makalah mksp untuk dikirim ke pak syukri.doc

29
ANALISIS STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DI PEMERINTAH DAERAH 1. Pendahuluan (Isu) Pelaksanaan Reformasi Anggaran Keuangan di Pemerintah Daerah merupakan proses yang memerlukan keterlibatan segenap unsur dan lapisan masyarakat, serta memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah sehingga peran pemerintah adalah sebagai katalisator dan fasilitator, karena pihak pemerintahlah yang lebih mengetahui sasaran dan tujuan pembangunan yang akan dicapai. Sebagai katalisator dan fasilitator tentunya membutuhkan sarana dan fasilitas pendukung dalam rangka terlaksananya pembangunan secara berkesinambungan. Perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terutama disisi pendapatan daerah dapat menjadi dasar perencanaan jangka pendek (satu tahun) dengan asumsi bahwa perkembangan yang akan terjadi pada satu tahun ke depan relative sama. Pendapatan Asli Daerah merupakan pencerminan dari potensi ekonomi daerah, untuk itu tidak berlebihan bila pemerintah pusat menjadikan Pendapatan Asli Daerah sebagai kriteria utama bagi penetapan keuangan daerah. 1

Transcript of makalah mksp untuk dikirim ke pak syukri.doc

BAB I

PAGE

ANALISIS STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DI PEMERINTAH DAERAH1. Pendahuluan (Isu)Pelaksanaan Reformasi Anggaran Keuangan di Pemerintah Daerah merupakan proses yang memerlukan keterlibatan segenap unsur dan lapisan masyarakat, serta memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah sehingga peran pemerintah adalah sebagai katalisator dan fasilitator, karena pihak pemerintahlah yang lebih mengetahui sasaran dan tujuan pembangunan yang akan dicapai. Sebagai katalisator dan fasilitator tentunya membutuhkan sarana dan fasilitas pendukung dalam rangka terlaksananya pembangunan secara berkesinambungan.

Perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terutama disisi pendapatan daerah dapat menjadi dasar perencanaan jangka pendek (satu tahun) dengan asumsi bahwa perkembangan yang akan terjadi pada satu tahun ke depan relative sama. Pendapatan Asli Daerah merupakan pencerminan dari potensi ekonomi daerah, untuk itu tidak berlebihan bila pemerintah pusat menjadikan Pendapatan Asli Daerah sebagai kriteria utama bagi penetapan keuangan daerah.Reformasi Keuangan Keuangan Daerah berhubungan dengan perubahan sumber-sumber pembiayaan pemerintahan daerah yang meliputi perubahan sumber-sumber penerimaan keuangan daerah dengan tujuan agar pengelolaan uang rakyat (public money) dilakukan secara transparan dengan mendasarkan konsep value for money sehingga tercipta akuntabilitas publik (public accountability). Dimensi reformasi pengelolaan keuangan daerah tersebut adalah ;

a. Aspek perencanaan.

b. Aspek pelaksanaan anggaran (penatausahaan keuangan)

c. Aspek pengendalian/pertanggungjawaban.

2. Landasan Teori2.1 Penyusunan Strategi dan Prioritas AnggaranTujuan dan sasaran, yang ditetapkan dalam arah dan kebijakan umum Anggaran disusun dengan menggunakan sejumlah asumsi. Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran tersebut seringkali dijumpai berbagai keterbatasan, permasalahan dan kendala yang dihadapi. Untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran tersebut, diperlukan sejumlah strategi dan prioritas. Perumusan strategi dan prioritas pada dasarnya dimaksud untuk menjawab berbagai permasalahan, kendala dan tantangan yang dihadapi.

Keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran secara efisien dan efektif hanya akan dapat terwujud jika disertai oleh suatu strategi dan prioritas yang dirancang secara tepat. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya upaya untuk memenuhi tujuan dan sasaran tersebut, akan dihadapkan pada sejumlah kendala, hambatan atau keterbatasan sumberdaya, baik dana, tenaga, waktu dan lain sebagainya.

2.2. Strategi

Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani, strategos atau strategus yang artinya jenderal atau perwira negara. Dalam perkembangannya istilah ini telah mengalami perubahan dan digunakan dalam konsep perencanaan atau manajemen.

Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa sebuah strategi memiliki karakteristik berikut:

1. Seni menggunakan keterampilan;

2. Menjawab perubahan lingkungan

3. Menuju kondisi yang lebih menguntungkan

Ruang lingkup strategi hendaklah diarahkan pada pencapaian tujuan sebuah organisasi berdasarkan kemampuan atau semua sumber daya yang tersedia. Strategi dengan demikian harus memusatkan perhatian dan menyatukan semua sumber daya yang dimilikinya untuk menjawab permasalahan dan isu strategis yang dihadapinya.

Arah dan kebijakan umum Anggaran Keuangan Daerah mungkin dicapai melalui satu atau lebih strategi. Secara umum, dalam merumuskan suatu strategi perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

1. Keterkaitan antara strategi dan pencapaian tujuan;

2. Resiko/biaya dan manfaat dari setiap strategi;

3. Kapasitas organisasi untuk melaksanakan strategi tersebut;

4. Kendala-kendala yang mungkin dihadapi; dan

5. Dampak akhir dari setiap strategi.

2.3. Prioritas

Ruang lingkup prioritas cukup luas, yaitu berkaitan dengan beberapa aspek yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas tersebut. Adapun aspek-aspek yang dimaksud meliputi:

a. Ketersediaan sumber daya untuk melaksanakan program dimaksud.

b. Tingkat keterkaitan program dalam mencapai visi, misi dan tujuan dan sasaran.

c. Tingkat kesesuaian program dengan tuntutan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

d. Tingkat kemampuan dalam memecahkan permasalahan strategis daerah.

Seluruh aspek tersebut harus diakomodir atau dimanage secara benar, antara lain disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan yang telah disepakati bersama. Strategi merupakan rencana taktis Pemerintah Daerah dalam melaksanakan Arah dan Kebijakan Umum Anggaran Keuangan Daerah ayang telah ditetapkan sebelumnya. Strategi diperlukan dalam pelaksanaan Arah dan Kebijakan Umum Anggaran Keuangan Daeran karena adanya berbagai masalah atau isu strategis yang dihadapi dalam mencapainya. Strategi harus bisa menjawab bagaimana cara mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan berbagai permasalahan dan isu kritis yang dihadapi. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya (tenaga, modal dan waktu) mengharuskan Pemerintah Daerah menetapkan prioritas anggaran daerah.

Strategi dan prioritas Anggaran Keuangan di Pemerintah Daerah tersebut berfungsi sebagai kerangka kerja dalam menyusun rencana kerja (action plan) untuk melaksanakan berbagai kegiatan pelayanan publik agar dapat mencapai tujuan dan sasaran secara efektif.

Maksud penetapan strategi adalah:

a. Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

b. Untuk melaksanakan program dan kegiatan secara efektif dan efisien.

c. Untuk mengembangkan kesesuaian tujuan dengan program dan kegiatan yang akan dilakukan.

d. Untuk mengembangkan kekuatan dan potensi yang dimiliki.

e. Untuk memperhitungkan berbagai resiko yang dihadapi.

f. Untuk mencari dukungan dari pihak lain agar mencapai keberhasilan.

Terdapat beberapa alasan perlunya ditetapkan prioritas program dan kegiatan, yaitu:

1. Terpenuhinya skala dan lingkup kebutuhan masyarakat yang dianggap paling penting dan paling luas jangkauannya;

2. Pengalokasian sumber daya dilakukan secara lebih ekonomis, efisien dan efektif;

3. Menghindari kemungkinan terjadinya krisis di masa yang akan datang;

4. Mengurangi tingkat resiko dan ketidakpastian yang harus ditanggung;

5. Tersusunnya rencana kerja secara lebih realistis dan bijaksana.

Perumusan strategi dan prioritas pada dasarnya menjadi wewenang dan tanggungjawab pihak pemerintah daerah (eksekutif). Dalam pelaksanaannya, wewenang dan tanggungjawab ini dapat diserahkan kepada orang-orang kunci di instansi teknis yang ada di pemerintah daerah.

3.1 Mekanisme Penyusunan Strategi dan Prioritas Anggaran Keuangan DaerahSetelah diketahui alur dari penetapan dana Anggaran Keuangan Daerah barulah disusun Arah dan Kebijakan Umum Anggaran Keuangan Daerah dan Pemerintah Daerah kemudian menetapkan Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pelaksaan dengan Strategi dan Prioritas Anggaran. Proses perumusan strategi dan prioritas, Pemda memanfaatkan berbagai sumber data/informasi pendukung dengan memfokuskan pada identifikasi kondisi yang ada, isu strategis, trend ke depan dan hasil analisis SWOT (Strongth=Kekuatan, Weakness=Kelemahan, Opportunity=Peluang, Threat=Tantangan) dalam kaitannya dengan pencapian Arah dan Kebijakan Umum Anggaran Keuangan di Daerah.

Strategi dan Prioritas Anggaran yang telah dirumuskan dan disusun Pemerintah di Daerah ini selanjutnya disampaikan atau dikonfirmasikan pada Dewan, khususnya melalui Panitia Ad. Hoc Dewan pada tahap ini sekedar mengetahui apa rencana Pemerintah Daerah guna mencapai Arah/Tujuan Umum Anggaran Daerah yang telah ditetapkan sebelumnya, tanpa perlu masukan atau tanggapan dari Dewan.

Dokumen yang memuat arah, kebijakan, strategi dan prioritas Anggaran ini selanjutnya diserahkan kepada Lembaga Pengelola Keuangan Daerah. Lembaga ini akan menjabarkan lebih lanjut formulasi kebijakan anggaran ini dalam sejumlah tindakan operasional yang lebih teknis dalam bentuk perencanaan anggaran operasional.

Metode merupakan alat yang dapat digunakan untuk mendukung analisis yang akan dilakukan. Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri-sendiri. Berbagai metode yang diuraikan di sini, tidak bersifat kaku. Metode-metode ini dapat dikembangkan lebih lanjut, dimodifikasi, dipadukan dan sebagainya, tergantung pada tujuan, manfaat dan kemampuan dalam mengaplikasikan metode-metode tersebut.Secara singkat, beberapa metode yang dapat digunakan dalam penentuan strategi dan prioritas Anggaran di antaranya sebagai berikut.

3.2. Analisis SWOT;Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) merupakan sebuah metode untuk mengenali (scanning) posisi organisasi/daerah di tengah lingkungan yang mempengaruhinya. Metode ini melihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah organisasi/daerah bisa berasal dari dua sumber, yaitu dari dalam (internal), dan dari luar (eksternal) organisasi/daerah itu sendiri. Cara sederhana untuk membedakan apa yang menjadi sisi internal adalah jika faktor tersebut dapat dikendalikan organisasi/daerah, sebaliknya jika faktor-faktor tersebut tidak bisa dikendalikan disebut sisi eksternal. Kedua sisi ini, masing-masing memiliki aspek positif dan negatif.

Dari sisi internal, faktor-faktor yang memberi pengaruh positif disebut sebagai kekuatan (strength), sebaliknya faktor-faktor yang memberi pengaruh negatif disebut kelemahan (weakness). Di sisi eksternal, faktor-faktor yang memberi dampak positip disebut sebagai peluang (opportunity), sebaliknya faktor-faktor yang memberi pengaruh negatif disebut tantangan/ancaman (threat).

Kedua sisi dengan kedua pengaruh di atas dapat disusun dalam suatu matriks. Penentuan strategi dapat dilakukan dengan memadukan salah satu aspek di sisi internal dengan salah satu aspek di sisi eksternal. Sebagai misal, strategi dapat disusun dengan melihat kekuatan yang kita miliki (sisi internal) untuk memanfaatkan peluang yang akan kita hadapi (sisi eksternal).2.2.2. Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) atau Paired ComparisonAHP dirancang untuk mengetahui persepsi orang yang berhubungan erat dengan tujuan/permasalahan tertentu melalui prosedur yang dirancang untuk sampai pada suatu skala prioritas di antara berbagai alternatif. Metode AHP ini didasarkan pada prinsip bahwa dalam pengambilan keputusan, pengalaman dan pengetahuan seseorang minimal sama nilainya dengan data-data yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Dengan memasukkan persepsi seseorang dalam proses pengambilan keputusan, maka AHP dapat menutupi kelemahan utama dari metode pengambilan keputusan yang selama ini ada, yaitu bagaimana memasukkan unsur-unsur kualitatif dalam metode pengambilan keputusan. Di samping itu, sifat data yang diperlukan membuat AHP mudah digunakan, terutama di negara berkembang dengan kualitas data sekunder yang seringkali dipertanyakan.

Metode AHP merupakan metode sederhana dan fleksibel untuk memecahkan suatu masalah yang tidak terstruktur di bidang ekonomi, sosial dan manajemen. Langkah-langkah yang ditempuh untuk mengaplikasikannya meliputi hal-hal berikut:

a. Bentuk sebuah tim beranggotakan 15-20 anggota yang memahami (expert) di bidang yang dibahas;

b. Minta peserta menyebutkan berbagai faktor yang terkait dengan masalah/tujuan yang ingin dipecahkan;

c. Minta peserta untuk menguraikan lebih lanjut faktor-faktor yang terkait dengan faktor di atasnya (point b), sehingga membentuk hirarki yang tidak mungkin dipecahkan lagi unsur-unsurnya;

d. Rancang kuesioner yang berbentuk tabel perbandingan berpasaran (paired comparison). Untuk satu masalah/faktor akan terdapat satu tabel perbandingan berpasangan (lihat contoh tabel pada lampiran 1);

e. Minta peserta untuk menentukan relatif pentingnya faktor yang satu dengan faktor yang lain pada satu hirarki tertentu. Prinsip utama adalah : jika faktor A lebih penting dibanding faktor B dan faktor B lebih penting dibanding faktor C, maka faktor A pasti lebih penting dibanding faktor C. Jika aksioma ini dilanggar, maka tingkat konsistensi jawaban akan meragukan. AHP memberikan toleransi tingkat konsistensi ( 90 persen;

f. Karena jumlah responden/peserta lebih dari satu, maka untuk memperoleh satu jawaban, kuesioner harus direkap. Rekapitulasi jawaban dapat menggunakan nilai rata-rata geometrik, yaitu RG = ;

g. Gunakan nilai RG ini untuk penghitungan derajat prioritas komponen yang satu dengan komponen lainnya. Penghitungan dapat dilakukan secara manual atau melalui program komputer Expert Choice;

h. Dengan menggunakan eigenvector, penilaian tersebut selanjutnya disintesiskan, sehingga diketahui derajat /skala prioritas masing-masing faktor sebagai hasil akhirnya.

2.2.3 Teknik 10 4

Teknik 10-4 merupakan teknik penentuan prioritas dari sejumlah item yang harus ditentukan. Metode ini dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

a. Fasilitator mengemukakan isu/tujuan yang ingin dipecahkan/dicapai kepada peserta;

b. Peserta diminta untuk menuliskan sebanyak mungkin jawaban yang terkait dengan isu/tujuan yang ingin dipecahkan/dicapai.

c. Fasilitator merekap semua jawaban. Jawaban yang memiliki kesamaan ide disatukan dan diberi judul/item baru jika perlu. Fasilitator menuliskan daftar semua jawaban peserta, misalnya ada 10 item pada papan tulis yang tersedia;

d. Peserta diminta untuk menuliskan 4 jawaban yang menurut mereka paling penting;

e. Fasilitator akan memberikan satu titik di samping sebuah item untuk setiap jawaban. Dengan demikian, untuk satu peserta akan terdapat 4 titik pada 4 item jawaban yang berbeda;

f. Fasilitator menjumlahkan titik-titik yang ada di samping setiap item dan menuliskannya kembali pada daftar terpisah berdasarkan urutan jumlah titik yang dimilikinya (dari yang terbesar hingga terkecil) sebagai urutan prioritasnya.

Penetapan strategi dan prioritas yang dirumuskan secara efektif akan mampu memberikan beberapa manfaat dan keuntungan bagi daerah. Dukungan data dan informasi untuk merumuskan strategi dan prioritas yang efektif menjadi mutlak diperlukan, di samping kehandalan dan kualitas SDM pemerintah daerah itu sendiri.

Pada akhirnya, terumuskannya suatu strategi dan prioritas mengharuskan adanya tindakan sosialisasi dan dukungan komitmen dari semua pihak terkait untuk mengimplementasikan strategi dan prioritas yang telah ditetapkan tersebut. Komitmen dimaksud meliputi kesediaan untuk mengalokasikan dana, waktu dan tenaga sesuai dengan strategi dan prioritas yang telah disepakati. Pelanggaran terhadap komitmen ini akan berdampak pada tidak terwujudnya berbagai manfaat dari adanya strategi dan prioritas tersebut.

2.3. Metode Ilmiah, Ilmu Manajemen dan Peranannya dalam pengambilan keputusan

Menurut Johannes Supranto, MA (1991 : 20) bahwa Metode Ilmiah merupakan himpunan langkah-langkah yang sistematis (a set of systematic step) untuk melakukan penelitian di dalam ilmu eksakta. Sir Frances Bacon, orang pertama yang menganjurkan untuk menggunakannya di dalam ilmu eksakta, akan tetapi kemudian ilmuwan manajemen telah meminjan konsep-konsep yang dipergunakan dalam ilmu eksakta tertentu untuk pengambilan keputusan manajemen.

Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan manajemen yaitu :

1. Rumuskan/Defenisikan persoalan keputusan.Persoalan adalah sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan/diharapkan. Persoalan keputusan yang dipecahkan mungkin sudah jelas yaitu mengatur penggunaan beberapa jenis bahan mentah untuk memproduksi beberapa jenis produk agar keuntungan bisa maksimum. Perumusan dan pendefinsian persoalan keputusan artinya usaha mempersempit ruang lingkup . Kita harus berusaha mencari pemecahan yang baik bagi suatu soal yang tepat (benar) sebab pemecahan terbaik bagi persoalan yang salah tak ada gunanya. Maka dari itu, dalam membuat keputusan untuk memecahkan persoalan harus bisa menemukan persoalan apa yang perlu dipecahkan/diputuskan.

2. Kumpulkan informasi yang RelevanSetiap persoalan yang sudah lama atau baru saja timbul pasti ada faktor-faktor penyebabnya. Misalnya hasil penjualan merosot, faktor penyebabnya mungkin mutu barang kurang baik, harga terlalu tinggi, ada saingan,promosi tidak efektif, dan sebagainya. Memecahkan persoalan berarti suatu keputusan atau tindakan untuk menghilangkan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya persoalan tersebut. Perlu dikumpulkan data atau informasi yang relevan artinya faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab timbulnya persoalan tersebut.

3. Cari alternatif tindakanSeperti kita ketahui memutuskan berarti memilih salah satu dari beberapa alternatif yang tersedia berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya untuk mencapai hasil penjualan yang maksimum produk A harus sekian unit, produk B harus sekian unit, dan sebagainya. Agar biaya transport minyak minimum, permintaan dari tempat 1 harus dikirim dari pusat minyak pertama sekian barel, dari pusat minyak kedua harus dikirim sekian barel, dan sebagainya. Pendeknya harus dicari sebanyak mungkin alternatif yang fisibel.

4. Analisis alternatif yang fisibelSetiap alternatif harus dianalisis, harus dievaluasi baik berdasarkan suatu kriteria tertentu atau prioritas. Hasil analisis sangat memudahkan pengambil keputusan didalam memilih alternatif yang terbaik, oleh karena kegiatan analisis berusaha memisahkan mana alternatif yang harus dipertahankan karena memenuhi syarat tertentu dan mana yang harus ditinggalkan karena tidak memenuhi syarat.

5. Memilih alternatif terbaikDi dalam pengambilan keputusan, pengambil keputusan harus memilih salah satu alternatif diantara banyak alternatif. Pemilihan bisa didasarkan atas`kriteria tertentu seperti hasil penjualan harus maksimum, jumlah biaya harus minimum, jumlah keuntungan harus maksimum, jumlah waktu yang dipergunakan harus minimum. Atau bisa juga didasarkan atas prioritas. Misalnya seorang mahasiswa dengan uang yang dia miliki harus memutuskan uangnya untuk membeli buku pelajaran atau untuk menonton , seorang pengusaha harus memutuskan apakah keuntungan tahun lalu untuk menaikkan gaji para karyawan atau untuk investasi. Didalam hal ada pertentangan kepentingan seperti majikan dan karyawan, keputusan bisa berdasarkan atas musyawarah untuk mufakat. Adapun dasar pertimbangannya analisis alternatif yang fisibel akan menunjukkan alternatif terbaik bagi pengambil keputusan.

Keputusan yang diambil bisa didasarkan atas suatu kompromi bisa juga atas tekanan-tekanan. Memang harus diakui ada hasil keputusan yang memuaskan semua pihak tetapi ada juga yang merugikan pihak lain karena yang satu harus mengalahkan.

6. Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya.Pengambilan keputusan berarti mengambil tindakan tertentu (taking a certain action). Pelaksanaan suatu rencana tindakan (action plane), merupakan tahap akhir dari proses pengambilan keputusan. Akan tetapi kita tidak berhenti di sana. Kita harus selalu berbuat evaluasi hasil keputusan, apakah memang sudah sesuai dengan tujuan semula yang sudah digariskan sebagai suatu kebijaksanaan (policy) atau ada hal-hal baru yang mengharuskan merubah tujuan semula. Evaluasi hasil memberikan masukan (input) atau umpan balik (feed back) yang sangat berguna untuk memperbaiki suatu keputusan atau untuk mengubah tujuan semula karena terjadi perubahan-perubahan.

Hasil evalusi suatu keputusan bisa untuk mengubah tujuan atau menyusun prioritas baru. Umpan balik sebagai hasil evaluasi unsur metode ilmiah yang sangat penting bagi pengambil keputusan.

2.4. Penyusunan Anggaran Daerah

Defenisi anggaran menurut M. Marsono adalah suatu rencana pekerjaan yang pada suatu pihak mengandung jumlah pengeluaran yang setinggi-tingginya yang diperlukan untuk membiayai kepentingan suatu negara pada suatu masa depan, dan pihak lain perkiraan pendapatan (penerimaan) yang mungkin akan dapat diterima dalam masa tersebut. Sedangkan menurut Jones dan Pendlebury (1996), bahwa anggaran merupakan suatu kerja pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk uang (rupiah) selama masa periode tertentu (1 tahun).

Arifin Sabeni dan Imam Ghozali (2001:39) mengemukakan bahwa anggara pemerintah adalah jenis rencana yang menggambarkan rangkaian tindakan atau kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka rupiah untuk suatu jangka waktu tertentu. Anggaran pemerintah merupakan pedoman bagi segala tindakan yang akan dilaksanakan dan di dalam anggaran disajikan rencana-rencana penerimaan dan pengeluaran dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasinya secara sistematis.Pengelolaan anggaran daerah dimulai dari proses perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dimana anggaran daerah merupakan suatu rencana pemerintah daerah yang memuat rencana penerimaan maupun pengeluaran dalam periode tertentu. Anggaran tersebut hendaklah dikelola dengan baik agar tercapai sasaran yang telah ditetapkan.Dalam rencana dan strategi yang termuat dalam anggaran merupakan cerminan pelaksanaan fungsi pemerintah di daerah yaitu fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi.

Pengeluaran pemerintah daerah terutama anggaran daerah akan membantu pemerintah daerah dalam mengambil keputusan dan perencanaan pembangunan. Disamping itu dapat dikembangkan menjadi ukuran-ukuran standar untuk mengevaluasi kinerja semua aktivitas unit kerja. Kaho (1988:123) menyatakan bahwa kemampuan self supporting di bidang keuangan merupakan salah satu kriteria penting untuk menentukan kemampuan daerah dalam melaksanakan otonomi yang dimiliki.

3.3 Prinsip Penganggaran Prinsip penganggaran dalam penyusunan Anggaran keuangan Daerah menganut prinsip-prinsip :a. Partisipasi Masyarakat.Bahwa pengambilan keputusan dalam proses penyusunan dan penetapan Anggaran sedapat mungkin melibatkan partisipasi masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan Anggaran Pemerintah Daerah. Hal ini terlihat dalam pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang yang telah dilaksanakan mulai dari Aspirasi masyarakat tingkat bawah sampai Tingkat Daerah.

b. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran

Anggaran yang disusun harus dapat menyajikan informasi secara terbuka, mudah diakses oleh masyarakat yang meliputi tujuan, sasaran, sumber pendanaan pada setiap jenis/objek belanja serta korelasi antara besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang dianggarkan. Oleh karena itu setiap pengguna anggaran harus bertanggung jawab terhadap penggunaan sumberdaya yang dikelola untuk mencapai hasil yang ditetapkan.

Transaparansi dan akuntabilitas dalam menyusun anggaran, penetapan anggaran, perubahan anggaran dan perhitungan anggaran merupakan wujud pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada masyarakat, maka dalam proses pengembangan wacana publik di daerah sebagai salah satu instrumen kontrol pengelolaan anggaran daerah, perlu diberikan keleluasaan masyarakat untuk mengakses informasi tentang kinerja dan akuntabilitas anggaran.Oleh karena itu, anggaran daerah harus mampu memberikan informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu untuk kepentingan masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat, dalam format yang akomodatif dalam kaitannya dengan pengawasan dan pengendalian anggaran daerah.

c. Disiplin Anggaran

Beberapa prinsip dalam disiplin anggaran yang perlu diperhatikan antara lain bahwa :1. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja daerah.

2. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian ketersediaan penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam anggaran daerah.3. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dianggarkan dalam anggaran daerah .d. Keadilan Anggaran

Pajak daerah, retribusi daerah dan pungutan daerah lainnya yang dibebankan kepada masyarakat harus mempertimbangkan kemampuan untuk membayar. Masyarakat yang memiliki kemampuan pendapatan daerah secara proporsional diberi beban yang rendah, sedangkan masyarakat yang mempunyai kemampuan membayar tinggi diberikan beban yang tinggi pula.

Untuk menyeimbangkan kedua kebijakan tersebut, pemerintah daerah dapat melakukan diskriminasi tarif secara rasional guna menghilangkan rasa ketidakadilan.Selain dari pada itu dalam mengalokasikan belanja daerah, harus mempertimbangkan keadilan dan pemerataan agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi pemberian pelayanan.

e. Efisiensi dan Efektifitas Anggaran

Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan efektifitas anggaran, maka dalam perencanaan anggaran perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :1. Penetapan secara jelas tujuan dan sasaran, keluaran dan hasil serta tolok ukur dan indikator kinerja yang ingin dicapai.

2. Penetapan prioritas dan plafon anggaran kegiatan dan penghitungan beban kerja, serta penetapan harga satuan yang rasional.f. Taat Asas

Anggaran Keuangan Daerah sebagai kebijakan daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah di dalam penyusunannya harus tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang lebih tinggi, kepentingan umum dan peraturan daerah lainnya.4. Hasil Analisis 4.1 Metode Penelitian yang dipakai

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian melalui wawancara langsung

2. Data Sekunder yaitu Data yang diperoleh dari berbagai sumber data yang tersedia dan Data sekunder ini menyangkut informasi data yang berupa Publikasi Keuangan Daerah

4.1 Teknik Pengumpulan Data.

Penelitian Kepustakaan dengan cara mempelajari tulisan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada jurnal, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Pemerintah di Daerah U.S sebagai berikut :

1. Pada prinsipnya , penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sudah mencerminkan aspirasi masyarakat daerah yang sudah tertuang pada Rencana Program Jangka Menengah Daerah dan Jangka Panjang dimana arah dan kebijakan pengganggaran sudah mencerminkan tujuan yang terdapat pada Rencana Jangka Menengah tersebut.

2. Namun dalam pengalokasian anggaran pembangunan untuk setiap program yang menunjang pembangunan tersebut belum lagi mencerminkan prioritas pembangunan yang tertuang dalam Rencana Jangka Menengah dan Janka Panjang Daerah, Hal ini terlihat masih banyaknya program yang belum didukung oleh anggaran yang memadai dan ada program yang sangat besar pengalokasiannya serta masih ada program yang tidak tersedia anggarannya.

3. Untuk realisasi pengalokasian anggaran pembangunan ini kiranya masih terdapat ketimpangan dimana Tim Anggaran Pemerintah Daerah masih saja belum dapat meng-eliminir keinginan-keinginan dari Wakil-wakil rakyat, sehingga pembagian anggaran untuk setiap program pembangunan masih terjadi pembengkakan anggaran pada kegiatan pembangunan infrastruktur. Padahal sesuai dengan Strategi Utama Sasaran pembangunan Daerah adalah yang dikenal dengan pembangunan secara menyeluruh.5.1 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran-saran yang dapat diberikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengalokasian anggaran pembangunan di pemerintah daerah U.S adalah sebagai berikut :

1. Proses pengalokasian anggaran pembangunan yang pada saat ini harus melibatkan semua stake holder terkait, mulai dari tingkat masyarakat melalui aspirasi tingkat bawah sampai ke tingkat penetapan di Dewan, supaya disesuaikan dengan prioritas yang telah ditetapkan bersama pada Rencana pembangunan jangka menengah dan panjang. Dimana pengalokasiannya harus berorientasi kepada kepentingan publik.

2. Peranan anggota Dewan perlu ditingkatkan dalam melakukan proses penjaringan aspirasi masyarakat (need assessment) untuk mengetahui kebutuhan dasar masyarakat di setiap daerah secara merata karena keterkaitan anggota Dewan dalam penyusunan anggaran dimulai dari awal sampai pada akhir penyusunan, kemudian bersama-sama dengan Pemerintah Daerah menetapkan arah dan kebijakan umum Anggaran berdasarkan Rencana lanjutan jangka menengah, sehingga permasalahan yang timbul sejak awal penyusunan anggaran sudah dapat diklarifikasi dan diatasi bersama.

3. Pengalokasian anggaran harus sesuai dengan prioritas dan tuntutan masyarakat yang sudah tertuang dalam Rencana Jangka Menengah, dimana anggaran yang akan dialokasikan benar-benar anggaran yang sangat dibutuhkan dan melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan sampai pengawasan kegiatan.

4. Saran, pengalokasian anggaran berdasarkan pagu anggaran indikatif ini dapat dipedomani daerah dalam penetapan alokasi anggaran dalam jangka waktu sepuluh tahun berdasarkan prioritas daerah yang telah tertuang dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah.Referensi :Dalen, Hendrick P.V dan Otto H. Swank, 1996, Government Spending, Spending cycle, Ideological or Oppurtunities Journal of Public Choice, No. 89, 183-200. Alesina, A. and Angeletos, G. M. (2005), Corruption, Inequality and Fairness, Journal of

Monetary Economics, 52(7): 1227-1244.

Jack R. Huddelston, Ph.D (2005) An Introduction to Local Goverment Budgets

Alt, J. E. and Lassen, D. D. (2006), Fiscal transparency, political parties, and debt in OECD countries, European Economic Review, 50: 1403-1439.

Jose Caamano Alegre, Santiago lago penas, Fransisco Reyes , Feb 23, 2011 --- Budget Transparency in Local Governments: An Empirical AnalysisLGA Financial Sustainability Information Paper No. 8: Long-term Financial Plans

- Revised January 20124