Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan filsafat telah ada semenjak manusia berada di muka bumi ini. Hanya saja filsafat hanya berada dalam pikiran manusia itu sendiri. Keberadannya pada saat itu tidak diakui secara formal karena tidak digali, dihimpun, dan disistematiskan menjadi suatu hasil pemikiran. Selaras dengan keberadaan filsafat, manusia juga sejak keberadaannya memiliki gambaran cita-cita yang mereka inginkan selama hidupnya, baik secara individu maupun secara berkelompok. Gambaran cita-cita tersebut makin lama makin berkembang sesuai dengan perkembangan kebudayaannya. Gambaran cita-cita itu menjadi dasar keberadaan adat istiadat suatu suku atau bangsa, norma, dan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Gambaran cita-cita tersebut juga tidak terlepas dari pendidikan yang berlangsung suatu pada suku atau bangsa. Oleh karena adanya hubungan antara pendidikan dan gambaran cita-cita tersebut maka masyarakat yang terhimpun dalam suatu suku atau bangsa merasa terdorong untuk untuk mengkaji aspek-aspek yang berhubungan dengan pendidikan sehingga 1

description

Oleh Dewi Satria Ahmar

Transcript of Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

Page 1: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan filsafat telah ada semenjak manusia berada di muka bumi ini. Hanya

saja filsafat hanya berada dalam pikiran manusia itu sendiri. Keberadannya pada saat itu

tidak diakui secara formal karena tidak digali, dihimpun, dan disistematiskan menjadi

suatu hasil pemikiran. Selaras dengan keberadaan filsafat, manusia juga sejak

keberadaannya memiliki gambaran cita-cita yang mereka inginkan selama hidupnya, baik

secara individu maupun secara berkelompok. Gambaran cita-cita tersebut makin lama

makin berkembang sesuai dengan perkembangan kebudayaannya. Gambaran cita-cita itu

menjadi dasar keberadaan adat istiadat suatu suku atau bangsa, norma, dan hukum yang

berlaku dalam masyarakat. Gambaran cita-cita tersebut juga tidak terlepas dari

pendidikan yang berlangsung suatu pada suku atau bangsa. Oleh karena adanya hubungan

antara pendidikan dan gambaran cita-cita tersebut maka masyarakat yang terhimpun

dalam suatu suku atau bangsa merasa terdorong untuk untuk mengkaji aspek-aspek yang

berhubungan dengan pendidikan sehingga pendidikan yang mereka inginkan dapat

memenuhi gambaran cita-cita mereka (Pidarta, 2007:75).

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa filsafat memiliki hubungan

dengan ilmu, dan ilmu pendidikan. Hubungan inilah yang dikaji oleh manusia sehingga

gambaran cita-cita manusia yang sejak ada semenjak keberadaannya di bumi dapat

tercapai. Hubungan antara ketiga tersebut menghasilkan sebuah istilah dengan apa yang

disebut dengan filsafat pendidikan.

Berawal dari pemikiran tersebut, penulis berusaha membuat sebuah makalah.

Adapun hal-hal yang menjadi isi dari makalah ini adalah filsafat, Ilmu, dan Ilmu

pendidikan, serta filsafat pendidikan.

1

Page 2: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa perbedaan filsafat, ilmu, dan ilmu pendidikan?

2. Apakah yang disebut sebagai filsafat pendidikan?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui dengan jelas perbedaan antara filsafat, ilmu, dan ilmu pendidikan

2. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat pendidikan.

D. Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah:

1. Memberikan tambahan informasi mengenai filsafat secara umum dan filsafat

pendidikan secara khusus.

2. Sebagai bahan presentasi mata kuliah

2

Page 3: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

BAB II PEMBAHASAN

A. Filsafat, Ilmu, dan Ilmu Pendidikan

1. Pengertian Filsafat

Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi yakni secara etimologi dan

secara terminology. Secara etimologi, kata filsafat dalam bahasa Arab adalah

falsafah dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy, adapun dalam

bahasa Yunani adalah philosophia. Kata philosophia ini terdiri atas kata philein yang

berarti cinta (love) dan Sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom). Sehingga secara

etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-

dalamnya (Surajiyo, 2009:6). Sutrisno dan Rita Hanafi (2007: 20) mengartikan cinta

sebagai hasrat yang besar atau berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Sementara

kebijaksanaan berarti kebanaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Jadi fiilsafat

diartikan sebagai hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.

Pengertian filsafat secara terminologi adalah arti dari filsafat menurut beberapa

tokoh. Arti filsafat itu banyak sesuai dengan bagaimana orang memandang filsafat.

Pengertian filsafat ini mulai dikenal sejak zaman Yunani kuno. Beberapa tokoh-tokoh

filsafat Yunani kuno mengartikan filsafat sebagai berikut: Phytagoras mengatakan bahwa

manusia adalah ukuran segala-galanya. Selanjutnya Socrates yang menyatakan bahwa

manusia harus mencari kebenaran dan mengatakan kebenaran dengan cara berpikir

dielektis. Sementara Plato yang merupakan murid Socrates mengatakan bahwa kebenaran

hanya ada dalam ide yang bisa diselami dengan akal. pendapat selanjutnya yang muncul

adalah pendapat yang dikemukakan oleh Aristoteles yang menyatakan bahwa kebenaran

harus dicari melalui pengalaman panca indera. Pendapat dari Aristoteles ini dianggap

sebagai peletak dasar empirisme.

3

Page 4: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

Defenisi yang lain dinyatakan oleh Pidarta (2007:76) yang pemikirannya

didasarkan dari pendapat tokoh-tokoh filsafat Yunani kuno tersebut. Menurutnya, filsafat

adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai ke akar-

akarnya. Lebih lanjut, Pidarta menjelaskan bahwa sesuatu yang dimaksud bisa berarti

terbatas dan tidak terbatas. Terbatas, apabila membatasi diri akan hal tertentu dan tidak

terbatas berarti membahas segala sesuatu yang ada di alam ini. Contoh filsafat yang

terbatas adalah filsafat ilmu, filsafat pendidikan, dan sebagainya. Pendapat yang lain

mengenai arti filsafat adalah pendapat dari R.F Beerling (dalam Rapar, 1996) menyatakan

bahwa filsafat adalah suatu usaha untuk mencapai radix, atau akar kenyataan dunia wujud

juga akar pengetahuan tentang diri sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut, maka filsafat secara terminologi dapat diartikan

sebagai hasil pemikiran secara mendalam hingga ke akar-akarnya tentang sesuatu hal

yang tujuannya adalah mencapai kebenaran yang hakiki.

Sehubungan dengan filsafat, ciri-ciri berfikir filosofi memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Berpikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi

2. Berfikir secara sistematis

3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan

4. Menyeluruh.

Secara garis besar manfaat filsafat adalah:

1. Sebagai dasar dalam bertindak

2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan

3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik

4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah

4

Page 5: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

Secara garis besar terdapat empat cabang filsafat yaitu metafisika, epistemology,

logika, dan etika. Penjelasan dari cabang-cabang filsafat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Metafisika ialah filsafat yang meninjau tentang hakekat segala sesuatu yang terdapat

di alam ini. Dalam kaitanya dengan manusia, ada dua pandangan yaitu :

a. Manusia pada hakekatnyanya adalah spiritual. Yang ada adalah jiwa atau roh,

yang lain adalah semu. Pendidikan berkewajiban membebaskan jiwa dari ikatan

semu. Pendidikan adalah untuk mengaktualisasi diri. Pandangan ini dianut oleh

kaum Idealis, Scholastik, dan beberapa Realis.

b. Manusia adalah organisme materi. Pandangan ini dianut kaum Naturalis,

Materialis, Eksperimentalis, Pragmatis, dan bebrapa realism. Pendidikan adalah

untuk hidup, Pendidikan berkewajiban membuat kehidupan manusia menjadi

menyenangkan.

2. Epistemologi ialah filsafat yang membahas tentang pengetahuan  dan kebenaran, Ada

lima sumber pengetahuan yaitu :

a. Otoritas, yang terdapat dalam ensiklopedi

b. Common sense, yang ada pada adat dan tradisi.

c. Intuisi yang berkaitan dengan perasaan.

d. Pikiran untuk menyimpulkan hasil pengalaman.

e. Pengalaman yang terkontrol untuk mendapatkan pengetahuan secara ilmiah.

3. Logika ialah  filsafat yang membahas tentang cara manusia berpikir dengan benar.

Ddengan memahami filsafat logika diharapkan manusia bias berpikir dan

mengemukakan pendapatnya secara tepat dan benar.

4. Etika ialah filsafat yang menguraikan tentang perilaku manusia, nilai, dan norma

masyarakat serta ajaran agama menjadi pokok pemikiran dalam filsafat ini. Filsafat

5

Page 6: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

etika sangat besar mempengaruhi pendidikan sebab tujuan pendidikan untuk

mengembangkan perilaku manusia, antara lain afeksi peserta didik.

2. Pengertian Ilmu dan Ilmu Pendidikan

Menurut Jujun (dalam Pidarta, 2007:79) Suatu ilmu baru muncul setelah terjadi

pengkajian dalam filsafat. Ilmu muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan dari beberapa

orang ahli yang tidak puas dengan kebanaran dalam filsafat. Berawal dari tersebut maka

para ahli tersebut mencari jalan tersendiri untuk menemukan kebenaran yang memuaskan

mereka. Hasil dan upaya dari apa yang mereka itulah yang melahirkan ilmu. Jadi dengan

demikian, Filsafat dalam hal ini disebut sebagai induk dari semua bidang ilmu. Ilmu

lebih mengungkapkan pada penemuan-penemuannya yang hanya berdasarkan pada apa

yang ada di lapangan. Ilmu mengemukakan bahwa alam beserta isinya sebagaimana

adanya, bebas dari norma-norma yang diciptakan oleh manusia.

Persamaan antara filsafat dengan ilmu adalah memiliki objek yang sama. Objek

yang sama itu adalah sesuatu yang ada dan mungkin ada. Sementara perbedaan yang

terletak diantara keduanya adalah dari segi penyelidikannya. Objek penyelidikan ilmu

hanya terbatas pada sesuatu yang bias diselidiki secara alamiah saja, jika sudah tidak

dapat diselidiki lagi maka ilmu pengetahuan akan terhenti. Penyelidikan filsafat tidaklah

demikian. Filsafat akan terus bekerja hingga permasalahannya dapat ditemukan sampai ke

akar-akarnya. Bahkan filsafat baru menampakkan hasil kerjanya manakala ilmu sudah

terhenti penyelidikannya yakni ketika ilmu tidak mampu memberi jawaban atas masalah

(Praja, 2003:18).

6

Page 7: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

Menurut Jujun (dalam Pidarta, 2007:80) proses perkembangan ilmu pengetahuan

terbagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat empiris ialah ilmu yang baru ditemukan di lapangan. Ilmu yang masih berdiri

sendiri-sendiri, baru sedikit bertautan dengan penemuan lain yang sejenis. Pada

tingkat ini wujud ini belum utuh, masing-masing sesuai dengan misi penemuannya

karena belum lengkap.

2. Tingkat penjelasan atau teoritis adalah ilmu yang sudah mengembangkan suatu

struktur teoritis. Dengan struktur ini ilmu-ilmu empiris masih terpisah-pisah itu dicari

kaitannya satu dengan yang lain dan dijelaskan sifat kaitan itu. Dengan cara ini

struktur berusaha mengintegrasikan ilmu-ilmu empiris itu menjadi suatu pola yang

berarti.

Untuk lebih memahami seperti apa itu ilmu, maka jauh lebih baik jika kita

mengetahui defenisi dari ilmu. Menurut Harsojo (dalam sakwati, 2012) ilmu merupakan

akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dari suatu pendekatan atau metode

pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan

waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia. Anonim

(2012) menyatakan bahwa ilmu adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam

satu sistem mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum

tentang hal-ihwal yang diselidiki (alam, manusia dan agama) sejauh yang dapat dijangkau

daya pemikiiran yang dibantu penginderaan manusia itu, yang kebenarannya diuji secara

empiris, riset dan eksperimental. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai

Pustaka dituliskan, bahwa Ilmu adalah Pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun

secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan

gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.

7

Page 8: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

Melalui defenisi tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa disimpulkan

bahwa ilmu adalah bagian dari filsafat yang terdiri dari pengetahuan-pengetahuan yang

membentuk suatu sistem yang saling berhubungan satu sama lain yang kebenarannya

dapat diuji secara empiris, riset, dan eksperimental.

Pendidikan merupakan suatu bidang ilmu. Pendidikan ini lahir dari filsafat. Ilmu

pendidikan ini muncul pada zaman nasionalisme dimana filsafat hidup manusia dikuasai

oleh keinginan yang kuat untuk membentuk Negara sendiri. Ilmu pendidikan yang

dibentuk ini berorientasi kepada kepentingan bangsa bangsa dan Negara sendiri.

Banyak orang yang memberikan defenisi mengenai ilmu pendidikan. Anonim

(2012) menjelaskan bahwa ilmu pendidikan terdiri dari dua kata yaitu ilmu dan

pengetahuan. Ilmu sebagaimana yang dijelaskan di atas bahwa ilmu adalah usaha

pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistema mengenai kenyataan, struktur,

pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal-ihwal yang diselidiki (alam,

manusia dan agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran yang dibantu

penginderaan manusia itu, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan

eksperimental sedangkan pendidikan adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh

orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya, dan

sebagai usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna. Atau

juga bisa diartikan suatu usaha yang dilakukan orang dewasa dalam situasi pergaulan

dengan anak-anak melalui proses perubahan yang dialami anak-anak dalam bentuk

pembelajaran atau pelatihan dan perubahan itu meliputi pemikiran (kognitif), perasaan

(afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Dengan demikian ilmu pendidikan adalah

suatu kumpulan pengetahuan atau konsep yang tersusun secara sistematis dan mempunyai

metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah yang menyelidiki, merenungkan tentang

gejala-gejala perbuatan mendidik atau suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang

8

Page 9: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka

mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna.

Prof. Brodjonegoro (dalam Anonim, 2012) mengemukakan bahwa Ilmu

Pendidikan adalah teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Dalam arti yang luas

ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam

praktik pendidikan.

Defenisi ilmu pendidikan dapat disimpulkan dari pendapat di atas yaitu kumpulan

pengetahuan-pengetahuan atau konsep yang berhubungan dengan pendidikan yang saling

terkait satu sama lain secara sistematis dan bersifat ilmiah.

B. Filsafat Pendidikan

Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba

merumuskan citra tentang manusia dan mayarakat, sedangkan pendidikan berusaha 

mewujudkan citra itu. Rumusan tentang harkat dan martabat manusia beserta

masyarakatnya ikut menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraaan pendidikan, dan

dari sisi lain pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Filsafat pendidikan

merupakan jawaban secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar

pendidikan, seperti apa mengapa, kemana, dan bagaimana, dan sebagainya dari

pendidikan  itu. Kejelasan berbagai hal itu sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai

keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pendidikan. Hal itu sangat penting karena

hasil pendidikan itu akan segera tampak, sehingga setiap keputusan dan tindakan itu harus

diyakinkan kebenaran dan ketepatanya meskipun hasilnya belum dapat dipastikan.

Filsafat pendidikan dapat diartikan sebagai pemikiran filsafati-filsafati tentang

pendidikan. Filsafat pendidikan berkaitan dengan filsafat tentang proses pendidikan dan

filsafat tentang disiplin ilmu pendidikan. Filsafat tentang proses pendidikan berkaitan

9

Page 10: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

dengan cita-cita, bentuk, metode, atau hasil dari proses pendidikan. Adapun filsafat

tentang disiplin ilmu pendidikan bersifat multidisipliner dalam arti bersangkut paut

dengan konsep-konsep, ide-ide, dan metode-metode disiplin ilmu pendidikan (Rapar,

1996:82).

Menurut Bilal (2011) Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang

menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses

pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-

maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal ini, filsafat, filsafat

pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral. Filsafat

pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosof dalam bidang pendidikan yang

menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dalam upaya memecahkan

persoalan-persoalan pendidikan secara peraktis.

Filsafat pendidikan dapat diartikan sebagai pemikiran secara mendalam dan teratur

yang menjadikan filsafat sebagai dasar untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan

prsoses pendidikan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

Ada beberapa aliran filsafat yang mempengaruhi perkembangan filsafat sampai

saat ini. Beberapa aliran yang tersebut adalah sebagai berikut:

1. Filsafat analitik. Filsafat ini menganalisis serta menguraikan istilah-istilah dan

konsep-konsep pendidikan seperti pengajaran, kemampuan, pendidikan, dan

sebagainya.

2. Progresivisme yang berpendapat bahwa pendidikan bukan sekedar mentransfer

pengetahuan kepada anak didik, melainkan melatih kemampuan dan keterampilan

berpikir dengan memberi ransangan yang tepat kepada anak didik.

3. Eksistensialisme yang menyatakan bahwa yang menjadi tujuan utama pendidikan

bukan agar anak didik dibantu mempelajari bagaimana menanggulangi masalah-

10

Page 11: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

masalah eksistensial mereka. Para pendidik eksistensialis akan mengukur hasil

pendidikan bukan semata-mata pada apa yang telah dipelajari dan dikembangkan oleh

si anak didik, tetapi yang lebih penting adalah apa yang mampu mereka ketahui dan

alami.

4. Rekonstruksionisme yang melihat bahwa pendidikan dan reformasi sosial itu

sesungguhnya sama. Mereka memandang kurikulum sebagai “problem-centered”.

Maksud dari filsafat pendidikan sebagaimana yang dikemukakan oleh Zanti Arbi

(dalam Pidarta, 2007: 86) adalah sebagai berikut:

1. Menginspirasikan. Yaitu memberi inspirasi kepada para pendidikan untuk

melaksanakan ide tertentu dalam pendidikan.

2. Menganalisis. Yang berarti memeriksa secara teliti bagian-bagian pendidikan agar

dapat diketahui secara jelas validitasnya.

3. Mempreskriptifkan. Yang dimaksud dengan mempreskripsikan adalah upaya untuk

menjelaskan dan memberi pengarahan kepada pendidik mengenai makna dari

pendidikan.

4. Menginvestasi. Yaitu memeriksa atau meneliti kebenaran suatu teori pendidikan.

Uraian-uraian yang telah dipaparkan mengenai filsafat, ilmu, ilmu pendidikan, dan

filsafat pendidikan dapat dikemukakan bahwa aspek filsafat sesungguhnya merupakan faktor

yang sangat penting dalam menentukan kinerja dan mutu pendidikan di suatu negara,

meskipun bukan satu-satunya determinan. Di samping kajian filsafat mengenai eksistensi

ilmu pendidikan, perumusan dan kejelasan filsafat pendidikan itu sendiri akan menentukan

kebijakan dasar pendidikan, dan selanjutnya menentukan tingkat kemajuan dan

perkembangan pendidikan nasional.

Atas dasar itu ilmu dan aplikasi pendidikan secara komprehensif membahas berbagai

aspek dan persoalan pendidikan teoritis/filosofis, pendidikan praktis, pendidikan disiplin

11

Page 12: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

ilmu, dan pendidikan lintas bidang, sangatlah tepat dan strategis. Sejumlah ahli

mengungkapkan bahwa di tengah kecendrungan pragmatisme dalam dunia pendidikan, ilmu

pendidikan merupakan ilmu yang cenderung kurang berkembang. Ilmu pendidikan bukan

saja tidak memiliki daya pikat dan daya tarik yang kuat, tapi juga bersifat konservatif, statis,

kurang menghiraukan aspirasi kemajuan, dan semakin terlepas dari konteks budaya

masyarakat.

            Ilmu pendidikan, dengan demikian dianggap mengalami reduksi dan involusi. Salah

satu akar persoalannya, ilmu pendidikan dianggap tidak didukung oleh body of knowledge

yang relevan dengan masyarakat Indonesia, serta tidak dibangun atas dasar pengetahuan yang

relevan dengan perkembangan jiwa dan fisik anak-anak Indonesia.

Pada sisi lain, falsafah yang mendasari ilmu pendidikan serta kebijakan dasar

pendidikan secara umum, pada saat ini dihadapkan pada konteks masyarakat Indonesia yang

sedang berubah, suatu masyaerakat reformasi transisional yang diharapkan menuju

masyarakat yang sejahtera, berkeadilan, demokrasi, egaliter, menghargai kenyataan pluralitas

masyarakat dan sumber daya, otonomi, dsbnya. Kenyataan ini merupakan tantangan baru di

tengah “keringnya” ilmu pendidikan.

Tantangan semacam itu, tentu perlu disikapi oleh para pakar pendidikan dengan upaya

menemukan dan merumuskan parameter yang bersifat menyeluruh, untuk membangun ilmu

pendidikan sebagai ilmu yang multidimensi baik dari segi filsafat (epistemologis, aksiologis,

dan ontologis), maupun secara ilmiah. Dari segi ini, yang diinginkan adalah ilmu pendidikan

yang berakar dari konteks budaya dan karakteristik masyarakat Indonesia, dan untuk

kebutuhan masyarakat Indonesia yang terus berubah. Alangkah pentingnya kita berteori

dalam praktek di lapangan pendidikan karena pendidikan dalam praktek harus

dipertanggungjawabkan. Tanpa teori dalam arti seperangkat alasan dan rasional yang

konsisten dan saling berhubungan maka tindakan-tindakan dalam pendidikan hanya

12

Page 13: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

didasarkan atas alasan-alasan yang kebetulan, seketika dan aji mumpung. Hal itu tidak boleh

terjadi karena setiap tindakan pendidikan bertujuan menunaikan nilai yang terbaik bagi

peserta didik dan pendidik. Bahkan pengajaran yang baik sebagai bagian dari pendidikan

selain memerlukan proses dan alasan rasional serta intelektual juga terjalin oleh alasan yang

bersifat moral. Sebabnya ialah karena unsur manusia yang dididik dan memerlukan

pendidikan adalah makhluk manusia yang harus menghayati nilai-nilai agar mampu

mendalami nilai-nilai dan menata perilaku serta pribadi sesuai dengan harkat nilai-nilai yang

dihayati itu.

Pendidikan sebagai gejala sosial dalam kehidupan mempunyai landasan individual,

sosial dan kultural. Pada skala mikro pendidikan bagi individu dan kelompok kecil

beralngsung dalam skala relatif tebatas seperti antara sesama sahabat, antara seorang guru

dengan satu atau sekelompok kecil siswanya, serta dalam keluarga antara suami dan isteri,

antara orang tua dan anak serta anak lainnya. Pendidikan dalam skala mikro diperlukan agar

manusia sebagai individu berkembang semua potensinya dalam arti perangkat pembawaanya

yang baik dengan lengkap

13

Page 14: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Filsafat secara etimologi diartikan sebagai cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam

arti yang sedalam-dalamnya. Secara terminologi diartikan sebagai sebagai hasil

pemikiran secara mendalam hingga ke akar-akarnya tentang sesuatu hal yang

tujuannya adalah mencapai kebenaran yang hakiki.

2. ilmu adalah bagian dari filsafat yang terdiri dari pengetahuan-pengetahuan yang

membentuk suatu sistem yang saling berhubungan satu sama lain yang kebenarannya

dapat diuji secara empiris, riset, dan eksperimental.

3. ilmu pendidikan adalah kumpulan pengetahuan-pengetahuan yang berhubungan

dengan pendidikan yang saling terkait satu sama lain secara sistematis dan bersifat

ilmiah.

4. Filsafat pendidikan adalah pemikiran secara mendalam dan teratur yang menjadikan

filsafat sebagai dasar untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses

pendidikan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

B. Saran

Adapun saran dari penulis kepada para pendidik atau calon pendidik agar lebih

memahami makna dan peran dari filsafat terutama filsafat pendidikan sehingga dapat

dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan.

14

Page 15: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pengertian Ilmu Pendidikan .http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/11/29/pengertian-ilmu-pendidikan/ Diakses tanggal 24 september 2012.

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Praja, Juhaya S. 2003. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Prenada Media.

Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.

Sakwati, Monalisa. 2011. Defenisi Ilmu Pengetahuan. http://monaliasakwati.blogspot.com/2011/03/definisi-ilmu-pengetahuan.html Diakses tanggal 27 September 2012.

Surajiyo. 2009. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

15

Page 16: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Alhamdulillah penulisan makalah

yang berjudul “Pendidikan dan Landasan Filsafat” ini sebagai salah satu syarat dalam perkuliahan

pada mata kuliah Landasan Kependidikan yang dapat diselesaikan tepat waktu.

Makalah ini membahas mengenai hubungan antara filsafat, ilmu, dan ilmu pendidikan serta

gambaran mengenai filsafat pendidikan. Mempelajari bahasan tersebut adalah sesuatu yang sangat

penting bagi pendidik ataupun calon pendidik karena bahasan tersebut dapat dijadikan sebagai titik

tolak dalam pengambilan keputusan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu merealisasikan

pembuatan makalah ini. Kamipun menyadari keadaan kami sebagai manusia biasa yang tidak terlepas

dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu kepada kita. Amin.

Makassar, Oktober 2012

Penulis

16

ii

Page 17: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………..

Daftar Isi ………………………………………………………………………………….

Bab I Pendahuluan …………………………………………………………………….

A. Latar Belakang …………………………………………………………………….

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………

C. Tujuan ……………………………………………………………………………….

D. Manfaat …………………………………………………………………………………

Bab II Pembahasan ………………………………………………………………………

A. Filsafat, Ilmu, dan Ilmu Pendidikan ………………………………………………….

B. Filsafat Pendidikan …………………………………………………………………

Bab III Penutup ………………………………………………………………………..

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………

B. Saran ……………………………………………………………………………….

Daftar Pustaka………………………………………………………………………….

17

ii

iii

1

1

1

2

2

3

3

7

11

11

11

12

iii

Page 18: Makalah Landasan Filsafat Pendidikan

18

Tugas : Kelompok Mata Kuliah : Landasan Kependidikan

PENDIDIKAN DAN LANDASAN FILSAFAT

DISUSUN OLEH:KELOMPOK III

SYAMSU RIJAL (12B16031)

DEWI SATRIA AHMAR (12B16021)

NURFATIMA SUGRAH (12B16039)

PRODI PENDIDIKAN KIMIA PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2012