Makalah Learning in Clinical Setting Konservasi Gigi
-
Upload
ikramullah-mahmuddin -
Category
Documents
-
view
372 -
download
11
description
Transcript of Makalah Learning in Clinical Setting Konservasi Gigi
KETERAMPILAN BELAJAR(BLOK 1)
Modul 2PEMBELAJARAN PADA SUASANA KLINIK (LEARNING
IN CLLINICAL SETTING)
KELOMPOK 6
ANDI HUSNUL HASANAH J11112259
RENNY INDRIJANI Z. J11112260
LISA J11112261
FLORENSIA WODA SEKU ERO J11112262
ANUGERAH RAMADHANI J11112263
CISILIA SEPTIANY J11112264
NAUFAL MOWANDY J11112265
DWI FITRAH ARIANI J11112266
SITI MUTMAINNAH S. J11112267
AMALIA NUR SYAHBANI J11112268
IKRAMULLAH MAHMUDDIN J11112269
PUNGGAWA GAUK KARIM J11112271
| Kelompok VI 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah blok 1, modul 1dengan judul “Learning Clinical Setting” di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
Terima kasih disampaikan kepada Bapak drg. Eddy Heriyanto Habar, Sp.Ort dan DR.drg. Bahruddin Thalib, M.Kes yang telah menyusun modul problem based learning (PBL) pada blok 1/modul 1. Dan tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada drg. Juni Jekti Nugroho sebagai tutor kami yang senantiasa menemani dan memberikan nilai selama kunjungan klinik yang kami lakukan ke RSGM Kande yang bernuansa student center lerning (SCL). Dan juga teman-teman yang memberikan dukungan berupa partisipasi dalam penyusunan makalah.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat dan berguna bagi kehidupan masyarakat.
Makassar, 17 Septemmber 2012
| Kelompok VI 2
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................................... i
Daftar isi................................................................................................................................... ii
Pendahuluan ............................................................................................................................. 1
Pembahasan .............................................................................................................................. 3
Kesimpulan ...............................................................................................................................10
Daftar Pustaka
| Kelompok VI 3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran pada suasana lab adalah tahap awal pengenalan kepada mahasiswa agar
mahasiswa lebih awal dalam mengenal beberapa lab/bagian yang ada pada rumah sakit gigi dan
mulut Universisatas Hasanuddin. Fakultas kedokteran gigi secara garis besar memiliki dua
tahapan studi yakni preklinik dan klinik atau profesi.
Tahapan preklinik dapat ditempuh mahasiswa kurang lebih selama 3-3,5 tahun, sedang
klinik dapat ditempuh kurang lebih 1,5-2 tahun. Untuk proses klinik bukanlah kendala utama
yang dilihat bagi mahasiswa kedokteran gigi, karena tiap tahunnya mahasiswa yang diwisuda
untuk gelar serjana kedokrteran gigi cukup banyak, justru yang menjadi kendala adalah pada
tahap klinik karena rasio mahasiswa yang diwisuda atau dihasilkan pada tahap ini tidak
sebanding dengan mahasiswa yang masuk.
Oleh karena itu pembelajaran pada suasana lab ini mampu mengenalkan kepada
mahasiswa lebih awal mengenai apa saja yang harus dilakukan pada saat masuk di tahap profesi
dan terlebih dapat memotivasi mahasiswa dalam menyelesaikan gelar sarjana kedokterannya
giginya secepat mungkin sehingga mampu untuk mengimplementasikan ilmu kedokteran giginya
secara nyata.
Dalam makalah yang kami susun ini membahas lebih khusus pada bagian konservasi
gigi.
Konservasi gigi sendiri merupakan cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari
tentang diagnosa, prognosa dan terapi penyakit pada jaringan lunak dan kerusakan pada jaringan
keras gigi .
Tujuan konservasi gigi sendiri untuk mempertahankan gigi alamiah sehingga selama
mungkin gigi dapat terpelihara di dalam mulut kita. Menilik seputar ini terdiri atas 3 bagian
kiariologi ( preventif, diagnosis, dan terapi karies gigi ), endodontik( diagnosis dan terapi
penyakit atau cedera pada jaringan saraf gigi dan jaringan periopikal ), dan teknologi restorasi
( mengembalikan bentuk gigi yang mengalami kerusakan kebentuk alamiahnya. Mengenai
laboraturiumnya scara mendalam akan kita bahas selanjutanya beserta SOP (Standar Operasional
Prosedur) dan contoh kasus yang sering ditangani beserta juga apa kendala yang sering terjadi.
| Kelompok VI 4
B. Pembahasan Topik
Menjelaskan bagian konservasi gigi dan tujuannya
Konsep pembelajaran di klinik bagian konservasi gigi
Menjelaskan komponen SDM dibagian konservasi gigi
Kasus-kasus yang sering ditangani dibagian konservasi gigi
Standard operational procedure dalam penanganan kasus yang terjadi
Alat dan bahan yang digunakan dalam penanganan kasus
Kesalahan prosedur yang sering terjadi dalam penanganan kasus
| Kelompok VI 5
PEMBAHASAN
Konservasi Gigi
Ilmu konservasi gigi adalah ilmu yang paling tertua di bidang Kedokteran Gigi yang
berkembang sejak abad ke-18 sebagai sebuah solusi bagi masyarakat yang mengalami kerusakan
gigi dan memeprtahankan gigi mereka selama mungkin di dalam mulut. Ilmu konservasi gigi
merupakan cabang ilmu Kedokteran Gigi yang mempelajari tentang cara menanggulangi
kelainan (penyakit) jaringan keras gigi, pulpa dan periapical untuk mempertahankan gigi di
dalam mulut melalui restorasi dan perawatan endodontic baik secara konvensional maupun
bedah. Ilmu ini bertujuan utuk melakukan perawatan gigi serta mempertahankan gigi selama
mungkin di dalam mulut agar estetik dan fungsi kunyah kembali normal (J.D. Eccles dan R.M.
Green, 1994).
Dalam mempelajari ilmu Konservasi Gigi, dikenal dua macam restorasi yaitu direct
restoration dan indirect restoration. Direct restoration adalah restorasi gigi yang dilakukan
langsung di dalam mulut penderita. Sedangkan indirect restoration adalah restorassi yang dibuat
di luar mulut penderita (J.D. Eccles dan R.M. Green, 1994).
Tujuan dari konservasi gigi ini adalah sebisa mungkin mempertahankan dan
mengembalikan fungsi normal gigi. Perawatan yang biasa dilakukan adalah penambalan,
perawatan saluran akar/endodontic (gigi yang sakit berdenyut ataupun berlubang besar), dan
estetik (pemutihan dan memperbaiki bentuk gigi). (Ardyan Gilang Rahmadhan, 2010)
| Kelompok VI 6
Konsep pembelajaran di klinik bagian konservasi gigi
Konsep belajar di klinik Konsep belajar di klinik memiliiki sistem atau konsep belajar secara otodidak (belajar sendiri) secara langsung melalui pengamatan langsung dengan memiliki pembekalan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang ilmu kedokteran gigi.
Pembagian kasus di bagian konservasi gigiPembagian kasus yang ada di bagian konservasi gigi memiliki jumlah yang sangat banyak. Contoh beberapa kasus yang ada di bagian konservasi gigi ialah tambalan untuk kelas 1,2,4, dan 5 , perawatan saluran akar gigi, pembuatan mahkota pasak, dan lain-lain. Semua kasus yang diberikan ke mahasiswa profesi tersebut harus selesai selama waktu yang telah ditentukan.
ResponseMahasiswa profesi belum diperkenankan mengerjakan masalah pasien sebelum direspon oleh dosen pembimbing atau sebelum mahasiswa profesi menjawab pertanyaan respon dengan benar. Jika mahasiswa profesi berhasil menjawab respon dengan benar maka baru diperkenankan mengerjakan pasien.
Cluster yang adaCluster khusus untuk bagian konservasi berpasangan dengan bagian prostodonsi (konservasi-prostodonsi). Total cluster konservasi-prostodonsi ialah 22 minggu, dalam 22 minggu tersebut mahasiswa profesi bebas berkegiatan di 2 bagian yang berbeda dalam waktu yang sama. Satu-satunya bagian yang non-cluster ialah orthodonsi dan biasanya bergerak siang hari. Tujuan diadakannya pembagian cluster untuk menjadwal pembagian waktu tiap bagian agar dapat mengoptimalkan waktu bagi mahasiswa profesi di tiap bidang yang dihadapi.
Jadwal jurnal readingJadwal jurnal reading wajib ada tiap bagian. Pada saat masuk minggu ke-3 mahasiswa profesi sudah harus berhasil mendapatkan judul yang akan menjadi judul jurnal reading. Syarat judul jurnal reading adalah kasus yang tidak sering berulang muncul dan minimal 3 tahun terakhir. Jurnal reading hanya benar-benar mentranslate,setelah ditranslate siap diserahkan pada dosen untuk di acc. Setelah itu, presentase jurnal reading ada di minggu ke-8
| Kelompok VI 7
KOMPONEN SDM DI RSGM DAN PERANNYA
a.Komponen SDM di RSGM
komponen sumber daya manusia yang ada di rsgm yaitu :
-Dokter
-Mahasiswa profesi(dokter muda)
-Pegawai rumah sakit
-Perawat
*Dokter
Ada 11 dokter yang menangani masalah Konservasi Gigi yaitu:
Ketua: drg.Nurhayati Natsir .,Ph.D
Sekretaris:Dr.Med.Dent.Rehatta Yongki
Lektor Kepala:Dr.drg.A.Sumidarti.M.Kes
drg.hj.vero Harsinen
drg.Nurhayati Natsir.,Ph.D,
drg.Maria Tanumihardja,MDSc
Lektor: drg.Ardo Sabir,M.Kes
drg.Med.Dent.Rehatta Yongki
drg.Juni Jekti Nugroho,Sp.KG
drg.Aries Chandra Trilaksana,Sp.KG
drg.Hafsah,M.Kes
| Kelompok VI 8
Asisten ahli: drg.Christine Anastasia Rovani,Sp.KG
Belum ada guru besar,ada 4 yang bergelar doctor,3 orang yang sudah mengambil spesialisasi
konservasi gigi lalu selebihnya bergelar S2 sementara itu ada 5 dokter yang sedang studi untung
mengambil gelar doctoral dan ada 2 dokter yang sedang mengambil spesialisasi.
KASUS-KASUS YANG DITANGANI OLEH BAGIAN KONSERVASI
a. Pulpitis
Pulpitis adalah peradangan yang menimbulkan rasa nyeri. Pulpa adalah bagian yang
paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah. Penyebab pulpitis yang paling
sering ditemukan adalah pembusukan gigi, penyebab kedua adalah cedera. Pulpa
terbungkus dalam dinding yang keras sehingga tidak memiliki ruang yang cukup untuk
membengkak ketika terjadi peradangan. Yang terjadi hanyalah peningkatan tekanan
dalam gigi.
b. Gangren Pulpa
Gangren Pulpa Adalah keadaan gigi dimana jaringan pulpa sudah mati sebagai sistem
pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang
rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa
yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang
masih hidup. Proses terjadinya gangrene pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis
adalah suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan cementum) oleh aktivitas sel
jasad renik (mikro-organisme) dalam dental plak. Jadi proses karies hanya dapat
terbentuk apabila terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktor-faktor
tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu.
Perjalanan gangrene pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies
superfisialis), dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1mm. Selanjutnya proses
berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang
spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan
| Kelompok VI 9
segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi
karies pada pulpa yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih
dari 1mm. pada pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh
darah, dan pempuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies
berlanjut dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan
menyebabkan terjadinya gangren pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi
terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut
tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman.
c. Karies
Karies gigi adalah proses penghancuran atau pelunakan dari email maupun dentin. Proses
pelunakan tersebut lebih cepat pada bagian dentin daripada email. Proses tersebut
berlangsung terus sampai jaringan di bawahnya dan ini adalah awal pembentukan
“lubang” pada gigi. Orang awam membagi gigi menjadi “gigi yang berlubang” dan “yang
tidak berlubang”. Pembagian ini sesungguhnya kurang tepat. Beberapa karies yang
belum menembus email sering dibiarkan tak dirawat, khususnya jika proses tersebut
terhenti.
d. Iritasi Pulpa
Lesi pada email atau sementum, belum menimbulkan patologis pada pulpa, belum
menimbulkan perubahan histologist gigi. Pengobatan : penambalan / konservasi sebagai
usaha mempertahankan gigiselama mungkin didalam rongga mulut. Subjektif : ngilu
waktu makan/minum asam/manis.
e. Fraktur Mahkota
Berbagai jenis trauma dapat menyebabkan gigi mengalami suatu fraktur. Fraktur akibat
benturan dari luar adalah penyebab yang paling sering terjadi. Keparahan fraktur bisa
hanya sekedar retak saja, pecahnya tonjol, smapai pada lepasnya gigi yang tidak bisa
diselamatkan lagi.
f. Gigi yang berubah warna
| Kelompok VI 10
Menurut Walton dan Torabinejab (1996) perubahan warna dapat terjadi pada saat atau
setelah terbentuknya email dan dentin. Penyebab perubahan warna gigi dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu karena noda alamiah dan pewarnaan iatrogenik. Perubahan
warna gigi disebabkan oleh sejumlah noda pada permukaan gigi setelah gigi erupsi. Noda
alamiah mungkin berada pada permukaan atau berikatan di dalam struktur gigi, kadang-
kadang diakibatkan defek email atau karena cedera trauma.
| Kelompok VI 11
Standard Operational Procedure (SOP)
Berdasarkan hasil dari pakar, yaitu drg. Juni Jekti Nugroho, Sp.KG, Standard Operational
Procedure yang dilakukan mahasiswa profesi dalam salah satu contoh kasus, yaitu restorasi
amalgam kelas 1 sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat/unit
2. Pasien didudukkan
3. Menuliskan status pasien
4. Melapor kepada dosen pembimbing
5. Setelah di-ACC oleh dosen pembimbing, mahasiswa profesi dapat mulai melakukan
tahap-tahap dalam restorasi.
6. Ekskavasi, yaitu pengangkutan jaringan mati.
7. Preparasi
8. Setelah itu melapor kepada dosen pembimbing untuk diperlihatkan hasilnya.
9. Setelah dosen pembimbing memberikan ACC, maka mahasiswa mengaplikasikan
semen base pada pasien.
10. Setelah itu kembali melapor kepada dosen pembimbing.
11. Setelah dosen pembimbing memberikan ACC, maka mahasiswa membuat tambalan
pada gigi pasien.
Standar Oprasional prosedur dalam menangani pasien yang cemas
Banyak pasien gigi yang merasa cemas tetapi mampu mentorelir perwatan dengan cara yang
normal asalkan dokter gigi cukup sabar dan menunjukkan pengertiannya serta menghindari
timbulnya sakit atau pengalaman traumatik. Meskipun demikian, ada sejumlah kecil pasien yang
sangat cemas sehingga menimbulkan masalah bagi dokter gigi dalam memberikan pelayanan
perawatan gigi. Maka tahapan tahapan tindakan yang di perlukan sebagai berikut:
1. Memberi pengertian secara halus agar pasien mau duduk di kursi unit.
2. Melakukan pemeriksaan tanpa instrumen agar pasien tidak merasa paranoid.
3. Menggunakan kaca mulut untuk memeriksa gigi.
4. Menggunakan mangkuk karet lunak untuk memoles gigi.
| Kelompok VI 12
5. Memberikan anastesi lokal pada daerah dimana injeksi dapat dilakukan relative tanpa
rasa sakit, mislanya pada sulkus bukal di balik gigi molar atas.
Alat Dan Bahan yang Digunakan dalam Penanganan Kasus di Bagian Konservasi Gigi
Dari SOP yang menjelaskan penanganan contoh kasus yang menjelaskan contoh kasus yang
telah disebutkan, ada yang termasuk didalamnya berupa penyiapan alat-alat. Dalam pembahasan
ini khusus disajikan instrument alat yang digunakan yaitu penanganan kasus restorasi amalgam
kelas 1.
Diantaranya dijelaskan mulai tahap eskavasi, sampai penambalan yang menggunakan amalgam.
1. Klasifikasi instrumen putar , yaitu
bor-bor gigi
memiliki ujung pemotong dari logam, desainnya bervariasi dan berputar sampai roter
visur dngan multi-bilah (ujung pemotong ganda), instrument-instrumen ini berputar
pada arah yang spesifik ( berlawanan arah jarum jam) , disesuaikan dengan cara bilah
alat-alat pengikis (abrasive)
bentuk instrument kedua adlah alat pengikis. Tidak seperti bor, dril atau router, alat
pengikis dapat berputar dalam dua arah.
Alat-alat pemoles
Walaupun tidak diguanakan sesering yang lain, adalah alat pemoles atau non-abrasif.
Dalam bentuk bubuk seperti pumis atau kompoun poles dapat digunakan pada daerah
kerja dengan sikat pemoles, roda kain basah atau mangkuk karet.
2. Klsifikasi menurut kecepatan
Instrument ini diklasifikasikan berdasarkan/menurut kcepatan. Dalam hal ini diklasifikasikan
henpis lurus doriot
henpis bersudut
| Kelompok VI 13
henpis berkepala kecil dengan bur-bur pendek
3. bur gigi
bur bulat, keunikannya diantara bur-bur yang lain adaalah ditenagai sedemikian
rupa sehingga dapat memtotong pada ujungya dan juga sisi nya.
Bur fisur datar, bor-bor ini memotong email dan deentin dengan baik pada
kecepatan tinggi dan memilki keuntungan yaitu menghasilkan permukaan potong
yang halus.
Bur fisur pemotong silang, bur-bur ini sangat efektif untuk memotong dentin
pada kecepatan rendah.
Bur konus terbalik, bur-bur ini paling efektif untuk menghasilkan under kut pada
preparasi.
Bur elips, bur bulat yang memanjang telah menjadi popular sebagai akibat adanya
kecenderungan kea rah desain kavitas konservatif. Bur-bur ini ditandai dengan
sudut-sudtu dan sisi yang bulat disertai peruncingan yang terbalik.
Bur karbid dnegan 12 bilah, bur-bur ini ditujukan untuk membuat bevel dan
menghaluskan tepi-tepi email.
Bur pengakhir, digunakan untuk menghluskan dan memoles permukaan amalgam
Pemotong khusus, terdiri dari,
bur twist untuk mempreparasi saluran ( lubang lubang pin) pada dentin.
Bur Gates Glidden untuk mempreparasi saluran akar.
4. Bahan tambalan
Selama bertahun-tahun kita hanya kenal bahan tambal logam dan amalgam. Namun, sekarang
telah dikembangkan bahan
tambal sewarna gigi yaitu resin komposit dan semen ionomer kaca dan porselen. Berdasarkan
metode peletakannya, tambalan terbagi dalam dua kategori, yaitu tambalan langsung dan
tambalan tidak langsung. Tambalan langsung adalah tambalan yang diletakkan langsung pada
gigi, prosedur penambalan selesai dalam sekali kunjungan. Termasuk dalam kategori ini adalah
tambalan amalgam, resin komposit, dan semen ionomer kaca. Tambalan tidak langsung adalah
tambalan yang memerlukan dua kali kunjungan atau lebih. Termasuk dalam kategori ini adalah
| Kelompok VI 14
tambalan yang berbentuk inlay, onlay, crown, dan bridge yang terbuat dari campuran logam
emas, porselen, dan resin komposit.
Jenis tambalan yang mana
yang sebaiknya dipilih?
AMALGRAM
Merupakan campuran beberapa logam dengan merkuri. Biasanya disebut tambalan perak karena
warnanya yang menyerupai warna perak. Umumnya digunakan pada gigi belakang. Bahan ini
telah dipakai lebih dari 150 tahun di seluruh dunia. FDA, CDC, atau WHO telah menyatakan
tidak menemukan adanya bukti bahwa amalgam berbahaya untuk kesehatan, hal ini dikarenakan
merkuri yang terkandung dalam tambalan sifatnya terikat dengan logam dan jumlahnya pun
sangat kecil.
Kelebihan:
1. Kuat, tahan lama, dan tahan terhadap tekanan kunyah
2. Paling murah di antara tambalan lainnya
3. Resiko terjadinya kebocoran yang menyebabkan masuknya bakteri dan
makanan sangat kecil
4. Dapat ditambalkan pada suasana lembab, sehingga cocok digunakan pada
anak-anak dan pada pasien dengan kebutuhan khusus.
Kekurangan :
1. Menyebabkan perubahan warna pada gigi karena bersifat korosi
2. Membutuhkan banyak pengambilan jaringan gigi yang sehat sehingga
cenderung melemahkan struktur gigi yang tersisa
3. Cenderung menimbulkan reaksi alergi pada beberapa pasien berupa in_amasi
dan gatal-gatal.
4. Perbaikan tambalan amalgam juga membutuhkan perlakuan khusus untuk
menghindari bahaya merkuri yang mungkin terlepas pada saat pembongkaran
tambalan.
5. Pemolesan baru dilakukan pada kunjungan berikutnya
| Kelompok VI 15
RESIN KOMPOSIT
Merupakan campuran resin akrilik dengan partikel kaca yang menghasilkan warna serupa gigi.
Proses pengerasan tambalan biasanya diaktifasi oleh sinar biru. Bahan ini menggunakan sistem
adesif untuk melakat pada gigi. Sekarang bisa juga digunakan sebagai tambalan tidak langsung,
dalam bentuk veneer, inlay, atau onlay.
Kelebihan
1. Warna sangat mirip dengan gigi.
2. Tidak korosi.
3. Cukup kuat, tahan lama, dan tahan tekanan kunyah yang tidak terlalu besar
pada ukuran tambalan kecil hingga sedang.
4. Bisa digunakan untuk semua gigi, depan maupun belakang.
5. Membutuhkan lebih sedikit pengambilan jaringan gigi yang sehat.
6. Perbaikan dapat dilakukan dengan lebih mudah.
7. Pemolesan dilakukan langsung di akhir kunjungan.
Kekurangan
1. Lebih mudah pecah dan dapat terjadi sedikit abrasi permukaan disbanding
amalgam.
2. Paling sulit dalam pengaplikasiannya dibanding tambalan lain,
3. memerlukan teknik sensitive dan keterampilan yang cukup.
Lebih mahal disbanding amalgam. Perbaikan tambalan amalgam juga
membutuhkan perlakuan khusus untuk menghindari bahaya merkuri yang
mungkin terlepas pada saat pembongkaran tambalan.
4. Dapat menyebabkan reaksi alergi, walau sangat jarang, lebih jarang
disbanding amalgam.
5. Lebih mudah terjadi kebocoran dan dapat terjadi sensitivitas gigi akibat
penambalan dengan prosedur yang tidak tepat.
| Kelompok VI 16
SEMEN IONOMER KACA
Merupakan campuran asam akrilik dengan partikel kaca. Proses pengerasan terjadi dengan
sendirinya tanpa diaktifasi sinar. Melekat langsung ke struktur gigi. Umumnya digunakan pada
gigi anak-anak.
Kelebihan
1. Sewarna gigi tetapi tidak sebaik resin komposit.
2. Mengandung _uor sehingga dapat mencegah terjadinya karies dikemudian
hari.
3. Pembuangan jaringan gigi yang sehat sangat minimal bahkan terkadang tidak
diperlukan pengeburan pada gigi.
4. Sangat biokompatibel, bersahabat dengan vitalitas gigi.
Kekurangan:
1. Sangat rentan pecah dan abrasi permukaan, khususnya di daerah yang
menerima tekanan kunyah. Biasanya digunakan pada leher gigi maupun akar
gigi, pada gigi anakanak maupun sebagai dasar tambalan yang lebih keras.
2. Lebih mahal disbanding amalgam, sedikit lebih murah dibanding komposit.
3. Abrasi pada permukaan meyebabkan permukaan tambalan menjadi kasar
sehingga rentan perlekatan plak gigi
4. Sangat jarang menimbulkan reaksi alergi
PORSELEN
Digunakan dalam bentuk tambalan veneer, inlay, onlay, crown, dan bridge. Terdiri dari dua
macam, yaitu all porselen dan metal porselen untuk meningkatkan kekuatan.
Kelebihan
1. Mirip sekali dengan warna gigi dengan bentuk anatomi yang serupa sekali
dengan gigi asli.
2. Tidak mudah abrasi, tetapi dapat menyebabkan abrasi pada gigi lawannya.
3. Tidak meyebabkan alergi.
Kekurangan
1. Rapuh, getas dan mudah retak.
2. Cukup mahal
| Kelompok VI 17
3. Membutuhkan banyak pengambilan jaringan gigi dibanding logam.
CAMPURAN LOGAM EMAS
Merupakan campuran emas, tembaga dan logam lainnya. Digunakan dalam bentuk inlay, onlay,
crown, dan bridge.
Kelebihan
1. Kekuatan dan ketahanannya paling baik dibanding tambalan lain.
2. Lebih sedikit pengambilan jaringan gigi disbanding porselen.
3. Tahan korosi.
4. RIsiko kebocoran minimal karena bentuk dapat dengan mudah dimanipulasi.
Kekurangan
1. Paling mahal dibading tambalan lainnya.
2. Tidak sewarna gigi.
3. Dapat menyebabkan reaksi alergi, tetapi sangat jarang.
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada saat penambalan gigi adalah :
1. Preparasi atau pengeboran yang terlalu dalam atau terlalu luas
Karies atau gigi yang berlubang hanya memiliki lubang yang kecil tetapi pada saat
preparasi atau pengeboran dilakukan terlalu dalam atau luas yang melebihi perkiraan
2. Pencampuran mercury dan powdernya ( amalgam) yang tidak pas takarannya
Pencampuran bahan amalgam yang tidak sesuai bisa menyebabkan amalgam tersebut
pada saat digunakan terlalu cair atau padat
3. Overkontur
Penambalan yang terjadi dikarenakan tambalannya melebihi dari sturuktur gigi yang
ditambal
4. Underkontur
Penambalan yang terjadi dikarenakan tambalannya memiliki ukuran yang lebih kecil dari
sruktur gigi yang seharusnya
| Kelompok VI 18
DAFTAR PUSTAKA
http://medicastore.com/penyakit/141/Pulpitis_radang_pulpa_gigi.html diakses pada 19
September 2012
http://www.dokterbook.com/2011/11/04/gangren-pulpa/ diakses pada 19 September 2012
Milly Armila, drg. 2002. “BLEACHING (PEMUTIHAN) PADA GIGI YANG MENGALAMI
PERUBAHAN WARNA”. Bandung: UNPAD
Eccles , J.D.1994.”The Conservation of Teeth”. Jakarta:Widya Medika
Pitt Ford, T.R. 1993. “The Restoration of Teeth”. Jakarta: EGC
Pakar drg. Juni Jekti Nugroho Sp. KG
| Kelompok VI 19