MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

20
PENDAHULUAN Dalam hubungan internasional atau hubungan antar Negara terdapat banyak ideologi untuk menganalisis fenomena internasional. Ideologi digunakan sebagai pemersatu rakyat suatu negara yang berusaha mengubah negara itu sendiri 1 . Ideologi juga merupakan suatu pedoman untuk memilih kebijakan dan prilaku politik. Salah satu diantaranya adalah dengan ideologi liberalisme. Liberalisme dapat dikatakan kebalikan dari Realisme. Dalam liberalisme, terdapat beberapa konsep utama, yaitu keamanan bersama, international anarchy, Liga Bangsa-Bangsa, dan bahwa perang sama sekali tidak menguntungkan bagi manusia. Memandang hubungan internasional dalam konteks konflik atau bahkan perang, menurut kaum liberalis hal ini hanyalah memandang sebagian kecil dari realitas yang ada. Kaum liberal mengharapkan agar hubungan internasional dipahami secara menyeluruh dan tidak melupakan bahwa kerjasama antar negara merupakan salah satu hal yang utama. Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan tentang Ideologi liberalisme dalam tatanan hubungan internasional. Penulis membuat beberapa rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu: 1. Pengertian liberalisme 1 Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hlm 105 1

Transcript of MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

Page 1: MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

PENDAHULUAN

Dalam hubungan internasional atau hubungan antar Negara terdapat banyak ideologi

untuk menganalisis fenomena internasional. Ideologi digunakan sebagai pemersatu rakyat suatu

negara yang berusaha mengubah negara itu sendiri1. Ideologi juga merupakan suatu pedoman

untuk memilih kebijakan dan prilaku politik.

Salah satu diantaranya adalah dengan ideologi liberalisme. Liberalisme dapat dikatakan

kebalikan dari Realisme. Dalam liberalisme, terdapat beberapa konsep utama, yaitu keamanan

bersama, international anarchy, Liga Bangsa-Bangsa, dan bahwa perang sama sekali tidak

menguntungkan bagi manusia.

Memandang hubungan internasional dalam konteks konflik atau bahkan perang, menurut

kaum liberalis hal ini hanyalah memandang sebagian kecil dari realitas yang ada. Kaum liberal

mengharapkan agar hubungan internasional dipahami secara menyeluruh dan tidak melupakan

bahwa kerjasama antar negara merupakan salah satu hal yang utama.

Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan tentang Ideologi liberalisme dalam tatanan

hubungan internasional. Penulis membuat beberapa rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu:

1. Pengertian liberalisme

2. Pokok-pokok liberalisme

3. Ciri-ciri liberalisme

4. Liberalisme dalam hubungan internasional

5. Liberalisme dan Neoliberalisme

6. Kaitan Globalisasi dengan Liberalisme

7. Liberalisme Ekonomi Politik Dalam Hubungan Internasional

Dari berbagai rumusan masalah yang telah dirumuskan, penulis mencoba mengkaji lebih

dalam tentang ideologi liberalisme dalam hubungan internasional karena sampai saat ini ideologi

liberalisme masih relevan dikaji untuk menjelaskan fenomena internasional yang saat ini terjadi.

1 Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hlm 1051

Page 2: MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

PENGERTIAN LIBERALISME

Liberalisme adalah ideologi politik yang dominan di dunia barat. Liberalisme

memandang bahwa keberadaan individu mendahului masyarakat, karena itu individu diberikan

kebebasan dalam mengejar tujuan-tujuan pribadinya. Perkembangan perdagangan bebas dan

pembatasan peran Negara sebagai penyelenggara pertahanan, hukum dan ketertiban serta

berbagai jasa umum lain yang penting adalah kegiatan-kegiatan yang diasosiasikan secara

ekskusif dengan liberalisme.2 System politik liberal ini sangat kuat mempengaruhi bentuk

Negara di Eropa Barat pada awalnya, kemudian berkembang pascakolonialisasi dunia barat

terhadap dunia ketiga yakni kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Pengaruh semakin meluas

dan mendunia, terutama setelah penghujung abad ke-20 dengan runtuhnya komunisme maka

Negara-negara di juga Eropa Timur setelah runtuhnya komunisme, kawasan Asia dan Amerika

Latin yang dulunya berpaham sosialisme perlahan kini telah mengorbit dalam system demokrasi

liberal.3

            Dalam liberalisme, individu merupakan aktor yang terpenting dalam hubungan

internasional. Negara bukan aktor terpenting, karena negara ada yang mengatur, yaitu

sekelompok individu. Tanpa individu-individu yang bergerak di sektor pemerintahan, negara

tidak akan ”hidup”. Setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk menunjukkan

kemampuan-kemampuan khususnya dan keadaan kelahirannya tidaklah harus merupakan

kenyataan yang bisa dianggap sebagai faktor yang mempersempit kesempatannya untuk

membuktikan mereka mempunyai kemampuan tersebut, setiap orang harus mendapat

kesempatan yang sama untuk menunjukkan bagaimana ketidaksamaannya4. Namun, dalam

liberalisme, bukan hanya aktor yang berkecimpung dalam pemerintahan saja yang berperan,

aktor non-state juga turut memegang peranan penting dalam hubungan internasional.

Selain daripada individunya, liberalisme klasik terutama memandang fungsi negara juga

sebagai sesuatu yang menyeimbangkan masyarakat. Dalam masyarakat yang baik terletak fungsi

2 Pitutur, Melacak Meracik Wacana Indonesia, Hlm. 293 Syam Fidaus. 2007. Pemikiran Politik Barat (Sejarah, Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya Terhadap Dunia ke 3). Hlm. 2494 Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hlm 133

2

Page 3: MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

utama negara, intinya : menjadi polisi dipojok jalan yang kehadirannya mengingatkan warga

negara untuk menjaga naluri agresifnyam kalaupun tidak, membatasi naluri keserakahannya5.

Selain itu negara pun juga menjamin hak setiap individunya ini untuk memelihara kekayaan

pribadinya.

            Terdapat karakteristik dasar dalam liberalisme. Yang pertama, manusia selalu dipandang

positif, pada dasarnya manusia itu baik dan suka mencari teman (kerja sama) daripada mencari

lawan. Yang kedua, percaya tentang kemungkinan akan adanya kemajuan dalam hubungan

internasional. Kemudian karakteristik yang selanjutnya yaitu, bahwa negara dikontrol oleh

individu. Di sini berarti, jika perilaku negara dalam lingkup domestik baik, maka perilakunya

dalam lingkup internasional pun juga baik. Yang berikutnya yaitu meningkatkan interdependensi

(kerja sama), maka konflik dapat diminimalisir. Dan karakteristik yang terakhir yaitu manusia

pada dasarnya baik dan mampu berpikir positif. Hal ini mirip dengan karakteistik yang pertama.

Main agenda dari liberalism adalah perdamaian, dan kerja sama. Seperti apa yang

dikemukakan oleh David Mitrany, bahwa negara-negara di dunia bisa bekerja sama untuk

menciptakan perdamaian dunia (Mitrany, 1993).

            Perdamaian merupakan poin utama dalam liberalisme, seperti yang telah dijelaskan di

atas. Atas dasar inilah para liberalis mencari cara untuk mengatur negara-negara di dunia agar

tetap menjaga perdamaian. Namun, pada awalnya hal ini dirasa sulit, mengingat adanya sistem

anarki pada hampir setiap negara. Seperti yang kita ketahui, anarki berarti tidak adanya kekuatan

supranasional di atas kekuatan negara. Hingga pada akhirnya sistem anarki ini bisa diatasi

dengan kerjasama, bahwa suatu negara tidak dapat hidup tanpa bantuan negara lain. Oleh karena

itu, dibentuklah suatu organisasi yang diharapkan mampu menjaga perdamaian di dunia, yaitu

Liga Bangsa-Bangsa atau League of Nations. Hal ini mirip dengan apa yang pernah diidamkan

oleh Immanuel Kant dan tertera dalam bukunya, A Working Peace System. Kant menginginkan

adanya adanya World Givernment atau negara dunia dan perlunya diciptakan collective security

untuk menjaga perdamaian dunia. Namun saying, baru beberapa tahun, berjalan, LBB kemudian

dibubarkan karena dianggap tidak mampu menjalankan fungsinya, terbukti dengan meletusnya

Perang Dunia ke II.

5 Ibid3

Page 4: MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

POKOK-POKOK LIBERALISME

Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak

Milik (Life, Liberty and Property) Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari

tiga nilai dasar Liberalisme tadi:

Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa manusia

mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik politik,

sosial, ekonomi dan kebudayaan.Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda,

sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung

kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan

kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi

Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang

mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap

penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial,

ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan

persetujuan – dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu.

( Treat the Others Reason Equally.)

Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak boleh

bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat.

(Government by the Consent of The People or The Governed)

Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan

mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi dimana

seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan

mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan terhadap

hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.

Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of Individual)

4

Page 5: MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu mekanisme yang

digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. Di

dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap,

dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja

ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.

Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism). Hal ini

disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang menyatakan

bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini,

kebenaran itu adalah berubah.6

CIRI-CIRI LIBERALISME

Berdasarkan pengertian liberalisme di atas, kita dapat membuat kesimpulan bahwa negara yang

menganut politik liberalisme memiliki ciri-ciri:

1.Menjamin kemerdekaan dan kebebasan berekspresi setiap individu.

2. Persaingan ekonomi dijalankan oleh golongan swasta.

3. Setiap orang berhak menganut maupun tidak menganut agama.

4. Kekuasaan politik berdasarkan suara dominan.

5. Negara tidak mencampuri urusan pribadi warga negaranya.

6. Solidaritas sosial tidak berkembang karena tumbuhnya persaingan bebas.

6 Sukarna. Ideologi : Suatu Studi Ilmu Politik. (Bandung: Penerbit Alumni, 1981)5

Page 6: MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

LIBERALISME DALAM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

            Dalam ilmu Hubungan Internasional, liberalisme ada beberapa macam, yaitu Liberal

Institutionalism, Liberal Internationalism, dan Idealism. Dalam Liberal Institutionalism,

dikemukakan beberapa konsep, yang pertama bahwa aktor bersifat plural. Jadi, negara bukanlah

satu-satunya aktor, masih banyak aktor lain selain negara. Kemudian, integrasi dan kerja sama

antarnegara dapat mengurangi konflik dan dapat menyelesaikan masalah bersama. Selanjutnya,

apabila terdapat suatu kerja sama dalam satu sektor, maka akan bermunculan bentuk kerja sama

lain di lain sektor. Liberalisme ini disebut juga sebagai liberalisme interdependensi.

Kemudian, dalam Liberal Internasionalism memiliki konsep yang salah satunya adalah,

bahwa interdependensi atau kerja sama dua pihak dalam bidang ekonomi dapat memperkuat

perdamaian. Di Amerika, liberalisme seirng juga disebut dengan idealism, namun ternyata dia

mempunyai konsep sendiri, meski konsep dasarnya sama. Dalam idealism, disebutkan bahwa

perdamaian tidak terjadi begitu saja, namun harus diciptakan oleh collective security atau

keamanan umum yang sifatnya berlaku untuk selamanya. Kemudian, apa yang terjadi dalam

tatanan nasional suatu negara juga terjadi atau ada dalam tatanan internasional.

Liberalisme mempunyai asumsi-asumsi dasar yaitu adanya sikap optimisme dan

pandangan yang positive terhadap manusia, hubungan internasional lebih bersifat kooperatif

daripada konfliktual yaitu adanya keinginan tiap-tiap aktornya untuk bekerjasama karena adanya

tingkat interdependensi yang cukup tinggi antar setiap orang, percaya terhadap kemajuan,

meyakini International Law sebagai salah satu kebijakan luar negeri sebuah negara

konstitusional (Jeremy Betham, Roseblum 1978:101).

Selain itu paham ini berasumsi bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang

tidak suka konflik, mau bekerja sama dan rasional7). Berdasarkan hal itu, pemikir-pemikir liberal

berpendapat bahwa kepentingan-kepentingan manusia rasional akan menimbulkan interaksi yang

harmonis dimana kebutuhan manusia akan terpenuhi secara efektif dan efisien.

7 Robert Gilpin. The Political Economy of Internasional Relations. (1978). Hlm. 276

Page 7: MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

LIBERALISME DAN NEOLIBERALISME

Liberalisme

Teori hubungan internasional liberal muncul setelah Perang Dunia I sebagai respon atas

ketidakmampuan negara-negara untuk mengendalikan dan membatasi perang dalam hubungan

internasional mereka. Para penganut pertamanya meliputi Woodrow Wilson dan Norman Angell,

yang berpendapat keras bahwa negara dapat makmur melalui kerja sama dan bahwa perang

bersifat sangat destruktif serta sia-sia.

Liberalisme belum diakui sebagai sebuah teori yang koheren sampai akhirnya secara

kolektif dan mengejek disebut idealisme oleh E. H. Carr. Sebuah versi baru "idealisme" yang

berfokus padahak asasi manusia sebagai dasar legitimasi hukum internasional dikemukakan

oleh Hans Köchler.

Neoliberalisme

Neoliberalisme mencoba memperbarui liberalisme dengan menerima anggapan neorealis

bahwa negara adalah aktor utama dalam hubungan internasional, namun masih mengakui

pentingnya aktor non-negara dan organisasi antar pemerintah (IGO). Pendukung seperti Maria

Chattha berpendapat bahwa negara-negara akan saling bekerja sama tanpa memandang hasil

relatifnya, dan lebih melihat hasil absolutnya. Ini juga berarti bahwa bangsa-bangsa, pada

dasarnya, bebas membuat pilihan mereka sendiri tentang bagaimana mereka menjalankan

kebijakan tanpa adanya organisasi internasional yang menghalang-halangi hak sebuah bangsa

untuk berdaulat.

Neoliberalisme juga memiliki teori ekonomi yang didasarkan pada pemanfaatan pasar

terbuka dan bebas dengan sedikit intervensi pemerintah, jika ada, untuk mencegah munculnya

monopoli dan konglomerat lain. Saling ketergantungan yang muncul sepanjang dan setelah

Perang Dingin melalui institusi internasional mendorong penetapan neo-liberalisme

sebagai institusionalisme; bagian baru dari teori ini didukung oleh Robert Keohane dan Joseph

Nye.

7

Page 8: MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

KAITAN GLOBALISASI DENGAN LIBERALISME

Fenomena globalisasi tidak menyebabkan pemikiran liberal ketinggalan jaman. Liberal

meresponnya dalam tiga hal. Pertama, globalisasi merupakan arena yang memperkuat dan

memperluas ketergantungan, dan ketergantungan ini menjadi ladang untuk menjalin pengertian

yang membangun perdamaian; fenomena globalisasi seakan mendorong negara untuk

memainkan peran yang sangat luas,  namun beberapa peran yang mustahil dilakukan oleh negara

diambil alih oleh keberadaan aktor subordinate yakni perusahaan multinasiona, organisasi

internasional, rezim internasional maupun institusi internasional. Kedua, globalisasi menjadi

perangkat paling penting untuk menyebarkan nilai-nilai demokrasi yakni kebebasan individu,

pengakuan hak asasi manusia, dan perdamaian. Ketiga, globalisasi mengkibatkan negara sulit

sekali untuk menghindari kerjasama, kerjasama akan selalu terjadi pada level minimal meskipun

sistem internsional bersifat anarki dan konfliktual.

LIBERALISME EKONOMI POLITIK DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

Para kaum liberal ini menganggap pasar sebagai mekanisme paling tepat dalam pemenuhan

kebutuhan manusia, karena disana manusia dapat bebas berinteraksi atas inisiatif mereka sendiri.

Mekanisme pasar akan membuat roda pemenuhan kebutuhan manusia akan terus berputar karena

harga menunjukkan nilai kebutuhan sebuah barang8. Ada dua pendapat yang muncul dari para

teoritisi liberalisme yaitu Adam Smith yang menjelaskan tentang negara yang seharusnya tidak

perlu mencampuri urusan pasar, biasa disebut Invisible Hand dan Keynes berpendapat bahwa

negara terkadang perlu masuk kedalam pasar untuk menjaga keseimbangan harga pasar.

Teori ini memandang sistem pasar dunia sebagai suatu mekanisme untuk mengeksploitasi

ekonomi atau setidaknya untuk mengembangkan negara dengan jalan memajukan ekonomi

kapitalis. Lebih lanjut, apa yang disebut dengan dunia modern disini dipahami sebagai suatu

sistem dimana semua bagian yang terdapat di dalamnya saling berkorelasi satu sama lain, dan

sistem bekerja berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi (economic laws) yang disepakati bersama.

8 Robert Gilpin. The Political Economy of Internasional Relations. (1978). Hlm. 288

Page 9: MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

Kekuatan dominan menciptakan suatu perekonomian dunia yang terbuka berdasarkan pada

perdagangan bebas yang bermanfaat bagi semua negara yang berpartisipasi dan bukan hanya

negara hegemoni.

Globalisasi dan Liberalisasi Ekonomi Dunia

Sejak 1970-an berbagi upaya dilakukan untuk mendorong terwujudnya liberalisasi dan

globalisasi ekonomi dunia. Melalui badan-badan internasional yang kini semakin berkuasa

seperti WTO, Bank Dunia, dan IMF mereka mendesakkan agenda reformasi ekonomi di segala

bidang. Tujuan mereka mereka jelas, yaitu membuka pasar nasional seluas-luasnya melalui

pengurangan hambatan tariff dan kuota, sehingga barang, jasa, dan modal dapat mengalir tanpa

hambatan. Tindakan ini dilakukan karena dalam pandangan mereka perdagangan bebas akan

menggerakan persaingan yang dapat mendorong pemanfaatan sumber-sumber, tenaga kerja, dan

modal secara efisien.

Persaingan Antar Pasar dan Negara

Sampai saat ini, persaingan antara Negara dan pasar masih kental mewarnai ekonomi

politik global. Pada prinsipnya, persaingan tersebut dapat dipahami sebagai akibat perbedaan

nilai-nilai, prinsip, dan fungsi antar Negara dan pasar. Fungsi utama pasar adalah mengatur harga

dalam mengakomodasi fluktuasi penawaran dan permintaan, sedangkan upaya untuk memenuhi

kebutuhan keamanan, perlindungan dan keadilan melalui otoritas yang lebih tinggi adalah logis

jika diharapkan muncul dari Negara.

Pertarungan antara Negara dan pasar semakin mendalam dalam konteks hubungan

ekonomi politik global sebenarnya adalah perdebatan ideologis. Francis Fukuyama menyatakan

bahwa dunia saat ini telah sampai pada titik akhir pencarian ideologi dengan kaum liberal

sebagai pemenangnya9.

Gagasan dasar kaum liberal adalah kebebasan berdasarkan hukum. Individu dianggap

sebagai actor yang penuh damai dan kooperatif sedangkan Negara besifat buruk

(antinegara).Dalam hubungan antar Negara semua pemain dianggap dapat menerima keuntungan

9 Francis Fukuyama, 2001. Kemenangan Kapitalisme dan Demokrasi Liberal , Yogyakarta: Penerbit Qalam

9

Page 10: MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

(positive sum-game). Hal ini sangat berbeda dengan pemikiran kaum merkantilis yang

menganggap bahwa permainan yang terjadi dalam kerjasama adalah zero sum game dimana satu

pemain diuntungkan dan pemain lain dirugikan. Ketegangan antara Negara dan pasar dianggap

sebagai konflik antar penindasan dan kebebasan, kekuasaan dan hak individu, dogma otokratik

dan logika rasional.10

Adam Smith memulai pembahasan tentang pemikiran ini dalam buku The Wealth of

Nations (1776). Menurut Smith, pasar adalah tangan tak tampak (impossible hand) yang

memanfaatkan capital atau modal, sedangkan Negara, dalam pandangannya adalah berbahaya

dan tidak bisa dipercaya. Untuk itu, alternative paling baik bagi kekuasaan Negara yang besar

adalah kebebasan pasar. Dengan semboyan, “ Laissez- Faire, Laissez-Passer”, Smith percaya

bahwa dalam mekanisme pasar ketika setiap individu mengejar keuntungan pribadi akan

berakibat pada masyarakat yang mendapat keuntungan pula. Awalnya, memang, setiap individu

mengejar kepentingan pribadi, tetapi individu-individu tersebut tentu memilih kebaikan bagi

kemakmurannya, sementara kegiatan untuk kemakmuran itulah yang berguna bagi masyarakat.

Otoritas pemerintah dilihat sebagai membebani diri sendiri dengan perhatian yang tidak perlu.

Bukan hanya itu, pemerintah juga mengambil alih wewenang yang bukan miliknya. David

Ricardo juga memiliki pemikiran yang sama dengan Smith. Ia merupakan tokoh penganjur free

trade. Efisiensi dianggap sebagai kebebasan Negara dalam pasar sehingga terjadi ikatan ekonomi

yang saling menguntungkan.

Contohnya bisa kita ambil dari Amerika yang menganut paham demokrasi sejak awal. Hal

ini dibuktikan dari budaya politik Amerika yang menjunjung tinggi dimensi egaliter dan

mayoritasm. Doktrin ini menyatakan bahwa kekuatan politik yang sah berasal dari persetujuan-

persetujuan individu yang secara alamiah tidak hanya bebas namun juga setara. Dari sini kita

mendapat gambaran bahwa system politik Amerika didasari prinsip liberal.

Pada teorinya pendekatan liberal dalam memahami ekonomi politik internasional Amerik

aakan membawa kita pada pemahaman bahwa hubungan ekonomi dan politik akan bersifat

otonom. Dimana eknomi bersifat bebas terbuka bagi individu-individu yang mau menukarkan

barang atau jasa. Keuntungan pasa yang dijanjikan memang terbukti dengan ‘positive sum game’

nya. Namun terkadang ada pasar yang tidak berjalan sesuai harapan dan hal ini dinilai adalah 10 Budi Winarno, 2010. Melawan Gurita Neoliberalisme, Jakarta: Penerbit Erlangga. Hlm 10

10

Page 11: MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

sebuah kegagalan pasar dan harus dibantudengan peraturan politik Negara tersebut. Inilah

kemudian dilakukan oleh Amerika Serikat.

11

Page 12: MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

Kesimpulan

Liberalisme adalah teori dasar dalam Hubungan Internasional. Liberalisme ini adalah

paham yang sangat berkembang saat ini karena sekarang hampir disetiap negara menggunakan

paham ini. Liberalisme ini merupakan kebalikan dari teori sebelumnya realisme, karena

liberalisme ini memandang manusia dari segi positif bukan seperti realisme yang memandang

manusia secara pesimis terhadap interaksi internasional. Dalam liberalisme memiliki konsep

utama, yaitu keamanan bersama dan menyatakan bahwa perang sama sekali tidak

menguntungkan bagi manusia. Atas dasar inilah para liberalis mencari cara untuk mengatur

negara-negara di dunia agar tetap menjaga perdamaian.

Liberalisme ini sendiri merupakan paham yang dibanggakan oleh para individualis yang

mempunyai wewenang akan kepemilikan hartanya sendiri. Karena pada paham ini individu

memiliki kebebasan yang cukup besar, namun bukan berarti pemerintah tidak dapat ikut campur

dalam urusan ini apabila kegiatan yang dilakukan oleh para kaum liberal mengikutsertakan

dengan urusan negara.

Namun, pada awalnya hal ini dirasa sulit, karena adanya sistem diktator di setiap negara.

Seperti yang kita ketahui, berarti tidak adanya kekuatan supranasional di atas kekuatan negara.

Hingga pada akhirnya sistem diktator ini bisa diatasi dengan kerjasama antarnegara dalam

berbagai sektor. Oleh karena itu, dibentuklah suatu organisasi yang diharapkan mampu menjaga

perdamaian di dunia, yaitu Liga Bangsa-Bangsa atau League of Nations agar negara tidak perlu

berperang dengan negara lain untuk kepentingannya sendiri.

Dalam liberalisme politik ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan paham

demokrasi dan nasionalisme nantinya. Karena pada liberalisme politik ini setiap individu

memiliki hak yang sama untuk dapat memberikan aspirasinya untuk kepentingan masyarakat,

sehingga dibentuklah parlemen sebagai lembaga pemerintah rakyat.

Dalam liberalisme ekonomi, pasar merupakan hal terpenting dalam pemenuhan segala

kebutuhan manusia, karena disana manusia dapat bebas berinteraksi atas inisiatif mereka sendiri

dan menentukan harga pasar itu sendiri. Mekanisme pasar akan membuat roda pemenuhan

12

Page 13: MAKALAH LIBERALISME (fix).doc

kebutuhan manusia akan terus berputar karena harga menunjukkan nilai kebutuhan sebuah

barang.Dari Liberalisme ekonomi inilah yang akan menuju sistem kapitalisme.

SUMBER :

Fukuyama Francis, 2001. Kemenangan Kapitalisme dan Demokrasi Liberal , Yogyakarta:

Penerbit Qalam

Pitutur, Melacak Meracik Wacana Indonesia

Sukarna. 1981. Ideologi : Suatu Studi Ilmu Politik. Bandung: Penerbit Alumni

Syam Fidaus. 2007. Pemikiran Politik Barat (Sejarah, Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya

Terhadap Dunia ke 3). Jakarta: PT. Bumi Aksara

Gilpin Robert.1978. The Political Economy of Internasional Relations. Princeton University

Press

Rodee Carlon Clymer dkk. 2009. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Winarno Budi. 2010. Melawan Gurita Neoliberalisme, Jakarta: Penerbit Erlangga

13