

Hadirin

13

14

Gambar 3Merencanakan

ceramah

Gambar 4Atur sasaran anda

untuk menjagaminat hadirin

Berapa lama waktu yang tersedia? Berapa lama dari waktu tersebut akan diambil untuk formalitas ? Berapa lama waktu yang akan anda tinggalkan untuk pertanyaan dan diskusi ?

Pemilihan waktu suatu pembicaraan adalah sangat penting. Anda harus memberikan waktu untuk setiap bagian yang pokok dari ceramah: pendahuluan, pendapat-pendapat pokok dan ringkasan, di samping waktu tambahan untuk teknik-teknik partisipasi. Kebanyakan pelatihan mempersiapkan untuk 80% dari waktu yang tersedia, mengingat bahwa sisa waktu yang 20% akan diambil oleh reaksi hadirin, variasi kecil dari naskah, dsb.

Instruktur yang baik mempertimbangkan jam dengan menyempitkan atau menye-suaikan ceramahnya agar cocok dengan waktu yang tersedia. Apabila waktu ceramah adalah terbatas, dia tahu bahwa lebih baik melompati beberapa informassi atau menyempitkan temanya, dan biarkan hadirin masih berminat dan ingin menge-tahui lebih banyak daripada menutup seluruh pembicaraan dan membiarkan hadirin lelah, tidak berminat dan bingung tentang semua yang telah mereka dengar. Dia juga mengetahui bahwa suatu “pendapat yang longgar” dalam minat hadirin terjadi terjadi, setelah kira-kira limabelas menit, dan bahwa dia harus merencanakan peng-gunaan contoh-contoh yang menarik, humor, pertanyaan, penggunaan slide, atau peran serta hadirin melalui periode diskusi dan periode pertanyaan.

Siapa ?

pendengar

tujuan

pokokpembahasan

Berapa Lama ?

Mengapa ?

Apa ?

Waktu yang tersedia

Alokasikanwaktu untuk

setiap bagian

Dimanavariasi

diperlukan

15

Jangan mencoba

bicara“apa saja”

Apakah hasil akhir yang anda ingin capai ? Apa yang anda ingin hadiirin kerjakan atau pahami lebih baik sebagai hasil yang anda bicarakan ? Pendekatan anda tentu akan bervariasi tergan-tung pada apakah anda ingin :

Tak perlu dikatakan lagi, bahwa untuk keberhasilan suatu ceramah, prasyaratnya adalah anda mengetahui subyek anda dengan baik. Apabila anda tidak merasa tenang dengan bahan anda, anda akan cenderung bereaksi dengan bertahan menghadapi pertanyaan-pertanyaan peserta.

Namun demikian, masalah dalam penyampaikan ceramah seringkali bukanlah keter-batasan pengetahuan, melainkan sejumlah kenyataan dan pengalaman ceramah dalam kepala penceramah. Oleh karena bagi penceramah, semua kenyataan dan pengalaman tersebut saling berkaitan dan berarti, dia mungkin menghadapi kesuli-tan untuk menentukan informasi yang mana yang benar-benar relevan dengan kebu-tuhan minat hadirin, dan dengan pemahaman dari topik. Bila ana pernah menghadiri ceramah selama mana anda kehilangan jejak dan yang mengakibatkan anda bingung, sebabnya mungkin penceramah menganggap bahwa dia lebih baik mengatakan kepada anda “apa saja”.

Untuk menentukan informasi yang mana harus dimasukkan dalam ceramah anda, dan yang mana harus ditinggalkan, ambillah langkah-langkah berikut ini:

Mulaidengan

tujuan

Tetaplah ingat maksud dari yang anda bicarakan, catatlah sedikit judul yang mendasar dengan mana anda dapat mendaftar gagasan-gagasan anda. Batasilah paling banyak lima judul pokok.

Mengumpulkanbahan

Catatlah apa saja yang anda ingin liput, periksalah buku-buku rujukan dan teks (naskah) atau catatan ceramah sebelumnya jika perlu. Catatlah contoh-contoh ilustrasi, anekdot (sepanjang berhubungan) dan kutiplah. Lihatlah kenyataan-kenyataan dan angka-angka. Anda juga bisa memikirkan ide untuk diskusi atau mengajukan pertanyaan kuis untuk latihan peserta, atau untuk mem-perlihatkan alat-alat peraga, dan ini harus dicatat sepanjang mereka itu akan menunjang.

Ketika menentukan maksud anda, gunakan sasaran-sasaran belajar dari kursus, analisis anda mengenai hadirin, dan waktu yang tersedia sebagai suatu titik tolak. Rumuskan dalam satu kalimat apa yang akan anda capai dengan yang anda bicarakan. Dengan maksud yang dirumuskan dengan jelas dalam pikiran, akan lebih mudahlah untuk memilih bahan yang tepat dan menentukan cara yang paling efektif untuk menyajikannya.

Memberikan informasi umum tentang suatu subyek atau hasil;

Memperoleh penerimaan untuk suatu pandangan baru;

Mengubah sikap dasar;

Melatih suatu keahlian tertentu;

Memberikan informasi yang rinci.

Maksud pembicaraan

Perihal subyek

Gambar 5Pengelompokanbahan informasi

Menyortirbahan

Setelah anda mengumpulkan cukup bahan, langkah berikutnya adalah memilih ke dalam kategori “harus dikatakan”, “sebaiknya dikatakan” dan “dapat dikatakan”. Apa yang anda inginkan untuk diingat hadirin setelah ceramah anda? Tekankan hal ini, dan karena itu, persempitlah subyek anda, sambil tetap mengingat waktu yang tersedia.

Singkat dan sederhana

Terdapat banyak bukti untuk menunjukkan bahwa orang pada umum-nya mengingat lebih banyak pembicaraan yang pendek daripada yang panjang. Jika anda berusaha untuk meliput terlalu banyak yang mendasar, anda hanya akan membingungkan hadirin anda. Kerja-kanlah sesuatu itu bagus sekalipun sedikit, daripada banyak akan tetapi buruk.

Janganlah mengulang-ulang buku-buku teks atau bahan-bahan yang lain yang hadirin sudah membaca atau seharusnya membaca untuk mereka sendiri. Ceramah harus menyajikan gagasan-gagasan yang baru bagi peserta.

BOLEH DIKATAKAN

PE

RLU DIKATAKAN

HARUSDIKATAKAN

16

Gambar 6Menyusun

ceramah

Pada tahap ini, anda siap untuk mengorganisasi ulang catatan-catatan anda ke dalam urutan yang masuk akal dan mengerjakan pokok-pokok bahasan yang lebih rinci, menyusun susunan dasar sebagai berikut :

Suatu pendahuluan mempunyai dua tujuan :

Membangkitkan minat hadirin;

Memberikan kerangka kerja pada hadirin untuk mendengarkan dengan menyiapkan mereka mengenai apa yang akan anda dibicarakan kemudian. Orang merasa lebih mudah mendengarkan, jika mereka tahu sebelumnya apa yang akan mereka dengar, dan berapa lama mereka harus mendengar.

Langkah 2

Menyusun Isi

Pendahuluan

Batang tubuh pembicaraan: gagasan pokok dengan gagasan bawahan( mainpoints with subpoints )

Akhir dari ceramah.

1.2.

3.

Tujuan

PENGANTAR

KESIMPULAN

ISICONTOH DEMONSTRASI

DISKUSI ILUSTRASIPERTANYAAN

Pendahuluan

17

Setelah anda mulai ceramah anda, anda harus membangkitkan minat dan keingin tahuan anda, sehingga pertama-tama yang harus dikerjakan adalah memperkenalkan subyek. Kalimat pertama adalah penting karena kebanyakan kesan pertamalah yang akan mendorong hadirin melanjutkan untuk mendengarkan atau “mematikan”. Suatu “pemecah es” dapat menciptakan minat sebagian hadirin dan simpati buat anda. Suatu pemcah es dapat berupa : pertanyaan retorika, tebakan, kutipan, kesimpu-lan yang menggelikan, menunjukkan suatu obyek, dsb. Hindarilah memu-lai dengan permintaan maaf. Ini jarang perlu atau relevan, dan tidak akan membantu anda mencapai tujuan anda, dan tidak akan mendorong hadirin untuk mendengarkan anda.

Apabila anda berbicara tentang subyek ahli dan jika sulit menghindari bahasa ahli, yakinlah bahwa anda tidak menggunakan bahasa ahli dalam kalimat pertama anda. Selama sisa dari pembicaraan anda, jelaskan arti terminologi yang anda gunakan.

Menimbulkanminat

Setelah pemecah es menggambarkan maksud pembicaraan anda, ini akan merupakan tulang punggung ceramah anda. Maksudnya adalah apa yang ingin hadirin kerjakan sebagai hasil dari pembicaraan anda. Gunakan kata kerja untuk menyatakan maksud, misalnya:

“Setelah pembicaraan ini, anda akan mampu meyakinkan bawahan anda memanfaatkan pengelolaaan waktu”.

“Pada akhir pembicaraan ini, anda akan mampu menjelaskan keuntu- ngan-keuntungan metode pelatihan secara partisipasi”.

Tujuan

Selanjutnya, kemukakan alasan ceramah anda. Ini dapat merupakan contoh yang berkaitan dengan tujuan-tujuan kursus umum atau sessi-sessi yang terdahulu.

Alasan

Kemudian ditindak-lanjuti dengan rincian praktis. Informasikan hadirin mengenai prosedur yang akan anda gunakan. Ini meliputi: indikasi isi (urutan topik), rentang waktu, kapan hadirin dapat mengajukan pertanyaan dan apa alat-alat peraga yang akan digunakan, khususnya bila anda menggunakan slide atau video.

Prosedur

Dalam batang tubuh ceramah, tema utama dikembangkan dengan langkah yang masuk akal, sehinggan pendapat yang paling penting akan ingat. Satu langkah harus cukup alamiah mengikuti adri langkah sebelum-nya, sehinggan pendengar dibawa ke depan. Terdapat banyak cara meny-usun informasi. Berikut ini contoh-contoh dari susunan yang dapat dipakai:

Langkah-langkahyang masuk akal

Batang tubuh ceramah

18

Satu susunan tidak perlu lebih baik daripada yang lain. Jenis susunan seba-gian besar tergantung pada maksud ceramah anda. Misalnya, bila anda ingin memberikan gambaran ikhtisar pengembangan dalam manajemen

Bila menyampaikan ceramah, jelaskan susunan pembicaraan anda kepada hadirin, dan tetaplah meru-juk pada pembicaraan di mana anda berada : “Pertama-tama, akan saya kemukakan pada anda ..., “Saya telah memberikan suatu gambaran ikhtisar dari masalah-masalah yang utama, sekarang saya akan menjelaskan bagaimana kita telah memecahkan masalah tersebut.”, berikut ini saya akan menjelas-kan ..., dan saya akan menyimpulkan dengan ...”

Ceramah memerlukan kesimpulan. Anda tidak dapat hanya berhenti berbicara, bila anda telah meliput semua permasalahan. Bagaimana anda akan menyimpulkan ceramah anda akan tergantung sebagian besar pada tujuan anda, akan tetapi paling tidak memberikan suatu rekapitulasi singkat, dengan kata-kata yang berbeda, dari gagasan-gagasan utama anda (ini akan memudahkan jika suatu alat peraga telah dikembangkan sepanjang pembicaraan), ditambah dengan beberapa indikasi dari “ke mana kita pergi dari sini?” rencanakan dengan hati-hati untuk berakhir pada catatan yang positip. Gunakan kat-kata yang mendorong hadirin untuk mengambil tindakan. Dengan demikian, akhir ceramah harus terdiri dari :

Jangan menggunakan lebih dari 5 gagasan utama (mainpoints) dalam ceramah anda;

Jangan menggunakan lebih dari 5 gagasan bawahan (subpoints) di bawah setiap gagasan utama;

Gunakanlah contoh-contoh untuk menggambarkan gagasan utama anda.

Ambilah berikut ini sebagai suatu pedoman bila menyiapkan batang tubuh ceramah anda:

Akhir dari ceramah

Waktu Yang lalu, yang sekarang, langkah 1, langkah 2,langkah 3 yang akan datang ;

Tempat Utara, tengah, Asia Selatan, Eropa, Afrika ;

Subyek Metode a, metode b, metode c, aspek sosial,aspek politik, aspek ekonomi;

Meyakinkan Keuntungan, kerugian, kesimpulan, kerugian,keuntungan, kesimpulan;

Informasi Siapa, apa, dimana, bilamana ;

Pemecahanmasalah

masalah, sebab-sebab, pemecahan-pemecahan.

kepegawaian, anda paling mungkin akan mengatur informasi anda secara kronologis: dalam tahun 1980, dalam tahun 1930, dsb. Akan tetapi apabila anda akan menekankan perbedaan di antara manajemen kepega-waian di Asia, Eropa dan USA, susunan yang berkaitan dengan tempat mungkin lebih tepat.

19

Oleh karena konsentrasi hadirin mencapai tahap tertinggi pada awal dan akhir suatu ceramah, kualitas pendahuluan dan kesimpulan anda dapat menentukan apakah anda mencapai tujuan belajar anda atau tidak. Dengan alasan ini, bnyak pembicara mempelajari pendahuluan dan kesimpulan mereka dengan seksama.

Suatu ringkasan;

Suatu kesimpulan (jika ada);

Suatu catatan positip untuk yang akan datang.

Panjang dan kompleksitas catatan akan tergantung pada sejauh mana pengenalan anda dengan subyek dan sejauh mana anda merasa yakin dalam menyampaikan suatu

ceramah. Barangkali bermanfaat menulis pendahuluan sepenuhnya. Kegugupan adalah yang paling sering merasuk ke dalam pengantar. Perencanaan yang rinci

akan membantu mangatasi ini.

Langkah 3

Membuat Catatan Pembicaraan

Menulisdengan bahasa

percakapan

Untuk batang tubuh pembicaraan anda, batasilah anda sendiri menulis gagasan-gagasan utama (mainpoints) dan gagasan-gagasan bawahan (subpoints) hanya dalam judul. Semakin sedikir anda menulis, semakin banyak anda akan berbicara dalam bahasa sehari-hari dan semakin banyak anda akan dapat melakukan kontak mata dengan hadirin anda. Namun demiki-an, jika anda memutuskan untuk menulis bagian-bagian tertentu dari pembic-araan anda sepenuhnya, gunakan bahasa percakapan.

Gambar 7Berikan kesimpulan

ceramah dengan ringkasandan catatan positif

20

Mengingat setelah 3 jamJenis Mengingat setelah 3 hari

70% 10%Kata-kata

72% 20%

85% 65%

Visual

Kata-katadan visual

Tabel Mengingat

Langkah 4

Merencanakan dan Menyiapkan Alat Bantu Visual

Orang paling ingatketika mereka

mendengardan melihat

Anda tidak sedang menulis buku atau artikel, anda sedang menyiapkan sesuatu yang harus dikatakan dengn keras, oleh karena itu yakinlah bahwa anda menulis apa yang akan anda katakan. Apabila anda ragu, ucapkan teks tersebut keras-keras kepada anda sendiri.

Sebuah ceramah dapat mempunyai kemungkinan terdiri dari kata-kata, visual (dapat dilihat) atau kata-kata dan visual. Riset menunjukkan bahwa suatu kombinasi kata-kata dan visual, setelah selang waktu tiga hari, kira-kira enam kali lebih efektif daripada kata-kata sendiri :

Dengan demikian, bila menyiapkan suatu ceramah, rencanakan alat-alat bantu visual juga. Grafik dan peta dapat membuat data kuantitatif lebih berarti. Gambar photo, lukisan dan diagram dapat menjelaskan rincian obyek0obyek dan susunan yang kompleks; obyek atau model benar-benar dapat memberi-kan tujuan yang sama. Suatu garis besar gagasan utama akan membantu pendengar mengingat bahan pelajaran.

Alat bantu visual yang paling sering digunakan adalah overhead proyektor, flipchart, papan tulis, papan magnetik (magnetic board), slide, video dan contoh yang benar-benar hidup.

Penceramah mempunyai banyak sarana untuk menyajikan alat-alat bantu pelatihan ini. Alat-alat tersebut dapat didistribusikan kepada hadirin sebelumn-ya, selama, atau setelah ceramah. Alat-alat tersebut dapat diperagakan diatas rak atau meja dalam ruangan. Juga dapat diproyeksikan seperti slide, trans-paransi overhead, lembar film (filmstrip), atai film.

Apapun jenis catatan pembicaraan yang anda gunakan-kartu, lembaran kertas catatan-tersebut harus dapat dibaca dengan mudah (spasi lebar, kata-kata kunci ditekankan dan diberi nomor berurutan) untuk menghindark-an kebingungan.

Potonglah ungkapan (phrase) yang berbunga-bunga dan kalimat yang panjang.

21

Pemilihandengan hati-hati

Alat-alat bantu pelatihan adalah berisi ganda yang dapat memotong kedua sisi tersebut. Alat-alat bantu tersebut mendapatkan perhatian hadirin dan mem-bantu memberikan informasi. Akan tetapi, alat-alat tersebut dapat mengalihkan perhatian dari gagasan-gagasan yang ingin dicoba ungkapkan dalam ceramah, kecuali jika dipilih dengan hati-hati dan dirancang untuk menunjang ceramah. Tampaknya lebih baik tidak menggunakan alat peraga daripada menggunakannya dengan salah.

Langkah 5

Melatih

Memeriksa danmengenali

Melakukan latihan ceramah merupakan suatu langkah yang penting, bahkan lagi penceramah yang paling berpengalaman sekalipun. Apabila dalam suatu latihan hadirin dapat diperoleh, pembicara mempunyai kesempatan untuk memeriksa pembicaraannya dan penyampainnya. Ini dapat memperlihatkan gagasan yang secara tidak sengaja kurang jelas, transisi yang dibuat terlalu mendadak bagi pendengar untuk mengikuti, dan kesalahan lain yang dapat menggelikan bahkan bagi ceramah yang direncanakan dengan sebaik-baikn-ya. Karena penceramaha mengetahui dengan jelass apa yang dimaksud dalam pembicaraannya, dia barangkali merupakan penilai terburuk apakah dia telah mengatakannya dengan jelas atau tidak.

Uji cobalah alat peraga anda, sempurnakan rencana untuk pengaturannya, yakinlah bahwa alat-alat tersebut dapat dibaca dan dapat dilihat dengan jelas dalam ruangan pelatihan.

Nilai utama dari latihan ini adalah dalam memperkenalkan pembicara dengan yang akan dibicarakannya. Bahkan penceramah yang berpengalaman sekali-pun, suatu saat menderita demam panggung. Satu atau dua percobaan berlangsung melalui ceramah dapat membangun kepercayaan pembicara dalam dirinya sendiri dan dalam bahan pelajarannya.

22

MenyampaikanCeramah03

Kata tertulis hanya dapat sedikit membantu bila kata tersebut hadir untuk memperbaiki teknik berbicara. Apa yang diperlukan adalah praktek yang diikuti oleh kritik yang membangun. Beberapa gagasan utama yang dapat diingat disajikan di bawah ini.

Yakinlah bahwa anda datang paling tidak satu jam sebelum mulai ceramah, sehingga anda dapat memeriksa pengaturan fisik yang telah dibuiat untuk anda, seperti tata letak kursi dan meja, podium (mimbar), alat bantu pelatihan, penyediaan kapur dan penghapus. Uji cobalah benda yang belum dikenal yang ingin anda gunakan. Anda dpat juga menggunakan waktu untuk bicara dengan koordinator kursus dan memperkirakan hadirin, jika anda belum berjumpa sebelumnya.

Merancang suasana

Membantu hadirin mengikuti dengan seksama

Memeriksapengaturan

Setelah semua persiapan, anda sangat jelas tentang apa yang akan anda katakan dan dengan urutan bagaimana. Ingatlah bahwa hadirin anda tidak mengalami persiapan dan bagi mereka semua yang akan anda katakan adalah baru. Oleh karena itu, anda harus membantu hadirin menangkap apa yang anda katakan.

Katakan apa yang akan anda katakan, katakanlah, katakan apa yang telah anda katakan:

Menjelaskansusunan

Gambar 8Merancang

suasana

23

Bahasasehari-hari

Gunakan peristilahan yang akan diketahui hadirin. Pertimbangkan tingkat pendidikan kelompok. Jangan gunakan kata-kata dalam jumlah besar yang belum dikenal oleh murid-murid anda. Tujuan anda adalah menyatakan gagasan, bukan mengesankan pendengar anda dengan kosakata anda.

Gunakan peristilahan teknis bila peristilahan tersebut penting, tetapi rumuskan setiap peristilahan pertama kali dipergunakan.

Ingatlah bahwa banyak kata mempunyai beberapa arti;

Gunakan kalimat yang pendek;

Hilangkan kata dan ungkapan yang tidak perlu;

Ubahlah beberapa pernyataan kunci anda ke dalam pertanyaan yang jawabannya anda nyatakan sendiri;

Variasikan awal kalimat anda untuk menambah minat dalam penyam-paian anda;

Nyatakan segala sesuatu dengan persis. Apakah tujuan utama anda adalah agar murid-murid anda mendapatkan pemahaman umum atau mempelajari fakta yang rinci, buatlah pernyataan-pernyataan anda pasti dan persis.

Menggunakan gaya pembicaraan

Suatu ruang kelas bukanlah tempat yang tepat untuk guru memraktekkan keahlian berpidato. Bahasa yang tersurat disampaikan dalam suatu gaya yang masuk akal dan gaya seddang dikatakan, daripada bagaimana itu dibicarakan.

Memberikan suatu gambaran ikhtisar dari gagasan utama yang akan anda cakup;

Umumkan bila anda mulai dengan gagasan utama pertama;

Tunjukkan di luar yang mana gagasan bawahan (subpoints) tercakup;Mencakup gagasan bawahan;

Meringkaskan gagasan utama pertama dan mengumumkan bahwa anda berpindah pada gagasan kedua;

Dan seterusnya.

Gambar 9Memberikan ikhtisar

butir-butir (hal-hal) pentingdan mengacu kembali

kepada mereka

24

Variasi Sementara mereka mendengar apa yang anda katakan, orang barangkali tidak sung-guh-sungguh menden-gar anda. Apakah orang mendengarkan atau tidak, tergantung apakah pesan anda diminati mereka atau tidak, dan juga pada tingkat pembicaraan, nada dan bunyi suara anda.

Jagalah kualitas suara - nada, bunyi (volume) dan irama

Gunakan suara anda sedemikian rupa, sehingga setiap orang dapat menden-gar apa yang anda katakan. Artikulasikan dengan baik, dan hindari berbicara terlalu cepat. Ingatlah bahwa anda diundang hadirin untuk mendengarkan anda. Bicaralah pada mereka sebagai perorangan dan lontarkan suara anda kepada deretan belakang, sehingga semua dapat mendengar (yang tidak berarti anda harus berteriak).

Gambar 10Bicara dengan

cara sederhanadan dimengerti

Gambar 11Bicara sedemikian

rupa agar tiap orangmendengar anda

25

26

Lagi pula, pola nada (pitch) dan inotasi yang bervariasi untuk menimbulkan minat, memberikan tekanan pada gagasan yang bermakna, dan mengucap-kan kata-kata, sehingga mereka dapat dimengerti. Beberapa orang, mungkin karena gugup, kehilangan beberapa keekspresifannya yang normal. Bila mereka di depan suatu kelompok. Dengan sedikit usaha, ini dapat diperbaiki. Latihan akan membantu; latihan ini menghilangkan keanehan-keanehan dan kebaruan dari ceramah yang sebenarnya. Di samping itu, anda dapat mem-perbaiki penggunaan suara anda dengan merekan audio beberapa menit dari setiap pelajaran anda. Putar ulang rekaman tersebut selama masa libur. Kemudian catatlah sifat yang ingin anda perbaiki dalam suatu daftar.

Kepercayaandiri

Yakinlah bahwa setiap orang dapat melihat alat bantu visual

Bila anda menunjukkan teks atau gambar, yakinlah bahwa tulisan dan gambar tersebut dapat dibaca dan cukup besar. Jangan menghalangi pandangan hadirin dengan berjalan di antara hadirin dan papan tulis, flipchart, atau layar overhead proyektor. Bila anda menunjukkan obyek, taruhlah obyek tersebut di tempat yang tinggi, biarkan obyek tersebut diedarkan atau biarkan dilewatkan di anatara hadirin.

Gaya

Bersikaplah tenang. Setiap jenis kepemimpinan berbicara di depan kelom-pok, mengorganisasikan suatu diskusi memerlukan kepercayaan dan kemartabatan tertentu untuk memperoleh dan mendapatkan perhatian kelom-pok.

Dengan demikian, pentinglah kiranya untuk membuat variasi tingkat pembic-araan secara memadai dengan jenis bahan yang didiskusikan dan berhenti sebentar kadang-kadang serta memberikan hadirin kesempatan untuk berpikir. Pembicaraan harus mengikuti tingkat pemikiran dan ucapan harus dimungkinkan berhubungan dengan hadirin. Jangan takut dengan waktu jeda (pause) dan diam mereka dapat menjadi efektif, jika digunakan untuk menekankan, menciptakan ketegangan untuk apa yang menyertainya, yang memungkinan suatu gagasan meresap atau menilai suatu pertanyaan.

Gambar 12Tunjukan

kepercayaan diri

27

Alamiah Setiap tindakan dan ngerakan harus alamiah dan spontan; jika gerakan terse-but dipaksakan, jauh lebih baik mengerjakannya tanpa gerakan. Gerakan tersebut harus juga mempunyai tujuan tertentu dan bukan sekedar bertepuk tangan. Berlagak mengetuk-ngetukkan mata uang logam, memainkan kapus, berjalan di podium tanpa alasan yang jelas harus menghindarkan, karena perilaku tersebut dapat mengalihkan perhatian dan kadang-kadang meng-ganggu. Jagalah agar berat badan anda bertumpu pada kedua kaki dan tetaplah demikian. Cobalah menghindari menyandarkan diri pada meja atau mimbar atau memasukkan tangan ke dalam saku. Hindari merokok selama ceramah anda.

Melihatke semua

Usahakan kontak mata dengan hadirin. Pembicara yang melihat keluar jende-la terus menerus atau menunduk pada catatan atau alat bantu peraga, tidak-lah bekerja sama dalam proses komunikasi. Berbicaralah kepada seluruh hadirin dan bukan hanya untuk deretan depan. Bila hadirin merupakan kelom-pok yang besar, lihatlah pertama-tama pada bagian satu dan kemudian padda yang lain. Jangan terpaku pada seseorang atau sekelompok orang tertentu; karena ini barangkali akan menyebabkan anda mengabaikan yang lainnya.

Kontak mata

Tunjukkan antusiasme. “Antusiasme itu mudah menjalar” barangkali merupa-kan ungkapan yang sudah usang, tetapi masih mengena. Tentu saja, antusi-asme yang asli tidak dapat dipaksakan, tetapi dapat diupayakan bila anda mencari terus bahan-bahan yang baru dan bermanfaat yang membuat subyek lebih menarik dan relevan bukan hanya bagi peserta, melainkan juga bagi anda sendiri. Bila anda merasa bahwa apa yang sedang anda ajarkan itu berarti dan bermanfaat, hadirin akan dapat merasakan antusiasme ini.

Gambar 13Hindari perilaku

yang mengganggu

28

Apabila anda mempunyai suatu pilihan sikap, bicaralah dari suatu posisi yang nyaman bagi anda, tetapi cocok dengan situasi. Keuntungan utama berdiri adalah bahwa setiap orang dapat melihat anda; ini juga posisi uang pas dari mana anda mengatur sebagian besar alat bantu peraga, namun demikian, dengan suatu kelompok kecil duduk mengitari meja konperensi, informalitas duduk barangkali diinginkan. Beberapa pembicara lebih suka menggunakan mimbar, sebab dapat menaruh catatan dengan setinggi orang berdiri.

Mengambil sikap yang paling sesuai

Menyenangkandan tepat

Yakinlah bahwa penampilan pribadi anda tidak ada yang tidak serasi dengan kesempatan, atau yang tampaknya mengganggu hadirin atau mengalihkan perhatian mereka. Pakaian harus tampak yakin dan ramah (bahkan jika gugup sekalipun), karena hadirin sangat rentan pada kesan pertama.

Lihatlah di dalam cermin

Cocok dengankesempatan

1

Sebagaimana anak-anak, kita mulai mengajukan pertanyaan hampir segera setelah kita belajar berbicara. Kita ingin tahu apa saja, sehingga kita bertanya apa? Mengapa? Di mana? Kapan? Sepanjang hidup kita, mengajukan pertanyaan merupakan cara paling penting melalui mana kita belajar, karena pertanyaan membuat kita sendiri. Dengan demikian, pertanyaan yang efektif merupakan keterampilan yang penting bagi seseorang instruktur untuk belajar dan dipergunakan.

Pertanyaan dapat merumuskan sebagai suatu metode instruksi berdasarkan penggunaan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh para peserta. Sementara banyak teknik pelatihan diterapkan secara terpisah, teknik pertanyan dapat digabung dengan semua metode pelatihan lain.

Pertanyaan bukanlah: pada akhir dari ceramah/ kuliah dengan menanyakan bila ada pertanyaan (dan berharap tidak akan ada pertanyaan). Pertanyaan merupa-kan kegiatan yang direncanakan selama waktu di mana instruktur menggelar pengetahuan ini dari peserta, dan membangunnya pada pengetahuan ini,

Membantu daripada hanya

mengatakan

29

METODE PERTANYAAN

MENUNTUN MELALUIPROSES BERPIKIR MEREKA

SENDIRI

Gambar 1Rangsang berpikir dengan mengajukanpertanyaan-pertanyaan

Apakah Pertanyaan itu ?01

TrainingOf

Trainers03

menuntun peserta melalui proses berpikir mereka sendiri. Daripada hanya mengatakan kepada peserta-peserta mengenai bagaimana mengerjakan sesuatu, dia akan membantu mereka setapak demi setapak untuk merumus-kan bagi mereka sendiri bagaimana sesuatu itu harus dikerjakan.

Meskipun pertanyaan dalam hal-hal ini berlawanan dengan ceramah, adalah sangat bermanfaat untuk menggabungkan kedua metode tersebut. Kita telah melihat bahwa ceramah dengan mudah dapat menjadi membosankan dan bahwa pusat perhatian hadirin menurun setelah 15 menit.

Di samping itu, sementara memberikan ceramah, anda tidak punya sarana untuk membangun tingkat pengetahuan dan pengalaman para peserta pada awal ceramah dan tidak pula anda mengetahui pelajaran mana yang berlangsung sementara anda melanjutkan. Lagi pula, ceramah bukanlah metode pelatihan yang paling cocok untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang ada dari peserta, kuliah juga tidak merangsang pikiran peserta.

Lebih-lebih, sementara memberikan ceramah anda mungkin menyadari bahwa anda telah menghabiskan waktu anda dengan menjelaskan sesuatu yang peserta-peserta telah ketahui.

Pertanyaan, dengan demikian, dapat mempunyai berbagai tujuan:

Terdapat banyak jenis yang berbeda dari pertanyaan. Sebagai contoh, anda dapat mengajukan pertanyaan kepada peserta untuk mengingat fakta-fakta, menggambarkan, menjelaskan, mengilustrasikan atau mem-berikan contoh-contoh, membandingkan, menggolongkan, meramalkan, atau memilih alternatif-alternatif.

Modul ini berisi tentang bagaimana membuat pelajaran merangsang dan pengalaman belajar lebih berharga dengan menggunakan berbagai teknik pertanyaan dan tanya-jawab, yang dirancang untuk merangsang peserta menggunakan pengetahuan yang ada pada mereka dan memerlukan potensi peserta untuk berpikir.

Menggabung-kan dengan

ceramah/ kuliah

Mengaktifkan pikiran peserta;

Menggelar pengetahuan dan pendapat yang ada:

Merangsang berpikir kreatif

Mengevaluasi hasil, prosedur, dan metode;

Mengamati arah pikiran;

Mengukur tingkat pemahaman;

30

Ada tiga macam pertanyaan, yaitu : Tertutup Terbuka Evaluasi

Pertanyaan Tertutup

Pertanyaan tertutup memusatkan pada pertanyaan dangkal. Pertanyaan-per-tanyaan tersebut biasanya diajukan untuk mengetahui fakta atau prosedur. Pertanyaan tertutup memperoleh tanggapan pendek dari para peserta. Biasanya hanya jawaban tunggal dan tidak meragukan yang dapat diberikan dalam menanggapi pertanyaan tertutup.

Contoh: Siapa yang menemukan telepon ? Dalam urutan yang manakah bagian-bagian ini dapat ditempatkan kembali? Apakah tiga isu pokok yang dibahas dalam artikel ini?

Pertanyan tertutup dapat digunakan jika anda ingin menggelar pengetahuan kini, mengamati proses berfikir, mengukur tingkat pemahaman, atau jika anda ingin mempersempit suatu subyek yang luas.Pertanyaan tertutup tidaklah membangkitkan pikiran. Pertanyaan demikian tidak-lah tepat, jika anda ingin merangsang diskusi kelas.

Pertanyaan Terbuka

Pertanyan terbuka merupakan kebalikan dari pertanyaan tertutup. Pusat perha-tian pertanyaan terbuka adalah luas. Daripada mencari jawaban-jawaban tunggal, anda lebih baik mencari jawaban-jawaban yang mengarah pada sejum-lah aspek atau segi.

Contoh-contoh: Bagaimana anda merumuskan komunikasi? Metode apa yang dapat anda gunakan untuk mengumpulkan data mengenai kebutuhan pelatihan dari peserta? Alasan-alasan kemungkinan apa orang tidak berhenti merokok?

Pertanyaan-pertanyaan terbuka mendatangkan tanggapan-tanggapan yang lebih panjang dari peserta. Pertanyaan-pertanyaan terbuka tepat, jika tujuan anda adalah untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang berbeda dari suatu konsep atau masalah,medorong pemecahan-pemecahan baru, menyelidiki

Jenis Pertanyaan02

Mengarah pada jawaban tunggal

31

Mengarah pada jawaban yang berbeda-beda

cara-cara alternatif mengerjakan sesuatu, merangsang berpikir kreatif, menguji sikap-sikap atau asumsi

Jika anda menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, anda harus siap meneri-ma berbagai jawaban dan gagasan yang kreatf.

Pertanyaan Evaluasi

Pertanyaan evaluasi dapat merupakan pertanyaan terbuka atau tertutup yang mencari opini atau pertimbangan. Pertanyaan evaluasi tepat, jika mengkasi nilai suatu pemecahan masalah, menilai kefektifan metode bekerja, atau menguji mengapa opini atau pemecahan seseorang lebih baik dari orang lain.

Terdapat dua pertanyaan terhadap evaluasi:

Pertanyaan yang mecari opini: Jika melihat pada selembaran ini, tata letak aman yang anda paling sukai?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu dapat digunakan pada awal dari suatu sessi (session) tanya-jawab yang mengarah pada perkembangan pedoman untuk membuat suatu hasil tertentu. Pertanyaan akan mengarah pada preferensi (pilihan) yang akan harus didorong lebih lanjut oleh peserta: “Mengapa anda lebih suka tata letak ini?”

Motivasi-motivasi menimbulkan seperangkat kriteria yang berperan sebagai petunjuk untuk merancang tata letak selebaran.

Pertanyaan yang mencari penilaian: Dari segi efisiensi, metode manakah yang lebih anda sukai?

Disini kriteria untuk penilaian termasuk dalam pertanyaan. Jenis pertanyaan ini kebanyakan digunakan pada akhir dari suatu urutan tanya-jawab evaluasi.

Sebagai contoh:

Alasan-alasan kemungkinan apa para pemakai air tidak memelihara

pompa (air)?

Tindakan manakah yang dapat diambil untuk merangasang para

pemakai air agar memelihara pompa air?

Sumberdaya manakah yang tersedia?

Dengan sumberdaya yang tersedia, tindakan manakah yang anda

ambil?

Apabila menggunakan pertanyaan evaluasi, adalah penting untuk mendorong peserta menentukan dengan amana mereka mendasarkan opini atau penilaian mereka, atau anda menyediakan kriteria anda sendiri. Tanpa kriteria, hasilnya akan merupakan seuatu kumpulan opini peserta yang tidak dapat diklarifikasikan.

Gambar 2pertanyaan-pertanyaan yang berakhir terbuka akan mengarah kepada jawaban-jawaban berbeda

32

Pertanyaan Evaluasi

Pertanyaan evaluasi dapat merupakan pertanyaan terbuka atau tertutup yang mencari opini atau pertimbangan. Pertanyaan evaluasi tepat, jika mengkasi nilai suatu pemecahan masalah, menilai kefektifan metode bekerja, atau menguji mengapa opini atau pemecahan seseorang lebih baik dari orang lain.

Terdapat dua pertanyaan terhadap evaluasi:

Pertanyaan yang mecari opini: Jika melihat pada selembaran ini, tata letak aman yang anda paling sukai?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu dapat digunakan pada awal dari suatu sessi (session) tanya-jawab yang mengarah pada perkembangan pedoman untuk membuat suatu hasil tertentu. Pertanyaan akan mengarah pada preferensi (pilihan) yang akan harus didorong lebih lanjut oleh peserta: “Mengapa anda lebih suka tata letak ini?”

Motivasi-motivasi menimbulkan seperangkat kriteria yang berperan sebagai petunjuk untuk merancang tata letak selebaran.

Pertanyaan yang mencari penilaian: Dari segi efisiensi, metode manakah yang lebih anda sukai?

Disini kriteria untuk penilaian termasuk dalam pertanyaan. Jenis pertanyaan ini kebanyakan digunakan pada akhir dari suatu urutan tanya-jawab evaluasi.

Sebagai contoh:

Alasan-alasan kemungkinan apa para pemakai air tidak memelihara

pompa (air)?

Tindakan manakah yang dapat diambil untuk merangasang para

pemakai air agar memelihara pompa air?

Sumberdaya manakah yang tersedia?

Dengan sumberdaya yang tersedia, tindakan manakah yang anda

ambil?

Apabila menggunakan pertanyaan evaluasi, adalah penting untuk mendorong peserta menentukan dengan amana mereka mendasarkan opini atau penilaian mereka, atau anda menyediakan kriteria anda sendiri. Tanpa kriteria, hasilnya akan merupakan seuatu kumpulan opini peserta yang tidak dapat diklarifikasikan.

Menentukan kriteria opini

Tiga hal yang paling sering digunakandalam teknik tanya jawab adalah:

Pertanyaan dan Jawaban

Menyebut dan Mendaftar (Cal Out and List)

“Buzz Group”

Dengan teknik Pertanyaan dan Jawa-ban, pengendalian instruktur merupakan yang tertinggi. Sedangkan dengan “Buzz Group” pengendalian instruktur adalah yang terendah. Ketiga teknik dapat direkomendasikan untuk diterap-kan secara bergantian, untuk mengganti pendekatan dari yang searah dengan pendekatan yang lebih terbuka selama sessi dalam kelas berlangsung.

Dalam bab ini teknik Pertanyaan dan Jawaban akan diuraikan. Pertanyaan dan jawaban merupakan suatu teknik yang digunakan untuk melibatkan peser-ta dalam tahap-tahap yang berbeda dari suatu ceramah atau peragaan. Pertanyaan dan Jawaban biasanya ditempatkan selama sessi paripurna. Instruktur mengajukan pertanyaan yang yang dijawab oleh para peserta.

Pertanyaan-pertanyaan direncanakan secara hati-hati. Urutan dan jenis pertnyaan dikaitkan dengan ururtan dari langkah-langkah yang diperlukan untuk belajar.

Gambar 3Beri petunjuk proses berpikir langkah demi langkah

Berurutanlangkah

demi langkah

Teknik Pertanyaan dan Jawaban03

33

MENERAPKAN PERTANYAAN DAN JAWABAN

Pengadilaninstruktur

tinggi

Pada awal session, pertanyaan-pertanyaan akan diarahkan pada penciptaan minat dalam subyek, dan pemantapan pengetahuan dan pengalaman yang ada. Sebagai contoh:

”Kursus ini mengenai pelatihan. Menurut anda, sejauh mana pentingnya pelatihan ini dibandingkan dengan kegiatan pengelolaan kepegawaian lainnya”

“Dapatkah anda berikan sebuah definisi pelatihan”

Sementara menggunakan pertanyaan dan jawaban, instruktur memiliki pearana sebagai spesialis. Dia mengontrol sessi hingga tingkat yang tinggi: periode pertanyaan dan jawaban direncanakan sebagai bagian dari pembicaraannya dan diberikan waktu.

Komunikasi selama sessi Pertanyaan dan Jawaban sebagain besar antara isntruk-tur dan peserta perorangan. Biasanya terdapat sedikit interaksi antara kelompok peserta.

Karena tujuan dari teknik Pertanyaan dan Jawban adalah untuk merangsang peserta mengalami proses berpikir setapak demi setapak, adalah penting untuk mendorong semua peserta menjawab pertanyaan. Dalam rangka mencapai ini, tugas terpenting anda adalah menciptkana iklim keprcayaan. Dengan demikian, anda harus menerapkan prinsip-prinsip berikut ini:

Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan anda

Memberikan penguatan yang positif

Tidak pernah bereaksi berlawanan terhadap jawaban yang salah

Mendorong jawaban non-sukarelawan (non volunteer)

Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan anda

Mendorong peserta untuk menjawab pertanyaan adalah yang paling sulit pada awal sessi peserta. Dengan latihan, bila anda merupakan orang yang baru bgi peserta. Dengan demikian siapkan pertanyaan-pertanyaan anda sedemikian rupa, sehingga peserta-peserta dapat menanggapi secara tepat dan benar, bila mereka dipersilakan untuk menanggapi.

Mengajukanpertanyaanyang dapat

dijawab

34

Terdapat beberapa cara untuk mendapatkan tanggapan yang benar:

Anda dapat memulai dengan pertanyaan terbuka yang memerlukan jawaban yang pendek, menuju kepada pertanyaan yang memerlukan tanggapan lebih panjang. Singkatnya, anda mulai dari pertanyaan tertutup menuju pada pertanyaan yang lebih terbuka.

Anda dapt juga memulai dengan pertanyaan terbuka, karena peserta-peserta paling tidak akan memberikan tanggapan, yang memungkinkan anda mem-berikan umpan balik yang positif.

Suatu butir permulaan mungkin juga agak mudah pertanyaan evaluasi, karena kebanyakan peserta menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang berkenan dengan penilaian, standar, atau opini.

Gambar 4ajukan pertanyaan pertanyaan yang dapat dijawab

Mengembangkan pertayaan yang baik memerlukan persiapan. Sesudah anda merancang sebuah pertanyaan tersebut pada anda sendiri sebagaimana anda di depan kelas. Lihatlah seberapa masuk akalnya. Anda sering mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang jelek, terminologi yang keliru, atau kesalahan lainnya, jika anda mengetahui dan mendengar pertanyaan.

Ajukan tidak lebih dari satu pertanyaan pada saat yang sama;

hanya mengajukan pertanyaan yang dapat dijawab oleh peserta;

buatlah pertanyaan dengan urutan yang masuk akal;

pertama-tama ajukan pertanyaan, kemudi-an mempersilakan peserta untuk menjawabnya;

sebarkan pertanyaan dengan merata keseluruh kelompok, tetapi hindarkan urutan yang tetap

Buatlah pertanyaan yang pendek;

Rumuskan pertanyaan anda dengan bahasa sederhana dan jelas;

35

MENDORONG TANGGAPAN NIR-SUKARELAWAN (NON-VOLUNTEER)

Jika anda memperhatikan peserta dengan hati-hati selama sessi tanya-jawab, anda akan sering menjumpai bahwa sessi tnya-jawab didominasi oleh sedikit peserta dan selebihnya cenderung tetap diam. Inilah yang anda dapat lakukan untuk melibatkan peserta yang nir-sukarelawan:

Mempersiapkan peserta secara langsung. Ketika anda melaku-kan, ajukan pertanyaan-per-tanyaan yang anda pikir peserta akan dapat menjawab pertanyaan. Sebagai contoh, ajukan pertanyaan yang merupakan bidang miant mereka. Ketika pertanyaan telah dijawab dengan benar, berikan umpan balik positif yang banyak.

Menanyakan peserta yang mengangkat tangan mereka setiap anda mengajukan pertanyaan untuk mencegah supaya jangan menanggapi dalam lima menit berikutnya, karena ingin menden-gar opini peserta lain juga. Dengan melakukan demikian, anda dapat membentuk prilaku peserta yang telah terdorong secara memadai untuk berperan serat dan anda menciptakan kesempatan bagi peserta yang nir-sukarelawan.

Melibatkan peserta

nir-sukarelawan

Teknik Menyebut dan Mendaftar04

Teknik menyebut dan mendaftar melibatkan pelatih dan mengajukan suatu pertanyaan kemudian peserta menyebutkan jawaban yang secara berurutan termuat dalam daftar yang ada pada papan atau flipchart (kertas yang memuat catatan informasi). Teknik ini diterapkan selama sessi paripurna, terutama ketika memperkenalkan topik atau latihan baru. Ini dapat digunakan untuk:

Melibatkan peserta dalam mengidentifikasi aspek-aspek yang berbeda dari suaut subyek;

Mendorong mengingat topik yang telah didiskusikan sebelumnya dan mempertautkan topik-topik tersebut dengan apa yang akan berlangsung kemudian.

36

MENERAPKAN TEKNIK MENYEBUT DAN MENDAFTAR

Segi utama dari menyebut dan mendaftar adalah bahwa anda menggelar pengetahuan dan pengalaman kini dan bahwa anda mengaitkan keduanya dengan topik yang didiskusikan. Dengan demikian, menyebut dan mendaftar mempunyai dua tahapan:

Periode Pertanyaan dan JawabanPeriode Mempertautkan

Tahap 1 : Periode Pertanyaan dan jawaban

Selama periode Pertanyaan dan Jawaban, adalah penting untuk mendapatkan gagasan secara cepat dan menciptakap serta memelihara suasana yang hidup.

Sebagai contoh: “jenis naskah apakah yang ditulis dalam sebuah kantor?”

“Alasan-alasan apakah bagi pemakai air tidak memeli-hara pompa air mereka?”

“Apa lagikah yang membedakan metode pelatihan?”

Ajukan pertanyaan kepada seluruh kelompok, atau tulislah pertanyaan. Karena pertanyaan anda akan mendatangkan jawaban yang berbeda-beda, gunakan pertanyaan baik yang terbuka atau pertanyaan evaluasi.

1

Tulislah jawaban-jawabannya pada flipchart atau papan tulis. Dengan membelakangi hadirin, tulislah secepat mungkin. Cobalah untuk tidak merubah susunan kata peserta. Sering kali daftar ini lebih baik dikerja-kan oleh peserta-peserta, sehingga anda dapat tetap menjaga mem-berikan dorongan dan momentum yang diperlukan.

2

Memberikan dorongan dengan mengangguk, mengatakan seperti “ya”, “pasti”, dsb.3Membantu dan memustkan kembali proses pemilihan kata yang telah ditulis dan memperluas kata-kata tersebut (mendorong). Tambahkan satu pendapat anda, jika telah mulai berlangsung lamban.

4Berhentilah apabila anda merasa bahan pada flipchart atau papan tulis telah cukup. Jika anda merasa bahan tersebut tidak memadai, lengkapilah daftar anda sendiri tanpa “menyinggung perasaan” peserta.

5

Gambar 6Daftar jawaban-jawaban atas pertanyaan

37

Tahap 2 : Periode Mempertautkan

Selama periode mempertautkan, ikutilah sebagai berikut:

Menjernihkan dan menjelaskan Jika terdapat perbedaan pendapat yang perlu penjelasan, tanyakan penjelasannya

“Dapatkah anda memberikan sebuah contoh dari ...”“Apakah persisnya yang anda maksud dengan ...”

Jika pendapat perlu dijernihkan, tanyakan :

“Apakah kita memasukan ... dengan ...?

1

MengorganisikanDalam keadaaan tertentu, bila anda telah menanyakan aspek-aspek yang berbeda dari sebuah topik atau masalah (“Jenis naskah apakah yang tertulsi dalam kantor?, “Apakah yang dapat menjadi alasan untuk ...”) dan jika pertanyaan anda telah mendatangkan suatu rentang jawaban yang saling tumpah-tindih (overlapping), kurangilah jumlah jawaban-jawabann-ya dengan menuliskan ulang daftar tersebut. Cobalah cari satu judul untuk mencakup jawaban-jawaban tersebut saling tumpah-tindih.

Jika anda tidak mengoganisasikan jawaban, peserta akan mulai bingung bagaimana harus menangani daftar panjang yang tertulis. Atau, daripada anda melakukan kegiatan ini, mintalah peserta untuk mengerjakan ini:

“Jika melihat pada daftar ini, jenis naskah yang manakah berkaitan dengan opini anda?” atau: “Jika melihat daftar ini, adakah yang saling tumpah-tindih diantara naskah tersebut?”

2

Mengaitkan dengan topik berikutnyaJelaskan apa yang akan dibicarakan kemudian kemudian dan jelaskan kaitan antara jawaban pada flipchart dan apa yang harus diikuti.

Cara kerja anda ini akan tergantung apda apakah anda hanya ingin mendorong ingatan pengetahuan yang ada dan mengaitkannya dengan butir berikutnya, ataukah tujuan anda adalah untuk melibatkan peserta dalam mengidentifikasikan aspek-aspek yang berbeda dari sebuah topik.

Jika alasan yang pertama, anda harus menjelaskan kaitan anda sendiri. Misalnya:

3

“Kita telah menyegarkan ingatan kita pada metode-metode pelatihan yang berbed; berikut ini kita akan membahas metode-metode yang mana yang sesuai dengan pengembangan keterampilan tangan”.

38

Memberikanbatu

loncatan

Jika alasan yang kedua dimana tujuan anda adalah untuk melibatkan peserta dalam peserta dalam mengidentifikasikan aspek-aspek dalam yang berbeda dari sebuah topik atau masalah, tugas anda adalah menanyakan peserta dengan menyarankan kaitan antara jawaban pada flipchart dan topik berikutnya. Anda mengerjakan ini dengan menyajikan batu lompatan yang memungkinkan peserta untuk menghubungkan kaitan tersebut.

Ini berarti :

Memberikan indikasi tentang apa yang diikuti, dan Memberikan isyarat mengenai hubungan apakah harus dicari peserta.

Tandailah kaitan yang diidentifikasi oleh peserta dengan pena berwarna.

Sebagai contoh:

“Berikut ini, kita kan mendistribusikan susunan naskah yang mungkin. Susunan naskah yang ditentukan oleh tujuannya. Kebanyakan tujuan naskah adalah: mengkonfirmasi, meyakinkan, dan meningkatkan diskusi.

BATULOMPATAN

Jenis naskah yang manakah yang telas anda daftar mempunyai tujuan pokok mengonfirma-sikan kepada orang lain? Yang mana yang meyakinkan? Yang mana yang meningkatkan diskusi?”

MENANYAKANKAITAN

Kemudian menyimpulkan dengan meningkatkan sessi dan menuju pada topik berikutnya:

“Kita telah mengidentifikasi jenis naskah yang berbeda-beda yang dihasilkan dalam kantor anda, dan kita berkesimpulan bahwa jumlah terbanyak dari naskah tersebut adalah mengkonfirmasikan kepada orang lain. Oleh karena itu, marilah kita mulai dengan melihat pada susunan naskah yang bertujuan untuk mengkonfirmasikan kepada orang lain”.

Gambar 7Minta para peserta untuk mengaitkan jawaban-jawaban

39

BuzzGroup05

Buzz Group adalah teknik tanya-jawab yang paling tidak dikendalikan oleh instruktur. Teknik membagi kelompok ke dalam kelompok-kelompok kecil (2 atau 3 orang), mengajukan sebuah pertanyaan kepada mereka, biarkan mereka mendiskusikan pertanyaan (dengan seorang peserta mencatat), kemu-dian menyajikan dan mendiskusikan jawabannya.

Tujuan dari Buzz Group

Tujuan dari Buzz Group adalah mengaktifkan peserta, memantapkan tingkatan pengetahuan dan pengalaman sekarang, menguji pemahaman, atau melibat-kan peserta dalam berpikir tenang kemungkinan pemecahan, atau pendekat-an-pendekatan pada masalah. Buzz Group seringkali direncanakan dalam kuliah, latihan, telaah kasus (case study) dan loka karya.

Buzz Group dapat berguna pada awal suatu kursus, bukan hanya untuk memantapkan tingkat pengetahuan dan pengalaman saja, melainkan juga karena pada awal kursus, peserta biasanya segan untuk berperan serta sepenuhnya dalam sessi Pertanyaan dan Jawaban paripurna atau Menyebut dan Mendaftar.

Buzz Group juga dapat diterapkan pada awal suatu sessi, ketika perubahan subyek (baik menyimpulkan subyek atau memulai subyek baru), atau ketika memulai kembali setelah istrahat. Teknik ini sangat bermanfaat bilamana peser-ta sangat sedikit terlibat, atau dalam kasus sebaliknay, bilamana peserta berbicara terlalu banyak.

Dengan Buzz Group, peserta memberikan masukkan bagi bagian terbesar. Peran dari instruktur adalah memudahkan proses pembuatan daftar, diskusi, organisasi dan evaluasi gagasan-gagasan. Instruktur harus mendorong komu-nikasi diantara kelompok peserta.

Kerja kelompok kecil

Pengendalianinstruktur lemah

40

MENERAPKAN BUZZ GROUP

Buzz Group terdiri dari dua tahap: Kerja kelompok Diskusi

Tahap 1 : Kerja Kelompok (5-10 menit)

Tulislah sebuah pertanyaan yang jelas pada suatu flip-chart atau tulislah pertanyaan tersebut pada kertas. Karena anda ingin mendatangkan beberapa tanggapan, gunakan suatu pertanyaan terbuka atau pertanyaan evaluasi. Katakan pada peserta bahwa dalam kelompok-kelompok yang kecil. Katakan pada peserta bahwa mereka mempunyai kurang lebih 5 – 10 menit untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok yang kecil. Katakan kepada setiap kelompok untuk menunjuk setiap peserta untuk mencatat.

Bagilah kelompok-kelompok tersebut berpasangan dua atau tiga orang. Jangan mengistrahatkan kelompok, semua peserta tetap duduk di kursi masing-masing.

Kelompok mendesak perlu bantuan.

Lanjutkan sampai kelompok-kelompok kehabisan gagasan. Panggilah kelompok bersama-sama dalam suatu sessi paripurna.

Gambar 8Kerja dalam kelompok-kelompok kecil, kemudian adakan tukar menukar informasi dalam sesi paripurna

Tahap 2 : Kerja Kelompok (5-10 menit)

Segera membuat inventaris kerja kelompok: mintalah satu kelompok melaporkan, kelompok yang lain menambahkan. Tuliskan pendapat-pendapat pada sebuah flip-chart. Janganlah mengubah kata-kata yang panjanglebar dari peserta, bila anda menuliskan apa yang mereka katakan pada anda, karena akan demotivasi (kurang mendorong). Jika yang dilaporkan suatu kelompok tidak sangat khusus, atau jika anda tidak tahu, mintalah penjelasan (“Apa yang anda maksud dengan ..., Dapatkah anda memberikan sebuah contoh dari ...”). dalam hal tanggapan panjang, ringkaskan jawaban dan periksalah jika ringkasan anda benar : “Apakah ini yang baru saja anda katakan?”

41

Meriksalah daftar dan doronglah suatu diskusi singkat pada setiap pendapat utama dengan mengajukan pertanyaan seperti;

“Apalah yang menyebabkan anda mengatakan demikian?” “Apakah peserta yang lain mempunyai pengalaman yang sama?”

Cobalah anda sendiri mengasumsikan suatu peran yang positif. Hanya setelah peserta mendiskusikan gagasan-gagasan mereka, anda dapat menambah komentar anda jika perlu. Ingatlah bahwa peran anda bukanlah peran sebagai spesialis selama sessi ini. Masukkan-masukkan harus datang dari peserta. Anda dapat mempertimbangkan untuk menanyakan satru kelompok yang ada untuk menganggap petunjuk dalam memudahkan pertukaran informasi status sebagai “pengamata/ pencatat”.

Meringkaskan pendapat-pendapat pokok yang telah didiskusikan dan kaitkanlah dengan apa yang akan terjadi kemudian.

42

Apakah Peragaan itu ?01

METODE PERAGAAN

TrainingOf

Trainers04

Segi utama dari metode peragaan adalah bahwa peragaan itu menggabungkan kata-kata dan tindakan-tindakan :

INSTRUKTUR MEMPERLIHATKAN DAN MENGGUNAKAN PROSEDUR PERALATAN

SAMBIL MENERANGKAN.

Digunakanuntuk

memberikanteori yangdiperlukan

dalam praktek

Gambar 1:Mengatakan dan memperlihatkan

43

eragaan seringkali dipergunakan dalam pendidikan kejuruan, pertanian dan rumah tangga, karena melalui peragaan, penge-

tahuan, sikap dan keterampilan disam-paikan pada waktu yang bersamaan.

Mengapa awak pesawat terbang diwajib-kan untuk memeragakan penggunaan jaket penyelamat dan masker oksigen? Instruksi-instruksi tertulis yang mengand-ung gambaran sederhana disediakan di dalam kantong duduk setiap kursi, sehingga semua penumpang dapat membacanya.

P Alasannya adalah bahwa dengan melihat seseorang yang memeragakan suatu kegiatan tersebut, terdapat peluang yang lebih baik bahwa penumpang akan dapat menjalankan prosedur-prosedur penyela-matan dalam keadaan darurat, daripada semata-mata membaca selambaran tersebut.

Peragaan menggambarkan bagaimana menerapkan metode-metode dan prosedur-prosedur dengan selayaknya.

Sering dilanjutkan

dengan praktek

Peragaan tersebut dapat digunakan untuk:

Memperlihatkan perilaku yang pokok untuk melaksanakan tugas tertentu; Merancang standar untuk melaksanakan tugas tertentu; Memperkenalkan teknik-teknik baru; Mendorong peserta-peserta untuk menerapkan keterampilan tertentu mereka sendiri.

Metode peragaan biasanya digunakan selama praktek laboratorium, praktek lapan-gan dan pelatihan praktek kerja (on the job training). Ini karena peragaan menciptakan minat dan keingin-tahuan, serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman, yaitu jika diadakan dengan selayaknya.

Apa yang benar-benar tidak sesuai bagi peragaan adalah bila peragaan tersebut untuk meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan prosedur tertentu dengan sebenarnya. Dengan demikian, peragaan seringkali digabungkan dengan instruksi-in-struksi pekerjaan dan latihan-latihan praktek.

Meskipun peragaan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai suatu metode pelati-han, peragaan memiliki kelemahan-kelemahan pula.

Gambar 2:Peragaan biasanyadigunakan dalam praktek di lapangan dan pelatihandi tempat pekerjaan(on-the-job)

44

Menyiapkan Peragaan02

Keuntungan-keuntungan

Memungkinkan belajar efisien,

karena peragaan menuju

sasaran semua wilayah belajar :

pengetahuan, sikap dan

keterampilan.

Mendorong minat dan keinginta-

huan.

Kerugian-kerugian

Perlu diselenggarakan dan diprak-

tekkan.

Tidak tepat untuk kelompok yang

besar.

Peralatan, bahan-bahan dan alat -

alat kantor harus disediakan.

Biaya dan waktu yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan belajar makin

tinggi.

Peragaan perlu ketersediaan bahan-bahan, peralatan dan alat-alat kantor. Dengan demikian, biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan belajar mungkin tinggi.

Lagi pula, peragaan tidaklah mudah untuk digunakan dalam kelompok yang besar, karena dalam kelompok demikian akan sangat sulit untuk mengatur peragaan sedemikian rupa, sehingga setiap orang dapat melihatnya.

Di bawah ini, beberapa keuntungan dan kerugian dari metode peragaan :

Suatu peragaan memerlukan persiapam yang hati-hati. Keefektifan peragaan secara langsung berkaitan dengan banyaknya persiapan dari pihak instruktur. Terdapat dua alasan mengapa demikian.

Pertama, terdapat sifat “ganda” dari peragaan. Peserta-peserta akan meng-harapkan Anda berbicara dan menerangkan secara terus menerus. Pembic-araan Anda harus mengandung keterkaitan dengan prosedur yang Anda peragakan.

Dengan demikian, Anda akan harus menyiapkan baik apa yang akan anda bicarakan maupun apa yang akan Anda peragakan, dan Anda harus menyer-asikan keduanya. Untuk menggabungkan tindakan dan ucapan ke dalam suatu penyajian yang lancar, praktek adalah sangat penting.

Menyerasikan yang dibicarakan

dan yang diperagakan

45

Kedua, jika tujuan Anda adalah untuk meningkatkan keterampilan dalam melak-sanakan suatu tugas, Anda harus memikirkan secara hati-hati tentang kemungk-inan Anda melibatkan hadirin Anda dalam peragaan.

Di luar dari penggunaan pertanyaan-pertanyaan, adakah kegiatan-kegiatan yang hadirin dapat berperan serta? Adakah kemungkinan hadirin memraktekkan bagian-bagian dari prosedur yang Anda peragakan oleh mereka sendiri?

Jika menyiapkan suatu peragaan, ikutilah langkah-langkah berikut:

Langkah 1

Tentukan apa persisnya yang akan anda peragakan

Sebagaimana kuliah, peragaan melibatkan pertimbangan tentang :

Ingatlah bahwa Anda harus mangalokasikan waktu untuk pendahulu-an Anda, kesimpulan Anda dan peran serta hadirin. Waktu paling banyak yang Anda habiskan untuk peragaan Anda adalah 80% dari waktu yang tersedia.

Lagi pula, pertimbangkanlah bahwa memperlihatkan sesuatu pada umumnya memerlukan lebih banyak waktu daripada sekedar menjelaskan, dan anda mungkin saja harus memeragakan langkah-langkah yang sulit sampai dua atau bahkan tiga kali.

Tersedianya waktu

Hadirin

Berapa banyaknya mereka? Seberapakah tingkat kemampuan mereka? Apa pengalaman mereka dengan yang akan Anda peraga-kan (apakah prosedur tersebut baru bagi mereka atau apakah terdapat kebiasaan salah untuk “tidak dipelajari”, kebiasaan apakah itu)?

Bagaimana perasaan mereka terhadap subyek peragaan? Bagaimana Anda dapat membuat peragaan menarik minat mereka?

Subyek, menjadikan prosedur sebagaimana adanya

Melibatkan hadirin dalam peragaan

46

Perencanaan untuk peragaan memerlukan anda untuk memecah keterampi-lan atau kegiatan ke dalam berbagai langkah, dan kemudian mengaturnya dalam suatu urutan yang masuk akal. Dengan demikian, Anda harus menanyakan pada Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan sseperti : Lang-kah-langkah tersebut apa? Bagaimana langkah-langkah tersebut harus dilaksanakan?

Sebaik apakah langkah-langkah tersebut harus dilakukan? (apa yang mem-buat langkah-langkah tersebut semakin baik?) Mengapa standar ini penting (apa yang terjadi jika tidak dilakukan dengan benar?)

Langkah-langkah apa yang sulit? Mengapa langkah-langkah tersebut sulit? Dapatkah langkah-langkah tersebut agak disederhanakan? Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan setiap langkah? Dan terakhir, tetapi yang tidak kurang pentingnya : mengapa prosedur tersebut penting? Bagaimana kaitannya dengan pekerjaan sehari-hari hadirin, bagian mereka, atau bagian lainnya? Dalam bentuk hasil-akhir apakah kiranya?

Instruktur sering menggunakan formulir yang khusus disiapkan seperti Gambar 3 untuk merencenakan peragaab. Daftar isian ini sangat mudah diisi.

Langkah-langkah pengisisannya diringkaskan sebagai berikut :

Uraikan prosedur kedalam langkah-lang-

kah

Tuliskan keterampilan yang ingin Anda ajarkan

Pecahlah keterampilan itu menjadi langkah-langkah yang merupakan keterampilan. Urutlah langkah-langkah ini dalam susunan yang wajar dalam menampilkan keterampilan yang akan Anda ikuti dengan urutan yang sama ketika Anda meny-ajikan peragaan di kelas. Pastikanlah agar langkah-langkah ini diungkapkan dengan kata kerja tindakan.

Untuk langkah yang kompleks dan sulit, catatlah butir-butir penting atau informasi yang haruss diperhatikan peserta ketika sedang meragaakan setiap langkah. Tindakan pence-gahan yang aman dan harus disertakan di sini.

Terakhir, catat berapa lama Anda butuhkan untuk meragakan tiap langkah. Hal ini akan memberitahukan berapa lama waktu yang harus dijadwalkan untuk peragaan itu.

Kemudian, persempitlah subyek peragaan Anda sesuai dengan peserta dan waktu yang tersedia, serta rumuskan tujuan Anda.

1.

2.

3.

4.

47

Suatu “pemecah es” yang membangkitkan minat dan dorongan (motivasi) hadirin. Ini misalnya dapat berupa hasil akhir dari prosedur, atau bahkan suatu contoh dari hasil akhir yang salah untuk menggambarkan pentingnya metode-metode bekerja yang betul dilakuakan dengan benar dari semula.

Maksud peragaan : apakah yang akan dipelajari hadirin?

Alasan untuk peragaan : mengapa pelajaran ini penting? Ini dapat berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari dari hadirin atau dengan tujuan kursus.

Prosedur : apa yang akan Anda kerjakan dan bagaimana.Bagaimanakan urutan topik-topiknya, apa yang akan dikatakan dan apa yang akan dipertunjukkan?

Berapa lama jangka waktunya, mkapan hadirin akan dilibatkan, bantuan alat peraga apa yang akan Anda gunakan?

Buatlah rencana untuk pendahuluan.

Pendahuluan harus meliputi :

Langkah 2

Susunan Peragaan

Membangkitkan minat dan dorongan

PERENCANAAN PERAGAAN

TUGAS LANGKAH-LANGKAH BUTIR KUNCI WAKTU

Gambar 3: Perencanaan peragaan

48

Gambarkan ikhtisar dari seluruh prosedur;

Langkah 1, langkah 2, langkah 3, dst. Setiap langkah menunjukkan titik apa yang kritis. Berikan waktu yang cukup untuk pengulan-gan baik untuk langkah-langkah tunggal maupun langkah-langkah serial (mengacu kepada, perencanaan peragaan);

Tinjauan terhadap prosedur secara menyeluruh.

PENGANTAR

KESIMPULAN

ISILANGKAH 1,2,3, DSB

HAL-HAL KRITIS PERTANYAAN

TUJUAN

Gambar 4: Menyusun Peragaan

Buatlah rencana batang tubuh peragaan

Jika tujuan Anda adalah untuk mengajar hadirin bagaimana melaksanakan prosedur yang baru kepada mereka:

Jika Anda akan memperbaiki kebiasaan-kebiasaan kerja sekarang:

Akibat-akibat dari kesalahan yang dilakukan (dapat menunjukkan suatu hasil akhir yang salah atau menggambarkan situasi-situasi yang berassal dari kesalahan);

Apa yang merupakan kesalahan umum dan, jika berlaku : mengapa mereka mem-buat kesalah itu;

Setiap langkah yang kritis: cara yang benar untuk melakukannya;

Gambaran ikhtisar dari prosedur keseluruhan dan langkah-langkah yang kritis.

BUATLAH RENCANA MENGENAI CARA DI MANA ANDA AKAN MENYAJIKAN SETIAP LANGKAH PERAGAAN ANDA“ ”

Jika Anda ingin meningkatkan pengetahuan yang berkenaan dengan kemungkinan penerapan suatu mesin atau peralatan:

Peragakan secara singkat penerapan-penerapan yang telah diketahui;

Penerapan baru 1, 2, 3, dst. Setiap penerapan menunjukkan bagaimana hal terse-but dapat digunakan dalam pekerjaan sehari-hari dari hadirin, dan ditunjukkan hasil akhirnya jika mungkin.

Tinjauan terhadap penerapan-penerapan yang mungkin dilakukan.

49

Langkah 3

Rencanakan bagaimanamelibatkan peserta

Buatlah rencana akhir peragaan

Meringkaskan apa yang telah Anda lakukan;

Menekankan butir-butir yang kritis dalam melaksanakan prosedur;

Mengakhiri dengan suatu catatan yang positip

Setiap langkah, tunjukkan apa yang

akan Anda katakan, apa yang akan

Anda tunjukkan, dan apa yang akan

Anda minta.

Tindakan-tindakan apa yang perlu ditekankan?

Bagaimana Anda memberikan untuk penekanan ini? Dengan mengatakan? Dengan menunjukkan gambar-gambar atau lukisan? Dengan mengulangi suatu tindakan Anda sendiri? Berapa kali perlu pengu-langan?

Pertanyaan apa yang akan Anda ajukan? Teknik menanyakan apa yang akan Anda terapkan?

Berapa lama Anda merencanakan untuk pertanyaan-pertanyaan?

Butir-butir lisan apakah yang harus ditekankan?

Apakah bermanfaat menuliskan ini pada sebuah flip-chart?

Pada akhir peragaan, rencanakanlah untuk:

Ada dua cara untuk melibatkan peserta dalam peragaan :

Dengan menggunakan pertanyaan Dengan memasukan praktek dalam peragaan Anda

Jika tujuan Anda adalah untuk meningkatkan keterampilan hadirin dalam melaksanakan suatu prosedur tertentu, lepas dari penggunaan pertanyaan, Anda harus menawarkan kesempatan pada peserta untuk melakukan dengan sebenarnya prosedur-prosedur tersebut oleh mereka sendiri. Ini tidak hanya akan menguji apakah peragaan Anda berhasil, melainkan praktek oleh hadirin akan memperkuat belajar. Ingatlah pada pramugari yang memeragakan penggunaan jaket penyelamat.

Apakah menurut Anda semua penumpang akan dapat memakai jaket penyelamat dengan cepat jika suatu keadaan darurat muncul? Mungkin tidak. Kebanyakan mereka akan mengetahui bagaimana melakukannya, akan tetapi sepanjang mereka tidak mem-raktekan memakai jaket penyelamat oleh mereka sendiri, mereka akan perlu beberapa saat untuk menemukan jaket penyelamat dari bawah tempat duduk mereka, untuk mem-bedakan antara belakang dan depan, mengetahui tempat tali pengikat, dan sebagainya.

50

Gambar 5:Biarkan para pesertaberpraktek

Bagaimana Anda merencanakan keterli-batan peserta aktif akan tergantung pada sumberdaya yang Anda miliki dapat Anda manfaatkan. Jika sumber-daya cukup tersedia, Anda dapat menanyakan ppeserta untuk melak-sanakan prosedur secara perorangan, atau dalam suatu kelompok kecil, sementara Anda berkeliling dan mem-berikan bantuan jika diperlukan.

Jika sumbernya Anda terbatas, Anda dapat menanyakan seseorang untuk maju ke depan dan melaksanakan satu atau lebih langkah dari prosedur terse-but. Akan tetapi, bagaimanapun Anda mengatur praktek, pertimbangkan pedoman berikut ini, jika memerintahkan peserta untuk melaksanakan suatu tugas tertentu:

1. Menyiapkan orang yang belajar

Buatlah orang yang belajar senang;

Carilah apa yang telah dia ketahui tentang pekerjaan dengan menanyakan:

“Apakah ini untuk pertama kalinya anda mengerjakan ini?”

Timbulkan minat orang yang belajar dengan :

Mengaitkan kegiatan yang dia laksanakan dengan apa yang telah diketahui atau dapat dikerjakan;

Membiarkan orang yang belajar mengatakan bagaimana keterampi-lan ini akan penting dalam pekerjaan

2. Mengatakan (sajikan pengoperasiannya secara lisan)

3. Menunjukkan (peragakan pengoperasian yang tepat)

Tekankan butir-butir yang penting;

Libatkan orang yang belajar dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan;

Membicarakan meskipun sekali pada suatu saat, paling tidak pada awalnya.

51

4. Mengerjakan (suatu uji coba pelaksanaan dengan orang yang belajar mengerjakan pekerjaan)

Mempersilakan orang yang belajar menjelaskan setiap langkah sambil

melakukannya;

Mintalah pengulangan langkah-langkah yang dihilangkan atau butir-butir

yang penting;

Jika orang yang belajar memasuki permasalahan, cobalah untuk tidak

“mengambil alih” dengan mengatakan atau menunjukkan Anda sendiri.

Gunakan pertanyaan untuk membantu dia memecahkan masalah terse-

but oleh dia sendiri;

Menegaskan perilaku yang tepat dengan memberikan umpan balik yang

positip.

5. Tinjau ulang

Biarkan orang yang belajar meninjau kinerja (pelaksanaan) pekerjaann-

ya. Tanyakan kepada dia bagaiman itu berlangsung dan langkah yang

mana yang harus diberikan perhatian lebih.

Tunjukkan dengan bijaksana keterbatasan-keterbatasan yang tidak

diketahui orang yang belajar;

Tekankan apa yang telah berjalan baik darinya.

Langkah 4

Merencanakan dan Menyiapkan bantuan Alat-alat Peraga, Peralatan dan Perbekalan

etiap langkah menunjukkan bantuan alat bantu visual dan peralatan apa yang Anda perlu-kan. Jika hasil akhir dari

prosedur adalah hasil yang dapat diper-tunjukkan, masukkan dalam daftar Anda tersebut. And dapat menunjukkan pada awal peragaan untuk mendorong peserta, pada akhir peragaan selama kesimpulan akhir, dan/atau Anda dapat mempertun-jukkannya dalam ruangan kelas di tempat si mana hadirin dapat mempelajarinya.

Selanjutnya, siapkan flip-chart dan alat-alat bantu visual lainnya yang akan Anda ingin digunakan, dan kumpulkan peralatan serta perbekalan lainnya yang anda perlakukan. Apakah bantuan alat peraga mudah dibaca? Apakah peralatan yang ada berfungsi semestinya? Apakah semua alat peraga dapat dilihat?

Gambar 6: Tunjukan bagaimanakelihatannya hasil akhir

S

52

Menyajikan Peragaan03

Langkah 5

Melakukan Latihan (Geladi Resik)

Lakukanlah suatu uji coba peragaan. Ini akan membantu Anda untuk memantapkan bilamana penyempurnaan perlu dilakukan.

Apakah tindakannya serasi dengan penjelasan?

Apakah Anda menggunakan perlengkapan secara mahir?

Apakah urutan kegiatannya masuk akal?

Apakah cukup imbang antara pembicaraan dan perlihatan alat peraganya?

Apakah tidak terlalu banyak barang yang terlihat pada pedoman-pedoman yang

berkenaan dengan sikap tubuh, kontak mata, suara, kecepatan berbicara? Jika

perlu, perbaikilah penyajian Anda.

Jika menyajikan peragaan, perhatikan butir-butir berikut :

Katakanlah apa yang akan Anda pertunjuk-kan, katakan apa yang akan Anda perlihat-kan, dan katakan apa yang telah Anda tunjukkan.

Apabila terjadi kesalahan: jangan panik! Jangan berusaha untuk menghapus kesala-han tersebut. Gunakanlah itu sebagau suatu kesempatan untuk belajar. Katakan apa yang dapat Anda lakukan untuk mencegahnya.

Yakinlah bahwa setiap orang dapat melihat dan mendengar.

Bangunlah suasna yang tegang dan penuh ingin tahu dengan mengajukan pertanyaan dan tanya jawab.

Jelaskan peristilahan yang baru dan gunakan bahasa yang sederhana.

Katakan apa yang harus Anda lakukan, bukan apa yang tidak akan anda lakukan. Dalam keadaan tertentu di mana menjelas-kan suatu prosedur yang baru pada orang,

batasi pada hanya satu pesan. Dengan mengatakan kedua hal baik yang harus dikerjakan maupun yang tidak boleh diker-jakan, Anda akan membingungkan hadirin anda. Tekankan butir-butir yang kritis dengan mengatakan : pada tahap ini, adalah penting untuk ....

Tetaplah menjaga kontak mata dengan hadirin.

Bedakan volume dan nada suara dan kece-patan berbicara Anda.

Libatkan hadirin dengan menggunakan teknik-teknik dan tanya-jawab.

Tunjukkan antusiasme Anda.

Bila Anda memasukkan praktek oleh para peserta : - Siapkan orang yang akan belajar - Katakan, tunjukkan, kerjakan dan tinjau ulang - Jangan pecahkan persoalan dia, malahan ajukan pertanyaan-pertanyaan.

53

1

Apakah anda masih ingat dengan peribahasa pelatihan ini ?

Latihan terutama berkaitan dengan “mengerjakan”. Latihan memungkinkan peserta mengintegrasikan teori dan pedoman/petunjuk yang diberikan kepada peserta dengan melaksanakan tugas tertentu. Mengintegrasikan berarti : memproses teori dan pedoman sedemikian rupa, sehingga anda tahu dan paham keduanya, dan anda lebih dapat menerapkan keduanya. Dengan kata lain : teori dan pedoman tersebut menjadi bagian dari pikiran dan tinda-kan anda.

Melalui latihan, teori menjadi

bagian dari pikiran dan

tindakan

APA YANG KITA DENGAR KITA LUPAKANAPA YANG KITA LIHAT KITA INGAT

APA YANG KITA LAKUKAN KITA MENGERTI”“

PRINSIP-PRINSIP PELATIHAN

Apakah Latihan Itu?01

Gambar 1Latihan menyangkut (dengan)

mengerjakan

Terdapat banyak latihan yang berbe-da-beda. Kenyataannya, “Latihan” merupakan suatu peristilahan bersama untuk kegiatan pelatihan yang memban-gkitkan tanggapan aktip pada senagian peserta. Peristilahan latihan, dengan demikian, juga termasuk metode pelati-han seperti :

Tanya jawab, praktekan laborato-rium, paraktek lapangan, telaah khusus, permainan peran, simula-si dan permainan.

TrainingOf

Trainers05

54

Inilah beberapa contoh latihan :

Membuat kalkulasi

Merakit bagian-bagian mesin

Menelaah suatu gambaran situasi dan Menganalisis masalah

Menghasilkan kemungkinan pemecahan-pemecahan

Memberikan pelajaran dengan mikro-teaching

Diluar dari sepuluh pemecahan masalah yang ada dalam daftar, pilihlah tiga yang paling tepat untuk situasi ini dan jelaskan pilihan anda tersebut.

engapa anda meminta peserta untuk melak-sanakan tugas tertentu, bila anda telah menga-

takan pada mereka bagaimana melaksanakannya ? jika mereka tahu bagaimana melakukan itu, bukankah mereka harus dapat melakukannya dengan benar ?

Walaupun begitu, seringkali tidak demikian yang terjadi. Alasan yang paling penting mempertimbangkan latihan dalam pelajaran anda adalah bahwa terdapat perbedaan yang besar antara “telah diberitahu” dan “mengerjakan sendiri”. Mengerjakan memerlukan lebih dari sekedar mendengarkan seseorang yang mengatakan bagaimana mengerja-kannya.

Lukislah diri anda sendiri yang sedang duduk dalam aula ceramah mendengarkan seseorang yang menjelaskan bagaimana mengambil

M

Keahlian belajar memerlukan

praktek

Hal yang sama juga berlaku bagi semua keahlian, apakah berkaitan dengan keterampilan tangan, keahlian intelektual seperti masalah mendiagnosa dan menganalisis, atau keterampilan social seperti berkomunikasi. Peserta perlu diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan tugasnya, untuk belajar dengan melakukan, mengembangkan pengalaman nyata, daripada hanya dengan latar belakang yang abstrak. Hanya melalui praktek, teori menjadi suatu bagian yang terintegrasi dari pemikiran dan kinerja peserta

Latihan merupa-kan hal yang

utama dalam pelatihan

Oleh karena tujuan pelatihan adalah membuat orang melaksanakan tugas mereka dengan cara yang lebih efisien dan efektif, latihan-latihan menjadi sangat penting dalam setiap kursus pelatihan.

sampel darah dari pasien. Penceramah sangat mendalam dan memanfaatkan dengan baik alat bantu peraga untuk menekankan hal-hal yang penting dan teknik-teknik tertentu. Pada akhir ceramah anda telah diberitahu masalah-masalah yang mungkin anda hadapi, pemilihan urat darah yang sangat halus, dan cara memegang alat penyemprotan. Apakah anda dapat mengambil sampel dari pasien dengan berhasil ? barangkali tidak.

Sekarang, bayangkan memegang alat penyemprot ditangan dan rasakan tangan pasien anda untuk mencari urat darah yang halus. Anda dapat mera-sakan tekstur (susunan) kulit, ukuran dan kedalaman pembuluh darah. Anda dapat melihat keseluruhannya pada muka pasien anda. Kesan ini tidak dapat diajarkan oleh penceramah, tetapi mengalaminya sendiri akan memungkinkan anda menjadi semakin ahli dalam tugas anda.

55

Jenis Latihan Orang Dewasa02

S Melaksanakan tugas

memerlukan kegiatan

mental yang berbeda-beda

Pertama, adalah penting untuk memahami bahwa melaksanakan suatu tugas perlu beberapa kegiatan mental yang berlangsung pada saat yang sama. Terdapat enam kemungkinan kegiatan mental yang dapat terlibat dalam melaksanakan suatu tugas :

Mengetahui: mampu menghasilkan ulang informasi

Memahami: menjelaskan, menterjemahkan, memperluas

Menganalisis: mampu mengenali bagian-ba-gian dari suatu keseluruhanMensintesis: mampu mengatur bagian-bagian menjadi suatu keseluruhan

Mengevaluasi: mampu mengkaji dan mengem-bangkan pemecahan-pemecahan dan ide-ide baru

Menerapkan: mampu melaksanakan dan menyelenggarakan tugas sambil menerapkan teori dan petunjuk/pedoman (keterampilan)

ebagaimana dikatakan, latihan memungkinkan peserta untuk mengin-tegrasikan teori dan pedoman, sehingga ini

menjadi bagian dari pikiran dan tindakan peserta.

Bila integrasi berlangsung dengan sukses (jika peserta tahu, paham dan dapat menerapkan), terjadi peningkatan dalam keahl-ian yang dapat dilihat dalam perubahan kinerja- dan inilah tujuan dari pelatihan itu.

Lantas bagaimana sebagai seorang instruktur anda dapat membantu peserta dapat mengintegrasikan

informasi sedemikian rupa, sehingga mengarah pada perubahan dalam

kinerja

Pelaksanaan tugas perlu keterampilan, dan keterampilan hanya diperoleh melalui praktek, melalui latihan. Ini berarti bahwa selama tiap kursus pelatihan, anda harus memberikan sebanyak mungkin latihan kepada peserta.

Latihan mendorong minat dan motivasi, karena kduanya menciptakan kesempatan bagi peserta untuk bereksperimen dalam lingkungan yang aman dengan teknik-teknik yang baru atau berbeda, pendekatan-pendekatan atau metode-metode kerja yang mereka perlukan dalam pekerjaan sehari-hari.

Meskipun latihan merupakan bagian penting dari setiap sessi pelatihan, dalam praktek berangkali terdapat dua masalah dalam latihan. Pertama, latihan perlu lebih banyak waktu daripada ceramah atau peragaan, dan kedua, beberapa latihan lebih efektif diterapkan dalam kelompok yang kecil dibandingkan dengan dalam kelompok yang besar. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa latihan tidk dapat digunakan dalam kelompok yang besar.

Banyak orang berpendapat bahwa kecuali anda mempunyai dua instruktur dalam satu kursus, anda akan menghadapi kesulitan waktu untuk melakukan latihan yang dapat dikelola dalam kelompok dengan 20 peserta. Ini tidak benar, terdapat banyak latihan dan terdapat banyak cara dalam mana latihan-latihan tersebut dapat diterapkan bahkan untuk kelompok yang besar sekalipun.

56

Kegiatan mental yang mana harus berlangsung, tergantung pada sifat tugas yang dilaksanakan. Semakin sulit tugasnya, semakin melibatkan pemikiran dan penilaian pribadi, dan semakin banyak kegiatan mental yang diperlukan untuk melaksanakan-tugas.

Menempelkan sejumlah perangko pada surat yang mempunyai berat berbeda-beda merupakan tugas mudah yang hanya memerlukan pengetahuan (bagimana menimbang surat, memeriksa berat dan mengambil perangko dimeja, dan menempelkan perangko tersebut pada tempatnya di surat) dan penerapan (berat surat yang sebe-narnya dan memilih sejumlah perangko yang diperlukan untuk ditem-pelkan). Penilaian pribadi tidak diperlukan untuk pelaksanaan tugas ini, ini merupakan pelaksanaan yang baku yang memerlikan tidak lebih daripada sekedar mengikuti dengan hati-hati petunjuk yang tertulis

Mendistribusikan secara mandiri surat yang baru masuk kepada bagian masing-masing merupakan tugas yang barangkali perlu lebih dari sekedar pengetahuan dan penerapan. Tentu saja akan terdapat banyak standar surat yang baru masuk yang dapat ditujukan kepada bagian yang layak dengan mudah, akan tetapi untuk menangani surat yang tidak baku dengan benar, orang perlu mengerti kerja bagian masing-masing terdiri dari apa saja. Di samping itu, orang harus menganalisis isi dari surat yang baru masuk, untuk membeda-kan antara isi pesan atau permintaan yang berbeda-beda, agar dapat menentukan apakah salinannya harus dikirim kepada bebera-pa bagian atau tidak.

Menulis surat secara mandiri berdasarkan pada instruksi singkat seperti apa isinya, seharusnya merupakan contoh dari tugas yang memerlukan sintesis (mengatur bagian-bagian komponen pesan ke dalam surat). Di samping itu, untuk membuat surat, pengetahuan diperlukan (bagaimana mengalamatkan, menyusun, merumuskan dan menata letak) dan memahami (petunjuk dan instruksi menulis surat) serta penerapan (menulis surat sambil menerapkan petunjuk menulis surat).

Dan menyimpulkan erial contoh ini : membuat suatu tata letak yang baru untuk surat-surat perusahaan merupakan tugas yang melibat-kan evaluasi (dari tata letak yang ada), sintesis dan penerapan (merancang tata letak baru yang sebenarnya). Dan ini hanya dapat dikerjakan dengan berhasil, bila ada pengetahuan dan pemahaman dari prinsip-prinsip menyusun tata letak.

Untuk menentukan informasi yang mana harus dimasukkan dalam ceramah anda,

dan yang mana harus ditinggalkan, ambillah langkah-langkah berikut ini:

57

Pelaksanaan pekerjaan efektif, bila

semua kegiatan mental dilakukan dengan berhasil

Latihan memberikan kegiatan yang

diperlukan dan memberikan

kesempatan untuk memeriksa apakah

belajar telah berlangsung

Suatu tugas hanya akan dilaksanakan dengan efektif dan efisien, bila semua kegiatan mental yang diperlukan untuk tugas itu dijalankan dengan sukses. Dengan demikian, sebagai instruktur anda harus membuat kegia-tan-kegiatan mental ini dapat berlangsung dan harus memeriksa apakah kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung dengan berhasil.

Disinilah latihan hadir. Latihan menghendaki kegiatan pada sebagian peserta, latihan meminta peserta mengerjakan sesuatu dengan teori dan pedoman yang telah anda berikan kepada mereka. Latihan yang berbeda mendorong kegiatan mental yang berbeda pula. Inilah contoh-contoh kegiatan yang anda dapat minta dalam latihan-latihan :

Mengetahui Mendaftar MenamaiMengingat MenuliskanMengatakan

MemahamiMenjelaskanMemberikan sebuah contohMengklarifikasikanMenghubungkanMewakili

MenganalisisMembandingkanMemerinciMengenaliMengidentifikasiMembedakan

1 2 3

MengevaluasiMemilihMempertahan-kanMenyerangMengkajiMenentukan

MensistesiskanMengkombinasikanMenyimpulkanMengorganisasikanMengembangkanMemperbaiki

MenerapkanMembuatMenyiapkanMenghasilkanMemperagakanMembangun

4 5 6

Latihan tidak hanya memberikan kegiatan yang diperlukan untuk meninte-grasikan informasi, melainkan juga memungkinkan instruktur dan peserta memeriksa apakah pengintegrasian telah berlangsung dengan sukses, yaitu: apakah kegiatan-kegiatan mental yang berbeda dilaksanakan dengan memuaskan.

Marilah kita lihat dengan mengambil contoh sederhana, bagaimana kita dapat membuat perubahan dalam kinerja melalui penggunaan latihan, dan bagaimana kita dapat mengukur apakah pengintegrasian telah berlangsung dengan berhasil.

Misalnya anda telah memberi ceramah tentang bagaimana meny-iapkan masakan sate. Tujuan anda adalah memungkinkan peserta membuat sate yang lezat.

Mula-mula anda bertanya kepada anda sendiri : kegiatan mental yang mana yang diperlukan untuk membuat sate yang lezat? Dalam hal ini kegiatan mental yang paling penting adalah :

58

A

Mengetahui membuat daftar emat langkah dalam menyiapkan sate. Menulis waktu memasak untuk setiap satu dari empat jenis sate yang berbe-da-beda.

Memahami menjelaskan mengapa mengasinkan daging adalah penting. Sejutu-lah anda dengan pernyataan berikut ini : “Jika seseorang membuat daftar besarnya api, waktu memasak dapat dikurangi dari 10 hingga 5 menit”. Jelaskan jawaban anda.

Menerapkan menyiapkan sate, menerapkan petunjuk-petunjuk yang telah diberi-kan kepada anda.

nda dapat melihat apakah peser-ta benar-benar tahu dan paham apa yang telah anda katakan pada mereka dengan melihat

hasil-hasil latihan yang ditujukan untuk mengetahui dan memahami. Anda hanya dapat menemukan “bukti” yang nyata apakah peserta benar-benar dapat meny-iapkan sate yang lezat dengan melihat hasil latihan yang ditujukan pada penerapan. Hanya dengan melihat pada sate yang disajikan oleh peserta dan dengan mencici-pi sate, anda akan daat melihat apakah benar-benar ada peningkatan keterampi-lan.

Dengan kata lain : apakah anda telah mencapai tujuan belajar anda.

Dalam kursus pelatihan, anda akan sering melihat bahwa latihan mengikuti suatu urutan tertentu. Pada awal session, kebanyakan anda kan menjumpai latihan yang ditujukan untuk memantapkan pengetahuan dan pemahaman, semen-tara selama session, latihan berlangsung untuk mendorong analisis, sistesis, evalu-asi dan penerapan.

Gambar 2Latihan menuju

pemahaman

Gambar 3Latihan

menuju penarapan

Bagaimana caramembuat sate?

59

Mengetahui untuk mereka sendiri bagaimana pemeliharaan harus dilaksanakan.

Dapat mengenali dengan melihat bagian mesin-mesin atau mesin yang mana yang telah dipelihara dan yang mana yang belum.

Dapat menjelaskan kepada orang lain bagaimana mereka harus melaksanakan tugas pemeliharaan

Sekarang, latihan yang manakah yang tepat untuk kelompok peserta ini?

Memahami enam kegiatan mental yang berbeda-beda yang terkait dalam pelaksa-naan suatu tugas, akan membantu anda dalam memilih latihan yang tepat untuk session latihan yang anda sampaikan. Untuk memilih latihan yang tepat, anda harus mampu menjawab dua pertanyaan penting :

Bagaimana MengajarOrang Dewasa03

Apakah tugas peserta yang diharapkan akan dilaksanakan?Apakah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki peserta sekarang?

Tugas-tugas peserta

Oleh karena tugas yang berbeda memerlukan kegiatan mental yang berbeda-beda dan dengan demikian memerlukan latihan yang berbeda pula, penting untuk meng-etahui tugas peserta yang mana yang diharapkan dilaksanakan dalam pekerjaan mereka sehari-hari.

Sebagai contoh, peserta dalam kursus pelatihan anda pengawas yang baru ditunjuk. Salah satu tugasnya adalah mengawasi pemeliharaan mesin-mes-in tertentu. Untuk dapat melaksanakan tugas ini dengan memuaskan, mereka paling tidak harus :

Gambar 4Tugas mana para peserta

diharapkan untuk melaksanakannya

60

Contoh : “Buatlah daftar tujuh kegiatan pemeliharaan yang harus dilaksanakan sehari-hari!”

Mengetahui

Contoh : “Tulislah paling tidak tiga alasan mengapa pemeliharaan itu penting!”

Memahami

Contoh : “Di meja ini anda melihat sekumplan bagian mesin. Catatlah jumlah bagian yang menurut pendapat anda belum dipelihara secara memadai dan jelaskan jawaban anda!”

Menganalisis dan menerapkan

Contoh : “Menyiapkan dan menyampaikan peragaan dalam mana anda menunjukan bagaimana melaksanakan pemeliharaan, sementa-ra menerapkan petunjuk-petunjuk untuk menyampaikan peragaan!”

Menerapkan

Menyajikan pengetahuan dan pengalaman peserta

Seberapa banyak pengalaman yang dimilki peserrta dalam melaksaakan tugas yang diberikan kepada mereka? Seberapa baik mereka mengetahui apa yang harus dikerjakan dan bagaima-na mereka melaksanakan itu? Bagaimanakah kinerja mereka sekarang? Bila kinerjanya tidak cukup memadai, apa yang menyebabkan? Dapatkah anda menunjukan satu atau kegiatan-ke-giatan mental yang tidak dilaksanakan dengan berhasil?

Bagi seorang instruktur, ini penting untuk diketahui, karena ini akan membantu menentukan keiatan mental yang mana latihan-latihan harus ditujukan. Sebagai contoh, ketika mengajar pengawas yang baru diangkat, anda barangkali akan memilih latihan dengan jumlah yang lebih banyak ditujukan pada pengertian dan pemahaman, kemudian anda akan melakukannya untuk pengawas yang telah mempunyai pengalaman satu tahun atau lebih dalam melak-sanakan pekerjaan mereka.

Latihan Perorangan atau Kelompok04

Ukuran kelompok ditentukan oleh sifat latihan. Semakin teknis tugas yang anda inginkan agar dilaksanakan peserta, dan semakin memer-lukan pemikiran perorangan atau pribadi, semakin kecil ukuran kelompok yang disarankan. Tugas-tugas yang memerlukan penyeli-dikan ide-ide dan kreatifitas bersama, biasanya dirancang untuk kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang.

tergantung padasifat larihan

Ukuran Kelompok

Dalam hal ini, anda barangkali akan memilih latihan anda di luar kategori yang mengarah kepada mengetahui, memahami, menganalisis dan menerapkan :

Bila anda telah memilih satu latihan, anda harus menentukan bagaimanakah cara terbaik untuk melaksanakan itu : secara perorangan atau kelompok.

Ini melibatkan menjawab dua pertanyaan :

Bagaimanakah ukuran kelompok yang tepat?Bagaimana seharusnya kelompok disusun?

61

Contohnya, membuat perhitungan adalah suatu tuas yag paling baik dilaksanakan secara perorangan. Di lain pihak, bila mengindentifikasi kemungk-inan pemecahan-pemecahan masalah, atau bila mencari sebab-sebab timbuln-ya masalah, peserta akan beruntung mendapatkan ide-ide dari peserta yang lain, sehingga dalam hal ini kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang akan lebih tepat. Kadang-kadang anda ingin menggunakan kelompok yang terdiri dari tigas orang biasanya jika tugas agak teknis yang memerlukan penyelidikan ide-ide, atau jika tugas memerlukan dua orang untuk mengerja-kan sesuatu dengan orang ketiga sebagai pengamat.

Anda mungkin harus menyesuaikan dengan ukuran kelompok, tergantung pada jumlah peserta yang ada dalam session pelatihan anda. Jika kelompok tidak dibagi habis, anda mungkin mempu-nyai sedikit kelompok yang terdiri dari enam orang. Jika ini terjadi, berikan perha-tian sepenuhnya khususnya kepada kelompok-kelompok ini. Enam orang sering dibagi lagi dalam 2 kelompok bila pekerjaan dimulai. Oleh karena itu, latihan dirancang untuk kelompok yang terdiri dari enam peserta atau lebih tidaklah lzim, kecuali jika isi program merupakan dinami-ka kelompok.

Komposisi Kelompok

Komposisi kelompok yang kecil sama pentingnya dengan ukuran kelompok dalam melak-sanakan belajar.

Kelompok dapat terdiri dari orang yang sama atau berbeda. Kelompok yang homogen terdiri dari orang yang serupa dalam satu aspek atau lebih : mempunyai tingkat pengala-man dan keterampilan yang sama, kedudukan dalam hierarkhi yang sama, atau mempu-nyai jenis pekerjaan yang sama. Kelompok yang heterogen terdiri dari orang yang berane-ka ragam dalam pengalaman dan keterampilan, mempunyai pekerjaan yang berbeda, tingkat dalam hierarkhi berbeda, kepemimpinan atau gaya belajar berbeda, atau yang tidak saling mengenal.

Komposisi kelompok memainkan peranan yang penting dalam memantapkan dan memelihara iklim belajar yang baik.

Apakah anda akan menyusun kelompok hmogen atau hetero-gen, tergantung pada sifat latihan, tahap kursus pelatihan, kebutuhan akan penganeka ragaman komposisi kelompok dari waktu ke waktu.

Tergantung pada sifat latihan, tahap pelatihan dan

perlunya penganeka ragaman

Gambar 5 Ukuran kelompok tergantung dari sifat latihan

62

Sebagai contoh, bila suatu latihan ditujukan untuk mendapatkan aneka ragam ide dan sudut pandangan, peserta akan beruntung bekerja dalam kelompok yang heterogen. Akan tetapi, jika tugasnya adalah mendiskusikan bagaimana apa yang telah dipelajari dapat diterapkan dalam situasi kerja, kelompok homogen yang terdiri dari orang yang mempunyai pekerjaan yang sama atau bekerja dalam bagian yang sama akan lebih tepat.

Sebagai aturan umum, pada awal kursus pelatihan, disarankan untuk mengelompokan orang dengan peserta yang paling tidak mereka kenal, karena :

Ini membuka peserta pada ide-ide baru;

Ini membantu menghindari pola perilaku yang sudah biasa (misalnya bercanda dengan teman dekat), yang mungkin menunda atau mencampuri proses belajar;

Ini membantu peserta bertemu orang lain dengan siapa mereka ingin bekerja;

Ini membantu memantapkan kesatuan di antara kelompok sebagai suatu keseluruhan.

Pada akhir kursus pelatihan, nermanfaatlah kiranya untuk mengelompokan orang yang bekerja satu sama lain, sehingga mereka dapat mencari cara-cara yang mungkin dapat diterapkan pada apa yang telah mereka pelajari dengan situasi kerja.

Gambar 6Komposisi kelompok tergantungdari sifat latihan tingkat (stage) pelatihan dan diperlukannyakeanekaragaman

SAMAatauBEDA?

63

1

PENGGUNAAN PELATIHAN

Bagaimana Memandu Latihan itu ?01

TrainingOf

Trainers06

ementara ceramah dan peragaan diperuntukan bagi menyampaikan informasi, latihan (exer-

cise) memungkinkan peserta untuk memproses informasi, menginte-grasikan informasi dalam pikiran dan perbuatan mereka. Apabila integrasi informasi berlangsung dengan berhasil, terdapat pening-katan keterampilan yang dapat dilihat pada perubahan dalam kinerja (prestasi kerja). Latihan memberikan kegioatan yang diper-lukan untukintegrasi informasi.

Suatu latihan terdiri dari dua bagian : bagian “pelaksanaan” selama mana tugas dilakukan oleh peserta, dan bagian pelaporan selama mana refleksi berlangsung pada “pelaksanaan” (dan hasil-hasilnya). Kedua bagian tersebut, “pelaksa-naan” dan refleksi, memerlukan kegiatan pada sebagian peserta dan keduanya merupakan hal yang pokok bagi integrasi informasi.Ketika menggunakan latihan selama pelajaran, anda sebagai instruktur memiliki tiga tugas penting yang harus dipenuhi untuk

S membantu “pelaksanaan” dan refleksi berjalan dengan sukses. Pertama, anda harus memberikan penjelasan kepada peserta tugas yang mana yang harus mereka kerjakan. Kedua, anda harus memantau pekerjaan kelompok atau perorangan. Ketiga, selama tahap pelaporan, anda harus membantu peserta memperluas dan memperjelas belajar diatas apa yang telah diperoleh dalam pekerjaan perorangan atau kelompok kecil. Modul ini memuat tentang bagaimana memenuhi ketiga tugas tersebut.

64

Memperkenalkan suatu latihan berarti : menjelaskan tugas peserta yang diharap-kan untuk dikerjakan.

Inilah bagaimana anda memberikan instruksi tugas yang efektif untuk peserta :

Menjelaskan mengapa latihan itu penting;

Menejelaskan tugas;

Mengatakan bagaimana tugas tersebut

dilaksanakan;

Menjelaskan apa yang harus dilaporkan

Memperkenalkan Latihan02

Menjelaskan mengapa latihan itu penting

Ketika memperkenalkan latihan, anda harus mulai dengan menjelaskan kepada peserta, mengapa mengerjakan latihan bias penting bagi mereka.

Misalnya :

“ketika menulis laporan, adalah penting menyusun informasi anda dengan cara yang masuk akal. Menulis laporan menjadi jauh lebih mudah, bila anda mempunyai susunan baku yang dapat anda gunakan.

Terdapat susunan baku untuk jenis laporan yang berbeda. Sebentar lagi, anda akan mempunyai kesempatan untuk memilih dari susunan-susunan baku ini satu yang anda dapat gunakan untuk laporan yang anda bisa tulis untuk anda sendiri”.

Memulai instruksi tugas anda dengan mengatakan mengapa latihan itu penting, anda akan dapat menciptakan iklim yang lebih baik dimana peserta didorong untuk belajar. Anda mungkin telah mengahdiri kursus pelatihan dimana instruktur memperkenalkan latihan dengan mengatakan sesuatu seperti : “Saya akan membagi anda ke dalam kelompok-kelompok kecil”.

Pernyataan demikian umumnya menyebabkan peserta melakukan dua hal. Pertama, mereka melihat ke kiri-kanan kepada siapa mereka ingin bekerjasama, dan kedua, mereka mungkin merasakan sesuatu yang negatip tentang latihan, sebelum merka telah mendengar tentang latihan tersebut.

Peserta sering mempunyai keengganan untuk bekerjasama dengan kelompok kecil, mungkin karena kelompok demikian memerlukan usaha yang berbeda dengan hanya sekedar duduk dan mendengarkan saja. Maka peserta secara alamiah bereaksi pada suatu pengantar yang tiba-tiba terhadap kerja kelompok dengan berpikir : “siapa yang akan bekerjasama dengan saya?”, “Mengapa saya harus mengerjakan ini ?” atau “Oh, tidak lagi!”. Dengan memulai menjelaskan suatu tugas mengapa dengan penolakan ini dengan mudah dihindarkan. Peserta dapat mengetahui segera, mengapa tugas tersebut akan tepat dan bermanfaat.

Disamping itu, hindarkan permulaan instruksi tugas dengan mengatakan seperti apa tugas tersebut. Suatu gambaran yang dini dari tugas dapat berakibat penolakan terang-terangan dari suatu tugas atau penerimaan yang semu. Hanya bila peserta melihat manfaat pribadi dari melakukan tugas tersebut, mereka akan siap menerima penugasan yang diberikan kepada mereka.

timbulkan minat dan

motivasi

65

Dengan demikian, penjelasan anda mengenai mengapa tugas itu penting untuk dilaksanakan harus mempunyai arti yang masuk akal dan emosional kepada peserta mereka harus dapat mengidentifikasi dengan itu. Suatu pembenaran dalam artian program pelatihan atau kebutuhan akan organisasi , kebanyakan akan tidak menyak-inkan hadirin.

Apakah anda akan suka melakukan latihan, bila itu diperkenalkan sebagai berikut :

jelaskan dari segi

pandangan para peserta

“butir berikut program kita hari ini adalah mempraktekan menulis kalimat-kalimat ringkas dan sederhana. Disini terdapat sepuluh kalimat yang terdiri lebih dari 30 kata setiap kalimat. Tugas anda adalah menu-liskan ulang kalimat-kalimat tersebut, sehingga kalimat-kalimat itu terdiri tidak lebih dari 10 kata setiap kalimatnya”.

Atau :

“Apakah anda tidak merasa terdorong untuk mengerjakan latihan yang sama, bila instruktur memulai perkenalannya dengan : “Satu tahun ini, pemadam kebakaran digantungkan di dalam setiap bengkel kerja. Barangkali kalian sudah melihatnya. Berapa orang di antara kalian yang tahu mengoperasikan pemadam kebakaran ?” dst.

Cara terbaik untuk menentukan apakah penjelasan anda masuk akal bagi peserta adalah memandang pada kelompok, sementara anda menyatakannya. Barangkali anda akan melihat pandangan penuh perhatian atau gelengan kepala. Bila demikian, anda dapat mengasumsikan bahwa anda mencapai sasaran.

Sebaliknya, bila anda melihat wajah yang tidak berubah dan mata yang kosong, anda barangkali hanya perlu mengatakan kepada orang apa yang akan mereja kerjakan, bukan mengapa hal itu penting bagi mereka.

Gambar 1Jelaskan mengapa

ceramah dapat bergunabagi para

peserta

66

Menjelaskan Tugas

Katakan bagaimana tugas akan dikerjakan

Uraian tugas menyatakan kepada peserta apa yang akan mereka kerjakan. Suatu instruksi tugas yang efektif dibangun, sehingga seseorang atau kelom-pok tak terelakan lagi mendatangkan suatu hasil. Pernyataan tugas selalu mem-pertimbangkan kata kerja aktip: mendaftar, mengidentifikasi, memecahkan, membariskan dsb. Hindari kata-kata menanyakan, mendiskusikan, membicara-kan tentang, meneliti, meninjau, memikirkan tentang, dsb.

Selain dari menggambarkan hasil, pernyataan tugas biasanya mencakup beberapa pemberi sifat yang bnermanfaat dalam merumuskan jumlah atau mutu yang diharapkan dalam hasil : “mendaftarkan yang paling penting”, “mendaftar hal yang telah anda gunakan”.

Misalnya :

Setelah 15 menitperhatian menurun

“Untuk membantu memilih susunan baku laporan anda, buatlah daftar tiga jenis laporan yang secara teratur anda tulis dan tunju-kan untuk setiap laporan :”

Siapa yang membacanyaApa yang diharapkan akan dikerjakan pembaca dengan tulisan anda”.

Menjelaskan bagimana tugas akan dilaksanakan, mencakup mengatakan kepada peserta : Apa ukuran unit kerjanya (perorangan atau kelompok) Bagaimana kelompok akan tersusun; Berapa lama waktu yang tersedia.

Gambar 2Katakan bagaimana parapeserta dapatmenyelesaikan tugasnya

67

Menjelaskan apa yang harus dilaporkan

Anda dapat membentuk kelompok anda sendiri, atau anda dapat meminta peser-ta untuk mengerjakan demikian. Apapun yang anda putuskan, nyatakan selalu kriteria komposisi kelompok. Misalnya, jelaskan mengapa anda ingin menge-lompokan orang dengan peserta yang mempunyai spesialisasi sama (atau : mempunyai spesialisasi berbeda) selama latihan ini. Bila anda tidak menjelaskan, peserta mungkin merasa curiga terhadap alasan-alasan mengapa anda mengatur orang tertentu bersa-ma-sama.

Jumlah waktu yang anda berikan kepada peserta untuk menyelesaikan suatu tugas adalah penting karena alasan-ala-san yang tidak jelas pada mulanya. Bagian dari instruksi tugas ini lebih mengindikasikan mengenai bagaimana mengerjakan tugas tersebut daripada suatu ukuran yang tepat mengenai berapa lama waktu yang diperlukan. Peserta mengerti lebih baik sifat dari

Tetapkan kriteria untuk

komposisi kelompok

suatu tugas, bila mereka mengerti berapa lama mereka harus menyele-saikannya. Seandainya, misalnya, anda diminta orang untuk menyusun daftar sebanyak mungkin alasan untuk sesuatu dan anda mengatakan kepada mereka bahwa mereka memiliki waktu lima menit untuk mengerjakan demikian, mereka akan tahu bahwa anda mengharapkan suatu curah pendapat (brainstorm) yang cepat. Bila anda memberikan waktu 25 menit untuk menyelesaikan tugas yang sama, mereka akan mengerti bahwa tugas tersebut meliputi penyelidikan, pertimbangan, penggalian, dan penguji-an aspekaspek yang berbeda dari suatu isu. Oleh karena lama pemberian waktu pada dasarnya suatu pemberian sifat yang membantu mengerti bagaimana mendekati suatu tugas tertentu, jangan ragu-ragu untuk menyesuaikannya, jika anda mengetahui bahwa peserta perlu waktu tambahan, atau bahwa mereka menyelesaikan lebih dini.

Katakana kepada peserta apa tanggung jawab mereka untuk pelaporan kepada kelompok seluruhnya, bila kerja kelompok kecil selesai. Anda tidak harus menjelaskan bagaimana pelaporan itu akan dikelola anda dalam session paripurna. Biasanya, apa yang dilaporkan sama dengan hasil tugas.

Misalnya :

“Tunjuklah seorang juru bicara dalam kelompok anda yang harus siap mengkomuni-kasikan daftar yang telah kelompok anda hasilkan”.

Hal-hal lain yang perlu dicatat

Bila tugas tertentu sulit atau mempunyai beberapa bagian, distribusikan instruksi tugas pada sebuah selebaran, setelah anda menjelaskan secara lisan mengapa, apa dan bagaimana latihan itu : “Selebaran yang saya jelaskan. Anda dapat membahasn-ya, bila anda perlu bantuan mulailah”.

Bila tugas tersebut barangkali tidak dikenal oleh peserta, berikan sebuah contoh untuk menjelaskannya.

68

Memantau Pekerjaan Kelompok dan Perorangan03

Mengarah pada jawaban tunggal

Setelah anda memberikan instruksi tugas untuk pekerjaan kelompok atau perorangan, Anda harus memantau bagaimana kerja peserta berlangsung. Memantau disini berarti : tetap mengikuti tanda atau isyarat tertentu, dan tidak mengarahkan atau mengawasi pekerjaan peserta.

Terdapat dua alasan untuk memantau kerja peserta.

Pertama, memantau akan memberi anda umpan balik apakah peserta berada pada sasaran dan melakukannya dengan tepat. Bila anda merasa bingung atau salah interprestasi, anda perlu menyatakan ulang tugas atau membantu peserta kembali pada jalur yang benar.

Kedua, memantau adalah untuk mengetahui bagaimana menye-suaikan diri dengan waktu yang diperlukan untuk tugas tersebut. Bahkan pelajaran yang telah terencana dengan baik pun, perlu penye-suaian dalam jadwal waktu untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Perhati-kanlah berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghasilkan belajar yang paling baik. Tugas-tugas harus tidak dihitung waktunya dengan alat pencatat waktu (stop-watch).

Dibawah ini, petunjuk-petunjuk diberikan untuk memantau kerja kelompok dan peroran-gan.

Yakinlah bahwa peserta memahami instruksi-instruksi tugas.

Bila anda memberikan instruksi tugas, tunggulah peserta membentuk kelompok-kelom-pok. Perhatikanlah mereka sampai duduk dan bekerja. Setelah anda memberikan instruksi-instruksi tugas, anda kadang-kadang akan menghadapi bahwa paling tidak satu kelompok belum mengetahui instruksi-instruksi tersebut. Bila ini terjadi, anda harus menawarkan bantuan anda.

Terdapat dua alternatif:

bila anda menentukan bahwa hanya satu kelompok salah mengerti instruksi yang anda rasa telah anda jelaskan selayaknya, kemudian bantulah peserta ini mengerti apa yang mereka kerjakan.

Bila anda pikir bahwa kelompok-kelompok yang lain mungkin juga salah mengerti karena anda tidak memberikan instruksi sejelas sebagaimana yang anda piker, kemudian hentikan kelompok yang sedang bekerja dan kembali serta nyatakan ulang tugas untuk setiap orang. Ulanglah tugas tersebut dan mungkin juga apa yang dilaporkan.

69

Berkelilinglah, tetapi jangan ikut campur

Periksalah bagaimana pekerjaan berlangsung

Begitu kelompok menjadi tenang, lnjutkan untuk menyadari apa yang sedang terjadi pada setiap peserta.

Periksalah kadang-kadang dengan secara visual (yang dapat dilihat) dan aural (yang dapat didengar).

Sadarlah mengenai cara kelompok-kelompok membentuk dirinya. Bila anda melihat suatu kelompok terbentuk seperti ini :

Janganlah meningggalkan ruang kelas, kecuali benar-benar perlu. Tetaplah dalam ruang, sehingga anda dapat menawarkan bantuan anda bila diperlu-kan. Tetaplah berada di dalam ruang kelas, benar, tetapi jangan ikut campur. Kebanyakan dari kita ingin “menolong” “kadang-kadang instruktur tergoda untuk mendekati seorang peserta atau satu kelompok dan menanyakan “bagaimana kabarnya”? Untuk menjawab, peserta harus menghentikan usaha mereka dengan resiko menghentikan pekerjaan mereka.

Kadang-kadang bila anda berdiri diam-diam dekat dengan suatu kelompok, peserta berpikir pentingnya mengikutsertakan anda, sehingga mereka akan dengan sopan menyediakan tempat atau mengajukan pertanyaan. Ini merupakan cara lain agar peserta menghentikan tugas mereka. Oleh karena itu, jagalah jarak dan biarkan mereka mengerjakan pekerjaan mereka.

Jangan ikut campur

Gambar 3Berkelilinglah, tetapijangan ikut campurdengan kerja kelompok

70

Memeriksa waktu

Jangan pecahkan persoalan mereka

Maka anda dapat memperkirakan bahwa paling tidak satu orang agak teriso-lasi dari mayoritas dan kepemimpinan barangkali terletak dalam kelompok tersebut pada sebelah kiri bawah.

Bila terjadi, campur tanganlah dan sesuaikan kembali cara orang diduduk-kan menjadi seperti ini :

Berdirilah di depan dan dengarkan setiap kelompok, satu demi satu mengi-tari ruangan, seperti jika anda ingin melihat setiap kelompok bergiliran. Begitu anda mengitari ruangan, anda akan mendengar kata-kata dan ungka-pan-ungkapan yang asing yang berasal dari kelompok. Mengambil dengan acak kata dan ungkapan tersebut, dapat memberikan suatu isyarat dimanakah peserta di dalam kerja mereka.

Bila anda mendengar peserta mendiskusikan hal-hal yangtak berkaitan dengan tugas, anda akan mengira bahwa mereka telah menyelesaikan tugas mereka atau mereka berda pada jalur yang salah. Periksalah yang mana dari kedua hal tersebut yang terjadi. Bantulah kelompok yang keluar dari jalur dengan mengajukan pertanyaan. Hindarilah member pemecahan masalah atau menjawab pertanyaan anda sendiri.

Hati-hatilah terhadap waktu. Bila anda merasa bahwa periode waktu yang ditentukan telah lewat dan orang masih mengerjakan dengan tekun mempe-lajari sesuatu yang sangat penting, biarkan mereka melanjutkan pekerjaan mereka. Bila anda tahu beberapa orang selesai dan yang lain belum, akan sangat membantu bila anda mengingatkan waktu yang tersisa. Misalnya, anda dapat mengatakan : “masih ada kira-kira dua menit lagi”.

Nyatakanlah betapapun waktu yang anda pakai akan dipakai kelompok yang selesai untuk meninjau kembali dan kelompok yang belum selesai untuk mempercepat dan menyelesaikan tugas. Teknik ini mempengaruhi kelompok yang lebih lambat untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, sementara meya-kinkan kembali terhadap mereka yang telah selesai bahwa mereka berbuat dengan kendala waktu yang masuk akal.

71

Mengelola Tahap Pelaporan04

Tingkat 1

MEMINTA LAPORAN

agian terakhir dalam melakukan latihan adalah tahap pelaporan, selama mana peserta memikir-

kan latihan melalui pertukaran berbagai temuan yang diperoleh dan wawasan yang didapatkannya selama pekerjaan kelompok atau perorangan mereka. Proses pelaporan informasi yang orang telah kumpulkan dalam kelompok kecil, dapat menambah pada belajar perorangan secara besar-besaran.

B

Bila satu kelompok mendahului yang lain, cobalah untuk memberikan kegia-tan tambahan kepada kelompok ini.

Terdapat banyak cara untuk membantu peserta menyelesaikan pekerjaan mereka. Bila anda tahu bahwa semua kelompok telah siap kecuali satu kelompok, anda dapat mengulanginya dan berdiri di dekat kelompok itu. Jika ini tidak berhasil, tanyakan “berapa lama lagi anda perlukan?” atau “dapat-kah anda laporkan dalam beberapa saat mendatang?”

Jika memnaggil kelompok bersama-sama untuk session paripurna, gunakan bahasa yang berorientasi pada peserta seperti : “inilah saatnya bertemu bersama”, marilah dengarkan apa yang tiap kelompok harus sampaikan”. Hindarilah uangkapan-uangkapan pengarahan dan menggunakan seluruh waktu yang ada “ungkapan tersebut sangat kurang efektif”.

Peristilahan “pelaporan” tidaklah berarti peserta menjelaskan secara rinci kepada seluruh kelas apa yang persisnya telah terjadi dalam kelompok yang kecil. Penguca-pan demikian kebanyakan membosankan dan dengan demikian dapat menghalangi proses belajar. Tujuan pelaporan ini adalah memperluas dan memperjelas belajar mele-wati apa yang telah dicapai di dalam kelom-pok-kelompok kecil. Maksudnya adalah untuk membantu orang yang belajar mem-perluas, mengintegrasikan dan menggener-alisasi belajar dari pekerjaan perorangan atau kelompok kecil mereka

Begitu peserta telah berkumpul lagi, anda harus mengatakan pada mereka bagaimana melaporkannya. Terdapat banyak cara dalam mana peserta dapat melapor.

Tahap pelaporan terdiri dari tiga tahap. Peserta memberikan laporan mereka. Laporan tersebut dijelaskan dan diperluas. Membuat generalisasi dan mendiskusikan kemungkinan, keterbatasan, penerapan dalam situasi kerja.

72

Gambar 4Dapatkan sedikitinformasi dari setiapkelompok sehinggabertambah menjadiproduk total

Cream of the top

Penyajian formal

Pilihan anda di dasarkan pada empat factor: jenis latihan, tujuan belajar, perlunya membeda-bedakan prosedur, dan ukuran kelompok. Tiga cara yang paling lazim untuk meminta laporan adalah :

Terpenting diantara yang penting Penyajian formal Pengumpulan pendapat (polling)

Cream of the top mendapatkan sedikit informasi dari setiap kelom-pok, sehingga terjumlahkan pada hasil keseluruhan. Pada umumnya ini dipergunakan bila kelompok telah meminta untuk menghimpun daftar yang serupa. Terpenting diantara yang penting memungkinkan setiap kelompok mempunyai kesempatan untuk menambah sedikit informasi sampai semuanya telah dilaporkan.

Keuntungan metode ini adalah bahwa metode ini memungkinkan setiap kelompok mem-buat laporan kuarng lebih sama panjangnya. Bila anda meminta satu kelompok melapor-kan seluruh daftarnya, kemudian kelompok yang lainnya barangkali akan hanya mempu-nyai sedikit informasi yang ditambahkan, dan akan mengalami resiko terjadinya banyak pengulangan.

Misalnya

Tugas

Permintaan Laporan

Mengidentifikasi dan membuat daftar kualitas yang paling tinggi dari seorang petugas penjualan yang terampil.

Marilah dengarkan dua kualitas yang diidentifikasi oleh setiap kelompok

Penyajian formal merupakan metode yang paling efektif, bila kelompok telah diberikan tugas yang berbeda-beda, atau diminta untuk melakukan pendekatan yang sedikit berbeda pada beberapa aspek tugas. Belajarnya peserta bukan hanya berasal dari pekerjaan yang telah mereka lakukan dalam kelompok mereka sendiri, melainkan juga bersala dari mendengarkan penyajian kelompok yang lain. Keuntungan metode ini adalah bahwa metode ini memungk-inkan setiap kelompok bekerja dengan masalah atau issu yang lengkap dan belajar dari penyajian kelompok yang lain mengenai subyek issu yang lain juga.

73

Pengumpulan pendapat (polling)

Misalnya

Tugaskita telah menguji maksud menangani jenis rapat yang berbeda-beda yang setiap rapat memerlukan prosedur dan gaya kepemimpinan yang berlainan. Untuk mem-praktekan jenis jenis ini setiap kelompok aklan memeriksa jenis rapat yang berbeda dan membuat daftar prosedur yang ideal, dan demikian pula menggambarkan peran pemimpin dan kegiatan-kegiatannya. Kelompok 1 ; anda akan memeriksa rapat staf; kelompok 2 : rapat bagian penjualan; kelompok 3 : rapat pemecahan masalah; kelompok 4 : rapat menetukan perencanaan atau tujuan.

kelompok 1 : prosedur apa yang kelompok anda identifi-kasi untuk rapat staf dan peran kepemimpinan dan kegia-tan-kegiatan apa yang anda gambarkan (kelompok 2 – 4: masalah-masalah dan komentarkomentar),dst.

PermintaanLaporan

Suatu variasi pada penyajian formal dapat dilakukan dengan meminta kelompok kecil untuk menempatkan jawaban mereka pada sehelai kertas dan menempelkan kertas mereka pada tembok. Setiap oprang diberi waktu untuk memberikan tinjauan terha-dap semua kertas.

Pengumpulan pendapat merupakan suatu teknik dimana semua kelompok memberi-kan tanggapan segera kepada usulan jawaban atau pemecahan. Orang yang diberi-kan pelatihan tidak diberikan komentar pada jawaban sampai mereka semua diminta pendapatnya. Keuntungan metode ini adalah bahwa metode ini dapat membawa sintesis dan penutupan pada suatu latihan dimana kebanyakan kerja dan belajar telah terjadi di dalam kelompok-kelompok kecil. Ini juga memungkinkan suatu diskusi kelompok bila jawaban yang berbeda diberikan.

Gambar 5Anda dapatmeminta kepadakelompok untukmenulis laporan diatas lembaran kertas

74

Misalnya

Tugas Memperoleh keterampilan dalam pemilihan kandidat yang benar adalah bermanfaat. Anda hamper memeriksa uraian tugas untuk manajer cabang dan beberapa ringkasan. Setelah membaca bahan ini, capailah consen-sus dalam kelompok anda dimanab terdapat orang yang akan anda rekomendasikan untuk suatu pekerjaan.

Kelompok 1: kandidat mana yang anda rekomendasikan ? (dapatkan tanggapan); kelompok 2: kandidat mana yang anda rekomendasikan? (dapatkan tanggapan), dst.

Kelompok 1 dan 3 yang merekomendasikan kandidat B: Dapatkah anda katakana mengapa (diskusikan). Kelom-pok 2 dan 4 yang merekomendasikan kandidat A. Dapat-kah anda katakan mengapa ? (diskusikan). (petugas pemberi latihan kemudian memberikan sistesis dengan menyatakan prinsip-prinsip yang mendasari keputusan).

PermintaanLaporan

Logistik

Metode-metode pelaporan yang diuraikan diatas, membantu peserta untuk meninjau dan memperluas belajar mereka dalam berbagai tingkatan kedalam dan kesempur-naan. Metode-metode tersebut memerlukan jumlah waktu yang bervariasi. Hitungan jari memperkirakan panjangnya waktu yang diperlukan untuk laporan dari empat kelompok bagi suatu latihan dengan lama 30 menit, adalah :

Terpenting diantara yang penting 10 – 20 menit Penyajian formal 25 – 35 menit Pengumpulan pendapat 5 – 15 menit

Bila penyesuaian harus dilakukan dalam program yang dijadwalkan, netode pelaporan merupakan suatu yang dapat diubah dengan mudah. Anda dapat melakukan ini dengan membatasi laporan dengan cara tertentu. Misalnya, bila kelompok sedang membuat penyajian formal, anda dapat menanyakan mereka untuk menyebutkab “dua yang paling penting” butir-butir yang telah mereka temukan. Ini menggunakan prinsip terpenting di anatara yang penting untuk memperpendek laporan mereka.

Namun demikian,

sadarlah akan pentingnya pelaporan bagi peserta yang belajar. Bila suatu kelompok melebihi waktu yang disediakan, barangkali tergoda untuk mengejar dengan memendekan laporan, tetapi sering lebih baik mencoba dan membuat beberapa penyesuaian kecil, atau bersepakat dengan peserta untuk mengakhiri pada waktu kemudian.

75

Tingkat 2

MENJELASKAN DAN MEMPERLUAS

Kadang-kadang instruktur merasa bahwa mereka harus menulis apa yang dikatakan oleh peserta untuk menghargai laporan mereka. Oleh karena menulis laporan merupakan kegia-tan yang menyita waktu, dan karena anda tidak menambah kepada kerja peserta dengan menulis hasil-hasilnya,, anda disarankan untuk hanya menggunakan suatu flipchart atau papan tulis, bila anda ingin menekan beberapa hal, bila anda ingin menyimpan informasi untuk nanti, atau bila semua hal yang disebutkan harus dapat dilihat untuk sintesis atau tinjau ulang.

Tujuan dari tahap ini adalah membantu peserta menukarkan dan menjelaskan belajar mereka. Terdapat sedikit aturan yang ketat dan cepat mengenai apa yang harus anda kerjakan untuk mencapai ini. Namun demikian, sebagai aturan umum, ingatlah bahwa pertukaran pandangan dan pengalaman merupakan suatu kesempatan untuk memaksimalkan belajar peserta.

Dengan demikian, cobalah untuk tidak mendominasi diskusi dan menahan diri dari mem-berikan ceramah dan komentar. Jangan merasa bahwa semua komentar harus ditujukan kepada anda atau melalui anda. Doronglah peserta untuk berbicara satu sama lain dengan mengajukan pertanyaan seperti :

“apakah semua orang jelas mengenai hal ini ?” “apakah yang lain mempunyai pengalaman yang sama ?” “apakah anda mempunyai pendapat yang sama?”

Namun demikian, bila campur tangan dalam bagian anda perlukan untuk mendapatkan laporan yang lengkap dan jelas anda dapat menggunakan teknik-teknik sebagai berikut :

Mengajukan pertanyaan untuk menjernihkan dan menjelaskan Mengatakan dengan cara yang berbeda (paraphrasing) Memberikan penguatan yang positip

Menggunakan flip-chart atau papan tulis

Pengendalian instruktur

rendah

Gambar 6Rangsang pertukaran informasi dan

gagasan antara para peserta

76

Mengajukan pertanyaan untuk menjernihkan dan mejelaskan

Untuk mendorong laporan yang lengkap, mintalah kelompok- kelompok untuk menjernihkan dan atau menjelaskan laporan mereka.“apakah yang mengarahkan anda pada jawaban ini?”“dapatkah anda memberikan sebuah contoh dari …. ?”“apakah anda merujuk kepada … juga ?”

Menyatakan dengan cara yang berbeda (paraphrasing)

Tujuan dari paraphrasing adalah memperagakan bahwa anda berada pada gelombang yang sama dengan pembicara. Tujuan anda adalah mengkomunikasikan kepadanya bahwa anda benar-benar mendengarkan dan penasaran untuk mengecek apakah anda telah mendengar dengan tepat.

Terdapat tiga jenis paraphrasing:Menyatakan ulang : mengulang dengan kata-kata lain dari apa yang dikatakanUmum ke khusus : bila pernyataan pembicara bersifat umum, anda dapat mempara phrase dengan memberikan sebuag bagian tertentu dari pernyataan atau sebuah contohKhusus ke umum : bila pernyataan pembicara bersifat khusus, anda dapat mempara phrase dengan memberikan suatu generalisasi atau sebuah prinsip.

Meringkaskan

Meringkaskan merupakan teknik yang sejenis dengan paraphrasing, tetapi dengan sedikit membelokan. Dalam paraphrasing, tujuannya adalah membayangkan arti untuk mengecek pemahaman. Dalam meringkas, tujuannya adalah memadukan untuk mengecek pemahaman. Anda memadukan alinea yang dinyatakan oleh orang yang belajar ke dalamn satu atau dua kalimat dan mengulanginya, atau anda memadatkan arti dari tiga alinea yang dimilikinya dalam ringkan satu alinea.

Secara khas, meringkaskan mulai dengan ungkapan seperti : “dengan kata lain” “jika pemahaman saya benar, anda maksudkan”, “ringkasnya, anda berpikir”

Meringkaskan dapat juga digunakan untuk menyimpulkan suatu diskusi, atau mengarah-kan kembali suatu diskusi yang telah keluar jalur. Anda dapat memberi ringkasan anda sendiri, atau anda dapat meminta peserta untuk memberikan ringkasan : “siapa yang dpat memberikan ikhtisar ringkas dari gagasan utama sampai saat ini?”

Gambar 7Anjurkan membuat laporan

yang lengkap dan jelas dengan mengajukan pertanyaan

77

Memperluas

Tujuan dari memperluas adalah menambah ruang lingkup atau kedalam dari apa yang orang katakana. Jika tambahan tersebut cocok dengan jiawa dari pernyataan permu-laan, ini bukan hanya mengkomunikasikan pemahaman, melainkan juga memperkaya dialog.

Anda memperluas pada suatu laporan dengan memberikan data tambahan. Misalnya, anda dapat berkata : anda melontarkan pendapat yang bagus mengenai peran akuntan dalam menganalisis pernyataan keuangan dari berbagai bagian. Lagi pula, akuntan perlu meyakinkan bahwa semua peraturan saat ini memenuhi”

Memberikan penguatan yang positip

Suatu sikap yang positip membantu menciptakan suatu iklim yang menunjang belajar. Maka dari itu, tetaplah mengadakan kontak mata, mendengarkan hati-hati terhadap apa yang dikatakan, anggukan kepala anda dan katakana seperti “ya”, “hm”, “bagus sekali, dst.

Namun demikian, janganlah berlaku berlebihan. Tetaplah seperti apa adanya. Jangan menggunakan teknik-teknik yang digambarkan di atas untuk memanipulasi peserta. Hadirin akan menyadari segera, apakah anda tulus dan mempunyai keinginan yang jujur untuk mendengarkan dan mendorong, atau apakah anda berlaku dibuat-buat atau mem-permainkan.

Ingatlah bahwa belajar melibatkan resiko pribadi. Orang telah menginvesta-sikan bertahun-tahun belajar menjadi sebagaimana mereka sekarang. Bila mereka mulai mempelajari keterampilan baru, mereka kadang-kadang merasa canggung pada mulanya. Dan kecanggungan demikian dapat menjadikan mereka malu dan tidak enak hati, khususnya bila berpengalaman berada di hadapan orang lain. Ketulusan anda, yang menjadikan anda menjadi seperti anda sendiri, membantu menciptakan iklim yang menjadikan aman untuk mengambil resiko dan dukungan anda akan mendorong peserta mendapatkan kepercayaan dan kemampuan yang lebih besar.

janganmemanipulasi

Gambar 8Meringkaskan

78

Setelah tahap pertukaran informasi, anda harus menyimpulkan latihan, sebelum anda melanjutkan butir program berikutnya. Tidak ada aturan yang membatasi mengenai bagaimana melakukan ini, karena cara anda menyimpulkan tergantung pada jenis latihan, dan pada tujuan belajar yang ingin anda capai. Namun demikian, yakinlah bahwa anda paling tidak mengerjakan satu atau lebih berikut ini :

meringkaskan gagasan-gagasan yang paling penting yang disebutkan selama pertukaran informasigeneralisasi informasi yang dipertukarkan dengan mengaitkannya dengan prinsip-prinsip atau pedoman-pedomanmendiskusikan kemungkinan dan keterbatasan penerapan dari apa yang telah dipelajari di dalam situasi kerja.

Tingkat 3

MEMADUKAN DANMENGGENERALISASI

Meringkaskan

Meringkaskan merupakan teknik yang sejenis dengan paraphrasing, tetapi dengan sedikit membelokan. Dalam paraphrasing, tujuannya adalah membayangkan arti untuk mengecek pemahaman. Dalam meringkas, tujuannya adalah memadukan untuk mengecek pemahaman. Anda memadukan alinea yang dinyatakan oleh orang yang belajar ke dalamn satu atau dua kalimat dan mengulanginya, atau anda memadatkan arti dari tiga alinea yang dimilikinya dalam ringkan satu alinea.

Secara khas, meringkaskan mulai dengan ungkapan seperti : “dengan kata lain” “jika pemahaman saya benar, anda maksudkan”, “ringkasnya, anda berpikir”

Meringkaskan dapat juga digunakan untuk menyimpulkan suatu diskusi, atau mengarah-kan kembali suatu diskusi yang telah keluar jalur. Anda dapat memberi ringkasan anda sendiri, atau anda dapat meminta peserta untuk memberikan ringkasan : “siapa yang dpat memberikan ikhtisar ringkas dari gagasan utama sampai saat ini?”

Saran

Jangan berceramahJangan mengendalikan peserta sehingga mereka menjawab atau berperilaku seperti yang anda inginkan pada mereka.Katakana “saya tidak tahu”, bila memang anda tidak tahu;Ciptakan iklim yang hangat, yang mendorongSadarilah terhadap proses belajar yang sedang berlangsungJangan membantah atau memaksakan teori atau opini yang anda sukai. Bantahan dan paksaan tersebut mungkin tidak relevan atau membantu. Kebenaran dari apa yang dipelajari yang digeneralisa-si dan diterapkan adalah berada pada pikiran oarngorang yang belajar.

79

Menggunakan Latihan di Dalam Kelompok yang Besar05

elah kita ketahui bahwa agar memungkinkan belajar dapat berlangsung, anda harsu mem-berikan latihan kepada peserta

secara teratur.

Banyak oarng berpikir bahwa ini dapat dilakukan di dalam kelompok yang tidak lebih dari 25 peserta. Namun demikian, ini tidak benar. Beberapa latihan diterap-kan lebih efektif di dalam kelom-pok-kelompok yang lebih kecil, tetapi terdapat banbyak kesempatan bagi seorang instruktur untuk menggunakan latihan, bahkan di dalam kelompok yang terdiri dari 40 peserta atau lebih.

Kecuali banyak sumberdaya yang dibuthkan untuk melaksanakan suatu

T latihan, masalah dengan penggu-naan latihan di dalam kelompok yang besar tidaklah sebanyak sebagaimana terjadi pada kerja perorangan atau kelompok. Kesu-litan timbul khususnya di dalam tahap pelaporan. Bila lebih dari lima kelompok kecil harus melapor, ini bukan saja hanya menghabiskan banyak waktu, melainkan juga dapat menjadi membosankan kepada peserta, khususnya karena di dalam kelom-pok yang besar sangatlah sulit untuk menjumpai peserta dapat bereaksi satu sama lain, dan untuk menjaga suasana yang hidup.

Saling menukar diantara kelompok

Dengan demikian, terlepas dari yang mambatasi laporan dengan menggunakan metode-metode seperti “terpenting di antara yang penting” atau “pengumpulan pendapat”, sangatlah bermanfaat mempunyai dua kelompok saling menukar informasi dan wawasan yang dimiliki selama kerja kelompok mereka.

Bila anda memilih untuk melakukan ini, mintalah kelompok-kelompok kecil untuk menyampaikan pengalaman mereka dulu, kemudian membuat daftar pertanyaan, atau daerah utama dimana mereka menginginkan anda memberi-kan komentar. Selama session paripurna, mintalah sekelompok kecil orang untuk memberikan pertanyaan yang masih ada pada mereka. Yakinlah bahwa anda mempunyai sebagian besar pertanyaan dari peserta, sebelum anda mem-ulai menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.Ini akan memberikan keuntun-gan-keuntungan sebagai berikut :

Anda dapat memebrikan pertanyaan yang paling penting duluAnda dapat mempertautkan jawaban-jawabannya dengan beberapa pertanyaan secara bersama-samaAnda dapat mengendalikan waktu anda dengan lebih baikAnda dapat menghindar menjadi terjebak ke dalam jawaban pertanyaan yang tak relevan atau pertanyaan dengan “kepentingan tertentu”

Meskipun kelompok yang besar kebanyakan, tentu saja, tidak ideal, bila anda bertujuan untuk perubahan dalam kinerja, anda harus melakukan apa yang terbaik yang dapat anda lakukan. Lebih baik mengurangi pelaporan daripada tidak melakukan latihan sama sekali..

80

isalkan anda telah membeli sebidang tanah dan anda ingin membangun sebuah rumah diatas tanah tersebut. Untuk

mendapatkan rumah yang benar-benar terbangun, sejumlah kegiatan perlu dilangsungkan dan ini membutuhkan pengerganisasian dan perencanaan untuk mendapatkan agar kegiatan ini dilaksanakan dengan urutan yang tepat. Pertama-tama harus dibuat gambar, kemu-dian beton, besi dan kayu harus diangkut menuju ke bidang tanah, sehingga pondasi rumah dapat dibangun, dan bila telah diker-jakan, tukang lsitrik, tukang kayu dan tukang cat mulai masuk. Tanpa rencana bangunan

M

METODE CERAMAH

TrainingOf

Trainers07

Rencana pelajaranmenjamin bahwa

orang belajar dari apa yang

diinginkan.

Hal yang sama juga berlaku pada pelatihan.

ynag tepat, rumah barangkali tidak akan selesai tepat waktunya, dan tampaknya tidak akan seindah sebagaimana yang anda inginkan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan rumah yang terbangun, anda perlu suatu rencana: kegiatan-kegiatan yang mana yang perlu dilaksanakan, kapan, oleh siap, dan sumber daya yang mana yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang bebeda. Bila anda tidak mempunyai suatu rencana, akan sulitlah untuk sampai pada tujuan anda, jika anda sampai pada tujuan itu

Orang tidak dikirim ke kursus pelatihan hanya sekedar untuk bersenang-senang dilatih. Tujuan dari pelatihan adalah menyiapkan orang untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu, atau memungkinkan mereka melaksanak pekerjaan mereka (atau bagian dari pekerjaan mereka) dengan cara yang lebih efisien dan efektif. Dan untuk membuat belajar dapat berlangsung, maka instruktur harus memikir-kan tentang kegiatan yang mana yang diperlukan utnuk itu, dengan urutan yang

Apakah Rencana Pelajaran itu?01

mana kegiatan tersebut harus berlangsung, siapa yang melaksanakannya, berapa lama waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan dan sumber daya yang mana yang diperlukan.

Suatu rencana pembelajaran merupakan suatu rencana yang menunjukan: tujuan apa yang dicapai, dan bagaimana, kapan oleh siapa dan dengan apa tujuan tersebut akan dicapai.

Peristilahan “rencana pelajaran” dapat menunjuk suatu pelajaran ataupun pada satu serial pelajaran yang berkai-tan dengan tujuan yang lebih besar. Pada salah satu diantara kedua hal tersebut, suatu pelajaran adalah tunggal, suatu unit belajar yang lengkap. Setiap pelajaran membantu peserta memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan tujuan kursus.

Modul ini menggambarkan bagaimana menyusun suatu rencana pelajaran.

81

Menentukan Tujan Pelajaran02

Setiap rencana kegiatan ditentukan oleh tujuan yang akan dicapai, anda harus mulai dengan merumuskan apa persisnya tujuan belajar dan pelajaran anda

Penting untuk mengingat bahwa pelajaran anda harus membantu peserta menyele-saikan dari kursus sebagai satu keseluruhan. Dengan perkatan lain: pelajaran anda harus memberikan bagian dari keseluruhan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari selama kursus. Dengan demikian, pertanyaan pertama yang harus diajukan kepada anda sendiri adalah apak tujuan kursus?.

Pelajaran harus

mampu mencapai

tujuan kursus

- Pemeliharaan otomotif

- Penulisan Laporan

- Keramik

Orang tidak dikirim ke kursus pelatihan hanya sekedar untuk bersenang-senang dilatih. Tujuan dari pelatihan adalah menyiapkan orang untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu, atau memungkinkan mereka melaksanak pekerjaan mereka (atau bagian dari pekerjaan mereka) dengan cara yang lebih efisien dan efektif. Dan untuk membuat belajar dapat berlangsung, maka instruktur harus memikir-kan tentang kegiatan yang mana yang diperlukan utnuk itu, dengan urutan yang

mana kegiatan tersebut harus berlangsung, siapa yang melaksanakannya, berapa lama waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan dan sumber daya yang mana yang diperlukan.

Suatu rencana pembelajaran merupakan suatu rencana yang menunjukan: tujuan apa yang dicapai, dan bagaimana, kapan oleh siapa dan dengan apa tujuan tersebut akan dicapai.

Peristilahan “rencana pelajaran” dapat menunjuk suatu pelajaran ataupun pada satu serial pelajaran yang berkai-tan dengan tujuan yang lebih besar. Pada salah satu diantara kedua hal tersebut, suatu pelajaran adalah tunggal, suatu unit belajar yang lengkap. Setiap pelajaran membantu peserta memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan tujuan kursus.

Modul ini menggambarkan bagaimana menyusun suatu rencana pelajaran.

Gambar 1Suatu pelajaranharus membantumencapai tujuankursus

Bila tujuan kursus belum ditentukan, anda harus menelusurinya dari topik utama atau judul kursus, seperti:

82

Melaksanakan nilaian dengan nilai A terhadapan jenis mobil yang berbedaMenulis laporan yang mudah dimengertiMembuat barang rumah tangga dari keramik

Oleh karena pelatihan ditujukan pada peningkatan kinerja, tanyakan pada anda sendiri: “Kinerja atau perilaku apa yang diharapkan dari peserta? Apa tugas peserta dan bagaiaman mereka melaksanakan tugas tersebut?

Kemudian, tanyalah: “Apa yang akan saya lakukan? Apa tujuan utama yang akan dicapai melalui kursus ini?”. Jawabannya barangkali lebih mudah diuraikan jika anda mengunkapkan pertanyaan tersebut menjadi: “Apa yang seharusnya peserta dapat kerjakan sebagai hasil dari kursus?

Contoh berikut adalah kemungkinan-kemungkian tujuan kursus yang diambil dari judul kursus diatas:

Memecah tujuan kursus ke dalam unit-unit yang lebih kecil

Setiap tujuan kursus diatas akan dipecah ke dalam unit-unit yang lebih kecil. Terdapat banyak langkah yang diambil untuk mencapai setiap tujuan. Belajar akan dikatakan sangat berhasil, apabila anda memungkinkan peserta untuk maju dari hal yang mudah ke hal yang sulit dengan mengam-bil satu langkah pada satu waktu.

Anda dapat memecah tujuan kursus dengan mengidentifikasi semua “tugas” yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Pemisahan tugas ini akan memberikan tujuan untuk setiap pelajaran tunggal atau untuk suatu serial pelajaran.

Contoh :

Seperti apakahkinerja yang

optimum itu?

Tujuan KursusMelaksanakan suatu layanan dengan nilai A pada jenis mobil yang berbeda-beda

Tugas yang diperlukan

Melakukan pemberian minyak memadai

Menambah air aki pada tingkat yang seharusnya

Memeriksa ban dan mengen-cangkan baut dan mur

Menyesuaikan dan memasang kembali tali pengaman

Mebersihkan dan memasang kembali saringan

Membersihkan, menyesuaikan dan/atau memasang kembali busi

Gambar 2Tunjukan (identify) tugas-tugas yang diperlukan untuk mencapai tujuan

83

Setelah anda membuat daftar tugas yang lengkap, perlu menganalisis setiap tugas untuk menentukan apa yang perlu dilakukan peserta dan perlu diketahui mereka untuk melaksanakan tugas. Unsur mengerjakan merupakan keahlian yang dipelajari. Unsur mengetahui merupakan kenyataan, prosedur atau aturan yang diperlukan peserta agar dapat menghasilkan ulang dan memahami untuk melaksanakan tugas dengan mahir.

Tugas : Melaksanakan pemberian minyak yang memadai

Tujuan KursusMenulis laporan yang mudah dimengerti

Tugas yang diperlukan

Menentukan kelompok sasaran dan jaringan laporanMengorganisasikan informasi dalam sususnan yang sesuaiMerumuskan judul bab dan alenia yang memadaiMerumuskan kalimat yang singkat dan aktif serta yang mengandung kata-kata sederhanaMenata letak laporan

Atau,

Melakukan Mengetahui

Memasang dan membersikan suku cadan-suku cadang yang dilumasiMemasukkan minyak dengan menekan gasMengganti minyam mesinMengganti persneling dan minyak yang berbeda-bedaMengganti minyak dalam pembersih udaraMembilasi mesin tangki minyak

Mengoprasikan mesin dasarBagan dan syarat-syarat pemberian minyakJenis-jenis minyak pelumasFrekuensi perminyakanZat-zat yang mengotori minyak dan pengaruhnyaProsedur-prosedur pembilasanAlat-alat, material dan menggunakannya

Gambar 3 Teliti pengetahuan dan keterampilan apa diperlukan untuk melaksanakan tugas

Bila anda menganalisis tugas-tugas tersebut, anda akan menemukan bahwa beberapa diantaranya adalah sederhana sementara yang lain sulit.

Tugas yang mudah barangkali memungkinkan untuk dikembangkan ke dalam suatu pelajaran tunggal. Tugas yang lebih sulit mungkin dikem-bangkan ke dalam suatu serial pelajaran. Jika suatu tugas memerlukan sejumlah keterampilan (mengerjakan unsur-unsur) anda dapat memper-timbangkan hanya mengambil satu keterampilan pada satu waktu sebagai tujuan dari pelajaran tunggal.

Jangan terlalu optimistik bila menentukan tujuan pelajaran anda. Menga-

Satu keterampilan

setiap pelajaran

takan bagaimana melaksanakan suatu tugas barangkali hanya pekerjaan 5 menit, tetapi mempelajari bagaiman mengerjakannya akan memerlukan banyak waktu lagi.

Dalam semua hal, penting untuk mengaitkan keterampilan yang dipelaja-rai dengan pengetahuan yang diperlukan untuk keterampilan tersebut. Kombinasi dari pengetahuan dan keterampilan membentuk isi utama bagi rencana pelajaran. Inilah apa yang harus diajarkan.

84

ila anda telah merumus-kan apa yang peserta akan dapat kerjakan sebagai hasil dari pelaja-

ran anda, tulislah tujuan pelajaran anda. Ingatlah bahwa anda harus merumuskan baik tujuan keterampi-lan maupun tujuan pengetahuan. Peserta harus dapat melaksanakan tugas menurut prosedur dan standar tertentu (tujuan keterampi-lan), dan ini memerlukan peserta agar mampu menghasilkan ulang dan memahami kenyataan-kenyata-an, aturan-aturan dan prosedur-

B prosedur yang berkaitan dengan tugas (tujuan pengetahuan).

Bila merumuskan tujuan belar anda, gunkan kata kerja tindakan. Kata kerja tindakan menyatakan kegiatan yang dapat diamati atau dapt diukur. Contoh-contoh kata kerja tindakan adalah:

Kertas kerja tindakan

Bila anda menganalisis tugas-tugas tersebut, anda akan menemukan bahwa beberapa diantaranya adalah sederhana sementara yang lain sulit.

Tugas yang mudah barangkali memungkinkan untuk dikembangkan ke dalam suatu pelajaran tunggal. Tugas yang lebih sulit mungkin dikem-bangkan ke dalam suatu serial pelajaran. Jika suatu tugas memerlukan sejumlah keterampilan (mengerjakan unsur-unsur) anda dapat memper-timbangkan hanya mengambil satu keterampilan pada satu waktu sebagai tujuan dari pelajaran tunggal.

Jangan terlalu optimistik bila menentukan tujuan pelajaran anda. Menga-

takan bagaimana melaksanakan suatu tugas barangkali hanya pekerjaan 5 menit, tetapi mempelajari bagaiman mengerjakannya akan memerlukan banyak waktu lagi.

Dalam semua hal, penting untuk mengaitkan keterampilan yang dipelaja-rai dengan pengetahuan yang diperlukan untuk keterampilan tersebut. Kombinasi dari pengetahuan dan keterampilan membentuk isi utama bagi rencana pelajaran. Inilah apa yang harus diajarkan.

Merumuskan Tujuan Pelajaran03

mendaftar

mengatakan

menjelaskan

menggambarkan

memperagakan

memilih

dst.

Alasan menggunakan kata kerja tindakan adalah bahwa kata kerja tersebut harus dapat dipakai untuk mengamati atau mengukur apakah anda sebagai kerangka rujukan ketika membuat rencana pelajaran anda, melainkan juga sebagai tonggak untuk mengukur apakah pelajaran anda telah berhasil, yaitu : apakah belajar (terjadi perubahan dalam perilaku) telah berlangsung. Dengan demikian, karika merumuskan tujuan belajar, hindark-an kata kerja seperti “mengetahui”, “mengerti”, seorang peserta mengetahui, mengerti, telah meninjau?

Suatu cara yang baik untuk menulis tujuan adalah mulai dengan pernyataan: “Bila pelajaran telah selesai, peserta harus mampu untuk ...”

Berikut ini contoh-contoh diberikan tujuan-tujuan pada pengetahuan dan keterampilan.

Tujuan Pengetahuan Pada akhir pelajaran, peserat harus mampu :

85

Gambar 4melengkapi dengan teori,

latihan dan refleksi

Melengkapi diri dengan teori, kegiatan dan refleksi pada kegiatanKegiatan harus sedekat mungkin dengan pekrjaan sehari-hari pesertaCeramah harus tidak lebih dari 15 menitMulailah dari yang sederhana ke yang sulit, dari bagian keseluruhanMendorong interaksi antara peserta yang memungkinkan mereka belajar satu sama lainMemberikan banyak variasi untuk menjaga agar belajar tetap menarik, menantang dan menyenangkan

Merencanakan Kegiatan-Kegiatan Pelatihan04

Tujuan KeterampilanPada akhir pelajaran, peserta harus mampu:

Mendaftar secara berurutan langkah-langkah yang baik bila memelihara motor. Menguraikan paling tidak lima metode pelatihan.Menjelaskan apa yang penting dari perencanaan kerja. Memilih alat yang tepat untuk lima pengoprasian yang terkait dalam pembongkaran poros mesin.

Menulis memo yang jelas, lengkap, singkat, dan bijaksana.Memberikan penyajian lisan lima menit yang menerima penilaian rata-rata (4 dari skala 5) dari pendengar. Melengkapi formulir penilaian pelaksanaan pekerjaan yang meng-gambarkan kinerja bawahan dengan akurat.Melaksanakan pelayanan pada mobil dengan nilai A, sesuai dengan petunjuk yang disediakan.

Apakah anda masih ingat-ingat prinsip-prinsip belajar yang berkenaan dengan motivasi untuk belajar, belajar menjadi suatu proses siklus yang terus menerus yang memerlukan tindakan tertentu pada sebagian peserta, pentingnya kegiatan pelatihan “kehidupan nyata”, dan masalah yang dihadapi peserta dalam mendengarkan pelajaran untuk waktu yang lama?

Bila menentukan kegiatan pelatihan mana yang akan dijadwalkan untuk pelajaran anda, dan dengan urutan bagaimana, pakailah aturan-aturan berikut sebagai pedoman umum:

86

Memilih kegiatan

pelatihan yang sesuai

untuk mencapai tujuan pelajaran

anda

Apa yang dapat mereka katakan pada kelompok

Apakah tujuan anda?

Di samping itu, pertimbangan berikut mungkin membantu anda dengan lebih rinci.

Apakah tujuan anda?Siapa yang telah mendapatkan informasi?Berapa lama anda punya waktu?

Kegiatan pelatihan terlalu lebih sesuai untuk mencapai tujuan pengetahuan, sementar kegiatan yang lain untuk mencapai tujuan keterampilan. Terdapat kegiatan pelatihan juga yang khusus disesuaikan untuk membuat suatu sikap positif menuju suatu tugas atau cara mengerjakan tugas tertentu.

Di bawah ini, diberikan daftar kegiatan pelatihan yangdapat anda gunakan untuk mencapai setiap satu dari tiga tujuan.

TUJUAN KEGIATAN

CeramahPeragaanTeknik tanya jawab

Telaah kasus (case study)Instruksi pekerjaanLatihan kelompok atau peroranganPraktek laboratoriumPraktek lapangan

DiskusiPermainan peranSimulasi

Pengetahuan

Keterampilan

Sikap

Siapa yang telah mendapatkan informasi?

Bila anda telah menentukan bahwa teori atau petunjuk harus diberikan suatu topik atau memutuskan memberikan ini dalam ceramah atau peragaan, tanyalah kepada anda sendiri: “Apakah saya satu-satunya orang yang mendaptkan informasi? Bagaimana jika peserta telah mengetahuai, karena pengalaman mereka dalam peker-jaan?

Apakah mungkin menggunakan teknik-teknik Tanya Jawab seperti “Buzz Group” atau Teknik Menyebut dan Mendaftar?

87

Untuk membrikan motivasi peserta agar mau belajar, sangatlah bermanfaat apabila menerapkan strategi pemecahan masalah. Misalnya, anda dapat menggunakan prosedur berikut ini:

Menjelaskan tujuan dan prosedur pelajaran.

Memulai session dengan menyajikan masalah atau telaah kasus yang dikenal oleh peserta dari pekerjaan mereka sehari-hari. Dengan mengantarkan latihan melalui pemberitahuan melalui pemberitahuan bahwa masalah terse-but akan dianalisis, diskusikan dan pecahkan selama session, peserta akan termotivasi menjadi aktif selam session

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari sebab-sebab dari masalah yang telah anda sajikan, tergantung pada kompleksitas masalah, dilanjutkan dengan baik Buzz Group maupun teknik Menyebut dan Mendaftar. Buzz Group anda gunakan bila anda merasa bahwa peserat perlu waktu untuk berpikir, dan untuk mendiskusikan diantara mereka sendiri tentang aspek dari masalah yang berbeda; Teknik Menyebut dan Mendaftar anda gunakan bila anda mengharapkan bahwa sebab-sebab dapat didaftar dengan mudah.

Startegi Pemecahan Masalah

Berapa lama?

Kegiatan yang memerlukan keterlibatan peserta menghabiskan banyak waktu daripa-da kegiatan yang dikendalikan instruktur. Bila anda memiliki waktu yang terbatas, ada godaaan (hasrat) untuk mengurangi metode yang memerlukan kegiatan pada seba-gian peserta adalah penting untuk belajar. Daripada hanya latihan berlompat-lompat, praktek, diskusi dan yang serupa, lihatlah apakah anda dapt membatasi tujuan belajar, atau mengurangi session teori anda menjadi pembicara pendek antara 5 – 10 menit dimana diberikan petunjuk-petunjuk sederhana sebagai dasar untuk praktek.

1

2

3

Gambar 5Sajikan satu masalah, bahas penyebab, berikan petunjuk, praktek dan tinjau ulang

88

Buatlah Rencana Pelajaran dalam suatu format 05

Setelah aspek yang berbeda-beda diidentifikasi, anda memberikan petunjuk untuk kinerja yang efektif: “Kita telah mengidentifikasi ini sebagai penyebab masalah, apa yang perlu kita kerjakan agar itu dapat berjalan baik?” Anda dapat memilih ceramah, teknik Tanya-Jawab bila peserta tahu (bagian dari) petunjuk kombinasi dari keduanya.

Kemudian melalui latihan, anda memberi kesempatan kepada peserta untuk bereksperimen dengan melakukannya dengan betul, agar benar-benar mener-apkan petunjuk.

Tinjaulah kembali belajar dan menyajikan masalah berikutnya.

4

5

6

Bila anda telah memutuskan jenis-jenis kegiatan belajar untuk pelajaran anda dan urutan dimana kegiatan tersebut berlangsung, tulislah dalam suautu format, sehingga anda dengan mudah merujuk kembali, sementara anda mengajar. Persoalan sebrapa jauh rinci yang anda lakukan, akan tergantung pada selera pribadi. Namun demikian, yakinlah bahwa anda mempertimbangkan gagasan-gagasan berikut:

Tulislah belajar yang anda telah tentukan untuk pelajaran anda;

Tunjukan jenis kegiatan, topik dan langkah yang berbeda-beda

Misalnya, Ceramah mengenai bagaimana menyusun laporan”; “Latihan menulis memo”;

- Pendahuluan - Kerja kelompok - Session paripurna

Tunjukan gagasan-gagasan yang harus ditekank-an. Termasuk gagasan yang anda miliki untuk menonjolkan kegiatan itu sendiri, dan gagasan yang harus anda tekankan sementara mem-perkenalkan dan menyimpulkan.

Tunjukan ukuran dan komposisi kelompok.

Misalnya, “Kelompok kecil yang terdiri dar tiga orang merupakan peserta bagian-bagian yang berbeda”.

Catatlah bahan-bahan dan peralatan pelatihan yang anda perlukan, handout (selembaran yang memuat garis besar pelajaran), transparansi, alat bantu peraga lain, overhead pryektor, flip-chart, dst.

Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk setiap langkah ditunjukan di bawah judul “Kegiatan”.

Tujuan

Kegiatan

GagasanKunci

Bagaimana

SumberDaya

Waktu

89

Keg

iata

nH

al-h

al p

okok

Uku

ran

kelo

mpo

kda

n ko

mpo

sisi

Sum

ber

Wak

tu

CO

NTO

H F

OR

MAT

REN

CA

NA

PEL

AJA

RA

N

90

1

uatu kasus merupakan uraian tertulis mengenai situasi manaje-men yang dapat berupa kenyataan atau fiksi. Dalam

situasi ini, terdapat satu atau beberapa masalah yang harus dipecahkan pemb-aca. Situasi ini juga mengandung informasi latar belakang yang terkait, apa yang sedang berlangsung, dan sebagainya, yang dapat digunakan pembaca untuk memecahkan masalah

STUDI KASUS

Apakah Studi Kasus Itu ?01

yang disajikan dalam kasus.Masalah tidak perlu dirumuskan dengan jelas dan pemecahanyya tidak perlu diberikan, karena pembaca harus mengidentifikasi masalah dan merumus-kan pemecahannya. Suatu kasus yang baik hampir menetapkan pembaca kedalam posisi dunia nyata manajer atau penyelia yang menghadapi tantan-gan untuk membuat keputusan dan menyiapkan suatu rencana kegiatan.

s

Bagaimana Suatu Studi Kasus Berlangsung ?02

Studiperorangan

Studi kasus dapat digunakan dalam sejumla cara yang berbeda, tetapi pada umumnya terdapat tiga tahap dalam mengajarkan suatu studi kasus :

Pertama peserta diberikan studi kasus tertulis satu hari atau lebih sebelum sesi tersebut didiskusikan dan peserta tersebut diberi waktu untuk menganalisis data dan memutuskan apa yang harus dikerjakan. Selama tahap ini peserta tidak boleh mendiskusikan kasus dengan rekan-rekan kerjanya.

Setelah itu peserta bertemu bersama dalam kelompok-kelompok kecil antara tiga dari lima anggota d an mendiskusikan hasil analisis pribadi mereka bersama. Mereka dapat atau tidak sampai pada consensus kelompok, tetapi setiap anggota kelompok dapat menguji gagasannya terhadap kesimpulan anggota yang lain.

Diskusikelompok

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

91

Selama tahap akhir pengajaran studi kasus, semua peserta bertemu bersa-ma dalam sesi paripurna sambil mereka mendiskusikan kesimpulan perorangan mereka dibawah panduan seorang instruktur dan dari sinilah konsesus kelas dapat atau tidak dapat tercapai.

Diskusiparipurna

Jika kelas terlalu besar atau kendala waktu, dianjurkan untuk melak-sanakan pendekatan studi kasus berikut ini. Pada dasarnya ini mengikuti metode yang baru saja diuraikan, kecuali untuk beberapa perubahan kecil dalam tahup dua atau tiga.

Setiap peserta menyiapkan analisis kasusnya lagi tanpa diskusi pendahuluan di depan kelas dengan peserta lain.

Peserta juga bertemu lagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan kelompok mereka. Namun demikian, pada tahap ini setiap kelompok diminta untuk mencapai suatu consensus dan menunjukan seorang juru bicara yang akan menyajikan temuan-temuan mereka didepan kelas.

Setiap juru bicara menyajikan kesimpulan kelompokya dan para peserta mendiskusikan rekomendasi mereka dengan panduan dari instruktur.Pendekatan ini mengurangi jumlah presentasi dengan demikian dapat menghemat waktu.

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

Gambar 2.1Langkah-langkah dalamproses studi kasus

92

Teknik studi kasus memungkinkan dan mendorong setiap peserta untuk memberikan dukungan wawasan dan keputusan peserta sendiri mengenai pengalaman belajar kelompok. Masukan belajar tidak hanya berasal dari instruktur, tetapi setiap peserta dapat menarik manfaat dari pengalaman, pengetahuan, dan wawasan peserta dan teman-teman sekelasnya. Ini terutama bermanfaat dalam pelatihan orang dewasa, karena setiap peserta membawa segudang pengalaman untuk kursus yang tidak dapat dikemukakan dalam sesi ceramah tradisional.

Studi kasus memungkinkan peserta itu sendiri menguji teknik yang telah mereka pelajari dengan menerapkannya pada kenyataan yang disimu-lasikan. Bila peserta telah merasa bahwa teknik tersebut membantu memecahkan persoalan, dia akan mengingatnya dan menerapkannya di amsa yang akan datang.

Pengalaman berperan serta dalam diskusi studi kasus mengajarkan kepada peserta bahwa seringkali tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk berbagi masalah, keputusan yang dibuat semata-mata merupakan pertimbangan saja. Berbagai pendapat dalam diskusi studi kasus yang mungkin dipertahankan dengan baik oleh pemrakarsa (pelaku utama) menunjukan kepada peserta bahwa setiap masalah mungkin mempunyai sejumlah besar pemecahan yang memadai .

Suatu hal yang penting bagi setiap peserta dalam belajar adalah setiap situasi adalah berbeda dan setiap keputusan harus didekati menurut baik-buruknya. Teknik studi kasus bermanfaat karena teknik ini mencegah generalisasi yang tidak bijaksana dan mempelajari berbagai aturan. Dengan demikian peserta terdorong dan bahkan terpaksa mengembang-kan petunjuk mereka sendiri setiap situasi yang unik.

Peserta memperoleh praktek tidak hanya dalam analisis dan pembuatan keputusan, tetapi juga dalam menyajikan dan melaporkan analisis dan keputusan mereka

etode studi kasus cukup popular khususnya dalam pelatihan menaje-men. Popularitasnya sebagian dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa ini menggambarkan prinsip-prinsip dasar teori belajar orang dewasa. Peserta misalnya, aktif dan belajar melalui praktek; kegiatan

pelatihan juga merupakan situasi kehidupan nyata dalam bentuk mikro. Studi kasus juga popular, karena memperkenalkan pengetahuan baru yang memungk-inkan peserta mempraktekan keterampilan yang dapat mereka terapkan langsung bila mereka kembali bekerja.

Beberapa keuntungan yang paling penting dari metode studi kasus dibawah ini :

M

Apakah Keuntungannya ?03

Masukan dari setiap peserta

Menguji teknik

Belajar tidak ada jawaban yang

salah atau benar

Mengenai bahwa setiap situasi

adalah berbeda dan mengem-

bangkan petunjuk sendiri

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

93

Tidak mudah mengembangkan dan menuliskan suatu kasus yang baik. Narasumber seringkali perlu membantu menyusun kasus. Manajer juga harus didekati, data harus dikumpulkan, masalah harus diidentifikasi, dan bahan-bahan harus disusun dan dituliskan.

Mempelajari studi kasus juga merupakan suatu seni yang sulit. Seorang instruktur yang membantu suatu sesi paripurna, misalnya, harus dapat mengawasi, memimpin, mendorong, dan memandu diskusi kelompok.

Metode studi kasus ini lambat dan memerlukan banyak waktu. Tugas mengumpulkan semua kenyataan yang berkaitan, mengatur kenyata-an-kenyataan tersebut, dan menuliskannya sebagai kasus yang efektif merupakan suatu proses yang panjang dan kadangkala membosankan. Disamping itu, setiap sesi perlu waktu untuk persiapan dini dengan peserta perorangan, sebagaimana pada diskusi kelompok dan diskusi paripurna mengenai kasus.

Peserta yang terbiasa belajar dengan cara tradisional mungkin menghada-pi kesulitan dan dalam kenyataan dapat sakit hati karena gagasan mereka menjadi sasaran kritikan dan pertentangan rekan-rekan meraka. Dengan alasan tersebut, mereka menjadi tidak mau terlibat dalam diskusi yang bermanfaat, meskipun mereka mempunyai pendapat yang berbeda, karena mereka takut menyebabkan teman mereka “kehilangan mereka”

Suatu keputusan yang benar tidak akan mempunyai nilai apa-apa, kecuali anda dapat membujuk rekan-rekan anda untuk menyetujui keputusan tersebut. Studi kasus memberikan pelatihan yang tidak ternilai dalam keterampilan berbicara di depan khalayak dan keterampilan persuasi.

Telah disarankan bahwa manajemen yang efektif terdiri dari 80 % mengidentifikasi masalah dan hanya 20 % memecahkan masalah tersebut. Teknik studi kasus dalam penilaian manajemen membantu peserta mengembangkan suatu pendekatan yang sistematis untuk memecahkan masalah. Para peserta belajar mengidentifikasikan masalah sebelum memulai mencari pemecahannya.

Mengembangkan keterampilan analisis dan

keterampilan pengambi-lan keputusan

Mempertajam keterampi-lan persuasi

Mengembangkan pedekatan yang sistematis untuk

pemecahan masalah

Apakah Keterbatasannya?04Keterbatasan studi kasus muncul sebagian besar dari penerapan yang tidak benar bukan dari kerugian yang dimilikinya; namun demikian, terdapat kesulitan dan masalah yang harus siap dihadapi instruktur :

memerlukan sumber daya manusia dan

penelitian

Sulit ditentukan

Memerlukan banyak waktu

Mengkritik gagasan

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

94

Teknik studi kasus dapat digunakan jika tujuan belajar memusatkan perhatian pada jenis kegiatan berikut ini :

1. Pemecahan masalah

2. Pembuatan keputusan

3. Analisis situasi yang rumit

4. Hubungan kemanusiaan

Kapankah Teknik-Teknik Studi Kasus Sebaiknya Digunakan ?05

Instruktur sendiri harus bersedia mengetahui bahwa peserta mungkin mempunyai gagasan orisinil yang dia sendiri belum mengerti hingga kini; banyak instruktur tidak bersedia mengakui bahwa mereka bukanlah merupakan sumber dari seluruh pengetahuan suatu pokok pembicaraan.

Adalah sulit untuk mengontrol susunan pelatihan dengan menggunakan teknik studi kasus, karena hampir setiap kasus melibatkan sejumlah isu yang berbeda dan dapat dianalisis pada berbagai tingkat yang berbeda, tergantung pada pengalaman dan kemauan dari para peserta pelatihan .

Studi kasus, mau tidak mau, harus mencakup informasi yang kurang dibandingkan dengan atau yang mungkin tersedia pada umumnya; peserta dapat sampai pada pengertian bahwa membuat keputusan adalah lebih mudah dibandingkan dengan kenyataan.

Studi kasus juga mengharuskan peserta agar menggunakan waktu mereka untuk menyerap banyak informasi tentang latar belakang suatu masalah dan bukan sebaliknya.

Peserta berpengetahuan

Sulit mengontrol

Tidak semua informasi tersedia

Mempelajari informasi yang

tidak relevan

Salah satu cara menggunakan studi kasus adalah sebagai berikut :

Pada awal kursus untuk memperlihat-kan kepada peserta jenis masalah apa yang harus ditangani dan memperaga-kan ada peserta bahwa mereka perlu belajar teknik baru untuk memecahkan masalah tersebut.

Pada akhir kursus untuk memberikan kepada peserta suatu kesempatan menerapkan dan menguji teknik yang

telah mereka pelajari selama bagian pertengahan kursus.

Jika menggunakan studi kasus, seorang instruktur harus ingat bahwa itu merupakan suatu proses dan yang paling penting bukan pemecahannya. Untuk menjamin penguasaan peserta pada pemecahan masalah dan prosedur pembuatan keputu-san, suatu pelatihan harus mengandung bukan hanya satu melainkan banyak kasus, sehingga peserta dapat mempraktekan keterampilan ini.

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

95

Langkah 1

Menganalisis situasi saat ini

Bagaimana Menyelesaikan Suatu Studi Kasus ?06

Kita telah mengetahui bahwa peserta secara perorangan harus menganalisis suatu kasus sebelum didiskusikan didepan kelas. Bab ini menguraikan apa saja yang terkait dalam persiapan ini.

Peserta harus menguasai kenyataan studi kasus dengan membaca dan memba-ca-ulang secarahati-hati kasus tersebut. Pada akhir dari pembacaan kedua, seorang peserta harus dapat menyarikan kasus suatu pernyataan masalah yang terkait, sifat kepu-tusan yang dihadapi manajer, dan sebagian besar unsur utama (kendala, kesempatan, dan sumberdaya) yang memperngaruhi tindakan yang dapat dilakukan pembaca.

Ketika pembaca menganalisis situasi saat ini, mereka perlu mengumpulkan dan meninjau semua kenyataan. Apa yang perlu diingat adalah bahwa terdapat lima kata dasar “W” yang akan membantu merumuskan apa yang sedang terjadi dalam situasi sekarang – when (kapan), where (dimana), what (apa), why (mengapa) dan who (siapa). Kapan membic-arakan waktu-waktu hari, atau dalam suatu urutan kejadian. Dimana berarti tempat kejadiaan. Apa adalah keadaan. Keadaan berarti karakteristik apakah yang muncul pada waktu masalah mulai berkembang. Mengapa berarti mengapa masalah tersebut berkembang? Kejadian-kejadian apa yang mengarah pada timbulnya masalah-mas-alah?. Dan akhirnya, siapa. Siapa aja orang –orang yang terlibat?

Langkah 2

Menentukan tujuan

Peserta harus menentukan tujuan. Tujuan merupakan keadaan yang diinginkan oleh perusahaan, organisasi atau situasi dimasa yang akan datang. Tujuan menyatakan “apa yang seharusnya” sebagai kebalikan dari “apakah itu”.”Apa yang seharusnya” menggambarkan standar atau norma yang harus dicapai. Tujuan harus dinyatakan dalam istilah sedemikian rupa, sehingga anda dapat mengukur hasil untuk mengetahui jika tujuan telah dicapai.

Langkah 3

Merumuskan masalah

Masalah harus diidentifikasi; kita telah mengetahui bahwa salah satu keuntungan yang paling berharga dari studi kasus adalah bahwa studi kasus tersebut memaksa peserta untuk mengidenti-fikasi masalah sebelum memecahkannya.

Kesenjangan adalah merupakan masalah nyata, yaitu, keadaan atau hambatan yang menghalan-gi jalan seseorang mencapai tujuan. Ketika menuliskan perumusan masalah, dengan demikian peserta harus mengungkapkan masalah dalam artian perbedaan antara keadaan sekarang dan keadaan organisasi yang akan datang yang diinginkan.

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

96

Langkah 5

Menetapkan kriteria

Keharusan berikutnya adalah menetapkan seperangkat kriteria untuk digunakan dalam membatasi pemecahan. Kriteria mengu-raikan pembatasan modal, hukum, kelem-bagaan, logistic atau antar pribadi yang harus dipertimbangkan. Kriteria yang mungkin digunakan misalnya : biaya, waktu yang tersedia, tenaga kerja, sumber daya yang tersedia, kebijakan sekarang, dsb. Peserta harus mengajukan pertanyaan seperti : Berapa anggaran yang tersedia ? Berapa orang yang tersedia untuk pelaksananya?

Langkah 4

Mengembangkan kemungkinan pemecahan

Semua langkah tindakan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi masalah dan mencapai tujuan sekarang harus diidentifikasi dan dituliskan.

Kapan hal itu harus diselesaikan ?Dapatkah orang-orang tersebut bekerjasama sebagai suatu tim ?

Begitu kriteria ditetapkan, peserta dapat mem-bandingkan pemecahan dengan kendala terse-but dan dengan sendirinya menyingkirkan kegia-tan yang tidak memenuhi kriteria yang telah dia tetapkan. Dia harus mempunyai dua atau tiga pilihan yang tinggal yang memenuhi semua kriteria dan memerlukan pertimbangan lebih lanjut.

Langkah 6

Memperkirakan pengaruh dari setiap alternative

Kemungkinan pengaruh setiap rangkaian kegiatan harus diuji dalam kaitannya dengan pencapa-ian tujuan yang ditetapkan

Langkah 7

Membandingkan dan memilih pilihan terbaik

Dalam menulis rangkaian kegiatan yang lebih diinginkan, seorang peserta harus menentukan berikut ini:

Apa yang harus dikerjakan ?Siapa yang bertanggungjawab?Kapan kegiatan itu diselesaikan ?Sumberdaya apa yang diperlukan, jika ada?

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

97

Langkah 7

Menyajikan analisis dan pemecahan di depan kelas

Analisis dan rekomendasi-rekomendasi harus disiapkan untuk presentasi dan “menjualnya” pada kelompok dan atau kelas .

Peserta diminta untuk menyajikan hasil tekanan mereka dalam sesi paripurna atau mereka dapat diminta untuk pertama memberikan wawasan mereka dalam kelompok-kelompok kecil. Kelom-pok-kelompok ini dapat diminta untuk menyiapkan suatu pemecahan kelompok atau gabungan untuk menyiapkan pada kelas atau kelompok tersebut semata-mata digunakan oleh setiap peserta untuk menguji gagasannya sendiri terhadap komentar rekan-rekannya

Proses yangterdiri dari delapan langkah untuk menyelesaikan suatu kasus skemanya dibuat dalam gambar 6.1

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

KASUSA

Situasi saat ini(sebagaimana dilihat manajer)

yang mencakup :

Lingkungan(Menunjukkan kendala)

Perubahan / Organisasi / Situasi

Alternatif tindakan

Alternatif XAlternatif YAlternatif Z

B

Situasi yang akan datang(sebagaimana yang diperkirakan

manajer)

yang mencakup :

Lingkungan(menggambarkan hal- hal yang

secara pararel berada padasisi kiri)

Perusahaan / Organisasi / Situasi

(dalam artian syarat-syarat yangdiinginkan manajer untukmasa yang akan datang)

H.Hasil dari XHasil dari Y

dsb

1. Menganalisis situasi saat ini

2. Menentukan tujuan

3. Merumuskan masalah

4. Membuat daftar alternatif rangkaian tindakan

5. Menetapkan kriteria dan membatasi jumlah pilihan

6. Memperkirakan hasil kegiatan yang ada

7. Membandingkan hasil yang diharapkandan memilih satu alternatif

8. Menyajikan pemecahan untuk seluruh kelas

LANGKAH-LANGKAHDALAM PEMECAHAN MASALAH SUATU KASUS

Peserta pelatihan harus :

Gambar 6.1FORMAT PEMECAHAN

MASALAH SERBA GUNAUNTUK STUDI KASUS

98

Beberapa instruktur mungkin percaya bahwa karena mereka lebih sedikit bicara dalam sesi studi kasus dibandingkan dengan ceramah, persiapan menjadi kurang dipersiapkan, taka da yang lebih banyak lagi yang perlu dikerjakan dari yang sudah ada .

Instruktur harus menyelesaikan analisis yang sama sebagaimana yang dilakukan peserta, tetapi dengan tambahan pokok berikut ini :

Instruktur harus mencoba melihat studi kasus dari sudut pandang seluruh kelompok peserta dengan sebanyak mungkin menggunakan cara yang berbe-da seperti halnya peserta mungkin berbuat demikian.

Instruktur harus mencoba mengidentifikasi dan melanjutkan setiap kemungk-inan jalur analisis yang telah diidentifikasi peserta. Bahkan apabila instruktur mempercayai mereka sebagai tidak benar, adalah penting bahwa mereka harus mengetahui ke mana arah setiap analisis itu berkembang.

Instruktur harus berusaha menyusun setiap argument yang mungkin mendukung setiap kemungkinan pemecahan, ini dapat lebih baik jika diri sendi-ri tidak memilih suatu pemecahan kursus, sehingga dia mempunyai pikiran yang tebuka bila mengajar di kelas.

Persiapan Instruktur07

Pendekatanyang luas

Mengidentifikasi kemungkinan

pemecahan

Pikiran terbuka

1)2)

3)

Gambar 7.1Para instruktur harus

menyiapkan diri merekasecara mendalam untuk

sesi studi kasus

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

99

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

100

Bagaimana Melakukan Suatu Kasus Dalam Kelas ?08

Kita telah menunjukan bahwa mengajarkan studi kasus pada dasarnya merupa-kan proses tiga langkah, yaitu :

Peserta menganalisis kasus secara peroranganMereka berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan kesimpulan mereka masing-masingOrang-orang atau kelompok melaporkan kesimpulan mereka kepada kelas dalam sesi paripurna

Bagian ini memberikan saran kepada instruktur untuk melaksanakan langkah ketiga dan terakhir dalam proses ini - sesi paripurna. Selama sesi paripurna peserta melaporkan temuan mereka kepada kelas dan mencoba meyakinkan rekan-rekan sekelas untuk mendukung pandangan mereka. Seorang instruktur dalam situasi seperti ini harus bertindak sebagai fasilitator, bukan penceramah. Dengan demikian seorang instruktur studi kasus yang baik harus menggu-nakan kombinasi berbagai perlengkapan, mendorong peran serta yang luas dari peserta dan memberikan umpan balik penilaian .

Dalam memimpin sesi paripurna, instruktur pada dasarnya mengikuti langkah-langkah yang diikuti oleh setiap peserta dalam menganalisis kasus. Langkah-langkah tersebut diringkas sebagai berikut :

1)2)

3)

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

1)

2)

3)

4)

5)

6)

7)

1

Melakukan survei masalahatau pemecahannya

dengan cepat

2 Menganalisis situasi

3Menentukan tujuan

4Mengidentifikasi

masalah

5Mengidentifikasi semua

Kemungkinan Pemecahan

6Meninjau kriteria dan

membatasi pilihan

7Mendiskusikan pengaruh

setiap pemecahan yang ada

8Membandingkan hasil-hasil

dan memilih tindakan terbaik

Gambar 8.1Langkah-langkah kearahsesi paripurnasuatu studi kasus

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

101

Pertanyaan Untuk Menganalisis Studi Kasus09

Pertanyaan yang tidak mengenal teknik studi kasus mungkin enggan memulai diskusi, jika mereka diajak memberikan rekomendasi pada pemulaan sesi paripurna.Dengan demikian, barangkali bermanfaat menggunakan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini untuk memulai diskusi, jika kelompok merasa enggan.

“Apa yang sedang terjadi dalam situasi ini?” “Siapa?” Apa? Di mana?

Kapan?

“Apa sajakah tujuan dari orang-orang yang “mempunyai” masalah itu ?”

“Apakah tujuan orang-orang tersebut sama dengan tujuan organisasi?”

“Apakah hambatan yang menghalangi pengawasan mencapai tujuannya?”

“Apakah benar-benar merupakan suatu masalah?”

“Apa persisnya masalah tersebut?”

“Apa yang menyebabkan masalah tersebut?”

“Apakah kita melihat pada sebab-sebab yang sebenarnya dari masalah atau

sekedar pada gejala dari maslaah saja?”

“Apa sajakah isu-isu pokok yang terkait?”

“Mengapa isu-isu pokok tersebut penting?”

“Apa yang harus dikerjakan orang sekarang?”

“Rangkaian setiap kemungkinan yang telah diidentifikasi realistis di lingkun-

gan yang digambarkan?”

“Kriteria apakah yang harus kita gunakan untuk memilh alternatif tertentu?”

“Apakah alternative ini benar-benar dapat dilaksanakan dalam situasi yang

digambarkan?”

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

102

Petunjuk Untuk Melaksanakan Diskusi Kelompok Paripurna10

mengajarlebih sedikit

tugas baru

menerimapemecahan

baru

Pendekatan partisipasif

Instruktur mempunyai banyak tugas yang harus dilaksanakan selama diskusi peripurna studi kasus. Tugas yang paling penting diuraikan di bahwa ini.

Dalam ceramah biasa, pelatih mungkin mengharapkan akan berbic-ara antara 75% dan 85% dari yang waktu tersedia, dalam studi kasus dia harus mencoba menghindari menggunakan lebih dari 25% dari waktu seluruhnya.

Seorang instruktur yang tidak berpengalaman dalam teknik studi kasus mungkin percaya bahwa kenyataanyang akan dibicarakan lebih sedikit yang berarti lebih sedikit bekerja, kenyataannya, tugas memeriksa, memimpin dan memandu diskusi jauh lebih menantang seseorang dan memerlukan lebih banyak perhatian daripada penyampaian ceramah yang hanya satu arah.

Instruktur harus siap mengakui bahwa dia belum mengidentifikasi rangkaian kegiatan tertentu atau kemungkinan pemecahan, jika peserta menyarankan hal-hal tersebur dan masuk akal, seorang instruktur yang tidak berpengalaman atau yang tidak mantap menghadapi hal ini akan merasa sulit.

Instruktur harus tidak bertindak sebagai orang yang menguasai sumber semua pengetahuan, jika pakai tertentu dipakai peserta dengan tidak benar, instruktur harus mencoba memberikan koreksi melalui peserta yang lain dari pada langsung memberikan koreksi sendiri .

Instruktur harus berhati-hati menghindari ejekan terhadap saran yang tampaknya kurang benar, karena peserta harus didorong untuk melontarkan sebanyak mungkin pendapatan.

Instruktur harus mencoba untuk mendesak peserta yang kurang aktif berbicara, karena peserta ini tak mungkin dapat memperoleh banyak dari suau sesi kasus, jika mereka tidak menyumbang dan berper-anserta .

Instruktur hatus siap bertindak sebagai sekretaris dengan meringkas-kan andil peserta pada papan tulis, kapan saja memungkinkan dia harus menggunakan kata-kata ungkapan peserta sendiri, karena ini akan menambah kepercayaan diri mereka.

Rendah hati

Mengaktifkanpeserta

Bertindak sebagaisekretaris

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

103

Tata letak ruangan kelas11

Jika instruktur, oleh karena dia yang menulis kasus atau mempunyai pengetahuan laatar belakang lain, mengetahui lebih banyak lagi situasi yang diberikan dalam studi kasus dia harus menahan diri untuk tidak memperkuat posisinya dengan informasi yang hingga kini tidak diketahui. Jika informasi yang perlu tidak terdapat dalam studi kasus, studi kasus itu jelek.

Pada umumnya instruktur harus banyak akal, cerdik dan rendah hati dalam memandu dan bukan sebagai pimpinan diskusi yang domi-nan. Dia harus memajukan dan mendorong diskusi, bukan mengham-batnya dengan memperlihatkan pengetahuannya yang lebih tinggi. Suatu studi kasus yang efektif merupakan suatu latihan dalam belajar bersama dari mana seorang instruktur yang peka dapat memperoleh pengetahuan sebanyak yang diperoleh peserta .

Salah satu peran yang paling penting dari seorang instruktur adalah memberikan umpan balik kepada peserta tentang pertanyaan, jawaban dan pertanyaan yang dibuat yang berkaitan dengan kasus .

Pada kesimpulan diskusi studi kasus, instruktur harus meringkaskan apa yang telah dikatakan, dan bila suatu kesepakatan umum dicapai, dia harus meringkaskan hal ini dan mengaturkan kesimpulan umum apa saja yang dapat menunjukan penerapan umum mereka pada rentang masalah yang lebih luas. Namun demikian, tidak ada alasan mengapa suatu kesepakatan harus dicapai dan adunkecerdasan harus terjadi pada satu keputusan yang resmi .

Seorang instruktur yang baik harus meminta peserta untuk menjelas-kan pernyataan mereka sebelumnya dan menyatakan ulang apa yang telah dikatakan peserta. Dia juga harus mengajukan pertanyaan yang menyelidik untuk memaksa peserta mengeluarkan argumentasi mereka. Bila kelas telah mencapai kesepakatan tentang suatu masalah atau tindakan yang diambil, instruktur dapat mendukung pandangan minoritas dan memberikan bantuan “jahat” untuk memak-sa mayoritas memikirkan kembali dengan jelas pendirian mereka dan mempertahankan alasan mereka.

Tidak ada pemecahan yang

benar

Hanya menggu-nakan informasi

yang tersedia

Memandu dan mendorong

Memberikan umpan balik

Meringkas dan menyimpulkan

Meringkas dan menyimpulkan

Tata letak ruangan kelas harus diatur kembali untuk keperluan studi kasus. Pengatur-an tat letak ruangan kelas seperti biasanya dimana peserta duduk dalam baris-baris tidak cocok untuk metode studi kasus. Dalam kelas yang besar, peserta yang duduk dibelakang hanya dapat melihat bagian belakang kepala peserta didepan mereka dan mereka jarang mendengarkan presentasi di depan kelas. Mereka juga tidak dapat mendiskusikan dengan efektif kasus diantara mereka.

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

104

Untuk kelompok yang besar, metode kasus merupakan cara terbaik jika dilaksanakan dalam ruangan sebagaimana dalam Gambar 11.1 . Di ruangan tersebut terdapat kursi untuk 55 peserta. Setiap meja dan kursi penghubung luar dinaikan beberapa inchi di atas yang ada di depannya untuk memungkinkan jalur pandangan yang lebih baik diantara peserta dan bagian depan ruangan .

Kelas-kelas yang lebih kecil dapat diatur sebagaimana ditunjukan dalam gambar 11.2 . pengaturan ini memungkinkan peserta bekerja dengan mudah dalam kelom-pok-kelompok yang kecil bersama-sama. Pengaturan ini juga memudahkan instruktur untuk mengawasi, memimpin, mendorong dan memandu pekerjaan kelompok dengan mudah.

Gambar 11.1Tata letak ruangan

kelas yang efektif untukstudi kasus

Gambar 11.2Tata ruang studi kasusyang disarankan untuk

kelas yang kecil

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

105

Apakah Keuntungannya ?12

kita telah mengetahui dan berpen-galaman mengenai sesuatu yang terkait dalam belajar dan mengajar studi kasus, bagian ini bertujuan untuk mempelajari lebih jauh dari ini dan belajar secara nyata bagaima-na meniliti studi lajari lebih jauh dari ini dan belajar secara nyata bagaimana meniliti studi kasus.

Kasus harus asli jika kasus terse-butningin efektif – beberapa penulis menyiapkan kasus kursi berlengan dengan berhasil, tetapi ini hanya dapat dilakukan bila penulis kasus mempunyai pengalaman kerja yang luas, sehingga kasus imajener sebenarnya berdasarkan pada kenyataan dan tidak boleh menye-derhanakan kenyataan.

Penulis kasus kebnyakan harus benar-benar melakukan “penelitian lapangan” untuk menjamin bahwa kasus mereka berdasarkan pada kasus kehidupan nyata. Dengan penelitian lapangan dimaksudkann-ya bahwa penulis kasus mengun-jungi suatu organisasi yang pejabatnya membantu memberi-kan informasi. Penulis kasus meng-umpulkan data, menyaring dan memilah bahan-bahan dan akhirnya menulis suatu “kasus”. Manajer atau eksekutif penanggung jawab dari organisasi yang bekerjasama tersebutlah yang kemudian menyetujui secara tertulis sehingga memungkinkan kasus dipergu-nakan untuk tujuan pengajaran .

Menghubungi dan mengunjungi manajer pilihanMendiskusikan masalah yang dihadapi manajer, bukan mendi-skusikan kebutuhan anda.

Kebanyakan manajer akan bersedia mendiskusikan masalah yang sedang mereka hadapi saat ini daripada memperkirakan atau mencarikan data untuk tujuan yang telah anda tetapkan sebelumnya. Pahamilah dengan baik masalahnya dan kemudian dari masukan ini menetapkan tujuan anda sendiri dan membangun suatu kasus.

Tetaplah pada apa yang anda lihat dan dengar selama rapat, jika perlu catatlah hal-hal yang penting.

Yakinlah kembali tentang kerahasian tentang manajer bahwa anda akan menyamarkan kasus dengan merubah nama-nama tempat-karyawan, dsb. Tidak ada manajer yang ma masalahnya disebarluas-kan keseluruh organisasi

Mengidentifikasi masalah melalui

wawancara

Pendekatan berikut ini disarankan untuk meneliti suatu kasus :

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

106

Tidak ada rumusan

masalah, tidak ada pemecahan

Begitu selesai tahap awal wawancara awal, pusat perhatian anda berikutnya adalah pengumpulan data. Anda harus mencari apa yang terjadi pada siapa, kapan terjadinya, dan dimana, semua merupakan pertanyaan mendasar pene-litian deskriptif. Jika responden anda mempunyai gagasan tentang mengapa sesuatu itu terjadi, anda harus menjaga alur pendapat mereka. Disamping itu, dokumentasi, korespondensi, jadwal, dsb yang menunjang harus dikumpulkan .

Mengumpulkan

Menuliskan Suatu Kasus13

Karakteristik kasus yang baik

Tidak mudah untuk menulis suatu studi kasus yang baik. Dalam bagian ini, kit akan menya-jikan beberapa petunjuk untuk membantu agar tugas anda lebih mudah. Pertama kita akan memperkenalkan karakteristik kasus yang baik dan kita akan menyajikan suatu susunan format yang dapat digunakan untuk menulis suatu kasus.

Anda sekarang telah menyelesaikan penelitian lapangan anda dan siap memulai menulis suatu kasus. Namun demikian, sebelum anda mulai, anda harus meninjau dan kemudian bila menulis, mengintat karakteristik kasus yang baik berikut ini :

Suatu studi kasus harus TIDAK LENGKAP

Studi kasus juga harus BERSIFAT PRIBADI

Studi kasus harus DRAMATIS

Suatu kasus harus mempunyai CUKUP INFORMASI

Studi kasus juga harus mempunyai suatu URUTAN WAKTU yang jelas

Studi kasus harus SESINGKAT MUNGKIN

Kita sekarang akan mendiskusikan ciri-ciri ini dengan lebih terperinci.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Suatu studi kasus harus tidak lengkap

Suatu gambaran situasi keputusan umumnya memberikan latar belakang, menceritakan apa yang diputuskan untuk dikerjakan dan kemudian menun-jukan apa yang terjadi. Namun demikian, suatu studi kasus merupakan sesuatu yang tidak selesai. Studi tersebut harus memberikan suatu tahap pada peserta dimana suatu keputusan jelas diperlukan .

Barangkali saja suatu masalah itu tidak jelas, atau apa jenis keputusan yang diperlukan juga tidak jelas, atau apa jenis keputusan yang diperlukan juga tidak jelas, bahkan barangkali lebih tepay bagi peserta itu untuk memutus-kan tidak perlu melakukan sesuatu, sekalipun demikian, haruslah jelas bahwa seseorang yang digambarkan itu telah mencapai suatu tahap kepu-tusan.

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

107

Memusatkan perhatian pada

satu orang

Suatu studi kasus harus bersifat pribadi

Salah satu tujuan teknik studi kasus adalah menirukan (simulasi) situasi kerja yang sebenarnya, dengan demikian, pembaca harus merasa bahwa yang digambarkan sebenarnya adalah masalah dia dengan situasinya. Oleh karena itu, menjadi penting dalam studi kasus harus memusatkan pada satu orang dari mana suatu situasi itu ditinjau. Suatu studi kasus tidak harus sangat obyektif namun harus menyajikan situasi seperti yang dilihat oleh mata salah seorang peserta dalam situasi yang digambarkan.

Namun demikian adalah penting bahwa penulis kasus jangan membicara-kan pertimbangan dirinya sendiri masuk kedalam kasus, karakteristik orang-orang harus ditunjukan melalui perbuatan merekabukan sekedar dinyatakan saja.

Haruslah jelas dari bagian mana dari studi kasus tersebut yang merupakan pendapat pemain utama dalam suatu situasi dan bagian mana yang merupakan pernyataan-pernyataan obyektif penulis kasus, bahan sebanyak mungkin harus diberikan melalui pemikiran, tindakan dan kata-kata dari para pemain dari situasi dan bukan sekedar pernyataan telanjang dari kenyataan yang tersaji.

Case study

Gambar 13.1Suatu sandi kasus harusmempunyai suatu masalahdan memerlukanpengambilan keputusan

Gambar 13.2Suatu studi kasus harusbersifat pribadi

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

108

Suatu studi kasus harus dramatis

Peserta pelatihan harus merasa bahwa dia sebenarnya mengalami situasi yang digambarkan dalam kasus itu dan bukan hanya membaca uraian mengenai hal itu, pengaruh itu sering kali dicapai dengan “merancang adegan” sejak dini dengan cara yang dramatis.

Bandingkan dua cara dalam memulai suatu studi kasus berikut ini:

Ali datang terlambat lagi ke tempat kerja dan pengawasnya, Mr.Kadir marah. Kadir memutuskan untuk membicarakan pada Ali tentang masalah ini.

Pak Kadir, pengawas Ali, merasa sakit dan capek karena kedatangan ali ke tempat kerja terlambat. Jika dia tidak berperilaku baik, saya akan memecatnya “Ali, datanglah ke ruang saya dalamwaktu lima menit ini. Pekerjaa anda tergantung pada pembicaraan kita nanti.

Pernyataan kedua dengan jelas lebih dramatis dan melibatkan pembaca sejak awal, sesudah adegan dirancang dengancara ini, kemudian memun-gkinkan untuk “mengkilas balik” dengan latar belakang sejarah terhadap situasi yang merupakan pokok bahasan studi kasus .

Studi kasus dapat dibuat dengan lebih nyata dan dramatis dengan mema-sukan dokumen nyata atau yang menyerupai, jika penyamaran diperlukan .

Dalam hal ini juga cukup masuk akal untuk menyiapkan dokumen, pembic-araan dan dialog telepon, jika ini akan menambah drama situasi tanpa mengaburkan kenyataan, ini bermanfaat khususnya juka suatu studi kasus disamarkan, karena jelas bahwa penulis kasus benar-benar tidak akan mampu merekam percakapan seperti ini.

Suatu studi kasus harus mempunyai cukup informasiPembaca harus diberikan semua informasi yang :

Perlu pemahaman dan analisis situasiBerasal dari orang yang menjadi sudut pandang penulisan studi kasus tersebut .

Gambar 13.3Suatu studi kasus haruscukup informasi

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

109

erhati-hatilah dalam menentukan banyaknya informasi yang akan dimasukan ke dalam suatu kasus. Penulis kasus akan sering membuang kenyataan dan informasi latar belakang hanya karena dia terbiasa dengan kenyataan dan informasi tersebut. Dia lupa bahwa peserta tidak mempunyai pengetahuan latar belakang situasi tersebut.

Sering kali sulit memberikan informasi yang cukup. Sama sulitnya untuk menahan selera pribadi dan dramatis yang penting untuk suatu studi kasus yang baik. Dengan demikian, barang kali bermanfaat untuk menetapkan data latar belakang kedalam suatu catatan atau menyajikannya pad akhir studi kasus. Sebanyak mungkin bahan latar belakang harus dijalin dengan cerdik kedalam studi kasus tanpa merusak kualitas dramatisnya .

Suatu studi kasus harus mempunyai urutan waktu yang jelasPembaca harus menghargai apabila situasi telah dicapai tepat waktu.

Urutan kejadian yang menuju kepada titik ini tepat waktu harus ditunjukan dengan jelas, karena orang dalam situasi ini jelas menyadari pada urutan waktu berlangsung kejadian-kejadi-an.

Tampaknya sulit mengga-bungkan suatu urtan kejadi-an yang jelas dengan suatu penyajian yang dramatis, tetapi ini adalah salah satu tugas untuk keberhasilan sesorang penulis kasus.

Suatu kasus harus sesingkat mungkin Kasus harus dijaga agar sesingkat mungkin.

Kadang-kadang dapat dibenarkan suatu studi kasus itu anjang, jika studi tersebut dapat dipelajari daam periode waktu yang agak panjang, dan jika peserta merasa perlu melaku-kan penyotiran data dari bahan-bahan yang banyak dan menganalisis situasi yang sangat rumit.

Namun demikian, untuk pelatihan, suatu studi kasus yang paling baik dibatasi hingga lima halaman atau kurang.

Gambar 13.4Suatu studi kasusharus mempunyai urutanwaktu yang jelas

Gambar 13.4Suatu studi kasus

harus mempunyai urutanwaktu yang jelas

Dapat saja membuat suatu studi kasus yang lebih pendek dengan meringkaskan data kuantitatif dalam bentuk tabel, ini jelas bergu-na, akan tetapi jika saah satu tujuan pengaja-ran adalah agar memungkinkan peserta memilihi dan mengatur data, hal tersebut jangan dilakukan.

Pertama instruktur harus secara cepat mengidentifikasi pemecahan kasus oleh peserta melakukan survei pendapat kelas berkenaan dengan masalah dalam kasus tersebut. Dia mengerjakan itu untuk mendapatkan gagasan umum mengenai arahan yang akan dituju oleh kelas berkaitan dengan kasus tersebut .“Apa yang menurut anda perlu dikerjakan disini?”“Pemecahan apa yang anda ajukan?”

Instruktur sekarang harus kembali dan meminta peserta untuk menganalisis situasi .“apa yang sedang berlangsung disini?” “Apa sajahkah isu pokoknya?”

Dia kemudian berusaha untuk mengumpulkan perkiraan tujuan yang pantas :“bagaimana situasi seharusnya?” “Apakah hasil ideal?”

Kemudian dia meminta seluruh kelas untuk mengidentifikasi

masalah :“Apakah persisnya hambatan dan masalahnya?”

Instruktur harus meminta peserta membatasi pilihan yang tersedia dengan mene-tapkan kriteria.“Kriteria apakah yang ingin anda gunakan untuk membatasi pilihan anda?” “Pilihan apa saja yang masih ada?”

Alternative apa yang harus disusun pada papan tulis dan instruktur sekarang meminta peserta untuk mendiskusikan pengaruh dari setiap tindakan :“Pengaruh/konsekuensi apa sajahkah yang mungkin terjadi dari tindakan-tindakan yang ada ini?”

Peserta harus membandingkan hasil dan memilih pemecahan yang terbaik :“Apakah pemecahan ini benar-benar realistis?”“Mengapa anda telah memustukan tindakan ini?”

110

Gambar 13.6 Format studi kasus yang umuml

Sebelum anda benar-benar memulai menulis suatu kasus, anda pertama harus menulis tujuan belajar dari kasus tersebut .

Tujuan belajar menunjukan apa yang akan anda harapkan untuk dipelajari peserta sebagian hasil dari menganalisis dan mendiskusikan kasus. Tujuan ini akan mempunyai kaitan penting dengan cara studi kasus disusun, panjangnya kasus, banyaknya pekerjaan yang dituntut dari peserta dan masalah-masalah yang ditekankan. Dengan demikian, tujuan belajar harus dinyatakan dengan jelas sebelum kasus benar-benar ditulis .

Begitu tujuan belajar diselesaikan, sekarang anda siap menulis kasus. Cara menulis suatu studi kasus tidak hanya satu, suatu kasus dapat didekati dari berbagai pandangan. Bagi istruktur yang menulis kasus untuk pertama kali format berikut ini meungkin berguna. Banyak kasus yang telah berhasil ditulis dengan pendekatan ini :

Format yang disarankan untuk penulisan suatu kasus

Pembukaan :(Beberapa alinea pertama)

Nama dan gelar manajer penanggung jawab Nama dan tempat organisasi TanggalSynopsis tempat keputusan atau masalah

Batang tubuh kasus :

Sejarah Fakta sekitarnya, jika relevanUraian perluasan dari situasi keputusan atau masalah

Hubungan organisasiSifat kasus yang lainHasil dan protesKenyataan interaksi sosial, dsb

Penutupan :(Dua atau satu alinea terakhir)

Skenario untuk menetukan pentingnya masalah atau keputusan

Kunci format ini adalah bagian pembukaan yang mengatur suasana bagi peserta. Dengan memperkenalkan secara cepat nama manajer penanggung jawab, akan menjelas-kan kepada peserta peranan yang harus mereka mainkan dan memberikan unsur pribadi dalam kasus. Dengan pada awalnya menyatakan tempat keputusan atau masalah, paling tidak, sebagimana dilihat manajer, akan membantu peserta dalam menyiapkan analisis mereka tentang apa yang harus diikuti.

Batang tubuh kasus mengandung semua informasi latar belakang yang perlu bagi peserta. Dokumen pendukung apa pun, seperti surat, jadwal, grafik, bagan, dsb. Harus dimasukan kedalam bagian ini. Jika penulis mempunyai bahan yang terlalu banyak, dia harus menyertakan pada akhir kasus dalam suatu lampiran.

111

ara instruktur yang bisa mem-berikan ceramah mungkin merasa tidak enak mengor-bankan keamanan metode

komunikasi satu-arah dan membiar-kan mereka terhadap komentar dan pengertian dari semua peserta pelati-han. Ini terutama sulit apbila dlam kenyataan peserta mempunyai pengalaman kerja lebih banyak dibandingkan dengan instruktur. Akan tetapi dalam keadaan demikian, merupakan suatu hal yang penting bahwa pengalaman mereka harus diuraikan dengan teknik sedemikian rupa, seoerti halnya teknik studi kasus

Instruktur yang telah menggunakan studi kasus yang sama dua puluh atau tiga puluh kali menyatakan bahwa mereka masih belum tahu apa hasl yang akan terjadi dari suatu sesi tertentu dengan studi kasus demikian. Tidak pernah ada dua sesi yang sama. Pengalaman ini mencerminkan nilai teknik studi kasus, karena teknik terse-but secara tepat menirukan aspek dinamis oembuatan keputusan yang selalu berubah .

P

Imbalan Dari TeknikStudi Kasus14

Batang tubuh kasus juga harus mulai dengan waktu yang cukup untuk mengulang sehingga memungkinkan penulis menyajikan kasus dengan terperinci dalam urutan waktu yang jelas. Pada waktu penulis menggambarkan situasi, kenyataan harus dimasukan kedalam uruttan yang “kronol-ogis”. Akhir batang tubuh harus berhubungan dengan tangga yang ditulis pada pembukuan .

Bila menyajikan data dalam batang tubuh kasus, apapun yang menurut penulis merupakan “kenyataan yang sebenarnya” harus dinyatakan sebagai suatu kalimat penyataan. “Pendapat” yang diutarakan oleh sifat-sifat kasus harus dibuat sedemikian berkarakter. Batang tubuh kasus juga harus ditulis dalam bentuk lampau, jika mungkin. Ini kemudian dapat dipakai berulang-ulang.

Bagian penutup merinci apa yang diharapkan oleh penulis untuk dikerjakan peserta. Ingatlah bahwa suatu kasus harus tidak lengkap. Penutup harus menunjukan bahwa suatu keputusan perlu diambil sekarang ini. “Rasa pentingnya terhadap sesuatu” di sini akan memberikan unsur dramatis yang diinginkan dalam petujuk.

Para ahli menyatakan bahwa hanya satu dari lima kasus yang dibuat dapat dikatakan berhasil. Sekarang menjadi jelas bahwa menulis seuatu studi kasus tidak mudah, merupakan suatu peker-jaan yang sulit dan memakan waktu . tugas ini barangkali perlu diserahkan pada suatu tim penulis kasus yang professional. Namun demikian, jika di dalam bidang studi anda tidak terdapat kasus, anda dapat menentukan bahwa anda menghendaki untuk menulis beberapa kasus. Petunjuk dan format yang disarankan dalam bagian ini, akan terbukti bermanfaat .

112

Curah pendapat merupakan teknik untuk mendorong orang mengeluarkan banyak gagasan melalui pemikiran yang kreatif dalam periode waktu yang relatif singkat. Tujuannya adalah untuk medapatkan sebanyak mungkin gagasan, terlepas dari kelayakan atau kemampuan ekonomi mereka.

Curah pendapat biasanya diterapkan dalam situasi pemecahan maslah. Curah pendapat merupakan

Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (khususnya mendorong pemikiran yang kreatif)Memecahkan masalah kehidupan yang nyata, misalnyaMenentukan pemecahan suatu masalahMembangkitkan hasil, metode dan pendekatan alternativeMemperbaiki atau memperbarui hasil dan metode yang ada

Meskipun curah pendapat dapat diterapkan secara perorangan, teknik ini berguna khususnya bila diterapkan dalam kelompok. Kelompok dapat membangkitkan gagasan lebih banyak dan yang lebih baik daripada semua yang dapat dilakukan anggota bila mereka hanya bekerja sendiri-sendiri. Empat hingga dua belas peser-ta merupakan ukuran yang terbaik untuk suatu kelompok dalam curah pendapat.

Peserta yang kurang dari empat biasanya dibawah keharusan “massa kritis” untuk menunjang reaksi berantai curah pendapat, dan bila terdapat dari dua belas peserta, tidak semuanya mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi sepenuhnya.

Sesi curah pendapat dapat dilakukan si mana saja asalkan tersedia ruang rapat dengan menggunakan tempat duduk semi lingkaran atau berbetuk U seperti terlihat pada halaman verikut, dan sebuah flip-chart atau apan tulis untuk menuliskan gagasan-gagasan.

Pelatihan Keinstrukturan Bidang Jasa KonstruksiTraining of Trainers

CURAH PENDAPAT

Apakah Curah Pendapat Itu?01

Teknik untuk mengeluarkan

banyak gagasan

Berguna dalamsesi pemecahan

masalah

113

Hambatan Mental02

Tujuan curah pendapat adalah membangkitkan gagasan sebanyak mungkin. Bagi orang dewasa, mambangkitkan gagasan seringkali bukan pekerjaan yang mudah. Terdapat bebrapa alasan untuk ini.

Pertama kita tidak perlu kreatif untuk sebagian besar apa yang kita kerjakan. Misalnya, kita tidak perlu kreatif bila kita sedang mengendarai mobil, atau membenahi arsip kita, atau menunggu sambal antri di tempat pembelanjaan. Kita makhluk yang mempunyai kebiasaan bila saatnya harus hidup. Untuk sebagian besar kegiatan kit, hal-hal rutin yang tersebut sangat perlu. Tanpa hal-hal yang rutin, hidup kita akan kacau dan kita tidak akan banyak mengerja-kannya. Bila anda bangun pagi, anda dapat merenung sambal menginta gaji anda, dan anda barangkali tidak akan bekerja. Berada dalam pemikiran yang rutin memungkinkan kita dapat mengerjakan banyak hal yang kita perlukan tanpa harus memikirkannya .

Alasan lain kita tidak lebih kreatif adalah bahwa kita belum diajar untuk menjadi kreatif. Banyak sistem pendidikan kita diarahkan menuju pengajaran untuk mencari “jawaban yang benar”, yaitu jawaban yang ingin didengar pengajar.

Pendekatan “jawaban yang benar” menjadi mengakar matematis apabila memang hanya terdapat satu jawaban yang benar. Masalahnya, seba-gian besar kehidupan tidak selalu dengan cara demikian. Hidup itu tidak pasti, terdapat banya jawaban yang benar, tergantung pada apa yang sedang anda dicari.

Tidak mudah menjadi kreatif

Kebanyakan dari kita

tidak perlu menjadi kreatif

Kita belum diajar

untuk menjadi kreatif

Gambar 1Pengaturan ruang kelasuntuk curah pendapat

114

Hambatan

Hanya melihat apa yang anda harapkan untuk dilihatMencoba memecahkan masalah menurut metode yang sama yang biasa anda gunakan tanpa mem-pertimbangkan situasi yang mungkin berbeda dan barang kali pendekatan lain untuk masalah terse-but lebih tepatTidak berani mengeluakan gagasan yang baru dan lebih baikMengkritik gagasan orang lain tanppa benar-benar mempertimbangkan gagasan tersebutTidak mempertanyakan lagi gagasan orang yang tingkatannya lebih tinggi

Hambatan mental dapat berakibat sebagai berikut :

Namun demikian, terdapat banyak waktu ketika orang perlu kreatif dan mem-bangkitkan cara yang baru untuk mencapai tujuan mereka. Bila ini terjadi, sistem kepercayaan mereka sendiri dapat mencegah mengerjakan demikian. alasan ketiga mengapa kita tidak kreatif dan seringkali “berbeda pendapat”, adalah karena kebanyakan orang dewasa mempunyai hambatan mental tertentu yang mengunci pikiran mereka menjadi “status quo” dan tetap perpikir “lebih sering sama”. Hambatan mental ini perlu untuk sebagian besar yang kita kerjakan, tetapi hambatan tersebut dapat membuat kita berhenti di tengah jalan bila kita mencoba menjadi kreatif .

Inilah contoh hambatan mental yang berbahaya untuk pemikiran kreatif

Hanya ada 1 Jawaban yang benar. Kita harus selalu mengikuti peraturan dan jangan bertindak bodoh, berbuat keliru adalah salah berkata sesuatu yang berbeda dari yang biasa itu salah kita telah melakukan hal seperti itu kita harus bersetuju dengan pimpinan kita

Gambar 2Hambatan mental membuat kita berhenti ditengah jalan bilakita mencoba menjadikreatif

Hambatan mental sampai batas tertentu dapat diatasi, tergantung pada kemampuan orang menganalisis hambatan mental apa yang memasuki pemikiran kreatif. Timbulnya kesdaran akan jenis hambatan mental yang menghalangi dia merupakan langkah pertama untuk mengatasi hambatan tersebut.

115

Karakterisktik utama curah pendapat adalah bahwa teknik ini menerapkan prinsip “memunda peniliain”, yaitu: mengenyampingkan kritikan bila gagasan muncul. Ini karena pemikiran analisis dan nilai bercampur dengan pemikiran kreatif.

Pemikiran kreatif memerlukan hubungan dan gabungan gagasan dalam suatu iklim yang bebas dan terbuka.

Arus gagasan yang bebas tidak mungkin muncul bila suatu gagasan dinilai dan dikritik begitu dirumuskan-proses kreatif dalam hal ini akan berhenti. Untuk mendorong arus gagasan yang bebas, curah pendapat berlangsung melalui dua tahap.

Selama tahap pertama instruktur mengemukakan masalah atau pertanyaan pembuka dan para peserta membangkitkan sebanyak mungkin gagasan, terlepas dari kelayakan maupun kemampua ekono-misnya. Gagasan dikemukakan dengan menuliskannya. Dalam tahap ini, kritikan dan penilaian tidak diperbolehkan.

Selama tahap kedua para peserta menetapkan kriteria untuk menyeleksi gagasan yang terbaik, kemudian mereka menguji setiap gagasan menurut kriteria itu dan mereka memilih pemecahan yang terbaik

Dengan menerapkan prosedur dua-tahap I ni, curah pendapat merang-sang pemikiran kreatif dan mengajarkan pada para peserta untuk mendengarkan kepada peserta lain dan mengangguhka penilaian mereka.

Bagaimana Curah Pendapat Berlangsung03

Pertama bangkitkan

gagasan sebanyak-

banyaknya, kemudian

nilailah gagasan tersebut

Gambar 3Memisahkan antaramembangkitkan gagasandan menilaigagasan tersebut

116

Bila menyiapkan sesi curah pendapat, seorang instruktur harus memikirkan tiga pertanyaan berikut ini :

1. Bagaimana “mendongkrak para peserta”

Sebagaimana kita ketahui, membangkitkan gagasan bagi kebanyakan orang dewasa tidak muncul secara alamiah. Sesi curah pendapat pasti akan gagal, bila anda tidak menghabiskan waktu untuk “menghangatkan suasana” kelompok. Terdapat dua jenis latihan pemanasan yang dapat anda gunakan agar peserta berada dalam kerangka pikiran yang benar.

Latihan untuk menciptakan kesadaran akan adanya hambatan mentalLatihan untuk melonggarkan pikiran dan/atau memperagakan bagaimana curah pendapatan itu berlangsung.

Keuntungan curah pendapat adalah :

Sangat partisipatipMerangsang pemikiran kreatifMengajarkan pada orang lain untuk saling mendengarkanMengajarkan pada orang lain untuk menunda penilaianDapat membangkitkan gagasan baru maupun yang sudah adaPemecahan dapat berkualitas tinggiMerupakan suatu latihan tak terhingga yang menghilangkan suasana kelas yang kadang-kadang formal.Hanya memerlukan sedikit sumber daya

Keuntungan dan Keterbatasan Curah Pendapat04

Keterbatasan curah pendapat adalah :

Pengintegrasian gagasan yang dibangkitkan memerlukan keterampilan yang tinggi dari instrukturTidak semua latihan curah pendapat membuktikan sama kreatif dan inovatifnyaKadang-kadang peserta menghadapi kesulitan untuk menunda penilaianKadang-kadang peserta cenderung tidak menganggap serius latihan yang dilakukan

Persiapan Instruktur05

Gunakan pelatihan

“pemanasan”

117

Bila anda mengajar suatu kelompok peserta yang menganggap curah pendapat merupakan sesuatu yang baru, cara terbaik adalah meng-gunakan satu latihan dari setiap kategori. Latihan pemanasan biasanya berlangsung tidak lebih dari 5-10 menit untuk setiap latihan

Latihan untuk menciptakan kesadaran akan adanya hambatan mental

Sembilan titik

Tanpa mengangkat pensil anda dari kertas, gambarlah empat garis lurus yang berhubungan (atau kurang dari empat jika dapat) yang akan melalui kesembilan titik, tetapi setiap titik hanya dapat dilalui sekali. Setelah mencoba du acara yang berbeda, tanyakan pada diri anda sendiri pembatasan apa saja yang anda tetapkan untuk memecahkan masalah ini.

Gambar 4 Apa yang anda lihat?

Hanya seandainya

Pikirkan segala suatu yang akan terjadi karena hal tersebut. Apa sajakah konsekuensinya? (latihan 5 untuk 5 menit). Seandainya :

Bayang-bayang kita menjadi kenyataanAnda dapat mengulurkan badan anda ke mana pun yang anda inginkanSaya dilindas mesin penggiling jalan dan kemudian menjadi rataGambar yang anda lukis tiba-tiba menjadi kenyataanAnda dapat terbangKita mempunyai tujuh jari pada masing-mas-ing tangan kita

Gambar 5 Apa yang akanterjadi jika....?

118

Gagasan baru

Letakkan sebuah alat mainan anak-anak di depan kelas, misalnya mainan binatang isian/sumpalan, alat mainan gesekan (mobil pemadam kebakaran), buku, mainan perlengkapan perawat, layangan, dsb.Berikan salah satu tugas berikut ini.

Cobalah berpikir yang paling cerdik, yang paling menarik dan yang paling tidak lazim untuk mengubah ini, sehingga anda laki-laki dan perempuan akan lebih senang bermain dengan ini. Jangan kawatirkan biayanya, pokoknya buatlah supaya lebih menyenangkan.

Berpikirlah dengan cerdik, menarik dan tidak laim untuk ini, selain dari sesuatu yang hanya main-main. Anda dapat mengubah sesuatu bila anda mau: buatlah agar menjadi lebih besar, lebih kuat, berubah warna, lebih luas, dsb.

Perbaikan - Perbaikan

Misalkan ada tiga obyek yang lazim, berilah saran sebanyak mungkin untuk memper-baiki masing-masing. Jangan kawatir apakah mungkin berubah atau tidak. Jangan menyarankan sesuatu yang telah dikerjakan untuk membuat obyek menjadi semakin baik (latihan 5 menit). Sepeda, sepatu, pakaian Lemari, pintu, meja

2. Apakah masalahnya/pertanyaan pembuka?

setiap sesi curah pendapat mulai dengan suatu pertanyaan pembuka. Anda harus menyususn pertanyaan pembuka sedemikian rupa, sehingga banyak kemungkinan jawaban. Cara yang baik untuk mengawali pertanyaan adalah sebagai berikut : “Bagaimana caranya .... Dengan cara bagaimana kita dapat .... Bagaimana mungkin .... Dengan cara bagaimana ....”

Harus disadari bahwa jawaban yang anda peroleh tergantung pada pertanyaan yang anda ajukan. Pastikan bahwa pertanyaan tersebut tidak membatasi jumlah jawaban. Daripada menanyakan: “Bagaima-na caranya agar sinar dalam ruangan kelas ini lebih terang?’, lebih baik menanyakan: “Bagaimana caranya agar kita dapat menjamin bahwa dalam ruangan kelas ini semua peserta dapat membaca buku masing-masing?”

Bila anda menggunakan curah pendapat untuk mendapatkan pemecahan suatu masalah, perhatikan dalam menyatakan ulang masalah tersebut sedemikian rupa sehingga banyak kemungkinan jawaban.

Pertanyaan pembuka

harus tidak membatasi

jawaban

119

Petunjuk Untuk Memandu Sesi Curah Pendapat06

3.Bagaimana saya dapat membantu menyeleksi gagasan terbaik ?

Bila para peserta telah membangkitkan sederetan gagasan, para peserta perlu suatu patokan untuk mengukur gagasan tersebut dan memilih gagasan terbaik. Agar dapat membantu kelompok menetapkan kriteria yang dapat berlaku bagi kelompoknya untuk memilih gagasan terbaik. Contoh kriteria yang dapat ditetapkan adalah:

Pengaruhnya terhadap tujuanBiaya yang terkaitBahan dan perlengkapan yang terkait (hal-hal yang teraba)Pendapat, sikap, perasaan, nilai, dsb yang terkait (hal-hal yang tak teraba)Implikasi moral dan/atau hukumnyaKesulitan dalam pelaksanaan atau tindaklanjutnyaAkibat dari kesalahanMasalah baru yang ditimbulkan

Mengidentifi-kassi kriteria

untuk memilih gagasan

Bila anda memandu suatu sesi curah pendapat, ikuti langkah-langkah berikut ini

1. Perkenalkan sesi curah pendapat

Jelaskan mengapa sesi ini penting. Ini mencak-up bagaimana menyatakan masalah yang divari pemecahannya. Jelaskan pula bagaimana curah pendapat berlangsung: mula-mula mem-bangkitkan gagasan, kemudian gagasan terse-but diuji. Aturan untuk membangkitkan gagasan adalah sebagai berikut:

Tidak diperbolehkan memberikan kritik. Kritik dan kreativitas tidak berjalan seiring. Bila anda kritis pada saat yang sama anda kreatif, ini akan menghalangi arus gagasan yang bebas.

Diperlukan kuantitas. Semakin banyak jumlah gagasan, semakin besar kemun-gkinan menjadi pemenang. Lebih

mudah mengurangi daftar yang panjang daripa-da memanjangkan suatu daftar yang pendek.

Diharapkan suasana yang bebas. Semakin gila gagasan, semakin baik. Bahkan saran yang aneh dan tidak praktis dapat “memacu” anggota kelompok lain memunculkan saran-saran yang praktis yang mungkin malah tidak terjadi pada anggota lain tersebut.

Gagasan yang berssifat penggabungan dan perbaikan dicari terus. Selain menunjuang gagasan mereka sendiri, anggota kelompok harus memberikan nasihat bagaimana saran yang diajukan orang lain dapat diubah menjadi gagasan yang lebih baik, atau bagaimana dua atau lebih gagasan dapat digabungkan menjadi suatu gagasan yang lebih baik. Perubahan dapat melalui berbagai bentuk, seperti: pening-katan, penurunan, penambahan, penghapusan, penggantian unsur-unsur atau pembalikan.

120

2. Lakukan latihan pemanasan

Untuk mengenalkan peserta dengan curah pendapat, kerjakan satu atau dua latihan yang diuraikan dalam bab sebelumnya. Ciptakan suasana yang hidup.

3.Memandu curah pendapat

Mendorong gagasanBila kelompok mengalami kesulitan dalam membangkitkan gagasan yang baru, anda dapat memberikan daftar berikut ini kepada kelompok untuk membangkitkan gagasan:

Untuk tujuan apa hal ini dapat digunakan dengan cara lain? Dapatkah barang bekas digunakan untuk sesuatu? Dapatkah bagian-bagian yang telah dinyatakan tidak pas digunakan untuk sesuatu?

Apa lagi yang seperti ini? Dapatkah kita membuat ini seperti yang lain?Prosedur lain yang mana yang dapat kita terapkan? Apakah yang dulu juga sama? Apa yang dapat kita salin? Siapa yang dapat kita tandingi?

Dapatkah kita memperbaiki atau mengubah sesuatu? Dapatkah kita membuatnya dalam bentuk lain? Dapatkah kita mengubah sebagian? Dapatkah kita mengganti proses pembuatannya? Dapatkah kita mengu-bah bentuknya? Dapatkah hal itu dibengkokkaan? Dapatkah kita mem-buatnya menjadi segiempat? Dapatkah kita mengubah arti, warna, gerak, suara, baunya? Perubahan lainnya?

Apa yang harus ditambahkan? Waktu lebih lama? Frekeunsinya lebih banyak? Lebih kuatkah? Nilai tambah (tanpa susut, tanpa seterika)? Lebih tinggi? Lebih panjang? Lebih tebal? Nilai lebih? Ditambah ramuannya? Menirunya? Menggandakan? Membesar-besarkan?

Apa yang dikurangkan? Lebih kecil? Ringkas? Diperkecil? Lebih rendah? Lebih pendek? Lebih terang? Hilang? Ramping? Pisah? Mengecilkan?

Siapa lagi? Apa lagi? Dengan ramuan yang lain? Dengan bahan yang lain? Melalui proses yang lain? Dengan kekuatan yang lain? Di tempat yang lain? Dengan pendekatan yang lain? Nada suara yang lain?

Dapatkah hal itu dipakai untuk

yang lain?

Dapatkah hal itu disele-

saikan?

Dapatkah hal itu diperbaiki atau diubah?

Dapatkah hal itu dibesarkan?

Dapatkah hal itu dikecilkan?

Dapaatkah hal itu diganti?

121

Catatlah semua gagasan pada �ip-chart

Periharalah suasana yang hidup. Bekerjalah dengan tepat agar tidak memperlambat proses yang berlangsung. Berikan umpan balik penguatan yang positip. Ulangi gagasan peserta, dan katakan “ya”, “hebat”, sb. Doronglah agar lebih banyak gagasan dengan menggali dan mendorong dan dengan meminta para peserta mengajukan paling tidak dua puluh gagasan lagi.

Pantaulah

Bila selama tahap pembangkitan gagasan para peserta mulai menganalisis atau menanyakan atau mendebat gagasan-gagasan yang disebutkan, gunakan penguatan yang nertral. Pertama, jangan pedulikan perilaku peserta. Tunggulah agar gagasan lainnya muncul. Bila para peserta sadar bahwa daftar gagasan yang ada tidak bertambah lagi, kecenderungan untuk debat pada umumnya berkurang. Bila penguatan yang netral tidak berhasil, ingatkan pada kelompok bahwa analisis akan diberikan kemudian. Bila gagasan yang dimunculkan telah cukup, pindahlah ke tahap berikutnya.peserta, dan katakan “ya”, “hebat”, sb. Doronglah agar lebih banyak gagasan dengan menggali dan mendorong dan dengan meminta para peserta mengajukan paling tidak dua puluh gagasan lagi.

Dengan menukarkan komponen-komponennya? Melalui pola yang lain? Dengan tata yang lain? Dengan urutan yang lain? Mengubah sebab akibat? Mengubah langkah? Mengubah jadwal?

Menguabah positip dan negatip? Bagaimana kalau dengan kebalikann-ya? Bagaimana kalau diputar ke belakang? Bagaimana kalau diputar dari atas ke bawah? Bagaimana kalau membalikkan peranan? Bagaimana kalau dengan mengubah peranan? Bagaimana kalau dengan memutar meja?

Bagaimana kalau dengan campuran? Bagaimana kalau dengan pencampuran. Bagaimana kalau dengan penggabungan (berma-cam-macam)? Bagaimana kalau dengan setelan? Bagaimana kalau menggabungjan unit? Bagaimana kalau dengan menggabungkan tujuan? Bagaimana kalau dengan menggabungkan himbauan? Bagaimana dengan menggabungkan gagasan?

Dapatkah hal itu diundur

kembali?

Dapatkah hal itu dibalikan?

Dapatkah hal itu digabung

dengan sesuatu?

4. Memandu kegitan pasca-curah pendapat

Jelaskan dan aturlah gagasan yang muncul

Bahaslah gagasan yang muncul dan mintalah para peserta untuk menjelaskan istilah atau gagasan tertentu bila perlu. Berikan komentar yang positip pada masukan yang diberikan hingga kini. Kemudian, cobalah untuk mengatur dan mengelompokkan gagasan tersebut. Tanyakan : bagaimana kita dapat mengelompokkan gagasan tersebut. Gagasan mana yang semacam, yang mana yang mirip satu sama lain? Gagasan mana yang berkaitan? Lalu tulislah kembali catatan itu.

122

Membantu memilih gagasan yang terbaik

Prosedur yang umum untuk memilih gagasan adalah sebagai berikut:

Mintalah agar kelompok menetapkan kriteria untuk memilih gagasan. Tanyakan : bagaimana kita akan mengatur gagasan ini? Apa yang harus kita pertimbangkan bila memutuskan gagasan yang terbaik? Tanyakan lebih mendalah dan mendorong bila perlu. Catatlah kriteria yang disebutkan oleh kelompok pada flip-chart. Cobalah mencapai kesepakatan tentang kriteria yang digunakan untuk mengukur gagasan.

Berilah nomor sesuai gagasan yang muncul.

Mintalah orang atau kelompok kecil yang ada untuk memilih 3 atau 4 gagasan yang mereka anggap berguna dan berharga untuk pemikiran lebih lanjut, memper-timbangkan kriteria yang telah mereka buat.

Dalam segi paripurna, mintalah orang atau kelompok mengatakan gagasan yang telah mereka pilih. Di belakang gagasan yang bernomor, catatlah berapa kali setiap gagasan disebutkan.

Pilihlah dua atau lebih gagasan yang mempunyai skor tertinggi dan mainkan “peranan pembela yang menentang sesuatu yang dianggap baik”.

a. Apakah semua kriteria telah dipertimbangkan?

b. Dengan cara bagaimana gagasan ini bisa gagal?

Mintalah agar kelompok memikirkan dua pertanyaan berikut ini:

Tanggapan atas pertanyaan ini akan bermanfaat untuk mengakhiri pemilihan.

5. Berikan kesimpulan

Berikan kesimpulan sesi curah pendapat dengan meringkaskan gagasan yang terbaik dan pertimbangan yang menuju pada akhir pemilihan gagasan tersebut. Akhirilah kemudian dengan suatu catatan yang positip.

123

Kegunaan Curah Pendapat – Sebuah Contoh07

Berikut ini merupakan suatu contoh yang baik bagaimana curah pendapat dapat digunakan dalam memecahkan masalah.

Sudah selama lebih dari lima belass tahun suatu perusahaan pesawat terbang memotong kulit sayap untuk pesawat tempur dari lembar alumunium. Sebuah gergaji potong dibuat sepanjang garis kurva dari A ke B. Daerah C dibuang sebagai limbah, dijual kembali kepada pemasok alumunium untuk dibuat lembaran-lembaran lagi, kemudian dijual kembali kepada perusahaan pesawat terbang.

Karena biaya produksi sangat tinggi, suatu sesi pengurangan biaya telah diadakan untuk mengetahui dana apa yang dapat dihemat dalam operasi ini. Tak ada gagasan yang dapat dikembangkan karena prosesnya sama untuk jangka waktu yang lama dan telah menjadi beku.

A

C

B

124

“Maka, jika kita membuat lembar yang lebih besar dan sebaliknya dengan daerah C, kita dapat menghasilkan dua lembaran dengan ukuran dan bentuk sama yang pada dasarnya tidak ada sisa sebagai limbahnya. Perusahaan kemudian melakukan cara demikian dan tahun pertama ternyata dapat meng-hemat sebesar 4 juta dollar.

Empat kelompok curah pendapat dibentuk. Gagasan yang bebas dikembang-kan, tetapi tak satu pun yang layak. Dalam sebuah kelompok, seorang insinyur muda mulai memainkan masalah dengan daftar gagasan yang baru: Membe-sarkan, mengecilkan .... dia tiba-tiba mempunyai jawaban: “Mengapa kita tidak menggunakan lembar alumunium yang lebih besar?” dan dia membuat sketsa berikut ini.

A

C

B

125

Balai Pelatihan Konstruksi dan PeralatanDirektorat Jenderal Bina KonstruksiKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Jalan Dr. Suratmo No. 1 - Jakarta PusatTlp / Fax. 021 - 628 7842