Makalah kode genetika

19
MAKALAH KODE GENETIKA Disusun oleh : 1. Febri Amalia 141540134270030 2. Wika Agustin 141540134770080 3. Sely Mizholla 141540134620065 4. Nur Kholifah 131540128160059 5. Yeni Indra Widiana 141540134780081 6. Nur Eisah 141540134520055 Kelas : 1A Prodi : D3 Kebidanan STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2014/2015

Transcript of Makalah kode genetika

Page 1: Makalah kode genetika

0

MAKALAH KODE GENETIKA

Disusun oleh :

1. Febri Amalia 141540134270030

2. Wika Agustin 141540134770080

3. Sely Mizholla 141540134620065

4. Nur Kholifah 131540128160059

5. Yeni Indra Widiana 141540134780081

6. Nur Eisah 141540134520055

Kelas : 1A

Prodi : D3 Kebidanan

STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

TAHUN AJARAN 2014/2015

Page 2: Makalah kode genetika

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat

pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya

'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua

bagian:

Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai

Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent

assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat

pada organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi

bebas, yang telah di jabarkan oleh Gregor Johann Mendel . Mendel

mengatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk

(Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap

gamet menerima satu gen dari induknya sebagaimana bunyi hukum mendel I,

dan bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai

dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas,

tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa latar belakang teori mendel?

2. Apa bunyi hukum mendel I?

3. Apa bunyi hukum mendel II?

4. Apa teori pewarisan sifat?

5. Apa saja percobaan mendel?

6. Apa hereditas mamire?

7. Apa dasar-dasar genetika?

8. apa perbedaan DNA dan RNA?

Page 3: Makalah kode genetika

2

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penulisan makalah ini untuk melengkapi tugas

dari mata kuliah Biologi.

2. Tujuan Khusus

a. Agar mahasiswa mengetahui latar belakang teori mendel.

b. Agar mahasiswa mengetahui hukum mendel I.

c. Agar mahasiswa mengetahui hukum mendel II.

d. Agar mahasiswa mengetahui teori pewarisan sifat.

e. Agar mahasiswa mengetahui percobaan mendel.

f. Agar mahasiswa menegtahui hereditas mamire.

g. agar mahasiswa mengetahui dasar-dasar genetika.

h. agar mahasiswa menegetahui perbedaan DNA dan RNA.

Page 4: Makalah kode genetika

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Teori Mendel

Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk

kepada keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang

biarawan disebuah biara di Brunn, Austria menyilangkan kacang ercis (Pisum

sativum), kemudian hasil persilangan ditanam dan di amati, mendel

melakukannya selama 12 tahun.

Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaan adalah :

1. Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok

2. Melakukan penyerbukan sendiri

3. Mudah dilakukan penyerbukan silang

4. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan cepat

5. Mempunyai keturunan banyak

Langkah awal sebelum dilakukan perhitungan terhadap

pengamatannya adalah menentukan galur murni jenis tanaman yang dijadikan

percobaan. Tanaman galur murni adalah tanaman yang apabila dilakukan

penyerbukan sendiri akan menghasilkan keturunan yang semuanya

mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Dalam percobaannya Mendel

melakukan perkawinan silang dengan menyerbukkan sendiri antara dua

varietas ercis yang berbeda sebagai induk-induknya. Turunan hasil

perkawinan silang ini disebut hybrid, sedangkan prosesnya hibridisasi.

Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun beberapa

hipotesis, yaitu :

1. Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang factor

keturunan, satu dari induk jantan dan satu induk betina.

2. Setiap pasang factor keturunan menunjukkan bentuk alternative

sesamanya, misalnya tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau

hijau. Kedua bentuk alternative ini disebut alel.

Page 5: Makalah kode genetika

4

3. Bila pasangan factor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman,

factor dominasi akan menutup factor resesif.

4. Pada waktu pembentukan gamet, pasangan factor atau masing-masing alel

akan memisah secara bebas.

5. Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja atau resesif

saja.

B. Hukum Mendel I

Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan:

‘pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan

dipisahkan dalam dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan

monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).

Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:

Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada

karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif

(tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w

dalam gambar), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf

besar, misalnya R).

Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan

(misalnya ww dalam gambar di samping) dan satu dari tetua betina (misalnya

RR dalam gambar di samping).

Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan

akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif yang

tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk

pada turunannya.

C. Hukum Mendel II

Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment,

menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua

pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak

Page 6: Makalah kode genetika

5

bergantung pada sifat pasangan lainnya’. Hukum ini berlaku untuk persilangan

dihibrid (dua sifat beda) atau lebih.

Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai

genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai

genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2

pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk

betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe

wR).Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan

membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar)

dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan

w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan

membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada

tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini

perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan

ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu

merah dan individu putih adalah 3:1.

Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan

satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-

induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit.

Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang

persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai

dihibrid, dan seterusnya.

Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek

dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih

dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang

terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan

sB (nampak pada huruf di bawah kotak).

Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1

dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian

dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya

nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang

Page 7: Makalah kode genetika

6

terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2

bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika

genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau

Bb) dan putih (jika genotipenya bb).

Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang

perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan

detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb:SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb:

ssbb adalah 1:2:2:4:1:2:1:2:1

D. Teori Pewarisan Sifat

Pewarisan sifat atau yang dikenal dengan Hereditas merupakan suatu

pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari

tentang pewarisan sifat disebut dengan genetika. Pewarisan sifat itu dapat

ditentukan oleh kromosom dan gen. Teori-teori tentang pewarisan sifat adalah

sebagai berikut :

1. Teori Embryo

Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang

menyatakan, bahwa semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini

diperkuat oleh Reiner de Graaf (1641-1673) peneliti pertama yang

mengenal bersatunya sel sperma dengan sel telur yang akan membentuk

embrio. Reiner de Graaf menyatakan bahwa ovarium pada burung sama

dengan ovarium pada kelinci.

2. Teori Preformasi

Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang

menyatakan bahwa telur mengandung semua generasi yang akan dating

sebagai miniature yang telah terbentuk sebelumnnya.

3. Teori Epigenesis Embriologi

Teori ini dikemukakan oleh C.F. Wolf, 1738-1794, yang

menyatakan bahwa ada kekuatan vital dalam benih organiseme dengan

kekuatan ini menyebabkan pertumbuhan embrio menurut pola

perkembangan sebelumnya.

Page 8: Makalah kode genetika

7

4. Teori Plasma Nutfah

Teori ini dikemukakan oleh J. B. Lamarck, 1744-1829 yang

menyatakan bahwa sifat yang terjadi karena rangsangan dari luar

(lingkungan) terhadap struktur fungsi organ yang diturunkan pada generasi

berikutnya.

5. Teori Pengenesis

Teori ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa

setiap bagian tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut

gemuia.

6. Teori Telegani

Teori ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa

spermatozoa sebagian besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab

sebagai penurunan sifat.

E. Percobaan Mendel

1. Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda

a. Persilangan Monohibrid Dominan Penuh

Persilangan dua individu dengan satu sifat beda

menurun kan sifat dominan apabila sifat keturunannya sama dengan

salah satu sifat induknya.

Perhatikan contoh persilangan berikut. Contoh: Tanaman

kacang ercis berbatang tinggi disilangkan dengan kacang ercis

berbatang pendek. F1 semuanya berbatang tinggi. Kemudian F1

dibiarkan melakukan penyerbukan sendiri . Hasil yang diperoleh

yaitu F2 yang berbatang tinggi dan berbatang pendek dengan

perbandingan 3 : 1. Persilangan ini dapat dilihat dalam bagan berikut

:

Parental 1

(P1)

Kacang ercis

Batang Tinggi ><

Kacang ercis

Batang Pendek

Genotipe T T >< t t

Fenotipe Tinggi

Pendek

Page 9: Makalah kode genetika

8

Gamet T dan T

t dan t

Filial (F1)

T t Fenotipe :

Batang Tinggi

Parental 2

(P2)

Kacang ercis

Batang Tinggi ><

Kacang ercis

Batang Tinggi

Genotipe T t

T t

Gamet T dan t >< T dan t

Kemungkinan kombinasi pada F2 adalah sebagai berikut :

Gamet

Gamet T t

T TT (Tinggi) .1 Tt (Tinggi) .2

T Tt (Tinggi) .3 Tt (pendek) .4

Pada persilangan ini , gen untuk faktor Tinggi (T) dominan

terhadap gen untuk faktor pendek (t). Maka Individu bergenotipe Tt

(no. 2 dan 3) akan memiliki fenotipe tinggi. Perbandingan fenotipe F2

pada persilangan monohibrid dominan penuh adalah :

Tinggi : Pendek = 3 : 1 . Perbandingan Genotipe nya adalah :

TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1

b. Persilangan Monohibrid Intermediet

Persilangan ini tidak seperti salah satu fenotip galur murni,

tetapi mempunyai fenotipe diantara kedua induknya.

Perhatikan contoh : Tanaman Antihinum majus galur Murni

merah (MM) disilangkan dengan galur murni putih (mm). Dari

persilangan itu diperoleh hasil F1 yang semuanya berbunga merah

muda . Jika F1 ini ditanam dan diadakan penyerbukan dengan

sesamanya, maka F2 menghasilkan tanaman berbunga merah, merah

Page 10: Makalah kode genetika

9

muda, dan putih dengan perbandingan : 1 : 2 : 1. Persilangannya

dapat dilihat sebagai berikut :

P1

Tanaman

berbunga

merah

>< Tanaman

berbunga putih

Genotipe MM >< Mm

Gamet M dan M

m dan m

F1

Mm Fenotipe : berbunga merah

muda

P2 Mm (merah

muda) >< Mm (merah muda)

Gamet M dan m >< M dan m

Kemungkinan terjadinya kombinasi pada F2 adalah :

Gamet

Gamet M M

M MM

(Merah) 1 Mm (merah muda) 2

M Mm (merah muda) 3 Mm (putih) 4

Perbandingan Fenotipe F2 pada persilangan monohibrid

intermediet adalah : merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1.

Perbandingan Genotipenya : MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1

2. Persilangan Dua Individu dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid)

Persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih

menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipe dan genotipe

tertentu. Mendel dalam percobaannya menggunakan kacang ercis galur

murni yang mempunyai biji bulat warna kuning dengan galur murni yang

mempunyai biji keriput warna hijau. Karena bulat dan kuning dominan

terhadap keriput dan hijau, maka F1 seluruhnya berupa kacang ercis

Page 11: Makalah kode genetika

10

berbiji bulat dan warna biji kuning. Biji-biji F1 ini kemudian ditanam

kembali dan dilakukan penyerbukan sesamanya untuk memperoleh F2.

Keturunan kedua F2 yang diperoleh adalah sebagai berikut. Persilangan

tersebut adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda yaitu

bentuk biji dan warna biji.

B = bulat, dominan terhadap keriput b=keriput,

K = kuning, dominan terhadap hijau k= hijau

Perhatikan bagan persilangan dua individu dengan dua sifat beda

(dihibrid) di bawah

P1 Kacang ercis berbiji

bulat warna kuning ><

Kacang ercis berbiji

keriput warna hijau

Genotipe BBKK >< Bbkk

Gamet BK dan BK >< bk dan bk

F1

BbKk Fenotipe : berbiji bulat

warna kuning

P2 BbKk >< BbKk

Gamet BK,B k,bK,bk >< BK,Bk,bK,bk

Kemungkinan terjadinya kombinasi pada F2 adalah Sbb :

F2 : Gamet

Gamet BK Bk bK Bk

BK BBKK 1 BBKk 2 BbKK 3 BbKk 4

Bk BBKk 5 BBkk 6 BbKk 7 Bbkk 8

bK BbKK 9 BbKk 10 bbKK 11 bbKk 12

Bk BbKk 13 Bbkk 14 bbKk 15 Bbkk 16

Individu yang mengandung B memiliki biji bulat dan individu

yang mengandung K memiliki biji warna kuning, Fenotipe pada F2 adalah

:

a. bulat – kuning = nomor : 1 , 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13

b. bulat – hijau = nomor : 6, 18, 14

c. keripit – kuing = nomor : 11, 12, 15

Page 12: Makalah kode genetika

11

d. keriput – hijau = nomor : 16

Perbandingan Fenotipe F2 adalah :

bulat – kuning : bulat – hijau : keriput – kuning : keriput – hijau

= 9 : 3 : 3 : 1

Kemungkinan macam genotipe dan fenotipe pada dihibrid F2 :

Kemungkinan

ke- Kotak nomor Genotipe Fenotipe

1 1 BBKK Bulat kuning

2 2, 5 BBKk Bulat kuning

3 3, 9 BbKK Bulat kuning

4 4,7, 10, 13 BbKk Bulat kuning

5 6 BBkk Bulat hijau

6 8, 14 Bbkk Bulat hijau

7 11 bbKK Keriput kuning

8 12, 15 bbKk Keriput kuning

9 16 bbkk Keriput hijau

Perbandingan Genotipe nya :

BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk :

bbkk

1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 :1

3. Persilangan dua Individu dengan Tiga Sifat Beda (Trihibrid)

Misalnya persilangan kacang ercis dengan tiga sifat beda yaitu

:Batang tinggi, biji bulat dan biji warna kuning, dengan batang pendek, biji

keriput, warna biji hijau. Keturunan F1 yang dihasilkan adalah : Bagan

persilangan Trihibrid

P1 TTKKBB >< Ttkkbb

Fenotipe Tinggi,kuning,bulat >< Pendek,keriput,hijau

Genotipe TKB >< Tkb

F1

TtKkBb

Page 13: Makalah kode genetika

12

Fenotipe :

Tinggi,kuning,bulat

P2 TtKkBb >< TtKkBb

Gamet

TKB,TKb,TkB,Tkb,tKB,tKb,

tkB,tkb

Hubungan sifat beda dan jumlah kemungkinan fenotipe dan

genotipe pada F2

Jumlah

Sifat

Beda

Jumlah

Macam

Gamet

Jumlah

Macam

Genotipe

F2

Jumlah

Macam

Fenotipe

F2

Perbandingan

Fenotipe F2

Jumlah

Individu

F2

1 21 = 2 3 2 3 : 1 4

2 22 = 4 9 4 9 : 3 : 3 : 1 16

3 23 = 8 27 8 27:9:9:9:3:3:3:1 64

N 2n 3n 2n

4n

Page 14: Makalah kode genetika

13

BAB II

PEMBAHASAN

A. HEREDITAS

Keturunan memperoleh gen dari orang tua melalui pewarisan

kromosom. Kita sering melihat ada seorang anak memiliki kemiripan dengan

orang tuanya misalnya seorang anak memiliki bintik-bintik yang sama

dengan ibunya, dan mata seorang anak mirip dengan mata ayahnya. Tapi

oraang tua tidak secara harpiah mewariskan suatu sipat kepada anak.

Dibawah ini akan dijelaskan tentang pewwarisan sifat.

Pewarisan sifat pada gen. orang tua memberikan sifat terkode pada

anak-anaknya dalam bentuk unik herediter yang disebut gen. gen-gen yang

kita warisi dari orang tua merupakan tautan-tautan genetic kita dengan orang

tua, dan gen-genlan yang menebabkan kemiripan pada keluarga. Gen-gen

kita mewariskan sifat-sifat spesifik yang muncul saat kita berkembang dari

sel yang berfertilisasi menjadi dewasa, sel-sel menerjemahkan sifat-sifat

yang diwariskan dari orangtua.

Pewarisan sifa-sifat herediter memiliki basis molekuler pada reflikasi

DNA secara tepat. Yang menghasilkan salinan gen – gen yang dapat

diwariskan dari orang tua kepada anak. Setiap spesies memiliki jumlah

kromosom yang khas, misalnya manusia memiliki 46 kromosom dihampir

semua selnya. Setiap kromosom terdidi atas satu DNA tunggal yang panjang

yang terkumpar secara rumit bersama dengan berbagai protein. Suatu

kromosom mengandung ratusan atau bahkan ribuan gen, yang masing-

masing merupakan sekuens spesifik nukleotida dalam molekul.

Mendel dan gagasan tentang gen

Genetika modern terlahir disuatu biara, tempat seorang biarawan

bernama Groger Mendel mendokumentasikan mekanisme pertikulat untuk

pewarisan sifat. Mendel menemukan prinsif-prinsif tentang pewarisan sifat

dengan cara membiakan ercis kebun, dalam percobaan – percobaan yang

secara hati-hati. Dan kita akan melihat bagaimana model penelitian mendel

Page 15: Makalah kode genetika

14

berlaku untuk pewarisan sifat variasi manusia termasuk kelainan herediter

seperti penyakit sel-sabit.

Model menndel

Ada empat Model mendel yang digunakan dalam hereditas yang

saling mendukung dengan hokum sebelumnya, yaitu:

Yang pertama versi alternative gen menyebabkan vaiasi yang

diwarisi.

Kedua untuk setiap karakter organisme mewarisi dua alel, satu dari

masing – masing induk.

Ketiga jika dua alel pada suatu lokus berbeda, maka salah satunya

adalah alel dominan, nenentukan kenampakan organism, yang satu lagi alel

resesif.

Dan yang keempat hokum segresi menyatakan : bahwa ada dua alel

untuk satu karakter terwariskan bersegresi (memisah) selama pembentukan

gamet dan akhirnya berada dalam gamet-gamet berbeda.

Dengan demikian sel telur atau sel seperma hanya memperoleh salah

satu dari kedua alel yang ada dalam sel-sel somatic dari organism pembuat

gamet tersebut.

Homozigot adalah suatu organism yang memiliki sepasang alel

identik untuk suatu karakter (gen).

PP = ercis bunga ungu untuk alel dominan

pp = ercis bunga pitih untuk alel resesif terjadi pada persilangan galur murni

Heterozigot adalah suatu organism yang memiliki dua alel yang

brbeda untuk suatu gen (Pp).

Hereditas pada manusia mempelajari mengenai macam penurunan

sifat atau kelainan pada manusia.

Penurunan sifat pada manusia dibedakan menjadi dua yaitu:

1. autosomal sifat yang terpaut koromosom tubuh, Sifat yang autosomal

manifestasinya dapat muncul baik pada anak laki-laki maupun

perempuan.

Page 16: Makalah kode genetika

15

2. gonosomal sifat yang terpaut kromosom sex, sifat yang gonosomal

manifestasinya dipengaruhi oleh jenis kelamin, bisa hanya muncul pada

anak laki-laki saja atau perempuan saja.

B. DASAR GENETIKA

Keragaman yang terdapat dalam jenis atau spesies disebabkan dua

faktor antara lain keragaman yang disebabkan oleh lingkungan dan

keragaman yang disebabkan sifat-sifat yang diwariskan atau genetik.

Dalam menilai keragaman genetik dalam satu spesies (jenis)

dihadapkan pada pertentangan bentuk dari suatu sifat atau karakter, seperti

tinggi dan rendah, pewarnaan, umur, dan sebagainya. Karakter tersebut

ditentukan oleh gen-gen tertentu yang terdapat pada kromosom, interaksi

gen-gen dengan lingkungan (Makmur, 1988).

Gen adalah bahan dasar genetik berupa DNA (Deoxyribo Nucleic

Acid) yang mengontrol penampilan seperti sifat-sifat yang diwariskan dari

suatu generasi ke generasi berikutnya. DNA berperan dalam menimbulkan

keragaman dan sekarang merupakan senyawa kimia yang banyak dipelajari

dengan intensif dan menentukan perkembangan genetika modern dengan

memanipulasi serta merekayasa (Hartana, 1992).

DNA merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada

makhluk hidup yang membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau

dari makhluk hidup dalam keseluruhanmya dari suatu generasi ke generasi

berikutnya. Dalam sel, asam nucleat bergabung dengan molekul protein

membentuk molekul yang lebih besar yaitu nucleoprotein yang dianggap

sebagai molekul pembawa informasi genetika. DNA umumnya terdapat pada

semua mahluk hidup. Maka terbukti disini bahwa molekul DNA dengan

urutan nucleotidanya merupakan penentu struktur dasar kehidupan.

Page 17: Makalah kode genetika

16

C. PERBEDAAN DNA DAN RNA

DNA :

Letaknya di inti sel,

Bentuk pita spiral ganda,

Komponen gula deoksiribosa,

Ukuran sangat panjang,

Basa nitrogen purin:adenin, guanin:sitosint-imin,

Kadar tidak dipengaruhi oleh kecepatan sintesis protein,

Fungsi mengendalikan faktor keturunan dan sintesis protein.

RNA :

Letaknya di intisel,sitopla-sma, ribosom,

Bentuk pita tunggal,

Komponen gula ribosa,

Ukuran pendek,

Basa nitrogen purin:adenin, GuaninPirimidin- : Sitosin, Urasil,

Kadar Berubah-ubah menurutkecepata-n sintesis protein

Fungsi sintesis protein

Page 18: Makalah kode genetika

17

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada

organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya

'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:

Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai

Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent

assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.

Page 19: Makalah kode genetika

18

DAFTAR PUSTAKA

http://biologimediacentre.com/genetika-hukum-mendel/#sthash.C7PN7wAX.dpuf

http://www.scribd.com/doc/84672312/Pewarisan-Sifat-Sifat-Keturunan

http://endick.wordpress.com/2008/01/30/percobaan-mendel-2/

http://smointi.blogspot.com/2010/12/makalah-hukum-mendel.html