Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

51
MAKALAH MIKROBIOLOGI “PATOGENITAS MIKROORGANISME” OLEH : KELOMPOK 9 RIFA’ATUL MAHMUDAH DWI ASTI FIANDARI HUSNAENI UMMI KALSUM W.R. NUR AWALYAH ARMIN YUYUN MANAN FIRLI SAFITRI SYAM FEBRIANTARA RAHMAD DARMAWAN RIDWAN JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO

description

Patogenitas

Transcript of Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

Page 1: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“PATOGENITAS MIKROORGANISME”

OLEH :

KELOMPOK 9

RIFA’ATUL MAHMUDAHDWI ASTI FIANDARI

HUSNAENIUMMI KALSUM W.R.

NUR AWALYAH ARMINYUYUN MANAN

FIRLI SAFITRISYAM FEBRIANTARA

RAHMAD DARMAWANRIDWAN

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2013

Page 2: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan

Petunjuk-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang bejudul

“PATOGENITAS”.

Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan

informasi dan gambaran tentang apa itu tumor jinak serta bagaimana respon tubuh

terhadapa tumor jinak.

Penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Dosen

Mata Kuliah mikrobiologi yang telah mengarahkan penulis untuk menyelesaikan

penulisan makalah ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu menyelesaikan laporan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal

ini dikarenakan ketebatasan kemampuan yang penulis miliki baik dari

pengumpulan, penyusunan maupun penulisan makalah ini. Untuk itu penulis

sangat mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan dan kemajuan penulis

kedepannya. Namun besar harapan dari penulis semoga makalah ini dapat

bermanfaat.

Kendari, April 2013

Kelompok 9

Page 3: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

BAB I.............................................................................................................................4

PENDAHULUAN.........................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG............................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................5

C. TUJUAN................................................................................................................6

BAB II...........................................................................................................................7

PEMBAHASAN............................................................................................................7

A. Pengertian patogenitas mikroorganisme.................................................................7

B. Konsep patogenitas................................................................................................7

C. Flora Normal..........................................................................................................8

D. Mekanisme Patogenisitas.....................................................................................24

E. Interaksi Antara Manusia Dan Flora Normal........................................................26

BAB III........................................................................................................................32

PENUTUP...................................................................................................................32

A. KESIMPULAN....................................................................................................32

B. SARAN................................................................................................................32

Page 4: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bakteri merupakan salah satu makhluk hidup yang jumlahnya banyak

disekitar kita.Bakteri pun berada di mana-mana. Di tempat yang paling dekat

dengan kita pun jugaterdapat bakteri contohnya saja tas, buku, pakaian, dan

banyak hal lainnya. Maka dari itubakteri merupakan penyebab penyakit yang

cukup sering terjadi. Karena banyaknya manusia yang mengabaikan penyakit

tersebut karena terkadang gejala awal yang diberikanada gelaja awal yang biasa

saja. Maka dari itu alangkah baiknya jika kita masyarakat dapa tmengetahui

bagaimana cara bakteri itu menginfeksi dan gejala-gejala apa yang

akandberikannya. Banyaknya manusia yang mulai tidak begitu peduli dengan

gejala awal terjangkitnya bakteri salah satunya adalah pada saluran pencernaan.

Saluran pencernaan adalah saluran yang sangat berperan dalam tubuh. Jika saluran

pencernaan terganggu akan cukup mengganggu aktivitas tubuh saat itu. Tapi

banyak masyarakat yang tidak peduli denganpenyakit yang ditimbulkan. Misalnya

saja penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bakteri adadiare, gejala awalnya ada

kondisi perut yang tidak enak gejala awalnya cukup biasa tetapi jika terlalu

didiamkan akan membuat kondisi itu menjadi akut dan fatal. Maka dari itu,bakteri

merupakan penyebab penyakit yang cukup banyak pada saat ini.Pada dasarnya

dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian kecilsaja yang

merupakan patogen.

Page 5: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

Patogen adalah organisme atau mikroorganisme yang menyebabkan penyakit

pada organism lain. Kemampuan patogen untuk menyebabkan penyakit disebut

dengan patogenisitas. Dan patogenesis disini adalah mekanisme infeksidan

mekanisme perkembangan penyakit. Infeksi adalah invasi inang oleh mikroba

yang memperbanyak dan berasosiasi dengan jaringan inang. Infeksi berbeda

dengan penyakit. Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah

organisme hidup yangberukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan

mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan disemua tempat yang

memungkinkan terjadinya kehidupan, disegalalingkungan hidup manusia. Mereka

ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan,

dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke

dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat

tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi

dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diangkat rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan patogenitas mikrobiologi ?

2. Apa konsep patogenitas ?

3. Apa yang dimaksud dengan flora normal ?

4. Bagaimana jalan masuk mikroorganisme ke tubuh inang ?

5. Bagaimana Mekanisme Patogenitas ?

Page 6: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui patogenitas mikrobiologi

2. Untuk mengetahui konsep patogenitas

3. Untuk mengetahui bakteri patogen dan non patogen

4. Untuk mengetahui flora normal

5. Untuk mengetahui faktor resiko terhadap infeksi

Page 7: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian patogenitas mikroorganisme

Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian

kecil saja yang merupakan patogen. Patogen adalah organisme atau

mikroorganisme yang menyaebabkan penyakit pada organisme lain. Kemampuan

patogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan patogenitas.

Mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis

sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat

ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan,

disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di

lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan. Dan karena

beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam

tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat

tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya

tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit. Jadi

patogenitas mikrobiologi adalah organisme hidup yang berukuran mikrosopis

yang menyebabkan penyakit pada organisme lain.

B. Konsep patogenitas

Patogenesis adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan

penyakit. Infeksi adalah invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan

berasosiasi dengan jaringan inang. Infeksi berbeda dengan penyakit. Kapasitas

Page 8: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

bakteri menyebabkan penyakit tergantung pada patogenitasnya. Dengan kriteria

ini, bakteri dikelompokan menjadi 3, yaitu agen penyebab penyakit, patogen

oportunistik, nonpatogen. Agen penyebab penyakit adalah bakteri patogen yang

menyebabkan suatu penyakit (Salmonella spp.). Patogen oportunistik adalah

bakteri yang berkemampuan sebagai patogen ketika mekanisme pertahanan inang

diperlemah (contoh E. coli menginfeksi saluran urin ketika sistem pertahanan

inang dikompromikan (diperlemah). Nonpatogen adalah bakteri yang tidak pernah

menjadi patogen. Namun bakteri nonpatogen dapat menjadi patogen karena

kemampuan adaptasi terhadap efek mematikan terapi modern seperti kemoterapi,

imunoterapi, dan mekanisme resistensi. Bakteri tanah Serratia marcescens yang

semula nonpatogen, berubah menjadi patogen yang menyebabkan pneumonia,

infeksi saluran urin, dan bakteremia pada inang terkompromi.

Virulensi adalah ukuran patogenitas organisme. Tingkat virulensi berbanding

lurus dengan kemampuan organisme menyebabkan penyakit. Tingkat virulensi

dipengaruhi oleh jumlah bakteri, jalur masuk ke tubuh inang, mekanisme

pertahanan inang, dan faktor virulensi bakteri. Secara eksperimental virulensi

diukur dengan menentukan jumlah bakteri yang menyebabkan kematian, sakit,

atau lesi dalam waktu yang ditentukan setelah introduksi.

C. Flora Normal

1. Pengertian flora normal

Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu

mikroorganisme. Mikrobe tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga

Page 9: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang secara alamiah menghuni tubuh

manusia disebut flora normal, atau mikrobiota. (Michael J. Pelczar, Jr.

dan E.C.S Chan,Dasar-Dasar Mikrobiologi, 2008: 545)

Selain itu juga disebutkan bahwa flora normal adalah kumpulan

mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal

dan sehat. Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh manusia

adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa

juga dapat ditemukan pada orang sehat. (pemburumikroba.blogspo

t.com/2010/09/ flora-normal).

Untuk dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme patogen harus

dapat masuk ke tubuh inang, namun tidak semua pertumbuhan

mikroorganisme dalam tubuh inang dapat memyebabkan penyakit. Banyak

mikroorganisme tumbuh pada permukaan tubuh inang tanpa menyerang

jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh. Flora normal dalam tubuh

umumnya tidak patogen, namun pada kondisi tertentu dapat menjadi patogen

oportunistik. Penyakit timbul bila infeksi menghasilkan perubahan pada

fisiologi normal tubuh.

Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan

tetapi juga di tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari

mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan

mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di tubuh

manusia disebut flora normal atau mikrobiota.

Page 10: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat

digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu

mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian

tubuh tertentu dan pada usia tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan

mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun jumlahnya,

jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal/tetap

yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora

normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan

mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh

manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari

flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada

kondisi buruk dari lingkungannya. Contohnya : Streptococcus viridans,

S. faecalis,Pityrosporum ovale,Candida albicans.

2. Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme

nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput

lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu.

Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat

disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan

tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap

masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan

kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit. Flora normal pada

Page 11: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

manusia tidak tetap, selalu mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh

nutrisi, usia, hormon dan kesehatan umum

2. Flora normal pada tubuh manusia

Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia

yang kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut,

usus, saluran urogenital, mata, dan telinga . Organ-organ dan jaringan

biasanya steril.

1. Kulit

Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau

dari benda-benda, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit

karena kulit tidak sesuai untuk pertumbuhannya (Michael J. Pelczar, Jr.

dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi,2008:548). Kulit manusia

terlihat lebih mudah pecah atau rusak bila dibandingkan dengan kulit

hewan, seperti badak, gajah, dan kura -kura. Namun kulit manusia

memiliki sifat sebagai pertahanan (barier) yang sangat efektif terhadap

infeksi. Dalam kenyataanya, tidak ada bakteri yang dapat menembus

kulit utuh yang “telanjang” tanpa pelindung. (universitas

muhammadiyah yogyakarta.ac.id). Kulit bersifat sedikit asam dengan pH

5 % dan memiliki temperatur kurang dari 37°C. Lapisan sel-sel yang

mati akan membuat permukaan kulit secara konstan berganti sehingga

bakteri yang berada dibawah permukaan kulit tersebut akan juga dengan

konstan terbuang dengan sel mati. Lubang -lubang alami yang terdapat

Page 12: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

di kulit, seperti pori-pori, folikel rambut, atau kelenjar keringat

memberikan suatu lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri.

Namun lubang -lubang tersebut secara alami dilindungi oleh lisozim

(enzim yang dapat merusak peptidoglikan bakteri yang merupakan unsur

utama pembentuk dinding sel bakteri gram positif) dan lipida toksik.

(universitas muhammadiyah yogyakarta.ac.id)

Pelindung lain terhadap kolonialisasi kulit oleh bakteri patogen

adalah mikroflora normal kulit. Mikroflora tersebut merupakan suatu

kumpulan dari bakteri nonpatogen yang normal berkolonisasi pada

setiap area kulit yang mampu mendu kung pertumbuhan bakteri. Bakteri

patogen yang akan menginfeksi kulit harus mampu bersaing dengan

mikroflora normal yang ada untuk mendapatkan tempat kolonisasi serta

nutrien untuk tumbuh dan berkembang. Mikroflora normal kulit

terutama terdiri dari bakteri gram positif. Tetapi bakteri gram negatif

sepertiEscherichia coli yang habitatnya ada di dalam usus manusia, juga

bisa terdapat pada kulit manusia karena adanya kontaminasi kotoran

manusia. (universitas muhammadiyah yogyakarta.ac.id)

Walaupun ada pertahanan tersebut di atas, beberapa bakteri

patogen dapat berkolonisasi sementara pada kulit dan dapat mengambil

manfaat dari luka yang ada pada permukaan kulit untuk memperoleh

jalan masuk ke jaringan yang ada di bawah kulit. Di bawah kulit, mereka

akan menghadapi sejumlah sel yang telah terspesifikasi yang disebut

dengan skin -associated lymphoid tissue (SALT). Fungsi SALT adalah

Page 13: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

mencegah bakteri patogen tidak sampai ke area yang lebih jauh di bawah

kulit dan mencegah mereka tidak sampai ke aliran darah. Relatif sedikit

yang diketahui tentang sel -sel yang menyusun SALT. Salah satu tipe

selnya adalah sel yang memaparkan antigen yang terspesialisasi yang

membantu tipe sel yang lain, specialized skin- seeking lymphocyte,

untuk memproduksi antibodi. Sel -sel limfosit tersebut juga

memproduksi sitokin, protein yang merangsang sel -sel dari sistem imun

dan memiliki sejumlah efek lain. Komponen SALT yang lain adalah

keratinosit yang banyak terdapat pada lapisan epidemis dan bertanggung

jawab untuk memelihara lingkungan mikrokulit yang bersifat asam.

Keratinosit memproduksi sitokin dan juga mampu untuk ingesti dan

membunuh bakteri (universitasmuhammadiyahyogyakarta.ac.id).

Pentingnya pertahanan kulit ini diilustrasikan paling baik dengan

pengaruh luka bakar yang parah, yang akan mengeliminasi semua bentuk

pertahanan kulit termasuk SALT. Seseorang yang mengalami luka bakar

tingkat dua dan tiga yang ekstensif dan orang yang bertahan hidup dari

trauma inisial yang berhubungan dengan luka bakar masih belum

terbebas dari bahaya. Banyak korban luka bakar mati karena infeksi

bakterial yang terjadi sebelum kulit terbakar mengalami penyembuhan.

Hilangnya pertahanan kulit dan tereksposnya lapisan jaringan di bawah

kulit yang basah dan kaya nutrien merupakan hal yang ideal untu k

kolonisasi bakteri pada area yang terbakar. Penyebab yang paling umum

pada infeksi kulit yang terbakar adalah Pseudomonas aeruginosa

Page 14: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

danStaphylococcus aureus, dua spesies bakteri yang terdapat di mana-

mana pada lingkungan rumah sakit. Kedua spesies juga dikenal resisten

terhadap antibiotik. Antibiotik paling efektif bila aksi antibakterial

mereka didukung dengan aktivitas pembunuhan oleh sistem imun. Efek

kombinasi dari kerusakan SALT dan resistensi alami bakteri telah

membuat infeksi luka bakar sulit untuk ditangani dengan efektif. Infeksi

tersebut merupakan suatu penyebab utama kematian di antara penderita

luka bakar. Bahkan, bila tidak bersifat fatal, infeksi bakterial pada

jaringan yang terbakar meningkatkan jumlah kerusakan jaringan dan

mencegah penyembuhan area kulit yang terbakar (universitas

muhammadiyah yogyakarta.ac.id)

Pada umumnya beberapa bakteri yang ada pada kulit tidak mampu

bertahan hidup lama karena kulit mengeluarkan substansi bakterisida.

Sebagai contoh, kelenjar keringat mengekskresikan lisozim, suatu enzim

yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri. Kelenjar lemak

mengekskresikan lipid yang kompleks, yang mungkin diuraikan

sebagian oleh beberapa bakteri; asam-asam lemak yang dihasilkannya

sangat beracun bagi bakteri-bakteri lain (universitas muhammadiyah

yogyakarta.ac.id).

Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-

akan bersisik (lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada

permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah spesies

Staphylococcus dan siano bakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam

Page 15: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti

Propionibacterium acnes, penyebab jerawat. Jumlahnya tidak

dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus epidermidis yang bersifat

nonpatogen pada kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat

mencapai tempat -tempat tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi

prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit

dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen

yaituStaphylococcus  aureus. Secara keseluruhan ada sekitar 103-104

mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan)

korneum (Wikipedia.org). Dibawah ini adalah gambar

bakteriStaphylococcus epidermidis (sumber: Wikipedia.org).

Faktor-faktor yang berperan menghilangkan flora sementara pada

kulit adalah pH rendah, asam lemak pada sekresi sebasea dan adanya

lisozim. Berkeringat yang berlebihan atau pencucian dan mandi tidak

menghilangkan atau mengubah secara signifikan flora tetap. Jumlah

mikroorganisme permukaan mungkin berkurang dengan menggosok

secara kuat setiap hari dengan sabun yang mengandung heksakloforen

atau desinfektan lain, namun flora se cara cepat muncul kembali dari

kelenjar sebasea dan keringat, meskipun tidak ada hubungan secara total

terhadap kulit bagian lain maupun lingkungan. Penggunaan tutup rapat

pada kulit cenderung menyebabkan populasi mikrobiota secara

keseluruhan sangat menin gkat dan dapat menimbulkan perubahan

kualitatif flora kulit.

Page 16: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

Bakteri anaerob dan aerob sering bersama -sama menyebabkan

infeksi sinergistik (gangrene, fasciitis nekrotik =necrotizing fasciitis),

selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri tersebut merupakan

bagian dari flora normal. Sering sulit menentukan suatu organisme yang

spesifik bertanggungjawab terhadap lesi progresif, karena terdapat

banyak organisme yang berperan.

2. Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)

Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus dan

streptokokus (Jawetz, Melnick, dan Adelbergs, Mikrobiologi Kedokteran

(Medical Microbiology), 2005: 280). Dalam hulu kerongkongan hidung,

dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram

negatif) dan Haemophilus influenzae(suatu batang gram negatif).

Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi

dapat menyebabkan over growth: bakteria negatif Gram seperti

Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur. (Staf

Pengajar Fakultas Kedokteran UI, Mikrobiologi Kedokteran, 1994: 31)

3. Mulut

Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara

konstan dan juga partikel-partikel kecil makanan membuat mulut

merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri. Mikrobiota

mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak bergantung pada

kesehatan pribadi masing -masing individu. (Michael J. Pelczar, Jr. dan

E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 549).

Page 17: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

Diperolehnya mikrobiota mulut. Pada waktu lahir, rongga mulut

pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang steril, hangat, dan

lembap yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari

air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan senyawa-senyawa

anorganik. Jadi, air liur merupak an medium yang kaya serta kompleks

yang dapat dipergunakan sebagai sumber nutrien bagi mikrobe pada

berbagai situs di dalam mulut. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,

Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 549-550).

Beberapa jam sesudah lahir, terdapat peningkatan jumlah

mikroorganisme sedemikian sehingga di dalam waktu beberapa hari

spesies bakteri yang khas bagi rongga mulut menjadi mantap. Jasad-jasad

renik ini tergolong ke dalam genus Streptococcus, Neisseria, Veillonella,

Actinomyces,da n Lactobacillus. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S

Chan,Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 551).

Jumlah dan macam spesies ada hubungannya dengan nutrisi bayi

serta hubungan antara bayi tersebut dengan bayinya, pengasuhnya, dan

benda-benda seperti handuk serta botol-botol susunya. Spesies satu-

satunya yang selalu diperoleh dari rongga mulut, bahkan sedini hari

kedua setelah air, ialah Streptococcus.

Sampai munculnya gigi, kebanyakan mikroorganisme di dalam

mulut adalah aerob atau anaerob fakultatif. Ketika gigi pertama muncul,

anaerob obligat seperti Bacteroides dan bakteri fusiform (Fusiobacterium

sp.), menjadi lebih jelas karena jaringan di sekitar gigi menyediakan

Page 18: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

lingkungan anae robik. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-

Dasar Mirobiologi, 2008: 552)

Gigi itu sendiri merupakan tempat bagi menempelnya mikrobe.

Ada dua spesies bakteri yang dijumpai berasosiasi dengan permukaan

gigi: Streptococcus sanguis dan S. mutans (penyebab) utama kerusakan

gigi, atau pembusuk gigi. Tertahannya kedua spesies ini pada permukaan

gigi merupakan akibat sifat adhesif baik dari glikoprotein liur maupun

polisakaride bakteri. Sifa t menempel ini sangat penting bagi kolonialisasi

bakteri di dalam mulut. Glikoprotein liur mampu menyatukan bakteri -

bakteri tertentu dan mengikat mereka pada permukaan gigi.

Plak adalah sebuah film/lapisan sel bakteri, yang berlabuh di sebuah

matriks polisakarida disekresi oleh mikroorganisme. Apabila gigi tidak

dibersihkan secara teratur, plak dapat terbentuk dengan cepat dan

aktivitas bakteri tertentu, terutama Streptococcus mutans, dapat

menyebabkan kerusakan gigi (rongga). Prevalensi karies berhubungan

dengan diet.(pemburumikroba.blogspot.com/2010/09/flora-normal)

Karies merupakan suatu kerusakan gigi yang dimulai dari

permukaan dan berkembang ke arah dalam. Terjadinya karies juga

tergantung pada faktor-faktor genetik, hormonal, gizi, dan faktor

lainnya. Pengendali karies gigi meliputi pembuangan plak, pembatasan

ma kanan yang mengandung sukrosa, gizi yang baik mengandung cukup

protein dan pengurangan pembentukan asam dalam mulut dengan cara

membatasi keberadaan karbohidrat dan pembersihan mulut yang sering.

Page 19: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

Pemakaian flourida pada gigi atau peningkatan jumlah fluor p ada air

mengakibatkan peningkatan resistensi email terhadap asam.

Pengendalian penyakit periodontal memerlukan pembuangan karang gigi

dan kebersihan mulut.

4. Orofaring (oropharinx)

Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar

bakteri Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid.

Tetapi kelompok bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli

orofaring ialah streptokokus hemolitik, yang juga

dinamakanStreptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari

orofaring juga akan memperlihatkan adanyaBranchamella catarrhalis,

spesies Haemophilus, serta gular-galur pneumokokus avirulen

(Streptococcus pneumonia)

Bagian terdalam saluran pernapasan (ranting tenggorok atau

bronkiole yang lebih halus serta alveoli atau gelembung paru -paru) tidak

mengandung mikroorganisme. Hal ini disebabkan karena saluran

pernapasan berlapiskan silia, yaitu embel-embel seperti rambut, yang

menyapu mikroorganisme dan bahan -bahan lain dari bagian sebelah

dalam saluran ke bagian sebelah atas untuk dibuang. Rambut bersama

dengan lendir di dalam lubang hidung itulah yang pertama-tama

membantu melindungi saluran pernapasan dengan cara menyaring

bakteri dari udara yang dihirup.

5. Perut

Page 20: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam

hidroklorat di dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan,

jumlah bakteri bertambah tetapi segera menurun kembali dengan

disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun menurun.

6. Usus Kecil

Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung

beberapa bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan

basilus gram positif. Di dalam jejunum atau usus halus kos ong (bagian

kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum atau usus halus

gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies enterokokus, laktobasilus,

dan difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga dijumpai pada bagian

usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang jatuh (ileum), mikrobiota

mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan

enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.

7. Usus Besar

Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung

populasi mikrobe yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah

mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah kurang lebih 1012

organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi

spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan

Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies-spesies

Clostridium (termasukCl. P e rfri ng en s yang mempunyai kaitan dengank

Page 21: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

elemayuh, suatu infeksi jaringan disertai gelembung gas dan keluar

nanah). serta spesies-spesies Lactobacillus.

Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K,

konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta

antagonis mikroba patogen.

8. Saluran Kemih

Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung

kemih), dan kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri

pada umunya dijumpai pada uretra (saluran dari kandung kemih ke luar)

bagian bawah baik pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya

berkurang di dekat kandung kemih, agaknya disebabkan efek

antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya

epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi

daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang

toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan

epi telium vagina, da n di dalam proses tesebut menghasilkan asam.

Penumpukan glikogen pada dinding vagina disebakan oleh kegiatan

indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil balig ataupun

setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen,

maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.

Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini

dijumpai di dalam vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans ,

dan sejumlah besar bakteri anaerobik. Sistem urinari dan genital secara

Page 22: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang menginfeksi satu

sistem akan mempengaruhi siste m yang lain khususnya pada laki- laki.

Saluran urin bagian atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal.

Saluran uretra mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus,

Bacteriodes, Mycobacterium, Neisseria dan enterik. Sebagian besar

mikroorganisme yang ditemukan pada urin merupakan kontaminasi dari

flora normal yang terdapat pada kulit. Keberadaan bakteri dalam urine

belum dapat disimpulkan sebagai penyakit saluran urine kecuali jumlah

mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml

(universitasmuhammadiyahyogyakarta.ac.id).

9. Mata (Konjungtiva) dan Telinga

Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid

(Coynebacterium xerosis), S. epidermidis dan streptokukus non hemolitik.

Neiseria dan basil gram negatif yang menyerupai spesies Haemophilus

(Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva dalam keadaan

normal dikendalikan oleh aliran ai r mata, yang mengandung lisozim.

Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit.

Dapat dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk

Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureusdan kadang-kadang

Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril

(Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI, Mikrobiologi Kedokteran, 1994:

31).

10. Bakteri di Darah dan jaringan

Page 23: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril.

Kadangkadang karena manipulasi sederhana seperti mengunyah,

menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora komensal dari mulut dapat masuk ke

jaringan atau darah. Dalam keadaan normal mikroorganisme tersebut

segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal seperti itu dapat

terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih. Pada

keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau protesa

lain, bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan

infeksi. 

3. Jalan Masuk Mikroorganisme Ke Tubuh Inang

Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai

macam jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit, ataupun rute

parental. Banyak bakteri dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang

melalui membran mukosa saluran pernafasan, gastrointestinal, saluran

genitourinari, konjungtiva, serta membran penting yang menutupi bola mata

dan kelopak mata.

Saluran pernafasan

Saluran pernafasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme

infeksius. Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk

partikel debu. Penyakit yang muncul umumnya adalah pneumonia, campak,

tuberkulosis, dan cacar air.

Saluran pencernaan

Page 24: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan

makanan atau minuman dan melalui jari tangan yang terkontaminasi

mikroorganisme patogen. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan

dihancurkan oleh asam klorida (HCL) dan enzim-enzim di lambung, atau oleh

empedu dan enzim di usus halus. Mikatroorganisme yang berahan dapat

menimbulkan penyakit. Misalnya demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis A,

dan kolera. Patogen ini selanjutnya dikeluarkan melalui feses dan dapat

ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan, atau jari-jari tangan

yang terkontaminasi.

Kulit

Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang

tidak mengalami perlukaan tidak dapat dipenetrasi oleh mayoritas

mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme memasuki tubuh melalui daerah

terbuka pada kulit, folikel rambut, maupun kantung kelenjar keringat.

Mikroorganisme lain memasuki tubuh inang pada saat berada di jaringan

bawah kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan membran mukosa. Rute ini

disebut rute perenteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka, atau pembedahan

dapat membuka rute infeksi parenteral.

Rongga mulut

Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni mikroorganisme.

D. Mekanisme Patogenisitas

Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh

bersifat komensal. Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada

Page 25: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

faktor -faktor biologis seperti suhu, kelembapan dan tidak adanya nutrisi

tertentu serta zat -zat penghambat. Keberadaan flora tersebut tidak mutlak

dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang dibebaskan (steril) dari

flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu

pada manusi a mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan

dan hidup secara normal. Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan

mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan.

Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah

kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan

bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi

pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat

makanan, penghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan

oleh zat antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan

menimbulkan tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh

mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain pada tubuh. Beberapa

bakteri bersifat oportunis dan bisa menjadi patogen. (Jawetz, Melnick, dan

Adelbergs, Mikrobiologi Kedokteran(Medical Microbiology), 2005: 277-279)

Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora

adalah penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh normal

(pemburumikroba.blogspot.com/2010/09/ flora-normal).

Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi

tertentu. Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena

hambatan-hambatan yang diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari

Page 26: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

lingkungan dihilangkan dan masuk le dalam aliran darah atau jaringan,

organisme ini mungkin menjadi patogen (Jawetz, Melnick, dan

Adelbergs,Mikrobiologi Kedokteran(Medical Microbiology), 2005: 279).

Streptococcus viridians, bakteri yang tersering ditemukan di saluran

nafas atas, bila masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi

dapat sampai ke katup jantung yang abnormal dan mengakibatkansubacute

bacterial endocarditis. Bacteroides yang normal terdapat di kolon dapat

menyebabkan peritonitis mengikuti suatu trauma (Staf Pengajar Fakultas

Kedokteran UI, Mikrobiologi Kedokteran, 1994: 30) Spesies Bacteroides

merupakan flora tetap yang paling sering dijumpai di usus besar dan tidak

membahayakan pada tempat tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga

peritoneum atau jaringan panggul bersama dengan bakteri lain akibat

trauma, mereka menyebabkan supurasi dan bakterimia. Terdapat banyak

contoh tetapi yang penting adalah flora normal tidak berbahaya dan dapat

bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang seharusnya atau tidak ada

kelainan yang menyertainya. Mereka dapat menimbulkan penyakit jika

berada pada lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan jika terdapat faktor-

faktor predisposisi. (Jawetz, Melnick, dan Adelbergs, Mikrobiologi

Kedokteran (Medical Microbiology),2005: 279) 

E. Interaksi Antara Manusia Dan Flora Normal

E. coli adalah bakteri yang paling terkenal secara teratur diasosiasikan dengan

manusia, sebagai sebuah komponen invariabel saluran pencernaan manusia.

Meskipun E. coli adalah yang paling dipelajari dari semua bakteri dan kita tahu

Page 27: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

lokasi yang tepat dan urutan dari 4.288 gen pada kromosom,  kita tidak

sepenuhnya memahami hubungan ekologi dengan manusia.

Pada kenyataannya, tidak banyak yang diketahui tentang sifat hubungan

antara manusia dan flora normal mereka, tetapi mereka dianggap sebagai interaksi

dinamis daripada saling asosiasi ketidakpedulian. Baik host dan bakteri berpikir

untuk memperoleh manfaat dari satu sama lain, dan asosiasi, untuk sebagian

besar, mutualistic. flora normal berasal dari host mereka pasokan nutrisi,

lingkungan yang stabil, dan perlindungan dan transportasi. Host memperoleh dari

flora normal tertentu manfaat nutrisi dan pencernaan, stimulasi dari kegiatan

pembangunan dan sistem imun, dan perlindungan melawan kolonisasi dan infeksi

oleh mikroba patogen.

Sementara sebagian besar kegiatan manfaat flora normal tuan rumah mereka,

sebagian dari flora normal adalah parasit (hidup di atas biaya tuan rumah mereka),

dan beberapa bersifat patogen (mampu menghasilkan penyakit). Penyakit yang

dihasilkan oleh flora normal di tuan rumah mereka dapat disebut penyakit

endogen. Kebanyakan endogen bakteri penyakit infeksi oportunistik, yang berarti

bahwa organisme harus diberi kesempatan khusus kelemahan atau membiarkan-

down dalam pertahanan host untuk menginfeksi . Contoh dari infeksi oportunistik

bronkitis kronis pada perokok dimana bakteri flora normal dapat menyerang paru-

paru melemah.

Kadang-kadang hubungan antara anggota flora normal yang inangnya tidak

dapat diuraikan. Seperti hubungan di mana tidak ada jelas manfaat atau

membahayakan organisme baik selama hubungan mereka disebut sebagai

Page 28: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

hubungan teman semakan. Banyak flora normal yang tidak dominan dalam habitat

mereka, walaupun selalu hadir dalam jumlah yang rendah, dianggap sebagai

teman semakan bakteri. Namun, jika dugaan hubungan teman semakan

mempelajari secara mendetail, parasit atau karakteristik mutualistic sering

muncul.

Jaringan kekhususan sebagian besar anggota flora bakteri normal lebih

memilih untuk menjajah jaringan tertentu dan bukan yang lain. Ini "kekhususan

jaringan" biasanya disebabkan oleh sifat-sifat baik dari tuan rumah dan bakteri.

Biasanya, bakteri spesifik menjajah jaringan tertentu oleh satu atau lain

mekanisme ini.

Tissue tropism adalah bakteri preferensi atau kesukaan untuk jaringan tertentu

untuk pertumbuhan. Salah satu penjelasan untuk jaringan tropism adalah

bahwa tuan rumah menyediakan nutrisi penting dan faktor pertumbuhan

bakteri, selain cocok oksigen, pH, dan suhu untuk pertumbuhan.

Lactobacillus acidophilus, informal dikenal sebagai "Doderlein's bacillus"

colonizes vagina karena dihasilkan glikogen yang menyediakan bakteri

dengan sumber gula yang mereka memfermentasi untuk asam laktat.

Spesifik kepatuhan Kebanyakan bakteri dapat menjajah suatu jaringan atau

situs tertentu karena mereka dapat mematuhi bahwa situs dalam jaringan atau

cara tertentu yang melibatkan interaksi kimia yang saling melengkapi antara

dua permukaan. Khusus biokimia kepatuhan melibatkan interaksi antara

komponen permukaan bakteri (ligan atau adhesins) dan molekul reseptor sel

inang. Komponen bakteri yang menyediakan molekul adhesins adalah bagian

Page 29: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

dari kapsul mereka, fimbriae, atau dinding sel. Reseptor pada sel manusia

atau jaringan molekul glikoprotein biasanya terletak pada host permukaan sel

atau jaringan.

Khusus kepatuhan melibatkan interaksi kimia yang saling

melengkapi antara sel inang atau jaringan permukaan dan permukaan

bakteri. Dalam bahasa medis mikrobiologi, bakteri "adhesin" melekat kovalen

ke host "reseptor" sehingga bakteri "dermaga" itu sendiri pada host

permukaan. Adhesins dari sel-sel bakteri adalah komponen kimia kapsul,

dinding sel, pilus atau fimbriae. Host reseptor glikoprotein biasanya terletak

pada membran sel atau jaringan permukaan. Beberapa contoh situs adhesins

dan lampiran khusus digunakan untuk  ketaatan pada jaringan manusia

dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

Biofilm pembentukan. Beberapa bakteri asli mampu membangun biofilm

pada permukaan jaringan, atau mereka mampu menjajah sebuah biofilm

dibangun oleh spesies bakteri lain. Banyak biofilm adalah campuran mikroba,

walaupun salah satu anggota bertanggung jawab untuk menjaga dan biofilm

dapat mendominasi. Biofilm biasanya terjadi ketika salah satu spesies bakteri

atase khusus atau non spesifik ke permukaan, dan kemudian mengeluarkan

lendir karbohidrat (exopolymer) yang imbeds menarik bakteri dan mikroba

lain ke biofilm untuk perlindungan atau keuntungan nutrisi.

Biofilm klasik yang melibatkan komponen flora normal rongga mulut adalah

pembentukan plak gigi pada gigi. Plak adalah biofilm dibangun secara alami,

di mana konsorsium bakteri dapat mencapai ketebalan 300-500 sel pada

Page 30: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

permukaan gigi. Ini subjek akumulasi gigi dan jaringan gingiva konsentrasi

tinggi metabolit bakteri, yang mengakibatkan penyakit gigi .

Permukaan kulit itu sendiri terdiri dari beberapa lingkungan yang berbeda.

Bidang seperti aksila (ketiak), perineum (pangkal paha) dan ujung jaring

biasanya menyediakan daerah lembab untuk pertumbuhan bakteri. Ini "hutan

tropis" sering lingkungan pelabuhan terbesar di antara keanekaragaman flora

kulit. Khas organisme meliputi Staphylococcus aureus,  Corynebacterium dan

beberapa bakteri Gram-negatif. Sebagian besar permukaan kulit manusia,

bagaimanapun, adalah jauh lebih kering dan ini sebagian besar dihuni oleh

Staphylococcus epidermidis dan Propionobacterium. Streptococcus

mendominasi dalam rongga mulut dan nasofaringeal daerah tetapi juga dapat

menemukan Anaerob lain dan spesiesNeisseria. Banyak potensi patogen juga

dapat ditemukan di nasofaring individu yang sehat, menyediakan reservoir

untuk infeksi lain. Patogen ini termasuk Streptococcus pneumoniae, Neisseria

meningitidisdan Haemophilus influenzae.

Saluran pencernaan adalah lingkungan yang agak memusuhi bagi

mikroorganisme namun sebagian besar flora normal kita mendiami wilayah ini

dari tubuh. Bahkan, usus mungkin mengandung 109 untuk 1011 bakteri per gram

bahan. Sebagian besar (95 - 99,9%) di antaranya Anaerob, diwakili oleh

Bacteroides, Bifidobacterium, streptokokus anaerob dan Clostridium. Organisme

ini menghambat pertumbuhan patogen lain, tetapi beberapa dapat oportunistik

(misalnya C. difficile dapat menghasilkan pseudomembranosa kolitis). Urogenital.

Saluran urogenital biasanya steril dengan pengecualian vagina dan distal 1 cm dari

Page 31: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

uretra. Berbagai anggota dari genusLactobaci ll us menonjol dalam vagina.

Organisme ini umumnya lebih rendah pH sekitar 4-5, yang optimal untuk

lactobacilli tetapi penghambatan untuk pertumbuhan bakteri lainnya. Hilangnya

efek perlindungan ini oleh terapi antibiotik dapat menyebabkan infeksi

olehCandida ( "ragi infeksi"). Uretra sebagian besar kulit dapat mengandung

mikroorganisme termasuk staphylococci, streptokokus dan diphtheroid.

Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi

juga di tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari

mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan

mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di tubuh manusia

disebut flora normal atau mikrobiota.

Page 32: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. patogenitas mikrobiologi adalah organisme hidup yang berukuran

mikrosopis yang menyebabkan penyakit pada organisme lain.

2. flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami

terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat.

B. SARAN

Jika terjangkit salah satu penyakit dari bakteri kita jangan meremehkan

gejala awal yang dialami karena umumnya gejala awalnya sangat biasa. Karen

ajika diremehkan bisa saja menjadi akut. Harus mengikuti tahap-tahap

pencegahan yaitu dengan menjaga kebersihan diri.

Page 33: Makalah Mikrobiologi(Patogenitas Mikroorganisme) Kel 9 Farmasi A

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Jenis dan Patogenesis Mikroorganisme Penyebab Diare. http://www.scrib.com.

Djide, N. Et all. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin. Makassar

Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,Dasar-Dasar Mikrobiologi, 2008: 545

pemburumikroba.blogspo t.com/2010/09/ flora-normal

Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

http://sumbermakalahkeperawatan.blogspot.com/2012/12/pengendalian-infeksi.html

http://zainalmutakin7.blogspot.com/2013/01/diagnosa-nanda-risiko-terhadap-infeksi.html