MAKALAH FILSAFAT 2

37
MAKALAH FILSAFAT PENGARUH BUMN TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA KELOMPOK BHINEKA TUNGGA IKA DOSEN PENGAMPU : Drs.ABANG SALI,MA DISUSUN OLEH : FRILIKO WIRA MANDALA PUTRA ANDAIYANI SILVANUS FRANS PERDANA PUTRA RIKO APRIYADI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG TAHUN AJARAN 2010 / 2011

Transcript of MAKALAH FILSAFAT 2

Page 1: MAKALAH FILSAFAT 2

MAKALAH

FILSAFAT

PENGARUH BUMN TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA

KELOMPOK BHINEKA TUNGGA IKA

DOSEN PENGAMPU : Drs.ABANG SALI,MA

DISUSUN OLEH : FRILIKO WIRA MANDALA PUTRA

ANDAIYANI

SILVANUS

FRANS PERDANA PUTRA

RIKO APRIYADI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

TAHUN AJARAN 2010 / 2011

Page 2: MAKALAH FILSAFAT 2

PRAKATAPuji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan Karunia-Nya,makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.Penyusun juga mengucapkan terima kasih banyak atas kepercayaan dan dukungan dari Dosen Pengampu,rekan-rekan,dan orang-orang yang telah membantu dalam penyelasaian makalah ini.

Badan usaha yang didirikan dengan modal pemerintah pusat disebut dengan BUMN . Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) adalah bentuk dari semua perusahaan yang sebagian besar ataupun seluruh modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan , kecuali ada ketentuan lain berdasarkan UU .

Diharapkan dengan mempelajari tentang BUMN tersebut mahasiswa,pelajar,serta yang lainnya dapat mengetahui latar belakang,tujuan,serta manfaat dan peranan BUMN tersebut terhadap perekonomian di Indonesia.

Akhir kata,penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Universitas Bangka Belitung yang bersedia memberikan tempat,inspirasi,dan imajinasi yang membantu proses pembuatan makalah ini.Penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca supaya makalah ini dapat dikembangkan di kemudian hari.Semoga makalah ini bias bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca,khususnya dibidang ekonomi.

Sungailiat, Mei 2011

Penyusun

Page 3: MAKALAH FILSAFAT 2

DAFTAR ISI

LATAR BELAKANG BUMN……………………………………………………………………………………………….…………… I

TUJUAN BUMN…………..…..……………………………………………………………………………. II

MANFAAT BUMN………………………..………………………………………………………….……. III

PEMBAHASAN MENGENAI BUMN…………………………………………..………………………………………………………………. IV

KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………..…………….……. V

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………… VI

Page 4: MAKALAH FILSAFAT 2

PENGARUH BUMN TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA

I. LATAR BELAKANG BUMN

Sejarah BUMN dimulai dari disini pada awalnya BUMN adalah hasil nasionalisasi ex-perusahaan-perusahaan asing (Belanda) yang kemudian ditetapkan sebagai perusahaan Negara. Kemudian de-gan UU No. 1 Prp 1969 dibentuklah pembagian 3 jenis bentuk Badan Usaha Milik Negara menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Persero. Pembagian ini dibentuk sesuai dengan tugas, fungsi dan misi Usaha pada waktu itu.

Filosofi mengapa dibentuk Badan Usaha Milik Negara adalah karena berdasarkan pada bunyi ketentuan UU Pasal 33 khususnya ayat (2) dan (3) yang mengandung maksud bahwa; cabang-cabang produksi penting bagi Negara yang menguasai ha-jat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Kemudian bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dengan demkian tugas pertama Negara dengan membentuk badan usaha adalah untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat, manakala sektor-sektor tersebut belum dapat dilakukan oleh swasta. Kemudian tugas-tugas seperti itu diterje-mahkan sebagai bentuk “pioneering” usaha oleh Negara yang membuat BUMN menjadi agen pembangunan/agent of development.

Pemahaman BUMN sebagai agent of development berlanjut sampai dengan peri-ode tahun 80an, yang kemudian pemahaman tersebut membawa dampak “negatif/minir” karena fungsi kontrol terhadap BUMN dianggap sangat lemah, BUMN sebagai sarang korupsi dan lain-lain.

Pada periode akhir 80an, tepatnya 1989, manajemen BUMN dibenahi sekaligus di-luruskan kembali fokus usahanya serta ditata kembali pola reportingnya, yaitu den-gan ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 741/1989 yang mewajibkan manajemen BUMN membuat laporan kerja dan laporan keuangannya sekaligus mempublikasikannya. Hal ini sebenarnya merupakan cerminan dari pemberlakuan program-program Good Corporate Governance, antara lain dengan mempublikasi-kan laporan keuangan berarti telah terjadi pembelajaran dan pendisiplinan BUMN terhadap pelaksanaan prinsip GCG (keterbukaan) sekaligus pembelajaran penera-pan protokol Pasar Modal (capital market protocol) mulai pada waktu itu. Dengan penerapan prinsip-prinsip GCG, sekaligus terkandung maksud untuk dapat memisahkan fungsi kepemilikan dan fungsi sebagai regulator. Hal ini bila tidak di-pahamkan tentang pemisahan fungsi dimaksud akan membawa akibat adanya intervensi-intervensi yang dimulai dari pemilik kemudian akan diikuti oleh pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan. Usaha kecil yang merupakan bagian integral dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan pembangunan ekonomi pada khususnya. Usaha kecil merupakan

Page 5: MAKALAH FILSAFAT 2

kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

Bagi pengusaha kecil dan koperasi yang menjadi kendala utama dalam pelaksanaan usahanya adalah bidang permodalan. Pengusaha kecil masih merasa sulit untuk mendapatkan bantuan pinjaman dari Bank, yang lebih menyukai pemberian kredit kepada pengusaha basar. Hal tersebut menyebabkan masyarakat tidak mampu menggunakan jasa perbankan untuk mengembangkan Atas dasar kenyataan tersebut pemerintah menghimbau kepada seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melaksanakan dasar program pembinaan pengusaha kecil dan koperasi melalui Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 316/KMK.016/1994 tentang Usaha Kecil dan Koperasi melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui program mitra binaan.

Dengan adanya keputusan tersebut pada saat ini seluruh BUMN diwajibkan menyisihkan keuntungan dari usahanya untuk disalurkan kepada pengusaha kecil dan koperasi.

- Landasan Berdirinya dan Bentuk Badan Usaha Milik Negara

Kantor Menteri Negara BUMN dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 228/M tahun 2001 dan selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2001 tanggal 13 September 2001, kedudukan, tugas dan kewenangan selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)/Pemegang Saham pada PERSERO/Perseroan Terbatas, Wakil Pemerintah pada Perusahaan Umum (PERUM), dan Pembina Keuangan pada Perusahaan Jawatan (PERJAN) yang sebelumnya berada di Menteri Keuangan dialihkan kepada Menteri Negara BUMN.

- Adapun dalam melaksanakan amanat UUD 1945 pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) , negara mendirikan berbagai badan usaha yang bergerak dalam bidang kepentingan

umum yang disebut dengan BUMN .- Bunyi UUD 1945 Pasal 33 Ayat 2 : “ Cabang – cabang produksi yang penting bagi

negara yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara “ .- Dan , bunyi UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 : “ Bumi dan air serta kekayaan alam yang

terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat “ .

II. TUJUAN BUMN

- Meningkatkan kemampuan Usaha Kecil,agar menjadi tangguh dan mandiri.

- Mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat.

Page 6: MAKALAH FILSAFAT 2

- Menunjang Pertumbuhan Ekonomi.Untuk mewujudkan amanah Undang-undang No. 19 tahun 2003 mengenai

Badan Usaha Milik Negara pasal 2 ayat (1) butir (a) tentang salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN yaitu “memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya” maka Kemente-rian BUMN telah menyusun strategi penataan BUMN kedepan yang berada dalam kerangka rightsizing policy yang tadi telah kami jelaskan. Untuk meningkatkan kon-tribusi BUMN dalam pertumbuhan ekonomi Kementerian BUMN akan memantapkan orientasi pengembangan kepada BUMN-BUMN yang memiliki potensi bisnis mau-pun pelayanan, dalam besaran dan struktur organisasi yang sesuai.

-Menjadi Katalisator terhadap pertumbuhan ekonomi

di level me-nengah kecil. yaitu dapat dibuktikan dengan kepesertaan BUMN terhadap pembina-an dan pemberian pendampingan bimbingan/bantuan teknis kepada UKM-UKM yang merupakan mitra binaannya. Efek multiplier tersebut tentunya akan berdampak pada pertumbuhan industri/ekonomi, selain penyiapan lapangan pekerjaan bagi ma-syarakat.

III. MANFAAT BUMN- Mengurangi pengangguran di Indonesia- Menciptakan lapangan kerja yang luas.- Mengembangkan usaha makro dan mikro di Indonesia- Menciptakan kestabilan perekonomian di Indonesia,- Mengembangkan sector rill.- Menambah penghasilan Indonesia.- Menyumbang cadangan devisa yang besar.- Sebagai kesatuan bisnis yang menghasilkan laba- Sebagai aparatur negara yang biasanya dibebani dengan berbagai

penugasan yang diberikan oleh berbagai Pemerintah.

IV. PEMBAHASAN MENGENAI BUMN

SEKTOR USAHA BUMN

Pada dasarnya sektor-sektor usaha yang dilakukan oleh BUMN mencakup hampir seluruh sektor dan bidang usaha yang ada dimana didalamnya terdapat 11 kelom-pok besar sektor, yaitu;

Agro Industri; Telekomunikasi;

Page 7: MAKALAH FILSAFAT 2

Semen, konstruksi dan Konsultan Engineering; Pertambangan; Energi; Logistik; Pariwisata; Kehutanan dan Kertas; Jasa Keuangan; Industri Startegis; Jasa Penunjang Pertanian

Dari sektor tersebut terbagi lagi menjadi sub-subsektor seperti Jasa Keuangan dapat dibagi menjadi Jasa Keuangan Perbankan dan Jasa Keuangan Non Perbankan (misalnya Asuransi), demikian juga terhadap sektor logistik yang dapat dibagi men-jadi bidang transportasi, penunjang transportasi (misalnya Bandara, pelabuhan), Ka-wasan Industri, Dok Perkapalan dlsb.

Luasnya sektor dan bidang usaha yang dilakukan oleh BUMN mengesankan bahwa semua sektor usaha menjadi monopoli badan usaha Negara. Dari kajian yang kami lakukan, sebaiknya Pemerintah bertahan pada pengelolaan dibidang yang me-menuhi kriteria dibawah ini

Amanat pendiriannya oleh Peraturan Perundangan Mengemban tugas Public Service Obligation Terkait dengan Keamanan Negara Melakukan konservasi alam/budaya Berbasis sumber daya alam Padat karya Penting bagi stabilitas ekonomi/keuangan Negara

Selanjutnya dari kajian tersebut dicoba untuk mengkategorikan sektor-sektor dan bi-dang apa saja yang masih tepat dilakukan oleh BUMN, apakah sektor-sektor yang masih sangat kompetitif, pelaksana layanan publik, atau yang strategis, lalu bagai-mana dengan sifat bisnisnya apakah sudah sunset (tidak memiliki prospek) atau sifat usaha yang telah banyak dilakukan oleh pihak swasta, bahkan bila dilaksakan oleh swasta justru dapat lebih efisien?

Bila demikian halnya perlu dicarikan solusi terhadap sektor/bidang usaha apa saja yang tepat dikelola/dilakukan oleh BUMN yang juiga mengacu pada ketentuan pasal 33 UU 1945 dimaksud dalam kriteria kriteria diatas.

KINERJA BUMN

Saat ini BUMN berjumlah 139 yang dalam pelaksanaan tugasnya masih memerlu-kan beberapa perbaikan-perbaikan sistem manajemennya untuk mengangkat kiner-janya. Perangkat perbaikan tersebut termasuk untuk menciptakan kontrol sistem, oleh karenanya sejak tahun 2002 diwajibkan bagi seluruh BUMN untuk menerap-kan program GCG yang kemudian diikuti dengan penerapan program-program lain yang dapat menunjang

Page 8: MAKALAH FILSAFAT 2

kinerjanya seperti penerapan program Risk Management yang gencar diwajibkan sejak awal 2006 ini, selain beberapa BUMN yang bergerak di bidang industri-industri penting seperti Telkom, PLN, Perbankan dan Industri-industri berbasis teknologi tingggi telah lebih dulu menerapkan program Risk Man-agement ini. dengan melaksanakan program-program tersebut perangkat-perangkat korporasi lainnya yang juga perlu ditingkatkan adalah kualitas manaje-men/sumber daya manusia agar lebih mempunyai visi pada orientasi bisnis dan berani mengambil keputusan-keputusan bisnis, sehingga paradigma BUMN secara simultan dapat diubah, termasuk mindset manajemen, karyawan dan sistem teknologinya juga (perlahan) harus dilakukan perombakan.

Hingga saat ini dengan upaya-upaya yang telah dilakukan nyatanya membawa peruba-han, lebih nampak pada indikasi meningkatnya jumlah BUMN yang bertambah sehat dan berkurangnya BUMN rugi.

Selain perusahaan-perusahaan yang dapat menunjukan peningkatan kinerja dari sisi perolehan laba, tentunya dapat dibuktikan dari sisi Negara yang memperoleh Dividen selaku pemegang saham, dan pajak, tidak tertutup pula sumbangan retribusi daerah.

Kemudian dari sisi pasar modal, dapat dikatakan bahwa BUMN adalah salah satu indikator tentang dinamisnya perdagangan saham dan obligasi di bursa efek, dimana 12 BUMN yang listed saham di bursa (12 BUMN) mencapai 36.8% pada tahun 2004, dan 34.2% pada tahun 2006 dari nilai transaksi perdagangan di bursa, dengan total kapitalisasi pasar BUMN sejak 2001 s/d 2006 mencapai ± Rp.273 Trilliun. Belum lagi bila dihitung dengan atraktifnya perdagangan obligasi yang di-issued oleh BUMN.

KEBIJAKAN YANG AKAN DITEMPUH

Namun patut kita cermati, bahwa kinerja yang tergambar tersebut tidak tersebar se-cara merata di semua BUMN. Jika kita urutkan BUMN berdasarkan angka har-ta/aset, ekuitas, penjualan, dan laba bersih, kemudian kita pilih BUMN yang memiliki setidaknya 3 figur yang termasuk 25 terbesar pada kategorinya, maka akan kita da-patkan 22 BUMN yang memenuhi kategori ini dan bisa kita katakan sebagai BUMN terbesar, dimana 8 diantaranya adalah BUMN Tbk. Bila dibandingkan dengan jum-lah agregat seluruh BUMN, maka 22 BUMN ini memiliki 92.21% aset, 92.64% ekui-tas, 87.16% penjualan dan 91.78% laba bersih, atau dengan kata lain dari 139 BUMN yang kita miliki, 117 BUMN diantaranya hanya memiliki proporsi kurang dari 10% terhadap keseluruhan BUMN. Hal ini mengimplikasikan adanya kinerja yang ti-dak optimal pada sebagian besar BUMN dan urgensi pertimbangan mengenai jum-lah dan besaran BUMN yang ideal (rightsizing policy).

Kebijakan rightsizing BUMN akan ditempuh dengan melakukan merjer/konsolidasi, holding, maupun privatisasi sehingga pada tahun 2009 jumlah BUMN diharapkan akan menjadi 89 dan selanjutnya menjadi 25 pada tahun 2020, yang diharapkan merupakan ukuran yang ideal sehingga kita mampu memiliki BUMN dengan daya saing tinggi dan merupakan pemain utama di pasar internasional.

Kebijakan rightsizing ini merupakan bagian dari upaya profitisasi BUMN yang mengacu pada pemetaan BUMN dengan membagi BUMN menjadi 2 kelompok yaitu BUMN yang

Page 9: MAKALAH FILSAFAT 2

menjalankan fungsi public service obligation (PSO) dan BUMN komer-sial. Pengelompokan tersebut sangat penting agar masing-masing BUMN tersebut benar-benar memperoleh penanganan yang tepat.

Tidak kalah pentingnya adalah Revitalisasi BUMN melalui restrukturisasi sektoral dengan memperhatikan peraturan/perundangan yang ada dan restrukturisasi peru-sahaan melalui penerapan key performance indicator (KPI) dan GCG secara konsis-ten. Melalui restrukturisasi sektoral tersebut, diharapkan setiap kebijakan yang di-ambil oleh Kementerian Negara BUMN akan sejalan dengan kebijakan dari depar-temen teknis. Di samping itu, melalui penerapan KPI dan GCG secara konsisten, di-harapkan akan tercapai BUMN yang terfokus, memiliki core competence, well per-formed dan well managed serta menjadi champion di bidangnya.

Bahwa keberadaan BUMN memberikan pula efek mutiplier selain sebagai dinamisa-tor pasar mengingat tugas dan fungsi BUMN selain berorientasi kpd laba dan laya-nan umum, juga menjadi katalisator terhadap pertumbuhan ekonomi di level me-nengah kecil. yaitu dapat dibuktikan dengan kepesertaan BUMN terhadap pembina-an dan pemberian pendampingan bimbingan/bantuan teknis kepada UKM-UKM yang merupakan mitra binaannya. Efek multiplier tersebut tentunya akan berdampak pada pertumbuhan industri/ekonomi, selain penyiapan lapangan pekerjaan bagi ma-syarakat. sebagaimana diketahui 139 BUMN memiliki total nilai aset sebesar RP. 1300 Triliun, ternyata dalam pelaksanaannya masih dirasakan adanya kekurangan-kekurangan, antara lain apabila dillihat dari sisi efisiensi tenaga kerja yang ada. Pada dasarnya jumlah tenaga kerja yang ada pada BUMN-BUMN bisa dikatagori-kan overstaffing. Namun bila kita memperhatikan amanah dari UUD 1945, tersirat bahwa Negara perlu menyediakan cukup lapangan pekerjaan bagi warganya, oleh karenanya BUMN-BUMN sebagai suatu badan usaha yang dimiliki Negara sekaligus sebagai alat produksi tentunya harus mempertimbangkan tentang penampungan te-naga kerja. Sehingga efisiensi tenaga kerja di BUMN ada anggapan tidak/bukan menjadi sorotan utama dikaitkan dengan performa kinerja perusahaan.

MODEL UNTUK MENUNJANG PERTUMBUHAN EKONOMI

Untuk mewujudkan amanah Undang-undang No. 19 tahun 2003 mengenai Badan Usaha Milik Negara pasal 2 ayat (1) butir (a) tentang salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN yaitu “memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya” maka Kemente-rian BUMN telah menyusun strategi penataan BUMN kedepan yang berada dalam kerangka rightsizing policy yang tadi telah kami jelaskan. Untuk meningkatkan kon-tribusi BUMN dalam pertumbuhan ekonomi Kementerian BUMN akan memantapkan orientasi pengembangan kepada BUMN-BUMN yang memiliki potensi bisnis mau-pun pelayanan, dalam besaran dan struktur organisasi yang sesuai.

Untuk mencapai besaran dan struktur yang sesuai, rightsizing policy akan diwujud-kan dalam kategorisasi BUMN dalam 5 (lima) bentuk atau jenis tindakan, yaitu;

Page 10: MAKALAH FILSAFAT 2

(1) Stand Alone

BUMN yang masuk dalam kategori ini adalah BUMN yang memiliki kriteria beri-kut ini;

Market share cukup signifikan dan mengandung unsur keamanan; Single player atau masuk sebagai pemain utama; Belum memiliki potensi untuk dimerger ataupun holding; dan Keberadaannya berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku & umumnya

captive market.

(2) Holding

BUMN yang masuk dalam kategori ini adalah BUMN yang memiliki kriteria beri-kut ini;

Sektor usahanya sama Jenis usaha dan segmen pasar berlainan Kompetisi tinggi Masih ada prospek/ bisnis prospektif Pemerintah merupakan pemilik mayoritas

(3) Divestasi

Divestasi merupakan tindakan pemegang saham (shareholder’s action), yang se-lalu mempertimbangkan unsur cost & benefit, sebagaimana pemegang saham pada persero yang lain. Namun, karena tindakan divestasi ini dikaitkan dengan kepemilikan Badan Usaha Milik Negara, maka Divestasi hanya dapat dilakukan pada BUMN yang memiliki kriteria berikut ini;

Berbentuk Persero. Berada pada sektor usaha atau industri yang kompetitif atau unsur teknologinya

cepat berubah. Bidang usahanya menurut undang-undang tidak secara khusus harus dikelola oleh

BUMN. Tidak bergerak di sektor pertahanan dan keamanan. Tidak mengelola sumber daya alam yang menurut ketentuan perundang-undangan

tidak boleh diprivatisasi. Tidak bergerak di sektor tertentu yang oleh pemerintah diberikan tugas khusus

untuk melaksanakan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat.

Memenuhi ketentuan/peraturan pasar modal apabila privatisasi dilakukan melalui pasar modal.

Termasuk pula dari tindakan divestasi, meliputi pula tindakan privatisasi. Bahwa tindakan privatisasi selain akan memperlihatkan kesiapan dan performa kinerja perusahaan yang membaik yang kemudian mempunyai suatu nilai (value ) yang tinggi, maka perusahaan-perusahaan yang baik tersebut diberikan kesempatan kepada khalayak/masyarakat dan instansi (Pemda) untuk turut menikmati BUMN dengan cara memiliki saham Perusahaan. Dengan demikian pengertian priva-tisasi tentang penjualan

Page 11: MAKALAH FILSAFAT 2

aset kepada asing sebenarnya hanya terkait dengan masalah privatisasi dengan metode Initial Public Offering (IPO) tentunya meng-gunakan suatu mekanisme pasar yang tidak bisa dikontrol investor-investornya.

Demikian pula sebaliknya, bagaimana perlakuan terhadap BUMN yang usa-hanya sudah sunset (yang potensi perkembangan usahanya sudah turun) bila-mana Pemerintah akan bertindak sebagai regulator?. Seperti misalnya pada kegiatan BUMN di bidang usaha penerbitan dan perdagangan buku, termasuk pula usaha pergedungan dan pertokoan, dimana sektor swasta lebih maju dan lebih efisien mengelolanya, apakah negara masih layak untuk memiliki dan mengelola BUMN tersebut?

(4) Merjer dan Konsolidasi

Dalam rangka penguatan sinergi antar-BUMN, tindakan merjer dan konsolidasi menjadi pertimbangan, apabila memenuhi kriteria berikut ini;

Jenis usaha dan segmen pasar sama Kompetisi tinggi Mayoritas saham dimiliki Pemerintah Kinerja tergolong kurang baik Going concern diragukan, namun masih memiliki potensi untuk digabung dengan

BUMN lain.

(5) Likuidasi

Tindakan pemegang saham untuk melakukan likuidasi, tentunya setelah me-menuhi pertimbangan dan kajian tentang cost & benefit dari usaha tersebut, meliputi;

Tidak ada PSO – non “Strategis” (tidak harus dipertahankan status BUMN) Dalam beberapa tahun mengalami kerugian terus-menerus Kompetisi usaha tinggi Eksternalitas rendah Usahanya tidak prospektif Ekuitas negatif

Selain pertimbangan diatas, tentunya cost & benefit tersebut sudah meliputi pen-ghitungan tentang biaya likuidasi (cost of liquidation) harus lebih kecil dari biaya apabila perusahaan tetap dioperasikan.

KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI

Dari sisi hukum;

Perlu mendapatkan suatu kejelasan mengenai pengertian “dikuasai” sebagai-mana termaktub dalam ayat (2) dan (3) Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945, apakah yang dimaksud seluruhnya dimiliki dan dikelola oleh Negara, atau dimiliki tetapi dapat tidak dikelola oleh Negara, atau tidak perlu memiliki dan tidak perlu mengelola tetapi cukup mempunyai kewenangan dalam hal pengaturan (regu-lasi).

Page 12: MAKALAH FILSAFAT 2

Selain itu, dengan telah ditetapkannya UU No 19 Tahun 2003 tentang BUMN, dalam pasal 4 (1) dan penjelasannya telah ditegaskan bahwa modal BUMN yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan adalah pemisahan kekayaan Ne-gara dari APBN untuk dijadikan penyertaan modal Negara pada BUMN, untuk selanjutnya pembinaan dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem APBN namun didasarkan pada prinsip-prinsip perusahaan yang sehat. Lebih lan-jut terdapat pengaturan dalam PP No. 33 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa penyelesaian piutang BUMN diselesaikan dengan mekanisme korporasi yang di-dasarkan pada pengertian piutang Negara dalam UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dimana dalam UU tersebut tidak lagi dimasukkan pen-gertian piutang BUMN sebagai bagian dari piutang Negara.

Dari hal diatas, pengertian sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (2) dan (3) diatas, belum memiliki definisi yang seragam tentang arti “dikuasai” dan “cabang-cabang produksi penting” seperti apa. Kemudian terhadap pemahaman tentang kekayaan Negara yang dipisahkan, perlu mendapatkan pemahaman se-cara meluas bahwa modal yang telah dipisahkan untuk pendirian suatu BUMN bu-kan lagi kategori kekayaan Negara.

Dari sisi perusahaan;

Bahwa perlu disadari fungsi dan tugas utama BUMN tidak hanya sekedar mem-peroleh keuntungan saja, yang kemudian diukur hanya dengan adanya peningkatan RoA, RoE, RoI saja, tetapi juga mengemban beberapa tugas yang lebih bersifat makro, seperti menjaga stabilitas ekonomi/harga, dan untuk memenuhi sifat penu-gasan layanan publik atau agent of development serta pioneering. Sehingga menge-lola BUMN tentunya juga harus dapat memahami kepentingan-kepentingan stakeholdernya. Dengan demikian, seharusnya dari sisi regulasi untuk kepentingan pelaksanaan usaha BUMN khususnya yang mengemban tugas layanan umum perlu diatur dengan suatu regulasi yang lebih mendukung pada BUMN.

Kemudian, dalam rangka pengembangan usahanya perlu adanya pemikiran men-genai kebijakan tentang dividen perlu lebih mempertimbangkan kepentingan- kepentingan perusahaan dalam rangka investasinya, karena apabila kebijakan divi-den selalu untuk kepentingan APBN semata tentunya akan mengurangi kemampuan perusahaan dalam rangka pengembangan dan kelangsungan usahanya (sustain-ability).

Demikian pula, gaya manajemen BUMN yang ada perlu dilakukan perubahan para-digmanya (mind set), bahwa paradigma baru menghendaki adanya suatu inovasi dan terobosan bisnis yang harus dilakukan tanpa harus menciptakan birokrasi yang berbelit, namun harus tetap mengutamakan prinsip governance. Untuk mendukung perubahan paradigma baru tersebut dalam pengadaan manajemen BUMN yang dit-erapkan saat ini sudah menggunakan metode fit & proper test yang melibatkan pula pihak independent assessor, yang dalam pelaksanannya diikat dengan Statement of Corporate Intent (SCI) sebagai acuan komitmen manajemen dalam peningkatan kinerjanya, yang akan diukur dalam kinerjanya dengan Key Performance Indicator (KPI) yang disepakati bersama dan dituangkan dalam suatu Kontrak Manajemen.

Sebagaimana telah diutarakan terdahulu bahwa sistem perekonomian Indonesia yang berlandaskan prinsip demokrasi ekonomi , termuat dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945,

Page 13: MAKALAH FILSAFAT 2

sebagai berikut : " Produksi dikerjakan oleh semua,untuk semua di bawah pimpinan atau pemilihan anggota-anggota masyarakat." Dari penjelasan Pasal 33 tersebut di atas, jelas yang diutamakan adalah masyarakat, bukan orang-seorang, oleh sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, harus dikuasai oleh negara. Selanjutnya dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945 menyatakan sebagai berikut :

"Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh ada di tangan orang-seorang." Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat."

Ini berarti, bahwa yang menguasai hajat hidup orang banyak yaitu harus berada di tangan perusahaan milik negara (BUMN). Jadi kedudukan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dalam kehidupan perekonomian negara dilandasi secara konstitusioanal oleh Pasal 33 UUD 1945.

Sebagaimana halnya dengan BUMN , peranan koperasi pun dalam kehidupan perekonomian Indonesia dilandasi secara konstitusional oleh Pasal 33 uud 1945, dimana dalam ayat (1) dinyatakan bahwa :

"Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas kekeluargaan."

Dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945 tersebut antara lain dinyatakan, bahwa:

"Produksi dikerjakan oleh semua , untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah "koperasi"

Penjelasan Pasal 33 1945 di sini tidak berarti bahwa seluruh ekonomi harus dikoperasikan ."koperasi adalah wahana sosial ekonomi utama di bidang pedesaan dan pertanian" dari pengertian koperasi tersebut , maka belum tentu di sektor di luar sektor pedesaan dan pertanian ( industri, pertambangan, perdagangan,dan sebainya), koperasi akan tumbuh dengan subur, bahkan di sektor pedesaan dan pertanianpun koperasi berkembang dengan subur.

sebagaimana diutarakan Mohammad Hatta bahwa azas"kekeluargaan" sebagaimana tercermin dalam ayat (1) Pasal 33 UUD 1945 tersebut, harus kita beri penafsiran lain untuk sektor modern .Dalam sektor modern,bentuk-bentuk demokrasi ekonomi yang berdasarkan " kekeluargaan " dapat terjelma dalam bentuk-bentuk misalnya sebagai berikut :

1. Mengembangkan koperasi di antara buruh dan karyawan , koperasi adalah wahana untuk meninggikan kesejahteraanburuh dan meningkatkan kecerdasannya lewat pendidikan buruh dan sebagainya.

2. Menumbuhkan "hubungan perburuhan" (industrial relation) yang sesuai dengan asas-asas kekeluargaan itu, dimana antara buruh dan pengusaha terjalin semangat kekeluargaan.

Page 14: MAKALAH FILSAFAT 2

3. Dalam Bentuk lain mungkin dikemudian hari perusahaan swasta akan menjual sebagian saham-sahamnya kepada masyarakat, juga kepada buruh dan karyawannya. Mungkin koperasi simpan-pinjam diantara buruh/karyawannya dapat menjadi pemegang saham.

4. Mungkin di kemudian hari buruh bisa mendapat hak untuk ikut mengatur perusahaan dimana ia bekerja, seperti halnya yang terjadi di beberapa negara Eropa.

Bentuk-bentuk sebagaimana tersebut di atas adalah demokrasi ekonomi yang berdasarkan kekeluargaan. Demikianlah dalam rangka menerjemahkan apa yang terkandung dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945 tersebut , yang merupakan landasan konstitusioanal dalam kehidupan perekonomian Indonesia yang berdasarkan "kekeluargaan", diciptakan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pokok-pokok perkoperasian. Antara lain dalam Pasal 37 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969, merupakan pasal yang mengatur kewajiban Pemerintah untuk "memberikan bimbingan pengawasan, perlindungan, dan fsilitas terhadap koperasi serta memampikannya untuk melaksanakan Pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya". Dari apa yang tersirat dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tersebut, ia mencerminkan bahwa, gerakan koperasi di Indonesia didorong secara aktif oleh Pemerintah untuk tumbuh dan berkembang. Koperasi yang ingin didorong pengembangannya oleh Pemerintah tersebut, adalah koperasi yang tetap berlandaskan asas swadaya masyarakat sendiri, asas kepentingan bersama (mufakat atas dasar musyawarah) serta bergerak atas inisiatif ekonomi.

Salah satu usaha Pemerintah dalam rangka mendorong pertumbuhan gerakan koperasi sebagai wadah untuk membantu golongan ekonomi lemah ialah dengan dibentuknya Koperasi Unit Desa (KUD). KUD ini berbentuk badan usaha yang merupakan kesatuan ekonomi terkecil dalam rangka pembangunan pedesaan.Dalam intruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1978 yang antara lain menyatakan : KUD sebagai wadah dari seluruh warga desa termasuk petani,nelayan,pengrajin,peternak,pedagang dan sebagainya. Dengan intruksi ini diharapkan KUD benar-benar menjadi wadah utama kegiatan ekonomi pedesaan yang dimiliki dan diatur sendiri oleh seluruh warga desa sendiri untuk keperluan mereka dalam pembangunan. Untuk meningkatkan dan memantapkan kegiatan usaha koperasi primer dalam berbagai bidang usaha, telah dilakukan peningkatan keterampilan untuk menyusun rencana usaha, peningkatan kecekatan dalam usaha memperoleh kredit dan kemampuan untuk memanfaatkannya bagi kepentingan usaha , serta bimbingan dalam kegiatan simpan pinjam agar mampu mengembangkan tabungan para anggota dan mampu memenuhi kebutuhan kredit mereka. Di samping itu , juga dikembangkan kerjasama antara koperasi dengan sektor negara dan sektor swasta.Selanjutnya untuk membantu usaha kerajinan rakyat dan industry kecil telah dilakukan kerjasama , baik antar koperasi dengan badan usaha lainnya.dengan prinsip saling menguntungkan seperti dalam pengadaan bahan baku,produksi, serta pemasaran hasilnya.

Sedangkan latar belakang pendirian BUMN ini nampaknya bermacam-macam , tergantung dari periode pendiriannya dan kebijaksanaan Pemerintah saat itu. Beberapa BUMN merupakan kelanjutan dari perusahaan-perusahaan yang didirikan pada zaman sebelum kemerdekaan. Beberapa perusahaan didirikan pada zaman perjuangan kemerdekaan , yang menonjol dalam hal ini adalah CTC ( Central Trading Company ) yang kemudian berkembang menjadi PT Panca Niaga, lahirnya Perusahaan Perkebunan Negara

Page 15: MAKALAH FILSAFAT 2

(PPN) sebagai akibat nasionalisasi perusahaan-prusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah.Demikian pula lahirnya PELNI sebagai akibat nasionalisasi KPM milik Belanda. Berbagai landasan pendirian perusahaan negara tersebut telah menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam pengendaliannya. Untuk mengatasi berbagai masalah pengendalian ini maka disusunlah Undang-undang No 19 Tahun 1960 mengenai perusahaan negara. Undang-undang ini merupakan tonggak penting dalam pengelolaan dan pengendalian BUMN di Indonesia. Melalui Undang-undang ini ditetapkan peranan dan fungsi perusahaan negara dan berbagai badan pengendalian yang penting. Dalam usaha membangun ekonomi diusahakan peran serta seluruh lapisan masyarakat dan mengurangi campur tangan Pemerintah yang menghambat perkembangan ekonomi. Dalam iklim demikian ini dirumuskan perundangan yang akan meletakkan kembali peran BUMN sebagai aparatur perekonomian negara dalam sistem perekonomian Indonesia. Perumusan ini telah melahirkan Undang-undang No 9 Tahun 1969 dimana dalam konsiderinya jelas mencerminkan kedudukan /peranan BUMN dalam sistem perekonomian Indonesia, antara lain :

1. Bahwa perusahaan Negara sebagai unit ekonomi yang tidak terpisah dari sistem ekonomi Indonesia perlu segera disesuaikan pengaturan dan pembinaannya menurut isi dan jiwa ketetapan MPR sementara Nomor XXIII/MPRS/1966

2. Bahwa dalam kenyataannya terdapat Usaha Negara dalam bentuk Perusahaan Negara berdasarkan UU Nomor 19 Tahun 1960 yang dirasakan kurang efisien, sehingga dipandang perlu untuk segera ditertibkan kembali

Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun1969 tersebut,sesuai dengan fungsi serta status hukumnya maka perusahaan negara diklasifikasikan dalam 3 bentuk, sebagai berikut :

1. Perusahaan Jawatan (PERJAN) dengan cirri-ciri sebagai berikut :1. Merupakan BUMN yang bersifat public service, yaitu pelayanan kepada

masyarakat.2. Permodalan termasuk bagian dari APBN yang dikelola oleh Departemen yang

membawahkannya.3. Statusnya mempunyai kaitan dengan hokum public

2. Perusahaan Umum (PERUM) dengan cirri-ciri sebagai berikut :1. Merupakan BUMN yang bersifat public utility, yaitu melayani kepentingan

umum dan diharapkan memupuk keuntungan2. Modal seluruhnya milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan3. Berstatus badan hokum dan diatur berdasarkan Undang-unahaadang

3. Perusahaan Perseroan (PERSERO) dengan ciri-ciri sebagai berikut :1. Merupakan BUMN yang bersifat "profit motive "2. Modal seluruhnya atau sebagian milik negara dan dibagi atas saham-saham3. Berstatus badan hokum perdata yang terbentuk perseroan terbatas (PT)

Betapa penting peranan BUMN dalam sistem perekonomian Indonesia dapat dilihat dari maksud dan tujuan dari kegiatan PERJAN , PERUM dan PERSERO, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983,sebagai berikut :

Page 16: MAKALAH FILSAFAT 2

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian negara pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.

2. Mengadakan pemupukan keuntungan/pendapatan3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa barang dan jasa yang bermutu dan

memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor

swasta dan koperasi.5. Menyelenggarakan kegiatan usaha yang bersifat melengkapi kegiatan swasta dan

koperasi dengan antara lain menyediakan kebutuhan masyarakat ,baik dalam bentuk barang maupun dalam bentuk jasa dengan memberikan pelayanan yang bermutu dan memadai

1. Turut aktif memberikan bimbingan kegiatan kepada sektor swasta khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah dan sektor koperasi

Turut aktif melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan pada umumnya

Dalam melaksanakan amanat UUD 1945 pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) , negara mendirikan berbagai badan usaha yang bergerak dalam bidang kepentingan umum atau yang disebut dengan BUMN . Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) adalah bentuk dari semua perusahaan yang sebagian besar ataupun seluruh modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan , kecuali ada ketentuan lain berdasarkan UU .

Badan usaha yang didirikan dengan modal pemerintah pusat disebut dengan BUMN . Sedangkan badan usaha yang didirikan dengan modal pemerintah daerah disebut BUMD . Fungsi dari BUMN adalah untuk mengelola produk dan distribusi barang – barang yang bersifat vital, strategis , dan berkaitan dengan kepentingan orang orang .Contoh dari BUMN diantara nya itu :

PT Telkom PT PELNI PT PLN PT Pos Indonesia Perum Pegadaian , dan PT KAI ( Kereta Api Indonesia )

BUMN didirkan dengan tujuan : Memenuhi kepentingan umum ( Public Service ) Memupuk pendapatan negara Memperluas lapangan kerja , serta Mencegah monopoli swasta

I . Ciri – ciri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) .Ciri – ciri BUMN secara umum diantaranya :

Melayani kepentingan umum

Page 17: MAKALAH FILSAFAT 2

Berusaha memperoleh keuntungan Pemerintah memiliki kewenangan dalam menetapkan kebijakan usaha Berstatus badan hukum dan tunduk kepada hukum yang berlaku di Indonesia Seluruh atau sebagian modalnya adalah milik negara Modalnya dapat berupa saham* dan obligasi** untuk BUMN yang telah go public Pemerintah bertindak sebagai pemegang saham dan pemegang hak atas segala kekayaan

usaha Bergerak di bidang produksi atau jasa yang bersifat vital Segala hak , kewajiban dan tanggung jawab berada di tangan negara Bertujuan membangun ekonomi nasional dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat Sebagai sumber pemasukan negara Pengawasan dilakukan oleh alat perlengkapan negara yang berwenang Dapat menghimpun dana dari pihak lain , baik dari lembaga keuangan bank maupun nonbank Direksi bertanggung jawab penuh terhadap BUMN

III . Landasan Berdirinya dan Bentuk Badan Usaha Milik Negara .Kantor Menteri Negara BUMN dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor

228/M tahun 2001 dan selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2001 tanggal 13 September 2001, kedudukan, tugas dan kewenangan selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)/Pemegang Saham pada PERSERO/Perseroan Terbatas, Wakil Pemerintah pada Perusahaan Umum (PERUM), dan Pembina Keuangan pada Perusahaan Jawatan (PERJAN) yang sebelumnya berada di Menteri Keuangan dialihkan kepada Menteri Negara BUMN.

Adapun dalam melaksanakan amanat UUD 1945 pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) , negara mendirikan berbagai badan usaha yang bergerak dalam bidang kepentingan umum yang disebut dengan BUMN .Bunyi UUD 1945 Pasal 33 Ayat 2 : “ Cabang – cabang produksi yang penting bagi negara yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara “ .Dan , bunyi UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 : “ Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat “ .Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2003 Pasal 9 tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara , BUMN dikelompokan menjadi 2 , yakni Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero) .

a. Perusahaan Umum ( Perum )Perum merupakan BUMN yang seluruh modalnya adalah punya negara dan tidak terbagi atas saham yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa yang bermutu tinggi . Contoh perusahaan umum diantaranya Perum Pagadaian , Perum Perumahan Umum Nasional ( Perumnas ) , dan Perum Dinas Angkutan Motor Republik Indonesia ( Damri ) .Ciri-ciri Perusahaan Umum :

Melayani kepentingan umum sekaligus mencari keuntungan Memiliki status badan hukum Dipimpin oleh dewan direksi Pimpinan dan karyawan berstatus pegawai perusahaan negara yang diatur tersendiri Pada umumnya bergerak dalam bidang usaha jasa yang ital bagi masyarakat Perum mempunyai kekayaan yang terpisah sehingga memiliki kebebasan bergerak

Page 18: MAKALAH FILSAFAT 2

Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan , serta dapat memperoleh pinjaman dari dalam maupun luar negeri

Perum dapat menuntut dan dituntut di muka pengadilan dan diatur dengan hukum perdatab. Perusahaan Perseroan ( Persero )

Modal Persero berasal dari saham milik pemerintah dari kekayaan negara yang telah dipisahkan . Contoh perusahaan yang berbentuk perseroan (PT) adalah PT. Pos Indonesia , PT PLN , PT Telkom , GIA ( Garuda Indonesia Airways ) , PT BNI , PT Pelni , PT Aneka Tambang , PT KAI , dll .Ciri – ciri Perusahaan Persero adalah :

o Kegiatan usahanya bertujuan mencari laba ( profit motive )o Berstatus badan hukum yang berbenruk PT.o Bidang usahanya dalam sektor vital dan strategis serta profitableo Modalnya merupakan kekayaan negara yang dipisahkan dengan bentuk saham dan

diperbolehkan menjual sahamnya ata obligasi kepada swastao Persero tidak memiliki fasilitas negarao Persero dipimpin oleh direksi dan karyawannya berstatus sebagai pegawai swastao Status pegawai sebagai pegawai swastao Peranan pemerintah hanya sebesar saham yang dimilikinya

IV . Tugas , Fungsi , serta Kewenangan Menteri BUMN

IV . I . TUGAS

Menteri Negara BUMN mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pembinaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). IV . II . FUNGSI Dalam melaksanakan tugas tersebut Menteri Negara BUMN menyelenggarakan fungsi:A. Perumusan kebijakan pemerintah di bidang pembinaan BUMN yang meliputi kegiatan pengendalian, peningkatan efisiensi, privatisasi, dan restrukturisasi BUMN.

B. Pengkoordinasian dan peningkatan keterpaduan penyusunan rencana dan program, pemantauan, analisis, dan evaluasi di bidang pembinaan BUMN.

C. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang pembinaan BUMN kepada Presiden.IV . III . KEWENANGAN

Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut Menteri Negara BUMN mempunyai kewenangan:a. Penetapan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makrob. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnyac. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidangnyad. Pengaturan sistem lembaga perekonomian negarae. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan atas nama negara di bidangnyaf. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

Page 19: MAKALAH FILSAFAT 2

yaitu: 1. Mewakili Pemerintah selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau pemegang saham pada persero dan perseroan terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki oleh negara 2. Mewakili Pemerintah pada Perusahaan Umum 3. Mewakili Pemerintah selaku pembina keuangan pada Perusahaan Jawatan 4. Mewakili Pemerintah dalam melaksanakan restrukturisasi dan privatisasi BUMN

Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi berarti pemerintah melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.1 ) Kegiatan produksi

Pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pelaku ekonomi, mendirikan perusahaan negara atau sering dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2003, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat berbentuk Perjan (Perusahaan Jawatan), Perum (Perusahaan Umum), dan Persero (Perusahaan Perseroan). Mengenai ciri-ciri dari ketiga bentuk perusahaan negara di atas telah kalian pelajari di kelas VII semester 2. BUMN memberikan kontribusi yang positif untuk perekonomian Indonesia. Pada sistem ekonomi kerakyatan, BUMN ikut berperan dalam menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri, dan perdagangan serta konstruksi. BUMN didirikan pemerintah untuk mengelola cabang-cabang produksi dan sumber kekayaan alam yang strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Misalnya PT Dirgantara Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), PT Pos Indonesia, dan lain sebagainya. Perusahaan-perusahaan tersebut didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, serta untuk mengendalikan sektor-sektor yang strategis dan yang kurang menguntungkan. Secara umum, peran BUMN dapat dilihat pada hal-hal berikut ini.

a) Mengelola cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak.b) Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya secara efektif dan efisien.

Page 20: MAKALAH FILSAFAT 2

c) Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijaksanaan di bidang ekonomi.d) Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga dapat menyerap tenaga kerja.

2 ) Kegiatan konsumsi Seperti halnya yang telah kalian pelajari pada bab 8 mengenai pelaku-pelaku ekonomi, pemerintah juga berperan sebagai pelaku konsumsi. Pemerintah juga membutuhkan barang dan jasa untuk menjalankan tugasnya. Seperti halnya ketika menjalankan tugasnya dalam rangka melayani masyarakat, yaitu mengadakan pembangunan gedung-gedung sekolah, rumah sakit, atau jalan raya. Tentunya pemerintah akan membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti semen, pasir, aspal, dan sebagainya. Semua barang-barang tersebut harus dikonsumsi pemerintah untuk menjalankan tugasnya. Contoh-contoh mengenai kegiatan konsumsi yang dilakukan pemerintah masih banyak, seperti membeli barang-barang untuk administrasi pemerintahan, menggaji pegawai-pegawai pemerintah, dan sebagainya.

3 ) Kegiatan distribusi

Selain kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga melakukan kegiatan distribusi. Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah dalam rangka menyalurkan barang-barang yang telah diproduksi oleh perusahaanperusahaan negara kepada masyarakat. Misalnya pemerintah menyalurkan sembilan bahan pokok kepada masyarakat-masyarakat miskin melalui BULOG. Penyaluran sembako kepada masyarakat dimaksudkan untuk membantu masyarakat miskin memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah harus lancar. Apabila kegiatan distribusi tidak lancar akan memengaruhi banyak faktor seperti terjadinya kelangkaan barang, harga barang-barang tinggi, dan pemerataan pembangunan kurang berhasil. Oleh karena itu, peran kegiatan distribusi sangat penting.

b . Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi tidak hanya berperan sebagai salah satu pelaku ekonomi, akan tetapi pemerintah juga berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan terhadap jalannya roda perekonomian demi tercapainya tujuan pembangunan nasional. Dalam rangka melaksanakan peranannya

Page 21: MAKALAH FILSAFAT 2

tersebut pemerintah menempuh kebijaksanaan-kebijaksanaan berikut ini.1 ) Kebijaksanaan dalam dunia usaha Usaha untuk mendorong dan memajukan dunia usaha, pemerintah melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan berikut ini.a) Pemerintah mengeluarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.b) Pemerintah mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1992 mengatur tentang Usaha Perbankan.c) Pemerintah mengubah beberapa bentuk perusahaan negara agar tidak menderita kerugian, seperti Perum Pos dan Giro diubah menjadi PT Pos Indonesia, Perjan Pegadaian diubah menjadi Perum Pegadaian.2 ) Kebijaksanaan di bidang perdaganganDi bidang perdagangan, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan berupa kebijaksanaan ekspor dan kebijaksanaan impor. Pemerintah menetapkan kebijakan ekspor dengan tujuan untuk memperluas pasar di luar negeri dan meningkatkan daya saing terhadap barang-barang luar negeri. Adapun kebijakan impor dimaksudkan untuk menyediakan barang-barang yang tidak bisa diproduksi dalam negeri, pengendalian impor, dan meningkatkan daya saing.

3 ) Kebijaksanaan dalam mendorong kegiatan masyarakat Kebijaksanaan pemerintah dalam mendorong kegiatan masyarakat mencakup hal-hal berikut ini.a) Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana umum.b) Kebijaksanaan menyalurkan kredit kepada pengusaha kecil dan petani.c) Kebijaksanaan untuk memperlancar distribusi hasil produksi.

Selama lima dasawarsa, BUMN telah memainkan peranan penting dalam pembangunan bangsa. Pada masa lalu, pemerintah membutuhkan sektor korporasi yang dapat diandalkan untuk membantu menyatukan dan membangun negara, melayani konsumen, menciptakan lapangan kerja, menghasilkan barang dan jasa substitusi impor dan meningkatkan ekspor. Kita sekarang memiliki BUMN yang bergerak di hampir semua kegiatan ekonomi untuk mewujudkan fungsi tersebut. Namun harus kita akui bahwa kinerja BUMN pada umumnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan kinerja perusahaan swasta, yang mencerminkan bahwa BUMN di Indonesia tidak efisien. Saya bersyukur, bahwa sejak dibentuknya Kantor Menteri Negara Pembinaan BUMN, berbagai upaya pemberdayaan BUMN telah ditempuh, terlebih-lebih dalam menghadapi krisis ekonomi yang telah berlangsung selama hampir dua tahun ini. Dalam rangka menyehatkan system korporasi, kita telah merintis upaya reformasi terhadap semua BUMN. Tujuannya adalah untuk menjadikan BUMN lebih efisien, berdaya saing, tidak membebani keuangan negara dan bahkan diharapkan dapat memberikan keuntungan, baik berupa manfaat sosial kepada masyarakat maupun manfaat financial kepada negara, serta mampu memberikan pelayanan yang handal dan kompetitif kepada konsumen.

Dengan BUMN yang sehat, kuat dan berdaya saing, makin mudah dilakukan privatisasi.Privatisasi BUMN bukan berarti hanya menjual perusahaan milik negara, melainkan merupakan suatu wahana reformasi untuk mencapai berbagai sasaran sekaligus. Sasaran privatisasi BUMN harus mencakup upaya menjamin perbaikan usaha yang berkesinambungan, menunjang pemulihan keadaan ekonomi, dan meningkatkan mutu pelayanan kepada konsumen. Keberhasilan privatisasi beberapa BUMN belakangan ini ditambah masuknya bank-bank asing kedalam bank-bank yang sedang direstrukturisasi, telah membantu proses pemulihan kepercayaan kepada ekonomi Indonesia yang akhkir-akhir ini telah mulai tampak tanda-tandanya. Jika kinerja BUMN dapat lebih ditingkatkan,

Page 22: MAKALAH FILSAFAT 2

saya yakin bahwa BUMN dapat berperan lebih besar lagi dalam meningkatkan pendapatan negara, menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan bagi kehidupan ekonomi yang lebih baik menciptakan lapangan kerja yang lebih luas; dan yang lebih penting dapat menjadi salah satu alternatif sumber pembiayaan bagi kegiatankegiatan pembangunan.

Dalam menghadapi tantangan millennium ketiga nanti, di mana persaingan usaha menjadi semakin bebas, terbuka dan makin ketat, saya berharap agar BUMN berkembang menjadi badan usaha yang handal, berdaya saing dan bertaraf internasional. Memang harus kita fikirkan untuk mengkonsolidasikan BUMN, dan menggabungkan sehingga memperkecil jumlahnya, namun meningkatkan kualitasnya sebagai badan usaha. Untuk itu pula saat ini kita sedang menggodog rencana pembentukan perusahaan holding

BUMN ke dalam kelompok berbagai usaha sejenis. Dari pembentukan perusahaan holding BUMN tersebut, diharapkan kinerja usaha setiap jenis industri BUMN dapat meningkat berlipatganda. Reformasi BUMN perlu didukung oleh kita semua, terlebih-lebih oleh para pejabat yangterkait langsung dengan pengelolaan BUMN. BUMN tidak boleh lagi menjadi sapi perah danharus bersih dari unsur-unsur KKN. Secara sadar kita harus mempersiapkan agar BUMN dapatmenjadi salah satu pilar ekonomi nasional yang sehat.Untuk itu diperlukan semangat baru dari seluruh aparat yang mengelola BUMN, untukbekerja secara profesional sebagaimana layaknya sebuah badan usaha. Bedanya dengan badanusaha swasta hanyalah kepemilikannya. Pengelolaan usaha baik itu badan usaha swasta ataupunmilik negara pada prinsipnya haruslah sama. BUMN pada dasarnya harus menguntungkan bagipemiliknya dalam hal ini negara. Jika ada tugas non-bisnis yang dibebankan kepada BUMN,beban itu harus menjadi tanggungan Pemerintah dan tidak boleh mengubah cara pengelolaan dancara kerja BUMN sebagai suatu badan usaha.

Peran BUMN di masa depan haruslah kita letakkan dalam kerangka sistem ekonomi pasaryang sedang kita kembangkan. Untuk meningkatkan kinerjanya BUMN harus terbuka untukdimiliki oleh masyarakat atau investasi swasta. Dalam kondisi dimana usaha swasta mampumenyediakan barang dan jasa secara bersaing, BUMN harus berperan seperti badan usaha biasa,harus mampu bersaing dalam harga, kualitas dan pelayanan. Kalau tidak bisa, ditutup saja, ataudilepas kepada swasta. Dalam hal di suatu kegiatan atau wilayah belum cukup tersedia pelayanankebutuhan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, BUMN dapat ditugasi olehpemerintah, namun meskipun saingannya tidak ada pelayanan itu harus diberikan secara efisien,sehingga masyarakat tidak menjadi korban karena harus memikul biaya yang lebih besar.Keberadaan BUMN disini tidak boleh menutup bahkan harus menungkinkan datangnya parapelaku baru (new entrants) ke bidang atau ke wilayah tersebut.

Sehari mengenai Masa Depan Reformasi BUMN ini dapat menciptakan suasana sinergi dalamberbagai hal guna memperoleh manfaat dari potensi BUMN di Indonesia yang demikianbesarnya. Dari kualifikasi peserta yang hadir pada kesempatan ini, saya mengharapkan ini akan membahas berbagai aspek penting dalam pelaksanaan reformasi BUMN, baik itumenyangkut sumber daya manusia, kinerja operasional, pemasaran maupun kelembagaan. Tidakkalah pentingnya saya berharap juga akan dibahas masalah pembiayaan melalui sistem perbankan

Page 23: MAKALAH FILSAFAT 2

PERANAN UMUM BUMN

- Kontributor Perekonomian Negara- Pengelola Sumberdaya Strategis- Agen Pembangunan antara lain bagi :- Wilayah Sekitar (Program Bina Lingkungan)- Usaha Kecil (Program Kemitraan)

PROGRAM KEMITRAAN BUMN

Tujuan :

- Meningkatkan kemampuan Usaha Kecil,agar menjadi tangguh dan mandiri- Mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta pemerataan pembangunan

melalui perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat Sumber Dana : Penyisihan 1-3% Laba Setelah Pajak.

Mekanisme Program Kemitraan :

- Calon Mitra Binaan mengajukan Proposal sesuai Formulir yang disediakan di setiap BUMN

- Evaluasi oleh BUMN Pembina- Penetapan Nilai Bantuan Modal Usaha- Pelatihan- Penyerahan Bantuan Modal Usaha- Pendampingan dan Pemasaran

Kategori Usaha Kecil Penerima Bantuan :

- Omzet Maksimum 1 Milyar Rupiah- Kekayaan Bersih Maksimum 200 Juta (tidak termasuk tanah dan bangunan)- Milik WNI dan Berdiri sendiri (bukan cabang suatu perusahaan)- Umur usaha minimum 1 tahun dan prospektip.

Jangka Waktu Pembinaan dan Bunga Pinjaman :

- 3 Tahun dengan bunga maksimum s/d 12 % per tahun (perhitungan bunga efektip)- Dapat diberikan s/d 3 kali untuk setiap Mitra Binaan

Keuntungan Program Kemitraan BUMN :

- Grace Period 3 bulan- Bungan Relatip Ringan- Kesempatan Pameran di Dalam & Luar Negeri- Pelatihan dan Pendampingan- Fasilitas rescheduling dan reconditioning

Page 24: MAKALAH FILSAFAT 2

OPTIMALISASI PROGRAM KEMITRAAN

Untuk meningkatkan daya guna Program Kemitraan, Kantor Kementrian Negara BUMN telah menggariskan kebijakan sbb :

Penerapan Sistem Target dalam Penyaluran dan Pengembalian Dana Kemitraan oleh BUMN

Pencapaian target tsb. merupakan salah satu komponen penting Penilaian Kinerja Direksi dan Kesehatan BUMNPenyelenggaraan BUMN Expo di kota-kota besar sebagai media promosi dan pemasaran produk Mitra Binaan

KENDALA PROGRAM KEMITRAAN BUMN

- Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN di beberapa wilayah (misal : DIY) dinilai “masih jauh dari harapan” dikarenakan :

- Realisasi / penyerapan Dana Program Kemitraan BUMN masih sangat rendah, dibanding dana yang dianggarkan

- Penyaluran bantuan menjadi kurang efektif, diukur dari banyaknya duplikasi, salah sasaran dan ketidakmerataan dalam penyaluran bantuan serta belum sinerginya PKBL BUMN dengan Program Pembangunan Ekonomi wilayah setempat.

Kondisi tersebut dilatar belakangi oleh beberapa faktor :

- Sulitnya koordinasi antar BUMN dalam penyaluran Dana Kemitraan dikarenakan 50% BUMN tidak memiliki Kantor Cabang / perwakilan di daerah

- Masih terbatasnya peran riil Pemda setempat dalam pendayagunaan Program Kemitraan BUMN, misalnya dalam pemberian informasi tentang Profil Usaha Kecil, Arah Pengembangan Ekonomi Daerah serta Proyeksi Potensi Pasar Usaha Kecil.

- Relatip terbatasnya jumlah SDM pelaksana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di BUMN

- Sikap ekstra hati-hati dari BUMN dalam pemilihan Mitra Binaan akibat sulitnya menilai prospek usha serta perilaku kurang terpuji dari beberapa Mitra Binaan.

- Prosedur administrasi PKBL yang relatip lebih rumit dibanding perbankan.- Bunga Pinjaman yang dinilai masih memberatkan (6 s.d 12 %)

Pemberlakuan ketentuan tentang Jaminan di beberapa BUMN

Peran BUMN terhadap perekonomian nasional dinilai semakin meningkat, tercermin dari belanja modal (capex) dan belanja operasional (opex) 2010 yang mencapai Rp 969 triliun, mendekati total APBN 2010 sebesar Rp 1.009 triliun. "Peningkatan capex dan opex tersebut menunjukkan bahwa perusahaan milik negara menjadi penggerak ekonomi nasional, kata Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, di Jakarta. Jumat (15/1). Menurut Said, total capex BUMN 2010 mencapai Rp 184 triliun atau lebih besar 221.15 persen dibanding belanja modal pemerintah pusat yang Rp 83,2 triliun. Demikian Juga dengan opex BUMN pada 2010 sebesar Rp785 triliun, atau lebih Unggi 762.14 persen dibanding opex pemerintah pusat Rp 103 triliun.

Dalam Keynote speech Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa Keberadaan BUMN tidak terlepas dari peninggalan sejarah, yaitu ketika akhir dasawarsa 1950-an yakni setelah Indonesia merdeka, semua perusahaan Belanda dan beberapa perusahaan asing lainnya dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia. Dengan demikian negara memiliki

Page 25: MAKALAH FILSAFAT 2

beberapa perusahaan yang berasal dari pengambil alihan tersebut dan bergerak hampir di seluruh bidang ekonomi, seperti De Javashe Bank kemudian menjadi Bank Sentral dengan nama Bank Indonesia. Diantara sekian banyak perusahaan yang diambil tersebut, terdapat pula perusahaan mebel, percetakan, toko buku dan perusahaan tersebut sekarang sudah terjual. Dalam perkembangannya terdapat beberapa perusahaan yang bergerak diberbagai bidang usaha yang didirikan oleh negara antara lain Pertamina, Permias, Garuda, Kerakatau Steel, Dirgantara Indonesia, Indosat, Telkom, Balai Pustaka dan lain sebagainya jumlah BUMN saat ini sebanyak 134 perusahaan, jika dilihat dari indikator kinerja BUMN, Peningkatan yang ada dirasakan belum mantap dan belum berkesinambungan.

Sebagaimana dimaklumi bahwa tujuan utama dari keberadaan BUMN bukanlah untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, akan tetapi merupakan bagian dari pengabdian kepada rakyat. Oleh karena itu kondisi yang kadang-kadang harus merugi karena mengemban misi-misi tertentu dari pemerintah untuk kesejahteraan rakyat merupakan pilihan yang tidak terelakkan sayangnya hal ini terabaikan oleh beberapa BUMN, menindak lanjuti hal tersebut sangat diharapkan adanya pendapat ataupun masukan dari peserta Roundtable discussion sebagai bentuk kontribusi dalam menajamkan dan menyempurnakan naskah kajian Lemhannas RI tentang Peranan Badan Usaha Milik Negara Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.

Aspek Hukum Peranan BUMN Dalam Memberikan Pinjaman Modal Kepada Pengusaha Kecil Dan Koperasi

Dalam rangka memberdayakan ekonomi usaha kecil dan koperasi, pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan yang memberikan fasilitas atau kegiatan mulai dari perkreditan sampai dengan memecahkan masalah pemasaran yaitu Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil. Penelitian dilakukan untuk mengetahui peranan BUMN dalam memberikan pinjaman modal kepada Pengusaha Kecil dan Koperasi, dan bentuk perjanjian dan tanggung jawab bagi para pihak, serta penyelesaian jika timbul sengketa antara pemberi pinjaman modal dengan pihak peminjam. Lokasi penelitian di Kota Medan. Penetapan sampel dilakukan seeara purposive. Data diperoleh dengan cara studi dokumen, wawancara serta menyebarkan kuesioner. Penelitian ini bersifat deskriptif dan data dianalisis secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan BUMN dalam memberikan pinjaman modal sangat dibutuhkan oleh pengusaha kecil karena bunga yang kecil. Namun banyak pengusaha kecil yang belum dapat memanfaatkan fasilitas ini karena terbatasnya dana yang tersedia. Selanjutnya perjanjian peminjaman tersebut dilakukan secara tertulis, serta jika timbul sengketa antara para pihak (kreditur dengan debitur) biasanya diselesaikan melalui musyawarah dan belum pernah sampai diproses melalui pengadilan. Disarankan agar pihak peminjam benar-benar mematuhi isi perjanjian dan mempergunakannya sesuai peruntukannya, serta memberikan informasi yang jelas kepada pengusaha kecil agar mereka bisa memanfaatkan bantuan pinjaman tersebut guna pengembangan usahanya.

Keberadaan BUMN dalam perekonomian Indonesia merupakan bukti nyata dari negara turut berperan dalam menata kehidupan perkenomian nasional. Bahkan BUMN bisa

Page 26: MAKALAH FILSAFAT 2

dikatakan sebagai pilar perekonomian Indonesia sejajar dengan kedua pelaku ekonomi lainnya badan usaha swasta dan koperasi.

BUMN secara implisit dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan sebagai aparat untuk melaksanakan usaha negara merupakan bukti bahwa keberadaan BUMN akan tetap diharapkan sepanjang tidak memberatkan pemerintah.

Peran BUMN saat ini adalah mengemban misi pembangunan sebagai agen pembangunan. Disebut stabilisator ekonomi pembangunan, BUMN lebih berperan sebagai stabilisator ekonomi. Karena peran BUMN sangat besar dalam sistem ekonomi Indonesia jika dibandingkan dengan swasta dan koperasi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BUMN memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun agar peran tersebut bisa lebih maksimal, BUMN harus memebuhi syarat-syarat berikut;

Dikelola berdasarkan prinsip dan kultur korporasi yang sehat;Dikelola oleh manajemen profesional, integritas dan leadership yang kuat, serta memiliki sense of business yang tinggi. Untuk itu pola rekrutmen dan pola re- munerasi harus dikembangkan sesuai dengan standar korporasi;

Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG), secara konsis-ten dan berkesinambungan;

Mampu terus menciptakan nilai tambah dan inovasi;

Siap bersaing di era kompetisi global, dan memiliki kemampuan untuk survive dalam segala kondisi;

Memiliki tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility), baik dalam hal kepedulian terhadap lingkungan hid up, pengentasan problem masyarakat sekitar, dan pengembangan pengusaha kecil.

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan pengelolaan BUMN membutuhkan keterlibatan yang aktif dari semua pihak, baik Pemerintah, manajemen BUMN, karyawan BUMN, akademisi, parlemen, dan masyarakat luas yang memiliki per-hatian terhadap BUMN. Karena itu, marilah bersama-sama kita pikirkan dan pantau bersama pengelolaan BUMN ini, untuk dapat memberikan hasil yang seoptimal mungkin bagi masyarakat dan negara ini.

Demikian kami sampaikan, mari kita berjuang dalam kapasitas kita masing-masing, untuk Indonesia yang lebih baik.

Page 27: MAKALAH FILSAFAT 2

VI. DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

www.wikipedia.com

dan sumber – sumber lain nya yang mendukung revisi tersebut.