Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

27
ALQURAN YANG RAMAH: Ayat-Ayat Sekularisme, Pluralisme & Liberalisme Agama

Transcript of Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

Page 1: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

1

ALQURAN YANG RAMAH: Ayat-Ayat “Sekularisme, Pluralisme

& Liberalisme Agama”

2

Page 2: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

3

ALQURAN YANG RAMAH

Ayat-Ayat " Sekularisme, Pluralisme & Liberalisme Agama"

Editor:

Medan, Oktober 2011

4

ALQURAN YANG RAMAH:

Ayat-Ayat “Sekularisme, Pluralisme & Liberalisme Agama”

Editor: Asrar Mabrur Faza, M.A Cetakan I, Zulqa'dah 1432 H/Oktober 2011

Penerbit Riwayah Jl. Gurilla No. 6 Medan

Telp: 061-4147802 HP: 081356251189

E-mail: [email protected]

Page 3: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

5

PEDOMAN TRANSLITERASI

n ن gh غ Sy ش kh خ a ا

w و f ف s ص D د b ب

h هـ q ق d ض Ż ذ t ت

’ ء k ك t ط R ر s ث

z ظ Z ز j ج ل l ي y

m a a م ‘ ع S س h ح

ā ـا

ī ـى

ū ـو

6

Page 4: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

7

Kata Pengantar

Harus diakui bahwa teks Alquran memang sudah final

wuru>d-nya, tetapi dari aspek dila>lah bisa dipastikan

masih belum final. Ruang dila>lah inilah yang

dimanfaatkan “sebebas” mungkin oleh para sarjana

muslim untuk menggali pesan-pesan Allah yang masih

melangit agar bisa terbumikan dalam kehidupan.

Konsep Negara Madinah, Pesan Kalimah Sawa>' dan

Progresifitas Ijtihad dalam Alquran – menurut saya –

adalah wacana-wacana yang masih melangit bagi

kebanyakan umat Islam. Oleh karena itu, sebagai

upaya pembumian wacana-wacana tersebut,

dipandang perlu menampilkan kembali sebagian

penafsiran-penafsiran liberal dari para sarjana muslim,

dulu hingga sekarang (Misalnya: Al-T{abari>, al-

Zamakhsyari>, al-Ra>zi>, al-Qurt }ubi> dan Ibn 'At }iyyah al-

Andalusi>, Abu > H{ayya>n al-Andalusi>, Muh }ammad

'Abduh, Nawawi> al-Ja>wi>, Hamka dan Muhammad

Quraish Shihab). 8

Penafsiran-penafsiran tersebut akan disajikan dalam

buku ini dengan menggunakan term-term filosofis,

mewakili ketiga wacana yang telah disebutkan, masing-

masing adalah: Sekularisme untuk konsep negara

Madinah, Pluralisme untuk Pesan Kalimah Sawa>', dan

Liberalisme Agama untuk Progresifitas Ijtihad. Ketiga

term ini, sengaja dipilihkan bukan hanya untuk alasan

di atas, tetapi juga berupaya untuk menampilkan

Alquran dalam wajahnya yang: “Ramah" lil 'alamin.

Ramah dalam pengertian menyapa berbagai ragam

agama dan kaum perempuan dengan sapaan

kesetaraan di sisi Allah, dan serta berkenan memberi

inspirasi moril bagi kehidupan berbangsa dan

bernegara, dalam pengharapan rida kepada-Nya.

Selamat membaca.

Deli Serdang, Oktober 2011

Asrar Mabrur Faza, M.A.

Page 5: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

9

Daftar isi KATA PENGANTAR_7

DAFTAR ISI_9

AYAT-AYAT SEKULARISME AGAMA • A. Substansi Syari'at Islam_11 B. Prinsip-Prinsip Dasar Demokrasi_13

1. Keadilan_13 2. Musyawarah_15

C. Keteladanan Nabi Muhammad saw, dalam Posisinya sebagai Rasulullah_16

D. Hak Asasi Manusia_17

AYAT-AYAT PLURALISME AGAMA • A. Keragaman Agama: Sebuah Keniscayaan_19 B. Persatuan Agama_21 C. Toleransi Umat Beragama_22 D. Kebebasan Beragama_25 E. Dialog Lintas Iman_29 F. Titik Temu Agama-Agama_30 G. Allah adalah Tuhan Segala Agama_31

10

H. Agama yang disukai Allah_34 I. Hanya Allah yang berhak menghakimi Perbedaan Keyakinan/Agama_35

AYAT-AYAT LIBERALISME AGAMA• A. Kesetaraan Gender_37

1. Kenabian Maryam_37 2. Puncak Kepemimpinan Politik di Tangan

Perempuan_40 B. Nikah Lintas Agama_41 C. Hukum Poligami_43 D. Ucapan Selamat Natal dalam Alquran_46 E. Menjawab Salam dari Non-Muslim_47 F. Reinterpretasi Makna "al-isla >m"_48

1. Keesaan Allah dan Penyerahan Diri_48 2. Nama bagi Semua Syari'at_49

DAFTAR PUSTAKA_53

Page 6: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

11

ayat-ayat sekularismE AGAMA

A. Substansi Syari'at Islam

12

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu

ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, Nabi-Nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,

orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)

hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar

(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

-Q.S. al-Baqarah (2): 177-

Tafsir

Al-T {abari >: Mujahid berkata: ‘‘[Bukanlah meng-hadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebajikan], maksudnya bersujud. Akan tetapi yang dinamakan kebaikan itu adalah ketetapan hatimu untuk mentaati Allah’’.1

Page 7: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

13

B. Prinsip-Prinsip Dasar Demokrasi 1. Keadilan

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,

menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu

lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui

apa yang kamu kerjakan.

-Q.S. Al-Ma >'idah (5): 8-

Tafsir

Al-T {abari >: (Maksudnya): Hai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad, jadikanlah bagian dari akhlak dan sifatmu itu: Menegakkan (kebenaran)

14

karena Allah, saksi yang adil bagi kawan maupun lawan/musuh, tidak berlaku curang dalam penetapan hukum dan tindakan (lainnya). (Jika tidak berlaku adil), maka engkau akan melampaui (ketentuan) hukum dari yang telah Aku tetapkan pada lawan/musuhmu karena (dalih) sikap permusuhan mereka kepadamu. Jangan (pula) kamu meringankan hukum-hukum dan batasan-batasan (hukum) dari yang telah Aku tetapkan kepada kawan-kawan dekatmu, karena “loyalitas’’ mereka kepadamu. Tetapi, putuskanlah bagi mereka semuanya, hingga mencapai batasan-batasan (hukum)-Ku, dan terap-kanlah (batasa-batasan itu) sesuai dengan ke-tentuan-Ku.2

M. Quraish Shihab: Di atas dinyatakan bahwa adil lebih dekat kepada takwa. Perlu dicatat bahwa keadilan dapat merupakan kata yang menunjukkan substansi ajaran Islam.3

Page 8: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

15

2. Musyawarah

Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka

bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal.

-Q.S. Ali 'Imra >n (3): 159-

Tafsir

Al-Ra>zi >: Tatkala Allah memerintahkan Muhammad as. untuk bermusyawarah dengan mereka (para sahabat), maka hal itu menunjukkan bahwa menurut Allah mereka punya kapabilitas (untuk itu), demikian juga di mata Rasulullah dan yang lainnya.4

16

C. Keteladanan Nabi Muhammad saw, dalam posisinya sebagai Rasulullah

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

-Q.S. al-Ah}za >b (33): 21-

Tafsir

Nawawi > al-Ja>wi>: Hak suatu kebaikan adalah untuk diteladani. (Me-neladani Muhammad saw.) dalam persoalan-persoalan keagamaan adalah merupakan suatu kemestian, dan dalam persoalan-persoalan duniawi merupakan hal yang disenangi (saja).5

Page 9: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

17

D. Hak Azasi Manusia

Oleh karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Siapapun yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena

membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan siapapun yang

memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-Rasul

Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka

sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.

-Q.S. Al-Ma >'idah (5): 32- 18

Tafsir

M. Quraish Shihab:

Thâhir Ibn 'Âsyûr menegaskan bahwa ayat di atas memberi perumpamaan, bukannya menilai pembu-nuhan terhadap seseorang manusia sama dengan pembunuhan terhadap semua manusia, tetapi ia bertujuan untuk mencegah manusia melakukan pembunuhan secara aniaya. Seseorang yang melakukan pembunuhan secara aniaya pada hakikatnya memenangkan dorongan nafsu amarah dan keinginannya membalas dendam atas dorongan kewajiban memelihara hak asasi manusia serta kewajiban mengekang dorongan nafsu. Ayat ini sekaligus menunjukkan bahwa dalam pandangan al-Qur'an semua manusia, apapun ras, keturunan dan agamanya adalah sama dari segi kemanusiaan.6

Page 10: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

19

ayat-ayat pluralisme AGAMA

A. Keragaman Agama: Sebuah Keniscayaan

Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap

pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.

-Q.S. Al-Ma >'idah (5): 48-

20

Tafsir

M. Quraish Shihab:

Kata lauw/sekiranya dalam firman-Nya: Law sya'a Alla >h/Sekiranya Allah menghendaki, menunjukkan bahwa hal tersebut tidak dikehendaki-Nya, karena kata law, tidak digunakan kecuali untuk mengandai-kan sesuatu yang tidak mungkin terjadi, yakni mustahil. Ini berarti, Allah tidak menghendaki menjadikan manusia semua sejak dahulu hingga kini satu umat saja, yakni satu pendapat, satu kecenderungan, bahkan satu agama dalam segala prinsip dan rinciannya. Karena, jika Allah swt. menghendaki demikian, Dia tidak akan memberi manusia kebebasan memilah dan memilih, termasuk kebebasan memilih agama dan kepercayaan. Kebebasan memilah dan memilih itu, dimaksudkan agar manusia dapat berlomba-lomba dalam kebajikan, dan dengan demikian akan terjadi kreativitas dan peningkatan kualitas, karena hanya dengan perbedaan dan perlombaan yang sehat, kedua hal itu akan tercapai.7

Page 11: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

21

B. Persatuan Agama

Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Kristiani dan orang-orang Shabiin, siapapun (di

antara mereka) yang (benar-benar) beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima

pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

-Q.S. al-Baqarah (2): 62-

Tafsir

Hamka: Ayat ini sudah jelas menganjurkan persatuan agama, jangan agama dipertahankan sebagai suatu golongan, melainkan hendaklah selalu menyiapkan jiwa mencari

22

dengan otak dingin, manakah hakikat kebenaran. Iman kepada Allah dan Hari Akhirat, diikuti oleh amal yang shalih. Kita tidak akan bertemu suatu ayat yang begini penuh dengan toleransi dan lapang dada, hanyalah dalam Alquran! Suatu hal yang amat perlu dalam dunia modern. Kalau nafsu loba manusia di zaman modern telah menyebabkan timbul perang-perang besar dan senjata-senjata pemusnah, maka kaum agama hendaklah mencipta perdamaian dengan mencari dasar kepercayaan kepada Allah dan Hari Akhirat, serta membuktikannya dengan amal shalih. Bukan amal merusak.8

C. Toleransi Umat Beragama

Page 12: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

23

(8) Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena

agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

(9) Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Siapapun menjadikan

mereka sebagai kawan. Maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

-Q.S. Al-Mumtahanah (60): 8-9-

Tafsir

Nawawi > al-Ja>wi>: (Menurut informasi) dari 'Abdulla>h bin al-Zubayr, ayat ini diturunkan kepada Asma>' binti Abi > Bakr yang menolak hadiah dari ibunya, Fati >lah binti 'Abd al-Uzza>,

24

seorang musyrik. Bahkan Asma>' tidak mengizinkan ibunya untuk memasuki rumah. Turunlah ayat (8) di atas, dan Nabi saw. menyuruh Asma>' untuk memuliakan dan berbuat baik kepada ibunya tersebut.9

M. Quraish Shihab:

Mereka (baca: Non-Muslim) yang tinggal bersama kaum muslimin, dan hidup damai bersama mereka, dan tidak melakukan kegiatan untuk kepentingan lawan Islam serta tidak juga nampak dari mereka tanda-tanda yang mengantar kepada prasangka buruk terhadap mereka. Tidak ada larangan untuk bersahabat dan berbuat baik kepada mereka. Kelompok (baca: Non-Muslim) yang memerangi atau merugikan kaum muslimin dengan berbagai cara. Terhadap mereka tidak boleh dijalin hubungan harmonis, tidak boleh juga didekati.10

Page 13: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

25

D. Kebebasan Beragama

Tidak ada paksaan dalam beragama; Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.

-Q.S. Al-Baqarah (2): 256-

Tafsir

Al-Zamakhsyari >: [Tidak ada paksaan dalam agama], maksudnya: Allah tidak memberlakukan persoalan keimanan dalam bentuk pemaksaan. Tetapi (Dia membiarkannya) dalam bentuk kemungkinan-kemungkinan (untuk menentukan) pilihan. Seperti firman Allah: [Andai sekiranya Tuhanmu ingin, tentulah semua yang ada di bumi akan beriman, apakah kamu (Muhammad) (berniat) untuk memaksakan manusia agar mau beriman?!](Q.S. Yu>nus: 99), maksudnya: Andai sekiranya (Tuhan) mau, Dia akan memaksa manusia untuk beriman, tetapi Dia tidak melakukan itu, dan mendasarkan persoalan keimanan itu menjadi suatu pilihan.11

26

Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka siapapun yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman,

dan siapapun yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".

-Q.S. Al-Kahfi (18): 29-

Tafsir

Al-Zamakhsyari>: Kebenaran telah tiba dan penyakit-penyakit (yang mencelakai) telah berlalu, tiada yang tersisa melainkan pilihan dan keinginanmu sendiri untuk menempuh jalan keberhasilan atau jalan kehancuran. (Redaksi ayat tersebut) muncul dalam bentuk amr (perintah) dan takhyi>r (pilihan), sebab ketika hasrat untuk memilih di antara kedua-duanya (baca: Iman atau ingkar) menjadi suatu hal yang “mungkin”, maka seolah-olah orang yang punya pilihan tersebut diperintahkan untuk memilih antara dua pilihan jalan sulit dan mendaki.12

Page 14: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

27

Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

-Q.S. Al-Ka >firu>n (109): 6-

Tafsir

Al-Ra>zi >: Untukmu agamamu bukan untuk yang lain dan untukku agamaku bukan (juga) untuk yang lain. Hal ini seperti yang diisyaratkan oleh ayat: [Manusia tidak akan mendapatkan balasan, kecuali (dari) apa yang telah dilakukannya], dan ayat: [Seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain] maksudnya {: ‘‘Aku (Muhammad saw.) diperintahkan untuk menyampai--kan wahyu, dan kamu semua diperintahkan mentaati dan menerimanya. Aku tidak melakukan apa yang tidak diperintahkan, tidak menjadi tanggung jawabku. Balasan buruk (hanya diberikan) bagi keingkaranmu. Oleh karena itu saya tidak merasa rugi sedikitpun (dengan keingkaran itu)’’.13

28

Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Lantas apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-

orang yang beriman semuanya?

-Q.S. Yu>nus (10): 99-

Tafsir

Al-T {abari >: Rasulullah saw. sangat berambisi agar semua orang beriman dan mentaatinya dalam petunjuk. Lantas Allah memberitahu: Bahwasanya tidak beriman (salah seorang) dari kaumnya, kecuali kebahagian telah digariskan bagi orang tersebut pada ketentuan awal, dan tidak pula seseorang menjadi sesat, kecuali Allah telah menggariskan baginya kesengsaraan pada ketentuan awal (yang sama).14

Page 15: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

29

E. Dialog Lintas Iman

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka

dengan cara yang baik. -Q.S. Al-Nah}l (16): 125-

Tafsir

Al-Qurt }ubi >: Ayat ini diturunkan di Mekah, saat (umat Islam hidup) damai dengan kaum Quraysy. Allah memerintahkan Muhammad saw untuk mengajak kaum Quraysy kepada agama dan ajaran Allah dengan penuh kelembutan, tidak dengan kekerasan dan (apalagi) kekejaman. Sejatinya beginilah cara umat Islam (berdakwah) sampai hari kiamat nanti.15

30

F. Titik Temu Agama-Agama

Katakanlah: "Hai ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimah sawa' antara kami dan kamu, bahwa tidak kita

beribadah kecuali kepada Allah dan kita tidak persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita

menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan-tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada

mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang- orang yang berserah diri (kepada Allah)".

-Q.S. Ali Imran (3): 64-

Tafsir

Al-T {abari >: [Katakanlah] Wahai Muhammad kepada Ahl al-Kita >b, yaitu penganut kitab Taurat dan Injil: [Marilah] ayolah [kepada suatu kalimah sawa'], yaitu ungkapan

Page 16: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

31

kesetaraan/kesamaan antara kami dan kalian. Ungkapan kesetaraan/kesamaan itu adalah kita (bersama-sama) mengesakan Allah, dan tidak beribadah kepada selain-Nya, serta berlepas diri dari segala tumpuan ibadah selain-Nya, sehingga kita tidak menyekutukan-Nya dengan apapun. Firman Allah: [Tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan-tuhan], kita tidak beragama dengan cara mematuhi sebagian dari kita terhadap sebagian yang lain untuk berbuat maksiat kepada Allah, dan mengagung-agungkannya dengan bersujud kepadanya, seperti halnya sujud kita kepada Allah. [Jika mereka berpaling], maksudnya: Jika mereka tidak peduli dengan apa yang engkau (Muhammad) dakwahkan yaitu berupa ungkapan kesetaraan/ kesamaan yang Aku (Allah) perintahkan itu, [maka katakanlah] wahai orang-orang yang beriman kepada mereka yang tidak peduli itu: [Saksikanlah, bahwa kami

adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)].16

G. Allah adalah Tuhan Segala Agama

32

Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; Tiada tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah

lagi Maha Penyayang.

-Q.S. al-Baqarah (2): 163-

Tafsir

Al-T {abari >: [Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa] yang berhak engkau patuhi dan (yang akan) menerima ibadahmu wahai manusia. Satu sembahan, Tuhan yang Esa. Janganlah kalian menyembah selain Dia, serta jangan pula mempersekutukan-Nya dengan yang lain. Karena siapapun yang engkau persekutukan dengan-Nya dalam ibadah, (sebenarnya) itu adalah makhluk sepertimu, (karena) Tuhan itu Maha Esa. Tiada yang seperti dan setara dengan Dia.17

Page 17: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

33

Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Esa, dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.

-Q.S. al-Ankabut (29): 46-

Tafsir

Nawawi > al-Ja>wi >: [Tuhan kami (umat Islam) dan Tuhanmu (Ahli Kitab: Yahudi dan Kristen) adalah Esa, tiada sekutu bagi-Nya dalam hal penyembahan, [dan hanya kepada-Nya kami berserah diri] yaitu: mentaati-Nya, bukan kepada selain-Nya.18

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah".

Lantas bagaimana mungkin mereka masih berpaling?.

-Q.S. al-Zukhruf (43): 87-

34

Tafsir

Al-T {abari >: (Maksudnya): Jika kamu tanyakan wahai Muhammad sebagian kaummu, yaitu mereka yang musyrik kepada Allah itu tentang siapa yang telah menciptakan mereka. Mereka pasti menjawab: ‘‘Allah yang telah menciptakan kami’’. [Lantas bagaimana mungkin mereka masih berpaling?], maksudnya: Apalagi alasan mereka berpaling untuk beribadah kepada Allah yang telah menciptakan mereka. (Sehingga) mereka menentang hadirnya kebenaran dalam hal ibadah kepada Allah.19

H. Agama yang disukai Allah

Sesungguhnya agama (yang disukai) di sisi Allah hanyalah al-isla>m.

-Q.S. Ali 'Imra >n (3): 19-

Page 18: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

35

Tafsir

Nawawi > al-Ja>wi>: Maka tiada agama yang disukai oleh Tuhan kecuali al-isla>m, yaitu (beragama dengan) mengesakan Tuhan, (dan) tunduk kepada aturan-aturan mulia yang dibawa oleh para rasul as.20

Al-Zamakhsyari >: Sudah diberitahukan bahwa (makna) al-isla>m adalah keadilan dan ketauhidan. Itulah agama (yang diridhai) di sisi Allah. Selain keadilan dan ketauhidan, tiada berarti apa-apa di sisi Allah.21

I. Hanya Allah yang berhak menghakimi perbedaan keyakinan/agama

36

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang memberikan keputusan di antara mereka pada hari kiamat tentang apa yang selalu

mereka perselisihkan padanya.

-Q.S. Al-Sajadah (32): 25-

Tafsir

Nawawi > al-Ja>wi>: [Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang memberikan keputusan] maksudnya menghakimi [di antara mereka] yaitu antara pelaku bid'ah dan pengikut (kebenaran), seperti halnya menghakimi orang beriman dan orangyang ingkar atau menghakimi orang yang menyimpang pada umat tertentu, ataupun umat-umat yang lain [pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka perselisihkan padanya], yaitu persoalan keagamaan.22

Page 19: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

37

ayat-ayat liberalisme AGAMA

A. Kesetaraan Gender

1. Kenabian Maryam

Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu

dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)".

-Q.S. Al-Ka>firu>n (3): 42-

38

Tafsir

Ibn 'At }iyyah al-Andalusi >: Sebagaian orang mengatakan bahwa Maryam adalah seorang Nabi Perempuan. Ibn Ishaq berkata: Malaikat (datang) menghadap Maryam, lalu mengatakan: [Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu]. Hal itu didengar oleh Zakariya> (as.) dan berkata: Maryam telah mengalami peristiwa yang luar biasa. (Dengan begitu) Maryam menjadi seorang Nabi adalah karena malaikat telah berbicara kepadanya. (Tetapi) orang awam mengatakan tidak ada Nabi perempuan.23

Al-Qurt }ubi >: Pendapat yang sahih adalah bahwa Maryam adalah seorang Nabi, karena Allah ta'ala telah memberi wahyu kepadanya ‘‘via’’ malaikat, sebagaimana Allah (juga) telah memberi wahyu kepada para Nabi, seperti (uraian) terdahulu.24

Page 20: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

39

(16) Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Alquran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah Timur. (17) Maka ia membuat pembatas dari mereka;

lalu Kami mengutus ruh Kami [Jibril] kepadanya, Maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang

sempurna. (18) Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa". (19) Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu,

untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci".

-Q.S. Maryam (19): 16-19-

40

Tafsir

Abu > H {ayya>n al-Andalusi >: Dengan dinyatakannya secara eksplisit (pada ayat ini) bahwa Maryam bertemu dengan utusan Allah (Malaikat) dan berbicara kepadanya, menunjukkan bahwa dia (Maryam) adalah seorang Nabi.25

2. Puncak Kepemimpinan Politik di Tangan Perempuan

Sesungguhnya aku (Hudhud) menjumpai seorang perempuan yang memerintah mereka (Rakyat Saba'), dan dia dianugerahi

segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang agung.

-Q.S. al-Naml (27): 23-

Page 21: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

41

Tafsir

Al-Ra>zi>: Perempuan tersebut adalah Bilqi >s, putri Syara>h}i >l. Ayahnya adalah seorang Raja seluruh wilayah Yaman. Bilqis dan rakyatnya menganut agama Majusi, yaitu penyembah matahari. Bilqi >s memiliki segala hal yang berkaitan dengan dunia, dan (di antaranya) singgasana kerajaan yang agung.26

B. Nikah Lintas Agama

Dan (dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan

wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang- 42

orang yang diberi al-Kita>b, (yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani) sebelum kamu, bila kamu telah membayar imbalan

(yakni mas kawin) mereka, (yakni telah melangsungkan akad nikah secara sah, pembayaran) dengan maksud memelihara kesucian (diri kamu, yakni menikahi sesuai dengan tuntunan

Allah), tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya (pasangan-pasangan yang

dirahasiakan) gundik-gundik.27

-Q.S. Al-Ma >'idah (5): 5-

Tafsir

M. Quraish Shihab:

Berbeda-beda pendapat ulama tentang cakupan makna allaz\i>na u>tu > al-kita>b. Setelah para ulama sepakat bahwa paling tidak mereka adalah penganut agama Yahudi dan Nasrani, mereka kemudian berbeda pendapat apakah penganut agama itu adalah generasi masa lalu dan keturunan saja, atau termasuk para penganut kedua itu hingga kini, baik leluhurnya telak memeluknya maupun yang baru memeluknya. Ada yang yang menolak menamai penganut Yahudi dan Nasrani dewasa ini sebagai Ahl al-Kita>b. Kalau pendapat ini mempersempit pengertian Ahl al-Kita >b, bahkan meniadakan wujudnya dewasa ini, maka ada lagi ulama yang memperluas maknanya, sehingga

Page 22: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

43

memasukkan dalam pengertian u>tu > al-kita>b, semua penganut agama yang memiliki kitab suci hingga dewasa ini.28

C. Hukum Poligami

Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil ter-hadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu

mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Lantas jika

kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Demikian

itu adalahlebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

-Q.S. Al-Nisa >' (4): 3-

44

Tafsir

Muh {ammad 'Abduh: Di masa-masa awal Islam, poligami mempunyai beberapa manfaat, salah satu yang terpenting yaitu dapat menyambung hubungan nasab dan per-kawinan yang bisa memperat kesukuan, serta tidak menimbulkan mudarat misalnya dalam persoalan harta, seperti yang terjadi masa sekarang ini. Hal itu disebabkan karena agama sudah terpatri dalam jiwa para isteri dan suami. Adapun hari ini, kemudaratan ada pada sang anak, orangtua, serta seluruh kaum kerabatnya, yaitu Munculnya rasa permusuhan dan amarah yang bisa membahayakan (keluarga). Kemudaratan bagi sang anak karena rasa permusuhan dari saudara-saudaranya. Kemudaratan bagi suami, karena menzalimi hak-hak anak dari isteri yang lain. Dengan kepura-puraan, sang suami bisa menjadi lebih “penurut” kepada isteri yang paling disayanginya. Sampai akhirnya muncullah kemudaratan di seluruh anggota keluarga. Jika Anda (pembaca) ingin lebih rinci lagi bencana-bencana dan bahaya-bahaya yang

Page 23: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

45

diakibatkan dari praktek poligami, saya akan sebutkan (hal-hal) yang membuat merinding bulu roma orang mukmin, seperti: Pencurian, perzinaan, pembo-hongan, kemunafikan, bahkan pembunuhan. Sehingga anak (bisa) membunuh ayahnya, ayah membunuh anaknya, isteri membunuh suaminya, dan suami membunuh isteri. Setelah Anda (pembaca) saksikan dan dengarkan (segala hal tentang efek poligami), maka tidak ada jalan untuk "mendidik umat" dengan cara mengkampanyekan poligami. Para ulama wajib memperhatikan kembali masalah ini dengan seksama. (Karena) para ulama itulah yang punya wewenang menetapkan suatu hukum atas nama mazhabnya. Mereka tidak mengingkari bahwa agama diturunkan demi kemaslahatan dan kebaikan manusia. Salah satu prinsip dasar agama adalah mencegah kemudaratan bagi orang lain dan diri sendiri. Suatu keharusan yang tidak diragukan lagi untuk merubah hukum (dari masa awal Islam) dan penerapannya di masa sekarang ini, yaitu berdasarkan kaidah: ‘‘Pencegahan bahaya lebih utama ketimbang pencapaian manfaat’’. Oleh karena itu, dapatlah diketahui secara pasti bahwa poligami adalah haram, saat tidak berlaku adil.29

46

D. Ucapan Selamat Natal dalam Alquran

Dan salam sejahtera (semoga dicurahkan) kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku

dibangkitkan hidup kembali.

-Q.S. Maryam (19): 33-

Tafsir

Nawawi >al-Ja>wi >: [Dan salam sejahtera (semoga dicurahkan) kepadaku], yaitu berupa ketenteraman dari Allah kepadaku (Isa). [Pada hari aku dilahirkan], yaitu saat aku dilahirkan (merasa tentram) dari celaan setan. [Pada hari aku meninggal], yaitu saat aku telah wafat (merasa tentram) dari jepitan kubur. [Pada hari aku

dibangkitkan] dari kubur [hidup kembali].30

Page 24: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

47

E. Menjawab Salam dari Non-Muslim

Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu

dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang

serupa). Sesungguhnya Allah memper- hitungankan segala sesuatu.

-Q.S. Al-Nisa' (04): 86-

Tafsir

Nawawi >al-Ja>wi >: Sebagian ulama mentolerir dalam hal memulai mengucapkan salam kepada ahli Kitab (baca: Yahudi dan Kristen) jika dibutuhkan. Apabila ahli kitab mengucapkan salam kepada kita, maka menurut mayoritas ulama: Sepantasnya dijawab dengan: Wa'alayka. Persoalan selanjutnya di sini adalah: Jika kita menjawab dengan: Wa'alaykum al-sala >m, apakah boleh menambahnya dengan: Warah {ma-tulla >h?.

48

H {asan al-Bas}ri > berpendapat: ‘‘Boleh menjawab salam orang non muslim dengan: Wa'alaykum al-sala >m, namun tidak boleh ditambahi: Warah {matulla >h, karena ungkapan itu adalah permintaan ampun kepada Allah’’. Diriwayatkan dari dari al-Sya'bi >, bahwa ia pernah menjawab salam umat Kristiani dengan: Wa'alaykum al-sala >m wa rah {matulla >h. Orangpun bertanya hal itu kepadanya, lantas dijawab: ‘‘Bukankah karena rahmat Allah mereka hidup sekarang?’’.31

F. Reinterpretasi makna "al-isla >m"

1. Keesaan Allah dan Penyerahan Diri

Siapapun yang mencari selain al-isla>m sebagai agama, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di

akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

-Q.S. Ali 'Imra >n (3): 85-

Page 25: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

49

Tafsir

Al-Zamakhsyari >: [Siapapun yang mencari selain al-isla>m] yaitu: Keesaan Tuhan dan penyerahan diri kepada Allah ta'ala [sebagai agama, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi], termasuk (golongan) orang-orang yang merugi secara mutlak tanpa batasan, karena penjelasan tentang ini sudah begitu tersebar (pada ayat Alquran lainnya).32

2. Nama bagi Semua Syariat

M. Quraish Shihab: Islam yang dimaksud ayat ini, mencakup semua syari'at yang dibawa oleh para nabi dan rasul. Karena itu pula di>n/agama tidak mungkin dibatalkan, tetapi syariat yang datang sesudah syariat terdahulu dapat membatalkan syariat yang datang sebelumnya.33

50

Catatan: 1 Lihat Abu> Ja'far Muh}ammad bin Jari>r al-T}abari>, Tafsi>r al-T{abari>:

Ja>mi' al-Baya>n 'an Ta'wi>l Ayy al-Qur'a>n, juz III (Cet. I; Kairo: Da >r al-H {ajr, 2001), h. 75.

2 Lihat ibid., juz VIII, h. 222, 223. 3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian

Al-Qur'an Surah al-Ma'idah, vol. 3 (Cet. X; Jakarta: Lentera Hati, 2008), h. 43.

4 Lihat Muh}ammad al-Ra >zi> Fakhr al-Di>n Ibn D {iya >' al-Di>n 'Umar (selanjutnya ditulis al-Ra>zi>), Tafsi>r al-Fakhr al-Ra>zi>, juz IX (Cet. I; Beirut: Da >r al-Fikr, 1981), h.68.

5 Lihat Muh}ammad bin 'Umar Nawawi> al-Ja >wi>, Mara >h} Labi>d li Kasf Ma'na > al-Qur'a>n al-Maji>d, jilid II (Cet. III; Beirut: Da>r al-Kutub al-'Ilmiyyah, 2006), h. 251.

6 Shihab, Tafsir Al-Mishbah, vol. 3, h. 82. 7 Ibid., h. 115, 116. 8 Hamka, Tafsir Al Azhar, juzu' I (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982),

h. 214. 9 Lihat al-Ja >wi>, Mara >h} Labi>d, juz II, h. 518. 10 Lihat Shihab, Tafsir Al-Mishbah, vol. 3, h. 125. 11 Lihat Abu> al-Qa >sim Mah}mu>d bin 'Umar al-Zamakhsyari>, al-Kasysya>f,

juz I (Cet. I; Riyad: Maktabah al-'Abikan, 1998), h. 487. 12 Lihat al-Zamakhsyari>, al-Kasysya>f, juz III, h. 583. 13 Lihat al-Ra >zi>, Tafsi>r al-Fakhr al-Ra>zi>, juz XXXII, h. 148. 14 Lihat al-T}abari>, Tafsi>r al-T{abari>, juz XII, h. 298. 15 Lihat Abu> 'Abdilla >h Muh}ammad bin Ah}mad bin Abi> Bakr al-Qurt }ubi>,

al-Ja>mi' li Ah}ka >m al-Qur'a>n, juz XII (Cet. I; Beirut: Muassasah al-Risa >lah, 2006), h. 461.

16 Lihat al-T}abari>, Tafsi>r al-T{abari>, juz V, h. 473-474. 17 Lihat ibid., juz II, h. 745. 18 Lihat Nawawi>, Mara >h} Labi>d, jilid II, h. 219.

Page 26: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

51

19 Lihat al-T}abari>, Tafsi>r al-T{abari>, juz XX, h. 663. 20 Lihat Muh}ammad Nawawi>, Mara >h} Labi>d li Kasf Ma'na Qur'a>n Maji >d,

juz I (Cet. I; t.t.: al-Mat }ba'ah al-Us \ma >niyyah, 1367 H), h. 83. 21 Lihat al-Zamakhsyari>, al-Kasysya>f, juz I, h. 537. 22 Lihat al-Ja >wi>, Mara >h} Labi>d, jilid II, h. 244. 23 Lihat Abu> Muh}ammad 'Abd al-H {aqq bin Ga >lib bin 'At }iyyah al-

Andalusi>, al-Muh }arrar al-Waji>z fi Tafsi>r Kita>b al-'Azi>z, juz I (Cet. I; Beirut: Da >r al-Kutub al-'Ilmiyyah, 2001), h. 434.

24 Lihat al-Qurt }ubi>, al-Ja>mi' li Ah}ka >m al-Qur'a>n, juz V, h. 127. 25 Lihat Abu> H {ayya >n al-Andalusi>, Tafsi>r al-Bah}r al-Muh }i>t }, juz VI (Cet. I;

Beirut: Da >r al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1993), h. 170. 26 Lihat al-Ra >zi>, Tafsi>r al-Fakhr al-Ra>zi>, juz XXIV, h. 190. 27 Terjemahan ayat dikutip dari Shihab, Tafsir Al-Mishbah, vol. 3, h. 29. 28 Shihab, Tafsir Al-Mishbah, vol. 3, h. 30. Pendapat yang terkesan

"mempersempit" di atas diwakili oleh mazhab al-Sya>fi>', sedangkan pendapat yang "memperluas", di anut oleh mazhab-mazhab selain al-Sya >fi'i>, demikian menurut Nawawi al-Jawi. Lihat al-Ja >wi>, Mara >h} Labi>d, jilid I, h. 253.

29 Lihat Muh}ammad Rasyi >d Rid}a >, Tafsi>r al-Ma >nar, juz IV (Cet. III; Mesir: Da >r al-Ma >nar, 1367 H), h. 370.

30 Lihat Nawawi>, Mara >h} Labi>d, jilid II, h. 9. 31 Lihat ibid., jilid I, h. 215. 32 Lihat al-Zamakhsyari>, al-Kasysya>f, juz I, h. 578. 33 Shihab, Tafsir Al-Mishbah, vol. 3, h. 114.

52

Page 27: Ayat ayat sekularisme, pluralisme dan liberalisme agama

53

Daftar Pustaka

al-Andalusi>, Abu> H{ayya>n. Tafsi>r al-Bah }r al-Muh }i>t }, Juz VI. Cet. I; Beirut: Da >r al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1993.

al-Andalusi>, Abu> Muh}ammad 'Abd al-H{aqq bin Ga>lib bin 'At }iyyah. Al-Muh }arrar al-Waji>z fi Tafsi>r Kita >b al-'Azi>z. Juz I. Cet. I; Beirut: Da>r al-Kutub al-'Ilmiyyah, 2001.

Hamka, Tafsir Al Azhar, Juzu' I. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982.

al-Ja>wi>, Muh}ammad bin 'Umar Nawawi>. Mara >h } Labi>d li Kasf Ma'na > al-Qur'a >n al-Maji>d. Jilid II. Cet. III; Beirut: Da>r al-Kutub al-'Ilmiyyah, 2006.

al-Qurt }ubi>, Abu> 'Abdilla>h Muh}ammad bin Ah}mad bin Abi> Bakr. Al-Ja >mi' li Ah }ka >m al-Qur'a >n. Juz XII. Cet. I; Beirut: Muassasah al-Risa>lah, 2006.

Rid}a>, Muh}ammad Rasyi>d. Tafsi>r al-Ma >nar. Juz IV. Cet. III; Mesir: Da>r al-Ma>nar, 1367 H.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an Surah al-Ma'idah. Vol. 3. Cet. X; Jakarta: Lentera Hati, 2008.

54

al-T}abari>, Abu> Ja'far Muh}ammad bin Jari>r. Tafsi>r al-

T{abari>: Ja >mi' al-Baya >n 'an Ta'wi>l Ayy al-Qur'a >n. Juz III. Cet. I; Kairo: Da >r al-H{ajr, 2001.

'Umar, Muh}ammad al-Ra>zi> Fakhr al-Di>n Ibn D{iya>' al-Di>n. Tafsi>r al-Fakhr al-Ra >zi>. Juz IX. Cet. I; Beirut: Da>r al-Fikr, 1981.

al-Zamakhsyari>, Abu> al-Qa>sim Mah}mu>d bin 'Umar. Al-Kasysya >f. Juz I. Cet. I; Riyad: Maktabah al-'Abikan, 1998.